Klasifikasi Penyakit Pencegahan Demam Berdarah

3 Hepatomegali Pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit bervariasi dari hanya sekedar diraba sampai 2–4 cm di bawah arcus costa kanan. Derajat hepatomegali tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan pada daerah tepi hepar berhubungan dengan adanya perdarahan. 4 Syok Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis menghilang setelah demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan tekanan darah, akral teraba dingin disertai dengan kongesti kulit. Perubahan ini memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi, sebagai akibat dari perembesan plasma yang dapat bersifat ringan atau sementara. Pada kasus berat, keadaan umum pasien mendadak menjadi buruk setelah beberapa hari demam pada saat atau beberapa saat setelah suhu turun, antara 3–7, terdapat tanda kegagalan sirkulasi, kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis di sekitar mulut, pasien menjadi gelisah, nadi cepat, lemah kecil sampai tidak teraba. Pada saat akan terjadi syok pasien mengeluh nyeri perut Siregar, 2004. Gejala lainnya yang dapat menyertai ialah : anoreksia, mual, muntah, lemah, sakit perut, diare dan kejang Fransisca dan Gabriela, 2000.

e. Klasifikasi Penyakit

Klasifikasi penyakit menurut tingkat keparahannya sebagai berikut: 1 Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi ialah uji tourniquet positif. 2 Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain. 3 Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, kulit dingin atau lembab dan penderita tampak gelisah. 4 Derajat IV : Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur WHO, 1999.

f. Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode yang tepat yaitu: 1 Lingkungan Pengendalian nyamuk Aedes aegypti antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah sebagai contoh : a Menguras bak mandi atau tempat penampungan air sekurang kurangnya sekali seminggu. b Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali. c Menutup dengan rapat tempat penampungan air. d Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas, dan ban bekas di sekitar rumah. 2 Biologis, pengendalian ini yaitu dengan menggunakan ikan pemakan jentik ikan adu, ikan cupang. 3 Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain dengan : a Pengasapan fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion, berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. b Memberi bubuk abate temephos pada tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, gentong, vas bunga. Cara yang paling efektif untuk pencegahan penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3M Plus“ yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, sesuai dengan kondisi setempat Kristina et al., 2004.

2. Edukasi

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil

0 49 53

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE Hubungan Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Sendangmulyo Kabupaten Blora.

0 5 13

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Desa Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.

1 9 16

PERBEDAAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA KARANGPELEM KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TENTANG Perbedaan Pengetahuan Masyarakat Desa Karangpelem Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tentang Metode Kontrasepsi Sebelum dan Sesudah Diberi Edukasi.

0 1 15

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Masyarakat Desa Karangpelem Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tentang Metode Kontrasepsi Sebelum dan Sesudah Diberi Edukasi.

0 1 12

PERBEDAAN PENGETAHUAN TENTANG OBAT ANTIDIARE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN PADA PERBEDAAN PENGETAHUAN TENTANG OBAT ANTIDIARE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN PADA MASYARAKAT DESA KARANGPELEM KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN.

0 0 15

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN TENTANG OBAT ANTIDIARE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN PADA MASYARAKAT DESA KARANGPELEM KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN.

0 0 23

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA KARANGPELEM KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA KARANGPELEM KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TENTANG PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH SEBELUM DAN SETELAH DIBERI EDUKASI.

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Fertilitas di Desa Bendungan dan Desa Karangpelem Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.

1 2 18

BIODATA SISWA PRAKERIN Buku siswa

0 1 11