STRATEGI COPING STRES PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

STRATEGI COPING STRES PADA MAHASISWA BARU
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG

SKRIPSI

Oleh :
Anggit Jiwandani Achmadin
201010230311139

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

STRATEGI COPING STRES PADA MAHASISWA BARU
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :
Anggit jiwandani Achmadin
201010230311139

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

i

ii

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “

Strategi Coping Stres Pada Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang “.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbgan dan
peetunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu,dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Dra. Tri Dayakisni, M.Si dan Adhyatman Prabowo M.Psi selaku dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik.
3. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan dukungan
dan arahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Para dosen dan staff TU, dan staff Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Mama saya Purwantini, Ayah saya Achmad Dhoif, kakak laki – laki saya Andri
Kurniawan, kedua kakak perempuan saya Amelia Achmadin dan Ansoriah
Achmadin beserta anggota keluarga lainnya yang tiada hentinya memberikan
dukungan,do’a dan kasih saying sehingga penulis memiliki motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini

6. Nindya Rosabella,Diah Ayu palupi,dan Annisa Aningtyasyang selalu
setia,memberikan semangat dan membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini.
7. Sandi maulana yang telah memberikan semangat dari awal hingga akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman Psikologi angkatan 2010 khususnya kelas C yang selalu
memberikan semangat dan kebersamaan sehingga penulis terdorong untuk
menyelesaikan skripsi ini.

iv

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna,sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dpat bermanfaat bagi peneliti
khusunya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 6 November 2015
Penulis


Anggit jiwandani Achmadin

v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

iv


DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... 16
ABSTRAK ...........................................................................................................................

1

PENDAHULUAN ................................................................................................................

2

LANDASAN TEORI ............................................................................................................

4

Coping ......................................................................................................................

4

Stres ..........................................................................................................................

5


Strategi coping stres ..................................................................................................

6

METODE PENELITIAN .....................................................................................................

8

Rancangan penelitian ................................................................................................

8

Subjek penelitian ......................................................................................................

8

Variable dan Instrumen Penelitian ...........................................................................

8


Validitas dan Reliabilitas instrument .......................................................................

9

Prosedur penelitian ...................................................................................................

9

HASIL PENELITIAN .......................................................................................................... 10
DISKUSI ............................................................................................................................... 12

vi

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................................................... 14
REFERENSI ........................................................................................................................ 15
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 16

vii


STRATEGI COPING STRES PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Anggit Jiwandani Achmadin
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
anggit.achmadin@gmail.com
Diketahui bahwa Mahasiswa baru yang baru memasuki dunia perkuliahan, harus
menyesuaikan diri dengan situasi yang baru. Menghadapi suasana lingkungan baru
adalah sumber potensial yang dapat menimbulkan stres.Oleh karena itu diperlukan suatu
adaptasi yang baik.Ada dua aspek strategi coping yakni Problem Focus Coping dan
Emotion Focus Coping. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi coping
stress yang dilakukan mahasiswa baru. Metode pengumpulan data pada penelitian
inimenggunakan skala strategi coping stres berdasarkan aspek Problem focused coping
dan Emotion focused coping yang dikembangkan oleh Lazarus dan Folkman dalam (
Taylor 1999) dengan jenis skala guttman. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
menggunakan analisis deskriptif statistik.Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui jenis
stategi coping stres yang digunakan.Pada subjek laki-laki strategi coping yang dipakai
adalah Problem focused coping lebih besar dibandingkan menggunakan Emotion
focused coping pada subjek perempuan dimana strategi coping stres secara keseluruhan
yang digunakan Problem focused coping.
Kata Kunci: Strategi Coping Stres

Known that college students are no new us to enter the lecture, should be conforming to
a new situation.Face the atmosphere of an environment new is a potential source of
which could result in stress. Hence required a good example of an adaptation.There are
two aspects strategy coping namely the problem focus coping and emotion focus
coping.Research objectives are to find a strategy coping stress done new students. Data
collection method to research it uses scale strategy coping stress based on the aspect of
the problem focused coping and emotion focused coping developed by Lazarus and
Folkman in the Taylor 1999) to the scale Guttman.Technique analysis the data used that
was used analysis descriptive statistics. On the subject of male coping strategy that is
worn problem coping focused is greater than the focused use emotional coping on the
subject of women where stress coping strategy as a whole used a problem coping
focused.
Keywords: Strategy Coping Stress

1

Mahasiswa baru merupakan mahasiswa yang baru memasuki dunia perkuliahan dimana
mereka telah menyelesaikan pendidikannya disekolah menengah atas. Mahasiswa baru
yang datang dari berbagai daerah, dan memiliki karakter yang berbeda menciptakan
suasana baru di lingkungan kampus. Berkumpul dengan teman baru dari berbagai

daerah,serta lingkungan baru disekitar universitas, akan dirasakan mahasiswa baru
ketika memasuki dunia perkuliahan. Mereka akan merasakan peralihan situasi yang
sangat berbeda, dengan lingkungan tempat pendidikan yang berbeda dulu mereka berada
di lingkungan sekolah dan sekarang berada di Universitas dimana lebih banyak orang
dan tenaga pengajar yang mereka temui, teman-teman baru, lingkungan tempat tinggal
baru, dan jauh dari orang tua atau keluarga juga akan mempengaruhi situasi yang
dihadapi mereka. Mereka harus menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.Menghadapi
suasana lingkungan baru adalah sumber potensial yang dapat menimbulkan stres.
Berbagai profesi akan selalu memiliki tantangan masing-masing. Begitu juga yang
terjadi pada seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa akan ditempa berbagai tantangan
sebagai bentuk pembelajaran persiapan. Peralihan masa perkembangan juga cukup
memberi warna dalam kehidupan mahasiswa. Tak heran jika banyak cerita yang tertoreh
saat seseorang berada dimasa mahasiswa. Tantangan dan permasalahan yang banyak
dihadapi mahasiswa tak jarang menimbulkan stress. Stress menurut Lahey (2001, dalam
Rathakrishnan, 2009) stress merupakan suatu keadaan yang tidak selera dan adanya
ancaman yang tidak sehat yang terjadi pada seseorang. Dalam Davison (2006)
menyatakan bahwa seorang dokter yang bernama Hans selye (1936) menganggap stress
merupakan suatu bentuk respon terhadap berbagai kondisi lingkungan dan didefinisikan
berdasarkan kriteria yang sangat beragam seperti penderitaan emosional, deteriorasi
kerja, atau berbagai perubahan fisiologis seperti meningkatnya konduktans kulit atau

meningkatnya hormon tertentu.
Adanya berbagai tekanan pada masa mahasiswa menghadapi situasi baru , menuntut
mereka untuk dapat menyusun suatu strategi penyelesaian masalah. Setiap individu
mempunyai strategi penyelesaian yang berbeda. Perbedaan tersebut terlihat dari strategi
pemecahan masalah yang diambil. Salah satu bentuk penyelesaian masalah adalah
penyelesaian permasalahan yang langsung pada pokok masalah biasa disebut dengan
problem focused coping. Problem focused coping merupakan suatu usaha untuk
mengatasi situasi permasalahan dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang
dihadapinya
dan
lingkungan
yang
menyebabkan
terjadinya
tekanan
(Lazarus&Folkman,1984). Strategi problem focused coping ini akan membantu individu
untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah secara efektif . adapun Karakteristik
Problem-Focused Coping Menurut Carver dkk, (1985) karakteristik problem-focused
coping ada lima macam yaitu: (a) Menghadapi masalah secara aktif, yaitu proses
menggunakan strategi untuk mencoba menghilangkan stressor. Strategi ini meliputi
memulai tindakan langsung, meningkatkan usaha, dan menghadapi masalah dengan
cara-cara yang bijaksana. (b)Perencanaan, adalah berpikir mengenai bagaimana
menghadapi stresor. Membuat strategi yang akan dilakukan, juga memikirkan
bagaimana cara untuk mengurangi masalah dan bagaimana mengatasi masalah
2

(c)Mengurangi aktifitas-aktifitas persaingan yaitu individu mengurangi keterlibatan
dalam aktifitas yang menimbulkan persaingan sebagai cara untuk dapat lebih fokus pada
masalah yang dihadapinya.(d) Pengendalian, yaitu menunggu kesempatan yang tepat
untuk bertindak, menahan diri, dan tidak bertindak secara gegabah. Pada dasarnya
strategi ini tidak dianggap sebagai suatu strategi menghadapi masalah yang potensial,
tetapi terkadang responnya cukup bermanfaat dan diperlukan untuk mengatasi tekanan,
karena perilaku seseorang yang melakukan strategi pengendalian diri difokuskan untuk
menghadapi tekanan secara efektif. (e) Mencari dukungan sosial karena alasan
instrumental, yaitu mencari nasehat, bantuan atau informasi.
Dengan melakukan asesment saya dari beberapa mahasiswa yang saya temui
menyatakan bahwa adaptasi merupakan hal yang menyulitkan pada masa menjadi
mahasiswa baru.Proses adaptasi seperti jauh dari orang tua, yang setiap hari mereka bisa
bertemu dengan orang tua tetapi sekarang mereka sulit untuk bertemu dengan orang tua
mereka. Teman-teman baru yang lebih banyak mereka temui pada saat masuk
perkuliahan.Tempat tinggal baru dimana mereka harus beradaptasi dengan lingkungan
dan orang-orang baru disekeliling tempat tinggal, serta sulitnya untuk berusaha sendiri
untuk menjalankan segala sesuatunya seperti mencari makan sendiri dan membeli
keperluan lainnya sendiri, sedangkan dirumah mereka bisa langsung mendapatkan yang
mereka inginkan. Serta pengajaran yang berbeda yang mereka terima ketika masih
berada di jenjang sekolah tingkat akhir dimana guru lebih banyak menjelaskan,tetapi di
perkuliahan dituntut untuk harus pandai berbicara menjelaskan materi kepada teman di
depan kelas seperti presentasi,lebih aktif, berani berbicara didepan kelas , serta di
perkuliahan rata-rata lebih individual.
Oleh karena itu diperlukan suatu adaptasi yang baik.Selain itu untuk bisa melakukan
adaptasi yang baik diperlukan suatu strategi coping yang efektif dalam mengurangi
kondisi tekanan atau stres tersebut.Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang
coping stres dengan hasil yang beragam.Salah satu penelitian dilakukan Sulistyorini
(2010) pada siswa kelas X SMA N 1 Suruh. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa
siswa-siswa kelas X SMA N 1 Suruh cenderung menggunakan problem focused coping
untuk mengatasi kesulitan dalam menghadapi pelajaran matematika. Sebagian siswa
merasa tertekan karena harus berjuang mendapatkan nilai yang bagus.Ini disebabkan
karena pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang masuk
dalam ujian negara.Oleh karena itu siswa diharapkan mendapatkan nilai yang baik untuk
pelajaran tersebut.Sulistyorini (2010) menjelaskan bahwa para siswa memberikan respon
positif pada stres dalam menghadapi pelajaran matematika yang ditunjukkan melalui
usaha para siswa untuk mengerjakan latihan soal lebih banyak dan mengulang pelajaran
di rumah. Penelitian lain dilakukan oleh Sinaga (2005) tentang coping stres pada
mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi. Pada penelitiannya
diketahui bahwa mahasiswa yang mengalami stres akibat kesulitan dalam penyusunan
skripsi sebanyak 84,3% melakukan problem focused coping dengan mempelajari caracara atau keterampilan-keterampilan yang baru, yang diyakini dapat mengubah situasi

3

stres dan 15,65% melakukan emotional focused coping yaitu perilaku yang cenderung
mengatur emosi atau mengatasi tekanan emosionalnya, berkaitan dengan situasi yang
terjadi. Dan dari hasil penelitian Lasmono&Pramadi(2003) menyebutkan bahwa pada
budaya jawa problem focused coping lebih sering digunakan untuk mengatasi
tekanan/masalah.
Dari ketiga penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa coping stres yang dilakukan oleh
siswa maupun mahasiswa berbeda-beda tergantung pada individu masing-masing. Selain
itu, penyebab stres juga ikut menentukan usaha apa yang dilakukan oleh individu untuk
mengatasi stres tersebut.Coping stres sebagai bentuk tindakan atau usaha yang dilakukan
individu sebagai reaksi dari situasi yang penuh tekanan baik dari luar maupun dari
dalam. Terdapat dua jenis coping stres yang akan diungkapkan pada penelitian ini yaitu
problem focused dan emotional focused.Dengan dasar inilah, penelitian ini dilakukan
yaitu untuk mengetahui jenis coping stres yang dilakukan oleh mahasiswa baru kategori
yang sesuai berdasarkan karakteristik individual mereka.Serta bagaimana gambaran
coping stres pada mahasiswa baru.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi coping stress yang dilakukan
mahasiswa baru.Manfaat penelitian secara teoritis adalah dengan adanya hasil penelitian
ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan psikologi, khususnya
psikologi Kepribadiaan. Manfaat praktis penelitian ini adalah dengan adanya hasil
penelitian ini dapat Memberikan gambaran kepada Universitas tentang strategi coping
stress yang dilakukan mahasiswa baru , serta memberikan gambaran tentang strategi
coping stres bagi mahasiswa baru.
Coping
Menurut Lazarus & Folkman, (1985) Coping adalah suatu usaha untuk mengubah
kognisi atau tingkah laku secara konstan sebagai usaha untuk mengendalikan tuntutan
baik eksternal maupun internal, khususnya yang diperkirakan akan menyita dan
melampaui kemampuan seseorang. Selanjutkan dijelaskan bahwa bahwa coping
berkenaan dengan apa yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang penuh
dengan tekanan atau yang menuntut individu secara emosional. Selanjutnya
menambahkan jugabahwa cara yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi
atau problem yang dianggap sebagai tantangan, ketidakadilan ataupun merugikan
sebagai ancaman yang disebut dengan istilah coping stress. Menurut Lavine (dalam
Setianingsih 2003) coping stres merupakan suatu proses yang aktif dalam usaha untuk
beradaptasi dengan sungguh-sungguh pada kondisi mengandung stres sebagai komponen
utama. Menurut Natalina, (2007) Coping stres merupakan usaha yang dilakukan
individu untuk mengatasi situasi yang membuatnya tidak nyaman yang mempengaruhi
diri individu.

4

Stres
Menurut Robbins (2001) stress diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan
psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan
tersebut terdapat batasan atau penghalang . Menurut Woolfolk dan Richardson (1979)
menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala
peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti
atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena
peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari
ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan,
menyiagakan atau mambuat aktif organisme.menurut Handoko (1997), stress adalah
suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya.Stres merupakan akibat dari interaksi (timbal-balik) antara
rangsangan lingkungan dan respons individu. Sedangkan menurut Siswanto,(2007) Stres
seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berkonotasi negatif. Ini terjadi karena stres
terjadi bila individu mengalami frustrasi yang berkepanjangan.Sehingga gejala atau
akibat stres yang tampak pada individu seringkali adalah gejala atau akibat negatif yang
mengganggu kehidupan individu tersebut. Tingkat stres yang tinggi dan berlangsung
dalam waktu yang lama tanpa ada jalan keluar dapat mengakibatkan berbagai macam
penyakit seperti: gangguan pencernaan, serangan jantung, tekanan darah tinggi, asma,
radang sendi rheumatoid, alergi, gangguan kulit, pusing/sakit kepala, sulit menelan,
panas ulu hati, mual, berbagai macam keluhan perut, keringat dingin, sakit leher, capai
menahun, sering buang air seni, kejang otot, mudah lupa, terserang panik, sembelit,
diare, insomnia dan lain-lain. Gejala-gejala stresdibedakan menjadi dua yaitu Gejala
Emosional/Kognitif dan Gejala Fisik. Gejala emosional meliputi : (a)mudah merasa
ingin marah,(b)merasa putus asa saaat harus menunggu sesuatu,(c)sulit
berkonsentrasi,(d)jadi mudah bingung,(e)mood naik turun,(f) merasa tidak mampu
mengatasi masalah,(g)emosi suka meluap-lupa,(h)biasanya merasa marah dan
bosan,(i)setiap saat memikirkan hal-hal negative. Gejala fisik: (a)sakit punggung bagian
bawah,(b)sakit dada,(c)kram otot,(d)denyut jantung cepat,(e)telapak tangan
berkeringat,(f) tidak dapat tidur nyenyak atau tidur berlebihan.
Akibat stres yang berkepanjangan adalah terjadinya kelelahan baik fisik maupun mental,
yang pada akhirnya melahirkan berbagai macam keluhan dan gangguan. Namun, secara
perlahan-lahan individu akan menggunakan bagai jenis penyesuaian diri untuk
mengatasi stres yang dialaminya. Individu dapat menyesuaikan diri dengan cara yang
positif maupun negatif. Penyesuaian diri dalam menghadapi stres, dalam konsep
kesehatanmental dikenal dengan istilah coping.

Dari beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa coping stress merupakan bentuk
tindakan atau usaha yang dilakukan individu sebagai reaksi dari situasi yang penuh
tekanan baik dari luar maupun dari dalam.Akibat adanya penyimpangan antara tuntutan
5

dengan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dirasakan sebagai sesuatu yang
menyulitkan, merugikan atau bahkan mengancam.
Strategi Coping Stres
Strategi Coping berasal dari kata “Cope“ yang berarti lawan, mengatasi menurut
Sarafino (dalam Smet 1994).Strategi coping sebagai suatu proses dimana individu
mencoba untuk mengelola stres yang ada dengan cara tertentu. Menurut Lazarus &
Folkman (dalam Smet, 1994), Strategi coping adalah suatu proses di mana individu
mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan
yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan
sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressfull.
Folkman (dalam Yenjeli, 2007) mengartikan strategi coping sebagai perubahan
pemikiran dan perilaku yang digunakan oleh seseorang yang dalam menghadapi tekanan
dari luar maupun dalam yang disebabkan oleh transaksi antara seseorang dengan
lingkungannya yang dinilai sebagai stressor.copingini nantinya akan terdiri dari upayaupaya yang dilakukan untuk mengurangi keberadaan stressor. Lazarus dan Folkman
(dalam Smet, 1994) membedakan coping stres menjadi dua jenis, yaitu emotion focused
coping (coping yang berorientasi pada emosi dan problem focused coping (coping yang
berorientasi pada masalah). Coping yang beorientasi pada masalah digunakan untuk
mengatasi stresor.Dengan mempelajari cara-cara dan keterampilan yang diperlukan.
Individu akan cenderung menggunakan strategi ini bila dirinya yakin akan dapat
mengubah situasi. Metode ini sering digunakan oleh mereka yang sudah matang secara
psikologis.

1. Problem focused coping (coping yang berpusat pada masalah)
Sebagai usaha untuk mengurangi stresor, individu akan mengatasi dengan mempelajari
cara-cara atau keterampilan yang baru dan individu akan cenderung menggunakan
strategi apabila dirinya yakin akan mampu mengubah situasi yang dialami. Dengan kata
lain dalam coping ini individu melakukan suatu tindakan yang diarahkan pada
pemecahan masalah atau dengan cara mengubah situasi. Individu akan cenderung
melakukan perilaku tersebut apabila dirinya menilai kondisi, situasi atau peristiwa yang
dihadapi individu masih dapat dikendalikan. Selain itu individu yakin akan mampu
mengubah kondisi, situasi maupun peristiwa tersebut. Individu secara efektif mencari
penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan
stres. Strategi untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalah,
menciptakan pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif berkaitan dengan
biaya dan manfaat, memilih salah satunya, dan mengimplementasikan alternatif yang
dipilih. Strategi terfokus masalah juga dapat diarahkan ke dalam, yaitu : orang dapat
mengubah sesuatu pada dirinya sendiri dan bukan mengubah lingkungan. Orang yang

6

cenderung menggunakan strategi terfokus masalah situasi stres menunjukkan tingkat
depresi yang lebih rendah baik selama dan setelah situasi stres (Billing & Moos, 1984).
2. Emotion focused coping
Coping yang beroientasi pada emosi digunakan untuk mengatur respon emosional
terhadap stres yaitu bagaimana meniadakan fakta yang tidak menyenangkan melalui
strategi kognitif bila individu tidak mengubah kondisi stres, individu akan cenderung
untuk mengatur emosinya. Menurut Lazarus dan Folkman dalam ( Taylor 1999)
mengelompokan perilaku coping menjadi dua yaitu: Dikaitkan dengan Problem Focus
Coping meliputi (a)konfrontasi yaituberusaha keras pada sikapnya, menolak untuk
berubah dan berusaha untuk mengubah keyakinan orang lain; (b)Mencari dukungan
social yaitupercaya pada teman dan keluarga untuk sarana dan dukungan; (c)
Penyelesaian masalah yang terencana yaitumencari pilihan dalam perilaku objektif,
mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan.Kemudian
dikaitakan dengan Emotion Focus Coping: (a)Pengendalian diri yaitu bereaksi tenang
tanpa menunjukkan emosi; (b) Menjaga jarak yaitu menarik diri, berusaha bermain
dibawah atau mengabaikan kejadian yang penuh tekanan; (c) Penilain kembali secara
positif yaituberusaha untuk memandang situasi dari perspektif yang berbeda,mencoba
untuk mencari penyelesaian; (d) Menerima tanggung jawab yaitu mengenali peran
personal dalam kejadian,mencoba untuk belajar dari kesalahan; (e)Lari atau menghindar
yaitu menolak atau menerima perubahan dengan menghindari situasi, kadang-kadang
lari atau menghindar yang mengarah pada kejadian tidak menyena
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping
Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber
daya individu yang meliputi ;(a) kesehatan fisik/energy, merupakan yang pentingkarena
selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang
cukup besar;(b) keyakinan atau pandangan positif,keyakinan menjadi sumber daya
psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib yang mengerahkan
individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan
kemampuan strategi coping tipe:problem-solving focused coping;(c)keterampilan
memecahkan masalah,keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan
alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan
hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan
suatu tindakan yang tepat;(d) keterampilan sosial,keterampilan ini meliputi kemampuan
untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilainilai sosial yang berlaku dimasyarakat;(e) dukungansosial,dukungan ini meliputi
dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang
diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan
masyarakat sekitarnyadan (f) materidukungan ini meliputi sumber daya daya berupa
uang, barang barang atau layanan yang biasanya dapat dibel
7

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data,penafsiran terhadap data tersebut,serta penampilan
dari hasilnya (Arikunto,2006:12)
Subjek Penelitian
Populasi dari penelitain ini adalah mahasiswa baru Fakultas Psikolgi Universitas
Muhammadiyah Malang.Adapun penelitian ini jumlah populasi sulit ditentukan karena
jumlah mahasiswa yang mendaftar sangat banyak.Oleh karena itu pengambilan sampel
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peneliti.Sampel adalah bagian dari populasi
yang memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Hadi, 2000). Pengambilan
sampel populasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian ini adalah teknik Cluster
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemilihan mengacu pada kelompok
bukan pada individu
Variabel dan Instrument Penelitian
Variable dalam penelitian ini adalah Strategi Coping stres adalah suatu cara individu
mencoba dua yaitu Problem focused coping (coping yang berpusat pada masalah)
sebagai usaha untuk mengurangi stresor, individu akan mengatasi dengan mempelajari
cara-cara atau keterampilan yang baru dan individu akan cenderung menggunakan
strategi apabila dirinya yakin akan mampu mengubah situasi yang dialami. Dan Emotion
focused coping yang berorientasi pada emosi digunakan untuk mengatur respon
emosional terhadap stres yaitu bagaimana meniadakan fakta yang tidak menyenangkan
melalui strategi kognitif bila individu tidak mengubah kondisi stres, individu akan
cenderung untuk mengatur emosinya.
Skala yang digunakan untuk mengukur strategi coping diadaptasi dari skala strategi
coping stres yang dibuat oleh Ajeng karuniasari (2010) berdasarkan aspek Problem
focused coping dan Emotion focused coping yang dikembangkan oleh Lazarus dan
Folkman dalam ( Taylor 1999) berdasarkan :Problem Focus Coping meliputi
(a)Konfrontasi;(b) mencari dukugan sosial;(c) penyelesaian masalah yang terencana,
sedangkan dari Emotion Focus Coping meliputi (a) pengendalian diri; (b) menjaga
jarak;(c) penilaian kembali secara positif;(d) tanggung jawab;(e) lari atau menghindar
Instrumen penelitian ini menggunakan skala coping stres dengan jenis skala guttman
yaitu dengan menggunakan pilihan A atau B yang jawabannya paling sesuai dengan
jawaban diri sendiri dan tidak ada jawaban salah atau benar. Jika subjek menjawab A
akan diberi nilai (1) dan jika subjek menjawab B akan diberi nilai (0). Jumlah item untuk
mengukur dari 2 indikator yaitu Problem Focus Coping dan Emotion Focus Coping
adalah yang masing-masing ada jawaban A atau B untuk mengukur Problem Focus
Coping dan Emotion Focus Coping.
8

Validitas Instrumen
Proses validasi alat ukur dengan melakukan try out kepada mahasiswa baru jurusan
Psikologi Universitas,Muhammadiyah Malang sebanyak 70 orang. Validitas item dilihat
berdasarkan nilai korelasi skor tiap item dengan skor total yang menunjukkan untuk
skala coping stres sebanyak item. Adapun detail validitas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian
Alat Ukur Validitas
Skala Coping stres

Jumlah Item Yang
Diujikan
17

Jumlah Item
Valid
16

Indeks
0,276 = 0,626

Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil dari 17 item religiusitas yang diujikan, ada 16 item
valid dengan indeks validitas dari skala coping stress yang diujikan berikisar antara0,276
= 0,626.
Tabel 2.
Indeks Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
Alat Ukur Reliabilitas
Skala coping stres

Alpha
0,759

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa instrument yang dipakai dalam
penelitian ini adalah reliable. Karena syarat jika sebuah instrument itu reliabel jika alpha
cronbach adalah 0,60 atau 60%. Hal ini membuktikan bahwa instrument dalam
penelitian ini memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang cukup baik.

Prosedur Penelitian dan Analisa Data
Tryout skala. Dalam proses ini peneliti melakukan proses tryout skala terlebih dahulu
untuk menguji validitas reabilitas skala/instrument yang akan digunakan dalam
penelitian. Tryout menggunakan subjek mahasiswa baru jurusan Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang, pada tanggal 26 oktober 2015. Sampel tryout menggunakan 70
mahasiswa. Proses asesmen awal peneliti menyiapkan skala yang akan digunakan untuk
penelitian. Setelah instrumen siap utuk digunakan peneliti melakukan penelitian.
Proses pelaksanaan dilakukan pada tanggal 29 oktober 2015 di Universitas
Muhammadiyah Malang, dengan alur yaitu masuk kedalam kelas dan menyebarkan
skala kepada subyek. Dengan menggunakan angket yang sudah diberi penjelasan,

9

sehingga pengisian skala bisa dilakukan secara klasikal dan langsung diambil untuk
dianalisa. Total skala sebanyak 200. Semua skala yang disebar layak dan bisa
dipergunakan untuk dianalisa karena seluruhnya memenuhi kriteria.
Proses analisa data yaitu, Peneliti melakukan entry data dan proses analisa data. Peneliti
menganalisa hasil pengisian skala yang telah dilakukan pada sejumlah subjek, dan
melihat apakah ada hubungan dari variabel yang diteliti. Proses analisa dilakukan
dengan program SPSS (Statistical Packages For Social Science) menggunakan teknik
deskriptif statistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan
penelitian yang menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang diolah
dengan metode statistik

HASIL PENELITIAN
Identitas
Tabel 3
Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Aspek Problem Focus Coping
Jenis kelamin
Perempuan

Laki- laki

Problem Focus Coping
Konfrontasi
Mencari dukungan sosial
Penyelesaian masalah
yang terencana
Total
Konfrontasi
Mencari dukungan sosial
Penyelesaian masalah
yang terencana
Total

Prosentase
42,50 %
0,83 %
56,67 %
100 %
46,25 %
5,00 %
48,75 %
100 %

Berdasarkan dari tabel 3 diketahui bahwa subjek yang berjenis kelamin perempuan
menggunakan strategi Problem Focus Coping pada aspek penyelesain masalah yang
terencana paling tinggi yaitu 56,67 , kedua konfrontasi yaitu 42,50 %, ketiga mencari
dukungan sosial 0,83%. Kemudian yang berjenis kelamin laki-laki menggunakan
strategi Problem Focus Coping pada aspek penyelesain masalah yang terencana juga
paling tinggi yaitu 48,75 %, kedua konfrontasi yaitu 46,25 %, dan ketiga mencari
dukungan sosial yaitu 5.00 %.
Tabel 4
Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Aspek Emotion Focus Coping

10

Jenis kelamin

Emotion Focus Coping

Prosentase

Perempuan

Pengendalian diri
Menjaga jarak
Penilaian kembali secara
positif
Tanggung jawab
Lari atau menghindar
Total
Pengendalian diri

65,00 %
7,50 %
13,33 %

Menjaga jarak
Penilaian kembali secara
positif
Tanggung jawab
Lari atau menghindar
Total

5,00 %
10,00 %

Laki-laki

5,83 %
8,33 %
100 %
81,25 %

0,00 %
3,75 %
100 %

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa subjek yang berjenis kelamin perempuan
menggunakan strategi Emotion Focus Coping pada aspek pengendalian diri paling tinggi
yaitu 65,00%, kedua penilaian kembali secara positif yaitu 13,33 %, ketiga lari atau
menghindar yaitu 8,33%, keempat menjaga jarak yaitu 7,50 %. Dan kelima tanggung
jawab yaitu 5,83 %. Kemudian yang berjenis kelamin laki-laki menggunakan strategi
Emotion Focus Coping pada aspek pengendalian diri juga paling tinggi yaitu 81,25 %,
kedua penilaian kembali secara positif yaitu 10,00 %, ketiga menjaga jarak yaitu 5,00 %
, keempat lari atau menghindar 3,75 %, dan kelima tanggung jawab 0,00%.

Tabel 5
Distribusi Strategi Coping Stres
NO
1
2

Strategi Coping Stress
Problem Focus Coping
Emotion Focus Coping
Total

Frekuensi
175
25
200

Prosentase
87,50%
12,50%
100%

Berdasarkan dari table 5 diketahui bahwa subjek sebanyak 175 orang menggunakan
Problem focused coping dengan prosentase 87,50%, subjek sebanyak 25 orang
menggunakan Emotion focus coping dengan prosentase 12,50%.

11

Tabel 6
Strategi Coping Stress Ditinjau dari Jenis Kelamin
Kategori
Problem Focus Coping
Emotion Focus Coping
Total

Laki-laki
Frekuensi
Presentase
55
68.75%
25
31,25%
80
100%

Perempuan
Frekuensi
Presentase
120
100%
0
0
120
100%

Berdasarkan dari table 6 diketahui bahwa subjek berjenis kelamin laki-laki berjumlah 55
orang dengan prosentase 68,75% lebih banyak menggunakan Problem focused
coping,dibanding menggunakan Emotion focused coping yang bejumlah 25 orang
dengan prosentase 31,25%. Yang berjenis kelamin perempuan berjumalah 120 dengan
prosentase 100% secara keseluruhan lebih menggunakan problem focused
coping,dibanding menggunakan Emotion focused coping dengan prosentase 0%

DISKUSI
Berdasarkan hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan strategi coping
stress yang dilakukan oleh mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah malang. Bahwa
subjek mempunyai perbedaan dalam mengambil strategi coping stres diketahui bahwa
subjek berjenis kelamin laki-laki 68,75% lebih banyak menggunakan Problem focused
coping,dibanding menggunakan Emotion focused coping 31,25%. Yang berjenis
kelamin perempuan 100% secara keseluruhan lebih menggunakan problem focused
coping,dibanding menggunakan Emotion focused coping 0%. Pada perempuan
perempuan menggunakan strategi Problem Focus Coping pada aspek penyelesain
masalah yang terencana paling tinggi 56,67, dan laki – laki yang berjenis kelamin lakilaki menggunakan strategi Problem Focus Coping pada aspek penyelesain masalah yang
terencana juga paling tinggi 48,75 %. Sedangkan subjek yang berjenis kelamin
perempuan menggunakan strategi Emotion Focus Coping pada aspek pengendalian diri
paling tinggi 65,00%, berjenis kelamin laki-laki menggunakan strategi Emotion Focus
Coping pada aspek pengendalian diri juga paling tinggi 81,25 %.
Seperti penelitian yang dilakukan Sinaga (2005) tentang penelitiannya diketahui bahwa
mahasiswa yang mengalami stres sebanyak 84,3% melakukan problem focused coping
dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru, yang diyakini
dapat mengubah situasi stres dan 15,65% melakukan emotional focused coping yaitu
perilaku yang cenderung mengatur emosi atau mengatasi tekanan emosionalnya,

12

berkaitan
dengan
situasi
yang
terjadi.
Dan
dari
hasil
penelitian
Lasmono&Pramadi(2003) menyebutkan bahwa pada budaya jawa problem focused
coping lebih sering digunakan untuk mengatasi tekanan/masalah.
Hal ini terlihat bahwa lebih banyak subjek yang melakukan problem focus coping
dibandingkan subjek yang melakukan emotion focused coping. Billing dan moos (1984)
menyatakan bahwa orang yang cenderung menggunakan strategi terfokus masalah
situasi stres menunjukan tingkat stress yang lebih rendah. Coping yang beorientasi pada
masalah digunakan untuk mengatasi stresor. Individu akan cenderung menggunakan
strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi.Tergantung oleh tingkat stres
yang dirasakan seseorang dan cara subjek mengatasi stress atau masalahnya.
Setiap individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan dari daya
individu yang meliputi:(a) kesehatan fisik individu;(b) keyakinan atau pandangan
positif;(c) keyakinan individu dalam menyelesaikan masalah;(d) kemapuan individu
dalam berkomunikasi dengan lingkungan masyakrakat yang lebih luas;(e) dukungan
sosial dari orang tua, teman, dan lingkungan masyarakat;(f) materi pendukung seperti
uang atau barang yang dapat dibeli
Lazarus dan Folkman dalam ( Taylor 1999) menyatakan bahwa pengelompokan perilaku
coping menjadi dua yaitu: Dikaitkan dengan Problem Focus Coping
meliputi;(a)konfrontasi yaitu berusaha keras pada sikapnya, menolak untuk berubah dan
berusaha untuk mengubah keyakinan orang lain;(b)Mencari dukungan social
yaitupercaya pada teman dan keluarga untuk sarana dan dukungan;(c) Penyelesaian
masalah yang terencana yaitumencari pilihan dalam perilaku objektif,
mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan.Kemudian
dikaitakan dengan Emotion Focus Coping:(a)Pengendalian diri yaitu bereaksi tenang
tanpa menunjukkan emosi;(b) Menjaga jarak yaitu menarik diri, berusaha bermain
dibawah atau mengabaikan kejadian yang penuh tekanan;(c) Penilain kembali secara
positif yaituberusaha untuk memandang situasi dari perspektif yang berbeda,mencoba
untuk mencari penyelesaian;(d) Menerima tanggung jawab yaitu mengenali peran
personal dalam kejadian,mencoba untuk belajar dari kesalahan;(e)Lari atau menghindar
yaitu menolak atau menerima perubahan dengan menghindari situasi, kadang-kadang
lari atau menghindar yang mengarah pada kejadian tidak menyenangkan.

13

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa didapatkan dari tiap strategi dengan
prosentase Problem Focus Coping 87,50%Emotion Focus Coping 12,50% . Pada subjek
laki-laki strategi coping yang dipakai adalah Problem focused coping 68.75% lebih
besar dibandingkan menggunakan Emotion focused coping 31,25%. Hal serupa juga
dilakukan oleh subjek perempuan dimana secara keseluruhan menggunkan strategi
coping stres yang digunakan Problem focused coping 100% lebih besar dibandingkan
menggunakan Emotion focused coping.
Implikasi dari peneitian,yaitu diharapkan para mahasiswa baru yang nantinya memasuki
dunia perkuliahan kiranya memiliki strategi coping yang baik untuk mengatasi stress
yang dihadapi. Selanjutnya bagi peneliti yang akan melakukan penelitian disarankan
memperhatikan variabel lain seperti strategi coping stres pada subjek yang lebih meluas
agar diperoleh penelitian yang lebih komprehensif. Untuk Universitasdiharapkan mampu
memberikan gambaran tentang strategi coping stress yang dilakukan oleh mahasiswa
baru.

REFERENSI

Arikunto, 2006 . Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Billings, A.G., & Moos, R.H. 1984. Coping, stress and social resources amongAdulths
with unipolar depression.Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 46, No. 4,
877-891
Folkman, S. 1984. Personal control and stress and coping processes: a theoritical
analysis. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 46, No. 40, 839-858.
Gunawati, 2006, Hubungan antara efektifitas komunikasi mahasiswa-dosen program
studi psikologi fakultas kedokteran universitas diponegoro, Semarang, Jurnal
Diponegoro, vol 3, no 2.
Hamilton, S, & Fagot .B.I. 1988. Chronic stress and coping style: A comparison of male
and female undergraduate. Journal of Personality and Social Psychology. 55. 819-822.
Kertamuda, F., & Herdiansyah, H. (2009). Pengaruh strategi coping terhadap
penyesuaian diri mahasiswa baru. Jurnal Universitas Paramadina, Vol.06, No. 01; 1123.
14

Lasmono, H.,& Pramadi, A. (2003).Coping stres pada etnis Bali, Jawa, Dan Sunda.
Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol.18, No.4, 326-340
Muhamad, Nanang S and Anisa, Fauziah (2011) gambaran strategi coping stress siswa
kelas xii sman 42 jakarta dalam menghadapi ujian nasional. Jurnal Humaniora, 02 (01).
ISSN 2087-1236
Natalina, R. 2007. Coping stres remaja terhadap perceraian orang tua.Salatiga.
Fakultas Psikologi. UKSW.
Rathakrishnan, B. dan Ismail, R. (2009). Sumber Stres, Strategi Daya Tindak dan Stres
yang Dialami Pelajar Universiti Ferlis B. Bullare @ Bahari. Sabah: Universitas
Malaysia
Sinaga, M.A. 2005. Coping stresss mahasiswa psikologi pada.Salatiga.Fakultas
Psikologi.UKSW.
Watson, R. I. 1984. Psychology of the child and the adolescent. New York: Macmillan.
Zainun M. psikologi.com/artikel/individual/strategi-coping

15

LAMPIRAN

16

Blue Print Skala Coping Stres Tryout

No
1

2

Jenis strategi
coping
Problem
focused coping

Emotion
focused coping

Aspek

No soal

Konfrontasi
Mencari dukungan sosial
Penyelesaian masalah yang
terencana
Pengendalian diri
Menjaga jarak
Penilaian kembali secara positif
Tanggung jawab
Lari atau menghindar

1A,4A,7A,14A,15A,16A
2A,5A,8A,10A,12A
3A,6A,9A,11A,13A,17A

Jumlah

17

1B,3A,8B,16B,17B
5B,13B,15B
2B,6B,7B
4B,11B,10B
9B,12B,14B

Petunjuk Pengisian

Angket ini adalah isian untuk mengumpulkan data, guna kepentingan penelitian.
Didalamnya ada beberapa pertanyaan pilihan dengan memilih A atau B. Jawahlah yang
sesuai berdasarkan diri anda. Tidak ada jawaban benar atau salah, Jawaban yang paling
tepat adalah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda.

Tata Cara Pengisian
1. Tuliskan identitas anda terlebih dahulu
2. Beri tanda (x) pada pilihan jawaban (A atau B) yang sesuai dengan diri anda.

Nama (boleh inisial)

:

Usia

:

Jenis Kelamin

:

Jurusan

:

Asal daerah

:

Pekerjaan orang tua

:

Selamat Mengerjakan

No
1

Ketika saya merasa rindu dengan orang tua dan keluarga dirumah
saya akan
A

Saya akan langsung pulang kerumah karena saya bisa bertemu dengan
orang tua

B
2

Mencoba tenang dan berusaha menghubungi orang tua
Ketika saya merasa takut karena jauh dari orang tua saya akan

A

Menghubungi orang tua agar memberikan saran yang baik kepada saya

18

B

Saya merasa sedih dan berusaha agar tetap nyaman walaupun jauh dari
orang tua

3

Ketika saya mendapatkan giliran untuk berpresentasi didepan temanteman saya akan
A

Menyusun cara penyelesaian masalah saya dan mempertimbangkan
sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan

B

Bersikap santai dan tetap melanjutkan tugas saya untuk mempresentasikan
tugas saya

4

Ketika ada teman yang memberikan saran tentang kesulitan saya
beradaptasi dalam mengikuti sistem pengajaran baru saya akan
A

Mempertahankan pendapat saya dan meyakinkan pada teman saya bahwa
pendapat saya benar

B
5

Menerima dengan baik saran dari teman
Ketika saya mengalami kesulitan dalam situasi baru tempat tinggal
saya akan

A

Menceritakan masalah kepada teman dan mencari solusinya

B

Saya memilih pulang untuk melupakan masalah yang saya hadapi

6

Ketika saya harus berada dilingkungan kampus untuk pertama
kalinya saya akan
A

Berusaha untuk tenang dan tetap menjalankan kegiatan yang ada

B

Tetap berusaha menjalankan kegiatan dengan baik

7

Ketika saya kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman-teman
baru saya akan
A

Berusaha berkomunikasi dengan baik walaupun saya merasa kesulitan
ketika berada disekitar mereka

B

Berusaha mendekatkan diri dengan teman-teman baru,agar lebih dekat
dengan mereka

8

Ketika ada teman yang membuat saya tidak nyaman berada di tempat

19

tinggal saya, saya akan
A

Menceritakan kepada orang tua tentang teman yang membuat saya tidak
nyaman

B
9

Berusaha tenang dan menyelesaikan masalah saya
Ketika saya diminta dosen untuk menjelaskan materi didepan temanteman saya akan

A

Merasa yakin dengan kemampuan saya dan melaksanakan perintah dosen
untuk mejelaskan materi dengan baik sesuai dengan kemampuan saya

B
10

Saya hanya diam dan berusaha menghindar
Bila saya sangat membutuhkan kedua orang tua saya pada saat
merasa tidak bisa mengikuti kegiatan dikampus saya akan

A

Menghubungi orang tua dan meminta saran kepada orang tua

B

Berusaha sendiri untuk menyelesaikan masalah saya

11

Bila ada teman yang merasa sedih saat berjauhan dengan orang tua
saya akan
A

Memberikan semangat dan saran agar teman saya tidak merasa sedih

B

Memberikan dukungan kepada teman saya

12

Ketika saya meras tegang mengikuti perkuliahan untuk pertama
kalinya saya akan
A

Bercerita kepada teman agar tidak terlalu tegang

B

Saya memilih diam dan menganggap biasa saja

13

Ketika

ada teman baru saya yang mengajak saya pergi bermain

bersama saya akan
A

Menerima ajakan teman dan pergi dengan mereka

B

Saya akan menolak dan hanya pergi denga teman dekat saya saja

14

Ketika ada yang meragukan saya bahwa saya tidak bisa beradaptasi
dengan lingkungan baru saya akan
A

Menunjukan bahwa saya bisa beradaptasi dan menjelaskan bahwa saya

20

mampu untuk beradaptasi
B

Menganggap biasa saja tidak terjadi apa-apa walaupun saya tahu ada yang
meragukan saya

15

Bila saya merasa kurang baik untuk beradaptasi dengan pengajaran
diperkuliahan saya akan
A

Tetap berusaha lebih baik lagi dan tetap yakin bahwa saya bisa beradaptasi
dengan pengajaran baru diperkuliahan

B

Memilih untuk membiarkan saja karena saya merasa sudah melakukan
dengan baik

16

Bila saya sudah merasa jenuh dengan lingkungan baru saya, saya
akan
A

Menghubungi orang tua terus menerus dan menceritakan masalah saya
karena saya yakin orang tua memberikan saya saran yang baik

B

Tetap tenang dan berusaha kembali untuk melakukan adaptasi yang baik
dengan lingkungan baru saya

17

Ketika ada teman baru saya yang meminta bantuan kepada saya
padahal saya akan pergi pulang kerumah untuk mengerjakan tugas
kuliah dari dosen saya akan
A

Membantu teman saya terlebih dahulu kemudian saya baru pulang untuk
mengerjakan tugas

B

Bersikap tenang untuk membantu teman saya walaupun saya ingin pulang
untuk segera mengerjakan tugas dari dosen

Terima kasih

21

Blue Print Skala Coping Stres

No
1

2

Jenis strategi
coping
Problem
focused coping

Emotion
focused coping

Aspek

No soal

Konfrontasi
Mencari dukungan sosial
Penyelesaian masalah yang
terencana
Pengendalian diri
Menjaga jarak
Penilaian kembali secara positif
Tanggung jawab
Lari atau menghindar

1A,4A,7A,14A,15A,16A
2A,5A,8A,10A,
3A,6A,9A,11A,13A,17A
1B,3A,8B,16B,17B
5B,13B,15B
2B,6B,7B
4B,11B,10B
9B ,14B

Jumlah
Petunjuk Pengisian

Angket ini adalah isian untuk mengumpulkan data, guna kepentingan penelitian.
Didalamnya ada beberapa pertanyaan pilihan dengan memilih A atau B. Jawahlah yang
sesuai berdasarkan diri anda. Tidak ada jawaban benar atau salah, Jawaban yang paling
tepat adalah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda.

Tata Cara Pengisian
1. Tuliskan identitas anda terlebih dahulu
2. Beri tanda (x) pada pilihan jawaban (A atau B) yang sesuai dengan diri anda.

Nama (boleh inisial)

:

Usia

:

Jenis Kelamin

:

Jurusan

:

Asal daerah

:

Pekerjaan orang tua

:

22

Selamat Mengerjakan

No
1

Ketika saya merasa rindu dengan orang tua dan keluarga dirumah
saya akan
A

Saya akan langsung pulang kerumah karena saya bisa bertemu dengan
orang tua

B
2

Mencoba tenang dan berusaha menghubungi orang tua
Ketika saya merasa takut karena jauh dari orang tua saya akan

A

Menghubungi orang tua agar memberikan saran yang baik kepada saya

B

Saya merasa sedih dan berusaha agar tetap nyaman walaupun jauh dari
orang tua

3

Ketika saya mendapatkan giliran untuk berpresentasi didepan temanteman saya akan
A

Menyusun cara penyelesaian masalah saya dan mempertimbangkan
sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan

B

Bersikap santai dan tetap melanjutkan tugas saya untuk mempresentasikan
tugas saya

4

Ketika ada teman yang memberikan saran tentang kesulitan saya
beradaptasi dalam mengikuti sistem pengajaran baru saya akan
A

Mempertahankan pendapat saya dan meyakinkan pada teman saya bahwa
pendapat saya benar

B
5

Menerima dengan baik saran dari teman
Ketika saya mengalami kesulitan dalam situasi baru tempat tinggal
saya akan

6

A

Menceritakan masalah kepada teman dan mencari solusinya

B

Saya memilih pulang untuk melupakan masalah yang saya hadapi
Ketika saya harus berada dilingkungan kampus untuk pertama

23

kalinya saya akan
A

Berusaha untuk tenang dan tetap menjalankan kegiatan yang ada

B

Tetap berusaha menjalankan kegiatan dengan baik

7

Ketika saya kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman-teman
baru saya akan
A

Berusaha berkomunikasi dengan baik walaupun saya merasa kesulitan
ketika berada disekitar mereka

B

Berusaha mendekatkan diri dengan teman-teman baru,agar lebih dekat
dengan mereka

8

Ketika ada teman yang membuat saya tidak nyaman berada di tempat
tinggal saya, saya akan
A

Menceritakan kepada orang tua tentang teman yang membuat saya tidak
nyaman

B
9

Berusaha tenang dan menyelesaikan masalah saya
Ketika saya diminta dosen untuk menjelaskan materi didepan temanteman saya akan

A

Merasa yakin dengan kemampuan saya dan melaksanakan perintah dosen
untuk mejelaskan materi dengan baik sesuai dengan kemampuan saya

B
10

Saya hanya diam dan berusaha menghindar
Bila saya sangat membutuhkan kedua orang tua saya pada saat

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MIGREN DENGAN STRES MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1 6 26

Gambaran stres dan coping mahasiswa yang cuti kuliah fakultas Psikologi

0 4 103

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Stres Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 6 18

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Stres Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 16

STRATEGI COPINGPSIKOLOGI STRATEGI COPING PADA MAHASISWA PROGRAM TWINNING PSIKOLOGI – TARBIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 16

PENDAHULUAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA PROGRAM TWINNING PSIKOLOGI – TARBIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 16

Kecerdasan Emosional dengan Coping Stress pada Mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas "X".

1 2 3

Gambaran Bentuk Coping Stress Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Yang Mengalami Stres Akademik.

0 3 10