TINJAUAN PUSTAKA KAJIAN TERHADAP PRASARANA DAN SARANA EVAKUASI PADA PROYEK KONSTRUKSI.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Konstruksi
Proyek Kons
str
truksi
Menurutt G
Gould
ould (2002), pr
proyek konstruksi juga dapat ddidefenisikan
idefenisikan sebagai
id

suatu ke
kegiatan yang
yan
ang bertujuan
bertujua

be
uan un
untu
untuk
tukk me
mend
mendirikan
ndir
irik
ikan
an suatu ban
bangunan
angu
g nan yang
me
embutuhka
kann sumber
su
day
aya,

a, biaya,
biaya, tenaga kerja,
kerja
ja, ma
material, da
an pe
pera
r latan.
membutuhkan
daya,
dan
peralatan.
D.I Cl
D.I
C
elan
andd dan W.R.King (1987),menyatakan pro
roye
y k ko
kons

nstr
truk
u si adalah
ada
d lah
Cleland
proyek
konstruksi
gabu
bung
ngan ddari
ari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam
dala
lam suatu
suat
su
atuu wada
dah
gabungan
wadah

or
orga
ganisasi
si sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Kegia
atan aatau
tauu tu
ta
tugass
organisasi
Kegiatan
yan ddilaksanakan
yang
ilaksanakan pada proyek berupa pembangunan dan perba
aikan
n ssarana
a an
ar
na
perbaikan
fasilita

as (gedung, jalan, jembatan, bendungan, dan sebagainya) atauu bisa jjuga
ugaa
fasilitas
kegi
giataan penelitian, pengembangan.
kegiatan

B.
B

Keselamatan Kerja
Menurut
Barrie
Paulson
keselamatan
M
enur
en
urut
ut B

arri
ar
riee da
dann Pa
Paul
ulso
sonn (1
((1987),
987)
98
7),, bahaya
baha
ba
haya
ya tterhadap
erha
er
hada
dapp ke
kese

sela
lam
mata
tann kkerja
erja

adalah
mengintai,
mendadak
adal
alah
ah bbahaya
ahay
ah
ayaa ya
yang
ng selalu me
m
ngintai,, sehingga se
secara

ra m
enda
en
dada
dakk dapat
menyebabkan suatu kecelakaan kerja dan kematian pada karyawan, kerusakan
konstruksi.
Tujuan
material, peralatan atau konstru
uksi. Tujua
uan keselamatan kerja adalah sebagai
berikut:
1.

Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan
produktifitas nasional.

7


2.

Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

3.

Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

C.

Kecelakaan Ke
Kerja
Menur
rut Ervianto (2005),
(2005)), usaha-usaha
u ah
us
ahaa-us
usah
aha pe

ppencegahan
ncegahan tim
mbu
b lnya kecelakaan
Menurut
timbulnya

keja pperlu
erlu dilakukan
n ssedini
ediini mungkin. Adapunn tindakan
ed
tind
ti
ndak
akan yang perlu
perl
rluu dilakukan
ad
dalah:

adalah:
1.

Mengidentifikasi
Meng
Me
ngid
identiifi
fikasi

setiap

jenis

pekerjaan

yang
ya
ang

bberisiko
eris
er
isik
iko

dan

mengelompokkannya
me
mengel
eloompokkannya sesuai tingkat resiko.
2.

Adanya
keahliaanya.
Adan
anya pelatihan bagi para pekerja konstruksi sesuai keahliaany
ya.

3.

Melakukan
pekerjaan.
Meelakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaann peke
k rjaaan.

4.

Menyediakan
Menyediakan alat perlindungan kerja selama durasi proyek.

5.

Melaksanakan
proyek
Me
ppengaturan
enga
en
gatu
tura
rann di
d lokasi proy
yek kkonstruksi.
onst
on
stru
ruks
k i.

D.

Ke
Keadaan
Darurat pada Proyek Konstruksi
Keadaan
pada
bangunan
adalah:
peristiwa
Keadaan
d
ddarurat
aruura
ratt pa
pad
da bangu
guna
nann ad
adal
alah
ah: setiap
setia
iapp pe
peri
risti
tiwa atau
t kejadian
kejad
adia
iann pada

bangunan
memaksa
suatu
tindakan
bangun
unan
an dan llingkungan
ingk
in
gkungan yang m
emaksa
sa dilakukannya su
suat
a u tind
ndak
akan segera.
keadaan
Dengan perkataan lain, keada
aan daruratt adalah suatu situasi yang terjadi
mendadak dan tidak dikehendaki yyang
ang mengandung
menngandung ancaman terhadap kehidupan,
lingkungan,
aset dan operasi perusahaan, serta
ta lin
ngkungan, oleh karena itu memerlukan
(Balitbang
PU, 2000) .
tindakan segera untuk mengatasinya (Ba
B litbang PU

8

E.

Jalur Evakuasi Darurat
Menurut Panduan Diklat Kebakaran Tk I (2002) dalam Rahmayanti (2007),

dikatakan bahwa jalur evakuasi
evak
kua
uasi
si adalah su
uat
atuu lintasan atau jalur jalan keluar
suatu
menerus dan tidak terhalang
terh
te
rhalang yang harus dapat dilalui oleh
ole
lehh penghuni apabila terjadi
kebakaran at
ata
au keadaan daruratt lai
ainn
nnyaa ddari
arii se
ar
eti
t ap titik / tempat
tempa
patt dalam bangunan
atau
lainnya
setiap
menuju
ju kesuatu tempat
tempa
pat ya
yan
yang
ng aman atau jalan umu
umum.
mum.
m.
Berd
das
asar
arka
kann kepu
putu
tusan menteri PU No:10/KPTS/2000,
No:10/K
/KPT
P S/20000
00,, bangunan
bangunan gedung
g dung
ge
Berdasarkan
keputusan
harus m
emiiliki kelengkapan
em
ke
ti:
memiliki
sarana evakuasi darurat meliputi
meliputi:
1..

Sum
mber
er Daya Listrik Darurat
Sumber
Penc
cahayaan darurat pada sarana jalan keluar harus terus men
neruss m
enyala
en
Pencahayaan
menerus
menyala
sel
lama
selama

penghuni

membutuhkan

sarana

jalan

keluar.

La
ampu
Lampu

yan
angg
yang

di
ioperasikan dengan baterai atau lampu jenis lain seperti lampu-la
ampu ji
jin
njingg
dioperasikan
lampu-lampu
jinjing
at
ata
au lentera tid
dak bboleh
oleh
ol
eh dipakai untukk pencahayaan
pen
enca
caha
haya
yaan primer pa
pad
da saran
anaa
atau
tidak
pada
sarana
menuju jalan keluar.
2.

La
Lampu
Darurat (Emergency Luminaire).
Sebuah
untuk
Sebu
ah
h llampu
ampu yang
yan
angg dirancang
dirancan
angg un
untu
tukk ddigunakan
igunaka
kann pada
padda sistem
pa
siisttem pencahayaan
penc
ncah
ahaayaan
darurat.
Pencahayaan
dioperasikan
sebagai
da
daru
rurat. Pen
enca
cahhayaan buatan ya
yyang
ng dio
operasikan sebaga
gaii pe
ppencahayaan
ncahay
hayaaan darurat
tempat-tempat
dipasang pada tempat-tempa
at tertentu dan
dan dalam jangka waktu tertentu sesuai
pencahayaan
kebutuhan untuk menjaga pe
pencahayaa
aan sampai ke tingkat minimum yang
ditentukan. Lantai dan permukaan
permukkaan uuntuk
ntuk berjalan pada tempat yang aman,
umum, tingkat
sarana menuju tempat yang aman
an dan sarana menuju jalan umum
intensitas cahayanya minimal 50 Lux diukur pada lantai.

9

3.

Petunjuk arah jalan keluar.
Tanda arah EXIT adalah sarana menuju jalan keluar. Dimana setiap pintu
diberi label pada sisi ba
bagi
bagian
gian atas yang
ng menuju
m nuju jalan keluar atau balkon,
me
“EXIT”
dengan kata “EX
EXIIT”
T huruf besar, tinggi minimal 25 mm dan warna kontras
Arah
menuju
tempat
dengan llatar
atar belakang. Ar
rah m
enuj
en
ujuu te
temp
mpat yang aman ha
hharus
rus diberi tanda
ya
yang
ang jelas di lokasi
lokkasii yang
yan mudah dibaca dari
ri ssegala
egal
eg
alaa aarah
rah jalan.

F.

Hambatan-hambatan
Ha
Hamb
mbatan
an-hambatan dan Penangannya
Menuurut Kartika (2009), ada beberapa faktor yang menghambat
mengh
ghamba
batt jalannya
jalannyya
Menurut

pe
pela
lakksan
naan evakuasi, antara lain:
pelaksanaan
1.

Kuurangnya pendekatan pribadi oleh petugas pelaksana dalam me
enyampaik
kan
Kurangnya
menyampaikan
tu
ujuan pelaksanaan evakuasi.
tujuan

2.

Ku
peng
nget
etah
ahua
uann pe
petugas pelaksan
anaa te
tent
ntan
angg pr
proses bagian te
tersebut.
Kurangnya
pengetahuan
pelaksana
tentang

33.

Kurangnya persiapan.

4.

Tingkat
Tin
ingk
g at pendidikan pekerja yang masih rendah menyusahkan
n pperusahaan
eruusa
saha
haan
untuk
uun
tukk menerapakan
menerapa
paka
kann si
sistem evakuasi.
evak
ev
akua
uasi
si.

5.

Perusahaan
lebih
menekan
produksi
operasional
Peru
Pe
rusahaan
an yyang
ang biasanya leb
bih
i menek
ekan biaya prod
duk
uksi
si atau op
oper
eraasional dan
untuk
meningkatkan efisiensi pekerja
peekerja untu
uk menghasilkan keuntungan yang
sebesar-besarnya.
Adapun cara-cara penangana
penanganan
an ya
yang dapat dilakukan untuk menangani

hambatan yang telah dibahas di atas
atas, aantara
ntara lain:
1.

Mengadakan pendekatan terhadap pekerja.

2.

Mengadakan pelatihan sistem penanganan darurat.

10

3.

Mengidentifikasi bencana sebelum terjadi.

4.

Perlunya sikap tegas dari Top Manager.
Menurut Riant Nugroho
Nugrohho (2009),
(2
pelaksanaan
pellak
aksa
sana
n an atau implementasi kebijakan

dalam konteks manajemen
mana
naje
jemen berada dalam kerangka organizing-leading-controling.
orgaani
n zing-leading-controling.
Jadi, ketika kebijakan
kebijakan sudah dibuat,
dib
buaat,
t tugas
tuggas selanjutnya
sel
e an
anjutnya adalah mengorganisasikan,
me
melaksanakan
melakssanakan kepem
kepemimpinan
mim
mpi
pinan untuk memimpin
memimp
pin pelaksanaan
pel
elaaksanaan dan
n melakukan
peengendali
lian
an
pengendalian

ppelaksanaan
elaksaana
naan

tersebut.

Secara

rinc
ri
n i
rinci

kegi
ke
giat
ataan
kegiatan

man
najemen
manajemen

implem
men
enta
tasi kebijakan
keb
ebijakan dapat disusun berurutan sebagai ber
rik
ikut:
implementasi
berikut:
Evakuaasi
Tabel 2.1. Manajemen Pelaksanaan Sistem Evakuasi
No
1

Tahap
Pelaksanaan Strategi
(Pra Pelaksanaan)

2

Pengorganisasian
(Organizing)

3

Penggerakan
dan kepemimpinan

4

Pengendalian
Peng
Pe
ngen
enda
dalilian

Isu Penting
- M enyusun struktur dengan strat egi
- M elembagakan strategi
- M engoperasikan strategi
- M enggunakan prosedur untuk memudahkan
penerapan
- Desain organisasi dan struktur organisasi
- Pembagian pekerjaan dan desain pekerjaan
- Integrasi dan koordinasi
-Perekrutan dan penempatan sumber daya manusia
a
- Hak, wewenang
wewenan
ang
g dan
da ke
kewa
kewajiban
wajijiba
b n
- Pengemba
Pengembangan
bangan kapasitas
kap
apas
asit
itas
as organisasi
org
rgan
anisas
asii dan
da kapasitas
SDM
- Budaya
B da
Bu
dayya organisasi
- Ef
Efektivitas
f ek
e tivitas kepemimpinan
- M otivasi, etika dan mutu
- Kerjasama tim dan komunikasi organisasi
- Negosiasi
Negosias
si
- Desain
D sa
De
ain p
pengendalian
enge
en
gend
dalilian
n
- Si
Sist
Sistem
stem
em iinformasi
nformasi m
manajemen
a ajemen
an
en
- Pengendalian
an anggaran dan
dan keuang
keuangan
ngan
an
- Audit

Sumber:
S
umber: Riant Nugroho, 200
2009:
09: 526