Dasar Pengembangan Perangkat Akreditasi

C. Dasar Pengembangan Perangkat Akreditasi

  Perangkat akreditasi sekolahmadrasah dikembangkan berdasarkan standar yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor

  19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 86 ayat 3) menyatakan bahwa akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara objektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada standar 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 86 ayat 3) menyatakan bahwa akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara objektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada standar

  Dengan menggunakan standar nasional pendidikan sebagai acuan, setiap sekolahmadrasah diharapkan dapat mengembangkan pendidikannya secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Standar nasional pendidikan harus dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolahmadrasah. Oleh karena itu, komponen instrumen akreditasi disusun berdasarkan pada delapan komponen standar nasional pendidikan. Delapan komponen akreditasi sekolahmadrasah tersebut adalah:

  1. Standar Isi.

  Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

  2. Standar Proses.

  Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

  3. Standar Kompetensi Lulusan.

  Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

  4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

  Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan (kualifikasi akademik dan kepemilikan sertifikaf profesi) dan kelayakan fisik maupun mental, pendidikan dalam jabatan bagi guru dan tenaga kependidikan, serta jumlah danatau rasio guru dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, laboran, pustakawan, teknisipetugas bengkel, dan petugas tata usaha).

  5. Standar Sarana dan Prasarana.

  Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

  6. Standar Pengelolaan.

  Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

  7. Standar Pembiayaan.

  Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

  8. Standar Penilaian Pendidikan.

  Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

  Penyusunan instrumen akreditasi sekolahmadrasah dilakukan melalui beberapa langkah yang meliputi:

  1. memantapkan konsep;

  2. mengembangkan kisi-kisi;

  3. menulis butir-butir instrumen;

  4. melakukan uji coba instrumen;

  5. Pembahasan dengan pakar kurikulum, psikometri, evaluasi, dan PLB;

  6. sinkronisasi dengan direktorat terkait; dan

  7. penerbitan Permendikbud tentang Perangkat Akreditasi.

  Penyusunan perangkat akreditasi sekolahmadrasah tahun 2017 yang telah dilakukan oleh BAN-SM mengacu pada Permendiknas, Permendikbud, dan peraturan terkait lainnya.

  1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13

  Tahun 2007 Tentang Standar Kepala SekolahMadrasah;

  2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor16

  Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

  3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19

  Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

  4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

  Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah (SDMI), Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah (SMPMTs), dan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah (SMAMA)

  5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 1

  Tahun 2008 Tentang Standar Proses Pendidikan Khusus, Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa, dan Tuna Laras;

  6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19

  Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

  7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 1

  Tahun 2008 Tentang Standar Proses Pendidikan Khusus, Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa, dan Tuna Laras;

  8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

  Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi SekolahMadrasah;

  9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25

  Tahun 2008 Tentang Standar Perpustakaan SekolahMadrasah;

  10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26

  Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium SekolahMadrasah;

  11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33

  Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah

  Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB);

  12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40

  Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan;

  13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang

  Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah (SDMI), Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah (SMPMTs), Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah (SMAMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB);

  14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Satuan Pendidikan Kerja Sama;

  15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah;

  16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah;

  17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah;

  18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan;

  19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

  20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

  21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib;

  22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

  23. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

  Anak Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak;

  24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 23 tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti;

  25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

  26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

  27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

  28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

  29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

  30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

  Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah;

  31. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh

  Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.

  32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor

  23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Dalam Permendikbud itu disebutkan, guru melaksanakan beban kerja selama pelaksanaan ketentuan hari sekolah yang dilaksanakan 40 jam selama lima hari 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Dalam Permendikbud itu disebutkan, guru melaksanakan beban kerja selama pelaksanaan ketentuan hari sekolah yang dilaksanakan 40 jam selama lima hari

  33. Permendikbud No. 12 Tahun 2017 tentang Tugas Tambahan Guru yang

  diakui melaksanakan beban kerja paling sedikit 18 (delapan belas) jam tatap muka.

  Setiap komponen standar meliputi beberapa aspek dan setiap aspek meliputi beberapa indikator. Idealnya setiap indikator dijabarkan menjadi satu butir pernyataan, namun kalau cara ini dilakukan, jumlah butir instrumen akan sangat banyak. Oleh karena itu, acuan butir instrumen adalah aspek dari komponen standar, artinya setiap aspek dijabarkan menjadi satu butir pernyataan, sehingga diperoleh jumlah butir untuk setiap instrumen akreditasi tidak terlalu banyak. Indikator digunakan sebagai persyaratan pemenuhan standar dan bahan penjelasan dalam petunjuk teknis pengisian instrumen akreditasi.

  Selanjutnya kriteria butir pernyataan instrumen akreditasi adalah sebagai berikut.

  1. Terukur.

  2. Jelas (tidak menimbulkan penafsiran ganda).

  3. Sesuai aspek masing-masing standar.

  4. Masing-masing pernyataan hanya mengukur satu aspek.

  5. Masing-masing butir instrumen tidak saling bertentangan dan meniadakan butir yang lain.