Komparasi Profit Efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (SFA)

(1)

TESIS

Oleh

SYACHRUL WAHYUDI

117019054

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister

Sains dalam Program Studi Magister

Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYACHRUL WAHYUDI

117019054

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

Nama Mahasiswa : Syachrul Wahyudi Nomor Induk : 117019054

Program Studi : Magister Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Isfenti Sadalia, ME) (Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, Ak)

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Program Studi Dekan,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Isfenti Sadalia, ME

Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, Ak 2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

3. Dr. Yenni Absah, M.Si 4. Dr. Muslich Lufti, MBA


(5)

Judul Tesis

KOMPARASI

PROFIT EFFICIENCY ISLAMIC BANK

INDONESIA

DAN MALAYSIA DENGAN METODE

STOCHASTIC FRONTIER

ANALYSIS

(SFA)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Januari 2014 Penulis,


(6)

KOMPARASI PROFIT EFFICIENCY ISLAMIC BANK

NDONESIA DAN MALAYSIA DENGAN METODE

STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS

ABSTRAK

Islamic Bank telah berkembang pesat pada dekade terakhir serta menjadi satu tren yang sangat penting dalam industri keuangan dunia. Salah satu indikator populer yang dipakai untuk menunjukkan tingkat efisiensi Islamic Bank adalah profit efficiency. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) pada periode 2007-2012. Inefficiency effect model akan diikutsertakan untuk menentukan pengaruh waktu dan total aset terhadap profit efficiency. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi karena dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip Islamic Bank. Populasi dari penelitian ini adalah semua Bank Umum Syariah (Full Pledged Islamic Bank) di Indonesia dan Malaysia. Melalui kriteria populasi sasaran, didapatkan sampel sebanyak 11 Islamic Bank Indonesia dan 13 Islamic Bank Malaysia. Secara keseluruhan didapatkan hasil bahwa Islamic Bank Malaysia mempunyai rerata profit efficiency sebesar 67,34%, sedangkan Islamic Bank Indonesia mempunyai rerata profit efficiency sebesar 42,75%. Secara statistik terdapat perbedaan signifikan antara nilai rerata profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Diperoleh hasil bahwa semakin besar size sebuah bank maka akan semakin besar pula profit efficiency bank tersebut. Pada Islamic Bank Indonesia, variabel total deposit dan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap profit efficiency. Sementara itu pada Islamic Bank Malaysia, total deposit dan aset tetap berkontribusi negatif terhadap profit efficiency. Hasil penelitian ini mengimplikasikan perlunya perhatian dari pihak regulator serta manajemen Islamic Bank terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia.

Kata kunci: profit efficiency, Islamic Bank Indonesia, Islamic Bank Malaysia, Stochastic Frontier Analysis.


(7)

A COMPARISON OF PROFIT EFFICIENCY IN ISLAMIC BANK INDONESIA AND MALAYSIA

BY STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS

ABSTRACT

Islamic bank has grown rapidly at the last decade and become one of the most important trend of financial industry in the world. One of popular indicator to show the efficiency level of Islamic Bank is profit efficiency. This study aims to compare profit efficiency Islamic Bank Indonesia and Malaysia by Stochastic Frontier Analysis (SFA) for the period 2007-2012. Inefficiency effect model is proposed to determine the effect of time and total asset toward profit inefficiency. On the other hand, intermediation approach will be applied as it is inline with Islamic Bank principle. Population of this research is all full pledged Islamic Bank in Indonesia and Malaysia. Through targeted population criterias, the sample obtained are 11 Islamic Banks Indonesia and 13 Islamic Banks Malaysia. Overall, result that Islamic Bank Malaysia has profit efficiency 67,34%, higher than Islamic Bank Indonesia that achieve 42,75%. Statistically, there is difference in profit efficiency between Islamic Bank Indonesia and Malaysia. Resulted that more bigger size of bank, more higher profit efficiency. Total deposit and labor cost have negative contribution toward Islamic Bank Indonesia’s profit efficiency, while total deposit and fixed asset have negative contribution toward Islamic Bank Malaysia’s profit efficiency. These result imply that regulator and management need to focus on factors affecting profit efficiency of Islamic Bank Indonesia and Malaysia respectively.

Keywords: Profit efficiency, Islamic Bank Indonesia, Islamic Bank Malaysia, Stochastic Frontier Analysis.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Bismillaahirrohmaanirrohiim penulis memanjatkan rasa syukur ke hadirat Alloh SWT atas selesainya tesis yang berjudul “Komparasi Profit Efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (SFA)” ini. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, Ak selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, saran, dan motivasi selama proses penyelesaian tesis ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga serta bantuan moril dan materil khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc., (CTM)., Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Drs. Erman Munir, Ph.D selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai


(9)

Komisi Pembanding yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian tesis ini.

6. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selaku Komisi Pembanding yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian tesis ini.

7. Ibu Dr. Yenni Absah, M.Si selaku Komisi Pembanding yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian tesis ini.

8. Para Bapak/Ibu Dosen Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Ibu Yulia Syahrina Nasution selaku atasan penulis di Bank CIMB Niaga Medan yang telah banyak memberikan dukungan.

10.Teman-teman seperjuangan di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara (Pak Jamal, Pak Pioner, Fajri, Rizky, dan lainnya). Terima kasih atas persahabatan, bantuan, dan dukungannya.

11.Para pegawai Tata Usaha Program Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara (Bang Galih, Kak Juli, dan lainnya) atas bantuannya.

12.Istri tercinta Drg. Hj. Pitu Wulandari, SPsi., Sp.Perio yang telah sabar menemani, membantu, dan mendukung penulis selama ini.

13.Ayah dan Ibu Mertua tercinta Ir. H. Ardan Ananta, MM dan Hj. Susilowati atas limpahan kasih sayang dan doanya.

14.Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Taswin dan Hj. Dahlia atas limpahan kasih sayang dan doanya.


(10)

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna. Komentar, kritik, dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap tesis ini membawa manfaat bagi kita semua.

Medan, 15 Januari 2014

Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Membang Muda, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara pada 29 Oktober 1978, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Taswin dan Ibunda Dahlia. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 112285 Membang Muda (lulus tahun 1991), kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 6 Medan (lulus tahun 1994) dan SMA Negeri 4 Medan (lulus tahun 1997). Pendidikan strata satu dijalani di Departemen Teknik Fisika ITB Bandung (lulus tahun 2003). Status menikah, dan saat ini penulis menjalani karir sebagai praktisi perbankan pada bidang Operational and Services.

Medan, 15 Januari 2014 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 11

1.3.Tujuan Penelitian ... 13

1.4.Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1Pengertian Islamic Bank ... 15

2.2Prinsip-Prinsip Islamic Bank ... 16

2.3Produk Islamic Bank ... 18

2.4Konsep Efisiensi ... 22

2.5Profit Efficiency ... 25

2.6Pengukuran Efisiensi ... 26

2.7Stochastic Frontier Analysis ... 27

2.7.1. Sejarah dan Gambaran Umum Stochastic Frontier Analysis ... 27

2.7.2. Frontier 4.1 ... 30

2.8Penelitian Terdahulu ... 32

2.9Kerangka Konseptual ... 36

2.10 Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Jenis Penelitian ... 40

3.2. Waktu Penelitian ... 40

3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 40

3.4. Populasi dan Sampel ... 41

3.5. Pemilihan dan Definisi Operasional Variabel ... 43

3.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 46

3.7. Pengujian Hipotesis ... 48

3.8. Pengujian Asumsi Klasik ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 51

4.2. Uji Asumsi Klasik ... 58

4.3. Pemilihan Model Fungsi Stochastic Profit Frontier ... 63


(13)

4.5. Estimasi Model Empiris Fungsi Stochastic Profit Frontier dengan MLE. 70

4.5.1. Analisis Pengaruh Total Deposit ... 74

4.5.2. Analisis Pengaruh Biaya Tenaga Kerja ... 79

4.5.3. Analisis Pengaruh Aset Tetap ... 82

4.6. Analisis Nilai Profit Efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 86

4.7. Uji Beda Profit Efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 96

4.8. Analisis Profit Inefficiency Effect Model ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1. Kesimpulan ... 102

5.2. Saran ... 105


(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1. Highlight kinerja Islamic Bank Indonesia dan Malaysia 2012 ... 5

2.1. Penelitian terdahulu ... 33

3.1. Ketersediaan data observasi Islamic Bank Indonesia ... 42

3.2. Ketersediaan data observasi Islamic Bank Malaysia ... 43

3.3. Definisi operasional variabel ... 46

4.1. Statistik data observasi Islamic Bank Indonesia 2007-2012 ... 51

4.2. Statistik data observasi Islamic Bank Malaysia 2007-2012 ... 53

4.3. Uji normalitas Islamic Bank Indonesia ... 59

4.4. Uji normalitas Islamic Bank Malaysia ... 59

4.5. Uji multikolinearitas Islamic Bank Indonesia ... 60

4.6. Uji multikolinearitas Islamic Bank Malaysia ... 60

4.7. Uji heteroskedastisitas Islamic Bank Indonesia ... 61

4.8. Uji heteroskedastisitas Islamic Bank Malaysia ... 61

4.9. Koefisien Durbin-Watson Islamic Bank Indonesia ... 62

4.10. Koefisien Durbin-Watson Islamic Bank Malaysia ... 62

4.11. Likelihood Ratio Test Islamic Bank Indonesia ... 66

4.12. Likelihood Ratio Test Islamic Bank Malaysia ... 66

4.13. Estimasi OLS Islamic Bank Indonesia ... 68

4.14. Estimasi OLS Islamic Bank Malaysia ... 69

4.15. Hasil estimasi MLE Islamic Bank Indonesia ... 70

4.16. Hasil estimasi MLE Islamic Bank Malaysia ... 72

4.17. Koefisien variabel total deposit hasil estimasi MLE ... 74

4.18. FDR Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 78

4.19. Koefisien variabel biaya tenaga kerja hasil estimasi MLE ... 79

4.20. Koefisien variabel aset tetap hasil estimasi MLE ... 82

4.21. Profit efficiency Islamic Bank Indonesia ... 91

4.22. Profit efficiency Islamic Bank Malaysia ... 94

4.23. Uji beda profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 96


(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1.1. Pertumbuhan aset Islamic Bank global... 2

1.2. Penetrasi terhadap GDP dan market share Islamic Bank ... 3

1.3. Pertumbuhan aset dan market share Islamic Bank Malaysia ... 7

1.4. Pertumbuhan aset dan market share Islamic Bank Indonesia... 7

1.5. Profit dan rasio BOPO Islamic Bank Malaysia 2007-2012 ... 9

1.6. Profit dan rasio BOPO Islamic Bank Indonesia 2007-2012 ... 9

2.1. Production Frontier ... 23

2.2. Pengukuran technical efficiency berorientasi input ... 25

4.1. Pertumbuhan profit Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 55

4.1. Pertumbuhan deposit Islamic Bank Indonesia dan Malaysia... 56

4.3. Pertumbuhan biaya tenaga kerja Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 57

4.4. Pertumbuhan aset tetap Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 57

4.5. Pertumbuhan total aset Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 58

4.6. Pertumbuhan profit dan deposit Islamic Bank Indonesia ... 76

4.7. Pertumbuhan profit dan deposit Islamic Bank Malaysia ... 76

4.8. Profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia ... 86

4.9. Rerata profit efficiency Islamic Bank Indonesia ... 90


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Data observasi Islamic Bank Indonesia 2007-2012 (dalam Rp.juta) ... 114 2. Data input Frontier 4.1 Islamic Bank Indonesia 2007-2012 (dalam

logaritma natural) ... 115 3. Data observasi Islamic Bank Malaysia 2007-2012 (dalam RM.ribu) ... 116 4. Data input Frontier 4.1 Islamic Bank Malaysia 2007-2012 (dalam

logaritma natural) ... 117 5. Output Frontier 4.1 Islamic Bank Indonesia ... 118 6. Output Frontier 4.1 Islamic Bank Malaysia ... 127


(17)

KOMPARASI PROFIT EFFICIENCY ISLAMIC BANK

NDONESIA DAN MALAYSIA DENGAN METODE

STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS

ABSTRAK

Islamic Bank telah berkembang pesat pada dekade terakhir serta menjadi satu tren yang sangat penting dalam industri keuangan dunia. Salah satu indikator populer yang dipakai untuk menunjukkan tingkat efisiensi Islamic Bank adalah profit efficiency. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) pada periode 2007-2012. Inefficiency effect model akan diikutsertakan untuk menentukan pengaruh waktu dan total aset terhadap profit efficiency. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi karena dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip Islamic Bank. Populasi dari penelitian ini adalah semua Bank Umum Syariah (Full Pledged Islamic Bank) di Indonesia dan Malaysia. Melalui kriteria populasi sasaran, didapatkan sampel sebanyak 11 Islamic Bank Indonesia dan 13 Islamic Bank Malaysia. Secara keseluruhan didapatkan hasil bahwa Islamic Bank Malaysia mempunyai rerata profit efficiency sebesar 67,34%, sedangkan Islamic Bank Indonesia mempunyai rerata profit efficiency sebesar 42,75%. Secara statistik terdapat perbedaan signifikan antara nilai rerata profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Diperoleh hasil bahwa semakin besar size sebuah bank maka akan semakin besar pula profit efficiency bank tersebut. Pada Islamic Bank Indonesia, variabel total deposit dan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap profit efficiency. Sementara itu pada Islamic Bank Malaysia, total deposit dan aset tetap berkontribusi negatif terhadap profit efficiency. Hasil penelitian ini mengimplikasikan perlunya perhatian dari pihak regulator serta manajemen Islamic Bank terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia.

Kata kunci: profit efficiency, Islamic Bank Indonesia, Islamic Bank Malaysia, Stochastic Frontier Analysis.


(18)

A COMPARISON OF PROFIT EFFICIENCY IN ISLAMIC BANK INDONESIA AND MALAYSIA

BY STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS

ABSTRACT

Islamic bank has grown rapidly at the last decade and become one of the most important trend of financial industry in the world. One of popular indicator to show the efficiency level of Islamic Bank is profit efficiency. This study aims to compare profit efficiency Islamic Bank Indonesia and Malaysia by Stochastic Frontier Analysis (SFA) for the period 2007-2012. Inefficiency effect model is proposed to determine the effect of time and total asset toward profit inefficiency. On the other hand, intermediation approach will be applied as it is inline with Islamic Bank principle. Population of this research is all full pledged Islamic Bank in Indonesia and Malaysia. Through targeted population criterias, the sample obtained are 11 Islamic Banks Indonesia and 13 Islamic Banks Malaysia. Overall, result that Islamic Bank Malaysia has profit efficiency 67,34%, higher than Islamic Bank Indonesia that achieve 42,75%. Statistically, there is difference in profit efficiency between Islamic Bank Indonesia and Malaysia. Resulted that more bigger size of bank, more higher profit efficiency. Total deposit and labor cost have negative contribution toward Islamic Bank Indonesia’s profit efficiency, while total deposit and fixed asset have negative contribution toward Islamic Bank Malaysia’s profit efficiency. These result imply that regulator and management need to focus on factors affecting profit efficiency of Islamic Bank Indonesia and Malaysia respectively.

Keywords: Profit efficiency, Islamic Bank Indonesia, Islamic Bank Malaysia, Stochastic Frontier Analysis.


(19)

1.1. LATAR BELAKANG

Kemunculan Islamic Bank sebagai sebuah entitas bisnis keuangan berlandaskan prinsip-prinsip yang dianut dalam syariah Islam, menghadirkan nuansa baru dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat dunia. Sistem yang dipraktikkan oleh Islamic Bank seakan menjadi salah satu harapan solusi berbagai kondisi keterpurukan ekonomi yang pernah dialami negara-negara di dunia. Secara prinsip Islamic Bank mengedepankan asas keadilan, keterbukaan, kemitraan, dan universalitas (Laksmana, 2009). Secara operasional prinsip tersebut diwujudkan melalui mekanisme bagi hasil dengan meniadakan transaksi berbasis bunga sebagaimana dipraktikkan di bank konvensional. Prinsip-prinisp yang dianut tersebut terbukti sukses membawa Islamic Bank sukses melalui badai krisis moneter 1997.

Islamic Bank telah tumbuh di segenap penjuru dunia, bukan hanya di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Timur Tengah, melainkan juga di negara-negara dengan mayoritas penduduk non muslim seperti Amerika Serikat, Ingris, Jerman, Australia, dan lain-lain. Ini menjadi bukti bahwa prinsip-prinsip yang dianut oleh Islamic Bank bisa diterima oleh masyarakat non muslim. Bahkan Islamic Bank di Indonesia-negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, jumlah nasabah non muslimnya sudah cukup banyak. Reputasi Islamic Bank terkait keberhasilan melalui krisis finansial serta alasan rasional lainnya berupa kompetensi dan


(20)

service quality menjadi faktor-faktor penting yang menjadi jawaban mengapa Islamic Bank tidak hanya diminati oleh masyarakat muslim, melainkan juga oleh non muslim (Dusuki and Abdullah, 2007).

Islamic Bank telah berkembang pesat pada dekade terakhir serta menjadi satu tren yang sangat penting dalam industri keuangan dunia. E&Y (2012)dalam World Islamic Banking Competitiveness Report2013 menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, total aset Islamic Bank secara global telah tumbuh 50% lebih cepat daripada pertumbuhan aset sektor perbankan global secara keseluruhan. Diperkirakan pada 2013 total aset Islamic Bank global akan mencapai angka USD 1,8 triliun, meningkat 38% dibandingkan 2011 atau setara dengan 17% pertumbuhan tahunan rerata, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Pertumbuhan aset Islamic Bank global

Sumber: Ernst &Young, 2012; satuan dalam USD miliar

Pusat pertumbuhan Islamic Bank dunia didominasi negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan lain-lain yang tergabung dalam Gulf Council Countries (E&Y, 2012). Market share Islamic


(21)

Bank terbesar di dunia ditempati oleh Arab Saudi dengan market share melampaui 50% dari total aset perbankan di negaranya, sebagaimana terlihat pada Gambar 1.2. Sementara itu dari Asia Tenggara, Malaysia termasuk ke dalam kelompok negara-negara dengan market shareIslamic Bank terbesar di dunia.

Gambar 1.2 Penetrasi terhadap GDP dan market shareIslamic Bank

Sumber: Ernst &Young, 2012

Keberhasilan Malaysia dalam menumbuhkembangkan Islamic Bank tidak terjadi begitu saja. Sejarah keberadaan Islamic Bank di Malaysia bermula dari peluncuran lembaga Islamic pertama, yaitu Tabung Haji pada tahun 1963 yang ditujukan bagi masyarakat yang ingin pergi melaksanakan ibadah haji. Dua puluh tahun berikutnya, pada tahun 1983, Islamic Bank pertama Malaysia mulai beroperasi yaitu Bank Islam Malaysia, yang kemudian diikuti dengan berdirinya Syarikat Takaful Malaysia pada tahun 1985 sebagai perusahaan asuransi syariah pertama di Malaysia. Pada tahun 2000 Bank Negara Malaysia (BNM) bersama dengan Security Commission Malaysia (SC) meluncurkan masterplan


(22)

pengembangan sektor keuangan dan pasar modal, yang ditujukan sebagai arahan strategis kedua sektor tersebut dalam 10 tahun ke depan. Pada tahun 2006 pemerintah Malaysia membentuk Malaysian International Islamic Financial Centre (MIFC) sebagai usaha dalam rangka mentransformasi menuju kondisi sistem keuangan Islamic Malaysia yang inovatif dan kompetitif. Dalam satu dekade terakhir berbagai kebijakan, tindakan, dan inisiatif telah dibuat oleh pemerintah Malaysia sebagai bentuk dukungan nyata bagi perkembangan Islamic Bank Malaysia. Sampai akhir tahun 2012, terdapat 16 Islamic Bank-terdiri dari 5 stand alone Islamic Bank dan 11 subsidiary dari bank konvensional, yang beroperasi serta menjadi tulang punggung perkembangan Islamic Bank di Malaysia (MIFC, 2012).

Sebagaimana Malaysia, Indonesia juga memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Islamic Bank di dunia. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 207 juta jiwa atau 87,18% dari total penduduk Indonesia pada sensus penduduk 2010 (BPS, 2010). Awal tahun 1980-an merupakan tonggak awal terjadinya diskusi mengenai pendirian Islamic Bank sebagai salah satu pilar ekonomi Islam di Indonesia. Bermula pendirian Baitul Tamwil Salman di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta sampai dengan akhirnya pada bulan November 1991 ditandatangani akta pendirian Islamic Bank pertama di Indonesia, yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI). Sama seperti di Malaysia, pemerintah Indonesia juga menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan Islamic Bank, ditandai dengan keputusan pemerintah No. 7 tahun 1992 yang intinya adalah pemberian kesempatan kepada bank-bank konvensional untuk membuka pelayanan


(23)

transaksional secara Islamic dengan sistem dual banking(Rivai, 2010). Sampai dengan akhir tahun 2012 jumlah Islamic Bank Indonesia berjumlah 11 buah Bank Umum Syariah (BUS) dan 24 Unit Usaha Syariah (UUS).

Dalam beberapa tahun terakhir Islamic Bank Indonesia dan Malaysia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Laporan dari Ernst & Young pada 2012 memperlihatkan bahwa ada lima Islamic Bank Malaysia yang masuk dalam kategori 20 Islamic Bank terbesar di dunia. Islamic Bank Indonesia juga dipandang mempunyai prospek yang cerah, mengingat dalam selang waktu tahun 2008 sampai dengan 2011, tingkat pertumbuhan asetnya mencapai 40%. Indikator-indikator keuangan Islamic Bank kedua negara, Indonesia dan Malaysia menunjukkan adanya pertumbuhan yang signifikan, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1. Satuan mata uang dikonversi ke dalam USD menggunakan kurs akhir tahun 2012.

Tabel 1.1. Highlight Kinerja Islamic Bank Indonesia dan Malaysia Tahun 2012 Indikat or

Islamic Bank Indonesia Islamic Bank M alaysia 2012 (juta USD) Δ dari 2011 2012 (juta USD) Δ dari 2011 Laba Sebelum Pajak 321,76 64% 1.601,21 62% Tot al Pembiayaan 15.699,28 43% 77.406,09 18% Tot al Deposit 15.636,02 28% 100.247,45 15% Tot al Aset 20.756,28 34% 124.787,95 14%

NPF 2,31% -12% 1,69% -36%

Sumber: BI dan BNM; data diolah

Pencapaian laba sebelum pajak pada tahun 2012 sama-sama mengalami peningkatan yang pesat dari tahun 2011, yaitu 62% dan 64% untuk Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Sementara itu untuk dimensi indikator total pembiayaan, total deposit dan total aset, Islamic Bank Indonesia mengalami pertumbuhan year


(24)

on year (yoy) lebih besar daripada Islamic Bank Malaysia. Sebaliknya, Islamic Bank malaysia mengalami penurunan Non Performing Financing (NPF) tiga kali lebih besar daripada Islamic Bank Indonesia. Dari gambaran umum di atas dapat dilihat bahwa walaupun total aset, total deposit, total pembiayaan, dan laba yang dibukukan oleh Islamic Bank Malaysia lebih besar daripada posisi yang dimiliki Islamic Bank Indonesia, namun Islamic Bank Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang lebih besar.

Malaysia yang merupakan salah satu inisiator dan penggerak Islamic Bank di dunia, membukukan pencapaian total aset Islamic Bank sebesar RM. 381,47 miliar (Rp.1.200 triliun ekivalen) pada akhir 2012, atau meningkat 14% dari tahun 2011. Non Performing Finance (NPF) atau pembiayaan bermasalah relatif rendah, terjaga di angka 1,69%, turun 36% dibanding tahun 2011. Total pembiayaan, total deposit, dan laba sebelum pajak meningkat dari tahun 2011 masing-masing sebesar 18%, 15%, dan 62%. Market shareIslamic Bank Malaysia sampai dengan akhir tahun 2012 mencapai angka 19,5% dari total aset perbankan Malaysia. Sementara itu Islamic Bank di Indonesia juga berkembang dengan pesat. Dari sisi aset, sampai akhir tahun 2012 total aset Islamic Bank Indonesia tumbuh menjadi Rp.199,7 triliun, meningkat 34% dibandingkan tahun 2011. Ini berarti setara dengan 4,5% market share perbankan nasional. NPF juga dijaga di angka 2,31% masih dibawah target BI, menurun sebesar 12% dibanding NPF 2011. Total pembiayaan, total deposit, dan laba sebelum pajak masing-masing mengalami peningkatan sebesar 43%, 28%, dan 64%.

Pada rentang waktu tahun 2007 sampai dengan 2012, Islamic Bank Indonesia dan Malaysia mengalami pertumbuhan dari sisi aset dan juga market


(25)

share. Grafik pertumbuhan aset dan market share Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3. Pertumbuhan aset dan market share Islamic Bank Malaysia

Sumber: Bank Negara Malaysia; data diolah

Gambar 1.4. Pertumbuhan aset dan market share Islamic Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia; data diolah

Secara umum dapat dikatakan bahwa aset Islamic Bank Indonesia dan Malaysia mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan market share yang mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, sejalan dengan pertumbuhan aset. Dengan berdasarkan kepada data-data tersebut, dan dengan melihat peta kompetisi Islamic Bank wilayah regional Asia Tenggara serta fakta bahwa


(26)

Indonesia dan Malaysia merupakan bagian penting pusat pertumbuhan dan perkembangan Islamic Bank di masa mendatang, maka peneliti melakukan kajian komparasi Islamic Bank di Indonesia dan Malaysia, dengan mengambil subjek profit efficiency.

Profit efficiency didefinisikan sebagai rasio antara laba aktual dan laba maksimum yang bisa dicapai oleh sebuah perusahaan (Kumbhakar and Lovell, 2004). Sebagai bagian dari definisi efisiensi secara umum, profit efficiency menjadi sangat penting bagi sistem perbankan, khususnya Islamic Bank karena bukan hanya terkait menekan biaya serendah mungkin, akan tetapi lebih dari itu yaitu berkaitan langsung dengan mobilisasi sumber daya (input) terhadap pembiayaan aktivitas produktif (output). Oleh karena itu optimisasi penggunaan input dan pencapaian output oleh pihak perbankan harus dilakukan. Inefficiency pada Islamic Bank akan berdampak secara umum kepada fungsi strategis dari bank yang tidak akan berjalan memuaskan. Secara lebih khusus, Inefficiency setidaknya akan berdampak kepada tiga pihak yang berkepentingan terhadap efisiensi perbankan, yaitu: (1) Otoritas perbankan, dalam hal ini Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia, (2) Pengguna jasa perbankan (nasabah), dan (3) Pemilik bank (Taswan, 2006).

Otoritas perbankan sangat berkepentingan terhadap terciptanya sistem perbankan yang sehat serta efisien untuk menopang program stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Perbankan yang tidak sehat dan efisien akan merugikan bank itu sendiri dan juga merugikan atau membawa pengaruh negatif secara sistemik terhadap ekonomi makro nasional. Bahkan sudah menjadi fakta bahwa salah satu penyebab utama terjadinya krisis keuangan di sejumlah negara


(27)

pada 1997 merupakan dampak dari sistem operasi perbankan yang tidak efisien(Yaumidin, 2007).

Gambar 1.5. Profit dan rasio BOPO Islamic Bank Malaysia 2007-2012

Sumber: Bank Negara Malaysia; data diolah

Gambar 1.6. Profit dan rasio BOPO Islamic Bank Indonesia 2007-2012

Sumber: Bank Indonesia; data diolah

Gambar 1.5 dan 1.6 masing-masing menunjukkan pertumbuhan profit dan rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) dari Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Secara umum profit (sebelum pajak) Islamic Bank Indonesia dan Malaysia mengalami kenaikan seiring waktu dari tahun 2007 sampai dengan 2012. Sedikit anomali terjadi pada tahun 2011 profitIslamic Bank Malaysia mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan tahun 2010, yaitu dari RM.3.200 miliar menjadi RM.3.000 miliar. Sementara BOPO yang biasa digunakan sebagai indikator tingkat efisiensi perbankan, terdapat perbedaan antara


(28)

Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Rasio BOPO Islamic Bank Malaysia mengalami mencapai harga terbaik sebesar 64,49% pada tahun 2009. Sebaliknya pada tahun 2009 tersebut, rasio BOPO Islamic Bank Indonesia mencapai kondisi terburuk, mencapai angka 84,39%. Secara rerata dalam selang waktu 2007-2012, rasio BOPO Islamic Bank Malaysia lebih baik daripada Islamic Bank Indonesia, yaitu 70,07% berbanding dengan 79,40%.

Pengguna jasa perbankan juga sangat berkepentingan terhadap perbankan yang efisien. Hal ini berkaitan langsung dengan risiko dan dan biaya yang akan mereka tanggung serta manfaat yang akan diperoleh saat melakukan transaksi dengan pihak perbankan. Bank-bank yang tidak efisien cenderung akan menetapkan interest margin dan biaya yang tinggi, dan sebaliknya bank-bank yang efisien umumnya cenderung lebih baik dalam melayani nasabahnya dengan biaya yang kompetitif. Pemilik bank juga menaruh perhatian terhadap efisiensi perbankan. Pemilik bank mengharapkan hasil dari dana yang diinvestasikan ke dalam bank yang dimilikinya. Pertumbuhan dana investasi akan baik jika kinerja meningkat, dan hasil kinerja dapat mengalami peningkatan salah satu caranya yaitu dengan pemeliharaan tingkat profit efficiency yang tinggi.

Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi tingkat profit efficiency perbankan, misalnya: biaya bunga atau bagi hasil, biaya pegawai, total deposit, biaya operasional, total pembiayaan, aset tetap, aset lancar, pendapatan lainnya, total aset, manajemen risiko, agency cost, dan lain-lain (Ascarya dan Yumanita, 2008). Secara umum terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam penentuan faktor-faktor determinansi tersebut. Pendekatan produksi, memandang bank sebagai institusi yang menghasilkan pelayanan kepada nasabah. Pendekatan


(29)

intermediasi yaitu memandang bank sebagai intermediator yang menghubungkan pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang mengalami kekurangan dana. Pendekatan terakhir yaitu pendekatan modern, merupakan pengembangan dari pendekatan produksi dan intermediasi. Pada pendekatan ini, turut diikutsertakan variabel manajemen risiko, agency problem, pemrosesan informasi, dan lain-lain.

Salah satu metode yang bisa dipakai untuk mengestimasi nilai profit efficiency industri perbankan yaitu Stochastic Frontier Analysis (SFA). Metode SFA menggunakan pendekatan parametrik dan bersifat stokastik. Metode tersebut sudah populer namun relatif belum banyak digunakan dalam mengestimasi profit efficiency Islamic Bank. Kelebihan yang dimiliki oleh metode SFA yaitu memperhitungkan keberadaan random noise serta dapat digunakan dalam uji hipotesis.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Sampai akhir tahun 2012 Islamic Bank Malaysia memiliki market share yang jauh lebih besar dibandingkan Islamic Bank Indonesia. Kinerja yang dihasilkan oleh Islamic Bank Indonesia dan Malaysia saat ini terkait langsung dengan kemampuan dalam pendayagunaan sumber daya (input) serta optimisasi pencapaian profit (output). Oleh karena itu profit efficiency sebagai satu ukuran kemampuan menghasilkan profit, menjadi hal yang sangat penting. Dengan sudut pandang akan pentingnya profit efficiency bagi perkembangan Islamic Bank di Indonesia dan Malaysia, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:


(30)

1. Bagaimana tingkat profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis dalam rentang waktu 2007-2012? 2. Bagaimana pengaruh total deposit terhadap profit efficiency Islamic Bank

Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

3. Bagaimana pengaruh total deposit terhadap profit efficiency Islamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

4. Bagaimana pengaruh biaya tenaga kerja terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

5. Bagaimana pengaruh biaya tenaga kerja terhadap profit efficiency Islamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

6. Bagaimana pengaruh aset tetap terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

7. Bagaimana pengaruh aset tetap terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

8. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis? 9. Bagaimana pengaruh waktu terhadap profit inefficiency Islamic Bank

Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

10.Bagaimana pengaruh waktu terhadap profit inefficiency Islamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

11.Bagaimana pengaruh total aset terhadap profit inefficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?

12.Bagaimana pengaruh total aset terhadap profit inefficiency Islamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis?


(31)

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis dalam rentang waktu 2007-2012.

2. Menganalisis pengaruh total deposit terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

3. Menganalisis pengaruh total deposit terhadap profit efficiency Islamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

4. Menganalisis pengaruh biaya tenaga kerja terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

5. Menganalisis pengaruh biaya tenaga kerja terhadap profit efficiency Islamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

6. Menganalisis pengaruh aset tetap terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

7. Menganalisis pengaruh aset tetap terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

8. Menentukan dan menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

9. Menganalisis pengaruh waktu terhadap profit inefficiency Islamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

10.Menganalisis pengaruh waktu terhadap profit inefficiency Islamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis


(32)

11.Menganalisis pengaruh total aset terhadap profit inefficiencyIslamic Bank Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

12.Menganalisis pengaruh total aset terhadap profit inefficiencyIslamic Bank Malaysia dengan metode Stochastic Frontier Analysis

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Menjadi sebuah harapan bahwa hasil penelitian ini membawa manfaat bagi berbagai pihak , antara lain:

1. Bagi industri perbankan

Bagi industri perbankan khususnya Islamic Bank, hasil penelitian ini akan memberi gambaran umum tentang kondisi profit efficiency Islamic Bank dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia dan Malaysia. Selain itu, dengan melihat kepada hasil penelitian ini pihak perbankan dapat melihat sekaligus melakukan tindak lanjut terkait faktor-faktor penyebab inefficiency Islamic Bank.

2. Bagi dunia pendidikan

Bagi para akademisi, penelitian ini akan menambah khasanah kajian keilmuan dalam bidang Islamic Bank, yang berarti mengikuti tren pertumbuhan dan perkembangan Islamic Bank, khususnya di Indonesia dan Malaysia.

3. Bagi masyarakat

Masyarakat mempunyai hak dan kepentingan dalam bertransaksi dengan pihak perbankan. Dengan melihat kepada hasil penelitian ini maka masyarakat dapat mengetahui tingkat efisiensi Islamic Bank Indonesia dan Malaysia, dan akhirnya akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan Islamic Bank di Indonesia dan Malaysia.


(33)

2.1.

Pengertian

Islamic Bank

Pengembangan industri perbankan yang didasarkan kepada konsep dan

prinsip ekonomi Islam merupakan sebuah inovasi dalam sistem perbankan

internasional. Hal ini telah lama menjadi wacana di kalangan publik serta para

ilmuwan baik muslim maupun non muslim, namun pendirian

Islamic Bank

secara

komersial dan formal relatif belum lama terwujud. Salah satu

Islamic Bank

terbesar di

timur tengah, misalnya

Islamic Bank

Faisal di Sudan dan Mesir, baru berdiri pada

tahun 1977. Sementara itu di kawasan Asia Tenggara Bank Islam Malaysia Berhad

berdiri pada tahun 1983. Di Indonesia,

Islamic Bank

pertama yang berdiri adalah

Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992. Terdapat dua hal yang mendorong

kemunculan, eksistensi, dan perkembangan

Islamic Bank

, yaitu: 1) Munculnya

keinginan dan kebutuhan masyarakat akan kehadiran bank dengan konsep dan prinsip

ekonomi Islam. 2) Keunggulan dan kelebihan yang dimiliki oleh

Islamic Bank

(Rivai

dan Arifin, 2010).

Menurut ketentuan yang tertera pada Peraturan Bank Indonesia nomor

2/8/PBI/2000 pasal I, definisi

Islamic Bank

adalah:“... bank umum sebagaimana yang

dimaksud dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan dan telah

diubah dengan Undang-Undang no 10 tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariat Islam, termasuk Unit Usaha Syariah (UUS) dan kantor

cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam.


(34)

Adapun yang dimaksud dengan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor

pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang

syariah...”. Sementara itu definisi yang disetujui oleh

General Secretariat of The

Organization of The Islamic Conference (OIC)

adalah: “....

Islamic Bank

adalah

institusi keuangan yang memiliki hukum, aturan, dan prosedur sebagai wujud dari

komitmen terhadap prinsip syariah dan melarang menerima dan membayar bunga

dalam proses operasi yang dijalankan...”.

2.2.

Prinsip-Prinsip

Islamic Bank

Dari definisi

Islamic Bank

yang tercantum pada Peraturan Bank Indonesia

nomor 2/8/PBI/2000 serta definisi yang disetujui oleh

The Organization of The

Islamic Conference

(OIC), dapat ditarik sebuah kesimpulan umum bahwa

Islamic

Bank

adalah bank yang beroperasi dengan berlandaskan kepada prinsip syariat Islam.

Adapun prinsip-prinsip yang terdapat pada

Islamic Bank

adalah sebagai berikut:

(Rivai dan Arifin, 2010)

1.

Melarang Bunga Bank

Bunga bank secara keras dilarang dalam ajaran Islam, dan dipahami sebagai haram.

Jadi

Islamic Bank

tidak diperkenankan memberi atau menerima bunga kepada atau

dari nasabah. Islam hanya mengijinkan satu jenis pinjaman yaitu q

ardhul hasan

(pinjaman murah hati) dimana peminjam tidak dikenakan bunga atas pinjamannya.


(35)

2.

Pembagian Seimbang

Islam mendorong orang untuk menjadi partner dengan tujuan berbagi keuntungan dan

risiko dalam bisnis, meskipun posisinya sebagai kreditur. Dalam konsep

Islamic

Bank

, pembiayaan didasarkan pada iman dimana pemberi dan penerima pinjaman

harus berbagi risiko bisnis secara seimbang.

3.

Uang sebagai “Modal Potensial”

Dalam Islam, uang adalah alat pertukaran dan tidak ada nilai dalam dirinya sendiri.

Oleh karena itu tidak diperkenankan menilai tinggi terhadap uang. Uang diperlakukan

sebagai “modal potensial”, yang akan menjadi modal riil hanya jika digabung dengan

sumber daya lain yang bertanggung jawab untuk menjalankan aktivitas produktif.

Islam meyakini waktu nilai uang, akan tetapi hanya ketika uang berlaku sebagai

modal riil. Hukum yang mengatur tentang pembagian keuntungan kepada investor

sebagai hasil dari investasi, disebut sebagai

profit and loss sharing

(pembagian laba

dan rugi).

4.

Melarang Gharar dan Maysir

Islamic Bank

melarang transaksi yang memiliki karakteristik

gharar

(ketidakpastian

yang tinggi) dan

maysir

(judi). Oleh karena itu transaksi ekonomi atau bisnis yang

akan dimasuki oleh

Islamic Bank

harus terbebas dari ketidakpastian yang tinggi serta

terbebas dari transaksi yang bersifat spekulatif.

5.

Kontrak yang Suci

Islamic Bank

memegang tanggung jawab kontrak dan berkewajiban untuk

memberikan informasi secara lengkap. Hal ini guna mengurangi risiko timbulnya

asimetri informasi dan risiko moral. Pihak yang menjadi nasabah harus memahami


(36)

dengan baik tentang produk yang ditawarkan oleh bank. Lebih jauh lagi, tiap pihak

yang terlibat tidak bisa menentukan sebelumnya jaminan keuntungan.

6.

Kegiatan Syariah yang Disetujui

Islamic Bank

mengambil bagian dalam bisnis yang tidak melanggar hukum syariah.

Islam melarang usaha yang tidak halal seperti bisnis yang terkait dengan judi,

alkohol, makanan yang diharamkan, prostitusi, serta bisnis-bisnis yang dilandasi oleh

perilaku penipuan dan kecurangan.

2.3.

Produk

Islamic Bank

Islamic Bank

secara umum mempunyai produk dan jasa yang hampir sama

dengan bank konvensional, baik itu produk simpanan, pembiayaan, dan jasa

pelayanan. Dengan menilik kembali kepada prinsip-prinsip

Islamic Bank

, maka dapat

ditentukan bahwa yang menjadi pembeda antara produk

Islamic Bank

dengan produk

bank konvensional terletak pada prinsip atau akad yang melandasinya. Produk

simpanan

Islamic Bank

pada umumnya berlandaskan kepada akad

wadiah

dan juga

mudharabah

.

Wadiah

adalah perjanjian antara bank dengan nasabah terkait dana yang

dititipkan. Benefit yang akan diterima oleh nasabah pemilik dana adalah berupa

bonus yang tidak diperjanjikan besarnya dari awal. Sementara

mudharabah

bermakna

perjanjian antara bank dengan nasabah terkait pembiayaan bersama atas proyek atau

usaha dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian. Secara khusus, hal yang

berkaitan dengan akad dan produk

Islamic Bank

Indonesia diatur dalam Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 sebagai

berikut:


(37)

1.

Bab VI tentang kegiatan usaha

Islamic Bank

, dinyatakan bahwa bank

wajib menerapkan prinsip syariah dalam melakukan kegiatan usahanya,

meliputi:

a.

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang

meliputi:

1.

Giro berdasarkan prinsip

wadiah

2.

Tabungan berdasarkan prinsip

wadiah

atau

mudharabah

3.

Deposito berjangka berdasarkan prinsip

mudharabah

;atau

4.

Bentuk lain berdasarkan prinsip

wadiah

atau

mudharabah

b.

Melakukan penyaluran dana melalui:

1.

Transaksi jual beli berdasarkan prinsip:

a.

Murabahah

b.

Istishna

c.

Ijarah

d.

Salam

e.

Jual beli lainnya

2.

Pembiayaan bagi hasil dengan prinsip:

a.

Mudharabah

b.

Musyarakah

c.

Bagi hasil lainnya

3.

Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip:

a.

Hiwalah


(38)

c.

Qard

c.

Membeli, menjual dan/atau menjamin atas risiko sendiri

surat-surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi

nyata (

under transaction

) berdasarkan prinsip jual beli atau

hiwalah

.

d.

Membeli surat-surat berharga pemerintah dan/atau Bank Indonesia

yang diterbitkan atas dasar prinsip syariah.

e.

Memindahkan uang atau kepentingan sendiri dan/atau nasabah

berdasarkan prinsip

wakalah

.

f.

Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan

dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga

berdasarkan prinsip

wakalah

.

g.

Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat

berharga berdasarkan prinsip

wadiah

yad amanah

.

h.

Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk

kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip

wakalah

.

i.

Melakukan penempatan dan dari nasabah kepada nasabah lain

dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

berdasarkan prinsip

ujr

.

j.

Memberikan fasilitas

Letter of Credit

(L/C) berdasarkan prinsip

wakalah

,

murabahah

,

mudharabah

,

musyarakah

, dan

wadiah

,


(39)

serta memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan prinsip

kafalah

.

k.

Melakukan kegiatan usaha kartu debet berdasarkan prinsip

ujr

.

l.

Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip

wakalah

.

m.

Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang

disetujui oleh Dewan Syariah Nasional.

2.

Pasal 29 menyatakan bahwa selain melakukan kegiatan usaha

sebagaimana dimaksud dalam pasal 28, bank dapat pula:

a.

Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan prinsip

sharf

.

b.

Melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan prinsip

musyarakah

dan/atau

mudharabah

pada bank atau perusahaan lain

yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

c.

Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan

prinsip

musyarakah

dan/atau

mudharabah

untuk mengatasi akibat

kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali

penyertaannya.

d.

Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun

berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan dalam

perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

e.

Bank dapat bertindak sebagai lembaga

baitul mal

yaitu menerima

dana yang berasal dari

zakat, infaq shadaqah, waqaf, hibah

atau

dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak

dalam santunan dan/atau pinjaman kebaikan (

qardhul hasan

)


(40)

2.4.

Konsep Efisiensi

Konsep efisiensi berakar dari ilmu mikro ekonomi, yaitu dari konsep teori

konsumer dan produsen. Dalam teori konsumer, setiap individu mencoba untuk

memaksimalkan nilai guna (

utility

) atau kepuasan (

satisfaction

), sedangkan dari teori

produsen didapatkan bahwa produsen berupaya untuk memaksimalkan keuntungan

dan meminimalkan biaya (Ascarya dan Yumanita, 2008).

Kata efisiensi dan produktifitas sering digunakan di berbagai media untuk

membahas berbagai topik dalam kehidupan masyarakat. Produktifitas didefinisikan

sebagai perbandingan antara output yang dihasilkan, dengan input yang digunakan.

=

(1)

Kedua kata tersebut sering saling dipertukarkan penggunaannya, akan tetapi

keduanya mempunyai pengertian yang tidak persis sama (Coelli

et al

., 2005). Untuk

memperjelas perbedaan diantara kedua kata produktifitas dan efisiensi, maka dapat

dilihat pada ilustrasi proses produksi seperti terlihat pada Gambar 2.1. F(x) adalah

fungsi produksi dari input tunggal (x) yang digunakan untuk menghasilkan output

tunggal (Q). Garis O-F(x) merepresentasikan sebuah

production frontier

yang biasa

digunakan untuk menggambarkan hubungan antara input dan output.

Production

frontier

juga didefinisikan sebagai level output maksimum yang dapat dicapai dari

setiap level input (Kumbhakar dan Lovell, 2004).


(41)

Gambar 2.1.

Production Frontier

Titik A berada pada

production frontier

serta mengilustrasikan output Q

A

dari input

x

0

. Pada kondisi ini nilai produktivitasnya adalah Q

A

/ x

0

, sedangkan nilai

efisiensinya adalah 1 atau 100%. Sementara itu pada titik B dimana output yang

dihasilkan (Q

B

) berada dibawah output maksimumnya, maka nilai produktifitasnya

adalah Q

B

/ x

0

dan nilai efisiensinya adalah Q

B

/Q

A

. Perusahaan-perusahaan yang

beroperasi pada garis

production frontier

, dikatakan efisien secara teknis (

technically

efficient

). Sementara itu perusahaan-perusahaan yang beroperasi di bawah garis

production frontier

dikatakan tidak efisien secara teknis.

Konsep

technical efficiency

pertama kali diajukan oleh Farrell pada tahun

1957. Farrell (1957) menyatakan bahwa efisiensi dari sebuah perusahaan terdiri dari

dua komponen:

technical efficiency

yang merefleksikan kemampuan perusahaan

mencapai output maksimum dari serangkaian input yang diberikan, dan

allocative

efficiency

yang merefleksikan kemampuan perusahaan dalam menggunakan input


(42)

secara optimum untuk menghasilkan output dalam jumlah tertentu. Kombinasi dari

keduanya-

technical efficiency

dan

allocative efficiency

menghasilkan

economic

efficiency

atau

overall efficiency

. Pengukuran

technical efficiency

dibatasi kepada

hubungan teknikal dan operasional yang terjadi pada sebuah perusahaan dalam proses

konversi input menjadi output. Sedangkan nilai

economic efficiency

tidak dapat

dipandang sebagaimana

technical efficiency

karena nilainya dipengaruhi oleh kondisi

dan kebijakan makro ekonomi (Ascarya dan Yumanita, 2008). Sebuah perusahaan

dikatakan

economically eficient

jika dapat meminimalkan biaya produksi untuk

menghasilkan output tertentu pada kondisi level teknologi dan level harga pasar

tertentu.

Untuk mencapai

economic efficiency

, perusahaan mesti mengupayakan

pencapaian output maksimum dari sejumlah input tertentu (

technical efficiency

), dan

menghasilkan output dengan kombinasi input yang baik pada level harga tertentu

(

allocative efficiency

).

Farrell (1957) mengilustrasikan

technical efficiency

melalui pendekatan input

seperti terlihat pada Gambar 2. Garis melengkung Iso(y

1

*,y

2

*) menandakan garis

isoquant

dari penggunaan dua input x

1

dan x

2

. Jika sebuah perusahaan menggunakan

sejumlah kuantitas dari input-input yang diwakilkan oleh titik A untuk menghasilkan

sebuah

output,

maka

technical

inefficiency

perusahaan

tersebut

dapat

direpresentasikan oleh garis BA. Secara rasio,

technical efficiency

dapat dituliskan

dalam rumusan: TE = OB/OA atau TE = 1- AB/OA. Jika rasio harga input (

input

price ratio

) diketahui sebagaimana direpresentasikan oleh garis

isocost

CD, maka

allocative efficiency

(AE) dapat dihitung sebagai: AE = OD/OA.


(43)

Pada tahun 1966 Leibenstein mempopulerkan istilah

X-efficiency

yang

merujuk kepada deviasi dari garis

cost frontier

yang menggambarkan biaya produksi

terendah untuk menghasilkan jumlah output tertentu.

X-efficiency

berakar dari

technical

dan

allocative efficiency

. Oleh karena itu

X-efficiency

merupakan ukuran

seberapa baik sebuah perusahaan mengelola teknologi, sumber daya manusia, dan

sumber daya lain guna memproduksi output dalam jumlah tertentu.

Gambar 2.2. Pengukuran

technical efficiency

berorientasi input

2.5.

Profit Efficiency

Konsep

profit efficiency

muncul karena adanya fakta bahwa banyak

perusahaan yang menitikberatkan tujuan objektif mereka pada pencapaian

profit

yang

maksimum daripada pencapaian biaya minimum. Ketika sebuah perusahaan ingin

mendapatkan tingkat

profit

yang maksimum maka perusahaan harus memutuskan

tidak hanya berapa banyak variasi input yang akan digunakan tetapi juga berapa

banyak variasi output yang akan diproduksi.


(44)

Profit efficiency

mengindikasikan seberapa baik sebuah perusahaan

mendapatkan

profit

dari kegiatan memproduksi output dalam jumlah tertentu, relatif

dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam periode yang sama .

Profit

efficiency

dapat dikaitkan dengan maksimalisasi nilai perusahaan, dimana nilai

sebuah perusahaan merepresentasikan jumlah

present value

dari

profit

yang

diharapkan di masa mendatang (Mohamad

et al

., 2008). Lebih jauh,

profit efficiency

juga merupakan ukuran pembanding kinerja suatu perusahaan dibandingkan dengan

perusahaan terbaik di dalam industri. Dalam konsep

technical efficiency

,

profit

efficiency

menyatakan rasio antara

profit

yang dicapai oleh sebuah perusahaan

dengan

profit

maksimum (

profit frontier

) yang bisa dicapai oleh perusahaan dengan

jumlah input tertentu (Kumbhakar dan Lovell, 2004). Adapun bentuk fungsi

persamaan

profit frontier

dapat dituliskan sebagai berikut:

( , ) = , (

)

, dimana

π(p,w) adalah

profit frontier

yang merupakan fungsi dari harga output

(p) dan harga input (w), y adalah jumlah ouput, dan x adalah jumlah input.

2.6.

Pengukuran Efisiensi

Sejumlah literatur secara umum membagi metode pengukuran efisiensi ke

dalam dua pendekatan utama, yaitu pendekatan parametrik dan non parametrik.

Pendekatan parametrik menggunakan perhitungan yang bersifat probabilistik serta

mencoba untuk mengeliminasi dampak dari gangguan atau

noise

terhadap

inefficiency

. Pendekatan ini secara umum dapat dibagi menjadi tiga (Ascarya dan

Yumanita, 2008): 1)

Stochastic Frontier Analysis

(SFA), 2)

Thick Frontier Analysis


(45)

(TFA), dan 3)

Distribution Free Analysis

(DFA). Ketiga metode ini berbeda satu

sama lain dalam hal pembentukan asumsi terhadap sudut batas efisiensi, perlakuan

terhadap

random error

, dan asumsi terkait kurva distribusi dari

random error

dan

inefficiency

. Sementara itu metode pengukuran efisiensi dengan pendekatan non

parametrik dapat dibagi menjadi dua: 1)

Data Envelopment Analysis

(DEA), dan 2)

Free Disposal Hull

(FDH). Pendekatan non parametrik menggunakan pemrograman

linear sebagai alat untuk menentukan nilai efisiensi.

Pendekatan parametrik yang digunakan dalam pengukuran efisiensi (SFA,

TFA, dan DFA) mempunyai kelemahan dibandingkan dengan pendekatan non

parametrik, yaitu membutuhkan spesifikasi khusus terkait bentuk distribusi

random

error

dan

inefficiency

. Selain itu, pendekatan parametrik tersebut juga memerlukan

adanya persamaan matematis dari fungsi produksi atau fungsi biaya. Walaupun

demikian, pendekatan parametrik mempunyai keunggulan yaitu memperhitungkan

adanya

noise

atau

random error

, dan dapat digunakan untuk pengujian hipotesis.

2.7.

Stochastic Frontier Analysis

2.7.1. Sejarah dan Gambaran Umum

Stochastic Frontier Analysis

Kemunculan

Stochastic Frontier Analylis

(SFA) bermula dari dua

paper

yang

terbit hampir bersamaan waktunya, oleh dua tim yang berbeda. Meeusen dan van den

Broeck menerbitkan paper mereka pada bulan Juni 1977, sementara Aigner, Lovell,

dan Schmidt memunculkan karya mereka satu bulan kemudian, Agustus 1977.

Beberapa waktu kemudian di tahun 1977, terbit lagi paper tentang SFA yang ke-tiga


(46)

karya Battese dan Corra. Ketiga

paper

di atas mempunyai kemiripan satu dengan

yang lainnya. Ketiganya membahas tentang struktur

error

yang terbentuk dalam

pemodelan

production frontier

. Model tersebut dapat dituangkan dalam bentuk

persamaan umum (Coelli

et al

., 2005):

= ( , ) {

}

(2)

Jika menggunakan model

stochastic frontier

Cobb-Douglas, maka dapat dituliskan

sebagai:

ln = + ln +

(3)

dimana Y adalah output, X adalah input, dan

β a

dalah parameter yang akan

diestimasi. Komponen

error

yang pertama, yaitu V adalah bentuk akomodasi

terhadap

statistical noise

dengan asumsi distribusi yang terbentuk adalah

normal;N(0,

). Sementara itu, komponen

error

yang kedua yaitu U adalah bentuk

akomodasi dari

technical inefficiency

dengan asumsi nilai U

≥ 0 dan terdistribusi

normal N

+

(0,

). Notasi N

+

menandakan bahwa untuk model distribusi setengah

normal dan

truncated

normal, distribusi

error

terkonsentrasi pada setengah interval

[0,

∞].

Diasumsikan bahwa V terdistribusi secara independen terhadap U. Dengan

demikian produsen atau perusahaan akan beroperasi di atas atau di bawah

production

frontier

, dengan berdasarkan asumsi U

≥ 0.

Meeusen dan van den Broeck

menggunakan distribusi eksponesial untuk U dalam modelnya, Battese dan Corra

menggunakan distribusi setengah normal, sementara Aigner, Lovell, dan Schmidt

menggunakan distribusi ekpsonensial dan setengah normal. Paramater yang akan


(47)

diestimasi meliputi β,

, dan

. Setelah proses estimasi selesai dilakukan, nilai

rerata dari

technical inefficiency

akan didapatkan dari (Kumbhakar dan Lovell, 2004):

= (

) =

( ) /

(4)

jika digunakan distribusi setengah normal, dan

= (

) =

(5)

jika digunakan distribusi eksponensial. Jika nilai U = 0, maka nilai efisiensi yang

dicapai oleh produsen atau perusahaan adalah 100%, dan jika nilai U > 0, maka jelas

terdapat

inefficiency

.

Technical inefficiency

(TE) merupakan fungsi dari faktor-faktor yang

memengaruhinya, dan dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut:

=

(6)

dimana Z adalah vektor variabel-variabel yang memengaruhi

inefficiency

yang

terjadi, dan δ

merupakan vektor paramater-parameter yang akan diestimasi. Secara

lebih spesifik untuk model

stochastic frontier

persamaan di atas dapat dituliskan

sebagai berikut:

= +

(7)

dimana W adalah variabel acak, mengikut kepada distribusi

truncated

normal dengan

rerata

nol dan variansi σ

2

. Dengan demikian

Technical Efficiency

(TE) dapat ditulis

ulang ke dalam bentuk persamaan sebagai berikut:


(48)

2.7.2.

Frontier 4.1

Frontier 4.1

merupakan program komputer yang dirancang untuk melakukan

estimasi sejumlah parameter dari fungsi produksi dan biaya dengan metode

Stochastic Frontier Analysis

(SFA). Secara teknis, program

Frontier 4.1

berjalan

dalam

platform

DOS dengan sejumlah input dan output tertentu. Model

stochastic

frontier

yang ada dalam metode ini dapat mengakomodir

unbalanced

data panel,

time

variant and time invariant efficiency

, fungsi biaya dan produksi,

half normal

dan

truncated normal distribution

, dan bentuk fungsi baik logaritma maupun bentuk

dasar. Program

Frontier 4.1

tidak dapat mengakomodir distribusi eksponensial dan

gamma, dan juga tidak dapat digunakan untuk mengestimasi bentuk fungsi

persamaan matematis. Sebagai tambahan,

Frontier 4.1

mengasumsikan bahwa fungsi

produksi dan biaya yang terbentuk adalah linear. Oleh karena itu jika ingin

mengestimasi fungsi produksi model Cobb-Douglas, maka seluruh input dan output

yang ada mesti dibuat dalam bentuk logaritma.

Eksekusi program Frontier 4.1 secara umum membutuhkan lima file (Coelli,

1996) yaitu:

1.

File executable (FILE41.EXE)

2.

File start up (FRONT41.000)

3.

File data (*.DTA)

4.

File instruksi (*.INS)

5.

File output (*.OUT)


(49)

File executable (FILE41.EXE) berisikan perintah untuk memulai eksekusi program

dengan cara membaca

file start up

yang

berisi nilai sejumlah variabel kunci seperti

kriteria konvergensi,

print

, dan lain-lain.

File

data adalah file yang berisikan

data-data input yang disusun dengan format 3+k(+p) sebagai berikut:

1

Jumlah perusahaan

2

Jumlah periode

3

Y

it

4

x

1it

:

3+k

x

kit

3+k+1

z

1it

:

:

3+k+p

z

pit

dimana z adalah variabel penjelas (

explanatory variable

) yang tidak harus ada, hanya

diperlukan saat model yang digunakan adalah model

Battese and Coelli (1995)

.

Selanjutnya, file instruksi berisikan perintah-perintah untuk mengeksekusi data yang

terdapat pada file data. Hasil estimasi dengan

maximum likelihood estimation

serta

matriks kovarian yang terbentuk dapat dilihat pada

file

output.

Frontier 4.1

akan mengikuti prosedur tiga tahapan dalam mengestimasi

maximum likelihood estimation

dari suatu fungsi produksi

stochastic frontier

. Ketiga

tahapan tersebut adalah:


(50)

1.

Ordinary Least Square

(OLS) akan mengestimasi fungsi produksi atau biaya

yang ada. Semua nilai estimator β dengan pengecualian intersep β

0

tidak akan

mempunyai nilai bias.

2.

Pencarian

grid

dua fase untuk nilai γ. Semua nilai β kecuali β

0

berdasarkan

kepada hasil dari estimasi OLS. Sementara untuk nilai

β

0

dan

σ

2

ditentukan

berdasarkan formula

corrected

OLS-yang dipresentasikan oleh Coelli (1995).

Pada tahapan ini, semua parameter lainnya (µ, η, δ) disetting nilainya sama

dengan nol.

3.

Nilai-nilai estimator yang didapatkan dari proses pencarian

grid

dua fase,

digunakan sebagai nilai awal dari sebuah prosedur iterasi yang menggunakan

metode Davidon-Fletcher-Powell-Quasi-Newton untuk mendapatkan nilai

akhir

maximum likelihood estimation

.

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi perbankan telah banyak dilakukan di Indonesia,

Malaysia atau negara-negara lainnya di seluruh dunia, baik dengan metode

parametrik maupun non parametrik.

Cost efficiency

menjadi frase yang paling banyak

dijadikan topik penelitian di dunia internasional daripada

profit efficiency

(Maudos et

al., 2002).

Sementara itu penelitian tentang efisiensi pada

Islamic Bank

belum

sebanyak penelitian pada bank konvensional (Tahir dan Haron, 2010). Berikut Tabel

2.1 yang berisi penelitian-penelitian terdahulu terkait efisiensi

Islamic Bank

.


(1)

0.47582326E+00-0.13352734E+00-0.43146871E-01 0.75472106E+00 0.93411813E+00 iteration = 15 func evals = 247 llf = -0.37683503E+02

0.28589238E+03-0.27060287E+02 0.68832123E+01-0.28350503E+01 0.68104576E+00 -0.82198613E-01 0.66138787E-01-0.21308570E+00 0.44554506E-02 0.43312667E-01 0.14836972E+01-0.21176879E+00-0.92948585E-01 0.65497059E+00 0.92923444E+00 iteration = 20 func evals = 341 llf = -0.37004199E+02

0.28557597E+03-0.26447628E+02 0.57806978E+01-0.24191202E+01 0.66003569E+00 -0.70572813E-01 0.57560208E-01-0.18522851E+00-0.64753053E-02 0.48292637E-01 0.18307040E+01-0.22299211E+00-0.13920612E+00 0.70414171E+00 0.92571613E+00 iteration = 22 func evals = 360 llf = -0.37004152E+02

0.28557593E+03-0.26447566E+02 0.57806250E+01-0.24191294E+01 0.66003249E+00 -0.70574199E-01 0.57560753E-01-0.18522322E+00-0.64754858E-02 0.48292426E-01 0.18307144E+01-0.22299524E+00-0.13920842E+00 0.70414492E+00 0.92571578E+00

the final mle estimates are :

coefficient standard-error t-ratio

beta 0 0.28557593E+03 0.11858910E+01 0.24081128E+03 beta 1 -0.26447566E+02 0.11336258E+01 -0.23330067E+02 beta 2 0.57806250E+01 0.15619112E+01 0.37009947E+01 beta 3 -0.24191294E+01 0.12026223E+01 -0.20115455E+01 beta 4 0.66003249E+00 0.60670036E-01 0.10879052E+02 beta 5 -0.70574199E-01 0.61076886E-01 -0.11554977E+01 beta 6 0.57560753E-01 0.27834307E-01 0.20679787E+01 beta 7 -0.18522322E+00 0.10712965E+00 -0.17289632E+01 beta 8 -0.64754858E-02 0.65536904E-01 -0.98806709E-01


(2)

beta 9 0.48292426E-01 0.54879695E-01 0.87996892E+00 delta 0 0.18307144E+01 0.59336059E+00 0.30853320E+01 delta 1 -0.22299524E+00 0.12007616E+00 -0.18571150E+01 delta 2 -0.13920842E+00 0.59030300E-01 -0.23582536E+01 sigma-squared 0.70414492E+00 0.20704027E+00 0.34010046E+01 gamma 0.92571578E+00 0.38683180E-01 0.23930706E+02 log likelihood function = -0.37004152E+02

LR test of the one-sided error = 0.19405827E+02 with number of restrictions = 4

[note that this statistic has a mixed chi-square distribution] number of iterations = 22

(maximum number of iterations set at : 1000) number of cross-sections = 13

number of time periods = 6 total number of observations = 69 thus there are: 9 obsns not in the panel

covariance matrix :

0.14063375E+01 -0.67461035E+00 0.85544824E+00 -0.12617411E+00 0.29414064E-01 0.62685602E-02 -0.20692895E-02 -0.46881916E-01 0.75856592E-02 0.11378052E-02 -0.18486481E+00 0.25922253E-01 0.32580053E-01 -0.44538841E-01 0.17741541E-02 -0.67461035E+00 0.12851075E+01 -0.13939709E+01 -0.30479373E+00 -0.64755600E-01 -0.21908738E-01 0.28736067E-02 0.92945104E-01 0.91947752E-02 -0.80324488E-03 0.24122280E+00 -0.56422255E-01 -0.38942196E-01 0.68727785E-01 0.25805985E-03 0.85544824E+00 -0.13939709E+01 0.24395665E+01 -0.78465142E+00 0.62324332E-01


(3)

0.66474805E-02 -0.95054700E-02 -0.12157237E+00 0.40765587E-01 0.89132197E-02 -0.49943713E+00 0.69936564E-01 0.70877608E-01 -0.10134717E+00 -0.46878751E-02 -0.12617411E+00 -0.30479373E+00 -0.78465142E+00 0.14463004E+01 0.25591861E-01 0.25169563E-01 0.70879846E-02 0.28091077E-02 -0.65952544E-01 -0.78548415E-02 0.26374098E+00 0.49444853E-02 -0.27912597E-01 0.10973397E-01 0.49283774E-02 0.29414064E-01 -0.64755600E-01 0.62324332E-01 0.25591861E-01 0.36808533E-02 0.19779758E-02 -0.21799805E-03 -0.55795940E-02 -0.77334703E-03 -0.17964473E-04 -0.78150870E-02 0.24578793E-02 0.16390739E-02 -0.33058417E-02 0.36402291E-04 0.62685602E-02 -0.21908738E-01 0.66474805E-02 0.25169563E-01 0.19779758E-02 0.37303860E-02 -0.23957588E-04 -0.45273487E-02 0.47309400E-03 -0.19864497E-02 0.43916098E-02 0.70152732E-03 -0.35388080E-04 -0.16431785E-02 -0.27402288E-03 -0.20692895E-02 0.28736067E-02 -0.95054700E-02 0.70879846E-02 -0.21799805E-03 -0.23957588E-04 0.77474865E-03 0.98988146E-03 -0.62678144E-03 -0.91277503E-03 0.19860900E-02 0.85579691E-03 -0.52081409E-03 0.40236011E-03 -0.95045361E-04 -0.46881916E-01 0.92945104E-01 -0.12157237E+00 0.28091077E-02 -0.55795940E-02 -0.45273487E-02 0.98988146E-03 0.11476762E-01 -0.20208913E-02 0.70555216E-03 0.16436328E-01 -0.31599201E-02 -0.33715447E-02 0.64645644E-02 0.29762836E-03 0.75856592E-02 0.91947752E-02 0.40765587E-01 -0.65952544E-01 -0.77334703E-03 0.47309400E-03 -0.62678144E-03 -0.20208913E-02 0.42950858E-02 -0.78170331E-03 -0.12502435E-01 -0.26595256E-03 0.14917402E-02 -0.15172664E-02 -0.48843205E-03 0.11378052E-02 -0.80324488E-03 0.89132197E-02 -0.78548415E-02 -0.17964473E-04 -0.19864497E-02 -0.91277503E-03 0.70555216E-03 -0.78170331E-03 0.30117809E-02 -0.20943882E-02 -0.14017990E-02 0.56128935E-03 0.58118412E-03 0.51898701E-03 -0.18486481E+00 0.24122280E+00 -0.49943713E+00 0.26374098E+00 -0.78150870E-02 0.43916098E-02 0.19860900E-02 0.16436328E-01 -0.12502435E-01 -0.20943882E-02


(4)

0.35207679E+00 -0.30146534E-01 -0.23918071E-01 -0.11505981E-01 -0.39142263E-02 0.25922253E-01 -0.56422255E-01 0.69936564E-01 0.49444853E-02 0.24578793E-02 0.70152732E-03 0.85579691E-03 -0.31599201E-02 -0.26595256E-03 -0.14017990E-02 -0.30146534E-01 0.14418284E-01 0.11480597E-02 -0.59665131E-02 0.16900631E-04 0.32580053E-01 -0.38942196E-01 0.70877608E-01 -0.27912597E-01 0.16390739E-02 -0.35388080E-04 -0.52081409E-03 -0.33715447E-02 0.14917402E-02 0.56128935E-03 -0.23918071E-01 0.11480597E-02 0.34845763E-02 -0.45015258E-02 -0.52838433E-04 -0.44538841E-01 0.68727785E-01 -0.10134717E+00 0.10973397E-01 -0.33058417E-02 -0.16431785E-02 0.40236011E-03 0.64645644E-02 -0.15172664E-02 0.58118412E-03 -0.11505981E-01 -0.59665131E-02 -0.45015258E-02 0.42865675E-01 0.47298446E-02 0.17741541E-02 0.25805985E-03 -0.46878751E-02 0.49283774E-02 0.36402291E-04 -0.27402288E-03 -0.95045361E-04 0.29762836E-03 -0.48843205E-03 0.51898701E-03 -0.39142263E-02 0.16900631E-04 -0.52838433E-04 0.47298446E-02 0.14963884E-02


(5)

t echnical efficiency est imat es : firm year ef f.-est . 1 1 0.35045793E+00 2 1 0.26131795E+00 3 1 0.77769612E+00 4 1 0.88123112E+00 5 1 0.43420876E+00 6 1 0.78084596E+00 7 1 0.72224394E+00 9 1 0.26227729E+00 12 1 0.90603399E+00 1 2 0.42117622E+00 2 2 0.24677786E+00 3 2 0.71108144E+00 4 2 0.86694611E+00 5 2 0.30053154E+00 6 2 0.60624217E+00 7 2 0.73730317E+00 8 2 0.34126609E+00 9 2 0.31885093E+00 11 2 0.21656548E+00 12 2 0.82000539E+00 1 3 0.50134693E+00 2 3 0.80117815E+00 3 3 0.85987433E+00 4 3 0.70586617E+00

5 3 0.71838910E+00 6 3 0.80645906E+00 7 3 0.77606967E+00 8 3 0.67051545E+00 10 3 0.24199329E+00 11 3 0.87124004E+00 12 3 0.67626577E+00 13 3 0.80502193E-01 1 4 0.53477934E+00 2 4 0.67209707E+00 3 4 0.72965880E+00 4 4 0.92760841E+00 5 4 0.81838989E+00 6 4 0.92060378E+00 7 4 0.81372994E+00 8 4 0.57264599E+00 10 4 0.28522208E+00 11 4 0.92673028E+00 12 4 0.67446868E+00 13 4 0.61981759E+00 1 5 0.75442977E+00 2 5 0.76999938E+00 3 5 0.75055334E+00 4 5 0.89360056E+00 5 5 0.62262940E+00 6 5 0.84011741E+00


(6)

7 5 0.68257950E+00 8 5 0.83836363E+00 10 5 0.23508246E+00 11 5 0.90426729E+00 12 5 0.85540094E+00 13 5 0.61343800E+00 1 6 0.86656902E+00 2 6 0.58896128E+00 3 6 0.92840699E+00 4 6 0.89855106E+00 5 6 0.89718296E+00 6 6 0.82947517E+00 7 6 0.81340732E+00 8 6 0.88037362E+00 9 6 0.75224661E+00 10 6 0.61094392E+00 11 6 0.89639235E+00 12 6 0.86138294E+00 13 6 0.70900732E+00

mean efficiency = 0.67336049E+00

summary of panel of observat ions: (1 = observed, 0 = not observed)

t: 1 2 3 4 5 6 n

1 1 1 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 6 3 1 1 1 1 1 1 6 4 1 1 1 1 1 1 6 5 1 1 1 1 1 1 6 6 1 1 1 1 1 1 6 7 1 1 1 1 1 1 6 8 0 1 1 1 1 1 5 9 1 1 0 0 0 1 3 10 0 0 1 1 1 1 4 11 0 1 1 1 1 1 5 12 1 1 1 1 1 1 6 13 0 0 1 1 1 1 4 9 11 12 12 12 13 69