l
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kebijakan Jalan Lingkar
Kota Kabupaten Wonogiri
Lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Lingkar Kota di Kecamatan Wonogiri yaitu di Desa Purworejo, Desa Bulusulur, Desa
Pokoh Kidul, Kelurahan Wuryorejo, serta di Kecamatan Selogiri yaitu Desa Pare dan Desa Singodutan. Keadaan alam Kabupaten Wonogiri
sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping terutama di bagian selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan
mata air bagi Sungai Bengawan solo. Wilayah pegunungan memanjang dari sisi selatan sampai timur yang juga merupakan wilayah yang
berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur, sedangkan wilayah Kabupaten Wonogiri sebelah selatan adalah berupa pantai yang
memanjang sampai Samudera Indonesia. Kabupaten Wonogiri berada 32 km di sebelah selatan Kota Solo,
sementara jarak ke ibukota provinsi Kota Semarang sejauh 133 km. Secara administratif, Kabupaten Wonogiri dibagi menjadi 25 kecamatan
dan 294 desakelurahan, terdiri dari 251 desa dan 43 kelurahan. Untuk mengetahui pembagian wilayah administrasi Kabupaten Wonogiri dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Wonogiri Tahun 2007
No Kecamatan
Desa Kelurahan
Jumlah 1
Pracimantoro 17
1 18
2 Paranggupito
8 -
8 3
Giritontro 5
2 7
4 Giriwoyo
14 2
16 42
li 5
Batuwarno 7
1 8
6 Karangtengah
5 -
5 7
Tirtomoyo 12
2 14
8 Nguntoronadi
9 2
11 9
Baturetno 13
- 13
10 Eromoko 13
2 15
11 Wuryantoro 6
2 8
12 Manyaran 5
2 7
13 Selogiri 10
1 11
14 Wonogiri 9
6 15
15 Ngadirojo 9
2 11
16 Sidoharjo 10
2 12
17 Jatiroto 13
2 15
18 Kismantoro 8
2 10
19 Purwantoro 13
2 15
20 Bulukerto 9
1 10
21 Slogohimo 15
2 17
22 Jatisrono 15
2 17
23 Jatipuro 9
2 11
24 Girimarto 12
2 14
25 Puhpelem 5
1 6
JUMLAH 251
43 294
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Berdasarkan tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa kecamatan dengan
desakelurahan terbanyak adalah Kecamatan Pracimantoro yaitu, sebanyak 18 desakelurahan. Sedangkan kecamatan dengan desakelurahan paling
sedikit adalah Kecamatan Karangtengah yaitu dengan 5 desakelurahan. Ada 3 tiga kecamatan yang tidak memiliki kelurahan tetapi desa, yaitu
kecamatan Baturetno, Karangtengah dan Paranggupito.
lii Luas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah 183.238 Ha. Tanah seluas
itu sebagian besar adalah berupa tanah tegal. Penggunaan tanah di Kabupaten Wonogiri antara lain tercantum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2 Penggunaan Tanah Kabupaten Wonogiri
No Jenis Penggunaan Tanah
Luas Ha 1
Tegal 65.381
2 Pekarangan
38.199 3
Sawah 32.701
4 Hutan Negara
13.942 5
Hutan Rakyat 9.278
6 Lain-lain
22.735 Jumlah Keseluruhan
182.236 Sumber : Buku Saku dan Fakta Kabupaten Wonogiri
Penggunaan lahan untuk permukiman menempati berbagai lokasi wilayah. Penggunaan lahan untuk persawahan kebanyakan dijumpai di kaki
lereng perbukitan. Penggunaan lahan berupa tegalan berupa ketela pohon, jagung, kedelai dan padi gogo. Hutan negara dan hutan rakyat menyebar
secara luas pada perbukitan dengan berbagai macam tanaman seperti pon jati, sono keling dan mahoni. Jenis-jenis tanaman tersebut sangat sesuai
dengan kondisi tanah serta jenis batuan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Secara umum pola jaringan jalan utama yang terbentuk adalah pola
radial yang secara internal menghubungkan kecamatan-kecamatan yang berada pada wilayah administratif Kabupaten Wonogiri dan secara regional
merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Gunung Kidul serta Kabupaten Pacitan. Jalur utama pembentuk jaringan
jalan di Kabupaten Wonogiri adalah jalur Kabupaten Sukoharjo – Wonogiri – Ngadirojo – Sidoharjo – Jatiroto – Slogohimo – Purwantoro, Jalur
liii Ngadirojo – Nguntoronadi – Baturetno – Giriwoyo – Pacitan, Jalur
Giriwoyo – Giritontro – Pracimantoro – Gunung Kidul, serta Jalur Pracimantoro – Eromoko – Wuryantoro – Wonogiri. Pembangunan Jalan
Lingkar Kota Kabupaten Wonogiri yang melewati jalan raya merupakan jalan yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri bukan milik
pemerintah provinsi. Rencana pengembangan sistem transportasi yang berkaitan dengan
jaringan jalan di Kabupaten Wonogiri meliputi penyediaan dan pengembangan jaringan jalan, terminal, dan sarana angkutan umum.
Rencana pengembangan aktivitas dan pola pergerakan di Kabupaten Wonogiri diarahkan mampu mengakomodir seluruh aktivitas di tiap-tiap
wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Pengembangan jeringan jalan merupakan aspek penting dalam pengembangan suatu wilayah, karena jalan
berfungsi untuk merangsang perkembangan, mengarahkan perkembangan, membuka isolasi suatu wilayah, mengatasi permasalahan transportasi, dan
meningkatkan aksesibilitas antar wilayah. Pembangunan Jalan Lingkar Kota didasari pada kondisi kepadatan arus
lalu lintas dalam kota yang cenderung meningkat serta dalam rangka pengembangan perkotaan agar lebih merata, khususnya untuk Desa
Purworejo, Desa Pokoh Kidul dan Kelurahan Wuryorejo. Dengan adanya pembangunan Jalan Lingkar Kota ini maka akses untuk mencapai daerah-
daerah tersebut menjadi semakin mudah. Mobilitas penduduk diharapkan akan meningkat serta pertumbuhan ekonomi dapat membaik.
Rencana pembangunan Jalan Lingkar Kota di Kabupaten Wonogiri didasarkan pada kondisi lingkungan setempat, termasuk diantaranya
menampung aspirasi rakyat, sehingga suatu proyek yang ditujukan untuk kepentingan umum tersebut dapat berjalan dengan baik tanpa menimbulkan
masalah karena masyarakat dapat merasakan adanya manfaat dari proyek itu.
Partisipasi masyarakat sejak tahap awal perencanaan, terutama untuk proyek-proyek yang menyangkut kepentingan umum, akan membuat
liv masyarakat merasa ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Bila
suatu rencana pembangunan ditempuh melalui mekanisme yang tepat, maka sifat keterbukaan pada setiap rencana dalam segala tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi akan merupakan hal yang wajar. Dengan demikian, akses untuk informasi tentang berbagai rencana kegiatan tidak
akan menjadi monopoli pihak-pihak tertentu saja, namun sudah menjadi milik masyarakat sehingga dapat dicegah tindakan-tindakan yang bersifat
spekulatif dan manipulatif. Sebagaimana program pembangunan yang lainnya apabila dalam
perumusannya tidak memperhatikan aspirasi masyarakat tentu akan lebih banyak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Hal ini karena pada
dasarnya dalam suatu negara demokratis, proses kegiatan pembangunan merupakan proses dimana semua warganya dapat mengambil bagian dan
memberikan sumbangannya dengan leluasa. Luas lahan yang diperlukan untuk Jalan Lingkar Kota Kabupaten
Wonogiri sesuai hasil pengukuran dan penentuan batas-batas jalan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri dan SKPD terkait yang tergabung
dalam Tim Teknis Jalan Lingkar Kota Kabupaten Wonogiri adalah 114.387 m
2
. luas lahan yang telah dibebaskan sampai akhir Desember 2009 adalah 34.974 m
2
atau 30,58 dari total luas lahan yang perlu dibebaskan untuk pembangunan Jalan Lingkar Kota Wonogiri. Sisa luas lahan yang Belem
dibebaskan adalah seluas 79.413 m
2
atau 69,42 dari luas lahan yang perlu dibebaskan.
Dasar hukum dalam pengadaan tanah untuk Pembangunan Jalan Lingkar Kota Kabupaten Wonogiri yaitu:
1. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun
2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;
lv 2.
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun
2005 tentang
Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; 3.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan;
4. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nomor 2 Tahun 2003 tentang
Norma dan Standart Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah
KotaKabupaten; 5.
Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 385 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Lampiran Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 167
Tahun 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan di Kabupaten Wonogiri;
6. Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 1682008 tentang Penetapan
Lokasi Jalan Lingkar Kota.
B. Prosedur pengadaan tanah dalam Pembangunan Jalan Lingkar