Manajemen laba EM Variabel manajemen laba EM menggunakan proksi discretionary accrual, yang Likuiditas WCTA Financial Leverage TLTA Ukuran Perusahaan LogTA Pengaruh Manajemen Laba EM Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan

14 keuangan non-fraud firm, dengan menggunakan metode purposive sampling yang merumuskan beberapa kriteria dalam pengambilan sampelnya. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel pembanding adalah sebagai berikut: 1. Bergerak dalam industri yang sama dengan perusahaan yang mengalami kecurangan pelaporan keuangan. Hal ini untuk mencegah terjadinya ketimpangan data. 2. Memiliki total aset yang sama atau mendekati dengan perusahaan yang tergolong melakukan kecurangan pelaporan keuangan pada tahun terjadinya kecurangan. 3.2 Pengukuran Variabel 3.2.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecurangan pelaporan keuangan dengan proksi variabel yakni FFR Fraudulent Financial Reporting. Variabel kecurangan pelaporan keuangan FFR, diukur dengan cara memberi nilai “1” jika perusahaan tersebut melakukan kecurangan pelaporan keuangan dan nilai “0” jika perusahaan tersebut tidak melakukan kecurangan. Penggolongan perusahaan yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan berdasarkan atas laporan Bapepam-LK dari tahun 2006-2011, tentang daftar perusahaan publik yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan.

3.2.2 Variabel Independen 1. Kesulitan keuangan DISTRESS

Variabel kesulitan keuangan DISTRESS diukur dengan menggunakan Altman Z- Score Altman, 1968 dan variabel dummy dimana diberi nilai “1” jika dibawah nilai Altman Z-Score 2.99 dan nilai “0” jika tidak.

2. Manajemen laba EM Variabel manajemen laba EM menggunakan proksi discretionary accrual, yang

merupakan model pengukuran manajemen laba EM yang dikembangkan oleh Kothari et al. 15 2005. Model tersebut merupakan pengembangan dari model modified Jones Dechow et al., 1995 dengan menambahkan kinerja perusahaan – return on assets – sebagai variabel kontrol dalam regresi total akrual.

3. Likuiditas WCTA

Likuiditas dalam penelitian menggunakan proxy working capital ratio yang merujuk kepada penelitian Persons 1995, dengan menggunakan rumus WCTA Working Capital to Total Assets.

4. Financial Leverage TLTA

Financial leverage merupakan besarnya utang yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Selain itu, financial leverage juga merupakan perimbangan antara utang jangka panjang dengan struktur modal sendiri. Cara pengukuran financial leverage yaitu total liabilities terhadap total aset TLTA. 5. Capital Turnover SATA Capital Turnover menggambarkan tingkat kemampuan penjualan dibandingkan dengan aset perusahaan. Selain itu capital turnover juga mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi persaingan usaha. Capital turnover SATA diukur dengan membandingkan penjualan dengan total aset Persons, 1995.

6. Ukuran Perusahaan LogTA

Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dalam LogTA yang merupakan logaritma natural dari nilai buku dari total aset perusahaan.

7. Profitabilitas ROA

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya Harahap, 2006. Profitabilas diukur dengan 16 menggunakan ROA Return On Assets, yang membandingkan antara laba bersih dengan total aset perusahaan Gagola, 2011.

3.3 Teknik Analisis Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi. Regresi yang digunakan adalah regresi logistik. Regresi logistik dipilih karena data dalam tesis ini berupa data nominal dan data rasio baik variabel dependen maupun variabel independen. Model logit yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: LogFFR = α + β 1 DISTRESS + β 2 EM + β 3 WCTA + β 4 TLTA + β 5 SATA + β 6 LogTA + β 7 ROA + ε Analisis pengujian dengan regresi logistik menurut Santoso 2001 memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Menilai kelayakan model regresi Uji kualitas data Sebagai dasar pengambilan keputusan, perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow : a. Jika probabilitas 0,05 maka H diterima dan H a ditolak, yang berarti model dapat diterima karena cocok dengan data observasi dan dapat memprediksi nilai observasinya. b. Jika probabilitas ≤ 0,05 maka H ditolak dan H a diterima, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness of fit model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. 2. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Stastistik t Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 α =5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 17 1. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Berdasarkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test, menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sebesar 3,013 dengan probabilitas signifikansi 0,934 yang nilainya jauh di atas 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya, sehingga mampu memprediksi nilai observasinya.

4.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16.00 ternyata variabel capital turnover SATA dan profitabilitas ROA berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan, sedangkan kesulitan keuangan DISTRESS, manajemen laba EM, likuiditas WCTA, financial leverage TLTA dan ukuran perusahaan LogTA tidak berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

4.3 Pembahasan 1. Pengaruh Kesulitan Keuangan DISTRESS Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tingkat signifikansi 0,067 0,05 dengan nilai koefisien sebesar 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa kesulitan keuangan tidak 18 berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan pada perusahaan publik di Indonesia. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil yang dikemukakan oleh Bell et al. 1991, bahwa kondisi keuangan perusahaan yang buruk memotivasi manajemen untuk mengambil tindakan yang tidak etis dengan memperbaiki penampilan posisi keuangan perusahaan serta hasil penelitian dari Kinney dan McDaniel dalam Persons 1995, juga menyatakan bahwa pelaporan keuangan palsu dikaitkan dengan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan pihak manajemen yang melihat perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang lemah akan memotivasi mereka untuk melakukan upaya dengan menyamarkan kesulitan keuangan perusahaan tersebut dengan melalui pelaporan keuangan yang curang.

2. Pengaruh Manajemen Laba EM Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tingkat signifikansi 0,017 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -4,307. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Hasnan et al., 2008, yang menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan terbukti melakukan manajemen laba. Sejalan dengan itu, Dechow et al. 1996 memberikan bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih suka melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan ketika mereka memiliki kesempatan untuk melakukan manajemen laba dengan tujuan agar kinerja mereka terlihat sukses di depan para pemegang saham.

3. Pengaruh Likuiditas WCTA Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKTEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN KE PUBLIK PADA PERUSAHAAN food and beverage DI BURSA EFEK INDONESIA

3 44 58

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan ke Publik Pada Perusahaan Manufaktur (Pada Perusahn Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

3 48 59

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

1 10 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2

1 12 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.

0 1 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia IMG 20151207 0012

0 0 1

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9