Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Pada CV. Putra Mandiri Express

(1)

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

WAN RIZA AZWAR BAROS 102101064

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT Penguasa Mutlak semesta alam, yang telah melimpahkan berbagai nikmat, hidayah dan kasih sayangNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Pada CV. Putra Mandiri Express”.

Adapun maksud dari penulisan tugas akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Diploma III, Departemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi USU.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE,M.Si, selaku Kepala Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Beby kendida, Hsb, SE, M.S, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar D-III Keuangan yang telah memberikan pendidikan,

bimbingan serta ilmu pengetahuan kepada Penulis selama menjalani masa pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Kedua orang tua saya, ayahanda Wan Azwaruddin Baros dan ibunda Nurlelawaty, dan saudara/saudari kandung saya Wan Dedi Utama Baros, ST, Wan Adriva Dwi


(3)

Putra Baros, SE, dr. Wan Dina Triana Baros . yang selama ini senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

6. Dr. Indah Ammalia amru, yang selama ini telah mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Rezani, Toga, Fariza, Farhan, Ricky, Heavenly Band, Ar-Ridho, Ade Kartika, Fitri Chairifa, Hafiz, Irna Arina, Fathurrahman dan teman teman DIII Keuangan FE-USU yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu terima kasih atas kebersamaan dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun sangat penulis harapkan dan hargai demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Medan, April 2014

(Wan Riza Azwar BAros)


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR TABEL……….…. v

DAFTAR GAMBAR……….. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 3

1.3 Tujuan Penelitian ………... 3

1.4 Manfaat Penelitian ………... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan ……….. 5

2.2 Jenis Usaha/Kegiatan ………. 6

2.3 Struktur Organisasi ……….………... 6

2.4 Kinerja Usaha Terkini ………..……….. 9

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Perencanaan Biaya Operasional Pada CV Putra Mandiri Express ………... 11

3.2 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Operasional ………... 12


(5)

3.4 Prosedur Penyusunan Anggaran ………..……….. 17

3.5 Pengendalian Biaya Operasional ……..……….……….. 19 3.6 Evaluasi Pengawasan Biaya Operasional ………... 23

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ………...………. 28

4.2 Saran ……….. 29


(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 3.1 Laporan Realisasi Anggara Biaya Operasional CV. Putra

Mandiri Express ……… 21 Tabel 3.2 Rencana Anggaran Biaya Operasional CV. Putra Mandiri

Express ………... 22 Tabel 3.3 Realisasi Anggaran Biaya Operasional CV. Putra Mandiri

Express ………... 23 Tabel 3.4 Anggaran Biaya Operasional dan Realisasi Biaya Operasional CV. Putra Mandiri Express Tahun 2013 ……….. 25


(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Gambar 2.1. Struktur Organisasi CV. Putra Mandiri Express ……… 8


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan memerlukan perencanaan dan pengawasan kegiatan - kegiatan kerja yang baik. Pentingnya perencanaan tersebut tidak dapat disangkal lagi dan perannya tidak kalah penting dari faktor-faktor penentu keberhasilan perusahaan lainnya. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional erat kaitannya dengan anggaran. Menurut Rudianto (2009), anggaran operasional merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan yang umumnya tujuan akhir perusahaan adalah mendapatkan keuntungan, anggaran operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan.

Pengelolaan biaya khususnya biaya operasional tidak terlepas dari perencanaan dan pengawasan biaya itu sendiri. Aktivitas-aktivitas yang dijalankan dalam perusahaan tidak terlepas dari unsur biaya didalamnya. Besar kecilnya biaya akan berpengaruh langsung pada perhitungan laba rugi yang diperoleh pada akhir periode karena biaya itu sendiri merupakan unsur perhitungan laba rugi. Semakin besar biaya operasi suatu perusahaan, maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut, dan begitu juga sebaliknya.

Menurut Rudianto (2009), biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sebagai tolak ukur serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisien dan efektif. Kebutuhan akan data biaya berbeda-beda dan biaya-biaya dihitung


(9)

berdasarkan kondisi dan tujuan yang berbeda-beda serta keperluan pihak-pihak yang berbeda pula. Dalam mengawasi biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus dibandingkan dengan rencana yang disusun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi penyimpangan maka harus dianalisa sebab dan akibat dari penyimpangan tersebut agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan dengan baik dan meminimalisasi kebocoran dana atau biaya perusahaan.

Menurut Rudianto (2009), perencanaan berarti penyusunan suatu program kegiatan yang cukup menyeluruh yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, sedangkan pengawasan merupakan sarana yang akan mengendalikan perusahaan kearah sasaran yang ingin dicapainya. Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk perbandingan antara hasil-hasil yang sebenarnya dicapai dengan sasaran dan keputusan-keputusan yang telah ditentukan lebih dahulu. Pengawasan secara terus-menerus atas setiap kegiatan, pekerjaan atau tugas perlu dilakukan agar kesemuannya itu dilaksanakan dalam batas-batas yang telah ditentukan. Walaupun kegiatan perencanaan menuntut partisipasi dari tiap jajaran dalam perusahaan, pada dasarnya perencanaan tetap merupakan tugas pimpinan utama perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa perencanaan dan pengawsan biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

Adapun perusahaan yang diteliti oleh penulis yaitu CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS yang bergerak dibidang pengangkutan barang-barang sembako. Selain mengangkut bahan-bahan sembako CV. PUTRA MANDIRI


(10)

3

EXPRESS juga melakoni pengangkutan barang-barang yang lain seperti : meja berbagai jenis, kursi berbagai macam jenis, lemari dengan berbagai macam merek, tempat tidur dengan berbagai merek, dan jenis barang rumah tangga lainnya. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji mengenai biaya operasional sebagai perencanaan dan pengawasan melalui penelitian dengan judul “ Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Pada CV. Putra Mandiri Express. “

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan hal ini masalah yang dibahas adalah :

Bagaimana peranan perencanaan dan pengawasaan biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express guna mencegah penyimpangan biaya operasional ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian adalah :

Untuk mengetahui peranan perencanaan dan pengawasan biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express guna mencegah penyimpangan biaya dalam kegiatan perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dengan membandingkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan. Dan juga untuk mengetahui sejauh mana anggaran yang disusun CV. Putra Mandiri Expres berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawsan biaya operasional.


(11)

perencanaan dan pengawasan biaya operasional.

3. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam hal perencanaan dan pengawasan biaya operasional.

b. BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Menguraikan sejarah ringkas perusahaan, struktur perusahaan, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.

c. BAB III : TOPIK PENELITIAN

Menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai perencanaan dan pengawasan biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express.

d. BAB IV : PENUTUP


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan

CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS di dirikan pada tanggal 7 agustus 1998, yang bertempat di Jl. Cemara No. 196 Medan. Pada awalnya CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS hanya melakukan kegiatan usaha pengangkutan sembako. Seiring dengan perkembangan usaha CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS, pada tahun 2003, CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS mulai memperluas usahanya pada sektor pengangkutan segala jenis barang.

CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS mendapatkan izin usaha dari wali kota medan dengan : NO. SIUP : 4081/4399/1/1/050/06/2012. Sekarang CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS sudah berdiri sekitar 15 tahun, dengan jumlah karyawan 15 orang.

Jadi sekarang kegiatan usaha yang dilakoni oleh CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS adalah:

1. Pengangkutan Sembako, seperti: beras, sayur-sayuran, makanan cepat saji (instan), dan lain-lain.

2. Pengangkutan barang rumah tangga, seperti : meja, kursi, lemari, tempat tidur, dan lain-lain.

Adapun Visi dan Misi CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS adalah: Visi :

Perusahaan dapat bertahan hidup selamanya dan mendapatkan laba yang semaksimal mungkin.


(13)

Misi :

1. Mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah-daerah terpencil 2. Meningkatkan pelayanan yang memuaskan para pelanggan

3. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

2.2 Jenis Usaha/Kegiatan

CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS bergerak dibidang pengangkutan barang barang sembako. Selain mengangkut bahan-bahan sembako CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS juga melakoni pengangkutan barang-barang yang lain seperti : meja berbagai jenis, kursi berbagai macam jenis, lemari dengan berbagai macam merek, tempat tidur dengan berbagai merek, dan jenis barang rumah tangga lainnya.

2.3 Sturuktur Organisasi

Demi tercapainya tujuan umum perusahaan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, menjaga arus input menjadi output dan menumbuhkan perusahaan hingga mencapai laba maksimum, diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh faktor operasional. Pengaturan faktor operasional ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya yang dihasilkan dalam bentuk sturuktur organisasi dari perusahaan ini. Struktur organisasi merupakan pembagian kerja, wewenang dan sistem komunikasi dalam mewujudkan tujuan perusahaan dan organisasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik. Sturuktur


(14)

7

organisasi dari perusahaan dalam penerapannya selalu berbeda-beda dengan perusahaan lain.

CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS dalam melaksanakan aktivitasnya menggunakan struktur organisasi garis dan karyawan (line and staff organization) dalam hal ini perintah dan tanggung jawabnya mengalir dari atas kebawah serta adanya spesialisasi.

Berikut penulis melampirkan bagan struktur organisasi perusahaan CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS pada gambar 2.1 serta uraian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian.

CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

WAKIL DIREKTUR

GAMBAR 2.1. STRUKTUR ORGANISASI SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

KEUANGAN ADMINISTRASI


(15)

Sebagai catatan, berikut adalah nama-nama dari beberapa posisi diatas : Komisaris : Aydhil Pratama

Direktur Utama : Syahrifudin Siregar Wakil Direktur : Rully Chandra Administrasi : Maya Elfira Keuangan : Lisna Iriani Teknis : Roy Siregar

Uraian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Komisaris

Para pemegang saham atau pun yang berkepentingan di dalam perusahaan pada CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS.

2. Direktur Utama

Direktur utama bertugas untuk mengkoordinir, sebagai pengawas atau orang yang memegang kendali atas segala kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Selain itu direktur utama menyusun kebijakan yang berhubungan dengan perusahaan agar perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi juga mampu membayar deviden kepada para pemegang saham.

3. Wakil Direktur

Wakil direktur bertugas untuk menangani urusan dalam maupun luar perusahaan dan mewakili direktur apabila berhalangan.

4. Administrasi

Administrasi bertugas menangani surat-menyurat dan mencatat kegiatan-kegiatan perusahaan setiap bulan. Tugas bagian administrasi adalah membuat dan


(16)

9

mendata absensi para karyawan serta membuat daftar laporan posisi karyawan per bulan.

5. Keuangan

Mengawasi dan mengontrol keuangan perusahaan baik pemasukan atau pun pengeluaran. Adapun tugas dan wewenangnya adalah

a. Mendata pengeluaran dan penggunaan dana perusahaan.

b. Membuat laporan keuangan berupa neraca maupun laba rugi perusahaan secara periodik setiap bulan.

c. Membuat laporan serta analisis tahap perkembangan perusahaan menyangkut segi-segi operasional perusahaan.

6. Teknis

Orang yang bertanggung jawab penuh dalam menangani setiap proyek yang dikerjakan perusahaan.

2.4 Kinerja Usaha Terkini

Kinerja terkini dari CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tahun terakhir.

Dalam laporan keuangan akan menunjukkan sampai berapa jauh efesiensi dan kinerja perusahaan serta perkembangan perusahaan yang dicapai. Manajemen diserahi tanggung jawab untuk dapat memperoleh keuntungan yang memuaskan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian manajemen dapat melepaskan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk suatu periode kepada pemilik perusahaan. Selanjutnya sebagai hasil analisis dan interprestasi terhadap laporan keuangan, manajemen akan dapat pula mengambil keputusan untuk mengadakan atau membuat suatu


(17)

perencanaan dan penyusunan anggaran untuk masa yang akan datang. Kekurangan yang terdapat pada periode yang lalu dapat diperbaiki dan ditambah, menuju kembali kekebijakan yang telah dilaksanakan, dan jika perlu akan mengadakan pengawasan yang lebih ketat terhadap perencanaan yang akan datang.


(18)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Biaya Operasional Pada CV. Putra mandiri Express

Perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai jenis dan bentuk keterbatasan. Kondisi ini memaksa manajemen untuk menyusun suatu rencana agar sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan sedemikian rupa dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perencanaan pada dasarnya memilih jalur alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan usaha serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan degan kendala kendala yang dihadapi.

Menurut Carter (2009:5), perencanaan yang efektif membutuhkan partisipasi dan koordinasi dari semua bagian dalam entitas tersebut. Perencanaan mencakup penentuan tujuan perusahaan, yang merupakan target atau hasil yang terukur. Perencanaan yang efektif didasarkan pada analisis atas fakta dan membutuhkan cara yang reflektif, imajinasi, dan visi ke depan. Perencanaan biaya operasional dilakukan melalui penyusunan anggaran biaya.

Menurut Rudianto (2009), anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri dan berbeda dengan sasaran serta cara-cara kerja sistem lain yang ada dalam dalam perusahaan, tetapi dapat juga dianggap sebagai subsistem, yaitu bagian dari sistem lain yang lebih besar.


(19)

Dalam pembuatan perencanaan anggaran, manajemen perusahaan CV. Putra Mandiri Express perlu melihat ke depan untuk menilai kejadian dan situasi yang akan datang karena berhubungan dengan tujuan strategis perusahaan. Perencanaan anggaran menyita waktu manajemen untuk membuat daftar permasalahan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan pada periode waktu yang akan datang. Waktu ekstra akan dikeluarkan untuk menyusun anggaran ini memungkinkan perusahaan untuk meminimalkan pengaruh yang bersifat merugikan dari masalah-masalah yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.

Karena adanya kemungkinan tidak semua divisi mempunyai pemikiran dan perencanaan anggaran yang sama atas aktivitas operasi mereka, maka anggaran yang lengkap untuk semua unit organisasi juga dapat menjadi alat koordinasi operasi diantara unit-unit yang dianggarkan dan menyelaraskan aktivitas operasi dari berbagai departemen. Penggunaan anggaran membantu CV. Putra Mandiri Express untuk menjalankan jalannya aktivitas operasi perusahaan dan mencapai hasil yang lebih baik. Anggaran yang telah direncanakan juga dapat membantu para manajer untuk mengidentifikasi kemacetan operasi yang ada saat ini dan yang mungkin terjadi.

3.2 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Operasional

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34), didalam menjalankan kegiatannya, perusahaan membutuhkan biaya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan operasi sehari-hari untuk melakukan kegiatan, perusahaan akan memperoleh pendapatan yang kemudian akan digunakan untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan terutama biaya operasional. Hingga


(20)

13

akhirnya perusahaan memperoleh laba bersih yang merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan.

Masalah biaya pada suatu perusahaan hanya dapat dipecahkan dengan baik bila perusahaan tersebut mempunyai pengetahuan biaya yang berkaitan dengannya. Oleh karena itu, penyediaan data-data yang akurat dan sesuai dengan kenyataan sangat penting sebagai alat informasi dalam penyusunan dan pengambilan keputusan operasional perusahaan sehari-hari.

Pengertian biaya (cost) menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34) adalah suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya secara luas mengandung unsur-unsur, yaitu:

1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dengan satuan uang

3. Yang telah terjadi dan yang akan terjadi

4. Biaya dapat diartikan sebagai beban, harga perolehan, harga pokok, nilai tukar dan pengorbanan

5. Untuk tujuan tertentu

Untuk keperluan perencanaan dan pengawasan biaya operasional perusahaan dapat membagi biaya tersebut ke dalam biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya semivariabel.

1. Biaya operasional tetap (fixed cost), jika nilainya tetap sama, berapapun tingkat penjualan yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu periode dalam tingkat penjualan perusahaan.


(21)

2. Biaya operasional variabel (variable cost), jika nilai keseluruhannya berubah-ubah seiring dengan perubahan pada tingkat penjualan perusahaan.

3. Biaya operasional semi variabel, jika beban tersebut memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel sekaligus.

3.3 Klasifikasi Biaya

Menurut Rudianto (2009 : 116) biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam memepengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba usaha karena produk yang telah di hasilkan perusahaan melalui proses produksi yang panjang harus di sampaikan kepada konsumen melalui serangkaian kegiatan yang saling menunjang. Tanpa aktivitas operasional yang terarah, maka seluruh produk yang di hasilkan tidak akan memiliki manfaat apapun bagi perusahaan atau perusahaan.

Kegiatan-kegiatan yang menjadi sumber biaya operasional umumnya terbagi dalam dua kelompok kegiatan, yaitu kegiatan penjualan dan administrasi.

Menurut Rudianto (2009 : 116), biaya operasional merupakan biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan di dalam mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba usaha. Menurut Rudianto (2009 : 116) biaya operasional dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu biaya pemasaran, dan biaya administrasi umum.

3.3.1 Biaya Pemasaran


(22)

15

produksi selesai, yaitu pada saat produksi selesai dan barang-barang sudah siap untuk dijual. Biaya ini mencakup biaya penjualan dan biaya pemenuhan pesanan.

a. Biaya penjualan adalah keseluruhan aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mencari dan memperoleh penjualan produk perusahaan. Biaya ini mencakup biaya iklan, pemberian contoh produk, komisi wiraniaga, biaya demo, dan sebagainya.

b. Biaya pemenuhan pesanan adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan upaya untuk memenuhi pesanan sesuai keinginan konsumen, yang mencakup biaya pergudangan, pengepakan dan pengiriman, pemberian kredit dan penagihan serta administrasi pemasaran.

Menurut Rudianto (2009 : 116), aktivitas pemasaran adalah aktivitas yang sangat vital bagi perusahaan. Tanpa aktivitas pemasaran maka tidak akan ada pendapatan bagi perusahaan. Tanpa pendapatan bagi perusahaan maka tidak akan ada laba yang diperoleh perusahaan. Dan tanpa memperoleh laba usaha, maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Karena itu, aktivitas pemasaran perlu direncanakan sebaik-baiknya, untuk menjamin bahwa produk perusahaan akan dibeli oleh konsumen. Itu berarti, mencakup seluruh aktivitas promosi, pemberian contoh barang, pelatihan untuk tenaga wiraniaga, aktivitas menelepon dan korespondensi pemasaran hingga pengiriman barang kepada konsumen. Menurut Rudianto (2009 : 116), biaya pemasaran adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan produk perusahaan, sejak dari gudang perusahaan hingga ke tangan konsumen.


(23)

Anggaran biaya pemasaran mencakup keseluruhan biaya yang berkaitan dengan proses penjualan dan pendistribusian produk perusahaan, yang meliputi :

1. Gaji staf administrasi penjualan 2. Gaji dan komisi wiraniaga 3. Gaji manajer pemasaran 4. Biaya iklan

5. Biaya pelatihan wiraniaga 6. Biaya telepon kantor pemasaran 7. Biaya listrik kantor pemasaran 8. Biaya penyusutan kantor pemasaran 9. Biaya penyusutan kendaraan pemasaran 10. Biaya alat tulis dan cetak kantor pemasaran 11. Biaya korespondensi

12. Biaya angkut 13. Biaya gudang

14. Biaya pengepakan dan pengiriman 15. Biaya penagihan

16. Macam-macam biaya pemasaran

3.3.2 Biaya Administrasi dan Umum

Selain aktivitas pemasaran, perusahaan memerlukan aktivitas ke-organisasian. Menurut Rudianto (2009 : 116), aktivitas keorganisasian merupakan kegiatan administratif dan manajerial yang mengarahkan dan mendukung aktivitas lain di dalam perusahaan. Aktivitas administrasi dan umum mencakup


(24)

17

keseluruhan aktivitas umum perusahaan diluar aktivitas produksi dan pemasaran. Karena itu, lingkup kegiatan administrasi dan umum sangat luas, mencakup :

1. Gaji staf administrasi 2. Gaji manajer dan direktur

3. Biaya sewa (kantor,kendaraan,dsb) 4. Biaya urusan hukum

5. Biaya korespondensi

6. Biaya telepon kantor administrasi 7. Biaya listrik kantor administrasi 8. Biaya bunga kredit

9. Biaya alat tulis dan cetak kantor administrasi 10. Biaya penyusutan gedung kantor administrasi 11. Biaya penyusutan kendaraan umum dan direksi 12. Macam-macam biaya administrasi dan umum

Menurut Rudianto (2009 : 116) Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang jumlahnya relatif tidak dipengaruhi oleh tingkat aktivitas perusahaan. Biaya ini juga tergolong biaya yang tidak berubah dari waktu ke waktu, kecuali memang direncanakan untuk berubah.

3.4 Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran pada perusahaan kecil dapat dikerjakan pimpinan perusahaan dengan mudah dan cepat, tetapi pada perusahaan yang besar, tugas untuk menyusun anggaran dilimpahkan pada suatu kelompok yang disebut panitia anggaran. Panitia ini masing-masing memberikan tanggapan dan kertas kerja,


(25)

sehingga anggaran yang disusun bisa dipertanggungjawabkan terhadap pusat-pusat biaya.

Menurut Rudianto (2009 : 116), penganggaran menunjukkan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana.

Penyusunan anggaran biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express menggunakan metode penyusunan campuran (Top Down and Bottom Up), yang menurut Rudianto (2009 : 116), metode penyusunan campuran (Top Down and Bottom Up), yaitu instruksi penyusunan anggaran disampaikan pimpinan kepada bawahan serta memberikan pengarahan dalam penyusunan anggaran. Kemudian pimpinan dan bawahan bersama-sama menyusun dan merevisi anggaran yang telah dibuat menjadi anggaran yang homogen. Penyusunan anggaran perusahaan tidak menggunakan panitia anggaran yang menangani penyusunan anggaran.

Anggaran yang telah disusun oleh bagian administrasi sudah menjadi anggaran yang homogen/anggaran keseluruhan yang disertai dengan perbaikan/revisi terhadap anggaran yang disusun dan didiskusikan bersama oleh setiap bagian. Terakhir anggaran tersebut diberikan kepada pimpinan perusahaan untuk disetujui, bila pimpinan mengesahkan maka mulailah pelaksanaan anggaran.

Kebijakan manajemen dari dalam kondisi-kondisi umum perekonomian sangat membantu dalam penyusunan anggaran biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express yang juga menjadi dasar untuk penyusunan anggaran ini.


(26)

19

Untuk mendapatkan suatu anggaran yang baik diperlukan kerjasama antara bidang-bidang fungsional yang ada di dalam perusahaan agar menghasilkan sasaran yang diinginkan.

Penyusunan anggaran pada CV. Putra Mandiri Express dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan

b. Anggaran dapat mempermudah koordinasi antara bagian-bagian di dalam Perusahaan

c. Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan

3.5 Pengendalian Biaya Operasional

Berdasarkan hasil penelitian berupa data dan informasi yang diterima maka didapatkan gambaran umum mengenai anggaran biaya operasional, penyusunan dan realisasi pada CV. Putra Mandiri Express.

Dari pengertian perencanaan yang telah di bahas pada bab sebelumnya dapat dilihat bahwa perencanaan merupakan upaya untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun serta memutuskan apa yang hendak dilakukan, bagaimana, dan siapa yang akan melakukan.

Menurut Carter (2009:5), perencanaan memiliki kaitan erat dengan anggaran karena anggaran merupakan rencana kegiatan perusahaan yang mencakup kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan berpedoman pada anggaran maka tujuan perusahaan diharapkan dapat terwujud.


(27)

Dalam prosedur penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran pada CV. Putra Mandiri Express, penyusunan anggaran dilakukan oleh tim anggaran yang terdiri dari Bagian Keuangan. Kegunaan anggaran hanya digunakan untuk kepentingan intern bagian umum keuangan. Penyusunan anggaran biaya operasional CV. Putra Mandiri Express disusun dan dilaksanakan untuk jangka waktu satu tahun.

Perencanaan tidak terlepas dari unsur pelaksanaan dan pengendalian yang termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan. Menurut Purwanti dan Darsono (2008 : 11) pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan agar strategi, kebijakan, program kerja, dan anggaran dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Artinya semua kegiatan harus diusahakan sekecil mungkin adanya penyimpangan. Pengendalian diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Penyusunan anggaran biaya operasional pada CV. Putra Mandiri Express dimulai dengan penyusunan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal dengan berpedoman pada data dan informasi/ realisasi anggaran pada tahun sebelumnya dengan memperhitungkan tingkat kenaikan biaya untuk tahun/ periode anggaran berikutnya.

Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya yang berada di bawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Sistem yang didesain untuk mencapai tujuan tersebut disebut sistem akuntansi pertanggung jawaban.


(28)

21

Menurut Purwanti dan Darsono (2008 : 11), pengendalian sebagaimana halnya perencanaan dan pengorganisasian, merupakan salah satu fungsi yang vital dalam proses manajemen. Biaya dapat dikatakan terkendali jika manajer atau pekerja mepunyai kebijakan dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah biaya dalam suatu periode tertentu yang biasanya jangka pendek.

Berikut adalah tabel perbandingan anggaran dan realisasi CV. Putra Mandiri Express pada tahun 2013:

TABEL 3.1

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

UNTUK TAHUN 2013 YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013

SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS Keterangan :

Pada tahun 2013, rencana anggaran tahunan CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS adalah sebesar Rp. 2040.000.000,00. Sedangkan realisasinya pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 1.763.190.500,00. Jadi anggaran (Rp. 2040.000.000,00) – realisasi (Rp. 1.763.190.500,00) = surplus (Rp. 276.809.500,00).

NO URAIAN JUMLAH ANGGARAN

1 ANGGARAN TAHUN 2013 Rp. 2.040.000.000,00

2 REALISASI TAHUN 2013 Rp. 1.763.190.500,00


(29)

TABEL 3.2

RENCANA ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL

CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS (Dalam Rupiah)

Anggaran Belanja Operasional Tahun Anggaran 2013

NO URAIAN ANGGARAN

1 Biaya Tenaga Kerja Rp 504.000.000,00

Gaji Karyawan Rp 468.000.000,00

Tunjangan Makan Rp 24.000.000,00

Tunjangan Kesehatan Rp 12.000.000,00

2 Biaya Penjualan & umum Rp 1.536.000.000,00 Perjalanan Rp 1.440.000.000,00

Listrik & Air Rp 4.000.000,00

Pemeliharaan Kendaraan Rp 30.000.000,00

Iklan Rp 3.000.000,00

Biaya Administrasi Rp 12.000.000,00

Biaya kecelakaan Rp 20.000.000,00

Biaya Lain-Lain Rp 27.000.000,00

JUMLAH Rp 2.040.000.000,00

SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

Dari tabel 3.2 diatas dapat kita lihat bahwa rencana anggaran CV. Putra Mandiri Express tahun anggaran 2013 berjumlah Rp. 2.040.000.000,00, yang terdiri dari biaya tenaga kerja sebesar Rp. 504.000.000,00 ditambah dengan biaya penjualan dan umum sebesar Rp. 1.536.000.000,00.


(30)

23

TABEL 3.3

REALISASI ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

(Dalam Rupiah)

Realisasi Belanja Operasional Tahun Anggaran 2013

NO URAIAN REALISASI

1 Biaya Tenaga Kerja Rp 504.000.000,00

Gaji Karyawan Rp 468.000.000,00

Tunjangan Makan Rp 24.000.000,00

Tunjangan Kesehatan Rp 12.000.000,00 2 Biaya Penjualan & umum Rp 1.259.190.500,00 Perjalanan Rp 1.170.000.000,00

Listrik & Air Rp 3.350.500,00

Pemeliharaan Kendaraan Rp 38.790.000,00

Iklan Rp 1.200.000,00

Biaya Administrasi Rp 7.350.000,00

Biaya kecelakaan Rp 23.500.000,00

Biaya Lain-Lain Rp 15.000.000,00

JUMLAH Rp 1.763.190.500,00 SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

Dari tabel 3.3 diatas dapat kita lihat bahwa realisasi anggaran CV. Putra Mandiri Express tahun anggaran 2013 berjumlah Rp. 1.763.190.500,00, yang terdiri dari biaya tenaga kerja sebesar Rp. 504.000.000,00 ditambah dengan biaya penjualan dan umum sebesar Rp. 1.259.190.500,00.

3.6 Evaluasi Pengawasan Biaya Operasional

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34), pengawasan didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian dari perusahaan dan kemudian dilakukan tindakan perbaikan jika


(31)

diperlukan. Hal ini dilakukan agar lembaga perusahaan pemerintahan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan yang efektif memerlukan umpan maju (feed forward). Dengan kata lain diasumsikan bahwa tujuan, rencana, kebijaksanaan, dan standar telah dikembangkan dan dikonsumsikan seluruh pimpinan bagian yang bertanggung jawab terhadap pencapaian kinerja yang telah direncanakan.

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34), pengawasan tergantung pada penetapan konsep umpan balik (feed back) yaitu konsep yang memerlukan pengukuran kinerja yang memicu dilakukannya tindakan koreksi yang dirancang untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan semula.

Pada CV. Putra Mandiri Express apabila terjadi perubahan jumlah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, maka dilakukan revisi oleh pihak keuangan yang lalu disetujui oleh komisaris ataupun direktur utama CV. Putra Mandiri Express. Revisi tersebut dilakukan tanpa mengubah jumlah total anggaran yang telah ditetapkan, tetapi menyesuaikan dana apa yang dapat dikurangkan untuk menutupi kekurangan dana untuk kegiatan lainnya.

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2008 : 34), ada dua jenis penyimpangan yang mungkin terjadi di dalam menyusun dan melaksanakan anggaran yaitu: 1. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable variance)

Penyimpangan dianggap menguntungkan jika realisasi lebih kecil dari anggaran. Misalnya: Anggaran belanja penunjang operasional Rp.10.800.000.000,- ternyata realisasinya lebih kecil yaitu sebesar Rp.9.000.000.000,- maka penyimpangan sebesar Rp.1.800.000.000 merupakan Favorable Variance.


(32)

25

Penyimpangan dianggap merugikan jika realisasi lebih besar dari anggaran. Misalnya: Anggaran tunjangan beras Rp 184.740.000,- ternyata realisasinya lebih besar yaitu Rp.222,502.500- maka penyimpangan sebesar

Rp. 37.762.500,- merupakan Unfavorable Variance.

TABEL 3.4

ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

TAHUN 2013 (Dalam Rupiah)

Anggaran dan Realisasi Belanja Operasional Tahun Anggaran 2013

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI VARIANCE

1 Biaya Tenaga Kerja 504.000.000,00 504.000.000,00 0

Gaji Karyawan 468.000.000,00 468.000.000,00 0

Tunjangan Makan 24.000.000,00 24.000.000,00 0 Tunjangan Kesehatan 12.000.000,00 12.000.000,00 0

2 Biaya Penjualan & umum 1.536.000.000,00 1.259.190.500,00 276.809.500,00/surplus Perjalanan 1.440.000.000,00 1.170.000.000,00 270.000.000,00/surplus Listrik & Air 4.000.000,00 3.350.500,00 649.500,00/surplus Pemeliharaan Kendaraan 30.000.000,00 38.790.000,00 ( 8.790.000,00 )/defisit Iklan 3.000.000,00 1.200.000,00 1.800.000,00/surplus Biaya Administrasi 12.000.000,00 7.350.000,00 4.650.000,00/surplus Biaya kecelakaan 20.000.000,00 23.500.000,00 ( 3.500.000,00 )/defisit Biaya Lain-Lain 27.000.000,00 15.000.000,00 12.000.000,00/surplus JUMLAH 2.040.000.000,00 1.763.190.500,00 276.809.500,00/surplus SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

Dari tabel 3.4 diatas dapat kita lihat peerbandingan antara jumlah anggaran dan realisasi biaya operasional CV. Putra Mandiri Express serta variance antara keduanya.


(33)

Adapun penyimpangan yang terjadi pada realisasi anggaran CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS adalah sebagai berikut :

1. Pada biaya tenaga kerja tidak terjadi penyimpangan. Ini disebabkan karena biaya realisasi sesuai dengan anggaran yang disusun oleh perusahaan sebelumnya, yaitu Rp. 504.000.000,00.

2. Biaya penjualan dan umum.

a. Biaya perjalanan sebesar Rp. 1.170.000.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 1.440.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat setiap biaya perjalanan. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 270.000.00,00. b. Biaya listrik dan air sebesar Rp. 3.350.500,00 sementara anggaran

awalnya sebesar Rp. 4.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat setiap pemakaian listrik dan air. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 649.500,00.

c. Biaya pemeliharaan kendaraan sebesar Rp. 38.790.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 30.000.000,00. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan yang mengalami kerusakan, dan penggantian suku cadang. Maka perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 8.790.000,00.

d. Biaya iklan sebesar Rp. 1.200.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 3.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan me-minimalisir jumlah iklan, baik iklan dalam bentuk cetak maupun


(34)

27

elektronik. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 1.800.000,00.

e. Biaya administrasi sebesar Rp. 7.350.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 12.000.000. Hal ini disebabkan karena efisiensi terhadap biaya izin usaha, rapat manajemen, pengacara dan konsultasi. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 4.650.000,00.

f. Biaya kecelakaan sebesar Rp. 23.500.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 20.000.000,00. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan. Perusahaan memberikan santunan kepada pihak korban, baik itu biaya untuk perobatan maupun biaya untuk perbaikan kendaraan. Maka perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 3.500.000,00. g. Biaya lain-lain sebesar Rp. 15.000.000 sementara anggaran awalnya

sebesar Rp. 27.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pengurangan biaya lain-lain sesuai dengan kesepakatan direksi. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 12.000.000,00.


(35)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mencoba untuk menyimpulkan dan memberikan saran-saran yang bisa dijadikan bahan dalam mengatasi permasalahan yang ada.

4.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah penulis lakukan, kesimpulan yang dapat diambil antara lain:

Pada CV. Putra Mandiri Express anggaran dibuat oleh tim keuangan perusahaan di bawah kendali komisaris perusahaan. Tim anggaran terdiri dari kepala umum bagian keuangan CV. Putra Mandiri Express. Sesudah disusun oleh tim, anggaran diajukan kepada bendahara umum CV. Putra Mandiri Express untuk disetujui, Setelah disetujui oleh bendahara umum CV. Putra Mandiri Express, anggaran diajukan ke komisaris perusahaan CV. Putra Mandiri Express.

CV. Putra Mandiri Express melakukan pencatatan biaya operasional dengan mengelompokkan biaya-biaya tersebut ke dalam anggaran biaya belanja honorarium, belanja barang, dan belanja modal.

Untuk pengawasan biaya operasional sudah cukup baik, hal itu dapat di lihat dari pengkoordinasian yang dilakukan pihak keuangan dalam melaksanakan kegiatannya dan jika ada terjadi penyimpangan maka akan dilakukan revisi anggaran agar dapat memenuhi kebutuhan biaya operasional serta meminimalisasikan penyimpangan.

Berdasarkan analisa serta kesimpulan, maka penulis memberi saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi CV. Putra Mandiri Express, dalam


(36)

29

memajukan serta meningkatkan kinerjanya. Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain :

4.2 Saran

Mengingat pentingnya peranan anggaran sebaiknya penyusunan anggaran biaya operasional dilakukan secara teliti dan persiapan yang matang, dan dalam penyusunan anggaran perusahaan harus mengestimasi kejadian di masa yang akan datang dan perlu diambil kebijakan agar anggaran dan realisasi tidak jauh berbeda. Untuk meningkatkan laba instansi, sebaiknya mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak begitu penting dan yang mengakibatkan pemborosan dana. Serta perlunya ditingkatkan pengendalian dari pimpinan perusahaan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dana dari anggaran yang ditetapkan.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Charles T Horngren., M. Srikant Datar dan George Foster. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi 11. PT.Macanan Jaya Cemerlang: Jakarta.

Darsono. Purwanti, Ari. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. Mitra Wacana Media: Jakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran. Erlangga: Jakarta.

Thomson. 2006. Accounting. Edisi 21. Salemba Empat : Jakarta.


(1)

25

Penyimpangan dianggap merugikan jika realisasi lebih besar dari anggaran. Misalnya: Anggaran tunjangan beras Rp 184.740.000,- ternyata realisasinya lebih besar yaitu Rp.222,502.500- maka penyimpangan sebesar

Rp. 37.762.500,- merupakan Unfavorable Variance.

TABEL 3.4

ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

TAHUN 2013

(Dalam Rupiah)

Anggaran dan Realisasi Belanja Operasional Tahun Anggaran 2013

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI VARIANCE

1 Biaya Tenaga Kerja 504.000.000,00 504.000.000,00 0

Gaji Karyawan 468.000.000,00 468.000.000,00 0

Tunjangan Makan 24.000.000,00 24.000.000,00 0 Tunjangan Kesehatan 12.000.000,00 12.000.000,00 0

2 Biaya Penjualan & umum 1.536.000.000,00 1.259.190.500,00 276.809.500,00/surplus

Perjalanan 1.440.000.000,00 1.170.000.000,00 270.000.000,00/surplus Listrik & Air 4.000.000,00 3.350.500,00 649.500,00/surplus Pemeliharaan Kendaraan 30.000.000,00 38.790.000,00 ( 8.790.000,00 )/defisit Iklan 3.000.000,00 1.200.000,00 1.800.000,00/surplus Biaya Administrasi 12.000.000,00 7.350.000,00 4.650.000,00/surplus Biaya kecelakaan 20.000.000,00 23.500.000,00 ( 3.500.000,00 )/defisit Biaya Lain-Lain 27.000.000,00 15.000.000,00 12.000.000,00/surplus JUMLAH 2.040.000.000,00 1.763.190.500,00 276.809.500,00/surplus

SUMBER : CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS

Dari tabel 3.4 diatas dapat kita lihat peerbandingan antara jumlah anggaran dan realisasi biaya operasional CV. Putra Mandiri Express serta variance antara keduanya.


(2)

Adapun penyimpangan yang terjadi pada realisasi anggaran CV. PUTRA MANDIRI EXPRESS adalah sebagai berikut :

1. Pada biaya tenaga kerja tidak terjadi penyimpangan. Ini disebabkan karena biaya realisasi sesuai dengan anggaran yang disusun oleh perusahaan sebelumnya, yaitu Rp. 504.000.000,00.

2. Biaya penjualan dan umum.

a. Biaya perjalanan sebesar Rp. 1.170.000.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 1.440.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat setiap biaya perjalanan. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 270.000.00,00. b. Biaya listrik dan air sebesar Rp. 3.350.500,00 sementara anggaran

awalnya sebesar Rp. 4.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat setiap pemakaian listrik dan air. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 649.500,00.

c. Biaya pemeliharaan kendaraan sebesar Rp. 38.790.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 30.000.000,00. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan yang mengalami kerusakan, dan penggantian suku cadang. Maka perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 8.790.000,00.

d. Biaya iklan sebesar Rp. 1.200.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 3.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan me-minimalisir jumlah iklan, baik iklan dalam bentuk cetak maupun


(3)

27

elektronik. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 1.800.000,00.

e. Biaya administrasi sebesar Rp. 7.350.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 12.000.000. Hal ini disebabkan karena efisiensi terhadap biaya izin usaha, rapat manajemen, pengacara dan konsultasi. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 4.650.000,00.

f. Biaya kecelakaan sebesar Rp. 23.500.000,00 sementara anggaran awalnya sebesar Rp. 20.000.000,00. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan. Perusahaan memberikan santunan kepada pihak korban, baik itu biaya untuk perobatan maupun biaya untuk perbaikan kendaraan. Maka perusahaan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 3.500.000,00. g. Biaya lain-lain sebesar Rp. 15.000.000 sementara anggaran awalnya

sebesar Rp. 27.000.000,00. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pengurangan biaya lain-lain sesuai dengan kesepakatan direksi. Ini berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 12.000.000,00.


(4)

28

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mencoba untuk menyimpulkan dan memberikan saran-saran yang bisa dijadikan bahan dalam mengatasi permasalahan yang ada.

4.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah penulis lakukan, kesimpulan yang dapat diambil antara lain:

Pada CV. Putra Mandiri Express anggaran dibuat oleh tim keuangan perusahaan di bawah kendali komisaris perusahaan. Tim anggaran terdiri dari kepala umum bagian keuangan CV. Putra Mandiri Express. Sesudah disusun oleh tim, anggaran diajukan kepada bendahara umum CV. Putra Mandiri Express untuk disetujui, Setelah disetujui oleh bendahara umum CV. Putra Mandiri Express, anggaran diajukan ke komisaris perusahaan CV. Putra Mandiri Express.

CV. Putra Mandiri Express melakukan pencatatan biaya operasional dengan mengelompokkan biaya-biaya tersebut ke dalam anggaran biaya belanja honorarium, belanja barang, dan belanja modal.

Untuk pengawasan biaya operasional sudah cukup baik, hal itu dapat di lihat dari pengkoordinasian yang dilakukan pihak keuangan dalam melaksanakan kegiatannya dan jika ada terjadi penyimpangan maka akan dilakukan revisi anggaran agar dapat memenuhi kebutuhan biaya operasional serta meminimalisasikan penyimpangan.

Berdasarkan analisa serta kesimpulan, maka penulis memberi saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi CV. Putra Mandiri Express, dalam


(5)

29

memajukan serta meningkatkan kinerjanya. Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain :

4.2 Saran

Mengingat pentingnya peranan anggaran sebaiknya penyusunan anggaran biaya operasional dilakukan secara teliti dan persiapan yang matang, dan dalam penyusunan anggaran perusahaan harus mengestimasi kejadian di masa yang akan datang dan perlu diambil kebijakan agar anggaran dan realisasi tidak jauh berbeda. Untuk meningkatkan laba instansi, sebaiknya mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak begitu penting dan yang mengakibatkan pemborosan dana. Serta perlunya ditingkatkan pengendalian dari pimpinan perusahaan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dana dari anggaran yang ditetapkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Charles T Horngren., M. Srikant Datar dan George Foster. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi 11. PT.Macanan Jaya Cemerlang: Jakarta.

Darsono. Purwanti, Ari. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. Mitra Wacana Media: Jakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran. Erlangga: Jakarta.

Thomson. 2006. Accounting. Edisi 21. Salemba Empat : Jakarta.

William K.Carter 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Salemba Empat: Jakarta.