Hubungan Kerapatan Mangrove terhadap Laju Sedimen Transpor di Wilayah Pesisir Desa Pulau Sembilan Kabupaten Langkat Sumatera Utara

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pulau Sembilan memiliki luas ± 15,65 km². Termasuk didalamnya
perikanan dan ekositem mangrove. Secara administratif Desa Pulau Sembilan
berdekatan dengan Selat Malaka yang terletak di kecamatan Pangkalan Susu
Kabupaten Langkat sumatera utara. Pada pulau ini terdapat hutan vegetasi
mangrove yang mengelilingi pulau dari abrasi dan intrusi air laut. Misalnya
seperti tanaman bakau, api-api, buta-buta, nypah bisa dijumpai di Pesisir Pulau
Sembilan pada saat pasang surut air laut.
Keberadaan hutan mangrove memiliki bermacam-macam fungsi, antara
lain fungsi fisik, biologis dan sosial ekonomis. Hutan mangrove di kawasan
pesisir secara fisik dapat berfungsi sebagai penahan lumpur dan sediment trap
termasuk limbah-limbah beracun yang dibawa oleh aliran air permukaan. Tanah
lumpur dan daratan secara terus menerus dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan yang
kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi daerah semi teresterial (semi
daratan). Secara biologi tanah (sedimen) yang terbentuk berfungsi sebagai tempat
hidup dan tempat mencari makan bagi organisme hidup di daerah tersebut.
Kesuburan dari sedimen mangrove tersebut dikarenakan oleh bahan organik yang

terkandung didalamnya.
Ekosistem mangrove diketahui menyumbang berbagai jasa ekosistem yang
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, baik dari segi pemanfaatan
ekosistem tersebut untuk kegiatan perikanan, kayu bakar dan bahan bangunan
oleh masyarakat disekitar pesisir tersebut. Hutan mangrove sering kali
dimanfaatkan juga oleh masyarakat dalam berbagai kegiatan pertambakan dengan

Universitas Sumatera Utara

2

cara membuka lahan mangrove melalui penebangan hutan mangrove, sehingga
mengurangi daya tangkap akan akar mangrove tersebut sebagai pemerangkap
sedimen.
Perakaran mangrove akan memerangkap sedimen yang berasal dari
perombakan batuan dari daratan ke laut yang melalui proses erosi oleh air sungai
yang kemudian sedimen tersebut akan terperangkap serta terjadi proses
pengendapan dan penangkapan lumpur (Sedimen trap) disekitar perakaran
mangrove tersebut, sehingga dapat mengurangi laju sedimen transfor disekitar
perakaran mangrove tersebut.

Transpor sedimen (sedimen melayang-layang) yang terjadi disekitar
perakaran mangrove dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor alam seperti arus
dan gelombang maupun kombinasi dari kedua faktor tersebut. Erosi dan
sedimentasi didaerah pesisir sangat dipengaruhi oleh keseimbangan antara
sedimen yang masuk dan keluar dari pesisir tersebut yang dipengaruhi oleh
kerapatan mangrove didaerah tersebut. Pada perairan mangrove biasanya sedimen
terdiri dari 3 jenis yaitu pasir, lumpur dan tanah liat.

Perumusan Masalah
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang sering kali dianggap
masyarakat yang tidak ada fungsi dan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat.
Sering kali masyarakat menebang pohon mangrove untuk diganti sebagai daerah
pemukiman, tambak, perkebunanan dan dimanfaatkan kayunya sebagai kayu
bakar sertabahan bangunan. Akibatnya terjadi abrasi sehingga menyebabkan
kemunduran garis pantai yang berakibat vegetasi hutan mangrove semakin

Universitas Sumatera Utara

3


berkurang. Selain itu masyarakat pada umumnya melakukan penanaman
mangrove tanpa memperhatikan faktor pembatas dari lingkungan.Faktor
lingkungan sangat menentukan penyebaran dan zonasi termasuk didalamnya
adalah tingkat keasaman dan bahan organik total yang terkandung pada sedimen.
Ekologi mangrove yang semakin tipis ini praktis sudah tidak mampu lagi
melindungi kawasan pesisir dan belakang pesisir dari penetrasi arus, gelombang,
pasang surut dan angin, sehingga rupa pantai di Wilayah Pesisir Desa Pulau
Sembilan Kecamatan Pangkalan Susuini sudah banyak dirusak oleh abrasi atau
pengikisan pantai, dan di tempat lainnya ada yang mengalami sedimentasi secara
masif dan tidak beraturan akibat dari aktivitas masyarakat. Adapun rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana jenis substrat dan hubungan substrat terhadap distribusi komposisi
kerapatan spesies mangrovedi Wilayah Pesisir Desa Pulau Sembilan?

2.

Bagaimana Pengaruh kerapatan mangrove terhadap laju sedimen transfor dan
abrasi di Wilayah Pesisir Desa Pulau Sembilan?


Kerangka Pemikiran
Ekosistem mangrove di Wilayah Pesisir Desa Pulau Sembilan terbilang
cukup luas dan banyak jenis vegetasi mangrove yang tumbuh di ekosistem
tersebut. Ekosistem mangrove di lokasi ini sering dimanfaat oleh masyarakat
untuk kegiatan penangkapan ikan, pembukaan tambak dan alih fungsi lahan
menjadi lahan untuk kelapa sawit, karena sawit dianggap lebih menguntungkan
dari pada mangrove.

Universitas Sumatera Utara

4

Penurunan kerapatan vegetasi mangrove dipesisir pulau sembilan tentunya
akan berpengaruh terhadap penurunan kemampuan fisik akar mangrove tersebut
sebagai pemerangkap sedimen atau Sedimen trap, sehingga sangat berpengaruh
terhadap perubahan penurunan garis pantai disekitar Pesisir Pulau sembilan yang
menyebabkan juga hilangnya kemampuan ekosistem mangrove tersebut untuk
mempertahankan garis pantai dari abrasi dan penahan gempuran ombak yang
berasal dari laut. Sehingga diharapkan melalui penelitian ini dapat diketahui

seberapa besar pengaruh kereapatan mangrove tersebut sebagai pemerangkap
sedimen transpor di Pesisir Pulau Sembilan dan dapat dijadikan acuan dalam
pengolahan ekosistem mangrove di wilahya pesisir tersebut oleh pihak terkait.
Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Ekosistem Mangrove

Fungsi Biologi
Mangrove

Fungsi Ekonomi
Mangrove

Fungsi Fisik
Mangrove

Mangrove Sebagai
Pemerangkap
Sedimen

Kerapatan Vegetasi

Mangrove

Pengelolaan
Ekositem Mangrove

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Universitas Sumatera Utara

5

Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis substrat dan hubungan substrat terhadap distribusi
komposisi kerapatan spesies mangrove di Wilayah Pesisir Desa Pulau
Sembilan.
2. Mengetahui pengaruh kerapatan mangrove terhadap laju sedimen transfor di
Wilayah Pesisir Desa Pulau Sembilan

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
pihak-pihak terkait dalam upaya mengamankan garis pantai dan pelestarian
ekosistem mangrove. Kerapatan mangrove sangat berperan dalam perangkap
sedimen yang nantinya secara perlahan-lahan sedimen tersebut akan berubah
menjadi daerah semi teresterial (semi daratan).

Universitas Sumatera Utara