Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 1980 sekitar 80 wilayah desa Ngadipiro, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri tertutupi oleh hutan, namun adanya reformasi yang berakibat pada penebangan liar dan alih guna lahan secara besar-besaran menjadi lahan pertanian dan pemukiman tahun 1998, telah mengakibatkan degradasi lahan, yang ditandai dengan banyaknya lapisan permukaan tanah yang terkikis oleh air hujan. Degradasi lahan di desa Ngadipiro merupakan salah satu penyumbang sedimen terbesar di sungai Keduang. Hasil penelitian JICA 2007 menyatakan bahwa rata-rata kehilangan tanah per tahun dari Sub DAS Keduang adalah terbesar 5,112 ton ha -1 dibandingkan dengan Sub DAS lain di Wonogiri rata-rata berkisar 4,786 ton ha -1 . Sedimen tersebut terutama berasal dari kegiatan pertanian di lahan tegalan 1,726 ton ha -1 dan pekarangan 2,758 ton ha -1 . Banjir yang terjadi pada tanggal 26 – 27 Desember 2007 di Sub DAS Keduang, terutama di wilayah desa Ngadipiro menyebabkan degradasi lahan semakin parah. Penggunaan lahan pertanian yang tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air atau tidak sesuai dengan kemampuan lahan, terutama praktik pertanian di lahan berlereng di sub DAS Keduang menimbulkan erosi, sedimentasi dan pendangkalan sungai Keduang. Proses-proses inilah yang merupakan suatu rangkaian penyebab terjadinya degradasi lahan di daerah tersebut. Lapisan permukaan tanah merupakan bagian tanah yang banyak mengandung bahan organik dan unsur hara yang diperlukan tanaman. Hilangnya lapisan permukaan tanah akibat kikisan air hujan menyebabkan tanah berkurang tingkat kesuburannya, tidak produktif dan kualitasnya menurun. Menurut Plaster 2003 kualitas tanah merupakan kapasitas dari suatu tanah untuk berfungsi dalam batasan ekosistemnya dan berinteraksi positif dengan lingkungan eksternal dari ekosistem tersebut. Fungsi tersebut 1 merupakan kemampuannya untuk mempertahankan produktivitas tumbuhan, kualitas udara dan air, atau kualitas lingkungan. Menurut Papendick et al. 1992 dalam Purwanto 2008, peningkatan kualitas suatu tanah ditunjukkan dengan adanya peningkatan infiltrasi, respirasi tanah, pori makro, stabilitas agregat, kadar bahan organik, berkurangnya berat volume tanah, penurunan erosi serta bertambahnya kandungan hara dalam tanah. Tanah berkualitas baik akan membantu kondisi lahan untuk tetap sehat, sehingga mampu mempertahankan sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah dan menumbuhkan tanaman dengan baik. Penentuan indeks kualitas tanah akan berguna untuk tindakan pengelolaan lahan sehingga fungsinya berkelanjutan. Hasil pra survei di lapangan pada tahun 2008 diketahui bahwa mayoritas sistem penggunaan lahan di desa Ngadipiro berupa tegalan dengan pola tanaman jati monokultur, tegalan dengan pola campuran tanaman tahunan dan semusim serta pekarangan dengan ditanami pohon campuran. Adanya perbedaan sistem penggunaan lahan di desa tersebut diduga akan berpengaruh terhadap pengelolaan lahan, guguran seresah, kualitas seresah, kandungan bahan organik tanah BOT sehingga dapat menurunkan kualitas tanah. Tingkat degradasi tanah yang parah di desa Ngadipiro mengindikasikan terjadinya penurunan kualitas tanah, namun belum tersedia data kuantitatif yang membuktikan hal tersebut. Untuk itu perlu diadakan suatu penelitian mengenai studi kualitas tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan di wilayah desa Ngadipiro sehingga selanjutnya dapat diketahui pengelolaan lahan yang dapat mempertahankan atau meningkatkan, bahkan merehabilitasi lahan sehingga fungsi tanah menjadi optimal dan lebih mendukung kehidupan yang sehat secara berkelanjutan. Total rata-rata kehilangan tanah per tahun dari lahan tegalan dan pekarangan adalah yang terbesar dibandingkan dengan penggunaan lahan yang lain di DAS Wonogiri. Mengingat Sub DAS Keduang merupakan Sub DAS yang mengalami tingkat degradasi lahan dan kehilangan tanah tertinggi dibandingkan dengan sub DAS yang lain, maka penelitian ini difokuskan pada lahan tegalan dan pekarangan di Desa Ngadipiro Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri.

B. Perumusan Masalah