Deskripsi Kasus Teknologi Intervensi Fisioterapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Kasus

1. Definisi Cervical syndrome adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa nyeri pada sepanjang ruas-ruas tulang belakang pada leher tengkuk yang disebabkan oleh berbagai gangguan maupun trauma sehingga menyebabkan rasa sakit dan dapat membatasi pergerakan pada leher karena adanya spasme ketegangan otot sekitar leher Turana, 2005.. 2. Etiologi Etiologi adalah ilmu pengetahuan atau teori tentang faktor penyebab suatu penyakit atau asal mula penyakit Dorland, 2002. Nyeri pada leher dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor musculoskeletal, faktor nervorum, faktor vascularisasi, dan faktor pada persendiannya Hudaya, 2009. 3. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang muncul pada kasus cervical syndrome meliputi: a. Adanya nyeri pada daerah leher yang bersifat terus-menerus. Nyeri tersebut berupa nyeri tekan pada otot-otot sekitar leher, scapula, dan pundak seperti m. sternocleidomastoideus, m. levator scapulae, m. extensor leher, m. upper trapezius, m. rhomboideus major, dan m. rhomboideus minor. Nyeri gerak pada gerakan leher yang meliputi gerak flexi, ekstensi, rotasi kanan, rotasi kiri, lateral flexi kanan, dan lateral flexi kiri baik gerak pasif maupun aktif. b. Adanya spasme otot-otot leher, scapula, dan pundak pada m. sternocleidomastoideus, m. levator scapulae, m. extensor leher, m. upper trapezius, m. rhomboideus major, dan m. rhomboideus minor. c. Adanya keterbatasan gerak pada leher yang meliputi gerak flexi, ekstensi, rotasi kanan, rotasi kiri, lateral flexi kanan, dan lateral flexi kiri baik gerak aktif maupun pasif. d. Gangguan postural sebagai gerakan kompensasi untuk menghindari rasa nyeri, misalnya bahu menjadi asimetris atau tidak tegak.

B. Teknologi Intervensi Fisioterapi

Modalitas fisioterapi yang digunakan pada kasus cervical syndrome adalah Short Wave Diathermy SWD, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation TENS, dan terapi latihan. 1. Short Wave Diathermy a. Definisi Suatu alat terapi yang menggunakan energi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan arus bolak balik Alternating Current dengan frekuensi tinggi yaitu 27,12 MHz dan panjang gelombang 11 meter. Di dalam tubuh, medan elektromagnetik ini akan menimbulkan panas pada jaringan yang akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah Suajatno, 1993. 2. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation TENS a. Definisi TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dalam hubungannya dengan modulasi nyeri Johnson, 2002 dikutip oleh Parjoto, 2006. 3. Hold Relax Hold relax HR merupakan merupakan teknik dari Proprioceptive Neuromuscular Facilitation PNF yang menggunakan kontraksi isometrik secara optimal dari kelompok otot antagonis yang memendek diikuti dengan rileksasi otot tersebut sampai terjadi penambahan LGS dan penurunan nyeri. Di dalam prosedur pelaksanaaan HR, p asien melakukan “end-range isometric contraction” dari otot yang mengalami spasme sebelum dilakukan penguluran lengthening secara pasif. Pada teknik ini, setelah terjadi prestretch pada otot yang mengalami spasme, maka otot tersebut akan mengalami relaksasi sebagai hasil dari terjadinya autogenic inhibition dan oleh karena itu maka akan lebih mudah dilakukan penguluran. Tendon golgi akan menghibisi ketegangan otot sehingga akan memudahkan penguluran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN