Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam sebagai Pengganti Kapur terhadap Produktivitas Rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada Tanah Ultisol
DAFTAR PUSTAKA
Amien, L.I., C.L.I., Evensen, and R.S. Yost. 1990. Performance of some improvedpeanut cultivars on an acid soil of West Sumatra. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk 9: 1−7
Anggorodi, H.R., 1995. Ilmu Makanan Ternak Umum. G amedia Pustaka, Jakarta.
Bamualim, A. and R.B.Wirdahayati. 2003. Nutrition and Management Strategiesto improve Bali cattle in eastern Indonesia. In K. Entwistle and D.R. Lindsay (Eds.).Strategies to improve Bali cattle in Eastern Indonesia. ACIAR Proc. No.110:17-22
Butcher, G.D. and Miles R. 1990. Concepts of Eggshell Quality. [Online].
Butcher, D.V.M. Richard, Miles. 2003. Concepts Of Eggshell Quality. Journal International IFAS Extenion. Institute Of Food And Ag icultural Sciences. University Florida.Gainesville FL 2015.
Dewi, S.S, Bambang H.I, Dewi P. 2005. Pengaruh Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays-saccharata, Sturt). Jurnal Ag osains. Vol 1 No 1 ISSN 0216-499X.
Foth, H. D. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Edisi 7 (Terjemahan). Gadjah Mada University Press.
Hakim, N., S. Nyapka, A.M. Lubis, S. Ghani, dan Nug oho. 1986. Dasar-dasarIlmu
Tanah. Pusat Pendidikan Kehutanan Cepu. Cepu
Hanafi, N.D. 2007. Keragaan Pastura Campuran pada Berbagai Tngkat Naungan dan Aplikasinya pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit. IPB. Bogor
Hanafi, N.D. S.Umar dan I. Bahari. 2005. Pengaruh Tingkat Naungan pada Berbagai Pastura Campuran terhadap Produksi Hijauan. Jurnal Ag ibsnis Peternakan Vol. 1 (3).Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hardjowigeno. S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Meiterania Sarana Perkasa. Jakarta. Harjadi, M.M.S.S. 1993. Pengantar Ag onomi. G amedia Pustaka Utama. Jakarta. Hunton, P. 2005. Research on Eggshell Structure and Quality: An Historical
Overview. Brazilian Journal of Poultry Science. (Online). November 2015.
(2)
Hutasoit, Rijanto., Juniar, Sirait dan Simon P Ginting. 2009.Petunjuk Teknis Budidaya Dan Pemanfaatan Bachiaria Ruziziensis (Rumput Ruzi) Pakan Ternak Kambing. Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih : vi + 20 halaman: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Isniati. 2009. Pengaruh Penambahan Tepung Kerabang (Cangkang Telur) Dalam Proses Pengomposan Sampah Organik. Jurnal. SAINSTEK Vol. XII, No. 1, September 2009.
Irawati, A. F. C. 2001. Pengimbasan Ketahanan Tanaman Tomat terhadap Penyakit Layu Bakteri dengan Pseudomonas putida dan Strain Avirulen Ralstonia solanacearum. (On-line). Diakses tanggal November 2015.
Jayadi, S., 1991. Tanaman Makanan Ternak Tropika.IPB, Bogor.
Lingga, P. dan Marsono. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. P. 115.
Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.
Mahmudi, M. 1997. Penurunan Kadar Limbah Sintesis Asam Fosfat Menggunakan Cara Ekstraksi Cair-Cair dengan Solven Campuran Isopropanol dan n-Heksan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Marsono dan Paulus Sigit. 2001. Pupuk Akar Jenis & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia “Karakteristik, Klasifikasi dan Pemanfaatannya. Pustaka Jaya. Jakarta.
Newman,Y. J. Vendramini, and A. Blount. 2013. Bahiag ass (Paspalum notatum): Overview and Management. http://edis.ifas.ufl.edu/ag342 diakses pada kamis 20 November 2015.
Notohadiprawiro, T. 2006. Ultisol Fakta dan Implikasi Pertaniannya. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada. [Online]. Diakses pada 25 Oktober 2015.
Nurjayanti, Dwi Zulfitadan Dwi Raharjo. 2012. Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Sebagai Subtitusi Kapur Dan Kompos Keladi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Merah Pada Tanah Aluvial. Jurnal. Vol.1. No.1. Desember 2012. Hal 16-21.
Prasetyo, B. H. dan Suriadikarta, D. A.(2006). Klasifikasi, Potensi dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol -Pengembangan Lahan Kering diIndonesia. Diakses dari
(3)
Priyanto, B. 2012. Pertumbuhan Scirpus G ossus SertaPaspalum Notatum Dan Deg adasi MinyakPada Sistem Fitoremediasi Minyak MentahSegar.Jurnal. Balai Teknologi LingkunganBadan Pengkajian dan Penerapan TeknologiGedung 412, Kawasan PUSPIPTEK Serpong. ISSN 1441-318X. Hal. 31 – 39. Jakarta.
Pusry. (2007). Khasiat Unsur Hara Bagi Tanaman[Online].
[20 November 2015].
Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika. BPPE, Yogyakarta
Rinsema, W.T. 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhratara Karya Aksara.Jakarta Rodney, K. Heitschmidt anf Jerry W. Stuth. 2013. G azing Management An
Ecological Prespective. [Online]. Desember 2015.
Rusmadi, Tyas Djuharingirum.2004. Penentuan Kalsit dan Dolomit Secara Kimia Dalam Batu Gamping Dari Madura.Jurnal.P2BGGN/EKKS/K08/2004. Ryan, Andi. Aditya. 2012. Peranan Ekstrak Kulit Telur, Daun Gamal Dan
Bonggol Pisang Sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Dan Populasi (Aphis craccivora) Pada Fase Vegetatif. Jurnal. Pertanian Univeritas Hasanuddin Makasar.
Saidi, B. 1994. Rehabilitasi Sifat-Sifat Ultisol (Typic Kandiudults) Sitiutung Dengan Kompos Dan Gambut. Tesis Prog am Sarjana IPB. Bogor
Siregar, ME.1988. Apa itu King G ass. Dirjen Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta.
Siregar, S. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Soegiri, H.S., Ilyas, Damayanti, S. Reksohadiprodjo, 1980. Mengenal Beberapa Hijauan Makanan Ternak Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Petanian. Jakarta
Soelistyono, H.S. 1976. IlmuBahan Makanan Ternak.Diponegoro University. Semarang
Susetyo, 1980. Padang Penggembalaan. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Syarief, E.S. 1986. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung
(4)
Tillman,A. D, H, Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta
Utomo, Budi. 2008. Perbaikkan Sifat Tanah Ultisol Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Eucalyptus urophylla Pada Ketinggian 0-7,50 Meter. Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 15 Januari 2016.
Yuwanta, Tri. 2010. Pemanfaatan Kerabang Telur. Prog am Studi Imu dan Industri Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.
(5)
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Lahan Percobaan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan di Laboratorium Biologi Tanah Prog am Studi Agroekoteknologi,Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan selama 17 minggu di mulai dari Bulan April 2016 sampai dengan Agustus 2016.
Bahan dan Alat Penelitian Bahan
Bahan yang digunakan adalah cangkang telur ayam sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan pupuk organik.Tepung cangkang telur diperlukansebanyak 45g, 45 gkalsit, tanah ultisol yang diambil dari daerah Tanah Merah-Galang Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara 20585, pupuk NPK, air untuk melembabkantanamansebagai objek yang akan diteliti.
Alat
Peralatan yang digunakan meliputi: cangkul, meteran, gembor, kertas label, pisau dan polibag, mistar untuk mengukur tinggi tanaman, grinder sebagai alat untuk menghaluskan cangkang telur menjadi bubuk,timbangan sebagai alat menimbang bahan segar dan bahan kering, karung atau goni sebagai media rumput yang telah dipanen, oven sebagai alat pengeringan bahan segar untuk memperoleh bahan kering (BK).
(6)
MetodePenelitian
1. Pembuatan cangkang telur sebagai pupuk
Cangkang telur ayam direndam terlebih dahulu dan dicuci dengan air mengalir. Selanjutnyacangkang telur dijemur sampai kering. Setelah kering, hancurkan cangkang telur ayam yang sudah kering tersebut hingga menjadi bubuk atau sebuk.
2. Persiapan Lahan dan Tanah
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah ultisol. Analisa awal dilakukan dengan tanah dikeringudarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh lalu dianalisa pH dan Al-dd nya untuk mengetahui kebutuhan kapur. Laludilakukan persiapan lahan dan tanah ultisol yang digunakan untuk menghilangkan pengaruh dari jenis tanaman diluar perlakuan yang telah ditetapkan dengan cara pembersihan tanah ultisol dan lahan disekitar tanaman. 3. Pengapuran
Hal pertama yang dilakukan dalam pengapuran adalah menentukan pH tanah yang akan dibuat. Tanah ultisol yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai pH 4,55 sehingga dosiskalsit yang digunakan untuk penelitian ini adalah 5g/tanamandan 7,5 g/tanaman; tepung cangkang telur yang digunakan adalah 5g/tanaman dan 7,5 g/tanaman sebagai objek pengamatan. Kalsit/tepung cangkang telur ditabur diatas tanah lalu tanah diolah agar kalsit/tepung cangkang telur cepat bereaksi dengan tanah. Selanjutnya didiamkan tanah selama 2 minggu. 4. Penanaman
Penelitian ini menggunakan 5 taraf dosis perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan dosis Tepung Cangkang Telur Ayam (5g dan 7,5 g), dan
(7)
kapurkalsit (5 g dan 7,5 g), Jenis rumput yang digunakan yaitu:Paspalum notatumserta Digitaria milanjiana dan di ulang sebanyak 4kali sehingga ada 40tanaman unit percobaan.Setelah tanah tersedia,maka selanjutnya menanamPaspalum notatumdan Digitaria milanjianadalam polybag yang berisi tanah. Pemberiankalsit/tepung cangkang telur dilakukan 2 minggu sebelum penanaman.
5. Pemeliharaan Rumput
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dan penyiangan. Penyiraman tanaman dilakukan satu kali sehari yaitu pada sore hari terutama bila tidak ada hujan agar air tersedia lebih lama tersedia dalam tanah dan menghindari kelayuan. Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma disekitar tanaman tumbuh yang dapat menimbulkan persaingan dalam hal perolehan air, hara dan cahaya matahari.
6. Trimming
Trimming pada saat penanaman berumur 21 hari dengan cara memotong bagan atas tanaman dengan tinggi 10 cm di atas permukaan tanah, yang dimaksudkan untuk menyeragamkan pertumbuhan dan merupakan data produksi awal. Pertumbuhan setelah pemangkasan ini dianggap sebagai pengaruh dari perlakuan yang diberikan (Hanafi et al., 2005)
7. Pemanenan
Pemanenan dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval pemotongan 4 minggu.Tinggi pemotongan rumput 10 cm diatas permukaan tanah. Pemanenan dilakukan untuk menghitungproduksi segar dan produksi bahan kering. Biomassa akar dihitung saat pemanenan terakhir.
(8)
Peubah yang Diamati 1. Perubahan pH tanah
Perubahan pH tanah diukur dengan analisis laboratorium di Laboratorium Biologi Tanah Program Studi Agroekoteknologi PenelitianFakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Pengukuran pH dilakukan 2 minggu setelah pemberian pelakuan.
2. Produksi segar
Produksi segar rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana diperoleh dengan melakukan penimbangan daun dalam keadaan segar atau tanpa dilakukan pengeringan pada hasil pemotongan yang dilakukan setiap perlakuan. Penimbangan produksi segar dilakukan setiap 4 minggu sekali.
3. Produksi kering
Produksi bahan kering rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana diperoleh setiap perlakuan hasil penimbangan berat segar, kemudian dioven dengan suhu 600C selama 24 jam. Selanjutnya di ovenkan kembali pada suhu 1050C selama 8 jam, kemudian ditimbang berat kering rumput tersebut. Produksi berat segar dikonversikan kedalam berat kering untuk mengetahui produksi berat kering. Untuk menghitung produksi kering tanaman diketahui dengan rumus :
Produksi berat kering = % BK 60oC x % BK 105 oC x produksi segar 4. Jumlah anakan
Anakan rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjianayang dihitung adalah anakan yang muncul dari dalam tanah atau tumbuh pada rhizome batang,
(9)
bukan yang tumbuh ke samping pada buku-buku batang yang tidak terpotong.Pada tanaman yang mempunyai anakan jika telah mempunyai daun, artinya daun telah membuka dengan sempurna.Jumlah anakan dihitung setiap empat minggu sekali.
5. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi dengan cara menegakkan seluruh daun ke atas sampai tegak lurus, kemudian dilakukan pengukuran secara vertikal pada bagian tanaman yang paling tinggi dari permukaan tanah. Tinggi tanaman diukur setiap 1 minggu sekali.
6. Biomassa Akar
Biomassa akar adalah semua biomassa dari akar tumbuhan yang hidup. Hasil pengamatan biomassa akar dapat dinyatakan per satuan tanaman.Biomassa akar dapat diperoleh dengan cara memotong batas akar kemudian dibersihkan dari tanah yang menempel. Selanjutnyadioven dengan suhu 600C selama 24 jam kemudian akar ditimbang. Biomassa akar dihitung saat pemanenan terakhir.
Analisa Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) diulang sebanyak 4 kali dan di amati pada dua jenis rumput sehingga jumlah unit percobaan ada 40 unit.
Perlakuan pada penelitian iniyaitu: T0= Tanpa kapur 0 g /polybag
T1= Tepung cangkang telur ayam5 g/polybag
T2=Tepung cangkang telur ayam7,5 g/polybag
(10)
K2= Kalsit7,5 g /polybag
Jenis rumput yang menjadi objek penelitian yaitu: R1= Paspalum notatum
R2= Digitaria milanjiana
T/K T0 T1 T2 K1 K2
R1 T0 R1 T1 R1 T2 R1 K1 R1 K2R1
R2 T0R2 T1 R2 T2 R2 K1 R2 K2R2
Dengan model Percobaan
Model rancangan yang digunakan adalah : Yij = μ + Ai + ϵij
i = 1, 2, 3,…………,a j = 1,2,3...,u Keterangan :
Yij : Pengamatan Faktor A (Dosis kapur) taraf ke-i, dan Ulangan ke-j μ : Rataan Umum
Ai : Pengaruh perlakuan ke-i
(11)
Prosedur Kerja Pembuatan Pupuk Cangkang Telur
kulit telur direndam dan dicuci kulit telur direndam dan dicuci
kulit telur dicampur dengan tanah kulit telur didiamkan hingga mengering
kulit telur didiamkan selama 2 minggu
ditanam bibit hijauan kulit telur ditumbuk halus
(12)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan pH tanah
Hasil pengukuran kondisi fisik tanah yaitupengukuran pH tanah sebelum dan sesudah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil pengukuran pH tanah dengan berbagai dosis kapur pada tanah ultisol
Perlakuan pH awal pH akhir
T0 4, 55 4, 55
T0 4, 55 4, 55
T1 4, 55 5,15
T1 4, 55 5,15
T2 4, 55 5,55
T2 4, 55 5,57
K1 4, 55 5,11
K1 4, 55 5,12
K2 4, 55 5,50
K2 4, 55 5,53
Hasil dari pengukuran pH tanah setelah diinkubasi, diketahui bahwa pemberian tepung cangkang telur dan kalsit dengan berbagai dosis dapat menaikkan pH tanah ultisol. Pemberian tepung cangkang telur dan kalsit dapat meningkatkan pH tanah dari 4,55 pada perlakuan kontrol (T0) menjadi 5,15 pada T1 (tepung cangkang telur 5 g) dan 5,55; 5,57 pada T2 (tepung cangkang telur 7,5 g) lebih tinggi dibandingkan pemberian kalsit yaitu K1 (kalsit 5 g) 5,11; 5,12 dan pada K2 (kalsit 7,5 g) 5,50; 5,53.
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa pemberian dosis tepung cangkang telur memberikan pengaruh yang cenderung lebih baik dibandingkan
(13)
pemberian kalsit dalam meningkatkan pH tanah ultisol sehingga tepung cangkang telur dapat menggantikan peran kapur dalam meningkatkan pH tanah.
Hal ini dikarenakan cangkang telur kering mengandung lebih banyak kandungan CaCO3 dari tepung cangkang telur yaitu sekitar 95%-98%
dibandingkan kandungan CaCO3 pada kalsit yaitu 92,15 %. Ritapunto (2008)
menyatakan bahwa kulit telur tersusun oleh bahan organik 95,15, protein 3,3 % dan air 16 %. Disamping itu cangkang telur mengandung kalsium (Ca) sebanyak 98 %. Menurut Kamprath (1971), bahwa pH tanah berhubungan erat dengan kejenuhan basa. Jika kejenuhan basa kurang dari 100% makadengan meningkatnya pH tanah tersebut dapat meningkatkan jumlah Ca dan Mg dalam tanah, sebab Ca dan Mg merupakan basa-basa yang dapat ditukar secara dominan.
Pemberian Ca meningkatkan pH tanah karena Ca merupakan basa yang mengandung Ca yang dapat mengubah atau menggeser kedudukan H di permukaan koloid sehingga menetralisir keasaman tanah seperti yang dikemukakan Hardjowigeno (1995), bahwa pemberian kapur kedalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam, oleh karena itu nilai pH perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara mudah diserap oleh tanaman.
Produksi segar
Rataan produksi bahan segar Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada pemotongan I sampai III (interval 30 hari) dapat dilihat pada Tabel 3.
(14)
Tabel 3. Rataan Produksi bahan segar (g) pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana dengan berbagai dosis kapur
Perlakuan Spesies
Total Rataan Rumput I Rumput II
T0 63,40917b 128,6433b 192,05247 96,026235 T1 77,55625ab 148,4463 a 226,00255 113,001275 T2 84,59667 a 159,38 a 243,97667 121,988335 K1 74,40375ab 150,2925 a 224,69625 112,348125
K2 77ab 156,2329 a 233,2329 116,61645
Total 376,96584 742,995 1119,96084
Rataan 75,393168 148,599 111,996084
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata dengan uji Duncan 5 %.
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur pada rumput Paspalum notatum memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap rataan produksi segar. Rataan produksi bahan segar tertinggi terdapat pada perlakuan T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) dengan jumlah rataan produksi segar pada rumput Paspalum notatum yaitu 84,59667 gyang berbanding tidak nyata dibanding perlakuan lain. Dimana pada perlakuan T1 (Tepung cangkang telur 5 g) dan K1 (Kalsit 5 g), K2 (Kalsit 7,5 g) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan rataanT1=77,55625 g; K1=74,40375 g; (Kalsit 5 g), K2=77 g. Sementara itupada rumput Paspalum notatum yang tidak mendapat perlakuan/kontrol memiliki hasil produksi yang lebih rendah yaitu T0 =63,40917 g dibandingkan sesudah diberi perlakuan.
Hasil ini juga ditunjukkan pada rumputDigitaria milanjiana bahwa pemberian dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap produksi segar. Rataan produksi bahan segar tertinggi terdapat pada perlakuan T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) dengan jumlah rataan produksi segar yaitu 159,38g yang berbanding tidak nyata dibanding perlakuan lain.
(15)
Dimana pada perlakuan T1 (Tepung cangkang telur 5 g), K1 (Kalsit 5 g), dan K2 (Kalsit 7,5 g) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan rataan T1=148,4463 g; K1=150,2925 g; (Kalsit 5 g), K2=156,2329 g. Sementara itu tanaman yang tidak mendapat perlakuan memiliki hasil produksi yang lebih rendah yaitu T0 (kontrol) padaDigitaria milanjianayaitu 128,6433 g dibandingkan sesudah diberi perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dengan berbagai dosis dapat digunakan sebagai pengganti kalsit bahkan cenderung lebih baik karena sekaligus dapat digunakan sebagai pupuk alami terhadap rumputPaspalum notatum dan Digitaria milanjiana.Hal ini didukung dengan pernyataan Ritapunto (2008) yang menyatakan bahwa kulit telur mengandung kalsium (Ca) sebanyak 98 % lebih tinggi dibandingkan dosis Ca pada kalsit sekitar 92 %, sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman serta sedikit lebih mampu dalam menaikkan pH tanah. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Lingga dan Marsono (2007), bahwa kalsium (Ca) pada tanaman berperan untuk merangsang pembentukan bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji. Kalsium pada daun dan batang berkhasiat menetralkan senyawa atau menyebabkan suasana yang tidak menguntungkan pada tanah. Pusry (2007), menyatakan peranan kalsium adalah mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini, memperbaiki ketegaran dan ketahanan tanaman, mempengaruhi peng-angkutan air dan hara-hara lain, diperlukan untuk pemanjangan sel-sel, sintesis protein dan pembelahan sel, mengatur translokasi karbohidrat, kemasaman dan permeabilitas sel,
(16)
mendorong produksi tanaman padi-padian dan biji tanaman, membantu menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni.
Produksi Kering
Rataan produksi keringPaspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada pemotongan I sampai III (interval 30 hari) dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Produksi bahan kering (g) pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana dengan berbagai dosis kapur
Perlakuan
Spesies
Total Rataan Rumput I Rumput II
T0 22,7575c 37,3183d 60,0758 30,0379
T1 26,1644b 43,2791 c 69,4435 34,72175 T2 29,784 a 49,7237 a 79,5077 39,75385 K1 25,0959 b 41,921 c 67,0169 33,50845 K2 28,0743 a 47,729 b 75,8033 37,90165 Total 131,8761 219,9711 351,8472
Rataan 26,37522 43,99422 35,18472
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata dengan uji Duncan 5 %
Berdasarkan Tabel 4,hasil penelitian menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur pada rumput Paspalum notatum memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi kering. Hasil produksi kering sejalan dengan hasil produksi segar. Rataan produksi bahan kering tertinggi terdapat pada perlakuan T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) yang berbanding tidak nyatapada perlakuan K2 (Kalsit 7,5 g)pada rumput Paspalum notatumyaitu T1=29,784 g dan K2=28,0743 g. Dimana pada perlakuan T1 (Tepung cangkang telur 5 g), K1 (Kalsit 5 g), menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Sementara itu tanaman yang tidak mendapat perlakuan memiliki hasil produksi yang lebih rendah yaitu T0 (tanpa perlakuan) Paspalum notatum22,7575 gdibandingkan sesudah diberi perlakuan.
(17)
Pada Tabel 4juga dapat diketahui bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur pada rumput Digitaria milanjiana memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi kering. Rataan produksi bahan kering tertinggi terdapat pada perlakuan T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g)yaitu 49,7237g yang berbeda nyata dengan K2 (Kalsit 7,5 g)pada Digitaria milanjiana yaitu 47,729g yang berbanding nyata dibanding perlakuan lain. Dimana pada perlakuan T1 (Tepung cangkang telur 5 g), K1 (Kalsit 5 g) pada Digitaria milanjiana, menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan rataan T1=43,2791 g; K1=41,921 g. Sementara itu tanaman yang tidak mendapat perlakuan atauT0 (kontrol) memiliki hasil produksi yang lebih rendah pada Digitaria milanjianayaitu 37,3183 gdibandingkan sesudah diberi perlakuan.
Hasil produksi kering sejalan dengan hasil produksi segar karena produksi bahan kering dipengaruhi oleh hasil bahan segar. Perbedaan hasil produksi segar dikarenakan adanya perbedaan pH tanah dan kandungan unsur hara pada setiap perlakuan. Penambahan persediaan unsur hara dibutuhkan tanaman sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanamannya (Dewi et al., 2005) dan didukung oleh pernyataan Foth (1988), yang menyatakankesuburan tanaman ditentukan oleh ketersediaan unsur hara tanah.Semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman harus tersedia agar diperoleh tingkat pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi.
Jumlah Anakan
Rataan jumlah anakan Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada pemotongan I sampai III (interval 30 hari) dapat dilihat pada Tabel 5.
(18)
Tabel 5. Rataan jumlah anakan (helai) pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana dengan berbagai dosis kapur
Perlakuan
Spesies
Total Rataan Rumput I Rumput II
T0 34,5 c 25,66 c 60,1667 30,083
T1 45,08 ab 35,08b 84,4167 42,208
T2 51,75 a 44,16 a 95,9167 47,958
K1 41,3 b 31,58 b 72,9167 36,458
K2 49,33 a 37 ab 82,0833 41,041
Total 222 173,5 395,5
Rataan 44,4 34,7 39,55
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata dengan uji Duncan 5 %.
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 5 pada rumputPaspalum notatum menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah anakan. Rataan jumlah anakan tertinggi terdapat perlakuan T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) yaitu 51,75 helai yang berbeda tidak nyata pada K2 (Kalsit 7,5 g) yaitu 49,33helai namun berbeda nyatadibanding perlakuan K1 (Kalsit 5 g) dengan rataan jumlah anakan 41,3helai. Sementara itu tanaman yang tidak mendapat perlakuan atau kontrol(T0) memiliki hasil produksi yang lebih rendah yaitu34,5helai dibanding sesudah diberi perlakuan.
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah anakanDigitaria milanjiana. Rataan jumlah anakan tertinggi rumput Digitaria milanjiana terdapat pada perlakuan T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) yaitu44,16helai yang berbeda tidak nyata dibanding K2 (Kalsit 7,5 g) =37 helai namun berbeda nyata dibanding T1 dan K1 dengan rataan 35,08helai dan 31,58helai. Sementara itu tanaman yang tidak mendapat perlakuan atau kontrol (T0) memiliki hasil produksi yang lebih rendah yaitu 25,66helaidibanding sesudah diberi perlakuan.
(19)
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dengan berbagai dosis pada rumputPaspalum notatum dan Digitaria milanjiana dapat digunakan sebagai pengganti kalsit bahkan cenderung lebih baik untuk meningkatkan jumlah anakan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hunton (2005), melaporkan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Selain itu, rata-rata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga (Butcher and Miles, 1990) yang merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang.
Tinggi Tanaman
Rataan tinggi tanaman Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada pemotongan I sampai III (interval 30 hari) dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan tinggi tanaman (cm) pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana dengan berbagai dosis kapur
Perlakuan
Spesies
Total Rataan Rumput I Rumput II
T0 31,40417b 58,07708b 89,48125 44,740625 T1 33,77083 ab 83,80208 a 117,572917 58,78645 T2 37,15833 a 90,5520 a 127,710417 63,85520 K1 33,14375 ab 80,30833a 113,45208 56,7260 K2 34,46458 ab 90,322917 a 124,7875 62,39375 Total 169,94166 403,0625 573,00417
Rataan 33,9883 80,6125 57,30041
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolommenunjukkan berbeda tidak nyata dengan uji Duncan 5 %.
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanamanPaspalum notatum. Rataan tinggi tanaman tertinggi terdapatpada perlakuan dosis T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) pada rumput
(20)
Paspalum notatumyaitu 37,15833 cm yang berbeda tidak nyata dibanding perlakuan lainnya dimana K2 (Kalsit 7,5 g) 34,46458 cm; T1 (tepung cangkang telur 5 g) 33,77083 cm; K1 (kalsit 5 g) Paspalum notatum33,14375 cm yang cenderung tidak berbeda nyata.
Hasil rataan tinggi tanaman berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanamanDigitaria milanjiana. Rataan tinggi tanaman tertinggi terdapatpada perlakuan dosis T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) yaitu pada 90,5520cm yang dimana tidak berbeda nyata dibanding K2 (Kalsit 7,5 g) yaitu 90,322917cm; T1 (tepung cangkang telur 5 g) yaitu 83,80208 cm;K1 (Kalsit 5 g) dengan rataan80,30833cm. Sementara itu tanaman yang tidak mendapat perlakuan memiliki rataan hasil tinggi tanaman yang lebih rendah yaitu T0=58,07708 cmdibanding sesudah diberi perlakuan.
Hal ini diduga dapat terjadi karena kandungan kalsium(Ca) pada tanah yang diberi perlakuan T (tepung cangkang telur) dan K (kalsit) meningkatkan pH tanah yang cenderung tidak berbeda jauh sehingga pertambahan tinggi tanaman juga tidak terlalu berbeda antar jenis kapur yaitu antara tepung cangkang telur dan kalsit dimana keadaan pH tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan rumput. Kadar keasaman tanah yang tinggi membuktikan bahwa unsur kalsium dalam tanah menipis sehingga tumbuhan mengalami kekurangan unsur tersebut. Keadaan inilah yang sangat dibutuhkan oleh rumput untuk tumbuh, dimana menurut Winarso (2005), pH yang cocok untuk rumput berkisar 5,5 - 6,5. Keadaan inilah yang merupakan salah satu faktor sehingga rumput dapat
(21)
tumbuh pada tanah yang diberikan perlakuan yang mendekati pH ideal untuk rumput.
Hal ini dikarenakan pertumbuhan Digitaria milanjianadan Paspalum notatum tergolong sangat lambat dalam keadaan tanah yang ber-pH rendah, tetapi dengan pemberian serbuk cangkang telur atau kalsit ini terjadi pertumbuhan, ini dikarenakan adanya mineral Ca (kalsium) yang terdapat pada serbuk cangkang telurdan kalsit.Peranan kalsium pada tumbuhan menurut Pusry (2007) adalah mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini, memperbaiki ketegaran dan ketahanan tanaman, mempengaruhi peng-angkutan air dan hara-hara lain, diperlukan untuk pemanjangan sel-sel, sintesis protein dan pembelahan sel, mengatur translokasi karbohidrat, kemasaman dan permeabilitas sel, mendorong produksi tanaman padi-padian dan biji tanaman, membantu menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni.
Biomassa Akar
Rataanbiomassa akar Paspalum notatum dan Digitaria milanjianapada 90 hari masa tanam dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan biomassa akar (g) pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana dengan berbagai dosis kapur
Perlakuan
Spesies
Total Rataan Rumput I Rumput II
T0 44,76 tn
39,73 tn 84,49 42,245
T1 39,28 tn
42,19 tn 81,47 40,735
T2 45,55 tn
42,43 tn 87,98 43,99
K1 44,2 tn
42,24 tn 86,44 43,22
K2 40,07 tn
43,14 tn 83,21 41,605
Total 213,86 209,73 423,59
Rataan 42,772 41,946 42,359
(22)
Hasil rataan biomassa akar berdasarkan Tabel 7 menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap bomassa akar pada Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana. Hasil rataan biomassa akar pada Paspalum notatummenunjukkan biomassa akar tertinggi cenderung diperoleh pada perlakuan T2 (tepung cangkang telur 7,5 g) yaitu 45,55g namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnyaT0=44,76 g;T1=39,28 g;K1=44,2 g;K2=40,07 g.
Tabel 7 juga menunjukkan biomassa akar pada rumput Digitaria milanjianatertinggi diperoleh pada perlakuan K2 (kalsit7,5 g) 43,14 gnamun berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnyaT0=39,73 g;T1=42,19 g;K1=42,24 g;K2=43,14 g.
Hal ini diduga dapat terjadi karena penggunaan polibag sebagai media tanam penelitian menghambat perpanjangan dan perkembangan akar yang mengakibatkan akar Paspalum notatum dan Digitaria milanjianadalam polibag bentuknya menjadi melingkar mengikuti lingkaran dasar polibag sehingga akar tidak dapat berkembang dengan normal karena akar tidak langsung tumbuh ke bawah.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Soman et al. (2011), yang menyatakan bahwa akar yang melingkar dapat menghambat pertumbuhan tanaman terutama pada panjang akar. Selain itu, tanaman juga mudah tumbang dan rentan terhadap kondisi iklim kering karena akarnya relatif dangkal.
(23)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemberian tepung cangkang telur menunjukkan hasil yang tidak nyata pada produksi segar, jumlah anakan, tinggi tanaman, biomassa akar dan berbeda tidak nyata pada produksi kering terhadap rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjianadibandingkan dengan pemberian kalsit. Penggunaan tepung cangkang telur dapat menggantikan penggunaan kapur karena dapat menaikkan pH tanah ultisol dan meningkatkan produktivitas pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana.
Saran
Untuk meningkatkan pH tanah dapat menggunakan tepung cangkang telur karena dapat sekaligus digunakan sebagai pupuk alami untuk meningkatkan produktivitas. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih tinggi.
(24)
ABSTRAK
MARISABEL GULTOM, 2016: Pemanfataan Limbah Cangkang Telur sebagai Pengganti Kapur Terhadap Produktivitas Rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada Tanah Ultisol. Dibimbing oleh NEVY DIANA HANAFI dan HAMDAN.
Kandungan kalsium yang cukup besar pada cangkang telur ayam diharapkan mampu menggantikan kapur untuk menaikkan pH tanah pada tanah ultisol yang dapat meningkatkan produktivitas rumput Paspalum notatumdan Digitaria milanjiana.Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Lahan Percobaan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara selama 17 minggu di mulai dari Bulan April 2016 sampai dengan Agustus 2016.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 taraf perlakuan dan 4 ulangan serta diuji pada dua jenis rumput, analisis data yang digunakan adalah Uji lanjut Duncan.Perlakuan terdiri dari T0=kontrol (Tanpa kapur); T1= Tepung cangkang telur ayam5 g; T2=Tepung
cangkang telur ayam7,5 g; K1= Kalsit5 g; K2= Kalsit7,5 g.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur menunjukkan hasil yang tidak nyata pada produksi segar, jumlah anakan, tinggi tanaman, biomassa akar dan berbeda tidak nyata pada produksi kering terhadap rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjianadibandingkan dengan pemberian kalsit. Penggunaan tepung cangkang telur dapat menggantikan penggunaan kapur karena dapat menaikkan pH tanah ultisol dan meningkatkan produktivitas pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana
Kata kunci : cangkang telur, kalsit, Paspalum notatum, Digitaria milanjiana, tanah ultisol
(25)
ABSTRACT
MARISABEL GULTOM,2016: The Use of Eggshell Powder as Substitution of A Lime for ProductivityPaspalum notatum and Digitaria milanjiana on Ultisol Soil. Under supervised byNEVY DIANA HANAFI AND HAMDAN.
High calcium content in hen’s eggshells is expected to replace lime to raise soil pH on ultisol soil that can improve productivity Paspalum notatum and Digitaria milanjeana grass. The studies was conducted experiment result Unit of the Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of North Sumatera in April-August 2016. The design in result used Completely Randomized Design (CRD) 5 treatments and 4 replications. Treatments were consisted of T0= control; T1= 5 grams eggshells powder; T2= 7,5 grams eggshells powder; K1= 5 grams calcite; K2= 7,5 grams calcite.
The results showed giving of eggshells powder indicated of results have effect non significant to the wet production, plant height, number of tillers, root biomass and dry production have different effect non significant for Paspalum notatumandDigitaria milanjiana compared against giving of calcite. The use og egghells powder can replace the use of lime because it can raise the ultisol soil pH and increase the productivity of Paspalum notatumandDigitaria milanjiana. Keywords: eggshell, calcite, Paspalum notatum, Digitaria milanjeana, ultisol soil.
(1)
Paspalum notatumyaitu 37,15833 cm yang berbeda tidak nyata dibanding perlakuan lainnya dimana K2 (Kalsit 7,5 g) 34,46458 cm; T1 (tepung cangkang telur 5 g) 33,77083 cm; K1 (kalsit 5 g) Paspalum notatum33,14375 cm yang cenderung tidak berbeda nyata.
Hasil rataan tinggi tanaman berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanamanDigitaria milanjiana. Rataan tinggi tanaman tertinggi terdapatpada perlakuan dosis T2 (Tepung cangkang telur 7,5 g) yaitu pada 90,5520cm yang dimana tidak berbeda nyata dibanding K2 (Kalsit 7,5 g) yaitu 90,322917cm; T1 (tepung cangkang telur 5 g) yaitu 83,80208 cm;K1 (Kalsit 5 g) dengan rataan80,30833cm. Sementara itu tanaman yang tidak mendapat perlakuan memiliki rataan hasil tinggi tanaman yang lebih rendah yaitu T0=58,07708 cmdibanding sesudah diberi perlakuan.
Hal ini diduga dapat terjadi karena kandungan kalsium(Ca) pada tanah yang diberi perlakuan T (tepung cangkang telur) dan K (kalsit) meningkatkan pH tanah yang cenderung tidak berbeda jauh sehingga pertambahan tinggi tanaman juga tidak terlalu berbeda antar jenis kapur yaitu antara tepung cangkang telur dan kalsit dimana keadaan pH tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan rumput. Kadar keasaman tanah yang tinggi membuktikan bahwa unsur kalsium dalam tanah menipis sehingga tumbuhan mengalami kekurangan unsur tersebut. Keadaan inilah yang sangat dibutuhkan oleh rumput untuk tumbuh, dimana menurut Winarso (2005), pH yang cocok untuk rumput berkisar 5,5 - 6,5. Keadaan inilah yang merupakan salah satu faktor sehingga rumput dapat
(2)
tumbuh pada tanah yang diberikan perlakuan yang mendekati pH ideal untuk rumput.
Hal ini dikarenakan pertumbuhan Digitaria milanjianadan Paspalum notatum tergolong sangat lambat dalam keadaan tanah yang ber-pH rendah, tetapi dengan pemberian serbuk cangkang telur atau kalsit ini terjadi pertumbuhan, ini dikarenakan adanya mineral Ca (kalsium) yang terdapat pada serbuk cangkang telurdan kalsit.Peranan kalsium pada tumbuhan menurut Pusry (2007) adalah mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini, memperbaiki ketegaran dan ketahanan tanaman, mempengaruhi peng-angkutan air dan hara-hara lain, diperlukan untuk pemanjangan sel-sel, sintesis protein dan pembelahan sel, mengatur translokasi karbohidrat, kemasaman dan permeabilitas sel, mendorong produksi tanaman padi-padian dan biji tanaman, membantu menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni.
Biomassa Akar
Rataanbiomassa akar Paspalum notatum dan Digitaria milanjianapada 90 hari masa tanam dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan biomassa akar (g) pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana dengan berbagai dosis kapur
Perlakuan
Spesies
Total Rataan Rumput I Rumput II
T0 44,76 tn
39,73 tn 84,49 42,245
T1 39,28 tn
42,19 tn 81,47 40,735
T2 45,55 tn
42,43 tn 87,98 43,99
K1 44,2 tn
(3)
Hasil rataan biomassa akar berdasarkan Tabel 7 menunjukan bahwa dosis tepung cangkang telur/kapur memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap bomassa akar pada Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana. Hasil rataan biomassa akar pada Paspalum notatummenunjukkan biomassa akar tertinggi cenderung diperoleh pada perlakuan T2 (tepung cangkang telur 7,5 g) yaitu 45,55g namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnyaT0=44,76 g;T1=39,28 g;K1=44,2 g;K2=40,07 g.
Tabel 7 juga menunjukkan biomassa akar pada rumput Digitaria milanjianatertinggi diperoleh pada perlakuan K2 (kalsit7,5 g) 43,14 gnamun berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnyaT0=39,73 g;T1=42,19 g;K1=42,24 g;K2=43,14 g.
Hal ini diduga dapat terjadi karena penggunaan polibag sebagai media tanam penelitian menghambat perpanjangan dan perkembangan akar yang mengakibatkan akar Paspalum notatum dan Digitaria milanjianadalam polibag bentuknya menjadi melingkar mengikuti lingkaran dasar polibag sehingga akar tidak dapat berkembang dengan normal karena akar tidak langsung tumbuh ke bawah.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Soman et al. (2011), yang menyatakan bahwa akar yang melingkar dapat menghambat pertumbuhan tanaman terutama pada panjang akar. Selain itu, tanaman juga mudah tumbang dan rentan terhadap kondisi iklim kering karena akarnya relatif dangkal.
(4)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemberian tepung cangkang telur menunjukkan hasil yang tidak nyata pada produksi segar, jumlah anakan, tinggi tanaman, biomassa akar dan berbeda tidak nyata pada produksi kering terhadap rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjianadibandingkan dengan pemberian kalsit. Penggunaan tepung cangkang telur dapat menggantikan penggunaan kapur karena dapat menaikkan pH tanah ultisol dan meningkatkan produktivitas pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana.
Saran
Untuk meningkatkan pH tanah dapat menggunakan tepung cangkang telur karena dapat sekaligus digunakan sebagai pupuk alami untuk meningkatkan produktivitas. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih tinggi.
(5)
ABSTRAK
MARISABEL GULTOM, 2016: Pemanfataan Limbah Cangkang Telur sebagai
Pengganti Kapur Terhadap Produktivitas Rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada Tanah Ultisol. Dibimbing oleh NEVY DIANA
HANAFI dan HAMDAN.
Kandungan kalsium yang cukup besar pada cangkang telur ayam diharapkan mampu menggantikan kapur untuk menaikkan pH tanah pada tanah ultisol yang dapat meningkatkan produktivitas rumput Paspalum notatumdan Digitaria milanjiana.Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Lahan Percobaan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara selama 17 minggu di mulai dari Bulan April 2016 sampai dengan Agustus 2016.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 taraf perlakuan dan 4 ulangan serta diuji pada dua jenis rumput, analisis data yang digunakan adalah Uji lanjut Duncan.Perlakuan terdiri dari T0=kontrol (Tanpa kapur); T1= Tepung cangkang telur ayam5 g; T2=Tepung
cangkang telur ayam7,5 g; K1= Kalsit5 g; K2= Kalsit7,5 g.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur menunjukkan hasil yang tidak nyata pada produksi segar, jumlah anakan, tinggi tanaman, biomassa akar dan berbeda tidak nyata pada produksi kering terhadap rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjianadibandingkan dengan pemberian kalsit. Penggunaan tepung cangkang telur dapat menggantikan penggunaan kapur karena dapat menaikkan pH tanah ultisol dan meningkatkan produktivitas pada rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana
Kata kunci : cangkang telur, kalsit, Paspalum notatum, Digitaria milanjiana, tanah ultisol
(6)
ABSTRACT
MARISABEL GULTOM,2016: The Use of Eggshell Powder as Substitution of
A Lime for ProductivityPaspalum notatum and Digitaria milanjiana on Ultisol Soil. Under supervised byNEVY DIANA HANAFI AND HAMDAN.
High calcium content in hen’s eggshells is expected to replace lime to raise soil pH on ultisol soil that can improve productivity Paspalum notatum and Digitaria milanjeana grass. The studies was conducted experiment result Unit of the Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of North Sumatera in April-August 2016. The design in result used Completely Randomized Design (CRD) 5 treatments and 4 replications. Treatments were consisted of T0= control; T1= 5 grams eggshells powder; T2= 7,5 grams eggshells powder; K1= 5 grams calcite; K2= 7,5 grams calcite.
The results showed giving of eggshells powder indicated of results have effect non significant to the wet production, plant height, number of tillers, root biomass and dry production have different effect non significant for Paspalum notatumandDigitaria milanjiana compared against giving of calcite. The use og egghells powder can replace the use of lime because it can raise the ultisol soil pH and increase the productivity of Paspalum notatumandDigitaria milanjiana. Keywords: eggshell, calcite, Paspalum notatum, Digitaria milanjeana, ultisol soil.