Analisis Komparasi Efisiensi Biaya pada Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)

ANALISIS KOMPARASI EFISIENSI BIAYA PADA BANK UMUM
KOVENSIONAL (BUK) DAN BANK UMUM SYARIAH (BUS)
DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 DENGAN METODE
STOCHASTIC FRONTIER APPROACH (SFA)
Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:
MENTARI IKAPUTRI
NIM : 1112046100150

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M / 1437 H

iii


iv

ABSTRAK

Mentari Ikaputri, 1112046100150, Analisis Komparasi Efisiensi Biaya Pada
Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) Di
Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach
(SFA), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas
Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2016.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi biaya pada industri
perbankan Indonesia. Efisiensi merupakan suatu parameter teoritis yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menggukur kinerja sebuah perbankan.
Dikhususkan lagi untuk analisis efisiensi biaya yang dapat diukur menggunakan
pendekatan metode stochastic frontier approach (SFA) yang terdiri dari variabel
input dan output. Apabila semakin mendekati nilai 100% maka bank
menunjukkan nilai yang efisien. Dalam penelitian ini perhitungan tingkat efisiensi
biaya dilakukan selama periode 2011 hingga 2015. Hasil penelitian diketahui
bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada periode tersebut untuk Bank Umum
Konvensional adalah Bank Jasa Jakarta 99,99086%, Bank Sinarmas 99,99090%,

Bank Nusantara Parahyangan 98,99084% dan Bank Victoria Internasional
99,99083%. Sedangkan, Bank Umum Syariah adalah Bank BNI Syariah
71,85749%, Bank BRI Syariah 75,50039%, Bank Panin Syariah 85,53661% dan
Bank Mega Syariah 77,21709%, dari nilai efisiensi tersebut dapat dilakukan
komparasi. Diketahui juga faktor-faktor input dan output yang mempengaruhi
tingkat efisiensi biaya tersebut. Pada BUK faktor input yang berpengaruh yaitu
beban personalia, sedangkan faktor output yang berpengaruh yaitu total kredit dan
total surat berharga yang dimiliki. Pada BUS faktor input yang berpengaruh
adalah beban personalia dan beban bagi hasil, sedangkan faktor output yang
berpengaruh yaitu total pembiayaan.
Kata kunci: Efisiensi, Stochastic Frontier Approach (SFA), Input dan Output

v

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil „alamin segala puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang maha kuasa atas segala rahmat hidayah-Nya serta
pertolongan yang tiada terhingga kepada mahluk-Nya, khususnya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi


ini yang berjudul “Analisis

Komparasi Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic
Frontier Approach (SFA)”. Shalawat serta salam tercurahkan untuk baginda nabi
kekasih Allah, nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari jalan
yang bathil menuju jalan yang lurus hingga yaumil qiyamah.
Penulis menyusun skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan untuk mencapai gelar sarjana (S1) pada Fakultas Syariah dan Hukum
Program Studi Muamalat Jurusan Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Syukur Alhamdulillah berkat rahmat Allah
SWT dan kemuliaan nabi-Nya serta kerja keras, doa dan bantuan dari berbagai
pihak secara langsung maupun tidak langsung, sehingga kesulitan dan hambatan
dapat

penulis

lalui


dengan

sebaik-baiknya.

Penulis

menyadari

bahwa

terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak. Untuk
itulah perkenankan penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang sudah
memberikan

bantuan,

motivasi,

serta


vi

aspirasi

terhadap

penulis

dalam

vii

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Program Studi Muamalat, Bapak AM. Hasan Ali, MA, dan Bapak
Abdurrauf, Lc, MA., selaku Sekertaris Program Studi yang telah
memberikan ilmu dan arahan kepada penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung.
3. Dosen pembimbing Edi Setiadi, SE, MM yang telah banyak memberikan

arahan dan bimbingannya selama penyusunan dan penulisan Skripsi.
4. Dosen pembimbing akademik Yuke Rahmawati, S.Ag.,M.A yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya selama penyusunan dan penulisan
Skripsi.
5. Bapak/ibu dosen dan sifitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum, yang
telah mendidik, membimbing dan mengajarkan ilmu serta akhlak yang
tidak ternilai.
6. Dua orang yang paling berharga, orang tua penulis Bapak Junaedi dan Ibu
Yandwika yang tiada hentinya mencurahkan doa, motivasi dan selalu
memberikan yang terbaik untuk penulis hingga saat ini, skripsi ini
dipersembahkan untuk kalian.
7. Kedua adik saya memberikan dukungan moril yang tak ternilai hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

viii

8. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 khususnya Sahabatsahabat seperjuangan penulis selama menimba ilmu, grup Agasshi yaitu
Ayu, Lala, Ais, Nada, Rahmi, Seli, Nia, Ifat, Ifa, Eva, Deti dan Mulki.
Terima kasih pula untuk teman-teman perbankan syariah D, yang sudah
membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam proses

pengerjaan skripsi ini.
9. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu, menyemangati penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis hanya bisa mendoakan semoga bantuan, dukungan,
bimbingan dan perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak akan
mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai limpahan
rahmat dan hidayat-Nya. Amin ya robbal alamin.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis masih memiliki banyak
kekurangan pengetahuan dan pengalaman pada topik yang diangkat, begitu
pula dalam penulisan yang masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu
penulis berbesar hati menerima berbagai masukan yang konstruktif
terhadap perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
khazanah keilmuan.

Jakarta, 14 september 2016

Mentari Ikaputri

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 7
C. Batasan Masalah.............................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
F. Kerangka Konsep .......................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................. 14
1. Kinerja Perbankan .................................................................................. 14

2. Konsep Efisiensi Perbankan ................................................................... 15
3. Pengukuran Efisiensi Perbankan ............................................................ 21
4. Hubungan Input dan Output Efisiensi .................................................... 31
5. Stochastic Frontier Approach (SFA) ...................................................... 34
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian .......................................................................................... 44
B. Jenis Data dan Sumber Data ........................................................................ 44
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 46
E. Spesifikasi Variabel Input Dan Output ........................................................ 46
F. Definisi Operasional ..................................................................................... 48
G. Metode Analisis............................................................................................ 49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Penelitian ......................................................................... 53
B. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan .......................................................... 56
ix

x


C. Uji Pengaruh Variabel Input-Output Terhadap Total Biaya ........................ 71
D. Pembahasan ................................................................................................. 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 83

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kinerja Bank Umum Konvensional ................................................................. 2
Tabel 1.2 Kinerja Bank Umum Syariah ............................................................................ 2
Tabel 1.3 Tingkat bagi hasil dan rata-rata pembiayaan/ kredit BUK dan BUS ................ 3
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ..................................................................... 40
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ............................................................................................ 45
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian...................................................................... 49
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif (BUK) ............................................................................ 54
Tabel 4.2 Statistika Deskriptif (BUS) ............................................................................. 55
Tabel 4.3 Tingkat Efisiensi Bank Model Cross-Section (BUK) ..................................... 65
Tabel 4.3 Tingkat Efisiensi Bank Model Cross-Section (BUS) ..................................... 68

xi


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 11
Gambar 2.2 Konsep Efisiensi.......................................................................................... 17
Gambar 4.1 Hasil Analisis Koefisien Regresi (BUK) .................................................... 57
Gambar 4.2 Hasil Analisis Koefisien Regresi (BUS) ..................................................... 59
Gambar 4.3 Hasil Analisis Korelasi Antar Variabel Bebas (BUK) ................................ 62
Gambar 4.4 Hasil Analisis Korelasi Antar Variabel Bebas (BUS) ................................. 63
Gambar 4.5 Hasil Analisis frontier Model Cross-Section (BUK) .................................. 64
Gambar 4.6 Hasil Analisis frontier Model Cross-Section (BUS) ................................... 65
Gambar 4.7 Tingkat Efisiensi (BUK) ............................................................................. 67
Gambar 4.8 Tingkat Efisiensi (BUS) .............................................................................. 69
Gambar 4.9 Hasil Analisis Uji Chi-Square dan Uji Z (BUK)......................................... 71
Gambar 4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (BUK) ........................................... 73
Gambar 4.11 Hasil Analisis Uji Chi-Square dan Uji Z (BUS) ....................................... 74
Gambar 4.12 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (BUS) ............................................ 76

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan di Indonesia dapat dilihat pertama kali pada
kondisi perekonomian dalam

lima tahun terakhir yang cenderung tumbuh

melambat. Hal tersebut dipublikasikan Badan Pusat Statistik dalam Laporan
Publikasi Perekonomian Indonesia tahun 2015, bahwa kondisi tidak stabilnya
perekonomian dunia memiliki dampak pada perekonomian Indonesia yang
merupakan tantangan tersendiri bagi lembaga keuangan untuk tetap berperan
dan berkembang secara optimal dalam pembangunan nasional.1
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral telah menggagas indikator
efisiensi untuk perbankan Indonesia. Dimana terdapat tiga indikator yang wajib
diperhatikan untuk mengukur sejauh mana tingkat efisiensi suatu bank
diantaranya yaitu rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) dan rasio Net Interest Margin (NIM) serta rasio Net Operating Margin
(NOM). Indikator tersebut menjadi penting ketika suatu bank melakukan
ekspansi atau pembukaan kantor baru, ekspansi itu sendiri khususnya telah
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia 14/26/PBI/2012 tentang kegiatan usaha
dan jaringan kantor berdasarkan Modal Inti Bank. Secara praktis, PBI tersebut
ditujukan untuk meningkatkan ketahanan, daya saing dan efisiensi industri
1

http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Perekonomian-Indonesia-2015.1.2pdf
diakses pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 17.00 WIB.

1

2

perbankan untuk menghadapi gejolak ekonomi yang berkembang serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Tabel 1.1
Kinerja Bank Umum Konvensional
(%)
2012
2013
2014
2015
74,10
74,08
76,29
81,46
BOPO
5,49
4,89
4,23
5,32
NIM
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Agustus 2015
Menurut data Statistik Perbankan Indonesia, perkembangan kinerja
Bank Umum Konvensional pada bulan Agustus 2015 diantaranya digambarkan
BOPO dan NIM yang terbilang cukup fluktuatif. Pada rasio BOPO mengalami
peningkatan 5,17% dari tahun sebelumnya menjadi 81,46% hal tersebut
mengindikasikan bahwa masih tingginya beban operasional yang digunakan
oleh bank begitu juga dengan NIM mengalami peningkatan 1,09% dari tahun
sebelumnya menjadi 5,32%.2
Tabel 1.2
Kinerja Bank Umum Syariah
(%)
2011
2012
2013
2014
2015
1,20
2,04
1,82
2,92
0,48
NOM
76,35
82,16
96,97
97,30
BOPO 81,65
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Agustus 2015
Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah pada bulan Agustus 2015
diantaranya digambarkan bahwa NOM mengalami penurunan sebesar 2,44%
dari tahun sebelumnya menjadi 0,48% dalam hal ini bank belum mampu

2

http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Documents/SPI%20Agustus%202015.pdf diakses
pada tanggal 10 Januari 2016 Pukul 18.00 WIB.

3

mengoptimalkan pendapatannya dari setiap produk atau jasa yang dipasarkan.
BOPO mengalami peningkatan sebesar 0,33% dari tahun sebelumnya menjadi
97,30%, hal tersebut juga mengindikasikan bahwa beban operasional yang
ditanggung bank masih tinggi.3
Berdasarkan

data

statistik

perbankan

Indonesia

tersebut

mengindikasikan bahwa rasio BOPO pada Bank Umum Konvensional (BUK)
dan Bank Umum Syariah (BUS) terbilang masih tinggi bahkan melebihi 70% 80% yang merupakan batas ideal rasio BOPO. Hal tersebut dikhawatirkan
mempengaruhi market share perbankan Indonesia untuk dapat melakukan
ekspansi. Bank Umum Konvensional pun masih cenderung menaikkan suku
bunga kredit untuk meningkatkan keuntungannya yang tercermin dari masih
tingginya rasio NIM. Begitu juga pada Bank Umum Syariah yang masih
berusaha untuk meningkatkan keuntungannya dari sektor pembiayaan,
tercermin dalam rasio NOM yang rendah.
Tabel 1.3
Tingkat bagi hasil dan rata-rata pembiayaan atau kredit
pada BUK dan BUS
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Tingkat Suku Bunga Tabungan
BUS
BUK
3,30%
1,98%
Rata-Rata Pembiayaan untuk Rata-Rata Kredit untuk Modal
Modal Kerja Pada BUS
Kerja BUK
15,18%
12,56%
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Agustus 2015

3

Ibid.

4

Persaingan dalam efisiensi pun terjadi antara BUK dan BUS terlihat
dari data statistik perbankan Indonesia bulan Agustus 2015 pada tingkat bagi
hasil DPK untuk tabungan pada BUS lebih tinggi yaitu 3,30% dibandingkan
rata-rata suku bunga DPK untuk tabungan pada BUK yaitu 1,98%, hal tersebut
mengakibatkan masyarakat cenderung untuk menabung pada BUS. Namun,
pada rata-rata kredit untuk modal kerja yang dimiliki BUK lebih rendah yaitu
12,56% dibandingkan dengan rata-rata pembiayaan untuk modal kerja pada
BUS yaitu 15,18%, dengan demikian BUS terbebani oleh DPK yang
menumpuk dan secara otomatis meningkatkan besarnya kewajiban atau biaya
bagi hasil bank itu sendiri, dapat diketahui juga bahwa sumber pendapatan
BUS yang terbesar berasal dari pembiayaan. Melihat masalah tersebut, BUS
harus mampu mengelola dana secara efisien agar dapat bersaing dengan BUK.4
Persaingan industri perbankan pun terbilang semakin ketat, tidak hanya
persaingan di dalam negeri saja namun persaingan internasional pun terbilang
lebih ketat dan menyebabkan industri perbankan Indonesia masih kalah efisien.
Hal tersebut terjadi karena tingkat rasio indikator efisiensi perbankan Indonesia
belum mencapai batas ideal rasio perbankan yang ada di Asia Tenggara dimana
rasio BOPO berkisar 40% - 60% dan rasio NIM berkisar 2% - 3%.5

4

Ibid.
http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi-1361338674
diakses pada tanggal 9 januari 2016 pukul 17.00 WIB.
5

5

Tingginya rasio BOPO, NIM dan NOM mengindikasikan bahwa
pentingnya pengukuran efisiensi suatu bank, khususnya untuk melihat sejauh
mana kinerja bank tersebut sebagai lembaga intermediasi yang berperan pula
untuk menjaga stabilitas perekonomian. Perlu diingat juga bahwa kinerja
perbankan yang rendah menyebabkan menurunnya dana untuk sektor produktif
sehingga menghambat aktivitas produksi dan menyebabkan perlambatan
pertumbuhan ekonomi.
Menurut Hadad, dkk secara teoritis efisiensi mampu menjadi parameter
kinerja sebuah organisasi6, maka inefisiensi perbankan menjadi indikator
rendahnya kinerja perbankan. Ditengah ketatnya persaingan margin antar bank,
maka diperlukan perhatian khusus dalam pemanfaatan yang maksimal pada
input yang ada atau input yang minimum sehingga menghasilkan tingkat output
tertentu. Selain itu, pengukuran efisiensi pun menjadi perhatian utama dalam
memajukan perkembangan perbankan di Indonesia untuk meningkatkan daya
saing. Metode pengukuran efisiensi yang umumnya dipakai ada dua yaitu
dengan traditional approach dan frontier approach.
Pengukuran dengan metode traditional approach adalah cara yang
paling sering digunakan para analis perbankan sebab cara tersebut tergolong
mudah dan praktis karena dapat langsung diperoleh dari laporan keuangan yang
bersangkutan. Namun metode tersebut memiliki beberapa kekurangan

6

Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenia Mardanugraha dan Dhaniel Illyas,
“Pendekatan Parametrik untuk Efisiensi Perbankan Indonesia”, 2003, h.2.

6

diantaranya kebanyakkan perusahaan ingin lebih baik dari rata-rata industri
sehingga bila hanya mencapai rata-rata kinerja maka hal tersebut tidaklah
terlalu baik, selanjutnya inflasi dan berbagai faktor musiman dapat mendistorsi
analisis rasio.7 Selain itu pengukuran efisiensi dari standar akuntansi tidak
dapat mengetahui sumber-sumber inefisiensi pada manajerial perbankan.8
Lain halnya dengan metode frontier yang didasarkan pada perilaku
optimal suatu perusahaan untuk meningkatkan atau memaksimumkan output
dan meminimumkan biaya yang merupakan input sebagai cara unit ekonomi
untuk mencapai tujuan. Menurut Ascarya, dkk dalam Shafitranata, pendekatan
frontier lebih superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang
menghilangkan pengaruh perbedaan harga input dan faktor-faktor eksogen
lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.9

Salah satu

metode frontier yang popular yaitu dengan menggunakan metode stochastic
frontier approach (econometric frontier). Dimana, pada metode ini dapat
mengestimasi fungsi biaya yang digunakan untuk menggambarkan hubungan
input dan output dengan model ekonometrika.

Edy Hartono,”Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan
Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Approach Analysis,” (Tesis Universitas
Diponegoro Semarang, 2009) h.20.
8
Rafika Rahmawati. Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah di Indonesia (dengan
Pendekatan Parametrik) (skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.7.
9
. Shafitranata,”Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA),” (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011) h.43.
7

7

Berdasarkan uraian permasalahan serta kondisi Industri perbankan dan
berbagai faktor yang mempengaruhi efisiensi. Maka penulis mengambil tema
penelitian “Analisis Komparasi Efisiensi Biaya Pada Bank Umum
Kovensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode
2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)”
B. Pokok Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

uraian

latar

belakang

diatas,

maka

dapat

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana efisiensi Bank Umum Konvensional ?
b. Bagaimana efisiensi Bank Umum Syariah ?
c. Bagaimana

komparasi

efisiensi

pada

Bank

Umum

Konvensional dan Bank Umum Syariah di Indonesia?
d. Apakah komponen input dan output yang dijadikan indikator
mampu menggambarkan efisiensi?
2. Batasan Masalah
Berdasarkan banyaknya identifikasi masalah yang ditemukan dan
keterbatasan waktu penelitian, maka penelitian ini dibatasi hanya
menganalisis bagaimana

komparasi efisiensi biaya pada Bank Umum

Syariah dan Bank Umum Konvensional periode 2011 hingga 2015, dimana
objek penelitian terfokus pada BUS (Bank Umum Syariah) di Indonesia
diantaranya Bank Panin Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah, Bank

8

Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Mega Syariah, begitu juga dengan
BUK (Bank Umum Konvensional) yaitu Bank Nusantara Parahyangan,
Bank Jasa Jakarta, Bank Victoria Internasional dan Bank Sinarmas.
Penelitian pun dilakukan dengan menggunakan metode Stochastic Frontier
Approach (SFA).
3. Rumusan Masalah
Guna

membatasi

pembahasan,

penulis

merumuskan

pokok

permasalahan akan terfokus :
a. Bagaimana efisiensi biaya pada Bank Umum Konvensional
(BUK) di Indonesia pada periode 2011-2015
b. Bagaimana efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia pada periode 2011-2015?
c. Bagaimana komparasi efisiensi biaya pada Bank Umum
Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia pada periode 2011-2015?
d. Bagaimana komponen input dan output berpengaruh pada
efisiensi biaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi efisiensi biaya pada Bank
Umum Konvensional (BUK) di Indonesia pada periode 2011-2015.

9

2. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi efisiensi biaya pada

Bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada periode 2011-2015.
3. Untuk mengetahui komparasi efisiensi biaya pada Bank Umum
Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
pada periode 2011-2015.
4. Untuk mengetahui sejauh mana komponen input dan output
berpengaruh pada tingkat efisiensi biaya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan pengetahuan dan
sumber referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji efisiensi biaya pada
BUK dan BUS di Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach
(SFA).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pihak Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan dan menjadi
sumber referensi bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengambil
kebijakkan

untuk

mengidentifikasi

penyebab-penyebab

ketidakefisiensian kinerja dan menjaga stabilitas perusahaannya.

10

b. Bagi Pihak Masyarakat
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi masyarakat luas
dan referensi apabila ingin melengkapi atau melakukan penelitian lebih
lanjut terkait komparasi efisiensi biaya antara BUK dan BUS di
Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA).

11

E. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Analisis Komparasi Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Kovensional
(BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015
dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)

Laporan keuangan triwulan BUK
dan BUS periode 2011-2015

Variabel bebas (X)

Variabel Terikat (Y) Total Biaya

Output:




Total Pembiayaan
Total Surat Berharga yang
Dimiliki

Input



Biaya Personalia
Biaya Bagi Hasil

Nilai Efisiensi

Stochastic Frontier
Approach (SFA)

Pengaruh Variabel InputOutput Terhadap Total Biaya




Komparasi Nilai Efisiensi
BUK dan BUS

Uji Wald (Uji Chi Square)
Uji z
Uji R2

Pengaruh Variabel InputOutput Terhadap Total Biaya
Pada BUK Dan BUS
Kesimpulan dan saran

12

F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar dalam skripsi ini terdiri dari lima bab dengan
beberapa sub bab didalamnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini sistematika
penulisannya :
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, hipotesis
penelitian, kerangka konsep dan teoritis, metode penelitian,
kerangka penelitian teoritis dan sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
Bab ini berisi tinjauan teoritis terhadap hal-hal yang akan
dibahas, seperti teori-teori mengenai konsep dan pengukuran
efisiensi, serta studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan
pembahasan.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode yang sesuai dan akan
digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada.

13

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh,
dimana hasil dari perhitungan tersebut kemudian dilakukan
pembahasan yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan.

BAB V

PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian
dan saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang
diteliti.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Perbankan
Suatu evaluasi dibutuhkan agar suatu organisasi dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuannya, maka perlu dilakukan pengukuran
kinerja. Kinerja pun merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu organisasi. Menurut Jumingan dalam Endi Sarwoko,
kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai
bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran,
penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya
manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan
bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan
dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.10
Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Heni Yusnita, Mulyadi
dan Erick, kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai
oleh setiap perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan
dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan
10

Endi Sarwoko,” Analisis Kinerja Bank Swasta Nasional Devisa
dan Non Devisa di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Modernisasi, Vol. 5 No. 2 (Juni,2009): h.94.

14

15

dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan
yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau
rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.11
Syofyan (2003) dalam Sukarno dan Syaichu (2006) mengungkapkan
bahwa kinerja dapat diartikan penilaian bagaimana hasil ekonomi dari
kegiatan industri memberikan kemungkinan kontribusi terbaik guna
mencapai tujuan. kinerja adalah seberapa baik hasil yang dicapai oleh
perusahaan dalam mencapai tujuan perekonomian, dimana tujuan
perekonomian adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan ekonomi.12
2. Konsep Efisiensi Perbankan
Efisiensi dalam perbankan merupakan hal yang sangat penting dan
perlu mendapatkan perhatian khusus agar perbankan dapat berdaya saing,
berkembang dan mampu berperan secara optimal bagi pembangunan
nasional. Perbankan yang efisien berarti kinerjanya juga baik, demikian
sebaliknya perbankan yang tidak efisien berarti kinerjanya tidak baik.
Perbankan yang efisien juga dapat memberikan keyakinan pada investor
bahwa dana yang diinvestasikan akan memberikan keuntungan. Sedangkan

11

Heni Yusnita, Mulyadi dan Erick,”Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Manajemen
Laba Riil Terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal JAFFA Vol.3 No.1 ( Jakarta, 2015) h.3.
12
Sukarno,Kartika Wahyu dan Muhammad Syaichu, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Bank Umum di Indonesia”.,Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol. 3 No.2 (Semarang,2006)
h.48.

16

bagi para nasabah, perbankan yang efisien dapat memberikan keuntungan
karena biaya transaksi yang lebih murah.13
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukkan (input). Suatu perusahaan dikatakan efisien
apabila perusahaan tersebut dapat menghasilkan output yang lebih besar
dibandingkan perusahaan lain dengan mempergunakan jumlah input yang
sama, atau menghasilkan jumlah output yang sama dengan jumlah input
yang lebih sedikit dibandingkan jumlah input yang digunakan perusahaan
lain. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi yaitu pertama, apabila
dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar.
Kedua, dengan input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang
sama. Ketiga, dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan jumlah
output yang lebih besar.14
Menurut Ibnu Syamsi dalam Rafika Rahmawati, efisiensi dapat
ditinjau dari dua segi yaitu15:
a. Segi hasil (output)
Efisiensi ditinjau dari hasil minimum yang dikehendaki ditetapkan
terlebih dahulu. Kemudian pengorbanan maksimalnya juga ditetapkan. Ini
merupakan batas normal penngorbanan. Jika pengorbanan lebih sedikit
13

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik (Bekasi : Gramata
Publishing, 2014), h. 64
14
Ibid., h. 65
15
Rafika Rahmawati. Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah di Indonesia (dengan Pendekatan
Parametrik) (skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.26

17

daripada yang ditetapkan, maka itu termasuk efisien. Tetapi jika
pengorbanan lebih banyak, maka itu tidak efisien.
b. Segi pengorbanan (input)
Efisiensi dari segi pengorbanan normal yaitu dengan pengorbanan
(input) yang ada atau yang sudah ditetapkan, kemudian ditetapkan hasil
minimum yang harus dicapai. Jika hasil yang dicapai di bawah hasil
minimum yang ditetapkan, cara kerjanya termasuk tidak efisien. Tetapi jika
hasil yang dicapai lebih dari hasil minimum yang telah ditetapkan, cara
kerjanya termasuk efisien.
Gambar 1.2
Konsep efisiensi

Konsep efisiensi pada gambar diatas menjelaskan dalam satu
industri perusahaan-perusahaan hanya menggunakan satu input (X) untuk
menghasilkan satu output (Y). Garis OS adalah garis pembatas produksi

18

(Production Frontier). Garis batas produksi ini adalah batas dimana
perusahaan-perusahaan yang beroperasi terbaik akan beroperasi. Sebagai
contoh, jika jumlah input X2 digunakan, jumlah output optimum yang dapat
dihasilkan adalah Y2. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan
yang beroperasi terbaik akan menghasilkan output Y2 untuk jumlah input
X2. Perusahaan yang beroperasi di titik A dianggap tidak efisien dari segi
teknik dibanding dengan perusahaan yang beroperasi di titik B. Ini
disebabkan bahwa dengan jumlah input yang sama (X2), perusahaan yang
beroperasi dititik B dapat menghasilkan jumlah output yang lebih banyak
(Y2) dibanding output yang dihasilkan oleh perusahaan yang beroperasi
dititik A yaitu Y1. Atau perusahaan yang beroperasi pada titik A sebaiknya
mengurrangi jumlah input yang dipergunakan dari X2 ke X1 dengan tingkat
output yang dihasilkan sebanyak Y1. Jika hal tersebut dapat dilakukan maka
perusahaan yang beroperasi di titik A dapat dikatakan efisien secara
teknik.16
Secara keseluruhan efisiensi perbankan berupa17:
a. Efisiensi Skala (scale efficiency) Bank dikatakan mencapai efisiensi
dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi dalam skala
hasil yang konstan (constant return to scale).

16

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik (Bekasi : Gramata
Publishing, 2014), h. 66
17
Ida Savitri Kusmargiani, “Analisis Efisiensi Operasional dan Efisiensi Profitabilitas Pada Bank yang
Merger Dan Akuisisi Di Indonesia,” (Tesis Univesitas Diponegoro Semarang, 2006) h.20

19

b. Efisiensi dalam Cakupan (scope efficiency) Efisiensi cakupan tercapai
ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi. Efisiensi
Keuntungan penghematan skala dan cakupan (economies of scale &
scope) yang diharapkan berupa (Koch & MacDonald, 2000):
a) Skala, keanekaragaman produk (product diversity), identifikasi
merek, yang dapat menghasilkan manfaat melalui penjualan
produk dalam jumlah dan variasi yang lebih banyak kepada
pelanggan.
b) Penggunaan biaya tetap yang diperlukan untuk identifikasi
merek, distribusi aneka macam produk dan jasa, dan
kebutuhan pengeluaran yang besar untuk membiayai teknologi
yang diperlukan.
c) Meningkatkan leverage operasional yang dihasilkan dengan
cara berbagai biaya overhead dari sumber operasional dan
pendanaan yang lebih besar.
d) Mengurangi risiko penghasilan, yang bisa memperbesar nilai
suatu waralaba dengan cara menciptakan produk-produk dan
sumber pendapatan yang lebih variatif
c. Efisiensi Alokasi (allocative efficiency) Efisiensi Alokasi tercapai
ketika bank mampu menentukan berbagai output yang memaksimalkan
keuntungan.

20

d. Efisiensi Teknis (technical effisciency) Efisiensi Teknis pada dasarnya
menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu proses
produksi.
e. Efisiensi Skala Ekonomi (economies of scale) Efisiensi Skala Ekonomi
pada dasarnya adalah berupa penghematan biaya (Mudrajad Kuncoro &
Suhardjono, 2002), cara yang ditempuh adalah dengan :
a) Konsolidasi dalam pemrosesan data dan operasi
b) Konsolidasi, diversifikasi, dan perampingan bagian investasi
dan sekuritas portofolio
c) Konsolidasi

bagian

kredit,

termasuk

dokumentasi

dan

persiapan kredit
d) Konsolidasi penilaian kredit dan audit operasi
e) Konsolidasi sistem antar cabang termasuk penggunaan internet
Menurut Berger dan Mester (1997), industri perbankan dapat
ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro. Dari perspektif mikro,
dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa
bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasionalnya.
Bank-bank yang tidak efisien, besar kemungkinan akan exit dari pasar
karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga
(pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan. Bank yang
tidak efisien juga akan kesulitan dalam mempertahankan kesetiaan

21

nasabahnya dan juga tidak diminati oleh calon nasabah dalam rangka untuk
memperbesar customer base-nya18.
Menurut Weill (2003) Sementara dari perspektif makro, industri
perbankan yang efisien dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan
dan secara keseluruhan stabilitas sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran
yang sangat strategis dari industri perbankan sebagai intermediator dan
produser jasa-jasa keuangan. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi,
kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber
daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi
dan pertumbuhan ekonomi19.
3. Pengukuran Efisiensi Perbankan
Konsep pengukuran efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrell
(1957). Menurut Farrell (1957) konsep pengukuran efisiensi dibagi menjadi
dua yaitu efisiensi teknik dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknik
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output
dengan memanfaatkan jumlah input yang ada. Sedangkan efisiensi alokatif
menggambarkan

kemampuan

perusahaan

dalam

mengoptimalkan

penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi produksinya.
Efisiensi alokasi juga disebut efisiensi ekonomi (Economic Efficiency),
karena tujuan dari para produsen adalah mencapai efisiensi ekonomi yang
Zaenal Abidin dan Endri,”Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah Pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1 (Mei 2009): h.21.
19
Ibid.,h.22.
18

22

tinggi (efisiensi biaya dan efisiensi keuntungan). Kombinasi dari kedua
efisiensi tersebut akan menghasilkan efisiensi ekonomi secara total (Overall
Economic Efficiency).20
Menurut Kumbhaker dan Lovell (2000) dalam Ascarya dan
Yumanita (2008) dalam rangka efisiensi ekonomi suatu perusahaan harus
efisien secara teknis dan dalam rangka mencapai keuntungan maksimal,
suatu perusahaan harus memproduksi output secara maksimal dengan
jumlah input tertentu dan memproduksi output dengan kombinasi yang tepat
dengan tingkat harga tertentu.21
Dalam Muharam dan Pusvitasari ada tiga pendekatan pengukuran
efisiensi khususnya perbankan yaitu22 :
a. Pendekatan Rasio
Pendekatan ini menghitung perbandingan input dan output yang
digunakan, dalam pendekatan ini dapat dinilai efisien apabila menghasilkan
output yang maksimal dan input yang seminimal mungkin.
Efisiensi =

20

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik (Bekasi : Gramata
Publishing, 2014), h. 66.
21
Ascarya dan Diana Yumanita. “Comparing the Efficiency of Islamic Banks in Malaysian
and Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.11, No.2 (Oktober, 2008) :h.98.
22
Muharam, Harjum dan Rizki Pusvitasari, ” Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di
Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis Periode Tahun 2005,” Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, Vol.11 No .03 (Desember 2007): h.86-88.

23

Pendekatan rasio ini memiliki kelemahan apabila terdapat banyak
input dan banyak output yang akan dihitung, karena jika diperhitungkan
serempak maka akan menghasilkan banyak hasil perhitungan sehingga
menghasilkan asumsi yang tidak tegas (Silkman, 1986 dalam Ario, 2005).
b. Pendekatan Regresi
Pendekatan ini menggunakan model dari tingkat output tertentu
sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsi regresi adalah
berikut ini:
Y=f (X1, X2, X3, X4,...........Xn)
Dimana:
Y = Output X = Input
Pendekatan
dapat digunakan

regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang
untuk

memproduksi

tingkat output yang dihasilkan

sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat input tertentu. UKE
dapat dikatakan efisien apabila menghasilkan output lebih banyak dari pada
output

hasil

estimasi.

Kelemahan

dalam

pendekatan

ini

adalah

ketidakmampuannya dalam menampung banyak output, karena dalam
sebuah persamaan regresi hanya dapat menampung satu indikator output.
Apabila dilakukan penggabungan banyak output dalam satu indikator maka
informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986 dalam
Ario, 2005).

24

c. Pendekatan Frontier
Pendekatan

frontier

dalam

mengukur

efisiensi

dibedakan

menjadi dua jenis yaitu pendekatan frontier parametrik dan non
parametrik. Tes parametrik adalah tes yang modelnya menetapkan adanya
syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber
penelitiannya, sedangkan tes statistik non parametrik adalah tes yang
modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi
yang merupakan induk sampel penelitiannya (Silkman, 1986 dalam Ario,
2005).
Teknik pendekatan frontier parametrik dapat diukur dengan tes
statistik parametrik seperti Stochastic Frontier Analysis (SFA), Distribution
Free Analysis (DFA) dan Recusive Thick Frontier Approach (RTFA).
Sedangkan

teknik pendekatan

frontier

non parametrik dapat diukur

dengan tes statistik non parametrik seperti Data Envelopment Analysis
(DEA) dan Free Disposable Hull (FDH).
Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan
lebih fokus pada pendekatan frontier efficiency atau x-efficiency, mengukur
penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan “best practice” atau
berlaku umum pada pendekatan frontier. Pendekatan frontier dari suatu
lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana kinerja lembaga
keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan kinerjanya yang

25

“terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi apabila semua lembaga
keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama.23
Menurut Ascarya, dkk dalam Shafitranata, pendekatan frontier lebih
superior

karena

penggunaan

teknik

program

atau

statistik

yang

menghilangkan pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen
lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini
telah digunakan secara lebih luas dalam analisis regulasi yaitu untuk
mengukur pengaruh dari merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi
suku bunga deposito, pergeseran restriksi geografis pada cabang dan
holding dari perusahaan akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari
pendekatan ini adalah dapat mengukur secara objektif kuantitatif dengan
menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang
mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi24.
Umumnya teknik pengukuran efisiensi dengan pendekatan frontier
yang sering digunakan ada dua, yaitu25:
1. Pendekatan

non

parametrik

yang

menggunakan

Technical

Mathematic Programming atau populer dengan Data Envelopment
Analysis (DEA).
Bauer, P. W, Berger, A. N and Ferrier, G. D. “Consistency Condition For Regulatory Analysis Of
Financial Institutions: A Comparison Of Frontier Efficiency Methods.” Journal Of Economics and
Bussines. (USA,1998): h.1.
24
Shafitranata,”Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA),” (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011) h.43.
25
Edy Hartono,”Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan Menggunakan Metode
Parametrik Stochastic Frontier Approach Analysis,” (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009)
h.17.
23

26

2. Pendekatan parametrik yang menggunakan Econometric Frontier
atau popular dengan Stochastic Approach.
Kelebihan dan kelemahan dari non parametrik Data Envelopment
Analysis (DEA) dan parametrik Stochastic Frontier Analysis (SFA), sebagai
berikut26
a. Kelebihan Data Envelopment Analysis (DEA) adalah tidak
memerlukan bentuk fungsional yang eksplisit dari data yang
dipergunakan. Hal ini dapat mengurangi dampak kesalahan
spesifikasi yang seringkali muncul dalam pendekatan parametrik.
Namun kelemahan utama dari teknik ini adalah bahwa batas
(frontier) yang dihitung dapat dicemari oleh statistical noise. Hal
tersebut disebabkan karena pendekatan pemograman matematik
dan secara umum bersifat non-stochastic sehingga akan terjadi
noise dengan parameter ketidakefisienan, yang menimbulkan
sulitnya

memisahkan

secara

tegas

antara

parameter

ketidakefisienan dengan statistic noise tersebut.
b. Kelebihan utama menggunakan teknik

Stochastic Frontier

Analysis (SFA) adalah dapat menangani masalah statistical noise.
Pada teknik ini faktor ketidakefisienan tidak lagi dicemari karena
dapat dipisahkan dan dibedakan secara jelas dari random noisenya. Kelemahan utama dari pendekatan ini yaitu memerlukan
26

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik, h.70-72.

27

bentuk

fungsional

produksinya.

yang

Kelemahan

terlampau
lainnya

ketat

adalah

dari

teknologi

cenderung

akan

mengaburkan pengaruh kesalahan spesifikasi (miss-spesification)
bentuk fungsional dengan pengaruh ketidakefisienan. Meskipun
pendekatan parametrik ini memiliki kelemahan dalam hal asumsi
pengukuran error term-nya yang mengikat (ketat), tetapi rerlatif
lebih baik dibanding pendekatan non parametrik.
Secara garis besar ada kelebihan dan kelemahan dari setiap
pendekatan, dimana pada pendekatan parametrik untuk melihat hubungan
antara biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan
variabel eksogen lainnya, pengetahuan mengenai bentuk fungsi yang tepat
dari frontier dan struktur dari on-sided error jika diperlukan, serta ukuran
sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan kesimpulan secara
statistika. Sedangkan pada pendekatan non parametrik tidak menggunakan
informasi sehingga sedikit data yang dibutuhkan maka lebih sedikit pula
asumsi yang diperlukan dan sedikit juga sampel yang digunakan. Namun
demikian kesimpulan secara statistika tidak dapat diambil apabila
menggunakan pendekatan non parametrik27.

Muliaman D. Hadad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia Menggunakan Metode
Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA),” Bank Indonesia Research Paper Bank Indonesia
(Jakarta:2003): h.2.

27

28

Menurut Berger dan Mester dalam Suswandi, secara umum ada 3
pendekatan konsep dasar model efisiensi sektor finansial (perbankan) yaitu
Cost Efficiency, Standard Profit

Efficiency, dan Alternatif Profit

Efficiency28.
Cost Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu bank
dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik (best
practice bank`s cost) yang menghasilkan output yang sama dengan
teknologi yang sama, Cost efficiency ini di derivasi dari suatu fungsi biaya.
Dalam hal ini tingkat biaya operasi bank menjadi tolok ukur efisiennya
suatu bank, berikut fungsi biaya dalam persamaan umum (log) sebagai
berikut:
Log C = f

.....................................................................(2.1)

Selanjutnya dengan persamaan stochastic cost frontier, sebagai
berikut:
Log C = f

.................................................(2.2)

Dimana C merupakan total biaya suatu bank, w adalah vector harga
input, y adalah vector kuantitas output, e adalah error term dimana e = u+v.
u adalah controllable factor yang merefleksikan faktor inefisiensi sehingga
dapat meningkatan biaya suatu bank. Sedangkan v adalah uncontrollable

Suswandi,”Analisa Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Stochastic Frontier Approach
/SFA),” (Skripsi Universitas Islam Indonesia, 2007) h.37.
28

29

(random) faktor atau noise term. Berikut rasio cost efficiency dari suatu
bank:
CEFFn =

̂

̂

[

[

]

]

=

............(2.3)

Dimana, biaya aktual dari bank n. Cost efficiency ratio (CEFF)
adalah proporsi dari biaya atau resources yang digunakan secara efisien.
Misalnya cost efficiency ratio suatu bank sebesar 80 %, hal ini
menunjukkan bahwa bank tersebut beroperasi secara efisien sebesar 80 %
atau terdapat 20 % biaya yang terbuang atau biaya yang tidak efisien.
Standard Profit Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat efisiensi
suatu bank didasarkan pada kemampuan bank untuk menghasilkan profit
maksimal pada tingkat harga output tertentu dibandingkan dengan tingkat
keuntungan bank yang beroperasi terbaik (best practice bank) dalam
sampel. Model ini seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi pasar
persaingan sempurna dimana harga input dan output tidak ditentukan oleh
pasar. Dengan kata lain tidak satupun bank yang dapat menentukan harga
input maupun harga output sehingga bank bertindak sebagai price-taking
agent.
Karena dalam model ini terkait bentuk pasar persaingan sempurna
(prefect market competition) maka hal ini mengindikasikan bahwa
maksimum profit hanya merupakan fungsi dari eksogen harga output saja.

30

Sejalan dengan pendekatan cost efficiency, misalkan fungsi standard profit
dalam logarithm natural adalah sebagai berikut :
=f

Log

.................................................(2.4)

Maka standard profit efficiency untuk bank n menjadi :
std EFFn

=

̂

̂

Dimana

=

n

[

[

]

]

=

.......(2.5)

adalah profit pada bank n. Standard profit efficiency

merupakan rasio dari keuntungan yang dapat diperoleh suatu bank,
misalnya bank n dibandingkan dengan keuntungan dari bank yang paling
efisien. Misalnya dari perhitungan diatas didapatkan standard profit
efficiency sebesar 80%, hal ini berarti bahwa bank n kehilangan 20% dari
keuntungan yang seharusnya dapat diperoleh jika beroperasi secara efisien.
Alternative Profit Efficiency ini berbeda dari standard profit
efficiency karena sifat pasar pada model ini adalah pasar persaingan
sempurna sedangkan dalam alternative profit efficiency terjadi pada pasar
persaingan tidak sempurna (imperfect market competition). Pada kondisi
pasar ini maka bank diasumsikan memiliki market power dalam
menentukan harga output namun tidak pada harga input. Karena perbedaan
jenis pasar tersebut maka perbedaan yang paling menonjol antara kedua
model ini (standard profit efficiency dan alternative profit efficiency) adalah
pada penentuan variabel eksogen didalam pencapaian keuntungan
maksimum. Dalam pendekatan ini bank akan memaksimalkan keuntungan

31

dengan memilih harga output (p), jumlah input (x), untuk sejumlah output
(y), dan harga input (r) yang telah ditetapkan. Fungsi indirect profit yang
sesuai disebut sebagai fungsi indirect profit alternative yang dapat
dituliskan sebagai berikut :
Max

= (p , r)(y,-x) ...............