Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Pengerjaan Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah dengan Alat Peraga Kelereng dan Diskusi Kelompok bagi Siswa Kelas II SD Negeri

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
MENYELESAIKAN PENGERJAAN HITUNG PERKALIAN
DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN ALAT
PERAGA KELERENG DAN DISKUSI KELOMPOK
BAGI SISWA KELAS II SD NEGERI KORIPAN 01
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2005/2006

Skripsi
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Nama

: M.Muktasim Zuwono

Nim

: 4102904023


Program Studi

: Pendidikan Matematika

Jurusan

: Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006

ABSTRAK
Matematika mengandung konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang
abstrak cenderung sulit dipahami dan menjadikan siswa takut serta kurang
menyenangi pelajaran matematika. Dalam hal ini perlu diciptakan suatu kondisi
belajar yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran matematika dapat
menjadi kegiatan yang diminati siswa.
Salah satu upaya untuk menumbuhkan kondisi belajar siswa yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika adalah menggunakan alat

peraga kelereng dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri Koripan 01
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2005 / 2006
Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana hasil belajar
matematika pada pokok bahasan perkalian dan pembagian bilangan cacah dengan
hasil sampai dengan 50 menggunakan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok
bagi siswa kelas II SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2005 / 2006
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa pada pokok bahasan perkalian dan pembagian
bilangancacah dengan hasil sampai dengan 50 menggunakan alat peraga kelereng
dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri Koripan 01 Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang tahun 2005 / 2006
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan melakukan proses pengkajian
siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus
terdiri dari 3 pertemuan dan diakhir siklus diberi tes secara individu. Pada tes
akhir siklus I rata-rata nilai tes 72,7. Siswa yang mendapat nilai ≥ 7,5 ada 77,7 %
sebanyak 21 anak dari 27 anak, kemudian siklus II rata-rata nilai tes 80. Siswa
yang mendapat nilai ≥ 7,5 ada 88,8 % sebanyak 24 anak dari 27 siswa.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok pada pokok pembahasan
perkalian dan pembagian bilangan cacah dengan hasil sampai dengan 50 hasil
belajar siswa dapat meningkat. Saran yang dapat diajukan bahwa untuk
menanamkan konsep perkalian dan pembagian bilangan cacah guru dapat
menggunakan alat peraga kelereng dan metode diskusi kelompok.

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan
Pengerjaan Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah dengan Alat
Peraga Kelereng dan Diskusi Kelompok bagi Siswa Kelas II SD Negeri Koripan
01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
Hari

: Senin

Tanggal


: 28 Agustus 2006

Panitia Ujian
Ketua

Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S
NIP. 130781011

Drs. Supriyono, M. Si
NIP. 130815345

Pembimbing Utama

Ketua Penguji

Isnarto, S. Pd, M. Si
NIP. 132092853


Drs. Amin Suyitno, M. Pd
NIP. 130604211

Pembimbing Pendamping

Anggota Penguji

Endang Sugiharti, S. Si, M. Kom.
NIP. 132231407

Endang Sugiharti, S. Si, M. Kom.
Nip.132231407
Anggota Penguji
Isnarto, S. Pd, M. Si
NIP. 132092853

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat kata

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 10 Agustus 2006

M.Muktasim Zuwono
NIM : 4102904023

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
*

Katakanlah kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimatkalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan lagi tambahan
sebanyak lautan (pula). (Al Kahfi : 109)

*


Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Al Insyiroh : 6)

Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1.

Bapak dan Ibu tercinta

2.

Istriku tercinta Agustrina Harjani , S.Pd.

3.

Kakak dan adikku yang kusayangi

4.

Rekan-rekan seperjuangan


KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat allah S.W.T. berkat
limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN
PENGERJAAN HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN
CACAH

DENGAN

ALAT

PERAGA

KELERENG

DAN

DISKUSI


KELOMPOK BAGI SISWA KELAS II SD NEGERI KORIPAN 01
KECAMATAN

SUSUKAN

KABUPATEN

SEMARANG

TAHUN

PELAJARAN 2005/2006.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang.
Terimakasih penulis sampaikan atas bimbingan, bantuan dan nasehat
kepada :
1. Prof. Dr. A.T Soegito, SH., M. M., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam S., M. S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
4. Isnarto, S.Pd, M.Si., Dosen Pembimbing utama dalam penyusunan skripsi ini.
5. Endang Sugiharti, S. Si, M. Kom, Dosen pembimbing pendamping dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Isnarto, S.Pd, M.Si., Koordinator Senter Semarang C Universitas Negeri
Semarang.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
8. Rekan-rekan angkatan 2005/2006, PMPD Matematika FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
9. Kepala SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang
telah memberi ijin penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari tak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik demi
perbaikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua
pihak.

Semarang, Agustus 2006

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………

i

Abstrak ……………………………………………………….………….

ii

Pengesahan ………………………………………………………………

iii

Pernyataan ……………………………………………………………….

iv

Motto dan Persembahan …………………………………………………

v

Kata Pengantar ……………………………………………….………….

vii

Daftar isi ………………………………………………………………...

viii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul ………………………….……….

1

B. Permasalahan …………………………………………….

2

C. Tujuan Penelitian ………………………………………...

3

D. Manfaat Penelitian ……………………………………….

3

E. Penegasan Istilah ………………………………………...

4

F. Sistematika ………………………………………………

5

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ………………………………………….

7

1. Hakikat Belajar ……………………………………...

7

2. Hakikat Mengajar …………………………………...

9

3. Hakikat Belajar Matematika ………………………...

9

4. Tujuan Pembelajaran Matematika …………………..

10

5. Matematika SD …………………………….……….

11

6. Hasil Belajar Matematika …………………………..

12

7. Pengertian Media ……………………………………

14

8. Pokok Bahasan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan
Penelitian……………………………….

16

B. Kerangka Berpikir ………………………………………… 17
C. Hipotesis Tindakan ……………………………………….. 17

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian …………………………………………. 18
B. Rencana Penelitian ……………………………………….. 18
C. Data dan Cara Pengumpulan ……………………………..

23

D. Indikator Keberhasilan …………………………………… 24

BAB IV

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasli Penelitian …………………………………………..

25

B. Pembahasan ………………………………………………

30

PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………………

33

B. Saran …………………………………………………….

33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar subyek penelitian ……………………………………

36

Lampiran 2 Data Hasil Tes Siklus I ……………………………………..

37

Lampiran 3 Data Hasil Tes Siklus II…………………………………….

38

Lampiran 4 Rencana Pembelajaran siklus I …………………………….

39

Lampiran 5 Rencana Pembelajaran siklus I……………………………..

43

Lampiran 6 Rencana Pembelajaran siklus II…………………………….

46

Lampiran 7 Rencana Pembelajaran siklus II ……………………………

49

Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Siklus I ….……………………………………

52

Lampiran 9 Soal-soal Tes Siklus I…….…………………………………

53

Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Siklus II …………..………………………….

55

Lampiran 11 Soal-soal Tes Siklus II…….………………………………..

56

Lampiran 12 Lembar Jawaban Tes Siklus I………..……………………..

58

Lampiran 13 Lembar Jawaban Tes Siklus II………..…………………….

59

Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Siklus I………..……………………….

60

Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes Siklus II………..………………………

61

Lampiran 16 Pedoman Observasi Guru siklus I pertemua 1……………… 62
Lampiran 17 Pedoman Observasi Guru siklus I pertemuan 2……………

67

Lampiran 18 Pedoman Observasi Guru siklus II pertemuan 1…………..

72

Lampiran 19 Pedoman Observasi Guru siklus II pertemuan 2 ………….

77

Lampiran 20 Lembar pengamatan siswa siklus I pertemuan 1…………..

82

Lampiran 21 Lembar pengamatan siswa siklus I pertemuan 2…………..

83

Lampiran 22 Lembar pengamatan siswa siklus II pertemuan 1…………

84

Lampiran 23 Lembar pengamatan siswa siklus II pertemuan 2…………

85

Lampiran 24 Gambar 1………………………………………………….

86

Lampiran 25 Gambar 2…………………………………………………..

87

Lampiran 26 Gambar 3………………………………………………….

88

Lampiran 27 Gambar 4

89

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Alasan Pemilihan Judul
Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang
dengan amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Matematika
mempunyai peran yang cukup besar, bukan hanya memberikan
kemampuan perhitungan kuantitatif tetapi juga dalam hal penataan cara
berfikir terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisa,
melakukan evaluasi hingga memecahkan masalah. Matematika sebagai
ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber ilmu
dari yang lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembanganya
bergantung dari matematika. Matematika diakui penting, tetapi sulit
dipelajari, maka tidak jarang siswa yang semula menyenangi pelajaran
matematika, beberapa bulan kemudian menjadi acuh sikapnya. Mungkin,
salah satu penyebabnya adalah cara mengajar guru yang tidak cocok
baginya. Guru hanya mengajar dengan satu metode yang kebetulan tidak
cocok dan sukar dimengerti oleh siswa.
Seorang guru matematika harus pandai-pandai mensiasati untuk
memaksimalkan usahanya untuk membawa para peserta didik untuk
memahami dan menerapkan keilmuan mereka dalam kehidupan sehari
hari. Sesungguhnya matematika itu merupakan ilmu abstrak yang butuh
ketelitian, kesabaran, keuletan dan kesungguhan guru dalam menerapkan

2

konsep dan mengetahui kondisi murid. Cara meminimalisir turunya
motivasi anak dalam belajar matematika. Pada gilirannya siswa dapat
menangkap makna pengajaran dari guru dan pada akhirnya siswa dapat
menjadi manusia yang handal di daerahnya. “Semakin profisional guru
dalam melaksanakan tugasnya semakin terjamin tercipta dan terbinanya
kesiapan dan kehandalan seseorang sebagai tunas bangsa.”
Kondisi riil di SD Negeri Koripan 01 tahun 2005 / 2006 yang
berjumlah 165 siswa mereka tergolong low motivation, sehingga hasil
belajar matematika mereka rendah. Akan tetapi hal ini memungkinkan
untuk ditingkatkan dengan melalui penanganan yang baik.
Berdasarkan diskripsi di atas penulis ingin mengadakan penelitian
dengan judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MENYELESAIKAN PENGERJAAN HITUNG PERKALIAN
DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN ALAT PERAGA
KELERENG DAN DISKUSI KELOMPOK BAGI SISWA KELAS II
SD NEGERI KORIPAN 01 KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006.
B.

Permasalahan
Bagaimana pengaruh penggunaan metode diskusi dan alat peraga
kelereng terhadap hasil belajar pada operasi hitung perkalian dan
pembagian bilangan cacah sampai dengan 50 bagi kelas II SD Negeri
Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2005
/ 2006 dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar?

3

C.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar anak
dalam menyelesaikan pengerjaan operasi hitung perkalian dan pembagian
bilangan cacah sampai dengan 50 melalui pembelajaran dengan metode
diskusi dan pemanfaatan alat peraga kelereng di kelas II SD Negeri
Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2005/2006.

D.

Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat pelaksanaan ini digunakan sebagai umpan balik
guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, sebagai
landasan perbaikan pemilihan metode dan variasi mengajar. Selain itu juga
dapat memberikan manfaat bagi guru / siswa sebagai berikut :
1.

Manfaat bagi siswa :
a. Meningkatkan

pemahaman

siswa

dalam

menyelesaikan

pengerjaan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan
cacah sampai dengan 50.
b. Memudahkan siswa menyelesaikan soal-soal dalam operasi
hitung perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai dengan
50.
c. Menghilangkan pandangan bahwa matematika itu sulit dan
pelajaran yang menakutkan.
d. Meningkatkan hasil belajar dan pretasi siswa.
e. Meningkatkan kemajuan anak dalam belajar matematika.

4

2.

Manfaat Bagi Guru :
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan materi pada
opersi hitung perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai
dengan 50.
b. Guru akan lebih mengerti akan pentingnya alat peraga dan
metode yang di terapkan setelah uji coba.
c. Melatih guru dalam melakukan penelitian khususnya penelitian
tindakan kelas.

E.

Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami
atau menafsirkan dari istilah istilah yang ada, perlu penegasan dan
pembahasan dari istilah–istilah yang berkaitan dengan judul skripsi :
1. Meningkatkan
Berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang, babak, mendapat
imbuan me-kan menjadi meningkatkan yang artinya membawa ke
jenjang yang lebih tinggi atau membawa ke jenjang berikutnya.
2. Perkalian
Operasi perkalian pada bilangan cacah merupakan penjumlahan
berulang dan sudah mulai di ajarkan pada anak kelas II sekolah
tingkat dasar .

5

3. Pembagian
Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian .
Pembagian ini juga mulai di ajarkan pada siswa - siswi kelas II di
sekolah tingkat dasar
4. Diskusi
Perundingan untuk bertukar fikiran

(bahas-membahas) tentang

sesuatu masalah. (KBBI :245 ) W. J. S. Poerwardarminto
5. Alat peraga kelereng
a.

Alat berarti benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu

b.

Peraga berarti alat untuk memeragakan sajian pelajaran

c.

Kelereng sama dengan guli, gundu ( KBBI : 466 ) W. J. S.
Poerwadarminta.

F.

Penulisan
Skripsi ini terdiri dari tiga bagian yakni bagian awal, bagian inti
dan bagian akhir penutup,
1.

Bagian awal Skripsi
Bagian ini berisi tentang halaman judul, abstrak, halaman
pengesahan, halaman motto, persembahan, kata pengantar, daftar
isi dan daftar lampiran.

2.

Bagian inti skripsi
Bagian ini terdiri dari lima bab yang meliputi :
a.

BAB I PENDAHULUAN

6

BAB

I

pendahuluan

meliputi

pemilihan

judul,

permasalahan, cara pemecahan masalah, tujuan penelitian,
penegasan istilah dan sistimatika skripsi.
b.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
BAB II berisi tentang landasan teori dan hipotesis tindakan
yang membahas teori–teori yang mendukung penelitian
antara lain tinjauan kepustakaan, kerangka berfikir dan
hipotesis penelitian.

c.

BAB III METODE PENELITIAN
Bab III menguraikan tentang subyek penelitian, variabel
siklus penelitian, analisis uji coba perangkat tes, cara
pengambilan data dan indikatornya.

d.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisikan tentang analisis data dan penelitian,
membahas pengujian hipotesis dan data hasil penguji.

e.

BAB V PENUTUP
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang
merupakan akhir dari bagian isi.

3.

Bagian akhir skripsi
Bagian ini berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

7

7

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.

Landasan Teori
1.

Hakikat belajar
Pembahasan perihal belajar pada hakikatnya cenderung
untuk ingin mengetahui proses psikologis yang terjadi di dalam diri
seseorang. Para ilmuan telah berhasil mencoba memaparkan
beberapa teori-teori belajar dalam beberapa jenis. Ada yang mereka
sebut teori Thorndike, teori Skinner, teori Piaget dan lain
sebaganya.
a. Teori Thorndike
Law of effect yang berarti bahwa segala sesuatu tingkah laku
yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok
dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan
sebaik

baiknya.

(M.Ngalim

Purwanto

dalam

Psikologi

Pendidikan 1997 : 98)
b. Teori Skinner
Dalam bagian ini Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa
hadiah atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting
dalam proses belajar.
c. Teori Piaget

8

John Piaget berpendapat bahwa struktur kognitif sebagai
skema- skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami,
dan memberikan respon terhadap setimulus disebabkan karena
bekerjanya sekema itu. Skema itu berkembang akibat interaksi
antara individu dengan lingkungannya. (Ghufron : Skripsi S1
PMPD 2004 / 2005)
Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis
mengambil hakikat belajar yakni adanya perubahan tingkah laku
berkat pengalaman dan interaksi sehingga dapat menemukan
ataupun bahkan memecahkan suatu masalah dan akhirnya dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.
Adapun beberapa hal perubahan perubahan – perubahan
yang terjadi akibat dampak belajar :
1)

Hasil belajar adalah hasil pencapaian tujuan

2)

Hasil belajar merupakan suatu proses

3)

Hasil belajar merupakan produk proses latihan

4)

Hasil belajar merupakan prilaku efektif dalam kurun waktu
tertentu
Dalam kegiatan belajar mengajar tujuan utama adalah

adanya perubahan tingkah laku dan transfer motivasi tinggi, akan
sangat tertarik dengan berbagai tugas tanpa mengenal lelah dan
putus asa. Ciri yang lain dari orang yang sudah mendapatkan

9

pelajaran adalah tingkat kematangan. Kreatifitas dan dinamisasi
pemikiran serta prilaku ke dalam suatu situasi yang bermakna.
Secara umum belajar adalah proses interaksi antara
individu dan lingkungan yang mungkin berujud fakta, konsep
bahkan teori. Dari pemaparan di atas jelas bahwa proses perubahan
perubahan tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah
melalui praktik latihan dan berlangsung secara terus menerus yang
dimuarakan pada suatu tujuan.
2.

Hakikat mengajar
Hakikat mengajar adalah merupakan sebuah proses
pembelajaran dimana guru berfungsi sebagai transformator dan
siswa sebagai mediator dengan menggunakan media dan alat
peraga tertentu untuk membantu memperjelas pemahaman suatu
konsep. Selain itu mengajar juga dapat diartikan mengatur dan
mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar.

3.

Hakikat belajar matematika
Matematika
mengandung

arti

sebagai
bahwa

sistem yang

matematika

deduktif

harus

formal

dikembangkan

berdasarkan pola pikir atau penalaran edukatif dan setiap prinsip,
teori, sifat, dalil dalam matematika harus dibuktikan kebenaranya
secara formal berdasarkan konsistensi kebenarannya.

10

prinsip dalam matematika perlu dibuktikan dengan pola pikir
deduktif hal ini dimaksudkan agar matematika yang dibangun
terhindar dari kontradiksi.
4.

Tujuan pembelajaran matematika.
Secara umum tujuan pembelajaran matematika meliputi :
a. Mempersiapkan siswa dalam menghadapi masalah sehingga
mampu menyelesaikan secara logis, rasional, kritis, cemat dan
jujur.
b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan
pola pikir matematika dalam kehidupan sehari – hari serta dalam
mempelajari bebagai ilmu pengetahuan.
Secara khusus tujuan pembelajaran matematika meliputi :
a. Siswa memiliki ketrampilan matematika untuk dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Siswa memiliki pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, logis, objektif,
terbuka, kreatif serta inovatif.
c. Hakikat pengajaran dengan diskusi kelompok
Hakikat pengajaran kelompok adalah sebagai berikut :
1). Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab
antara guru dengan siswa, siswa dangan siswa.
2). Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemampuan,
dan minatnya sendiri.

11

3). Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan
kebutuhanya.
4). Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang
akan ditempuh, materi, dan alat peraga yang akan
digunakan bahkan tujuan yang akan dicapai.
(Amin, S, 2004 : 22 )
Wheatley (1991) mengatakan menyusun kurikulum yang
berpusat pada “belajar persoalan”. Siswa bekerja bersama dalam
kelompok, mengartikan persoalan yang diberikan, dan mencoba
memecahkan persoalan yang rumit.
Keberhasilan

dalam

mempelajari

sesuatu

banyak

dipengaruhi oleh bagaimana cara siswa mempelajari dan apa
karakteristik materi atau bidang yang dipelajari. Matematika
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sebagian
konsepnya bersifat abstrak meskipun beberapa konsep dalam
isinya terdiri dari hal-hal yang konkrit serta sebagian materinya
memerlukan pemahaman secara bermakna yang dapat diukur
dengan seperangkat tes secara tertulis. Untuk itu dalam penelitian
ini selanjutnya untuk mengukur hasil belajar matematika
digunakan alat ukur berupa tes.
5.

Matematika SD
Bagian inti matematika SD mencakup aritmatika,
penghantar aljabar, geometri, pengukuran dan kajian data

12

Karena sifatnya masih anak-anak, sebaiknya matematika
di SD disampaikan dalam bentuk permainan atau nyanyian yang
sebelumnya telah dikenal siswa, hal ini bertujuan agar anak merasa
senang belajar matematika. Melalui permainan dan nyanyian siswa
belajar dengan penuh kegembiraan dan penuh semangat, baru
kemudian menumbuhkan kemampuan logika secara sederhana. Hal
ini berarti bahwa dalam menyampaikan materi matematika SD
tidak cukup bagaimana menyampaikan materi kepada siswa dan
bagaimana agar siswa dapat menyelesaiakan soal, namun justru
terletak pada bagaimana anak memiliki logika secara sederhana
untuk menemukan sendiri cara penyelesainya dan sikap yang baik
ketika belajar matematika.
6.

Hasil Belajar Matematika
Nana Sudjana (1989 : 49 - 52 ) mengatakan bahwa tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dapat dikatagorikan menjadi tiga
bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang
afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), psikomotor
(kemampuan / ketrampilan bertindak / berprilaku). Ketiganya tidak
berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus
nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu
ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa,
dari proses pengajaran. Hasil belajar tesebut nampak dalam

13

perubahan tingkah laku.

Kawasan kognitif dibagi atas enam

macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun
secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah kemampuan mengingat
kembali hal-hal yang telah dipelajari,

(2 ) pemahaman adalah

kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal, (3) penerapan
adalah kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari
untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata,

(4 ) analisis

adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian
sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah
kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadi keseluruhan
yang berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga
sesuatu hal yang berdasarkan kriteria interen atau kelompok atau
kriteria eksteren ataupun yang ditetapkan lebih dahulu.
Berdasarkan pandangan diatas maka yang dimaksud
dengan hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil
dari seseorang siswa dalam mengikuti proses pengajaran
matematika pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar yang diukur
dari kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu
permasalahan matematika.
Hasil belajar di atas sangat dipengaruhi oleh penggunaan
media pembelajaran contohnya kelereng, disamping itu minat
belajar juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika.

14

Hasil belajar dapat diukur dari dimensi kemampuan belajar siswa
secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan siswa
tersebut dapat dimaksimalkan dengan menggunakan media.
7.

Pengertian Media
Oemar Hamalik (1986 : 23 ) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajarandi sekolah.
Dalam menggunakan media pembelajaran dianjurkan
untuk merencanakan secara sistematis agar pembelajaran berjalan
efektif dan penggunaan media pembelajaranpun menjadi lebih
efektif pula. Pembelajaran efektif dengan menggunakan media
perlu direncanakan dengan baik maka strategi pendayagunaanya
harus memperhatikan kesesuaian media / alat peraga dengan : (1)
tujuan pembelajaran, (2) materi, (3) strategi pembelajaran
(metode, pendekatan), (4) kondisi : ruang kelas, waktu, banyak
siswa, (5) kebutuhan siswa.
a.

Kegunaan Media Pembelajaran
Kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar antara lain : a) memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau
lisan belaka), b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya

15

indera, seperti misalnya (1) obyek yang terlalu besar bisa
digantikan dengan realita , gambar film atau model, (2) obyek yang
terlalu kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai atau
gambar, (3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat
dibantu dengan timelapse atau high speed photograpy,

(4)

peristiwa masa lampau dapat ditampilkan lewat rekaman film,
vidio, film bingkai maupun foto, (5) konsep yang terlalu luas (
misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat
divisualkan dalam bentuk film, gambar dan lain-lain, (6) obyek
yang terlalu kompleks (misalnya mesin–mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram dan lain-lain. c) Dengan menggunakan
model pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk (1) menumbuhkan kegairahan belajar, (2) memungkinkan
langsung berinteraksinya anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan-kenyataan, (3) memungkinkan anak didik belajar
sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. d) Dengan
media

dapat

mengatasi

keunikan

siswa,

lingkungan

dan

pengalaman yang berbeda sedang kurikulum dan materi pendidikan
sama, karena media pendidikan memiliki kemampuan-kemampuan
(1) memberikan perangsang yang sama, (2) mempersamakan
pengalaman, (3) menimbulkan presepsi yang sama.

16

b.

Persyaratan Media
Bila kita ingin memanfaatkan bahkan menggunakan

media pembelajaran, hendaknya selalu ingat persyaratan umum
suatu alat peraga. Secara umum persyaratan alat peraga itu adalah :
(1) tahan lama, (2) bentuk dan warna menarik, (3) dapat
menyajikan dan memperjelas konsep, (4) ukuran sesuai kondisi
fisik anak / siswa, (5) fisibel, (6) tidak membahayakan siswa, (7)
mudah disimpan saat tidak digunakan.(Sugiarto, Isti Hidayah 6)
8.

Pokok bahasan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian
a) Materi perkalian sebagai penjumlahan berulang
Contoh: 4 x 3 = …+…+…+…=….
Penggunaan alat peraga kelereng
4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 =…
=
Jadi 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12
b) Materi pembagian sebagai pengurangan berulang
Contoh: 8 : 2 = 8 -…-…-…- …= 0
8 : 2 = 8 –2 – 2 – 2 – 2 = 0

8

- - - - = habis
-1 -2 -3-4 =0

Jadi 8 : 2 = 4

.

17

B.

Kerangka Berpikir
Penggunaan alat peraga kelereng dan metode diskusi kelompok
dalam pembelajaran diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Ketepatan pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran
matematika akan berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran
matematika serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu
penggunaan media pembelajaran akan membantu siswa dalam mencapai
tujuan yang telah direncanakan dan membantu guru untuk menyampaikan
materi pelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kelereng
dan metode diskusi kelompok diduga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

C.

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Dengan menggunakan alat
peraga kelereng dan diskusi kelompok pada pengerjaan hitung perkalian
dan pembagian maka hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Koripan 01
kecamatan Susukan kabupaten Semarang tahun pelajaran 2005/2006 akan
meningkat.

18

18

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SD
Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun ajaran
2005 / 2006. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 27
siswa, terdiri dari laki-laki 14 siswa dan perempuan 13 siswa.
B. Rencana Penelitian
Penelitian tndakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus
direncanakan 3 pertemuan. Tiap-tiap siklus direncanakan berkesinambungan
artinya proses dan hasil siklus I akan ditindaklanjuti dalam siklus yang ke 2.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi : (1) Perencanaan
(planning). (2) Tindakan (acting ). (3) Observasi (observing).(4) Refleksi
(reflecting).
1. Siklus I
a. Perencanan ( planning )
1. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario dan pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga kelereng dan metode diskusi
kelompok.
2 Menyiapkan alat bantu mengajar dan mengumpulkan data.
3. Menyiapkan alat peraga kelereng beserta perencanaan kerja kelompok.
4. Menyusun latihan evaluasi.

19

2. Tindakan (acting )
Siklus I dilaksanakan dengan 3 pertemuan:
a. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 28 Nopember 2005 dengan
materi perkalian sebagai penjumlahan berulang.
b. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Nopember 2005 dengan
materi :
1)

Mengalikan dua bilangan satu angka.

2)

Menemukan sifat perkalian dengan bilangan 1 dan 0.

c. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Desembar 2005 dengan
materi mengerjakan soal tes siklus I
Tindakan yang dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran selama 2
jam pelajaran ( 2 x 30 menit ) adalah sebagai berikut :
a. Guru melakukan apersepsi dengan metode tanya jawab tentang
penjumlahan dengan dengan tujuan :
1 Mengingat kembali konsep penjumlahan.
2 Agar siswa memahami materi dengan cepat.
3 Pencapaian materi tepat waktu yang direncanakan.
4 Memusatkan perhatian pada situasi belajar.
b.

Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang akan
diajarkan.

c.

Proses tranformasi materi :
Guru memperagakan perkalian dengan hasil sampai 50 dengan alat
peraga kelereng. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam

20

menyelesaikan soal perkalian dengan metode diskusi kelompok.
Setelah selesai diskusi guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari hasil diskusi masing-masing kelompok.
d.

Setelah selesai menyelesaikan soal siswa diminta guru menuliskan
hasil kerjaanya pada papan tulis. Dengan bimbingan guru siswa
diharapkan dapat menarik kesimpulan dari materi yang sedang
dipelajari.

e.

Guru memberikan tes formatif.

3. Observasi
a. Teknik pengumpulan data
1). Peneliti mengamati jalanya proses pembelajaran dan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan lembar kerja siswa.
2). Observer

mengamati

dan

memberikan

penilaian

proses

pembelajaran dari awal hingga akhir.
b. Alat pengumpul data
1). Tes formatif : pelaksanaan tes ini digunakan untuk memperoleh
data kuantitatif berupa tes siswa setiap akhir pembelajaran.
2). Tes

siklus I dilaksanakan setelah selesai siklus I untuk

memperoleh data kuantitatif di akhir siklus I.
3). Instrumen monitoring observasi guru di kelas.
4. Refleksi
Hasil refleksi merupakan landasan untuk menentukan tindakan pada siklus
II meliputi :

21

a. Mengetahui kemampuan hasil belajar siswa.
b. Mengetahui kreativitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan
dengan metode diskusi kelompok.
2. Siklus II
a. Perencanan ( planning )
1. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario dan pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga kelereng dan metode diskusi
kelompok.
2. Menyiapkan alat bantu mengajar dan mengumpulkan data.
3. Menyiapkan alat peraga kelereng beserta perencanaan kerja kelompok.
4. Menyusun latihan evaluasi.
b. Tindakan (acting )
Siklus II dilaksanakan dengan 3 pertemuan :
1. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 5 Desember 2005 dengan
materi pembagian sebagai pengurangan berulang.
2. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Desember 2005 dengan
materi membagi bilangan dengan bilangan lain tanpa sisa.
3. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Desembar 2005 dengan
materi mengerjakan soal tes siklus II
Tindakan yang dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran selama 2
jam pelajaran ( 2 x 30 menit ) adalah sebagai berikut :
a.

Guru melakukan apersepsi dengan metode tanya jawab tentang
penjumlahan dengan dengan tujuan :

22

1 Mengingat kembali konsep pengurangan.
2 Agar siswa memahami materi dengan cepat.
3 Pencapaian materi tepat waktu yang direncanakan.
4 Memusatkan perhatian pada situasi belajar.
b.

Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang akan
diajarkan.

c.

Proses tranformasi materi :
Guru memperagakan pembagian sampai dengan 50 dengan alat
peraga kelereng. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam
menyelesaikan soal pembagian dengan metode diskusi kelompok.
Setelah selesai diskusi guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari hasil diskusi masing-masing kelompok.

d.

Setelah selesai menyelesaikan soal siswa diminta guru menuliskan
hasil kerjaanya pada papan tulis. Dengan bimbingan guru siswa
diharapkan dapat menarik kesimpulan dari materi yang sedang
dipelajari.

e.

Guru memberikan tes formatif.

3. Observasi
a. Teknik pengumpulan data
1

Peneliti mengamati jalanya proses pembelajaran dan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan lembar kerja siswa.

2

Observer

mengamati

dan

memberikan

pembelajaran dari awal hingga akhir.

penilaian

proses

23

b. Alat pengumpul data
1

Tes formatif : pelaksanaan tes ini digunakan untuk memperoleh
data kuantitatif berupa tes siswa setiap akhir pembelajaran.

2

Tes

siklus II dilaksanakan setelah selesai siklus II untuk

memperoleh data kuantitatif di akhir siklus II.
3

Instrumen monitoring observasi guru di kelas.

4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data pembahasanya. Kegiatan ini untuk
melihat sejauh mana efektifitas kegiatan belajar dengan menggunakan alat
peraga kelareng dan diskusi kelompok pada pengerjaan hitung perkalian
dan pembagian serta untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru.
C. Data dan Cara Pengumpulan
Untuk memperoleh informasi yang valid dan reliabel dari
pelaksanaan penelitian tndakan ini, maka perlu kelengkapan data, kualitas alat
pengumpul data dan ketepatan alat analisanya.
1. Jenis data
a. Data hasil belajar siswa.
b. Data siswa dan guru selaku peneliti.
2. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai
berikut :
a. Melalui hasil tes

24

b. Hasil pengamatan dari observer.
c. Hasil pengamatan dari peneliti.
D. Indikator Keberhasilan
Mengingat dari hasil tes pada umumnya pada kelas ini hasilnya di
bawah rata-rata 60 maka tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini dapat dilihat dari :
1. Nilai rata-rata kelas minimal 7,5
2. Persentasi siswa yang memperoleh skor ≥ 7,5 minimal 80 % dari 27 siswa
yang ada.

25

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Siklus I merupakan proses pembelajaran operasi hitung perkalian
bilangan cacah dengan hasil sampai dengan 50, dengan materi: perkalian
sebagai penjumlahan berulang, mengalikan dua bilangan satu angka dan
menemukan sifat perkalian dengan bilangan 1 dan 0. Siklus I ini
dilaksanakan pada tanggal 28 Nopember 2005, 30 Nopember 2005 pada
tiap pertemuan selama 60 menit dan pembagian waktu untuk pendahuluan,
kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan penutup berupa tes individu dan
tugas rumah.
a. Pertemuan I
Dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan I diperoleh data sebagai
berikut :
1). Hasil observasi terhadap siswa
Siswa sudah cukup siap untuk mengikuti pelajaran dengan alat
peraga kelereng dan diskusi kelompok. Siswa kelihatan tertarik dan
senang menggunakan alat peraga kelereng meskipun pada awalnya
kebingungan dalam penggunanya. Hal ini membuat susana kelas
gaduh. Keberanian bertanya siswa kepada guru masih kurang.
2). Hasil obsevasi pelaksanaan KBM oleh guru

26

Kemampuan guru dalam apersepsi cukup baik. Guru sudah cukup
baik dalam menguasai materi pelajaran. Hal yang perlu
diperhatikan adalah kemampuan guru untuk memotivasi siswa.
b. Pertemuan II
Dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan II diperoleh data sebagai
berikut :
1). Hasil observasi terhadap siswa
Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga kelereng
untuk menyelesaikan soal. Suasana diskusinya sudah lebih baik,
mereka saling bekerja sama bantu membantu dalam pengerjaan
soal dengan alat peraga kelereng. Siswa yang kurang, dibantu
teman dalam lingkup kelompok masing-masing dan mendapat
bimbingan dari guru.
2). Hasil obsevasi pelaksanaan KBM oleh guru
Kemampuan guru dalam menekankan materi dan memotivasi
siswa dalam setiap kelompok sudah cukup baik, sehingga susana
diskusi kelompok menjadi aktif. Secara umum kemampuan dalam
menyajikan materi, pengelolaan kelas dan pelaksanaan evaluasi
sudah baik.
c. Hasil tes akhir siklus I
Hasil tes akhir siklus I disajikan dalam tabel berikut:

27

Tabel 1
Hasil Tes Siswa

72,7

Nilai rata-rata

77,7%

Ketuntasan

d. Proses refleksi
Pada

kegiatan

siklus

I

diperoleh

hasil

penggabungan

pengamatan dari pertemuan I dan II yang telah dilakukan peneliti (guru)
dan pengamat untuk perbaikan siklus berikutnya. Secara garis besar
pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik tetapi nilai rata-rata < 7,5
dan persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 adalah kurang dari
80% serta perlu peningkatan keberanian siswa untuk bertanya dan
berdiskusi dengan menggunakan alat peraga kelereng.
2. Siklus II
Siklus
pembagian

II

merupakan

bilangan

cacah,

proses
dengan

pembelajaran
materi

operasi

pembagian

hitung
sebagai

pengurangan berulang dan membagi bilangan dengan bilangan lain tanpa
sisa. Siklus II ini dilakukan pada tanggal 5 Desember 2005, 6 Desember
2005 pada tiap pertemuan selama 60 menit dan pembagian waktu untuk
pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan penutup berupa tes
individu dan tugas rumah.

28

a. Pertemuan I
Dari hasil penelitian pada siklus II pertemuan I diperoleh data sebagai
berikut :
1). Hasil observasi terhadap siswa
Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga kelereng
untuk menyelesaikan soal. Suasana diskusinya sudah baik, mereka
saling bekerja sama bantu membantu dalam pengerjaan soal
dengan alat peraga kelereng. Siswa yang kurang paham dengan
bantuan teman, diajari oleh guru dalam lingkup kelompok masingmasing.
2). Hasil obsevasi pelaksanaan KBM oleh guru
Kemampuan guru dalam menekankan materi dan memotivasi
siswa dalam setiap kelompok sudah cukup baik, sehingga susana
kelompok menjadi aktif. Secara umum kemampuan dalam
menyajikan materi, pengelolaan kelas dan pelaksanaan evaluasi
sudah baik.
b. Pertemuan II
1). Hasil observasi terhadap siswa
Jika siswa kurang jelas, siswa sudah berani bertanya dan meminta
bimbingan guru atau teman sekelompoknya. Siswa bersemangat
menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal-soal dipapan
tulis.
2). Hasil obsevasi pelaksanaan KBM oleh guru

29

Kemampuan guru dalam merencanakan dan menyajikan bahan
pelajaran sudah baik. Guru menunjukan rasa puas dan dapat
memahami kemudahan dan kesulitan siswa dalam menerima materi
pelajaran. Guru perlu memberi pelajaran tambahan kepada siswa
yang yang mendapat nilai < 75 dan memberi pengayaan kepada
siswa yang mendapat nilai ≥ 75.
c. Hasil tes akhir siklus II
Hasil tes akhir siklus II disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Tes Siswa

Nilai rata-rata

Ketuntasan

80

88,8%

d. Proses refleksi
Kegiatan siklus II ini cukup menunjukan bahwa pemahaman
siswa telah meningkat dan nilai rata-rata ulangan diatas tolak ukur
keberhasilan yaitu mencapai rata-rata 80 dan persentase yang
memperoleh nilai ≥ 75 adalah 88,8%. Dengan demikian hipoteses
tindakan dapat tercapai.

30

B. Pembahasan
Pembahasan yang akan diuraikan disini berdaskan hasil pengamatan
penelitian terhadap siswa kelas II SDN Koripan 01 Kesamatan Susukan,
Kabupaten Semarang dan hasil refleksinya pada setiap siklusnya. Pada siklus I
sup pokok bahasan opersi hitung perkalian bilangan cacah dengan materi
perkalian 1) perkalian sebagai penjumlahan berulang, 2) mengalikan dua
bilangan satu angka, 3) menemukan sifat perkalian dengan bilangan 1 dan 0.
Proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Beberapa siswa masih kesulitan
dalam menyelesaikan soal dengan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok.
Hal ini diasumsikan oleh peneliti karena siswa kurang memperhatikan ketika
guru menjelaskan materi pelajaran. Beberapa siswa sudah cukup baik dalam
menggunakan alat peraga dan diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal,
dimana 3 x

4 bukan 3 + 3 + 3 + 3 melainkan 4 + 4 + 4 dengan

mengelompokan 4 kelereng sebanyak 3 kelompok diperoleh 12 kelereng.
Pada siklus I pertemuan pertama siswa cukup siap untuk mengikuti
pelajaran dengan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok. Siswa kelihatan
tertarik dan senang menggunakan alat peraga kelereng meskipun pada
awalnya bingung dalam penggunanya. Hal itu membuat susana kelas gaduh.
Keberanian bertanya siswa kepada guru masih kurang.
Pada pertemuan kedua siklus I siswa sudah cukup baik dalam
menggunakan alat peraga kelereng untuk menyelesaikan soal. Suasana
diskusinya sudah lebih baik, mereka saling bekerja sama bantu membantu
dalam pengerjaan soal dengan alat peraga kelereng. Siswa yang kurang paham

31

dengan bantuan teman diajari oleh guru dalam lingkup kelompok masingmasing.
Pada siklus II siswa sudah baik dalam menggunakan alat peraga
kelereng untuk menyelesaikan soal. Suasana diskusinya sudah baik, mereka
saling bekerja sama bantu membantu dalam pengerjaan soal dengan alat
peraga kelereng. Jika siswa kurang jelas, siswa sudah berani bertanya dan
meminta bimbingan guru atau teman sekelompoknya. Siswa bersemangat
menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal-soal dipapan tulis.
Dalam penelitian tindakan kelas ini guru menempatkan diri sebagai
sosok yang dapat membantu siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minatnya. Hal ini ditunjukan dengan sikap guru sebagai pemimpin belajar,
fasilitator belajar,moderator belajar sekaligus sebagai evaluator belajar. Guru
bertugas menentukan tujuan belajar, sumber belajar serta mengarahkan
bagaimana cara siswa melaksanakan kegiatan belajar, memotivasi siswa,
mengawasi memberikan bantuan, bimbingan, petunjuk, menilai proses belajar
dan hasil belajar yang dicapai siswa.
Sedangkan untuk siswa sendiri dalam pelaksanaan tindakan kelas ini
siswa tidak hanya terlibat dalam fisik semata, namun terlibat secara mental
emosional intelektual dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan serta
pembentukan sikap dan nilai dalam pembentukan ketrampilan. Hal ini
ditunjukan dengan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dengan alat
peraga

kelereng.

Dalam

proses

pembelajaran

bersemangat, lebih bergairah dan tidak bosan.

siswa

menjadi

lebih

32

Berdasarkan temuan hasil refleksi ternyata dengan menggunakan
metode diskusi dan alat peraga kelereng, pembelajaran operasi hitung
perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai dengan 50 di kelas II SDN
Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

33

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil keseluruhan kegiatan PTK di kelas II SDN Koripan
01Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dapat disimpulkan bahwa dengan
alat peraga kelereng dan diskusi kelompok, dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan
cacah sampai dengan 50. Hal ini terbukti pada siklus I rata-rata nilai tes 72,7.
Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 21 atau77,7% dan pada siklus II
rata-rata nilai tes 80. Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 24 atau 88,8%.
B. Saran
Setelah dilaksanakan PTK di kelas II SDN Koripan 01Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Pada Tahun Pelajaran 2005/2006 bahwa salah
satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep operasi hitung
perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai dengan 50 dapat digunakan
pembelajaran menggunakan alat peraga kelereng dan metode diskusi
kelompok.

34

DAFTAR PUSTAKA
Amin Suyitno, 2004, Dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika I,
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
Ghufron, 2005, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Menyelesaikan Pengerjaan Hitung Pecahan Dengan Menggunakan
Kartu Pecahan dan Diskusi Kelompok Bagi Siswa kelas III MI Ma’arif
Blotongan Salatiga Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang:
Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
M.Ngalim Purwanto, 1997, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nana Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru.
Oemar Hamalik, 1986, Media Pendidikan, Bandung: Alumni.
Paul Suparno, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Jogjakarta:
Kanisus.
Sugiarto dan Isti Hidayah, 2004, Workshop Pendidikan Matematika, Semarang:
Jurusan Matematika FMIPA UNNES
W. J. S. Poerwardarminto, 1999, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar subyek penelitian ……………………………………

36

Lampiran 2 Data Hasil Tes Siklus I ……………………………………..

37

Lampiran 3 Data Hasil Tes Siklus II…………………………………….

38

Lampiran 4 Rencana Pembelajaran siklus I …………………………….

39

Lampiran 5 Rencana Pembelajaran siklus I……………………………..

43

Lampiran 6 Rencana Pembelajaran siklus II…………………………….

46

Lampiran 7 Rencana Pembelajaran siklus II ……………………………

49

Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Siklus I ….……………………………………

52

Lampiran 9 Soal-soal Tes Siklus I…….…………………………………

53

Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Siklus II …………..………………………….

55

Lampiran 11 Soal-soal Tes Siklus II…….………………………………..

56

Lampiran 12 Lembar Jawaban Tes Siklus I………..……………………..

58

Lampiran 13 Lembar Jawaban Tes Siklus II………..…………………….

59

Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Siklus I………..……………………….

60

Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes Siklus II………..………………………

61

Lampiran 16 Pedoman Observasi Guru siklus I pertemua 1……………… 62
Lampiran 17 Pedoman Observasi Guru siklus I pertemuan 2……………

67

Lampiran 18 Pedoman Observasi Guru siklus II pertemuan 1…………..

72

Lampiran 19 Pedoman Observasi Guru siklus II pertemuan 2 ………….

77

Lampiran 20 Lembar pengamatan siswa siklus I pertemuan 1…………..

82

Lampiran 21 Lembar pengamatan siswa siklus I pertemuan 2…………..

83

Lampiran 22 Lembar pengamatan siswa siklus II pertemuan 1…………

84

Lampiran 23 Lembar pengamatan siswa siklus II pertemuan 2…………

85

Lampiran 24 Gambar 1………………………………………………….

86

Lampiran 25 Gambar 2…………………………………………………..

87

Lampiran 26 Gambar 3………………………………………………….

88

Lampiran 27 Gambar 4

89

RENCANA PEMBELAJARAN
PENGERJAAN HITUNG BILANGAN

Nama Sekolah

: SD Koripan 01

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas

: II

Semester

:I

Tema

: Hidup Hemat

Perkalian Bilangan
A.

Standar Kompetensi
Menggunakan operasi hitung b

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

5 PENGGUNAAN MEDIA TIMBANGAN BILANGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS II SD

4 50 108

PEMANFAATAN ALAT PERAGA LOGAM DAN PLASTIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA Pemanfaatan Alat Peraga Logam Dan Plastik Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Konduktor Dan Isolator Bagi Siswa Kelas V SD Muhammadiy

0 0 13

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH MELALUI ALAT PERAGA.

0 0 61

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH MELALUI ALAT PERAGA : Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa Kelas II SDN Wanaherang 03 Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

0 1 32

Bab 1 Pengerjaan Hitung Bilangan (Bilangan Cacah, Penjumlahan dan Pengurangan)

1 1 14

Bab 7 Pengerjaan Hitung Bilangan (Perkalian dan Pembagian)

0 12 24

PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DI SD

0 6 96

PEMANFAATAN ALAT PERAGA DEKAK-DEKAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI BILANGAN CACAH PADA SISWA KELAS II SD 3 WATES UNDAAN KUDUS SKRIPSI

0 0 23

PENINGKATAN KETERAMPILAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGANYAR

0 6 175