Dampak Pemberian ASI terhadap Status Gizi dan Emotional Bonding Ibu-Anak pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja

DAMPAKPEMBERIAN ASI TERHADAP STATUS GIZI
DAN EMOTIONAL BONDING IBU-ANAK PADA IBU
BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

OLEH:

AMRI JASDA
A.05499906

JURUSAN GIZI MASY ARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

FAKULTASPERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

RINGKASAN

AMRI JASDA. DAMPAK PEMBERIAN ASI TERHADAP STATUS GIZI DAN
EMOTIONAL BONDING IBU-ANAK PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA
(Dibawah Bimbingan RA TNA MEGAW ANGI dan EMMY SULASMI KARSIN)


Penelitian ini seeara umum bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian ASI
terhadap status gizi dan emotional bonding ibu-anak pada ibu bekerja dan tidak bekelja.
Sedangkan tujuan khususnya adalah: (I) ュ・ーャセ。イゥ@
perbedaan pemberian ASI antara
ibu bekerja dan tidak beketja, (2) mempelajari faktor-faktor keluarga dan budaya yang
mempengaruhi pemberian ASI pada ibu beketja dan tidak bekerja, (3) mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi emotional bonding ibu-anak pada ibu bekerja dan tidak
beketja, dan (4) mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak pada ibu
beketja dan tidak bekerja.
Pcnclitiun clilakllkan di Kolu Tclllk Kuunlun Kabupatcn Kuantan Singingi
Propinsi Riau, pada bulan Pebrllari hingga April 200 I. Unit analisis populasi adalah ibu
rumah tangga masa menyusui yang mempunyai bayi/anak umur 0-24 bulan, dimana
popitlasi dibagi mcnjadi dua subpopulasi berdasarkan status pekerjaan ibu. Selanjutnya
eontoh diambil seem'a aeak tak berimbang agar setiap subpopulasi berjumlah sama yaitu
masing-masing 30 orang, jumlah keseluruhan eonloh aclalah 60 orang responden.
Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas keluarga, data antropometri
anak (BBfU), data faktor keluarga (pendidikan ibu, besar keluarga, pendapatan keluarga,
kepuasan ibu, riwayat hidup ibu dan tingkat keeemasan ibu) dan budaya (mitos tentang
ASI dan anak, nilai anak, pola asuh makan dan pola asuh afeksi), data pemberian ASI

(kualitas pemberian ASI dan lama pemberian ASI) dan data emotional bonding (kasih
sayang ibu-anak dan kedekatan hubungan ibu-anak). Data primer ditabulasi dan dianalisis
seeara deskriptif dan statistik. Data yang menggunakan skor dikategorikan menjadi tiga
yaitu "TinggilBaik" bila skor total lebih besar alau sama 80%, "Sedang" bila skor total
antara 60-79,9%, dan "RendahIKurang" bila total skor kecil dari 60%. Sedangkan data
status gizi anak diukur dengan menggunakan indikator antropometri BBfU dibandingkan
standar baku WHO-NCHS. Pemberian ASI (kualitas pemberian ASI) "Baik" bila skC'r
ASI =3, 'Sedang" skor ASI =2, dan "Kurang" bila skor ASI=l, sedangkan lama
pemberiar> A C'T セZLQ」ャイ@
berdasarkan umur anak (bulan) mendapatkan ASI dari ibunya.
Faktor keluarga seperti pendidikan ibu terdapat perbedaan, dimana pendidikan ibu
beketja seeara Un1l1111 lebih tinggi clari ibll tidak bckclja. Terclapat perbedaan pendapatan
kelliarga pacla kcclua keluarga, dilllana pcnclapatan kcluarga ibn bckerja lebih tinggi
dibandingkan ibu tidak bekerja dan hal ini merupakan konsekuensi logis dari adanya
sumber pendapatan dari ibu bekctja. Scem'a Ullll1111 kcp1l3san ibu pacla ibu bekcrja lebih
baik dari ibu tidak beketja, sebagian besar ibu bckelja (53,3%) dan 20,0% ibu tidak
beketja termasuk kategori baik. Terdapat perbedaan riwayat hidup ibu pada kedua
keluarga, sebagian besar (70,0%) ibu bekerja dan 50,0% ibu tidak bekerja termasuk
kategori baik> Tingkat keeemasan ibu terdapat perbedaan, dimana tingkat keeemasan ibu
bekerja lebih tinggi (53,3%) dibandingkan ibu ticlak beketja (40,0%). Sedangkan besar

keluarga tidak terdapat perbedaan antara kedua keluarga eontoh.

Terdapat perbedaan mitos tentang ASI dan anak pada kedua keluarga, dimana
kepercayaan terhadap mitos tentang ASI dan Anak lebih tinggi pada ibu tidak bekerja
(56,7%) dibanding ibu bekelja (36,7%). Nilai anak berbeda antara kedua keluarga,
dimana ibu tidak bekelja lebih memandang anak bemilai ekonomi dan psikologis,
sedangkan ibu bekerja lebih memandang anak bemilai sosial. Tidak terdapat perbedaan
pola asuh makan pada kedua keluarga, sebagian besar ibu bekerja (60,0%) dan ibu tidak
bekelja (63,4%) termasuk kategori sedang. Sedangkan pola asuh afeksi antara kedua
keluarga tidak berbeda, sebagian besar ibu bekerja (66,7%) dan 63,3% ibu tidak bekerja
termasuk pada kategori sedang.
Secara umum kualitas pemberian ASI ibu tidak bekelja lebih baik dari ibu
bekerja, dimana persentase kualitas pemberian ASI ibu tidak セ・ォイェ。@
lebih besar (73,3%)
kualitas pemberian
dibandingkan ibu bekerja (66,7%), tetapi tidak terdapat ー・イセ、。ョ@
ibll bekerja (12,93 bulan)
ASI pada kedua keillarga. Rata-rata lama pel11berian ASI ー。、セ@
sayang ibu-anak pada
lebih lama dibandingkan ibu tidak bekerja (12,77 bulan). kセウゥィ@

kedua keluarga tidak terdapat perbedaan, sebagian besar (60,0iYo) ibu bekerja dan 66,7%
hubungan ibu-anak
ibu ·tidak bekelja termasuk kategori kuat. Sedangkan ォ・、セ。エョ@
terdapat perbedaan pada kedua keluarga, dimana kedekatan ィセ「ャョァ。@
ibll-anak pada ibu
tidak bekerja lebih dekat dibandingkan ibll bekerja. Hal ini daimt dilihat dari persentase
kategori sangat dekat pada ibll tidak bekelja (36,7%) yang leblh besar dibandingkan ibu
bekerja (23,3%).
Dengan mel11perhatikan faktor keillarga (pendidikan ibu, pendapatan keluarga,
besar keluarga, kepuasan ibu, riwayat hidup ibu, dan tingkat kecel11asan ibu) dan faktor
blldaya (l11itos tentang ASI dan anak, nilai anak, pola asuh makan, dan pola aSlih afeksi),
didapat bahwa lImur anak dan besar keillarga berpengaruh positif terhadap kualitas
pemberian AS!. Aliinya semakin bertal11bah umur anak maka keblltuhan zat gizi yang
diperlukan akan sel11akin banyak. Faktor-faktor yang l11empengaruhi kasih sayang ibllanak adalah kepuasan ibu dan pola asuh afeksi. Isteri yang mendapat perhatian dan kasih
sayang dari suami akan mel11pengaruhi sikap ibn dalal11 berinteraksi dengan anaknya dan
pola asuh afeksi yang baik merupakan cerminan kasih sayang ibll kepada anaknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedekatan hubungan ibu-anak adalah umur anak dan
status kerja ibu (Dummy). Status kerja ibu (ibu bekelja=O dan ibu tidak bekerja=l)
dengan koefisien regresi terstandarisasi adalah 0,374, artinya kedekatan hubungan ibuanak pada ibu tidak bekerja secara umum lebih dekat dibanding ibu bekerja. Sedangkan
tingkat kecemasan ibu berpengaruh negatif terhadap kedekatan hubungan ibu-anak.

Tingkat kecemasan ibu yang tinggi berpengaruh terhadap kedekatan hubungan ibu-anak.
Status gizi allak secm'a Ul11um pada kedua keluarga adalah baik, dimana sebagian
besar status gizi anak (63,3%) pada ibu bekelja dan 66,7% pad a ibu tidak bekerja
terl11asuk kategori baik, namun tidak terdapat perbedaan status gizi anak pada kedua
keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak adalah kualitas pemberian
ASI. Artinya ada kecenderungan bahwa semakin baik kualitas pel11berian ASI maka akan
semakin baik pula status gizi anak. Sedangkan besar keluarga dan umur anak
belpengaruh negatif terhadap status gizi anak. Aliinya, pengaruh negatif besar keluarga
terhadap status gizi anak sangat berkaitan dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki
keluarga.
I

DAMPAK PEMBERIAN ASI TERHADAP STATUS GIZI
DAN EMOTIONAL BONDING IBU-ANAK
P ADA IBU BEKERJA DAN TIDAI( BEKERJA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelal' Sal'jana Pel'tanian
Bidang Keablian Gizi Masyarakat pada Fakultas Pel'tanian
lnstitut Pertanian Bogor


Olch:
AMRI JASI)A
A.05499906

JlIlWSAN GIZI MASYARAKAT I)AN SIMHERI>A YA KELUARGA

VAKULTASPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

JUDUL

DAMPAK PEMBERIAN ASI TERHADAP STATUS
GIZI DAN EMOTIONAL BONDING IBU-ANAK
PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA.

Nama Mahasiswa

AMRI JASDA


NomorPokok

A.05499906

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I,

Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc.
NIP. 131285813

Tanggal disetujui :_ _ _ _ _ _ _ _ __

iイNeュセ@

Dosen Pembimbing II,

ウセ@
NIP. 130 256 332


IUWA Y AT II 1D1i I'

Penulis dilahirkan di Bangkinang Kabupaten Kampar, Propinsi Riau pada
tanggai 05 Maret 1964. Penuiis l1lerupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari
pasangan suami isteri Bapak H. Djaruna dan Ibu J-Ij. Rosda.
Pendidikan SD ditempuh di SDN 01 Bangkinang dari tahun 1972 - 19'/9.
Penl'];· ... ' "',;"1kan pendidikan di SMPN 2 Bangkinang sampai tahun 1982 dan pada
luilun 1985 I11cnycicsaikun pcndidikan di SMAN I l1angkinang. Pacla tailun 1985
penuiis diterima cli Universitas Islam Riau (UIR) pada Jurusan Teknik Perminyakan,
namun pada lailun 198(, pcnulis banting stir dan ditcril1la di Akademi Gizi
Dcpartcnmcn Kcscllatan Padang dan sl,lcsai tallun 1989. Pada lallun 1990 penul is
dianl\kat sebagai pcngawai negeri sipil di jajaran kesehatan Propinsi Riau,
Pada pcrlcngallan lallun 1992., pcnulis l1lenikah dcngan Asnawali, Al11k. dan
dikaruniai dua ornng putri bcrnama Sci via Ralll11adllona Asri dan .Iuwila Dwi Asri.
Seianjulnya pada (ahun 1999 pcnuiis diteril1la sebagai Mahasiswa Alih Jenjang pada
.Iurusan Oizi Masyarakat dan SUl11berdaya Keluarga (OMSK) Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor (lPB), dengan mendapal banl1l3n dana tllgas belajar dari IPGAKY Pusal Departemen Kesehatan Repllbiik Indonesia Jakarta.

UCAI'AN TERIMA I(ASIH


PlIji sYllkllr rcnlliis raniatkan kehndirat TlIhan Yang Maha Esa yang telah
meli11lpahkal. rahmat dan karuniaNya, sehingga renyusunan skripsi ini akhirnya
dara! diselesaikan dengan baik. Pada kesemratan ini, dengan rasa hormat renulis
mengucapkan lerima kasih yang sebesar-besarnya kepada [bu Dr. II'. RaIna
Megawangi, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Ibu II'. Emmy S. Karsin, MS
. selaku dosen pel11bimbing II serta Ibu II'. [)wi Hastuti, M.Sc sebagai dosen penguji,
atas arahan, saran dan koreksinya menuju kesempurnaan skripsi ini.
Kepada Bapak Bupati Kuantan Singingi. Bapak Kepala [)inas Kesehatan,
Bapak Direktllr RSU[) Te1uk Kuanlan, Bapuk Kepala Sosial Politik dan Bapak Call1at
Kuantan Tengah, penulis ucapkan terima kasib atas izin dan banluan yang telab
llibcriknn sclama penulis mclakuk