HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN SELF-DISCLOSURE PADA HUBUNGAN PERTEMANAN

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bila dua individu menjalin suatu hubungan (relantionship), kehidupan
mereka akan saling terjalin satu dengan yang lainnya. Orang lain dapat
membuat kita sedih atau gembira, menceritakan kabar burung yang terbaru
atau mengkritik pendapat seseorang. Ada beberapa faktor yang berperan
dalam suatu hubungan, yaitu keyakinan, perasaan dan perilaku. Berdasarkan
hal tersebut menurut Kelley (dalam Sears, dkk 1988) mendefinisikan
hubungan sebagai sesuatu yang terjadi bila dua orang saling mempengaruhi
satu sama lain.
Dimulai dari masa anak-anak, sebagian besar dari individu membangun
pertemanan dengan teman-teman sebaya yang memiliki minat sama.
Hubungan awal ini cenderung terdiri dari rasa saling suka yang didasarkan
pada efek positif, Lydon, dkk (dalam Baron. 2005). Hartup & Stevens (dalam
Baron, 2005) menyatakan bahwa secara umum, memiliki teman adalah positif
sebab teman dapat mendorong Self-esteem dan menolong dalam mengatasi
stress, tetapi teman juga bisa memiliki efek negatif jika mereka anti sosial.

Menurut Urbanski (dalam Baron, 2005) hubungan pertemanan adalah teman
biasa dimana ada seseorang yang menyenangkan untuk bersama, sementara
sahabat dihargai karena murah hati, sensitif, jujur, seseorang yang dapat diajak
bersantai dan menjadi diri sendiri. Sekali terbagun dalam hubungan yang
akrab, dibandingkan dengan hubungan biasa, akan mengakibatkan dua
individu menghabiskan banyak waktu bersama, berinteraksi satu sama lain
pada situasi yang lebih bervariasi, menjadi Self-disclosing, saling memberikan
dukungan emosional, dan membedakan antara sahabat dan teman yang lain.

2

Self-disclosure adalah Pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi
perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Pengungkapan diri
dapat bersifat deskriptif maupun evaluatif (Morton, 1978). Menurut Davis
(dalam Delamater & Myers 2007) self-disclosure biasanya meningkat dari
waktu kewaktu dalam hubungan. Awalnya, orang mengungkapkan tentang
hal-hal yang tidak khusus atau tidak intim dan mereka percaya hal tersebut
dapat diterima sehingga mereka akan mengungkapkan diri lebih terinci dan
semakin intim tentang keyakinan atau perilaku mereka termasuk informasi
mereka tentang diri pribadi yang dirasa orang lain belum tentu akan dapat

menerima. Sejalan dengan perkembangan hubungan dari yang dangkal sampai
menjadi akrab, orang semakin berani mengungkapkan dirinya dan hubungan
akan berubah dari sempit menjadi semakin luas. Beberapa penelitian
mendukung pandangan lain yang mengatakan bahwa seseorang akan lebih
menyukai orang lain yang dapat mengungkapkan diri pada situasi yang tepat
(Derlega & Chaikin, 1975). Rasa suka adalah salah satu penyebab penting dari
pengungkapan diri. Individu mengungkapkan lebih banyak kepada orang yang
disukai dan dapat dipercaya dibandingkan pada orang asing dan tidak disukai.
Seseorang cenderung menyukai orang yang mengungkapkan informasi
tentang dirinya kepada seseorang tersebut, mungkin karena seseorang
menganggap hal itu sebagai tanda kehangatan, persahabatan, dan rasa percaya.
Self-disclosure meningkat sebagai hubungan yang terus tumbuh dan
berkembang. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Vittengl & Holt (dalam
Delamater & Myers, 2007), pada pasangan seks mahasiswa yang sama dan
sebelumnya tidak saling mengenal dibawa ke laboratorium dan diminta untuk
berkenalan, mereka diberi 72 daftar topik. Masing-masing topik telah dinilai
sebelumnya oleh subjek lain pada skala

keintiman 1-11. Para peserta


diminta untuk memilih topik-topik dari daftar ini dan untuk bergiliran
berbicara tentang topik masing-masing selama minimal 1 menit, sementara
pasangan mereka tetap diam. Interaksi berlanjut sampai masing-masing
pasangan telah berbicara pada 12 dari 72 topik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keintiman dari topik yang dipilih

terus meningkat dari topik 1

3

sampai 12 yang telah dipilih. Keintiman rata-rata topik yang dibahas oleh
masing-masing pasangan diturunkan dari 3,9 menjadi 5,4 atas pengungkapan
yang dilakukan dari topik 1-12. Penelitian juga menunjukkan bahwa
pengungkapan diri yang lebih besar selama 10 menit percakapan dikaitkan
dengan peningkatan kebahagiaan efek positif, dan daya tarik pada pasangan.
Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi
perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang sesuai dan
terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan.

Kedalaman dari


pengungkapan diri individu tergantung pada situasi dan orang yang diajak
berinteraksi. Jika individu yang berinteraksi dengan orang lain menyenangkan
dan membuat individu merasa aman serta dapat membangkitkan semangat
maka kemungkinan bagi individu tersebut untuk lebih membuka diri amatlah
besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu, individu dapat saja menutup
diri karena merasa kurang percaya (Devito, 1992).
Kepercayaan sangat penting agar hubungan tumbuh dan berkembang
diantara anggota kelompok. Dalam rangka membangun sebuah kelompok
yang produktif,

anggota harus menciptakan

iklim kepercayaan

yang

mengurangi ketakutan mereka sendiri dan anggota lainnya , pengkhianatan,
penolakan dan mempromosikan harapan penerimaan dan dukungan (Johnson
& Johnson, 2000). Johnson & Johnson (2000) dalam bukunya, Joining

Together; group theory and group skill, menyatakan bahwa tidak ada yang
mudah dalam membahas kepercayaan (trust), "In fact, there as nothing simple
about trust; it is a complex and difficult to explain."(h.132). Namun demikian,
Johnson & Johnson merekomendasikan penjelasan Deutch (1962) untuk
memahami apa yang dimaksud dengan kepercayaan. Empat elemen diajukan
Deutch (1962) yakni; (a) Anda berada dalam situasi memilih untuk percaya
pada orang lain, dan hal ini dapat membawa dampak pada konsekuensi yang
menguntungkan atau menyakitkan. Maka Anda menyadari bahwa untuk
percaya pada orang lain mengandung suatu risiko; (b) Anda menyadari apapun
konsekuensinya adalah bergantung pada tindakan orang lain; (c) Anda
menduga, akan lebih merasa menderita saat mendapat konsekuensi yang

4

menyakitkan dibandingkan jika mendapatkan hasil yang menguntungkan; (d)
Biasanya Anda yakin jika orang lain bersikap atau berperilaku tertentu maka
Anda akan mendapatkan konsekuensi yang menyenangkan.
Untuk membangun suatu hubungan yang efektif terutama untuk bisa
bekerja sama, seseorang harus mampu membangun tingkat kepercayaan yang
tinggi, atau sering disebut dengan mutual trust. Namun, hal ini tidak selalu

tepat. Artinya, individu harus mampu membedakan kapan kepercayaan ini
perlu diberikan dan kapan tidak. Jika dirasa cukup atau sangat yakin bahwa
orang atau pihak lain akan membawa kabaikan bagi individu atau individu
cukup yakin bahwa orang lain tidak akan mengeksploitasinya, maka individu
bisa memberikan kepercayaan pada seseorang.
Ketika individu dapat mempercayai seseorang, individu akan memilih
untuk memberikan kepercayaan kepada orang yang jujur dan tidak berbohong
padanya. Larzeler dan Huston (1980) percaya bahwa orang tersebut akan
memberitahu individu tentang kebenaran atau setidaknya tidak berbohong
kepada individu tersebut. Individu lebih cenderung untuk mengungkapkan
informasi pribadi kepada seseorang yang dapat percaya (dalam Delamater &
Myers,

2007).

Tingkat

kepercayaan

berkorelasi


positif

dengan

pengungkapan diri yang semakin orang dipercaya maka semakin besar
tingkat dari pengungkapan diri. Penelitian lain pada kepercayaan pribadi
menunjukkan bahwa selain kejujuran dan kebajikan, keandalan merupakan
aspek penting dari kepercayaan. Individu lebih cenderung mempercayai
orang yang dirasa dapat diandalkan (Johnson-George & Swap 1982) dan
(Rempel, Holmes & Zanna, 1985).
Dari uraian latar belakang diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
hubungan pertemanan, trust sangat berkorelasi positif dengan self-disclosure.
Trust merupakan salah satu peran penting yang dapat menimbulkan selfdisclosure pada hubungan interpersonal setiap individu. Dari hasil penelitianpenelitian terdahulu mengenai trust dan self-disclosure baik dalam berbagai
hubungan antara individu terutama hubungan pertemanan, menunjukan
adanya keterkaitan di antara keduanya. Trust yang tinggi akan memunculkan

5

self-disclosure dalam hubungan interpersonal yang semakin dalam atau erat.

Sehingga peneliti mengambil judul “hubungan antara trust dengan selfdisclosure pada hubungan pertemanan”.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara trust dengan self-disclosure pada hubungan
pertemanan.

C. Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana hubungan antara trust dengan self-disclosure pada
hubungan pertemanan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan pembaca mengenai hubungan antara trust dengan selfdisclosure dalam hubungan pertemanan, serta memberikan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan khususnya psikologi sosial.

2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa
Mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana
hubungan antara trust dengan self-disclosure dalam hubungan

pertemanan.
b. Bagi masyarakat
Dapat menambah wawasan dan pemahaman bagaimana
individu berinteraksi dengan orang lain dalam hubungan
pertemanan. Dan bagaimana hubungan tersebut dapat terjalin

6

dengan rasa percaya atau kepercayaan yang kemudian akan
memunculkan pengungkapan diri sebagai bentuk terjalinnya
hubungan pertemanan yang baik.

HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN SELF-DISCLOSURE
PADA HUBUNGAN PERTEMANAN

SKRIPSI

Oleh:
Walda Isna Nisa
NIM : 08810208


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN SELF-DISCLOSURE
PADA HUBUNGAN PERTEMANAN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S-1)

Oleh:
Walda Isna Nisa
NIM : 08810208

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Trust dengan Self-disclosure pada
Hubungan Pertemanan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si.,Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Hudaniah, M.Si., Psi dan Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dengan sabar dan bimbingan yang sangat
membantu selama proses menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. M. Shohib, S.Psi., M.Si. selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Babe dan mama yang tercinta dan tersayang sepanjang masa segala abad,
yang tak pernah hentinya selalu memberikan dukungan, doa dan kasih
sayang kepada penulis, sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Eka Apridayanti dan Lalik Salistia Citra, kakak dan adik yang sangat
penulis sayangi, yang telah memberikan dukungan, doa dan kasih sayang.
6. Teman-teman ku, Ditalia yang telah menjadi teman diskusi yang
memberikan inspiratif, Virgianti (vivi) dan ivon (rampok) yang membantu

i

dalam pelaksanaan pengumpulan data,

Oka dan Ganing teman

seperjuangan yang selalu saling mendukung dan menyemangati, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, Nurdian Setiawan,
S.Ikom., “my special boy friend” yang telah memberikan semangat dan
dukungannya selama ini dalam berbagai hal yang penulis lakukan.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 19 Juni 2012

Penulis

ii

ABSTRACT
Walda Isna Nisa (2012). Relations between Trust and Self-disclosure in
Friendship Relations. Undergraduate thesis, Faculty of Psychology
University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Hudaniah, M.Si., Psi,
(2) Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si.
Keywords: Trust, Self-disclosure, Friendship Relations.
Most of individual build friendship with peer who have the same interest.
Friendship relation made two individual spend many moments to interact in
various situation and become self disclosing. In friendship relation, to do selfdisclosure all individual shall have trusting and trustworthy attitude so that
information delivered can be withheld from other people and keep commitment.
Self-disclosure has risk which is able to decrease trust and break the friendship
relations, so individual will be hesitate to re-build trust and self disclosure.
According to the problems, researcher focus on relations between trust with selfdisclosure in friendship relations aimed to find out relations between trust and
self-disclosure in friendship relations.
The research uses quantitative correlation approach. Population in this
research are students of Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah
Malang, using proportional sampling technique and found samples consisted of 98
people from year 2009-2011. This research uses Likert scale consisted of two
scales, which is scale I is trust and scale II is self-disclosure. Validity test using
product moment correlation. Reliability test uses alpha reliability formula and
data analysis uses product moment formula. In data description uses T-score
technique and found high trust score for 56 (57,14%) and low trust score for 42
(42,86%). High Self-disclosure for 61 (62,24%) and low self-disclosure for 37
(37,76%). Data calculation uses SPSS program version 13.0 for windows. Product
moment correlation test shows r value = 0,719 and determination coefficient (r2 x
100%)= 51,69%. From determination coefficient, it’s shown that between trust
and self-disclosure in this research for 51,69% and rest of them 48,31%
influenced by other variables.
According to the research, it is shown that there is a relation between trust
and self-disclosure in friendship relation. It can be said that self-disclosure will be
developed along the progress of trust. It means, higher the trust, deeper the selfdiscloser level in friendship relations.

iii

INTISARI
Walda Isna Nisa (2012). Hubungan Antara Trust dengan Self-disclosure Pada
Hubungan Pertemanan. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Hudaniah, M.Si., Psi, (2) Yuni
Nurhamida, S.Psi. M.Si.
Kata Kunci : Trust, Self-disclosure, Hubungan Pertemanan.
Sebagian besar dari individu membangun hubungan pertemanan dengan
teman-teman sebaya yang memiliki minat sama. Hubungan pertemanan
mengakibatkan dua individu menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi pada
situasi yang lebih bervariasi dan menjadi self-disclosing. Dalam hubungan
pertemanan, untuk melakukan self-disclosure setiap individu harus memiliki sikap
trusting (percaya) dan trustworthy (dipercaya) agar informasi yang disampaikan
dapat dirahasiakan dari orang lain. Individu cenderung melakukan self-disclosure
pada teman yang dapat dipercaya dan mampu menjaga komitmen. Self-disclosure
memiliki risiko yang dapat menurunkan trust dan merusak hubungan pertemanan.
Faktor penyebab rusaknya hubungan karena adanya pengkhianatan dan
penolakan, sehingga individu merasa enggan untuk membangun kembali trust dan
melakukan self-disclosure lagi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis
memfokuskan penelitian tentang hubungan antara trust dengan self-disclosure
pada hubungan pertemanan, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
trust dengan self-disclosure pada hubungan pertemanan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasinal. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Menggunakan teknik sampling proposional dan
diperoleh jumlah sampel sebanyak 98 orang dari angkatan 2009-2011. Penelitian
ini menggunakan skala Likert dan terdiri dari dua skala yaitu skala I adalah trust
dan skala II adalah self-disclosure. Uji validitas menggunakan rumus korelasi
product moment, uji reliabilitas menggunakan rumus reliabilitas alpha dan teknik
analisis data menggunakan rumus product moment. Pada deskripsi data
menggunakan teknik T-score dan diperoleh nilai trust yang tinggi sebanyak 56
(57,14%) dan trust rendah sebanyak 42 (42,86%). Self-disclosure tinggi sebanyak
61 (62,24%) dan self-disclosure rendah sebanyak 37 (37,76%). Perhitungan data
menggunakan program SPSS versi 13.0 for windows. Hasil uji korelasi product
moment menunjukkan nilai r = 0,719 dan nilai koefisien determinasinya (r 2 x
100%)= 51,69%. Dari koefisien determinasi membuktikan bahwa hubungan
antara trust dengan self-disclosure dalam penelitian ini sebesar 51,69% dan
sisanya 48,31% dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
trust dengan self-disclosure pada hubungan pertemanan. Dapat dikatakan bahwa
self-disclosure meningkat seiring dengan meningkatnya trust. Hal ini berarti
semakin tinggi trust maka semakin dalam tingkat self-disclosure yang dilakukan
dalam hubungan pertemanan.

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ iii
INTISARI ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang Masalah .................................................................
Rumusan Masalah ...........................................................................
Tujuan Penelitian ............................................................................
Manfaat Penelitian ..........................................................................

1
5
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Self-disclosure .................................................................................. 7
1. Definisi Self-disclosure .............................................................. 7
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi self-disclosure .................... 8
3. Alasan melakukan self-disclosure ............................................. 11
4. Manfaat melakukan self-disclosure............................................ 12
5. Dimensi self-disclosure ............................................................. 13
6. Tingkatan self-disclosure .......................................................... 15
7. Risiko melakukan self-disclosure ............................................. 18
8. Pedoman dalam self-disclosure ................................................. 19
B. Trust ............................................................................................... 20
1. Definisi trust .............................................................................. 20
2. Komponen trust ......................................................................... 21
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi trust ................................... 22
4. Membangun trust ...................................................................... 25
5. Menurunkan trust ...................................................................... 27
C. Hubungan Pertemanan .................................................................... 28
1. Definisi hubungan pertemanan ................................................. 28
2. Tipe-tipe hubungan pertemanan ................................................ 29
3. Karakteristik hubungan pertemanan ......................................... 31
4. Faktor yang mempengaruhi keputusan membina pertemanan .. 32
5. Kualitas hubungan pertemanan ................................................. 32

v

D. Hubungan antara Trust dengan Self-disclosure pada
Hubungan Pertemanan .................................................................... 35
E. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 37
F. Hipotesis .......................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 39
B. Variabel Penelitian .......................................................................... 39
1. Identifikasi variabel penelitian .................................................. 39
2. Definisi operasional variabel penelitian .................................... 39
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 40
D. Prosedur Penelitian .......................................................................... 42
E. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ............................................... 42
1. Jenis data ................................................................................... 42
2. Instrument penelitian ................................................................. 43
F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 46
1. Uji validitas ............................................................................... 46
2. Uji reliabilitas ............................................................................ 49
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................. 52
1. Deskripsi subjek ......................................................................... 52
2. Deskripsi skala sebaran variabel trust ........................................ 53
3. Deskripsi data sebaran variabel self-disclosure ......................... 53
B. Analisis Data ................................................................................... 54
C. Pembahasan ..................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60
LAMPIRAN ........................................................................................................ 63

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi subjek penelitian ................................................................... 41
Tabel 2 Skor jawaban pernyataan pada skala Likert .......................................... 43
Tabel 3 Blue print skala Trust ............................................................................ 45
Tabel 4 Blue print skala Self-disclosure ............................................................. 46
Tabel 5 Uji validitas skala Trust setelah try out ................................................. 47
Tabel 6 Blue print skala Trust setelah try uot ..................................................... 48
Tabel 7 Uji validitas skala Self-disclosure setelah try out ................................. 48
Tabel 8 Blue print skala Self-disclosure setelah try uot ..................................... 49
Tabel 9 Uji reliabilitas skala Trust dan Self-disclosure ...................................... 50
Tabel 10 Kategori Trust ....................................................................................... 53
Tabel 11 Kategori Self-disclosure ........................................................................ 53
Tabel 12 Hasil uji korelasi Product moment ........................................................ 54

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Tabel aspek favorable dan unfavorable Trust
sebelum try out .................................................................... 64

LAMPIRAN 2

Tabel aspek favorable dan unfavorable Self-disclosure
sebelum try out .................................................................... 66

LAMPIRAN 3

Cover skala .......................................................................... 68

LAMPIRAN 4

Skala I (trust) saat try out .................................................... 69

LAMPIRAN 5

Skala II (self-disclosure) saat try out .................................. 71

LAMPIRAN 6

Data responden try out skala I (trust) .................................. 73

LAMPIRAN 7

Data validitas skala I (trust) ................................................ 75

LAMPIRAN 8

Data reliabilitas statistik skala I (trust) ............................... 78

LAMPIRAN 9

Data responden try out skala II (self-disclosure) ................ 79

LAMPIRAN 10

Data validitas skala II (self-disclosure) ............................... 81

LAMPIRAN 11

Data reliabilitas statistik skala II (self-disclosure) .............. 84

LAMPIRAN 12

Data validitas item hasil try out skala I dan skala II ........... 85

LAMPIRAN 13

Tabel aspek favorable dan unfavorable trust
setelah try out ..................................................................... 86

LAMPIRAN 14

Tabel aspek favorable dan unfavorable self-disclosure
setelah try out ...................................................................... 88

LAMPIRAN 15

Skala I (trust) setelah try out ............................................... 90

LAMPIRAN 16

Skala II (self-disclosure) setelah try out .............................. 92

LAMPIRAN 17

Data responden skala I (trust) setelah ambil data .............. 94

LAMPIRAN 18

Data responden skala II (self-disclosure) setelah
ambil data ........................................................................... 96

LAMPIRAN 19

Data perhitungan angka kedua variabel .............................. 99

LAMPIRAN 20

Tabel korelasi antara trust dengan self-disclosure ........... 101

viii

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A .(2007). Psikologi Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Altman, I & Taylor, D.A. (1973). Social penetration : the development of
interpersonal relationships. New York : Holt, Rinehart & Winston.
Atosokhi Gea, A. Antonina Panca Wulandari S. Sos., Drs. Yohanes Babari.
(2002). Character building II. Relasi dengan sesama. Jakarta : PT
Gramedia.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
_______.(2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
________(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Penerbit Pustaka
Pelajar.
Baron, R.A., & Byrne, D., (2005). Psikologi Sosial jilid 2 (edisi kesepuluh).
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Beebe,

S.A., Beebe, S.J., & Redmond M.V., (2008). Interpersonal
communication : Relating to Others (5thed). Boston : Pearson Education.

Dayakisni, T., & Hudaniah. (2001). Psikologi Sosial edisi revisi. Malang : UMM
Press.
Delamater, J.D., & Myers. D.J.,(2007). Social psychology (6th ed). USA: Thomson
Wardsworth.
Deutsch & Coleman. (2006). The Handbook of Conflict Resolution : theory and
practice. Diakses pada 20 November 2010.
[e-book]
http://books.google.co.id/books?id=XbUFuIPUHEwC&pg=PT916&dqdeu
tsch+%26+Coleman,+2006#v=onepage&q=deutsch%20%26%20Coleman
%2C%202006&f=false.
Devito, J.A., (2011). Komunikasi antar manusia (Edisi kelima). Hunter College of
the City University of New York. Tanggerang : Karisma Publishing
Group.
________., (1986). The Interpersonal Communication Book (4thed). New York :
Harper & Row Publishers.
Gardner, R.M. (2002). Psychology Applied to Everyday Life. New York: McGraw
Hill.

61

Guletta, Rina . (2010). Hubungan Tipe Pertemanan, Reciprocity, Receptivity dan
Association Dengan Pengungkapan Diri Pada Pengguna Facebook.
Skripsi pada Universitas Sumatra Utara. Diakses pada 18 November 2010.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21719/4/Chapter%20II.pd
f.
Johnson, D.W., & Johnson, F.P., (2000). Joining Together : group theory and
group skills (Seventh edition). USA: Allyn & Bacon.
Kerlinger, Fred. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral edisi ketiga.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
King, V. (2002). Parental Divorce and Interpersonal Trust in Adult Offspring:
Journal of Marriage and Family. Minnepolis. Vol.64, Iss.3; pg.642,
15pgs. Accessed on Oktober 2, 2010 from
http://proquest.umi.com/pqdweb/index=16&did=146855671&SrchMode=
1&sid=13Fmt=4&VInst=PROD&VType=PQD&ROT=309&VName=PD
A&TS=1112163898&cliened=63928
Levinson, D. (1995). Encylopedia of Marriage and The Family. USA: Macmilan
Library Reference.
Marriages. (2001). Qualities of Successful Marriage. Diakses 20 November 2010.
http://geocities.com/tdeddins/SUCCESSFULMARIAGES.htm
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Pratiwi, N.W., (2007). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Tingkat Agresi
Sosial dalam Hubungan Pertemanan dengan Kualitas Pertemanan, Jenis
Kelamin dan usia . Skripsi pada Universitas Indonesia. Diakses pada 17
Desember 2010.
http://lontar.ui.ac/opac/themes/libri2/detail/jsp?id=126263&lokasi_lokal.
Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ramadhany, Meila. (2010). Dinamika Trust terhadap Pasangan Perempuan
Setelah Melakukan Aborsi. Skripsi pada Universitas Sumatra utara.
Diakses pada 20 November 2010.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20864/3/Chapter%20II.pd
f.
Sears, D.O., Freedman, J.L., Peplau, L.A., (1985) . Psikologi Sosial jilid 1 (edisi
kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

62

Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O., (2009). Psikologi Sosial (edisi ke
duabelas). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Winarsunu, Tulus. 2004. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.
Malang: UMM Press.