Akibat Hukum Usaha Hotel Syariah yang Tidak Melakukan Sertifikasi
2. Akibat Hukum Usaha Hotel Syariah yang Tidak Melakukan Sertifikasi
Akibat hukum merupakan suatu peristiwa yang ditimbulkan oleh karena suatu sebab, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum, baik perbuatan yang sesuai dengan hukum, maupun perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum.
Akibat suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum diatur juga oleh hukum, meskipun akibat itu memang tidak dikehendaki oleh yang melakukan perbuatan tersebut. Dalam hal ini siapa yang bertentangan dengan hukum harus mengganti kerugian yang diderita oleh yang dirugikan karena perbuatan itu. Jadi, karena suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum timbulah suatu
perikatan untuk mengganti kerugian yang diderita oleh yang dirugikan. 61 Akibat hukum tidak dilakukannya proses sertifikasi dapat dilihat dari
aspek sosiologis yakni menurunnya animo masyarakat terhadap kejelasan pendalilan hotel tersebut. Aspek pada sisi sosiologis ini sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat karena sertifikat usaha hotel syariah ini hal yang terpenting dalam proses berlangsungnya usaha yakni dari masyarakat/konsumen/tamu pengguna jasa layanan kamar.
Dalam sebuah wawancara kepada responden dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bagian pelaksana bidang pariwisata menyatakan bahwa :
“Belum lama ini saya dan tim telah melakukan pendataan hotel dengan semua jenis dan tipenya, mulai dari hotel melati hingga hotel berbintang”
61 Cst, Kansil dan Christine S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta : Balai Pustaka, 2002. Cet 12, h, 90.
“Ada sekitar 69 hotel yang telah berdiri dan beroperasi di kota Palangka Raya. Jumlah ini didapatkan dari pendataan yang saya dan tim di Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata kota Palangka Raya lakukan. 62
Setelah ibu Rina, S.sos menjelaskan jumlah hotel yang tersebar di kota Palangka Raya, peneliti menanyakan apakah dari semua hotel yang masuk dalam pendataan itu ada hotel syariah, dan ibu Rina menjawab,
“Untuk saat ini, belum ada yang mendaftarkan diri sebagai hotel yang memiliki izin usaha hotel syariah 63 ”.
Semua yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Palangka Raya hanya yang mendaftarkan diri sebagai usaha hotel konvensional. Ibu Rina, S.sos lebih lanjut mengatakan bahwa di Palangka Raya, memang belum ada yang benar-benar mendaftarkan diri sebagai usaha syariah. Dalam wawancara tersebut, dinas terkait menyatakan memang belum ada satupun hotel di Palangka Raya yang mendaftarkan diri sebagai usaha hotel syariah yang legal. Dalam pernyataan beliau bahwa :
Tidak ada akibat hukum, karena ketika dia tidak mendaftarkan diri sebagai usaha hotel syariah maka kami (pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)
tidak bertanggungjawab. 64
Jadi dalam hal ini mungkin tidak ada akibat hukum secara langsung, akibat hukum muncul dari proses berjalannya usaha tersebut di pandangan konsumen hotel.
62 Rina, S.sos (bagian pelaksana bidang pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Palangka Raya) wawancara pada tanggal 20 April 2017
63 Rina, S.sos 64 Rina, S.sos.
Hal ini senada pula dengan pernyataan dari sisi pemilik hotel bahwa selama menjalankan usaha tidak ada teguran dari dinas terkait mengenai pendalilan diri sebagai hotel syariah.
Bapak YL menerangkan bahwa “Selama ini segalanya baik-baik saja tidak ada teguran yang mengarahkan
dari dinas manapun”
Pernyataan tidak adanya teguran dari dinas ini karena pada dasarnya pemilik hotel yang mendalilkan diri sebagai syariah ini tidak mendaftarkan diri sebagai usaha hotel syariah kepada dinas terkait tersebut.
Dalam segi pandangan masyarakat sekitar menyatakan bahwa memang obelix hotel syariah cukup meragukan untuk dikatakan sebagai syariah sebab hanya pendalilan saja tidak ada bukti khusus bahwa memang benar hotel tersebut merupakan hotel syariah. Untuk kunjungan, berdasarkan dokumentasi data jumlah kunjungan tamu dari tahun ke tahun memang fluktuatif namun hotel cukup di minati.