c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
d. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. Pada pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang
telah kaya akan oksigen di ikat oleh hemoglobin oksihemoglobin dan megintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler. Sel jaringan
mengambil oksigen dari hemoglobin untuk metabolisme sel, dan menghasilkan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme Irianto, 2006.
Untuk menjaga agar sistem respirasi tetap berjalan optimal, maka diperlukan adanya suatu sistem pertahanan terhadap benda asing yang
dapat mengganggu jalanya proses diatas. Terdapat tiga kelompok mekanisme pertahanan Guyton 2007.
a. Arsitektur saluran nafas; bentuk, struktur, dan caliber saluran nafas
yang berbeda-beda merupakan saringan mekanik terhadap udara yang dihirup, mulai dari hidung, nasofaring, laring, serta percabangan
trakeobronkial. Iritasi mekanik atau kimiawi merangsang reseptor disaluran nafas, sehingga terjadi bronkokonstriksi serta bersin atau
batuk yang mampu mengurangi penetrasi debu dan gas toksik kedalam saluran nafas
b. Lapisan cairan serta silia yang melapisi saluran nafas, yang mampu menangkap partikel debu dan mengeluarkannya.
c. Mekanisme pertahanan spesifik, yaitu sistem imunitas di paru yang berperan terhadap partikel-partikel biokimiawi yang tertumpuk di
saluran nafas
4. Volume dan Kapasitas Paru
a. Volume statis paru-paru Sherwood, 2009
1 Volume tidal VT = jumlah udara yang dihirup dan
dihembuskan setiap kali bernapas pada saat istirahat. Volume tidal normalnya adalah 350-400 ml.
2 Volume residu RV = jumlah gas yang tersisa di paru-paru
setelah menghembuskan napas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Nilai normalnya adalah 1200 ml.
3 Kapasitas vital VC = jumlah gas yang dapat di ekspirasi
setelah inspirasi secara maksimal. VC = VT + IRV + ERV seharusnya 80 TLC Besarnya adalah 4800 ml.
4 Kapasitas total paru-paru TLC = yaitu jumlah total udara yang
dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC = VT + IRV + ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml.
5 Kapasitas residu fungsional FRC = jumlah gas yang tertinggal
di paru-paru setelah ekspirasi volume tidal normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400 ml.
6 Kapasitas inspirasi IC = jumlah udara maksimal yang dapat
diinspirasi setelah ekspirasi normal. IC = VT + IRV. Nilai normalnya sekitar 3600 ml.
7 Volume cadangan inspirasi IRV = jumlah udara yang dapat
diinspirasi secara paksa sesudah inspirasi volume tidal normal. 8
Volume cadangan ekspirasi ERV = jumlah udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah ekspirasi volume tidal normal.
b. Volume dinamis paru-paru 1 Force Volume I second FEV1 atau volume ekspirasi paksa detik
pertama adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan sebanyak - banyaknya dalam 1 detik pertama pada waktu ekspirasimaksimal
setelah inspirasi maksimal.
2 Maximal Voluntary Ventilation MVV adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara maksimal dalam 2 menit dengan bernapas
cepat dan dalam secara maksimal.
5. Faktor yang mempengaruhi Faal Paru Berbagai faktor normal yang ikut mempengaruhi dan menentukan
besarnya parameter ventilasi paru individu normal telah diketahui, antara lain: 1 umur, 2 jenis kelamin, 3 tinggi badan, 4 berat badan
terutama tingkat kegemukan seseorang, 5 tinggi tempat pengukuran faal paru diatas permukaan laut barometer, 6 suhu badan individu
saat pemeriksaan, 7 kelembaban udara, 8 olahraga, 9 posisi tubuh saat pemeriksaan dan sebagainya Hansen, 2011.
Kapasitas vital laki-laki lebih besar daripada kapasitas vital wanita. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25
persen lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan
astenis Guyton, 2007. Selain itu, berdasarkan pada tinggi badan seseorang dapat ditaksir besar kapasitas vitalnya. Orang yang semakin
tinggi cenderung mempunyai kapasitas vital paru yang lebih besar dari orang yang tinggi badanya rendah. Pada pria kapasitas vital prediksi =
27,63-0,112 U TB, sementara pada wanita kapasitas vital prediksi = 21,78-0,101 U TB. U merupakan umur dalam tahun dan TB adalah
tinggi badan dalam cm Guyton, 2007.
Olahraga merupakan kegiatan yang menyebabkan perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan pernafasan. Kedua hal tersebut berlangsung
bersamaan dan terpadu sebagai bagian dari respons homeostatik. Pada penelitian yang dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu olahragawan
dan non olahragawan menunjukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai kapasitas vital paksa KVP dan volume ekspirasi paksa satu detik
pertama FEV-1 Darmayasa, 2013.
Selain faktor fisiologis tersebut, fungsi atau parameter ventilasi paru juga dapat dipengaruhi oleh konsumsi rokok dan penyakit atau
kondisi kesehatan. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru. Kebiasaan merokok
akan mempercepat penurunan faal paru dan dapat meningkatkan resiko kelainan penyakit kardiovaskuler Lee, 2010. Penurunan volume
ekspirasi paksa petahun adalah 28,721 mL untuk non perokok, 38,4 mL untuk bekas perokok dan 41,7 mL untuk perokok aktif. Pengaruh asap
rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu yang hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok.
6. Pemeriksaan Fungsi Paru
Salah satu metode pemeriksaan fungsi paru yang dapat
menentukan derajat kelainan paru seperti obstruksi adalah spirometri. Spirometri mengukur volume udara yang dihirup dan dikeluarkan
Sherwood, 2011. Spirometri digunakan untuk mengevaluasi perjalanan kelainan paru dari waktu-kewaktu. Selain itu, spirometri
juga dapat digunakan sebagai alat survey epidemiologi. Indikasi lain penggunaan spirometri adalah untuk menentukan kekuatan dan fungsi
dada, mendeteksi berbagai penyakit saluran pernapasan terutama akibat pencemaran lingkungan dan asap rokok. Spirometri merekam secara
grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Spirometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempelajari
ventilasi paru dengan cara mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru. Spirometer terdiri dari sebuah drum terbalik berisi
udara atau oksigen yang diletakkan diatas air kemudian drum tersebut diimbangi pleh suatu beban. Di dalam drum tersebut terhubung dengan
sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruangan gas, apabila kita bernapas melalui mouthpiece maka drum tersebut akan naik turun
senada dengan nafas kita, kemudian dilakukan perekaman yang sesuai dengan napas kita pada gulungan kertas Guyton, 2007.
Indikasi dari pemeriksaan fungsi paru dengan spirometer antara lain:
a. Pemeriksaan kesehatan berkala b. Kelainan paru obstruktif
c. Kelainan paru restriktif d. Follow up penyakit
e. Pemeriksaan pada perokok f. Mengevaluasi adanya disabilitas
g. Evaluasi prabedah
h. Pemeriksaan pada penyakit paru kerja i. Mengevaluasi respon saluran pernapasan terhadap bronkodilator dan
kortikosteroid Djojodibroto, 2009. 7. Kapasitas Vital Paksa
KVP Kapasitas Vital Paksa merupakan volume udara maksimum yang dapat dihembuskan secara paksakapasitas vital paksa
yang umumnya dicapai dalam 3 detik, normalnya 4 liter dan FEV1 Forced Expired Volume in one second merupakan volume udara yang
dapat dihembuskan paksa pada satu detik pertama normalnya 3,2 liter adalah parameter dalam menentukan fungsi paru Price, 2006.
Penilaian tingkat KVP yang didapatkan dari instrumen ini adalah Price, 2006:
a ≥70
: Normal b 60-69
: Obstruksi ringan c 51-59
: Obstruksi sedang d ≤50
: Obstruksi berat
C. Hubungan Polusi dengan Nilai KVP