Frame Central organizing idea for making sense of relevant events, suggesting what is at issues

Daya Kelautan dan Perikanan), serta M.Yassin Kosa- Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

sih (Direktur Perairan Kepolisian Daerah Kepulauan Analisis kausal/sebab akibat (roots) yang terdapat Riau). Semua narasumber menyatakan hal serupa bah- dalam kalimat tersebut yaitu Petugas KKP ditang- wa petugas KKP telah menjalankan tugasnya dengan kap oleh Polisi Malaysia saat menjalankan tugasnya baik di wilayah perairan Indonesia (P3, P9, P10).

menangkap tujuh nelayan yang kedapatan mencuri ikan Djoko Suyanto (Menteri Kordinator Politik) men- di perairan Indonesia. Polisi Malaysia menarik paksa gatakan bahwa Presiden menginginkan masalah ini dis- dan membawa tiga petugas KKP ke Johor. elesaikan secara baik-baik dan mengedepankan upaya

Klaim moral (Appeals to principle) yang terdapat diplomasi (P12).

dalam teks yaitu, presiden menginginkan agar kasus Tindakan penangkapan petugas KKP oleh Polisi ini diselesaikan secara baik-baik, dan mengedepankan Malaysia tersebut mendapat perhatian masyarakat luas. upaya diplomasi. Hal tersebut didukung oleh pernyata- Termasuk dari kalangan anggota DPR. Sudin, (anggota an Fadel Muhammad yang mengatakan “Pemerintah

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

akan mengirimkan teguran atau nota diplomatik pada bahwa petugas KKP tidak sebanding dengan tujuh ne- Malaysia.”

layan pencuri Malaysia.

Dalam berita tersebut, Dato Syed, Dubes Malay- Analisis Framing Berita Kompas, 18 Agustus 2010 : sia, mengunkapkan suatu penggambaran (depictions) “Petugas RI dilepas” sub judul : ” Nelayan Malay- bahwa persoalan kecil ini tidak boleh menganggu

sia Pencuri dipulangkan ke negaranya”

persahabatan kedua negara . Selanjutnya Dato Syed mengatakan persoalan tersebut biasa terjadi “seperti

Elemen Inti Berita (Idea Element)

misalnya, jika nelayan Indoinesia melanggar wilayah, Dalam framenya Kompas menunjukkan klarifikasi kita selesaikan dengan cara seperti ini juga” (P5). Per- dari Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, yang nyataan Dato Syed tersebut seakan2 memberikan suatu mengemukakan bahwa proses pengembalian petugas perbandingan (exemplars) bahwa hal tersebut biasa ter- dan pelepasan nelayan bukan barter. Namun ia men- jadi dalam hubungan kedua negara yang bertetangga. gakui instruksi presiden yang meminta hal tersebut dis-

Pada pemilihan visual images, Kompas meng- elesaikan dengan bersahabat (P1,P2)

gunakan variatif pada teks judul berita. Yaitu dengan

Hal ini sesuai dengan pemikiran Duta Besar Malay- penggunaan sub judul. Pada judul “Petugas RI Dilepas: sia, Dato Syed Manishe Afdzarudin Syed Hasan yang Nelayan Malaysia Pencuri dipulangkan ke negaranya”. menganggap hal ini merupakan isu kecil yang bisa dis- Kompas ingin menunjukan bahwa kedua peristiwa elesaikan dengan persahabatan. Ia juga menganalogi- tersebut (judul dan sub judul) menjadi suatu hal yang kan hal ini juga akan terjadi bila nelayan Indonesia me- kontradiktif, mengingat di satu sisi Petugas Indonesia langgar batas wilayah Malaysia (P4,P5).

dilepaskan bersamaan dengan tujuh nelayan pencuri. Kompas juga menceritakan proses pemulangan Secara tidak langsung, judul tersebut seakan ingin petugas Indonesia. Pada teks berita, Kompas menun- mempermainkan perasaan pembaca dengan menunjuk- jukkan bahwa petugas Indonesia diperlakukan seperti kan judul dan sub judul yang bertentangan. tahanan yang diborgol. Kendati Bambang (Kepala Sta-

siun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Peri- Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

kanan Pontianak) mengajukan protes, Polisi Malaysia Alasan utama polisi (roots) Malaysia membebaskan berkilah ini telah sesuai dengan prosedur (P10)

petugas KKP, tidak lain adalah karena mereka (Polisi Dalam akhir teks, diceritakan pula bahwa latar be- Malaysia) tidak memiliki cukup bukti untuk menahan lakang petugas dibebaskan karena polisi Malaysia tidak petugas KKP. Hal ini dapat dimaklumi mengingat pada memiliki cukup bukti. Hal ini dikarenakan Indonesia kenyataannya, pemerintah kedua negara juga belum dan Malaysia belum memiliki kesepakatan batas neg- memiliki kesepakatan mengenai batas laut. Sehingga ara laut (P11).

petugas kedua negara pun bingung untuk melakukan penyelidikan. Hal ini merupakan klaim moral (appeals

Perangkat Pembingkai (Framing Device)

to principle) yang diangkat oleh Kompas. Dalam mengangkat berita tersebut, Kompas menun-

Konsekuensi dari belum adanya kesepakatan kedua jukkan pernyataan dari presiden SBY bahwa “Ke- negara adalah petugas negara yang bersangkutan men- daulatan kita, tidak sejengkal pun kita kompromikan”. jadi bingung dalam pelaksanaan tugas di lapangan. Pernyataan SBY tersebut mengandung suatu metafora Terbukti bahwa Indonesia juga harus melepaskan tujuh “tidak sejengkal pun” menunjukkan ketegasan pemer- nelayan pencuri dan tidak bisa memproses lebih lanjut. intah dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Selain itu, Kompas juga mencatat catchphrases dari Analisis Framing Berita Kompas, 18 Agustus 2010 : Marty Natalegawa yang menegaskan bahwa tindakan “Gelombang Kemarahan Bermunculan”

pemulangan petugas KKP dan pengembalian nelayan

“bukan barter”. Hal ini berbeda dengan isu yang selalu Elemen Inti Berita (Idea Element)

berhembus mengatakan bahwa hal tersebut adalah bar- Dalam framenya, Kompas ingin menunjukkan reak- ter.

si dari berbagai lapisan masyarakat umum terkait pen-

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Bam- angkapan tiga petugas KKP oleh Polisi Malaysia. Pada bang yang mengatakan bahwa proses tersebut bukan frame ini, Kompas memilih narasumber dari berbagai “tukar guling”. Tukar guling mengandung pengertian kalangan untuk mewakili seluruh masyarakat Indonesia menukar barang dengan barang sejenis atau memiliki dalam memprotes tindakan Malaysia, serta mengkritik nilai yang sama. Pernyataan Bambang menunjukkan kinerja pemerintah yang dinilai lemah.

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

Narasumber yang dimintai keterangan, yaitu Sutar- elesaikan kasus dengan baik bersama Menlu Indonesia man (Ketua Dewan Perwakilan Cabang Legiun Veter- Marty Natalegawa. an RI kota Pontianak), Riza Damanik (Sekjen Koalisi

Namun, hal tersebut belum cukup untuk meredam Rakyat untuk Keadlian Perikanan), dan Fatkurrohman kemarahan masyarakat akan aksi arogan Malaysia. (Pengamat HI-UGM).

Kompas juga mengutip pernyataan berbagai narasum- ber yang menyatakan kepirhatinannya terhadap kasus

Perangkat Pembingkai (Framing Device)

ini. Misalnya, Muladi (Gubernur Lembaga Ketahanan

Metafora dalam berita tersebut terlihat dari penggu- Nasional), Priyo Budi Santoso (Wakil Ketua DPP), dan naan judul “Gelaombang Kemarahan Bermunculan”. berbagai pernyataan dari lembaga lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemarahan masyara-

kat beruntun-runtun datang seperti gelombang, karena Perangkat Pembingkai (Framing Device)

kemarahan mereka terhadap tindakan Malaysia. Teks berita ini diwarnai suatu exemplars menarik Teks berita tersebut juga mengungkapkan suatu per- yang diutarakan oleh PM Najib, beliau mengatakn “In- bandingan (exemplars) antara kekuatan militer Malay- donesia dan Malaysia memiliki hubungan persauda- sia yang tangguh, dengan militer Indonesia yang lebih raan yang sangat istimewa dan kerja sama akrab sejak lemah dan tidak memliki daya gertak (P7). Sehingga, dahulu, hingga kini, dan masa mendatang”. Nampak- pemerintah dihadapkan pada pilihan untuk segera nya, pernyataan PM Malaysia tersebut mengesamp- membenahi pertahanan, atau merelakan wilayahnya di- ingkan berbagai kasus dan konflik yang sering terjadi langgar (P8).

pada hubungan kedua negara. Selain itu, perlu adanya Kompas banyak mengangkat isu konotatif (depic- penjelasan atas pernyataan hubungan “persaudaraan tions) diantaranya, tindakan pelepasan tujuh nelayan yang istimewa” yang selama ini dianggap baik oleh pencuri telah “ mempertaruhkan masa depan hukum Malaysia, tetapi tidak oleh rakyat Indonesia. laut territorial Indonesia. Tukar guling ini membuka

Selain itu, adanya isu (depictions) yang mengung- peluang Malaysia mengklaim wilayah Indonesia di kapkan Menlu telah “melecehkan” akal sehat kita den- masa mendatang (P4).

gan menyetarakan tiga petugas penjaga kedaulatan NKRI dengan pencuri ikan dari Malaysia.

Perangkat Penalaran (Reasoning Device). Alasan utama (roots) kemarahan rakyat Indonesia, Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

bukan hanya karena penahanan petugas KKP, tetapi Analisis yng terdapat dalam teks tersebut, Malay- karena pemerintah dinilai tidak tegas dalam meng- sia mencoba untuk meredam konflik dengan berbagai hadapi arogansi Malaysia. Apabila pemerintah dapat pernyataan yang diutarakan oleh pejabat pemerintah- melakukan tindakan tegas, kelak negara kita tidak akan annya, tetapi nampaknya rakyat telah terlanjur kecewa dipandang sebelah mata.

dan terus meluapkan kemarahannya. Klaim moral yang didapat dari teks tersebut, pemer-

Klaim moral yang terdapat dalam teks, pemerintah intah harus segera membenahi sisitem persenjataan dan Malaysia, melalui Perdana Menteri Najib, menunjuk- militer agar dihormasti oleh bangsa lain. Pemerintah kan sikap bersahabat dengan menelepon presiden SBY juga perlu bertindak tegas terhadap masalah kedaulatan dan menyatakan akan tetap menjaga hubungan baik negara.

kedua negara.

Dari sisi Indonesia, Kepemimpinan Nasional perlu Analisis Framing Berita Kompas, 19 Agustus 2010 : diperkuat untuk menunjukkan bahwa negara kita tidak

“Malaysia Meredam, Rakyat RI Terus Marah”

dapat dipermainkan oleh negara lain, termasuk Malay- sia.

Elemen Inti Berita (Idea Element) Dalam framenya, Kompas menunjukkan penggalan Analisis Framing Berita Kompas, 19 Agustus 2010 kutipan dari kantor berita Malaysia, Bernama, yang : “RI- Protes Keras Malaysia” sub judul “Polisi Di- menyampaikan bahwa pemerintah Malaysia mencoba raja Jelas Melakukan Pelanggaran di Wilayah In- menunjukkan itikad baik untuk menjaga hubungan baik donesia” dengan Indonesia. Salah satunya dengan pengakuan Elemen Inti Berita (Idea Element)

PM Malaysia Najib Razak yang menyatakan telah Kompas menunjukkan pernyataan pemerintah me- menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Se- lalui Menlu Marty Natalegawa yang menjelaskan ka- lain itu, Menlu Malaysia juga menyatakan telah meny- sus penangkapan KKP. Marty mengatakan pemerintah

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

telah mengajukan protes keras melalui nota diplomatik segera membereskan masalah ini sesuai dengan aturan terhadap tindakan melecehkan Malaysia (P2). Hal ini yang berlaku. Namun, presiden tidak memberikan ara- menunjukkan bahwa pemerintah mampu menunjukkan han untuk menyelesaikannya melalui tukar-menukar. sikap tegas dan keras menghadapi masalah tersebut. Ia

Menlu kemudian mengirimkan nota diplomatik ke- juga membantah adanya kebijakan barter yang dilaku- pada pemerintah Malaysia. Nota diplomatik tersebut, kan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

berisikan protes keras Pemerintah RI terhadap tindakan

Namun, pernyataan Menlu tersebut berbeda dengan Polisi Malaysia. Pengiriman nota diplomatik tersebut Wakil Ketua Komisi I Fraksi Partai Demokrasi Per- mendapat dukungan dari Angkatan Laut RI. juangan. TB Hasanudin. Ia mengatakan pemerintah ter-

kesan diam saja menghadapi perlakuan Malaysia. Beri- Perangkat Pembingkai (Framing Device)

kutnya ia mengatakan tindakan Malaysia perlu dibalas Pada teks berita ini, Kompas mengangkat exemplars dengan tindakan keras.

dari pernyataan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Agus Suhartono yang mengatakan “Pelanggaran di Pu-

Perangkat Pembingkai (Framing Device)

lau Bintan harus dijadikan pelajaran karena ini mem- Pada teks berita tersebut, Kompas mengangkat se- buktikan banyak hal yang harus dibenahi dalam hubun- buth exemplars yang menarik berupa pernyataan Men- gan kedua negara”. lu, sebagai wakil pemerintah yang menyebutkan nota

Kompas juga mengangkat depictions berupa narasi protes yang dikirimkan kemarin adalah untuk yang yang menggambarkan petugas KKP Indonesia ditahan kesembilan kalinya kepada Malaysia. Sampai saat ini, layaknya kriminal di Balai Polisi Johor, Malaysia. Pa- masih banyak kawasan perbatasan yang diperseng- dahal, petugas KKP tersebut ditangkap saat menjalank- ketakan, Indonesia dan Malaysia menggunakan klaim an tugas sebagai pengawas kelautan NKRI. yang dibuat pada tahun yang berbeda. Indonesia meng-

Pada visual images, terlihat adanya judul “SBY gunakan peta yang dibuat tahun 2009, sedangkan Ma- : Segera Selesaikan” yang disertai dengan sub judul laysia dibuat pada tahun 1979.

“Angkatan Laut Mendukung Nota Protes Keras ke Ma- Sementara itu, TB Hasanudin mengankat suatu laysia”. Hal ini dilakukan oleh Kompas untuk menun- isu (depictions) yang mengatakan bahwa “Kita sudah jukkan bahwa adanya dukungan dari Angkatan Laut seperti tidak punya negara lagi, Kewibawaan sebagai Indonesia untuk mendukung kebijakan pemerintah dan bangsa diinjak-injak ketika ada petugas negara sendiri presiden SBY. sedang melaksanakan penegakan hukum ….. ditangkap lalu diborgol oelh petugas negara lain.”

Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

Analisis yang terdapat dalam teks tersebut adalah,

Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

Presiden SBY melalui juru bicaranya meminta insiden Analisis yang terdapat pada teks berita tersebut Pulau Bintan segera diselesaikan secara diplomatik yaitu, pemerintah mengirimkan nota diplomatik untuk sesuai aturan yang berlaku., Tetapi beliau tidak pernah yang kesembilan kalinya kepada Malaysia sebagai tin- memberikan arahan untuk menukar petugas dengan ne- dakan protes karena Malaysia telah melakukan tinda- layan. kan pelecehan terhadap pegawai Indonesia.

Insiden tersebut mendapat perhatian dari Agus Su-

Untruk itu, klaim moral yang muncul yaitu, pemer- hartono yang mengungkapkan bahwa “Banyak hal yang intah harus segera melakukan tindakan tegas dan keras harus dibenahi dalam hubungan kedua negara”. Selain untuk mengadapi sikap negara yang menghina ke- itu, ia mengatakan bahwa pentingnya pemahaman dan daulatan Indonesia.

prosedur yang tepat oleh petugas dan masyarakat In- donesia.

Analisis Framing Berita Kompas, 20 Agustus 2010 : “SBY : Segera Selesaikan” sub judul “Angkatan Analisis Framing Berita Kompas, 20 Agustus 2010 : Laut Mendukung Nota Protes Keras ke Malaysia”

“Malaysia Jadi Makin Bersikap Agresif”

Elemen Inti Berita (Idea Element) Elemen Inti Berita (Idea Element)

Teks berita tersebut menunjukkan penjelasan dari Teks berita Kompas merupakan wawancara via Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha. Julian me- telepon dengan dosen HI-Fisip UI, Andi Widjojanto. nyebutkan bahwa presiden mengintruksikan Menteri Andi mengungkapkan adanya ambisi besar dari Ma- Luar Negeri dan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk laysia untuk menjadikannya dominan di Asia Tenggara.

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

Dia juga mengungkapkan adanya keinginan Malaysia Analisis Framing Berita Kompas, 22 Agustus 2010 : membesarkan rumpun Melayu dengan Malaysia seb- “Tak Menanggapi, Berarti Akui Salah”

agai pusatnya. Untuk itu, Malaysia melancarkan aksi-

aksinya untuk menunjukkan diri di kawasan Asia Teng- Elemen Inti Berita (Idea Element)

gara. Pemerintah diharapkan waspada terhadap aksi Pada teks berita tersebut, Kompas menyajikan tang- Malaysia berikutnya.

gapan dari Menlu Marty Natalegawa mengenai persoa- Di bagian akhir teks, sejarawan LIPI, Asvi Warman lan protes RI yang dinilai lambat dan tidak ditangapi Adam, mengungkapkan sejarah ketika ada usulan oleh Malaysia. Marty mengatakan bahwa tidak masalah ide tokoh Malaysia untuk menyatukan Indonesia dan bila nota tersebut tidak ditanggapi, hal itu bisa diang- Malaysia dalam satu bendera Indonesia Raya. Hal gap Malaysia mengakui bahwa masalah tersebut adalah ini menunjukkan bahwa saat itu, Indonesia memiliki pelanggaran wilayah RI. “…Pengiriman nota protes kedudukan yang kuat dan cukup dominan di kawasan tersebut dapat memperkuat posisi kita dalam berund- Asia Tenggara.

ing…” katanya.

Marty juga menyatakan bahwa Dubes RI justru

Perangkat Pembingkai (Framing Device)

dibutuhkan untuk memperlancar saluran komunikasi Pada teks berita ini, Kompas mengangkat suatu dan diplomasi luar negeri. Hal ini dikarenakan ban- metafora yaitu pernyataan Andi Widjojojanto yang yaknya isu berkembang yang menginginkan pemerin- mengatakan bila keinginan dan ambisi Malaysia ter- tah menarik Dubes RI dan WNI dari Malaysia. wujud, maka akan “mengerdikan” Indonesia dengaan

Lanjutnya, pemerintah akan mengangkat masalh konsep Nusantaranya.

tersebut dalam pertemuan komisi setingkat menteri luar Selain itu, Kompas menunjukkan exemplars dari negeri yang disebut Join Minister Commission (JMC) pernyataan Andi yang berisikan penilaiannya pada September mendatang(P9). pergerakan Malaysia untuk menjadikan dirinya domi-

Kompas juga menyajikan berita mengenai per- nan di Asia Tenggara dan membesarkan rumpun Me- nyataan Wakil Ketua Komisi I DPR, Agus Gumiwang, layu dengan mereka sebagi pusatnya.

ia mengungkapkan adanya desakan kepada DPR untuk Hal itu terlihat dari beberapa usulan seperti menjadi- segera menggunakan hak interpelasi meminta penjela- kan bahasa Melayu sebagai Lingua Franca, membentuk san pemerintah mengenai barter Kauskus Asia Tmur dengan mereka sebagai pusatnya,

Pendapat lainnya, Menteri Pertahanan Purnomo dan penamaan Laut Melayu untuk kawasan perairan Yusgiantoro mengatakan sengeketa perbatasan henda- Selat Malaka hingga Laut Cina Selatan.

knya ditangani oleh tim gabungan yang dipimpin Ke- Selain itu, ada depictions dari Kompas yang juga mentrerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan merupakan visual images berupa quotes yang menon- ikut mendukung tim tersebut jol, yaitu prediksi Andi mengenai perseteruan yang

akan terus berlanjut antara Indonesia dengan Malaysia Perangkat Pembingkai (Framing Device)

seiring peningkatan agresifitas Malaysia. Menlu Marty Natalegawa banyak mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan bahwa tindakan yang

Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

telah dilakukan pemerintah adalah yang paling tepat Analisis pada teks berikut yaitu Malaysia yang se- saat ini. Hal itu ditunjukkan oleh uraian (exemplar) makin agresif memiliki keinginan untuk menjadi domi- pada pernyataan “Tolak ukurnya bukan kalau nota pro- nan di kawasan Asia Tenggara.

tes ditanggapi atau tidak ”. Hal ini menjawab kerisauan Hal ini mereka lakukan melalui berbagai langkah dalam masyarakat ayng melihat bahwa pemerintah Ma- strategis. Salah satunya menunjukkan kekuatannya di laysia terlihat tenang saja saat Indonesia mengirimkan pos militer perbatasan yang sedang dipersengketakan. nota diplomatik. Menurut Menlu, seringnya pengiri-

Indonesia dituntut untuk waspada dan tidak terjebak man nota diplomatik akan memperkuat posisi Indone- dalam agresivitas Malaysia tersebut. Terutama terkait sia dalam berunding di kemudian hari. dengan kebijakan pemerintah “ Seribu Teman Nol Mu-

Selain itu, ada pula uraian (exemplars) yang dilon- suh” seperti pada insiden Tanjung Berakit (appeals to tarkan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR, Agus Gumi- principle).

wang. Ia mengatakan “Barter memang biasa dalam Konsekuensi yang timbul dari sikap pemerintah proses negosiasi internasional. Akan tetapi bukan bar- yang kompromistis dan mencari jalan tengah akan ter seperti pada penyelesaian insiden Tanjung berakit membuat agresifitas Malaysia semakin membesar.

yang tak sepadan”. Pernyataan Agus tersebut secara

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

jelas menyebutkan bahwa penyelesaian barter pada in- Perangkat Pembingkai (Framing Device)

siden Tanjung Berakit adalah suatu kesalahan. Metafora dalam teks berita tersbut ada pada per- Selain itu ada pula isu konotasi (depictions) yang nyataan Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Peri- disajikan Kompas melalui narasi pada teks tersebut kanan (Kiara) yang menyatakan penangkapan petugas yang ditulis ”insiden perbatasan untuk yang kesekian KKP merupakan pukulan bagi kedaulatan NKRI yang kali terjadi antara Indonesia-Malaysia selalu menem- hingga saat ini belum tuntas mengatur batas wilayah. patkan Indonesia pada pihak yang kalah”

Kompas menunjukkan exemplars berupa teks “Se- Selain itu ada pula pernyataan oleh Direktur Ling- lama batas wilayah belum tuntas dibahas …… , ada kar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti, yang meni- kemungkinan nelayan Indonesia berlayar di sekitar pu- lai keberangkatan Menlu menunjukkan insiden tersebut lau itu akan ditangkap oleh angkatan luar negeri dan “sebagai bukan kasus serius”

sebaliknya”. Pernyataan Toni Ruchimat tersebut sanagt beralasan mengingat masih banyak pulau terluar Indo-

Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

nesia ayng masih rawan konflik dan sengketa dengan Analisis yang dapat diambil dari teks tesebut terli- negara tetangga. hat dari pernyataan Menlu yang menyebutkan jika nota

Namun, hal yang menarik ada pada narasi (depic- protes tidak ditanggapi oleh Malaysia, bisa dianggap tions) Kompas yng menyatakan bahwa konflik perba- mereka menerima tindakan nelayan dan tindakan Polisi tasan dengan negeri tetangga akan terus muncul. Malaysia adalah sebuah tindakan pelanggaran wilayah.

Appeals to principle yang dapat diambil dari teks Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

tersebut adalah Keberangakatan Menlu ke Korea Se- Analisisi pada berita tersbut ditunjukkan jelas oleh latan saat diminta memenuhai undangan rapat dengar instruksi presiden kepada Menlu untuk segera memu- pendapat menunjukkan kasus penangkapan petugas lai perundingan, tanpa perlu menunggu International KKP bukan sebagai kasus serius.

Court Justice, supaya tidak terjadi kasus seperti kema- Selain itu, ada pernyataan Menhan mengenai hen- rin. Selain itu Presiden juga ingin masalah di perairan daknya inseiden perbatasan segera ditangani oleh tim Ambalat segera dituntaskan. gabungan Kemenlu dan Kemenhan, dan peningkatan

Klaim moral yang terdapat dalam berita tersbut fungsi Barkorkamla salah satunya dengan menambah disajikan pada narasi Kompas yaitu adanya problem armada kapal.

mendesak yang harus segera diatasi pemerintah menge- nai batas perairan mengingat konflik perbatasan dengan

Analisis Framing Berita Kompas, 23 Agustus 2010 negeri tetangga akan terus muncul.

: “Presiden Minta Percepat Perundingan dengan Malaysia”

Analisis Framing Berita Media Indonesia, 16 Agus- Elemen Inti Berita (Idea Element)

tus 2010 : “Malaysia Tahan Tiga Petugas DKP In- Kompas memuat penjelasan pertama Presiden SBY donesia”

terkait kasus penangkapan petugas KKP oleh Polisi

Malaysia saat buka puasa di Cikeas. Inti dari pernyata- Elemen Inti Berita (Idea Element)

an beliau adalah instruksi kepada Menlu untuk segera Media Indonesia menempatkan berita pada halaman menyelesaikan perundingan terkait perbatasan perairan

1 sebagai headline. Dalam framenya Media Indonesia yang sampai saat ini belum terselesaikan.

menunjukkan bahwa Polisi Malaysia telah melakukan Kompas juga menunjukkan beberapa lokasi yang kesalahan dengan menculik dan menahan tiga anggota masih rawan konflik dan sengketa. Ini dapat memicu DKP Indonesia yang sedang bertugas. Petugas DKP kasus seperti di Tanjung Berakit. Direktur Pendaya- tersebut ditangkap ketika sedang mengamankan tujuh gunaan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan nelayan Malaysia yang mencuri ikan di wilayah Indo- Perikanan, Toni Ruchimat, ada kemungkinan nelayan nesia. Indonesia berlayar di sekitar pulau itu akan ditangkap

Saat bentrokan terjadi, Polisi Malaysia melepaskan oleh angkatan luar negeri dan sebaliknya.”

dua tembakan peringatan yang membuat petugas DKP

Pada akhir berita, Dirjen Pengawasan Sumber Daya memutuskan untuk lari. Namun, sebagian petugas yang Kelautan dan Perikanan, mengaku akan segera mem- ada di kapal nelayan terlanjur ditahan Polisi Malaysia . persenjatai kapal-kapal patrol tenaga pengawas daerah

Frame ini juga disertai oleh pernyataan Menko Pol- dengan 17 senjata berkaliber 12,7mm.

hukam Djoko Suyanto yang mengatakan bahwa In-

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

donesia akan menggunakan langkah diplomasi untuk sudah berada di peraitan Indonesia (P6). Hal tersebut membebaskan tiga petugas DKP. Hal ini sesuai dengan berbeda dengan pengakuan Hermanto, Petugas DKP mandat presiden yang meminta masalah tersebut dis- tersebut yakin itu terjadi di daerah territorial NKRI. elesaikan secara baik-baik.

Sebab kedua, batas laut kedua negara belum jelas, se- hingga mengakibatkan petugas keamanan perairan ked-

Perangkat Pembingkai (Framing Device)

ua negara bentrok. Hal ini dikarenakan mereka harus

Methaphors dalam teks berita tersebut terdapat menjalankan tugas mengamankan wilayahnya masing- dalam kalimat “...Petugas DKP menangkap basah lima masing sehingga berujung pada konflik kepentingan. kapal dengan tujuh nelayan…” . Kata “menangkap ba-

Appeals to principle yang dapat diambil dari peris- sah” menekankan bahwa petugas DKP telah mendapati tiwa tersebut Indonesia memilih menggunakan langkah nelayan secara jelas mencuri ikan. Nelayan pun tak diplomasi untuk membebaskan tiga petugas DKP yang mampu mengelak ketika petugas DKP membawa mer- ditahan. Hal ini sesuai dengan arahan presiden yang eka ke Pelabuhan Sekupang.

meminta masalah tersebut diselesaikan secara baik- Namun, petugas DKP lalu bentrok dengan polisi baik. Malaysia. Setelah polisi Malaysia melepaskan dua tem-

bakan peringatan, petugas DKP memutuskan lari. Hal Analisis Framing Berita Media Indonesia, 18 Agus- ini dikarenakan polisi Malaysia diperlengkapi dengan tus 2010 : Indonesia Lembek Hadapi Malaysia

persenjataan yang lengkap, sedangkan petugas DKP ti-

dak bersenjata. Meskipun mereka (DKP) berada dalam Elemen Inti Berita (Idea Element)

pihak yang benar, mereka tidak akan mampu melawan Media Indonesia (18/08/10) menempatkannya pada polisi Malaysia. Pada teks tersebut menunjukkan petu- halaman 1 sebagai berita utama (headline). Judul terse- gas DKP Indonesia tidak mampu berbuat apa-apa mela- but disertai dengan sub judul “ Sikap lemah membuat wan polisi Malaysia (exemplars).

Indonesia dilecehkan oleh negara-negara tetangga”. Isu yang diangkat oleh Media Indonesia (depictions)

Dalam framenya pemerintah dianggap lemah dalam terlihat mulai pada judul dan lead berita. Terutama pada menghadapi pelanggaran wilayah Malaysia. Sikap le- kalimat pertama “Polisi Malaysia menculik dan menah- mah pemerintah ini membuat Malaysia besar kepala an tiga petugas DKP…”. Pada dasarnya, tugas seorang dan semakin menyepelekan masalah. Dubes Malaysia polisi adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban. menyatakan “hal ini hanya isu kecil, bisa diselesaikan Namun, teks berita menunjukkan bahwa polisi Malay- dengan persahabatan” (P6). sia “menculik dan menahan” petugas DKP Indonesia

Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muham- yang sedang menjalankan tugasnya menertibkan perai- mad mengemukakan dalam kurun waktu setahun tera- ran Indonesia. Teks berita menunjukkan bahwa polisi khir sudah 10 kasus pelanggaran yang terjadi. Namun Malaysia telah melakukan kesalahan besar dengan hal ini tidak membuat pemerintah bangkit, dan hanya menangkap petugas DKP.

melakukan nota protes melalui jalur diplomasi. Kasus

Media Indonesia juga menampilkan visual images terakhir diselesaikan melalui pelepasan 7 pencuri ikan berupa peta lokasi insiden tersebut. Pada peta tersebut, Malaysia dan pemulangan 3 anggota DKP Indonesia. digambarkan bahwa lokasi kejadian adalah berada di

Berbeda dengan semangat Presiden Soekarno perairan Indonesia. Hal tersebut juga didukung oleh (1963) untuk melawan Malaysia dengan mengobarkan adanya peta Indonesia di gambar tersebut. Selain itu, gerakan Ganyang Malaysia, pemerintah sekarang lebih gambar juga menampilkan lokasi tempat penahanan memilih jalur damai. Hal ini ditunjukkan melalui per- Tiga Petugas DKP Indonesia di Malaysia, serta tujuh nyataan presiden Susilo Bambang Yudhoyono “Kita nelayan Malaysia yang ditahan di Indonesia. Visual menempuh politik luar negeri ke segala arah. Kita dapat Images juga menampilkan penyebab utama kejadian mempunyai sejuta kawan, tanpa musuh”. tersebut.

Pada alinea terakhir, pernyataan presiden tersebut dibantah oleh Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke

Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

Circle, Syahganda Nainggolan, yang mengatakan po-

Roots (analisis sebab akibat) yang dapat ditangkap sisi politik Indonesia berpotensi menghasilkan kawan dalam teks berita terlihat dalam visual images/gambar. yang semu, yaitu yang suka menertawakan dan melece- Sebab terjadinya insiden tersebut: Pertama, Nelayan hkan .

Malaysia tidak membawa GPS yang mengakibatkan Perangkat Pembingkai (Framing Divice)

mereka terbawa arus . Roszaidy mengaku ia tidak tahu Dalam teks berita pada Media Indonesia 18 Agustus

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

2010. Judul teks “ Indonesia Lembek Hadapi Malay- Sedangkan pada tanggal 13 Agustus 2010, Media sia” merupakan suatu metaphors dari Media Indonesia Indonesia menggambarkan ilustrasi berupa teks men- untuk menunjukkan ketidakmampuan Indonesia untuk genai peristiwa Penangkapan DKP Indonesia oleh Poli- bersikap keras atau tegas terhadap Malaysia.

si Malaysia yang disertai dengan peta lokasi kejadian

Indonesia maupun Malaysia merupakan suatu Neg- yang diberi dasar warna merah. Warna merah bertujuan ara berdaulat yang memiliki kekuasaan penuh terha- untuk menggambarkan situasi panas yang sedang ter- dap wilayahnya sendiri. Namun, menurut bingkai dari jadi antara kedua negara. Media Indonesia, Indonesia tidak memiliki ketegasan

untuk mempertahankan wilayahnya dari gangguan Ma- Perangkat Penalaran (Reasoning Device).

laysia. Dalam teks berita, perangkat penalaran disaji- Teks tersebut juga menyebutkan catchphrase berupa kan dalam beberapa pola. Pola pertama adalah roots slogan “Ganyang Malaysia” (lead berita). Pada 27 Juli ( analisis kausal sebab akibat). Sikap Indonesia yang 1963, Ir. Soekarno mengatakan “ Kita tunjukkan kita lemah membuat Malaysia menjadi besar kepala dan masih memiliki martabat. Yoo… ayooo… kita Gan- sewenang-wenang terhadap kedaulatan Indonesia. Tin- yang… Malaysia…” (P7) . Ganyang berarti meng- dakan polisi Malaysia yang menindak dengan menge- habiskan hingga tidak bersisa; membinasakan. Per- luarkan tembakan peringatan, menunjukkan arogansi nyataan Soekarno tersebut merupakan suatu tindakan polisi Malaysia dalam menyelesaikan kesalahpahaman berani seorang pemimpin negara dalam mempertah- yang terjadi di Teluk Bintan. ankan martabat bangsa.

Appeals to principle (klaim moral) terlihat pada Hal ini berbeda dengan pernyataan Presiden Susilo pernyataan Presiden SBY yang menghadapi kasus per- Bambang Yudhoyono, Senin (16/8), menyatakan “Kita seteruan tersebut dengan sangat dingin. Beliau sangat menempuh politik luar negeri ke segala arah. Kita dapat menjunjung tinggi politik luar negeri ke segala arah mempunyai sejuta kawan tanpa musuh”. Pernyataan dengan jalan damai (tanpa musuh). Hal ini secara ter- SBY tersebut tentu bertolak belakang dengan sikap sirat menunjukkan bahwa beliau sangat menghindari heroik Ir.Soekarno yang secara tegas menolak tindakan perselisihan dengan Malaysia. melecehkan Malaysia (exemplars).

Sehingga consequences (efek / konsekuensi dari Media Indonesia menggambarkan depictions (peng- bingkai) dilihat dari pernyataan Dewan Direktur Sa- gambaran isu yang bersifat konotatif) yaitu sikap lem- bang Merauke Circle Syahganda Nainggolan yang bek Indonesia membuat Malaysia menjadi besar kepala. mengatakan bahwa pada kasus terakhir, posisi politik Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan Dubes Malaysia seperti itu justru berpotensi tidak mendatangkan kawan. untuk Indonesia Datuk Syed Munshe Afzaruddin Syed “Kecuali kawan yang semu atau suka mentertawakan Hasan, yang menyatakan “ Ini hanya isu kecil, bisa dis- dan melecehkan kita”. elesaikan dengan persahabatan (17/8)”

Selain itu, Syahganda Nainggolan juga mengatakan Analisis Framing Berita Media Indonesia 18 Agus- pada kasus ini, posisi politik yang dilakukan Presiden tus 2010 : “Mereka Melepaskan Dua Tembakan”

SBY berpotensi tidak mendatangkan kawan, kecu-

ali “kawan yang semu” atau suka menertawakan dan Elemen Inti Berita (Idea Element)

melecehkan kita (P6). Hal ini menunjukkan tidak ad- Dalam framenya ini, Media Indonesia menyajikan anya keuntungan yang dapat kita peroleh dengan tetap pernyataan Asriadi, salah satu petugas DKP yang di- menerapkan sikap politik tersebut.

tahan di Malaysia. Asriadi menceritakan kronologis

Teks berita tersebut juga dilengkapi dengan data peristiwa yang terjadi yang mengakibatkan dia dan dua (visual images) yang menggambarkan beberapa peris- rekan lainnya tertangkap(P3-P8). tiwa yang menunjukkan panasnya hubungan RI dengan

Fakta yang paling menonjol terlihat pada pernyata- Malaysia sejak 2002-2010. Data tersebut menunjuk- an Asriadi bahwa petugas DKP (Hermanto) telah mem- kan bahwa Malaysia memang selalu melakukan tin- berikan penjelasan keada polisi Malaysia (P6), namun dakan pelecehan terhadap kedaulatan Indonesia mulai Polisi Malaysia tidak menanggapi bahkan memberikan dari mengambil Sipadan dan Likitan, berusaha untuk tembakan peringatan. Petugas DKP lalu melarikan ka- mengambil Ambalat, penganiayaan terhadap wasit In- palnya ke pulau Berakit, namun sebagian anggota ter- donesia, penggunaan lagu Rasa Sayange sebagai jingle lanjur ditahan Polisi Malaysia. pariwisata, serta penindakan terhadap istri diplomat

Saat Hermanto meminta rekannya dipulangkan, asal Indonesia.

komandan kapal Malaysia menolak. Komandan kapal

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

Malaysia tersebut mengajukan barter menukar petugas kan ketegasan Pemerintah Indonesia. Teks berita ini DKP dengan nelayan yang ditangkap petugas DKP, na- dilengkapi pernyataan dari Ferry Tinggogoy (anggota mun hal itu juga tidak disetujui oleh Hermanto.

DPD), Tantowi Yahya (anggota DPR), serta Suhartini Berita menjadi menarik ketika di bagian akhir ber- (Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Ke- ita, ada dua fakta yang kontradiktif. Asriadi mengaku hutanan kota Batam). mendapatkan perlakuan yang baik dari Polisi Malaysia

Pada akhir berita, Media Indonesia menunjukkan , sedangkan Media Indonesia mengungkap bahwa ke- perlakuan tidak manusiawi yang diterima oleh anggota pala Asriadi harus dibungkus dengan perban.

DKP yang ditahan di Malaysia. Salah satu petugas yang ditahan, Asriadi, mengaku kepada istrinya, disiksa se-

Framing Device

lama ditahan di Malaysia.

Methaphors dalam teks berita tersebut terlihat dalam

teks “ Praktik pertukaran menjadi tanda tanya besar”. Framing Device

Pernyataan tersebut menunjukkan tindakan barter atau Methaphors dalam teks tersebut terlihat pada Lead pertukaran yang dianggap tidak sebanding dan menim- berita “Diplomasi Barter yang dilakukan pemerintah bulkan masalah yang semakin besar. Petugas DKP yang Republik Indonesia dan Malaysia menuai kecaman”. telah melakukan tindakan yang benar ditangkap, lalu “Menuai Kecaman” menunjukkan tindakan barter yang ditukar dengan nelayan pencuri ikan.

dilakukan hanya menghasilkan kecaman tanpa adanya Methaphors juga terlihat pada pemilihan kata ”im- keuntungan yang didapat dari hal tersebut. balan” dalam teks “ Sebagai imbalannya, Indonesia ha-

Catchphrases dari teks berita tersebut ditunjukkan rus melepas….”. imbalan memilii arti ; upah sebagai oleh judul yang ditulis oleh Media Indonesia yaitu “Di- balas jasa, honorarium. Jadi Indonesia harus memberi- plomasi Barter Harus Diusut”. Judul teks ini terdiri dari kan/membalas jasa Malaysia yang telah membebaskan dua frase “ Diplomasi Barter” dan “harus diusut”. Frase tiga anggota DKP, yaitu dengan melepaskan tujuh ne- pertama merupakan inti permasalahan yang menjadi layan yang ditangkap Indonesia.

topic dalam berita. Sedangkan dalam frase kedua peng- Dalam teks terdapat exemplars pada teks Petugas gunaan kata “harus” menunjukkan sesuatu yang me- DKP telah memberikan penjelasan kepada Polisi Ma- wajibkan untuk dilakukan pengusutan (penyelidikan) laysia , tetapi Polisi Malaysia tidak menanggapi, bah- secepatnya. kan mereka melepaskan tembakan peringatan.

Depiction berupa pernyataan dari Tantowi Yahya Media Indonesia juga mengangkat isu (depictions) “Penyelesaian barter kurang tepat”. Selain itu Suhartini pada teks Asriadi dan dua rekannya yang ada di kapal juga mengemukakan bahwa ketiga anak buahnya itu di- nelayan Malaysia tidak berkutik ketika Polisi Malay- perlakukan tidak manusiawi. sia menangkap mereka. Hal ini menunjukkan mereka

Exemplars dari berita tersebut ditunjukkan oleh per- tidak mampu berbuat apa-apa melawan tindakan Polisi nyataan Ferry Tinggogoy “Persoalan pemulangan tujuh Malaysia.

nelayan…..bukan sekedar pencurian ikan, melainkan ada pelanggaran yurisdiksi” . Kalimat tersebut menun-

Reasoning device

jukkan bahwa ada akibat yang dihasilkan oleh proses Appeals to principle dalam teks berita tersebut Poli- barter tersebut. si Malaysia tidak mau bekerja sama dengan Petugas

DKP, terbukti mereka menembakkan tembakan perin- Reasoning device

gatan (P6) dan tidak menanggapi penjelasan petugas Diplomasi Barter menuai kecaman dari banyak pi- DKP. Consequence yang terjadi dengan tindakan Ma- hak karena dianggap bukan solusi yang baik dalam laysia tersebut, Petugas DKP terpaksa lari dan sebagian mengatasi masalah Indonesia-Malaysia (Roots) ditahan karena tidak mampu melakukan perlawanan.

Appeals to Principle, Provokasi yang dilakukan oleh Malaysia harus ditanggapi secara serius dan melalui Analisis Framing Berita Media Indonesia 20 Agus- tindakan tegas seperti menarik Dubes RI untuk Malay-

tus 2010 : “Diplomasi Barter Harus Diusut”

sia. Diplomasi dianggap kurang tepat untuk mengatasi

Elemen Inti Berita (Idea Element)

masalah tersebut.

Dalam framenya pemerintah dinilai telah melaku-

kan kesalahan dengan melakukan diplomasi barter Analisis Framing Berita Media Indonesia 21 Agus- dalam menyelesaikan kasus di teluk Bintan. Diplomasi tus 2010 : “DPR Siap ajukan Interpelasi Kasus Bar- barter dianggap menyalahi aturan dan tidak menunjuk- ter“

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

Elemen Inti Berita (Idea Element)

Reasoning device

Sesuai dengan judul, Media Indonesia ingin men- Analisis (roots) yang dapat ditangkap dari teks gangkat mengenai Hak Interpelasi yang diajukan oleh berita tersebut yaitu pemerintah mengambil kebujakan DPR. Hak interpelasi ini muncul karena sejumlah ang- yang salah yaitu melakukan barter petugas DKP yang gota dewan keberatan atas tindakan pemerintah yang ditahan Polisi Malaysia, dengan mengembalikan tujuh menyelesaikan kasus penangkapan DKP dengan bar- nelayan Malaysia yang ditangkap. Kebijakan tersebut

ter. hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta akhirnya menuai protes dari berbagai pihak, terutama keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan DPR yang akan mengajukan hak interpelasi. pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak

Klaim moral (appeals to principle) dalam teks luas pada kehidupan masyarakat.

berita tersebut, kebijakn barter merupakan tindakan

Teks berita pun berkutat pada keberatan sejumlah yang salah. Kebijakan barter tersebut menghasilkan pihak pada tindakan barter yang dilakukn pemerintah. konsekuensi merendahkan dan memalukan harga diri Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Jefrie Geo- bangsa. vanie, Anggota Komisi I DPR, menuntut maalah barter

Pada Visual Images, Media Indonesia menampilkan terus diperdebatkan. Jefrie menganggap kasus barter foto Foto Jeffrie Geovannie, Anggota Komisi I DPR . merupakan suatu skandal besar.

Serta, kutipan pernyataan Geovannie berupa teks “ saya

Sementara itu, anggota dewan lainnya, Sidarto minta pimpinan secara serius mengajukan hak interp- Danusubroto mengatakan hak interpelasi akan dilaku- elasi ke presiden. kan karena informasi praktik barter simpang siur. Keg-

eraman juga disampaikan Ketua umum Pengurus Besar Analisis Framing Berita Media Indonesia 22 Agus- Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Arif Musthopa tus 2010 : “Pemerintah Akui Malaysia Lebih Ung- yang menganggap barter telah merendahkan harga diri gul”

bangsa.

Di akhir teks, Media Indonesia menyampaikan per- Elemen Inti Berita (Idea Element)

nyataan dari Fadel Muhammad yang mengatakan bah- Framing Media Indonesia menunjukkan ketidak- wa masalah itu telah selesai. Hal ini menunjukkan ad- mampuan Indonesia untuk bersaing dengan Malaysia anya ketidaksepahaman diantara kedua lembaga tinggi karena kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh Indo- negara dalam memandang kasus barter.

nesia. Hal tersebut terlihat dari pernyataan Fadel Mu- hammad, Menteri Kelautan dan Perikanan yang me-

Framing Device

nyatakan kapal patroli Indonesia yang berukuran kecil,

Pada teks berita ini, Media Indonesia banyak men- sedangkan Malaysia besar-besar, sehingga kapal patroli gangkt isu-isu (depiction) yang dikutip dari pernyataan Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi kapal berbagai narasumber. Misalnya pernyataan dari dua patroli Malaysia. anggota DPR Jeffrie Geovanie dan Danusubroto. Jef-

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala biro frie mengatakan “kasus ini (barter) adalah skandal be- Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan sar”. Sedangkan Danusbroto yang mengatakan “kami Brigjen I Wayan Midhio. Ia mengatakan fasilitas yang sangat kecewa, masak petugas negara ditukar dengan kurang menyebabkan pengawasan kurang optimal. pencuri”.

Sekali lagi Media Indonesia menunjukkan bahwa

Isu berikutnya disampaikan oleh Arip Musthopa pemerintah belum memiliki fasilitas dan armada yang (ketua PB HMI) yang menyebutkan hal tersebut telah baik dalam pengawasan kelautan. menegosiasikan secara rendah harga diri bangsa. “Itu

Teks berita juga menunjukkan keterbatasan teknolo- memalukan”.

gi yang dimiliki Indonesia mengakibatkan petugas ti-

Sementara itu, dari sisi pemerintah, Fadel Muham- dak mampu bekerja dengan baik dalam menjaga perba- mad mengatakan bahwa “Arahan pak Presiden sudah tasan. Sehingga, meskipun Malaysia kerap melanggar selesai, sudah dilepas, ya sudah”. Hal ini menunjukkan perbatasan, petugas tidak dapat berbuat apa-apa. Sela- pemerintah menganggap masalah ini telah selesai.

ma ini, pemerintah hanya dapat mengajukan nota pro- Pada Visual Images, Media Indonesia menampilkan tes tanpa melalui tindakan tegas. foto Foto Jeffrie Geovannie, Anggota Komisi I DPR .

Media Indonesia juga menambahkan narasi lain Serta, kutipan pernyataan Geovannie berupa teks “ saya berupa aksi Pong Harjatmo yang menggantungkan tu- minta pimpinan secara serius mengajukan hak interp- lisan “Ganyang Malaysia” di patung Bung Karno se- elasi ke presiden.

bagai aksi protesnya terhadap tindakan Malaysia. Hal

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

in tentu beralasan Pong ingin mengingatkan bagsa In- dapat dikemas sedemikian rupa dan dikonstruksi sesuai donesia terhadap patroitisme Bung Karno yang berani dengan keingian media tersebut. melawan Malaysia melalui gerakan Ganyang Malay-

Kompas memiliki ideology yang berlandaskan pada sia.

rasa kemanusiaan. Wakil Direktur Pelaksana Kompas, James Luhulima menyatakan “Kriteria paling penting

Framing Device

dalam Kompas adalah sesuatu yang menyangkut hajat Pada teks berita ini, Media Indonesia menggambar- hidup orang banyak. Makin besar pengaruhnya atau kan ketidakmampuan Pemerintah Indonesia untuk mel- dampaknya dan melibatkan banyak orang, maka makin awan tindakan Malaysia. Kapal patroli Indonesia lebh penting berita tersebut disajikan. Hal ini sesuai dengan kecil dibandingkan kapal patrol Malaysia yang besar tagline Kompas yaitu Amanat Hati Nurani Rakyat “. (P4), serta peralatan Indonesia yang terbatas membuat

Berdasarkan pada ideology tersebut, Kompas selalu pengawasan kurang optimal. Perbandingan Indonesia menyajikan berita yang menenangkan dan menghindari dan Malaysia tersebut menjelaskan bingkai secara kes- penulisan yang membakar emosi pembaca. Kompas eluruhan (exemplars)

juga sangat berhati-hati terhadap penulisan berita. Isu yang diangkat pada teks tersebut (depictions), penggunaan kata-kata dan konotasi-konotasi. Malaysia menganggap insiden tersebut hanya masalah

Karena itu, penulis mengakui untuk memahami kecil . Pemerintah juga tidak terlalu berpengaruh ter- konstruksi dalam Kompas merupakan hal yang sulit. hadap demonstrasi yang menuntut pemerintah memu- Dalam pengamatan penulis, Kompas sering menggu- tuskan hubungan dengan Malaysia. Selain itu, digam- nakan kata-kata asing dan ilmiah yang membuat pemb- barkan pasca barter hubungan kedua negara tetap baik, aca sedikit kesulitan untuk mengerti. Penulis mendapati dan dapat berpatroli seperti biasa. “Insiden tersebut beberapa istilah asing seperti “low profile”, “grey area” tidak berpengaruh apapun”. Padahal, masyarakat terus dan sebagainya. James Luhulima mengatakan bahwa melakukan aksinya untuk berdemo di jalanan dan me- segmentasi pasar Kompas adalah kaum intelek maupun laui media. Sebagai contoh tindakan Pong Harjatmo kaum akademik. Jadi merupakan hal yang wajar bila yang menggantungkan Ganyang Malaysia di patung untuk beberapak kalangan, berita Kompas terlihat berat Bung Karno.

dan sulit dimengerti.

Dari segi isi pemberitaan, penulis melihat Kompas

Reasoning device

cukup netral untuk memberitakan peristiwa. Pemberi- Lemahnya fasilitas menyebabkan fungsi penga- taan yang ada terlihat apa adanya dengan dan selalu wasan tidak optimal, dan mengakibatkan negara kita memaparkan fakta-fakta terbaru. Pemilihan narasum- terus dilecehkan oleh Malaysia. Hal ini membuat Ma- ber juga merupakan kalangan intelektual dan ahli di bi- laysia semakin besar kepala dan meremehkan Indone- dangnya. Sudut pandang /angel yang diambil juga ter- sia (roots).

kesan damai dan berkelas, dengan tidak membaurkan Klaim moral pada teks tersebut, pemerintah tidak sisi emosional narasumber. Kompas juga jarang mem- terpengaruh dengan demontrasi yang menuntut pemer- berikan narasi yang menuangkan pemikiran Kompas. intah memutuskan hubungan dengan Malaysia dan

James Luhulima mengatakan bahwa “Kompas sela- tetap menjalankan hubungan yang baik dengan Malay- lu membuat berita dengan netral dan menganut prinsip sia . Konsekuensinya , pemerintah Malaysia mengang- kemanusiaan. Sehingga berita yang disajikan terkesan gap insiden yang terjadi hanya masalah kecil, padahal damai dan tidak membakar emosi pembaca. Dalam hal ini telah menyakiti bangsa, Indonesia.

menuangkan pemikiran dan opini, Kompas selalu me- nyajikannya dalam kolom tajuk dan opini. Hal ini di-

Pembahasan

lakukan agar wartawan memiliki ruang untuk menu- Setelah melakukan penelitian terhadap pemberitaan angkan aspirasinya tanpa menunjukkan opininya di Kompas dan Media Indonesia, peneliti menemukan dalam berita”. adanya beberapa perbedaan. Hal yang paling menonjol

Focus pemberitaan Kompas pada kasus ini adalah adalah bagaimana kedua media memiliki strategi pemb- mendorong adanya penyelesaian kasus secara damai ingkaian yang berbeda satu sama lain. Hal ini banyak dan mengedepankan jalur diplomasi melalui dialog. Hal disebabkan oleh ideologi surat kabar tersebut. Strategi ini terlihat dalam beberapa judul pemberitaan seperti pembingkaian berita dapat terlihat dari angel penulisan “Petugas RI Dilepas … ”, “RI- Protes Keras Malaysia berita, narasumber yang diwawancarai, pemilihan kata, … ”, “SBY : Segera Selesaikan…”. Judul-judul berita penggunaan kiasan dan sebagainya. Sehingga berita tersebut berkesan positif dan menenangkan pembaca.

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

Bila ditelisik lebih kedalam, pada akhir pemberitaan, berpihak pada pemerintah”. Kompas juga sering memunculkan solusi maupun pem-

Media Indonesia banyak menggunakan kata-kata belajaran yang dikutip dari narasumber seperti “banyak kiasan dan konotasi-konotasi yang dikembangkan di hal yang perlu dibenahi dalam hubungan kedua negara dalam berita. Hal ini dapat penulis amati mulai dari ” (berita SBY : Segera Selesaikan) , “hendaknya ditan- judul, hingga akhir berita . Pilihan kata tersebut terlihat gani tim gabungan yang dipimpin Kementerian Luar santai dan biasa digunakan oleh masyarakat, sehingga Negeri ….” (berita Tak Menangggapi, Berarti Akui mempermudah penulis dalam menganalisis pemberi- Salah). Kedua pernyataan tersebut memberikan suatu taan. nilai positif untuk pembelajaran pada kasus serupa.

Penggunaan frase ; “arogansi Malaysia”, “Malaysia Di sisi lain, Ideologi Media Indonesia yang berke- semakin besar kepala”, “pemerintahan yang lembek” bangsaan memunculkan subjektifitas tinggi dalam adalah sedikit dari frase-frase tajam yang diungkap- pemberitaan mengenai kasus ini. Kepala Divisi Pem- kan oleh Media Indonesia. Hal ini sesuai dengan tag- beritaan Media Indonesia, Usman Kansong mengemu- line Media Indonesia yaitu “Jujur Bersuara”. Usman kakan “ Pada kondisi ini, umumnya media massa ter- Kansong, mengemukakan “Media Indonesia memilih masuk Media Indonesia tentu membela Indonesia dan menggunakan bahasa yang lebih luwes, lugas, dan

Tabel Perbedaan Kompas dan Media Indonesia Berdasarkan Analisis Framing Gamson dan Modiglani

Media Indonesia Gamson dan Modiglani Metafora

Perangkat Analisis

Kompas

Kompas sangat sedikit menggu- Media Indonesia banyak menggu- nakan kiasan dan ungkapan, bahasa nakan kata-kata kiasan dan ungka- yang digunakan lebih baku dan ter- pan dalam narasi berita. kesan kaku.

Catchphrases

Kompas cukup sering menggunakan Media Indonesia sering menggunak- frase-frase, dan beberapa diantaran- an frase-frase dan beberapa dianta- ya me-rupakan frase asing.

ranya sangat tajam dalam mengkri- tik pemerintah

Exemplars

Kompas sering menunjukkan per- Exemplaars banyak berasal dari nar- bandingan - perbandingan melalui asi Media Indonesia dan pernyataan pernyataan nara-sumbernya

narasumber yang bernada tajam

Depiction

Pernyataan Narasumber merupakan Isu-isu yang diangkat terlihat san- isu yang diangkat oleh Kompas

gat besar dan menunjukkan kurang sigapnya pemerintah dalam penyele- saian kasus ini.

Roots

Analisis sebab akibat sangat sudah Analisis sebab akibat berada di awal terlihat pada judul dan bagian awal berita, namun pembaca perlu sedkit berita (lead) sudah mewakili isi ber- mendalami mengenai konten berita ita.

agar mengerti keseluruhan isi berita