Hasil penerimaan Pajak Reklame tersebut diperuntukan paling sedikit sepuluh persen bagi desa di wilayah kabupaten yang bersangkutan. Sedangkan
Undang-undang dan peraturan yang berlaku sejak Indonesia merdeka hingga sekarang adalah:
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan perubahan dari Undang-undang
Nomer 18 Tahun1997. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Pajak Reklame.
Ketetapan Walikota Semarang Nomor 973266 Tahun 2002 Keputusan Walikota Semarang Nomor 188.3142 Tahun 2002 Tentang
petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame
Pembaharuan Undang-undang dan sistem pajak daerah diharapkan kesadaran masyarakat akan meningkat sehingga penerimaan Pajak Daerah yang
umumnya dan Pajak Reklame pada khususnya juga akan meningkat.
2.1.4 Hubungan Antara Penduduk dengan Pajak Reklame
Penduduk melakukan permintaan atas sesuatu barang dalam rangka memenuhi atau memuaskan kebutuhan hidup. Semakin meningkat jumlah
penduduk. Maka kebutuhan akan barang-barang pemuas kebutuhan akan mengalami peningkatan. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak seiring dengan
perkembangan kesempatan
kerja, akan
mengakibatkan meningkatkan
pengangguran Soekirno,2003. Menurut Sofian 1997 penduduk merupakan salah satu faktor yang
signifikan berpengaruh terhadap jumlah Penerimaan Pajak Reklame. Pertumbuhan penduduk dianggap sebagai salah satu faktor yang positif dalam memacu
pertumbuhan ekonomi. Penduduk dianggap sebagai pemacu pembangunan. Banyaknya jumlah penduduk akan memacu kegiatan produksi, konsumsi dari
penduduk inilah yang akan menimbulkan permintaan agregat. Pada gilirannya, peningkatan
konsumsi agregat
memungkinkan usaha-usaha
produktif berkembang, begitu pula perekonomian secara keseluruhan. Dengan adanya
penduduk yang padat, maka kegiatan ekonomi akan berlangsung secara baik, jika kebijakan terhadap penduduk sejalan dengan kebijakan di dalam suatu
daerahwilayah.
2.1.5 Hubungan Antara Industri dengan Pajak Reklame
Jumlah industri adalah jumlah usaha industri baik industri kecil, menengah, maupun besar. Jumlah industri merupakan salah satu faktor positif
pemicu pertumbuhan ekonomi. Menurut Sutrisno 2002 jumlah industri berpengaruh terhadap
penerimaan pajak reklame. Penilaian tersebut sesuai dengan penilaian yang dilakukan oleh Devas,dkk 1989, bahwa sebagian besar pemerintah daerah
tingkat II sekarang KabupatenKota menarik pajak atas benda papan reklame di daerah. Pajak ini cocok untuk sumber penerimaan daerah, karena tempat objek
pajak dapat mudah diketahui.Jumlah industri yang menggunakan jasa pemasangan
reklame juga berpengaruh terhadap penerimaaan pajak reklame. Hal ini disebabkan apabila suatu industri yangingin memasarkan produknya dapat
menggunakan atau memasang reklame agar dapat diketahui oleh masyarakat. Hal tersebut dapat menambah jumlah penerimaan pajak itu sendiri. Bertambahnya
jumlah industri yang memasang reklame mengakibatkan obyek pajak bertambah luas, sehingga penerimaan daerah pun meningkat Sofian, 1997.
2.1.6 Hubungan Antara PDRB dengan Pajak Reklame