73
4 Bil of lading dan packing list diserahkan kepada perusahaan
angkutan umum bersama dengan barang jadi. 5
Surat perintah kerja dan bukti barang masuk disimpan sebagai arsip.
d. Bagian Keuangan
1 Menerima invoice bersama dengan bil of lading dan packing list.
2 Atas dasar data tersebut digunakan untuk mencocokkan tanggal
pengiriman dan memperkirakan barang sampai di tujuan. e.
Bagian Akuntansi 1
Menerima surat perintah kerja dan Invoice dari bagian order penjualan.
2 Atas dasar surat perintah kerja dan invoice ini digunakan untuk
meneliti data dengan invoice, bil of lading dan packing list yang diterima dari bagian keuangan.
3 Selanjutnya bagian ini melakukan pencatatan ke dalam jurnal
penjualan, buku piutang dan jurnal umum. 4
Invoice 2 lembar, surat perintah kerja, bil of lading dan packing list disimpan sebagai arsip.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Evaluasi Terhadap Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
73
Evaluasi ini merupakan evaluasi terhadap kuesioner sistem pengendalian penjualan ekspor. Hal ini dilakukan untuk memutuskan dapat tidaknya
dilanjutkan ke pengujian kepatuhan. Kuesioner ini terdiri atas 5 komponen yang saling terkait yaitu :
1. Lingkungan pengendalian terdiri atas 13 pertanyaan.
2. Taksiran Risiko terdiri atas 6 pertanyaan.
3. Informasi dan komunikasi terdiri atas 7 pertanyaan.
4. Aktivitas pengendalian terdiri atas 8 pertanyaan.
5. Pemantauan terdiri atas 4 pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang diharapkan hanya terdiri dari “ya”, “tidak” dan
“tidak dapat diterapkan”. Jika jawaban-jawaban yang diperoleh sebagian besar ‘ya” berarti sistem pengendalian intern baik, sedangkan jika
jawabannya sebagian besar “tidak” berarti sistem pengendalian internnya lemah.
Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh.
Hasil Penilaian Terhadap Kuesioner Ya
Tidak
Tidak diterapkan
Lingkungan Pengendalian 8
3 2
Taksiran Risiko 3
3 Aktivitas Pengendalian
6 2
Informasi dan Komunikasi 5
1 1
Pemantauan 3
25 6
7
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total jumlah jawaban “ya”= 25,
73
“tidak “= 6, “tidak diterapkan”= 7. Ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern baik karena jumlah jawaban ya lebih besar sehingga
dapat dilanjutkan untuk melakukan pengujian kepatuhan. Masing–masing komponen dijelaskan sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian yang terdapat pada CV Putra Wahyu Rotan sudah
cukup memenuhi syarat sebagai lingkungan pengendalian yang baik, meskipun masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki. Didalam organisasi
tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi. Elemen lingkungan pengendalian terdiri atas:
a. Integritas dan nilai etika
b. Kemampuan karyawan
c. Partisipasi Dewan Komisaris dan Komite Audit
d. Falsafah manajemen dan gaya operasi
e. Struktur organisasi
f. Penetapan wewenang dan tanggungjawab
g. Praktek dan kebijakan karyawan
Pada CV Putra Wahyu Rotan pihak manajemen memiliki komitmen yang tinggi terhadap rencana perusahaan. Pihak manajemen mampu
mempertimbangkan rencana-rencana
perusahaan jangka
panjang. Pemberian
73
wewenang dan tanggungjawab masing-masing bagian sudah jelas digambarkan. Setiap bagian mengetahui tugasnya masing-masing sehingga
tiap transaksi dijalankan oleh beberapa fungsi dalam hal ini menyangkut pemisahan fungsi.
Struktur organisasi sudah digambarkan dengan jelas termasuk uraian tugas untuk setiap unit organisasi secara tertulis. Dalam hal kebijakan
perusahaan dan praktik sumber daya manusia, masing-masing personal dalam perusahaan mempunyai kemampuan yang sesuai dengan bidang
yang mereka kuasahi. Kelemahan perusahaan di dalam lingkungan pengendalian adalah tidak adanya partisipasi komite audit secara langsung.
2. Taksiran Risiko
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan identifikasi analisis dan manajemen terhadap risiko yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan
mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan secara konsisten. CV Putra Wahyu Rotan dalam hal pencatatan transaksinya sudah
dilaksanakan dengan teratur. Setiap transaksi dicatat sesuai urutan tanggal terjadinya transaksi untuk menghindari transaski yang tidak tercatat. Selain
hal tersebut dalam penulisan atau penerapan kegiatan akuntansinya sudah sesaui dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
73
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan meliputi sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah,
meringkas dan melaporkan transaksi. Kualitas informasi yang dihasilkan berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan
semestinya dalam mengendalikan aktvitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggungjawab individual berkaitan dengan pengendalian intern
terhadap pelaporan keuangan. Pada CV Putra Wahyu Rotan transaski diolah secara manual dan
komputer. Transaksi dimulai pada saat diterima order, selanjutnya masing- masing bagian melaksanakan tugasnya secara terpisah. Pada saat
pembagian tugas transaksi tersebut dikendalikan dengan sistem otorisasi sesuai dengan wewenang kepala bagian. Catatan akuntansinya dilengkapi
dengan dokumen pendukung yang menguatkan bukti utama. Semua data dan file diolah dan tersimpan dalam komputer. Ini memudahkan bagi
pihak intern untuk mengirim, memproses, memelihara dan mengakses informasi.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan ntuk
73
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas umumnya mencakup prosedur
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
Perusahaan sudah memiliki kinerja yang baik, hal ini bisa dilihat dari kemampuan mereka menghasilkan laporan keuangan yang cukup
diandalkan dan aktivitas perusahaan yang terus berlangsung. Pengolahan informasi dilakukan dengan menggunakan komputer sehingga lebih cepat
dan akurat. Untuk pengendalian fisik terutama yang berkaitan pengawasan fisik
terhadap aset dan catatan sudah dilaksanakan dimana masing-masing bagian kadang melakukan cros check secara silang. Untuk memastikan
data tetap akurat. Sedangkan untuk pemisahan tugas sudah dilaksanakan dengan baik.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penetuan desain dan
operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus-
menerus, evaluasi secara terpisah atau berbagai kombinasi dari keduanya. Dalam hal ini CV Putra Wahyu Rotan belum menerapkan pemantauan
73
secara efektif, terutama berkaitan dengan komunikasi pihak luar misalnya customer, untuk memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang
memerlukan perbaikan. B.
Evaluasi Pengujian Kepatuhan Dari hasil pengujian dari kuesioner diatas diketahui bahwa sistem
pengendalian intern penjualan ekspor CV Putra wahyu Rotan telah diterapkan dan dijalankan dengan baik dan dapat diteruskan dengan
pengujian kepatuhan. Pengujian kepatuhan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem
pengendalian intern penjualan ekspor yang telah ditetapkan benar-benar telah dijalankan. Dalam pengujian kepatuhan ini menggunakan atribute sampling
metode stop or go sampling. Metode ini digunakan karena sistem pengendalian intern pada CV Putra Wahyu Rotan dapat diandalkan, maka
diperkirakan sedikit sekali kemungkinan akan ditemukan kesalahan, dengan model ini juga dapat dihindari pengambilan sampel yang terlalu banyak dan
bila kurang sampel dapat diambil kembali. Langkah-langkah dalam pengujian kepatuhan:
1. Menentukan tujuan pengujian
Tujuan pengujian adalah mengetahui efektif atau tidaknya sistem pengendalian intern atas penjualan ekspor pada CV Putra Wahyu Rotan.
2. Menentukan atribute yang akan diperiksa
Atribute adalah karakteristik kualitatif dari suatu item yang membedakan satu item dengan item lainnya. Perancangan attribute sampling difokuskan
73
pada tingkat penyimpangan dari prosedur pengendalian yang ditetapkan dan digunakan untuk melaksanakan pengujian pengendalian sehubungan
dengan pertimbangan terhadap struktur pengendalian intern. Atribute yang dipilih adalah sebagai berikut:
1. Kelengkapan dokumen pendukung pada invoice 2. Adanya otorisasi pada setiap invoicefaktur Penjualan
3. Invoice yang bernomor urut tercetak. 4. Ada kebenaran perhitungan pada invoice.
5. Jumlah dalam invoice sama dengan jumlah dalam jurnal penjualan. 6. Ada bukti pengecekan terhadap catatan penjualan pada invoice dengan
jurnal penjualan. Atribute ke 1,digunakan untuk mengetahui bahwa transaksi benar-
benar terjadi dengan melakukan pemeriksaan terhadap invoice dan dokumen pendukungnya. Invoice dibuat setelah terdapat transaski dengan
customer dan dibuatkan bukti pendukung berupa surat jalan bill of lading dan pengepakan packing list.
Atribute ke 2, digunakan untuk membuktikan adanya pemisahan fungsi dalam setiap tahap transaski penjualan yaitu fungsi operasi, fungsi
penyimpanan dan fungsi akuntansi. Pemberian otorisasi juga digunakan untuk membuktikan terdapat sistem yang mengatur pembagian wewenang
yang dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap pelaksaaan transaksi tersebut.
73
Atribute 3, digunakan untuk membuktikan adanya kelengkapan dalam transaksi penjualan kredit, bahwa dengan nomor urut tercetak kecil
kemungkinan terdapat transaksi yang tidak tercatat. Atribute 4, digunakan untuk mengetahui kebenaran perhitungan
ketepatan dalam ketelitian karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Atribute 5 dan 6, digunakan untuk melakukan penilaian adanya
pengecekan dan kebenaran jumlah dalam invoice dengan jurnal untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi kekeliruan dalam posting.
3. Menentukan populasi
Populasi yang diambil sampelnya adalah Invoice selama satu tahun mulai 1 Januari 2002 - 31 Desember 2002.
4. Penentuan besarnya sampel
Dalam menentukan besarnya sampel yang akan diperiksa atau diambil dari populasi terlebih dahulu ditentukan Faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tingkat keandalan R sebesar 95.
2. Batas ketepatan atas yang diinginkan AUPL, merupakan tingkat
tertinggi yang diharapkan pada perusahaan sebesar 5. Setelah menetukan tingkat keandalan R dan DUPL maka langkah
selanjutnya adalah mengambil sampel minimum untuk pengujian kepatuhan.
Besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan Besarnya sampel atas dasar keandalan level
Desired Upper Precision Limit
90 95
97,5
73
10 9
8 7
6 5
4 3
60
Tabel 4.1 Tabel Besarnya sampel Minimum Untuk pengujian Kepatuhan 5. Pemilihan Sampel
Agar setiap anggota sampel memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, maka digunakan tabel secara acak.
6. Pemeriksaan Anggota sampel Setelah dilakukan pemilihan sampel maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pmeriksaan terhadap atribute sampel yang telah ditentukan. Dari hasil pemeriksaan ternyata tidak ditemukan adanya penyimpangan,
seperti disajikan dalam lampiran. Dalam pemeriksaan sampel tabel stop or go decision dibuat untuk
memutuskan pengambilan sampel satu kali saja atau perlu beberapa kali pengambilan sampel. Pada pemeriksaan ini pengambilan sampel satu kali
karena tidak ditemukan penyimpangan.
Atribute Besarnya Sampel
Berhenti jika kesalahan kumulatif sama dengan
1 60
2 60
3 60
4 60
5 60
6 60
Tabel.4.2. Tabel Stop Or Go Decision
73
C. Evaluasi Hasil pemeriksaan
Dari hasil pemeriksaan ternyata tidak ditemukan adanya kesalahan atau penyimpangan attribute pada setiap anggota sampel yang diperiksa. Pada
tingkat kesalahan sama dengan 0 maka dapat ditentukan confidence level dengan tabel attribute sampling table factor determining stop or go sample
sizes and upper precission limit of population accurances rate based on sample results.
Maka AUPL : Confidence level factor at desired reliability For occurance observed
Sample size
: 3 60
: 5 Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, DUPL=AUPL dapat disimpulkan
bahwa struktur pengendalian intern pada CV Putra Wahyu Rotan adalah baik.
Lampiran Tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan modael stop or go
sampling
73
DUPL Sample size based on CL
90 95
97,5 10
9 8
7 6
5 4
3 2
1 24
27 30
35 40
48 60
80
120 240
30 34
38 43
50 60
75
100 150
300 37
42 47
53 62
74 93
124 185
370
Lampiran II
Attribute sampling table for determining stop or go sample size and upper precission limit of population occurance rate based on sample result
Confidence Level Number of occurance
90 95
97,5 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
2,4 3,9
5,4 6,7
8,8 9,3
10,6 11,5
13,0 14,3
15,5 16,7
18,0 19,0
20,2 21,4
3,0 4,8
6,3 7,8
9,2 10,6
11,9 13,2
14,5 16,0
17,0 18,3
19,5 21,0
22,0 23,4
3,7 5,6
7,3 8,8
10,3 11,7
13,1 14,5
15,8 17,1
18,4 19,7
21,0 22,3
23,5 24,7
73
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 39
40 41
42 43
44 45
46 47
48 49
50 51
22,6 23,8
25,0 26,0
27,1 28,3
29,3 30,4
31,5 32,0
34,0 35,0
36,1 37,2
38,1 39,1
40,3 41,5
42,7 43,8
45,0 46,1
47,2 48,3
49,4 50,5
51,6 52,6
54,0 55,0
56,0 57,0
58,0 59,7
60,4 61,5
24,3 26,0
27,0 28,0
29,0 30,3
31,5 32,6
33,8 35,0
36,1 37,3
38,5 39,6
40,7 42,0
43,0 44,2
45,3 46,4
47,6 48,7
49,8 51,0
52,0 53,2
54,5 55,5
56,6 57,7
59,0 60,0
61,1 62,2
63,3 64,5
26,0 27,3
28,5 29,6
31,0 32,0
33,3 34,6
35,7 37,0
38,1 39,4
40,5 41,7
42,9 44,0
45,1 46,3
47,5 48,8
49,9 51,0
52,0 53,4
54,5 55,6
56,8 58,2
59,0 60,3
61,4 62,6
63,7 64,8
65,0 67,0
73
Lampiran Uji Kepatuhan terhadap arsip Invoice
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN