Pengukuran Tingkat Efisiensi dan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) Periode 2011-2015

0

PENGUKURAN TINGKAT EFISIENSI DAN TINGKAT
PRODUKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH (BUS) PERIODE 2011-2015
Skripsi
Diajukan kepada Falkultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh
Friska Tyas Illacartika Sary
NIM :1112046100152

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2016 M

0


i

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

II.

Identitas Pribadi
Nama

: Friska Tyas Illacartika Sary

Tempat, tanggal lahir

: Bojonegoro, 03 September 1994

Alamat


: Komp. Brimob Polri RT. 04/ 06 No. 45 Kedaung,
Pamulang, Tangerang Selatan Kodepos: 15415

Ayah

: Samudi

Ibu

: Sumiyati

Telepon

: 082113914365

Email

:saryfriska@gmail.com

Pendidikan Formal


2000 – 2006

SDN Ciputat 1

2006 – 2009

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

2009 – 2012

SMA Negeri 1 Tangerang Selatan

2012– 2016

progam sarjana S1 Ekonomi Perbankan Syariah
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iii


Measurement Efficiency And Productivity in The Islamic Banks (BUS)
Period 2011-2015.

ABSTRACT

This study aims to measured the level of Efficiency And Productivity among Islamic
Banks (BUS) in Indonesian. The financial performance of the bank is a picture of the
financial condition of banks, in aspects of fund raising and distribution of funds.
Banks with a healthy performance is indispensable for the functioning of the bank
intermediary and knowing operational activities and improve the optimization in the
processing of source of funds that entrusted to the bank. This study uses the
Stochastic Frontier Approach (SFA) with the intermediation approach to analyze the
efficiency and total factor productivity Malmquist to analyze productivity with input
orientation. The data used is data Sharia Bank (BUS) with 11 samples during the
study period of march 2011 to december 2015. The results showed an average
efficiency rate reached 94.46 percent. While the average productivity reached 77.71
percent.
Keywords: Efficiency, Total Productivity, SFA, Malmquist TFP

iv


Analisa Tingkat Efisiensi Dan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah
(BUS) Periode 2011-2015

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas
antara Bank Islam (BUS) di Indonesia. Kinerja bank menggambaran kondisi
pada suatu bank pada periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana
maupun penyaluran dananya. Bank dengan Kinerja yang sehat sangat diperlukan
untuk kelancaran fungsi bank sebagai lembaga intermediary (perantara) dan
mengetahui kegiatan pengoperasional dan meningkatkan optimalisasi dalam
pengolahan sumber dana yang telah didipercayakan. Penelitian ini
menggunakan stochastic frontier approach
dengan pendekatan intermediasi
untuk menganalisa efisiensi dan total factor produktivitas Malmquist untuk
menganalisa produktivitas dengan orientasi input. Data yang digunakan adalah
data Bank Umum Syariah (BUS) dengan 11 sampel pada kuartal I-2011
sampai dengan Kuartal IV-2015. Hasil penelitian menunjukan tingkat
efisiensi rata-rata mencapai 94.46 persen. Sedangkan produktivitas rata-rata
mencapai 77.71 persen.

Kata Kunci : Efisiensi, Total Produktivitas, SFA, TFP Malmquist

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya. Shalawat serta Salam
yang selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengukuran Tingkat Efisiensi dan Tingkat
Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) periode 2011-2015.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program
Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak
memperoleh bimbingan, bantuan, saran, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Arief Muraini, Lc., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Adhitya Ginanjar, M.Si selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah
dan Fitri Damayanti, M.Si A selaku Sekretaris Program Studi Perbankan
Syariah Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis

vi

4. AM. Hasan Ali, M.A selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah dan
Dr. Abdurrauf, M.A selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah dan Hukum
5. Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M. Ec selaku Pembimbing yang
telah memberikan waktu luang, bimbingan, saran dan motivasi kepada
peneliti selama penyusunan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan
bapak dan selalu diberikan kesehatan.
6. Dr Euis Amalia, M. Ag dan Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, M. Si. selaku
Penguji siding skripsi yang telah memberikan waktu dan saran.
7. Ibu Yuke Rahmawati S. Ag. Ma, Selaku Dosen Pembimbing Akademik
8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan berbagai ilmu yang
sangat bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan
9. Seluruh Staf Perpustakaan dan Staf Administrasi Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Syariah dan Hukum serta perpustakaan utama UIN syarif

hidayatullah Jakarta, yang telah membatu menyediakan sarana dan
prasarana.
10. Kedua orang tua tercinta (Bapak Samudi Dan Ibu Sumiyati) serta adik
yang selalu memberikan doa dan dukungan. Semoga selalu dalam
lindungan Allah SWT.
11. Teman-teman jurusan perbankan syariah angkatan 2012 PS D yang
namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

vii

12. Teman-teman Aggashi (ais, lala, nia, eva, ayuu, mulki, deti, ifa, nada,
mentari, rahmi, mbae) yang selalu jadi teman bareng, dan telah
memberikan bantuan motivasi agar selesai bersama.
13. Teman- teman yaitu, suci, aisyah dan mucus yang telah banyak membatu
dalam berjuang bersama.
14. Teman-teman KKN Reaktif 2015 yang memberikan pengalaman menarik
di tengah masyarakat.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai. Semoga Allah memberikan anugerah yang setimpal. Amin

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi amal ibadah bagi
penulis. Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah yang selalau memberikan
nikmat dan emudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga selalu
mendapatkan lindungan dan ridhoi di setiap langkah kita. Amin.

Jakarta, 10 Januari 2016

Frishka Tyas Illacartika Sary

viii

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xiii
DAFTAR PERSAMAAN ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................ 4
D. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 6
E. Sistematika Penelitian ..................................................................... 7
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................ 8
A. Efisiensi ......................................................................................... 8
1. Konsep Efisiensi ....................................................................... 8
2. Pengukuran Efisiensi ............................................................... 12
B. Produktivitas ................................................................................. 15
1. Konsep Produktivitas .............................................................. 15
2. Pengukuran Produktivitas ....................................................... 17
C. Efiseinsi dan Produktifitas ............................................................ 18
D. Penentuan Variabel Input dan Output ........................................... 21
E. Review Studi ................................................................................. 22


ix

F. Kerangka Konsep .......................................................................... 29
G. Hipotesis penelitian ....................................................................... 30
BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................. 13
A. Objek Penelitian ............................................................................ 31
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 31
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 31
D. Metode Analisis Data .................................................................... 31
1. Stochastic Frontier Approach .................................................. 32
2. Penentuan Iput dan Output Efisiensi ....................................... 35
3. Pengukuran Produktifitas ........................................................ 36
4. Penentuan Iput dan Outpun Produktifitas ............................... 41
5. Model Regresi Data Panel ....................................................... 43
BAB IV : PEMBAHASAN................................................................................ 14
A. Pendekatan Profit .......................................................................... 48
1. Analisa Model Prediksi ........................................................... 48
2. Uji Statistik ............................................................................. 49
3. Perhitungan Efiseiensi ............................................................. 52
B. Pendektan Produktivitas ................................................................ 57
1. Analisa Model Prediksi ........................................................... 57
2. Uji Statistik ............................................................................. 57
3. TFP Malmquis......................................................................... 57
4. Total Produktivitas Pendekatan Cobb Douglas....................... 61
C. Analisa Perbandingan Efisiensi dan Produktivitas ....................... 67
BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 71
A. Kesimpulan ...................................................................................... 71
B. Saran-Saran ..................................................................................... 72

x

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73
LAMPIRAN ...................................................................................................... 75

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Perkembangan Asset DPK, Dan Pembiayaan Perbankan Syariah .... 2
Tabel 1.2 : Perkembangan Rasio Perbankan Syariah........................................... 3
Tabel 2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 24
Tabel 4.1 : Hasil Uji T........................................................................................ 50
Tabel 4.2 : Perkembangan Rasio Perbankan Syariah......................................... 54
Tabel 4.3 : Hasil Regresi Fungsi Produktivitas Cobb Douglas Pada Perbankan.62

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1: Garis Batas Produksi ....................................................................... 13
Grafik 2.2: Malmqusit Productivity Index ......................................................... 18
Grafik 2.3: Frontier Produksi Dan Efisiensi Teknis .......................................... 19
Grafik 2.4: Produktivitas Efisiensi Teknis Dan Skala Ekonomi ........................ 20
Grafik 4.1: Rata-Rata Nilai Efisiensi Perbankan Syariah Sepanjang Periode
2011-2015 .......................................................................................... 53
Grafik 4.2: Rata-Rata Bank Syariah Per Kuartal Tahun 2011-2015 .................. 55
Grafik 4.3 : Table Nilai Efisiensi Perbankan Syariah 2011 Sampai 2015 ......... 56
Grafik 4.4: Produktivitas Perbankan Perbankan Per Periode............................. 58
Grafik 4.5 :Rata-rata Total Factor Produktivitas Perbankan periode 2011-201 60
Grafik 4.6 Hasil Perhitungan Elastisitas Produktivitas Dengan Pendekatan Cobb
Douglas .............................................................................................. 67
Grafik 4.7 Perbandingan skala ekonomi Per Bank ............................................ 71

xiii

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 1 : Rasio Produktivitas ..................................................................... 15
Persamaan 2 : Persamaan Stochastic Frintier..................................................... 32
Persamaan 3 : Persamaan Cobb Douglas ........................................................... 35
Persamaan 4 : Persamaan Cobb Douglas Dalam Logaritma.............................. 35
Persamaan 5 : Total Factor Produktivitas (TFP) Malmquist (MPI)................... 36
Persamaan 6 :Persamaan TFP Malmquist .......................................................... 37
Persamaan 7 :Persamaan TFP Malmquist Lanjutan........................................... 38
Persamaan 8 : Persamaan Efisiensi Change ....................................................... 38
Persamaan 9 : Persamaan Technicallchange ...................................................... 38
Persamaan 10 : Persamaan Efisiensi SFA .......................................................... 52
Persamaan 11 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BCA ......................... 63
Persamaan 12 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BMS......................... 64
Persamaan 13 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BRIS ........................ 64
Persamaan 14 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BSM......................... 64
Persamaan 15 : Persamaan Model Regresi Produktivitas Bukopin Syariah ...... 65
Persamaan 16 : Persamaan Model Regresi Produktivitas Bank Panin Syariah . 65
Persamaan 17 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BMII ........................ 66
Persamaan 18 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BNIS ........................ 66
Persamaan 19: Persamaan Model Regresi Produktivitas BJBS ......................... 67
Persamaan 20 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BNIS ........................ 67

xiv

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Bank syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usahnya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS). Menurut data bank Indonesia hingga kini sudah ada 12
bank, 22 UUS dan 163 BPRS dengan jaringan kantor BUS dan UUS sekitar 2.301
kantor1. Semakin besar jumlah perbankan syariah yang beroperasi (BUS dan
UUS) maka semakin besar juga dana dari masyarakat yang dapat dihimpun dan
disalurkan oleh bank. Hal ini membuat bank syariah memiliki fungsi intermediary
(perantara) yang sangat peting. Bank dituntut agar dapat mengolah dananya
dengan baik. Sehingga pengukuran kinerja perbankan diperlukan untuk
kelancaran fungsi bank tersebut.
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank
pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dananya. Pengukuran kinerja ini dapat dengan mengukur kinerja saat
ini yang dibandingkan periode sebelumnya atau dibandingkan kompetitor lainnya.

1

Data Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Desember 2015.
www.ojk.go.id
1

2

Tabel 1.1 Perkembangan Asset, Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Perbankan
Syariah
TAHUN

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Dana Pihak Ketiga 76,036 115,415 138,671 178,154 217,858 231,175
Pembiayaan

68,181 102,655 130,357 184,122 199,330 212,202

Aktiva

97,519 145,467 168,660 242,276 272,343 296,262

Sumber: Data Dari Bank Indonesia (data sudah diolah)

Pada Tabel 1.1 memperlihatkan indikator Aset, Dana Pihak Ketiga
(DPK) serta Pembiayaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan
dari tahun

ke tahun. Dari sisi Aset perbankan mengalami tren peningkatan

sebesar 39%, dari sisi DPK perbankan mengalami peningkatan sebesar 39% dari
sisi pembiayaan yang diberikan perbankan mengalami peningkatan sebesar 38%
dibandingkan tahun 2010 (Sumber: SPS, 2015).
Perkembangan perbankan yang cukup pesat diharapkan juga dapat
memperlihatkan kinerja yang baik. Melalui data tersebut dapat terlihat bahwa
pertumbuhan asset, DPK, Pembiayaan perbankan syariah di Indonesia mengalami
peningkatan dan mempunyai potensi untuk terus berkembang. Hal ini
menunjukan semakin banyak masyarakat yang terlayani serta semakin meluasnya
jangkauan perbankan syariah. Serta peran perbankan syariah makin besar untuk
pembangunan ekonomi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pangsa pasar (market share)
bank syariah terhadap total pasar perbankan nasional mencapai 4,87% pada akhir

3

2015 atau masih di bawah target minimal 5,0%.2 Perkembangan itu juga membuat
persaingan juga semakin kompetitif.
Namun OJK menilai perkembangan bisnis perbankan syariah pada
2015 sedang mengalami masa suram.3 Hal ini disebabkan perlambatan
pertumbuhan ekonomi global yang turut mempengaruhi sector perbankan di
Indonesia yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1.2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah
PERIODE
NPF

2007
4.05

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

4.33

4.84

1.42

4.01

3.02

2.52

2.22

2.62

FDR

99.76 103.65

89.7

89.67

88.94

100

100.32

91.5 98.03

BOPO

76.54

84.39

80.54

78.41

74.97

78.21

80.19 97.01

81.75

Sumber: Data Dari Bank Indonesia (data sudah diolah)

Indikator efisiensi dapat dilihat dengan memperhatikan besarnya rasio
beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan rasio Non
Performing Financing (NPF). Kinerja perbankan dapat dikatakan melakukan
efisiensi apabila rasio BOPO dan NPF mengalami penurunan. Namun
perlambatan pertumbuhan ekonomi global membuat adanya peningkatan pada
rasio Non Performing Financing (NPF). Hal ini akan membuat bank harus
melakukan Peningkatan pencadangan bank dan mengganggu fungsi dan kegiatan
operasional bank, seperti menjaga likuiditas. Serta membuat suatu bank menjadi

Indra Arief Pribadi, “OJK: Pangsa Pasar Perbankan Syariah 4,87%”, Artikel ini diakses
pada 27 Februari dari http://m.antaranews.com/berita/546856/ojk-pangsa-pasarperbankan-syariah.
3
Rossiana, Gita, “pertumbuhan bank syariah melambat drastic ini penyebabnya, Artikel ini
diakses pada 7 oktober dari http://Berita satu com/ekonomi/314843-pertumbuhan bank-syariahmelambat-drastis-ini-penyebabnya.
2

4

inefisiensi yang ditunjukan dengan peningkatan rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO). Serta dengan adanya peningkatan pada DPK,
bank juga harus meningkatkan besar tingkat rasio Financing Deposit Ratio
(FDR).
Dengan paparan beberapa data tersebut, maka pengukuran tingkat
kinerja juga semakin dibutuhkan. Salah satunya adalah mengukur kinerja usaha
adalah dengan tingkat efisiensi dan produktivitas. Bank yang semakin efisien dan
produktif merupakan gambaran kinerja sekaligus salah satu faktor yang
diperhatikan dalam menarik investor dan masyarakat (nasabah) untuk
berkontribusi dalam pengembangan bank. Bank yang memiliki kinerja yang baik
juga dapat lebih meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam kegiatan
operasional. Serta dapat melihat kemampuan masing-masing bank syariah untuk
dapat bertahan dan mengahadapi ketatnya persaingan dalam industry perbankan.
Sehingga bank dapat lebih unggul.
Pengukuran Efisiensi sendiri dapat diukur dari tingkat output yang
optimal dan input yang ada dari suatu perusahaan. Tingkat efisiensi terhadap
suatu perusahaan memiliki dua pendekatan, yaitu dengan pendekatan parametic
dan pendekatan non-parametic. 4 Pendekatan parametrik untuk melihat hubungan
antara biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel
lainnya. Pendekatan ini memperhitungkan random error (faktor eksternal) dan
menghasilkan kesimpulan secara statistik sehingga dapat mengurangi kesalahan
4

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori Dan Praktik, h. 69-74

5

dalam ukuran dan outliers. Pengukuran dengan pendekatan ini akan dapat
mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi. Hal ini dapat membantu
mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan yang merupakan
keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. Sejumlah kajian efisiensi perbankan
yang menggunkan SFA ini di Indonesia antara lain Hadad, Et. Al (2003),
Suswandi (2007) Novarini (2008), Rino Dan Harjum (2011), Rafika (2011), dan
Rahmat (2014) yang mendapat hasil selama penelitian perbankan mengalami
peningkatan efisiensi.
Produktivitas adalah hasil dari gabungan antara efisiensi dan
efektivitas. produktivitas adalah suatu konsep yang mengukur rasio dari total
output atau rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan 5.
Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun total. Pertama, Produktivitas
parsial atau produktivitas factor tunggal (single factor productivity) merupakan
hubungan antara output dengan satu input, contoh produktivitas tenaga kerja atau
produktivitas capital. Serta kedua, Produktivitas total atau Total Factor
Productivity (TFP), mengukur hubungan antara output dengan beberapa input
secara serentak, hubungan tersebut dinyatakan dalam rasio dari indeks output
terhadap indeks input agregat. Jika rasio meningkat berarti lebih banyak output

5

Edy Herjanto, Manajemen Operasi, Edisi 3 [Jakarta: Grasindo, 2008] H. 13

6

dapat diproduksi menggunakan jumlah input tertentu atau sejumlah output dapat
diproduksi dengan menggunakan lebih sedikit input6.
Pendekatan yang sering digunakan dalam Pengukuran produktivitas
dengan pengukuran Total Factor Productivity (TFP) yaitu Malmquist Productivity
Index (MPI). Untuk mengukur TFP suatu perusahaan dapat digunakan ukuran
profitabilitas perusahaan, yaitu rasio antara pendapatan dibagi dengan biaya input
perusahaan. MPI pertama kali diperkenalkan oleh menggunakan Caves,
Christensen dan Diewert (1982). Pendekatan yang dapat untuk menggambarkan
teknologi dalam mendefinisikan indeks input, output, dan produktivitas7.
Sejumlah kajian produktivitas perbankan baik secara parsial dan total antara lain
Rian Andryani (2008), ndari dan bayu (2014), rezki (2010), dan Endang (2016).
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini tertatrik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul yaitu “Pengukuran Tingkat
Efisiensi dan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) periode
2011 - 2015”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
baik dalam bidang teori dan bidang metode penelitian.

B. Identifikasi Dan Pembatasan Masalah

6

Edward, Manajemen Biaya Penekanan Strategik, Edisi 3 vol.2, [Jakarta: Salemba Empat,
2007] h. 316-317
7
Ndari dan Bayu, Dinamika Total Factor Productivity Industry Besar Dan Sedang Indonesia,
[Bulletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 2014],

7

Peningkatan Kinerja merupakan hal yang penting untuk sebuah bank agar
dapat terus berkembang dan bersaing dengan lainnya. Jika suatu perusahaan
mempunyai tingkat efisiensi yang lebih tinggi dari kompetitor (low cost structure)
maka perusahaan dapat menerapkan salah satu dari dua strategi berikut, yaitu:
pertama, memaksimalkan profit dengan jalan menjaga tingkat harga dan ukuran
perusahaan; dan kedua, memaksimalkan profit dengan jalan menurunkan harga
dan memperluas ukuran perusahaan8.
Kesehatan atau kondisi bank yang baik merupakan kepentingan semua
pihak yang terkait, baik pengelola (manajemen bank), masyarakat (nasabah),
Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank dan pihak lainnya. Kondisi bank
tersebut dapat digunakan oleh pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank
dalam menerapkan prinsip- prinsipnya, baik kehati-hatian (prudential banking),
kepatuhan dan manajemen resiko (risk management). Serta suatu perusahaan
dapat meningkatkan profitabilitas jika semakin efisiensi dalam operasionalnya.
Selanjutnya nilai efisiensi dari Bank Umum Syariah (BUS) ini dianalisis untuk
mengetahui kondisi kinerja BUS. Semakin efisiensi dan produktif suatu bank
maka kinerja semakin baik, sebaliknya bank yang mempunyai tingkat efisiensi
dan produktif yang rendah pada input dan output, kinerja semakin menurun. Oleh
karena itu, peneliti identifikasi permalahan yang terkait dengan pembahasan pada
penelitian ini.
8

Mawardi, Analisa Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di
Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun). [Jurnal Bisnis
Strategi.,2005]

8

1. Peningkatan Net Perfoming Financing (NPF) Serta Beban Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang memperlihatkan adanya
penurunan tingkat kinerja
2. Tingkat persaingan yang ketat antar bank serta lembaga keuangan lainnya
3. Perlunya penilaian tingkat kesehatan bank dalam upaya menjaga dana dan
tingkat kepercayaan nasabah
Penelitian ini memberikan batasan-batasan agar pembahasan tidak meluas dan
tetap fokus untuk menjawab pertannya penelitian. Batasannya yaitu:
1. Peneliti ini dilakukan pada 11 Bank Umum Syariah Peiode kuatal I tahun
2011 sampai dengan kuartal IV tahun 2015. Hal ini dikarenakan kelengkapan
data yang dimiliki peneliti.
2. Penelitian ini akan mengukur tingkat produktivitas dan tingkat efisiensi.
Pengukuran tingkat efisiensi dengan pendekatan frontier yaitu dengan metode
parametik yang diantaranya dengan pendekatan SFA. Hal ini dikarenakan
pendekatan ini sudah banyak dilakukan sebelumnya. Sehingga dapat menjadi
tolak ukur dan perbandingan dalam penelitian. Sedangkan pengukuran
terhadap tingkat produktivitas akan menggunakan pendekatan cobb-douglas
dan Malmquist.

C. Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas dapat diajukan beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:

9

1. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun
2011-2015?
2. Bagaimana Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
tahun 2011-2015?
3. Bbagaimana perbandingan tingkat efisiensi dan Tingkat Produktivitas Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun 2011-2015?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta latar belakang
masalah maka penelitian ini betujuan untuk sebagai berikut:
1. Menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dari
tahun 2011 sampai 2015.
2. Menganalisis produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dari
tahun 2011 sampai 2015.
3. Membandingkan tingkat efisiensi dari dan produktivitas tahun 2011 sampai
2015.
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta mengetahui kondisi dan
kinerja perbankan syariah di Indonesia.
2. Manfaat praktis

10

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan dan
pengetahuan mengenai perbankan syariah bagi penelitian selanjutnya yang
ingin melanjutkan penelitian.

E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar tugas penyusunan skripsi ini akan ditulis dalam lima
bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arahan dan gambaran mengenai hal
yang tertulis, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap:
BAB I

: PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tinjauan dari beberapa hal-hal Landasan Teori,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis.

BAB III

: METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas mengenai mencakup pengukuran variabel
penelitian, jenis dan metode pengumpulan data dan sumber data
populasi penelitian, serta metode analisis data.

BAB IV

: PEMBAHASAN

11

Bab ini berisi perhitungan data yang diperoleh pada objek
penelitian, analisis data, dan melakukan pembahasan terhadap hasil
penelitian.
BAB V

: PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan penelitian dan saran pemecahan
masalah penelitian

12

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Efisiensi
1. Konsep Efisiensi
Perbankan syariah dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya. Salah
satu cara untuk mengukur kinerja usaha adalah tingkat efisiensi. Sehingga
Perbankan yang efisiensi berarti menunjukan kinerja juga baik dan demikian juga
sebaliknya. Efisiensi sendiri dapat diukur dari tingkat output yang optimal dan
input yang ada dari suatu perusahaan. Efisiensi sebagai perbandingan antara
pengeluaran (output) dengan pemasukan (input) atau jumlah yang dihasilkan dari
satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi jika
perusahaan tersebut dapat meghasilkan output yang lebih besar jika dibandingkan
perusahaan lain dengan menggunakan jumlah input yang sama atau menghasilkan
jumlah output yang sama tetapi jumlah input yang dipergunakan lebih sedikit
dibandingkan jumlah input yang digunakan perusahaan lain. Dengan demikian,
ada tiga factor yang menyebabkan efisiensi, yaitu apabila dengan output yang
sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, input yang lebih kecil dapat
menghasilkan utput yang sama, dan input yang lebih besar dapat menghasilkan
jumlah output dengan presentase yang lebih1.

1

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori Dan Praktik, [Bekasi: Gramata
Publishing, 2014] h. 65

12

13

Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. (2008), tentang konsep efisiensi yang berasal
dari konsep mikroekonomi yaitu teori konsumen dan teori produsen. Teori
konsumen mencoba untuk memaksimumkan kegunaan atau kepuasan dari sudut
pandang individu. Sedangkan teori produsen mencoba untuk memaksimumkan
keuntungan atau meminimumkan biaya dari sudut pandang produsen. Pada teori
produsen terdapat garis batas produksi (production frontier line) yang
menggambarkan hubungan antara input dan output dari prosesproduksi. Garis
batas produksi ini mewakili tingkat output maksimum dari setiap penggunaan
input yang mewakili penggunaan teknologi dari suatu perusahaan atau industri
seperti ditunjukkan2
Grafik 2.1 : Garis Batas Produksi

Sumber: ascarya Diana dan Guruh (2008)
Pada teori ekonomi terdapat dua jenis efisiensi, yaitu efisiensi
teknik (technical efficiency) dan efisiensi ekonomi (economic efficiency).
Efisiensi ekonomi mempunyai gambaran ekonomi makro, sedangkan efisiensi
teknik memiliki gambaran ekonomi mikro. Pengukuran efisiensi teknik hanya
untuk teknik dan hubungan operasional dalam proses penggunaan input
menjadi output. Pada pengukuran efisiensi ekonomi, harga tidak dapat
2

Ascarya Dan Diana Yumanita, Comparing The Efficiency Of Islamic Banks In
Malaysia And Indonesia, [Jakarta: Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2008], Hlm. 97

14

dianggap sudah ditentukan tetapi harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan
makro (Sarjana, 1999).
Konsep pengukuran efisiensi diperkenalkan oleh Farell (1957),
yaitu efisiensi teknik (Technical Efficiency/TE) dan efisiensi alokasi
(Allocative Efficiency/AE). Efisiensi Teknik (Technical Efficiency /TE)
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output dengan
memanfaatkan jumlah input yang ada. Efisiensi Alokasi (Allocative Efficiency
/AE) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan
penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi produksinya.
Menurut Berger dan Mester (1997) efisiensi bank merupakan
indikator penting dalam menganalisis kinerja suatu bank. Secara umum ada
tiga pendekatan konsep dasar model efisiensi sektor perbankan, yaitu dapat
dilihat dari sisi biaya (cost efficiency) dan sisi keuntungan (profit efficiency).
Dari sisi keuntungan (profit efficiency) dibedakan menjadi dua, yaitu standar
profit efficiency dan alternative profit efficiency,.
a. Cost Efficiency pada dasarnya pengukuran tingkat biaya suatu bank
dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik (best
practice bank`s cost) yang menghasilkan output yang sama dengan
teknologi yang sama. Siti Astiyah dan Jardine A. Husman menggunakan
faktor inefficiency yang mencangkup allocative dan technical inefficiency,
dimana allocative merefleksikan penggunaan input dengan harga yang

15

relatif lebih mahal. Sedangkantechnical inefficiency merefleksikan
penggunaan input yang kurang optimal dalam memproduksi output3.
b. Standard Profit Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat efisiensi suatu
bank didasarkan pada kemampuan bank untuk menghasilkan profit
maksimal pada tingkat harga output tertentu dibandingkan dengan tingkat
keuntungan bank yang beroperasi terbaik (best practice bank) dalam
sampel. Model ini seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi pasar
persaingan sempurna dimana harga input dan output ditentukan oleh pasar.
Dengan kata lain tidak satupun bank yang dapat menentukan harga input
maupun harga output sehingga bank bertindak sebagai price-taking agent.
Berger dan Mester (1997), pendekatan Profit Efficiency lebih superior
dibanding

pendekatan

Cost

Efficiency

karena

Profit

Efficiency

memperhitungkan inefficiency dari kedua sisi yaitu input dan output,
secara

konsep

ekonomi

Profit

Efficiency

dapat

lebih

diterima

dibandingkan Cost Efficiency, dan Cost Efficiency yang didasarkan pada
cost minimum pada level output tertentu, yang padahal tingkat output
tersebut belum tentu pada tingkat output yang optimal4.
c. Alternative Profit Efficiency ini berbeda dari standard profit efficiency
karena sifat pasar pada model ini adalah pasar persaingan sempurna
sedangkan dalam alternative profit efficiency terjadi pada pasar persaingan
tidak sempurna (imperfect market competition). Pada kondisi pasar ini
3

Siti Astiyah dan Jardine A. Husman, Fungsi Intermediasi Dalam Efisiensi Perbankan di
Indonesia: Deviasi Fungsi Profit, [Jakarta : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2006],
Hal 529-54
4
Berger, Allen N., Loretta J. Mester, Inside The Black Box: What Explain Difference In
The Efficiencies Of Financial Institutions, h 3-8

16

maka bank diasumsikan memiliki market power dalam menentukan harga
output. Namun, tidak pada harga input. Karena perbedaan jenis pasar
tersebut maka perbedaan yang paling menonjol antara kedua model ini
(standard profit efficiency dan alternative profit efficiency) adalah pada
penentuan

variabel

eksogen

didalam

pencapaian

keuntungan

maksimum.Pada model ini variabel eksogen adalah tingkat output.

B. Produktivitas
1. Konsep Produktivitas
Produktivitas adalah hasil dari gabungan antara efisiensi dan
efektivitas. produktivitas adalah suatu konsep yang mengukur rasio dari total
output atau rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan.
Dalam bentuk persamaan dituliskan sebagai berikut5:

=



=



� �

(1)

Bila rasio yang digunakan tersebut masukan yang dipakai untuk
menghasilkan output. Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun total.
a. Produktivitas parsial atau produktivitas factor tunggal (single factor
productivity) merupakan hubungan antara output dengan satu input,
contoh produktivitas parsial yang sering digunakan adalah produktivitas
tenaga kerja yang menunjukan rata-rata output per tenaga kerja, atau
produktivitas kapital yang menggambarkan rata-rata output per kapital.
5

Edy Herjanto, Manajemen Operasi, Edisi 3 [Jakarta: Grasindo, 2008] H. 13

17

Manajer suatu perusahaan menggunaka produktivitas parsial tenaga kerja
langsung sebagai dasar dalam penilaian kinerja dan mungkin tidak
memberikan perhatian pada upaya meminimalkan pemborosan barang
baku.
b. Produktivitas total atau Total Factor Productivity (TFP), mengukur
hubungan antara output dengan beberapa input secara serentak, hubungan
tersebut dinyatakan dalam rasio dari indeks output terhadap indeks input
agregat, jika rasio meningkat berarti lebih banyak output dapat diproduksi
menggunakan jumlah input tertentu atau sejumlah output dapat diproduksi
dengan menggunakan lebih sedikit input. Keunggulan penggunaan ukuran
produktivitas total dalam evaluasi kinerja menurunkan kemungkinan
terjadinya manipulasi beberapa factor produksi untuk memperbaiki ukuran
produktivitas lainnya. Produktivitas total yang buruk dapat berasal dari
peningkatan biaya sumber daya yang besar atau penurunan produktivitas
beberapa sumber daya input6.
Pengukuran produktivitas dalam

penelitian ini mengacu pada

Total Factor Productivity (TFP) dari seluruh faktor yang digunakan.
Pengukuran parsial dapat menimbulkan misleading ketika menilai kinerja
suatu perusahaan atau industri. Untuk mengukur TFP suatu perusahaan dapat
digunakan ukuran profitabilitas perusahaan, yaitu rasio antara pendapatan
dibagi dengan biaya input perusahaan. Pendekatan yang sering digunakan
untuk perbandingan ini adalah Malmquist Productivity Index (MPI). MPI
6

Edward, Manajemen Biaya Penekanan Strategik, Edisi 3 vol.2, [Jakarta: Salemba
Empat, 2007] h. 316-317

18

pertama kali diperkenalkan oleh menggunakan Caves, Christensen dan
Diewert (1982). Pendekatan yang dapat untuk menggambarkan teknologi
dalam mendefinisikan indeks input, output, dan produktivitas7.
Grafik 2.2 Malmqusit Productivity Index

Ilustrasi Produktivitas

C. Efisiensi dan Produktivitas
Untuk membedakan istilah produktivitas dan efisiensi dapat
diilustrasikan dengan proses produksi sederhana dimana satu input (X)
digunakan untuk memproduksi satu output (Y). Hal ini dapat dilihat pada.
Gambar 5 merupakan frontier produksi yang menggambarkan hubungan
antara input dan output. Frontier produksi menunjukkan tingkat output
maksimum yang dapat dicapai pada tiap tingkat input, dengan tingkat
teknologi tertentu dalam suatu industri. Titik A menunjukkan titik yang
inefisien, sedangkan titik B dan C menunjukkan titik yang efisien. Perusahaan
yang beroperasi di titik A merupakan perusahaan yang inefisien karena secara

7

Ndari dan Bayu, Dinamika Total Factor Productivity Industry Besar Dan Sedang
Indonesia, [Bulletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 2014], h.

19

teknis perusahaan tersebut dapat meningkatkan output ke tingkat output yang
sama dengan titik B tanpa membutuhkan input yang lebih besar.
Gambar 2.3 Frontier Produksi Dan Efisiensi Teknis

Sumber: ascarya, diana (2008)
Pada Gambar 6, untuk mengukur produktivitas masing-masing titik
data digunakan garis bantu yang berasal dari titik 0 ke masing-masing titik
data, yaitu garis a, b dan c. Kemiringan (slope) garis tersebut adalah y/x dan
merupakan ukuran produktivitas. Jika perusahaan yang beroperasi di titik A
bergerak ke titik B yang efisien secara teknis, kemiringan garis tersebut akan
menjadi lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas lebih
tinggi di titik B. Jika perusahaan bergerak ke titik C, garis tersebut merupakan
garis singgung terhadap frontier produksi dan menunjukkan produktivitas
maksimum yang mungkin dicapai. Pergerakan ke titik C adalah contoh
pemanfaatan skala ekonomi. Titik C merupakan titik skala optimal (secara
teknis). Operasi perusahaan di titik lainnya pada frontier produksi (selain titik
C) akan menghasilkan tingkat produktivitas yang lebih rendah. Kesimpulan
dari uraian tersebut adalah perusahaan yang sudah efisien secara teknis masih
mungkin
ekonomi.

memperbaiki

produktivitasnya

dengan

memanfaatkan

skala

20

Grafik 2.4 Produktivitas Efisiensi Teknis dan Skala Ekonomi

Sumber: Ndari dan Bayu (2014)
Uraian tersebut tidak memasukkan komponen waktu. Jika
perbandingan produktivitas dilakukan antar waktu yang berbeda, sumber
perubahan produktivitas lainnya yang mungkin adalah perubahan teknis.
Perubahan teknis melibatkan kemajuan teknologi yang ditunjukkan dengan
pergeseran frontier produksi ke atas. Ukuran produktivitas dapat dilihat dari
slope garis lurus dari sumbu nol. Berdasarkan Grafik 6, perusahaan A dan B
memiliki produktivitas yang sama, namun nilai efisiensi perusahaan A lebih
rendah dibandingkan perusahaan B. Sementara itu, perusahaan B dan C
memiliki efisiensi yang sama, namun nilai produktivitas C lebih besar
dibandingkan perusahaan B. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki
produktivitas yang sama belum tentu memiliki efisiensi yang sama, serta
perusahaan yang memiliki efisiensi yang sama belum tentu memiliki
produktivitas yang sama.

21

D. Penentuan Variable Input dan Output
Menurut Hadad, dkk (2003)8 terdapat 3 pendekatan yang digunakan dalam
parametrik menentukan hubungan input dan output dalam suatu lembaga
keuangan yaitu :
1) Pendekatan Aset ( The asset Approach)
Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan
sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, output
benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.
2) Pendekatan Produksi (The Production Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari
akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accounts) lalu
mendefinisikan output sebagai jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal
pada aset-aset tetap dan material lainya.
3) Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach)
Pendekatan

ini

memandang

sebuah

lembaga

keuangan

sebagai

intermediator, yaitu merubah dan mentrasfer aset-aset finansial dari unitunit surplus menjual unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input
institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembiayaan bunga
pada deposit, lalu dengan output yang diukur dalam bentuk kredit
pinjaman (loans) dan investasi finansial (financilal investment). Akhirnya
pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai
pencipta kredit pinjaman (loans).
8

Mualiman Hadad, Pendekatan Parametrik untuk Efisiensi Bank Syariah, [Jurnal Bank
Indonesia, 2003]

22

E. Review Studi
Literatur berkaitan dengan variable yang mempengaruhi efisiensi
perbankan memberikan hasil empiris yang baik dengan berbagai factor yang
terindentifikasi. Berikut ini beberapa penelitian telah dilakukan terhadap bank
yang menggunakan pendekatan intermediasi dalam menentukan input output.
Siti Astiyah dan Jardine A. Husma Pengukuran profit efficiency
mencakup model dengan penekanan fungsi intermediasi dan tanpa penekanan
fungsi intermediasi. Hasil penelitian yang menarik ditunjukkan dengan ratarata nilai efisiensi dengan model penekanan intermediasi lebih rendah dari
model tanpa penekakan intermediasi. Rata-rata efisiensi selama periode
penelitian dengan menggunakan model non-intermediasi adalah 92,4%
dibandingkan dengan 91,4% dengan model penekanan intermediasi. 9
Skripsi Suswadi dengan Metode Stochastic Frontier Approach
(SFA). Penelitian ini menggunakan dari sisi profit dengan menggunakan
metode pendekatan alternative profit efficiency dengan data selama tahun
2003-2006. Dengan obyek penelitian adalah Bank Umum Syariah (BUS)
ataupun Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia. Peneliti menyimpulkan
Selama periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2006 perbankan
syariah di Indonesia telah mengalami efisiensi total rata-rata sebesar 94,37 %
tiap tahunnya. Dengan efisiensi rata-rata paling tinggi terjadi pada tahun 2006

9

Siti Astiyah dan Jardine A. Husman, Fungsi Intermediasi Dalam Efisiensi Perbankan di
Indonesia: Deviasi Fungsi Profit, [Jakarta : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2006), H
529-54

23

yaitu sebesar 98,29 % dan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar
90,12 %. 10
Samir Abderrazek Srairi (2009)11, Penelitian ini menggunakan
pendekatan SFA dan menyelidiki tingkat efisiensi bank dengan pendekatan
biaya dan profit dari 71 bank komersial di negara-negara teluk dewan
kerjasama selama periode 1999-2007. Hasil bank di kawasan teluk relatif lebih
efisien di menghasilkan laba yang dari pada pengendalian biaya. bank
konvensional rata-rata lebih efisien dari pada bank syariah. serta mengamati
adanya korelasi positif biaya dan profit efisiensi dengan kapitalisasi bank dan
profitabilitas, dan satu negatif dengan biaya operasi. sumber ketidakefisienan
hasil empiris menunjukkan bahwa kegiatan pinjaman yang lebih tinggi
meningkatkan profit efisiensi bank, tetapi memiliki dampak negatif pada biaya
efisiensi. Data sampel kami adalah data panel tidak seimbang dari 71
komersial bank (48 konvensional dan 23 islam) dari enam GCC negara: 14
Bank Di Bahrain, 11 Bank Di Kuwait, 5 Bank Di Oman, 8 Bank Di Qatar, 11
Bank Di Arab Saudi, dan 22 Bank Di Uni Emirat Arab. Data Berisi 594
Observasi Selama Periode 1999-2007.
Edy Hartono (2009)12, Sampel dalam penelitian ini adalah 22
perusahaan perbankan terbagi dalam 3 kelompok bank yaitu 3 Bank BUMN,
17 Bank BUSN Devisa dan 2 BUSN Non Devisa. Model yang akan diregresi
10

Suswadi, Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Stochastic
Frontier Approach (SFA),[Skripsi UIN Yogyakarta, 2007]
11
Samir Abderrazek, Cost And Profit Efficiency Of Conventional And Islamic

Banks In GCC Countries, [Springer ,2009]
12

Edy Hartono, Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan
Menggunakan Metode ParametrikStochastic Frontier Analysis. [Tesis: Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang. 2009]

24

adalah pengujian dengan menggunakan single equation dan pooled data.
Peneliti menyimpulkan bahwa diperoleh bahwa kelompok Bank BUSN Non
Devisa lebih kecil dibandingkan dengan kelompok bank BUSN Devisa dan
kelompok Bank BUMN. Dari data variabel kredit yang diberikan dan surat
berharga yang dimiliki oleh bank yang merupakan komponen output selama
Tahun 2004-2007. Kelompok Bank BUSN Non Devisa paling besar,
kemudian kelompok Bank BUSN Devisa dan yang paling kecil kelompok
Bank BUMN. Berdasarkan hasil analisis Cross Section Stochastic Frontier
Analysis nilai efisiensi perbankan di Indonesia menunjukkan angka-angka
yang hampir mendekati 100%. Hal ini menunjukkan adanya tingkat efisiensi
relatif antar bank dalam sampel pengamatan yang tinggi yang telah dilakukan
oleh bank-bank go public.
Izah Mohd Tahir dan Sudin Haron (2008)13 dengan judul
“Technical Efficiency Of The Malaysian Commercial Banks: A Stochastic
Frontier Approach”. Penelitian ini menggunakan bank konvensional dari
periode 2000-2006. Efisiensi teknis untuk seluruh sampel rata-rata adalah 81
persen menunjukkan adanya input sekitar 19 persen. Secara keseluruhan,
tingkat efisiensi telah sedikit meningkat selama periode studi. Hasil lain juga
menunjukkan bahwa bank-Bank Dalam Negeri memiliki rata-rata yang relatif
lebih efisien dibandingkan dengan Bank Asing, sekitar 90,1 persen dan 74,4
persen masing-masing .

13

Mohd, Izah Tahir dan Sudin Haron, Technical Efficiency Of The Malaysian
Commercial Banks: A Stochastic Frontier Approach, [Banks and Bank Systems, Vol. 3, 2008]

25

Penelitian yang berkaitan dengan analisis efisiensi dengan metode
non parametrik DEA serta analisis perubahan Total Factor Productivity (TFP)
telah dilakukan, yaitu Rian Andryani (2008) penelitian bertujan untuk
menganalisis Total Factor Productivity (TFP) dengan indeks Malmquist dan
efisiensi dengan DEA industry bank selama periode 2004-2007. Metode yang
digunakan DEA dengan pendekatan variabel return to scale (VRS) dengan
hasil rata-rata tingkat efisiensi teknis bank mengalami penurunan dari 99,5
persen pada 2004 menjadi 89,4 persen pada 2005 dan 85,4 persen pada tahun
pada tahun 2006. Kemudian mengalami peningkatan di tahun 2007 menjadi
sebesar 89,8 persen. Sedangkan pada Total Factor Productivity (TFP)
perbankan syariah di Indonesia menunjukkan trend yang meningkat dari tahun
2004 hingga 2007. Data yang digunakan meliputi 17 bank syariah, baik UUS
dan BUS dengan pendekatan intermediasi yang yaitu beban tenaga kerja,
modal, DPK, pembiayaan dan aktiva produktif lainnya14.
Ndari dan bayu (2014) Makalah ini menghitung Total Factor
Productivity (TFP) untuk industri skala besar dan menengah di Indonesia
periode 2000-2009. Dengan menggunakan Metode Data Envelopment
Analysis (DEA) dan Total Factor Productivity Malmquist. Hasil menunjukkan
ada pergeseran dari faktor pendukung terhadap pertumbuhan TFP pada
manufaktur sektor dalam periode sampel 2 (dua). Pada periode 2000-2004,
perubahan efisiensi menjadi kontributor utama pada pertumbuhan TFP.
Sedangkan pada periode 2005-2009, perubahan teknis menjadi faktor
14

IPB, 2008]

Rian Andryani, Analisis Efisiensi Industry Perbankan Syariah Di Indonesia [Skripsi

26

pendukung utama TFP. TFP perusahaan besar dan sedang Indonesia secara
rata-rata tumbuh 7,44 persen15.
Rezki menganalisa efisiensi perbankan syariah di Indonesia
periode 2007-2009 menggunkan 17 bank syariah. Metode yang digunkan
DEA untuk mengukur efisiensi dan Indekx Malmquist untuk mengukur total
produktivitas bank. Hasilnya peningkatan produktivitas disebabkan oleh factor
teknologi. Selain itu terdapat korelasi negative antara asset dengan efisiensi
dimana semakin besar asset mengakibatkan berkurannya efisiensi.16
Tabel 2: Ringkasan Penelitian Terdahulu
No

Penulis/
Tahun/Judul

Hasil Penelitian

Pembeda

1

Suswadi (2007)
Judul:
Analisa Efisiensi
Perbankan Syariah Di
Indonesia periode
2003:1- 2006: 12

Dalam penelitian ini
penulis membahas
tentang penelitian pada
efisiensi dan
produktivitas
perbankan dengan
metode SFA dan
mamlqusit periode
2011-2015

2

Novarini (2008)
Judul:
Efisiensi Unit Usaha
Syariah dengan
Metode Stochastic
Frontier Analysis
(SFA) tahun 2005-

Penelitian ini