BAB II KONSEP DASAR
A. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini
dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit Silvia A Price, 2005. Tuberculosis
TB adalah
penyakit infeksius,
yang terutama
menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium
tuberculosis Smeltzer Bare, 2001. Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan asam Suriadi, 2001.
Dari beberapa
pengertian diatas
dapat disimpulkan
bahwa Tuberculosis
Paru adalah
penyakit infeksi
yang disebabkan
oleh Mycobakterium tuberculosis suatu basil yang tahan asam yang menyerang
parenkim paru atau bagian lain dari tubuh manusia. Klasifikasi Tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai
berdasarkan kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis : 1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberculosis 3. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :
a. TB paru tersangka yang diobati sputum BTA negatif, tapi tanda – tanda lain positif TB paru tersangka yang tidak dapat diobati
sputum BTA negatif dan tanda – tanda lain meragukan Depkes RI, 2006
B. Anatomi dan Fisiologi
Gambar 2.1 Anatomi Sistem Penafasan
Prestasiherfen.blogspot.com2009
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan
tekanan. Paru-paru ada dua, merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum.
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur
toraks kecuali paru-paru terletak diantara kedua lapisan pleura. Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut pleura yang
juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diafragma, sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara
kedua pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama ventilasi. Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus
atas dan bawah. Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan
oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura. Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus. Pertama adalah bronkus lobaris tiga
pada paru kanan dan pada paru kiri. Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri. Bronkus
segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfotik dan syaraf. Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus.
Bronkiolus membantu kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam jalan
nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing
menjauhi paru-paru menuju laring. Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai kelenjar
lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi saluran transisional antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus
respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolus dan jakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam
alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel
alveolar, yaitu tipe I adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi sufraktan, suatu
fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagosit
besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting Smeltzer Bare, 2002.
C. Etiologi