ANALISIS MODEL ALTMAN, MODEL ZMIJEWSKI, DAN MODEL SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

(1)

i

ANALISIS MODEL ALTMAN, MODEL ZMIJEWSKI, DAN MODEL SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA

YANG TERDAFTAR DI BEI)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

DESI ASRI WAHYU MUMPUNI NIM: 201110170311315

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

v

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Model Altman, Model Zmijewski, dan Model Springate Dalam Memprediksi Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan Batubara Yang Terdaftar di BEI).

Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang membahas tentang metode altman, metode zmijewski, dan metode springate yang digunakan untuk memprediksi financial distress di dalam perusahaan. Dari ketiga metode tersebut peneliti ingin membuktikan metode mana yang paling tepat di dalam menganalisis kondisi financial distress di dalam perusahaan.

Selesainya penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan saran serta fasilitas dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan tiada hentinya berupa doa, materi, nasihat serta kasih sayangnya. Terima kasih untuk semua yang telah ayah dan ibu berikan sampai detik ini.

2. Dr. Ihyaul Ulum., SE., M.Si., Ak., CA. dan Dra. Siti Zubaidah, MM, Ak., CA selaku pembimbing dalam penelitian ini.


(3)

vi

3. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra.Masiyah Kholmi M.M Ak, selaku dosen wali kelas F angkatan 2011. 5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi dan Staf karyawan

FEB-UMM terimakasih atas didikan, bantuan, dan bimbinganya selama ini.

6. Untuk kakak- kakak ku Retno Sinom Rembuyung, Dwi Aris Apriyanti, dan Peter Ananda serta adik ku tersayang Fitri Apsari Sukma Ruci terimakasih atas doa, kasih sayang, semangat, dan keceriaanya.

7. Untuk yang terkasih Jauh Harul Alam Wijaya terima kasih atas doa, dukungan, semangat, kerja keras dan kesabaranya yang selalu ada.

8. Sahabatku Riska, Dila, Lila, Risma, Syarif, Hendra, Andik, dan Reza Yang senantiasa mendukung, membantu serta memberikan selalu doa.

9. Teman-teman akuntansi F terima kasih untuk waktu dan kebersamaanya mulai dari awal perkuliahan sampai akhir.

10.Teman-teman KKN 51 Wonosari terimakasih untuk kebersamaanya.

11.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,yang telajh banyak membantu di dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik dari pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Karena keterbatasan kemampuan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, maka dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, segala kritik dan saran


(4)

vii

yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian ini di masa yang akan dating, dan semoga penelitian ini bisa memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran pada pembaca dan peneliti selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Agustus 2015


(5)

viii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar - benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiyah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di kutip dalam naskah ini dan di sebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 25 Agustus 2015

Desi Asri Wahyu M 201110170311315


(6)

ix DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu ... 7

B. Kajian Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan ... 10

2. Tujuan Pelaporan Keuangan ... 10

3. Analisis laporan Keuangan ... 13

4. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 15

5. Manfaat Analisis Laporan Keuangan ... 15

6. Financial Distress ... 16

7. Manfaat Financial Distress ... 19

8. Metode Altman ... 21

9. Metode Zmijewski... 23

10.Metode Springate ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 26


(7)

x

C. Unit Analisis ... 26

D. Jenis Dan Sumber data ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian ... 30

B. Deskripsi Data ... 32

C. Analisis Data ... 35

D. Pembahasan ... 55

E. Analisis Tambahan ... 57

V. PENUTUP A. Simpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN ...


(8)

xi

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Tabel 4.1 Sample Penelitian 31 2. Tabel 4.2 Total Aset Pada Perusahaan Pertambangan 32 3. Tabel 4.3 Laba Bersih Pada PerusahaanPertambangan 33 4. Tabel 4.4 Total Hutang Pada PerusahaanPertambangan 34

C1. Metode Altman

5. Tabel 4.5.1 WC/TA Perusahaan Pertambangan 36 6. Tabel 4.5.2 RE/TA Perusahaan Pertambangan 37 7. Tabel 4.5.3 EBIT/TA Perusahaan Pertambangan 38 8. Tabel 4.5.4 MVE/BVD Perusahaan Pertambangan 39 9. Tabel 4.5.5 Financial Distress Perusahaan Pertambangan 40

C2.Metode Zmijewski

10.Tabel 4.6.1 NI/TA Perusahaan Pertambangan 42 11.Tabel 4.6.2 TL/TA Perusahaan Pertambangan 43 12.Tabel 4.6.3 CA/CL Perusahaan Pertambangan 45 13.Tabel 4.6.4 Financial Distress Perusahaan Pertambangan 46

C1. Metode Springate

14.Tabel 4.7.1 WC/TA Perusahaan Pertambangan 48 15.Tabel 4.7.2 EBIT/TA Perusahaan Pertambangan 50


(9)

xii

16.Tabel 4.7.3 EBT/TA Perusahaan Pertambangan 51 17.Tabel 4.7.4 SA/TA Perusahaan Pertambangan 52 18.Tabel 4.7.5 Financial Distress Perusahaan Pertambangan 53

Analisis Tambahan

19.Tabel 4.8 Perusahaan Delisting 61 20.Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Metode Altman 62 21.Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Metode Zmijewski 62 22.Tabel 4.11 Perhitungan Rasio Metode Springate 63


(10)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Lampiran 1 Hitungan Rasio Model Altman Tahun 2012 2. Lampiran 2 Hitungan Rasio Model Altman Tahun 2012 3. Lampiran 3 Hitungan Rasio Model Altman Tahun 2012

4. Lampiran 4 Hasil Financial Distress Metode Altman Tahun 2012-2014 5. Lampiran 5 Hitungan Rasio Model Zmijewski Tahun 2012

6. Lampiran 6 Hitungan Rasio Model Zmijewski Tahun 2013 7. Lampiran 7 Hitungan Rasio Model Zmijewski Tahun 2014

8. Lampiran 8 Hasil Financial Distress Metode Zmijewski Tahun 2012-2014 9. Lampiran 9 Hitungan Rasio Model Springate Tahun 2012

10.Lampiran 10 Hitungan Rasio Model Springate Tahun 2013 11.Lampiran 11 Hitungan Rasio Model Springate Tahun 2014

12.Lampiran 12 Hasil Financial Distress Metode Springate Tahun 2012-2014 13.Lampiran 13 Hitungan Rasio Model Altman Perusahaan Delisting

14.Lampiran 14 Hasil Financial Distress Metode Altman Perusahaan Delisting 15.Lampiran 15 Hitungan Rasio Model Zmijewski Perusahaan Delisting

16.Lampiran 16 Hasil Financial Distress Metode Zmijewski Perusahaan Delisting

17.Lampiran 17 Hitungan Rasio Model Springate Perusahaan Delisting 18.Lampiran 18 Hasil Financial Distress Springate Perusahaan Delisting


(11)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L. S., dan E. Kristijadi. 2003. "Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta ". Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI), Vol. 7, No. 2, hlm: 1 - 27.

Darsono, dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta Andi Offset.

Fred, W. J., dan T. E. Copeland. 2010. Manajemen keuangan Edisi Revisi ed. Jakarta: Binarupa Aksara.

Harahap, S. S. 2010. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta PT.Raja Grafindo Persada.

Mandiri, B. 2015. "Industry Update Office of Chief Economist "

http://www.bankmandiri.co.id/indonesia/eriview-pdf/PCZJ40475863.pdf

[diakses pada 31 Maret 2015].

Purnajaya, K. D. M., dan N. K. L. A. Merkusiwati. 2014. "Analisis Komparasi Potensi Kebangkrutan Dengan Metode Z - Score Altman, Springate, Dan Zmijewski Pada Industri Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ". E-Jurnal Akuntansi, Vol. 7, No. 1, hlm: 48-63.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi Untauk Pengambilan Keputusan Strstegis. Jakarta Erlangga.

S.Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Salatin, A., Darminto, dan N. Sudjana. 2013. "Penerapan Model Altman (Z-Score)

Untuk Memprediksi Kebangkrutan Pada Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Yang Terdaftar Di Bei Periode 2009-2011 ". Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 6, No. 2, hlm: 1-10.

Sondakh, C. A., S. Murni, dan Y. Mandagie. 2014. "Analisis Potensi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score, Springate Dan Zmijewski Pada Industri Perdagangan Ritel Yang Terdaftar Di Bei Periode 2009-2013 ". Jurnal Emba, Vol. 2, No. 4, hlm: 364-373.

Subramanyam, dan W. John. 2010. Analisis laporan Keuangan Jakarta Salemba Empat.

Sudana, dan I. Made. 2011. Manajemen keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta Erlangga.


(12)

xv

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga ed. Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.

Yuliastary, E. C., dan M. G. Wirakusuma. 2014. "Analisis Financial Distress Dengan Metode Z-Score Altman, Springate, Zmijewski ". E-Jurnal Akuntansi, Vol., No., hlm: 379-389.

Zakkiyah, U. Z., T. Wijono, dan M. G. W. E. NP. 2014. "Analisis Penggunaan Model Zmijewski (X-Score) Dan Altman (Z-Score) Untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan (Studi Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di (Bei) Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012) ". JurnalAdministrasiBisnis (JAB), Vol. 12, No. 2, hlm: 1-10.


(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat besar. Hasil dari sumber daya alam yang banyak terdapat dinegara Indonesia salah satunya terletak pada sektor pertambangan batubaranya. Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil batubara terbesar dan terbaik di dunia begitupun kualitasnya sudah diakui dan akan tetap menempati posisi yang sangat penting terhadap stabilitas pasokan batubara. Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

Hal ini dapat diasumsikan bahwa perusahaan harus tetap hidup dan diharapkan tidak akan mengalami likuidasi. Namun di dalam prakteknya asumsi diatas tidak selalu menjadi kenyataan. Ada beberapa perusahaan yang telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang dapat berujung pada kebangkrutan di dalam perusahaan tersebut. Financial distress menurut Rudianto (2013) merupakan kesulitan likuidasi yang mungkin mengawali terjadinya kebangkrutan didalam perusahaan. Dalam hal ini penting untuk


(14)

2

menganalisa gejala financial distress untuk mengantisipasi masa depan kondisi perusahaan.

Berdasarkan sumber dari Mandiri (2015) kementrian ESDM bahwa jumlah Produksi batubara di Indonesia di tahun 2014 mencapai 435 juta ton dan 82,5% atau 359 juta ton diperuntukkan untuk pasar ekspor. Pemanfaatan batubara domestik hanya 76 juta ton atau hanya sebesar 17,5% dari total produksi pemanfaatan batubara domestik ini lebih rendah dari target DMO (Domestic Market Obligation) yang ditetapkan sebesar 95,5 juta ton atau sebesar 22% dari total produksi. Rendahnya hal tersebut disebabkan oleh lambatnya realisasi pembangunan pembangkit listrik batubara. Oleh karena itu, kondisi pasar ekspor masih menjadi kunci penting bagi pelaku usaha pertambangan batubara Indonesia. Biaya untuk membangun pembangkit listrik batubara sangatlah besar.

Dari nilai investasi yang sangat besar tersebut sulit mengembangkan pembangunan tersebut. Perusahaan harus dapat mencari berbagai sumber dana dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari pernyataan tersebut maka perusahaan pertambangan batubara menghadapi tantangan yang cukup besar di dalam pencarian dana yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk para investor yang akan menginvestasikan uangnya kepada saham perusahaan pertambangan harus lebih berhati - hati di dalam menilai kondisi perusahaan yang sebenarnya. Jika para investor tersebut salah di dalam memilih perusahaan, maka resiko yang paling besar uang yang mereka tanamkan akan hilang. Hal tersebut tentu tidak akan terjadi


(15)

3

apabila investor dapat menganalisis kondisi keuanganya terlebih dahulu dengan melihat laporan keuangan perusahaan.

Salah satu kasus perusahaan yang bangkrut karena tidak dapat memenuhi kewajibanya yaitu perusahaan Indo Setu Bara Resource Tbk seperti yang dinyatakan oleh BEI dengan dicabutnya status Indo Setu Bara sebagai perusahaan tercatat maka perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat hal tersebut dikarenakan perusahaan tercatat mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap keberlangsungan perusahaan secara financial dan tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Dampak paling buruk akibat dari kesulitan keuangan (financial distress) kebangkrutan suatu perusahaan yang dimana hal ini sangat dihindari oleh para pelaku bisnis baik pengelola perusahaan sendiri maupun para investor yang telah menginvestasikan dana di dalam usaha tersebut. Kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan di dalam suatu perusahaan model untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan keuangan (financial distress) perlu adanya pengembangan, karena model ini mempunyai manfaat yang cukup besar untuk mengidentifikasi bahkan memperbaiki kondisi perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan di dalam perusahaan.

Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, menggambarkan perubahan kondisi keuangan perusahaan


(16)

4

dari waktu ke waktu, yang berguna bagi pengambilan keputusan yang tepat. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan,data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam analisis tersebut adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Analisis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi. Dengan analisis rasio ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan.Analisis rasio keuangan dapat dipakai sebagai peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Untuk mengetahui kekuatan prediksi financial distress pada perusahaan pertambangan batubara Indonesia dapat menggunakan rasio keuangan model Altman, model Zmijewski,dan model Springate.

Hal yang mendasari penulis menggunakan ketiga metode tersebut dikarenakan model altman secara konsisten sudah banyak mengembangkan modelnya sehingga memungkinkan untuk memprediksi kepailitan sampai dua tahun sebelum tiba saatnya. Sedangkan untuk metode springate dan zmijewski meskipun kedua metode tersebut terinspirasi dari metode sebelumnya kedua metode tersebut di dalam menyediakan peringatan dini terhadap kegagalan perusahaan dapat dikatakan baik karena banyak penelitian sebelumnya sudah menggunakan model ini selain itu kedua model ini juga dapat menyediakan peringatan


(17)

5

dini terhadap kegagalan yang berguna di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Hasil penelitian Yuliastary dan Wirakusuma (2014) menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang dianalisis dengan metode Z-score Altman, Springate, Zmijewski pada PT. Fast Food Indonesia Tbk hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan secara garis besar dalam keadaan sehat atau tidak berpotensi bangkrut.

Hasil Penelitian Sondakh dkk (2014) menunjukkan ketiga metode analisis diperoleh hasil yang berbeda satu sama lain, serta terdapat 3 perusahaan yang berpotensi bangkrut. Dengan demikian disarankan bagi ketiga perusahaan tersebut memperbaiki kinerja keuanganya dengan cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya produksi serta lebih memahami situasi pasar saat ini.

Hasil Penelitian Komang (2014) menunjukkan terdapat perbedaan potensi kebangkrutan industry kosmetikyang terdaftar di BEI dengan metode Z-Score Altman, Springate, dan Zmijewski.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan menganalisis model altman, model zmijewski, dan model springate dalam memprediksi financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prediksi financial distress dengan analisis model Altman, Zmijewski, dan Springate pada perusahaan pertambangan batubara pada periode 2012 - 2014 yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) ?


(18)

6

C. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis financial distress dengan menggunakan metode Altman, Zmijewski, dan Springate pada perusahaan pertambangan batubara di Indonesia pada periode 2012 - 2014 yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi investor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan suatu kebijakan di dalam berinvestasi khususnya investasi pada perusahaan pertambangan batubara yang mempunyai pendapatan yang cukup besar.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini merupakan pelatihan kemampuan yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiyah dengan menetapkan teori yang telah di peroleh selama masa studi serta dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman.


(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat besar. Hasil dari sumber daya alam yang banyak terdapat dinegara Indonesia salah satunya terletak pada sektor pertambangan batubaranya. Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil batubara terbesar dan terbaik di dunia begitupun kualitasnya sudah diakui dan akan tetap menempati posisi yang sangat penting terhadap stabilitas pasokan batubara. Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

Hal ini dapat diasumsikan bahwa perusahaan harus tetap hidup dan diharapkan tidak akan mengalami likuidasi. Namun di dalam prakteknya asumsi diatas tidak selalu menjadi kenyataan. Ada beberapa perusahaan yang telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang dapat berujung pada kebangkrutan di dalam perusahaan tersebut. Financial distress menurut Rudianto (2013) merupakan kesulitan likuidasi yang mungkin mengawali terjadinya kebangkrutan didalam perusahaan. Dalam hal ini penting untuk


(2)

menganalisa gejala financial distress untuk mengantisipasi masa depan kondisi perusahaan.

Berdasarkan sumber dari Mandiri (2015) kementrian ESDM bahwa jumlah Produksi batubara di Indonesia di tahun 2014 mencapai 435 juta ton dan 82,5% atau 359 juta ton diperuntukkan untuk pasar ekspor. Pemanfaatan batubara domestik hanya 76 juta ton atau hanya sebesar 17,5% dari total produksi pemanfaatan batubara domestik ini lebih rendah dari target DMO (Domestic Market Obligation) yang ditetapkan sebesar 95,5 juta ton atau sebesar 22% dari total produksi. Rendahnya hal tersebut disebabkan oleh lambatnya realisasi pembangunan pembangkit listrik batubara. Oleh karena itu, kondisi pasar ekspor masih menjadi kunci penting bagi pelaku usaha pertambangan batubara Indonesia. Biaya untuk membangun pembangkit listrik batubara sangatlah besar.

Dari nilai investasi yang sangat besar tersebut sulit mengembangkan pembangunan tersebut. Perusahaan harus dapat mencari berbagai sumber dana dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari pernyataan tersebut maka perusahaan pertambangan batubara menghadapi tantangan yang cukup besar di dalam pencarian dana yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk para investor yang akan menginvestasikan uangnya kepada saham perusahaan pertambangan harus lebih berhati - hati di dalam menilai kondisi perusahaan yang sebenarnya. Jika para investor tersebut salah di dalam memilih perusahaan, maka resiko yang paling besar uang yang mereka tanamkan akan hilang. Hal tersebut tentu tidak akan terjadi


(3)

apabila investor dapat menganalisis kondisi keuanganya terlebih dahulu dengan melihat laporan keuangan perusahaan.

Salah satu kasus perusahaan yang bangkrut karena tidak dapat memenuhi kewajibanya yaitu perusahaan Indo Setu Bara Resource Tbk seperti yang dinyatakan oleh BEI dengan dicabutnya status Indo Setu Bara sebagai perusahaan tercatat maka perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat hal tersebut dikarenakan perusahaan tercatat mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap keberlangsungan perusahaan secara financial dan tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Dampak paling buruk akibat dari kesulitan keuangan (financial distress) kebangkrutan suatu perusahaan yang dimana hal ini sangat dihindari oleh para pelaku bisnis baik pengelola perusahaan sendiri maupun para investor yang telah menginvestasikan dana di dalam usaha tersebut. Kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan di dalam suatu perusahaan model untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan keuangan (financial distress) perlu adanya pengembangan, karena model ini mempunyai manfaat yang cukup besar untuk mengidentifikasi bahkan memperbaiki kondisi perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan di dalam perusahaan.

Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen yang

digunakan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, menggambarkan perubahan kondisi keuangan perusahaan


(4)

dari waktu ke waktu, yang berguna bagi pengambilan keputusan yang tepat. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan,data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam analisis tersebut adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Analisis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi. Dengan analisis rasio ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan.Analisis rasio keuangan dapat dipakai sebagai peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Untuk mengetahui kekuatan prediksi financial distress pada perusahaan pertambangan batubara Indonesia dapat menggunakan rasio keuangan model Altman, model Zmijewski,dan model Springate.

Hal yang mendasari penulis menggunakan ketiga metode tersebut

dikarenakan model altman secara konsisten sudah banyak

mengembangkan modelnya sehingga memungkinkan untuk memprediksi kepailitan sampai dua tahun sebelum tiba saatnya. Sedangkan untuk metode springate dan zmijewski meskipun kedua metode tersebut terinspirasi dari metode sebelumnya kedua metode tersebut di dalam menyediakan peringatan dini terhadap kegagalan perusahaan dapat dikatakan baik karena banyak penelitian sebelumnya sudah menggunakan model ini selain itu kedua model ini juga dapat menyediakan peringatan


(5)

dini terhadap kegagalan yang berguna di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Hasil penelitian Yuliastary dan Wirakusuma (2014) menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang dianalisis dengan metode Z-score Altman, Springate, Zmijewski pada PT. Fast Food Indonesia Tbk hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan secara garis besar dalam keadaan sehat atau tidak berpotensi bangkrut.

Hasil Penelitian Sondakh dkk (2014) menunjukkan ketiga metode analisis diperoleh hasil yang berbeda satu sama lain, serta terdapat 3 perusahaan yang berpotensi bangkrut. Dengan demikian disarankan bagi ketiga perusahaan tersebut memperbaiki kinerja keuanganya dengan cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya produksi serta lebih memahami situasi pasar saat ini.

Hasil Penelitian Komang (2014) menunjukkan terdapat perbedaan potensi kebangkrutan industry kosmetikyang terdaftar di BEI dengan metode Z-Score Altman, Springate, dan Zmijewski.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan menganalisis model altman, model zmijewski, dan model springate dalam memprediksi financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prediksi financial distress dengan analisis model Altman, Zmijewski, dan Springate pada perusahaan pertambangan batubara pada periode 2012 - 2014 yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) ?


(6)

C. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis financial distress dengan menggunakan metode Altman, Zmijewski, dan Springate pada perusahaan pertambangan batubara di Indonesia pada periode 2012 - 2014 yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi investor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan suatu kebijakan di dalam berinvestasi khususnya investasi pada perusahaan pertambangan batubara yang mempunyai pendapatan yang cukup besar.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini merupakan pelatihan kemampuan yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiyah dengan menetapkan teori yang telah di peroleh selama masa studi serta dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman.