Pola Komunikasi Antara Guru Dan Orang Tua Murid Di Sekolah Dasar Fajar Islami Tangerang

(1)

POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN

ORANG TUA MURID DI SEKOLAH DASAR FAJAR ISLAMI

TANGERANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh : Aulia Pratiwi NIM. 105051001886

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M


(2)

POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN WALI MURID

DI SEKOLAH DASAR FAJAR ISLAMI

TANGERANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Sosial Islam (S. Kom. I)

Oleh AULIA PRATIWI NIM. 105051001886

Pembimbing,

RUBIYANAH, M.A NIP. 197308221998032001

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Skripsi yang berjudul “ POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN WALI MURID DI SD FAJAR ISLAMI TANGERANG ” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 31 Januari 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 31 Januari 2013 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, M.A. NIP. 195204221981031002

Sekretaris Merangkap Anggota

Hj. Umi Musyarofah, M.A. NIP. 1971081997032002 Anggota

Penguji I

Dr. H. Sunandar, M.A. NIP. 196206261994031002

Penguji II

Dra. Hj. Musfirah Nurlaely, M.A. NIP. 197104122000032001 Pembimbing

Rubiyanah M.A. NIP. 197308221998032001


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 31 Januari 2013


(5)

i

Aulia Pratiwi : Pola Komunikasi Antara Guru Dengan Wali Murid di Sekolah Dasar Fajar Islami Kelapa Dua Tangerang.

Komunikasi antara guru dengan wali murid di sekolah sangatlah penting karena semakin intensif komunikasi yang terjalin maka semakin kecil masalah yang dihadapi khususnya masalah belajar dan mengajar baik di dalam kelas maupun di luarnya. Guru dan wali murid memiliki ikatan penting dalam menjalin silaturahmi untuk mengetahui sikap dan perilaku anak di luar jam sekolah begitupun sebaliknya wali murid selalu membutuhkan informasi dari guru kelas yang bersangkutan. Komunikasi yang baik memiliki dampak yang baik pula untuk kebaikan bersama tetapi jika disalah artikan bisa menghancurkan hubungan silaturahmi antara guru dengan wali muridnya.

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui pola komunikasi antara guru dengan wali murid. Kedua, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi antara guru dengan wali murid. Untuk memudahkan penelitian maka penulis membatasi penelitian ini agar lebih fokus dalam melakukan observasi dan penelitian ini dilakukan antara guru kelas 1, 4 dan 6 dengan wali muridnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang di pakai dalam mempelajari masalah-masalah sosial dan hubungannya dengan masyarakat, seperti pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam hal ini penulis mengadakan observasi langsung ke lapangan dan mewawancarai beberapa guru dan wali murid serta mengumpulkan file-file dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini guna memperoleh data yang lebih akurat.

Teori yang ditemukan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi antarpribadi dan teori komunikasi kelompok menurut Joseph A. Devito yang dirumuskan oleh Nuruddin yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika dan juga bisa terjadi antara seorang pembicara dengan sekelompok orang dengan jumlah yang lebih besar pada suatu tatap muka.

Dalam proses komunikasi antara guru dengan wali murid di sekolah dasar fajar islami, pola yang ditemukan adalah pola komunikasi antarpribadi dan kelompok dan berdasarkan observasi yang dilakukan sejumlah wali murid yang di wawancara juga menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi di sekolah dasar fajar islami adalah komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah khaliqul baits yang telah menciptakan langit berlapis-lapis, dari sanalah turun hujan dan gerimis. Shalawat berangkaikan salam dan berbuah syafa’at kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta generasi penerus hingga akhir zaman. Yang dengan_Nya penulis memiliki kesabaran untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Doa, perhatian, semangat, dalam bentuk apapun adalah suatu hal yang sangat berharga bagi penulis dalam meraih cita-cita. Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan untuaian terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan nasihat untuk penulis.

2. Para Pudek fakultas dakwah dan komunikasi yang telah memberikan nasihat untuk penulis.

3. Ketua dan sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak Drs. Jumroni, M.Si., dan Ibu Hj. Umi Musyarofah, M.A., atas segala

perhatian dan nasihat bagi penulis.

4. Ibu Rubiyanah, M.A., selaku dosen pembimbing, yang dengan tekun dan sabar dalam memberikan nasihat dan menyempatkan waktu untuk membimbing penulis.

5. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullahdan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku refrensi.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, atas kesabaran selama memberikan ilmu yang sangat berharga.

7. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Nuryadi dan Ibunda Sunarsih. Ketiga adik-adikku tersayang, Hafiz Fuady, Destriany Amalia dan Fariz Firmansyah


(7)

iii

dukungan dan doa untuk mewujudkan cita-cita untuk penulis.

8. Suami tercinta usmayadi yang selalu membimbing dan motivasi penulis. 9. BAZIS atas pemberian beasiswa unggulan

10. Kepala sekolah, guru-guru juga wali murid sekolah dasar fajar islami yang telah memberikan informasi dan pengarahan serta memberikan izin untuk melakukan penelitian

11. Teman-teman kelas KPI B angkatan 2005 khususnya Nisa, Eddy, Ucup dan Syarif yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

12. Teman-teman alumni Gontor Putri angkatan 2003 khususnya konsulat Tangerang yang tidak pernah berhenti mengingatkanku untuk segera selesai kuliah.

Semoga Allah SWT meridhoi setiap waktu, langkah dan pengorbanan yang telah dilakukan selama penyelesaian skripsi ini. Amin.

Tangerang, januari 2013


(8)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 7

F. Tinjauan Pustaka ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Komunikasi ... 10

1. Prinsip komunikasi ... 14

2. Tujuan Komunikasi ... 14

3. Komponen-komponen komunikasi ... 15

B. Pengertian Pola komunikasi ... 16

C. Proses komunikasi ... 21

BAB III GAMBARAN UMUM SEKOLAH DASAR FAJAR ISLAMI A. Sejarah dan Perkembangan yayasan ... 25

B. Visi dan Misi Sekolah Dasar Fajar Islami ... 25

C. Letak geografis sekolah dasar fajar islami ... 26

D. Fasilitas umum sekolah dasar fajar islami ... 26


(9)

v

F. Struktur wali kelas sekolah dasar fajar islami ... 27

G. Kegiatan belajar mengajar ... 29

H. Kegiatan ekstra kulikuler ... 33

I. Profil kelas ... 34

1. Kelas 1 ... 34

2. Kelas 2 ... 36

3. Kelas 3 ... 36

4. Kelas 4 ... 36

5. Kelas 5 ... 37

6. Kelas 6 ... 37

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA A. Pola Komunikasi antara guru dengan wali murid ... 39

1. Komunikasi antarpribadi ... 39

2. Komunikasi kelompok ... 41

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi antara guru dengan wali murid ... 42

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58 DAFTAR LAMPIRAN


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang memiliki rasa ingin tahu, ingin berkembang dan ingin maju, maka salah satu cara bersosialisasi manusia adalah melalui komunikasi. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, dan perasaan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai maupun penerima. Melalui komunikasi juga orang dapat mempengaruhi dan merubah sikap tingkah laku orang lain. Karena komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia.

Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun kelompok. Baik secara sadar ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia karena komunikasi dilakukan dalam pergaulan kita sehari-hari.1

Dalam perspektif agama, komunikasi sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia dalam bersosialisasi. Dalam surat al-Alaq ayat 1-5 Allah berfirman :





















1

Widjaja H.A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), cet. Ke-4, h. 1.


(11)

bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah bacalah dan tuhanmu akan memuliakan,dia telah mengajarkanmu dengan tulisan dan mengajarkan manusia tentang apa-apa yang belum di ketahuinya”.

Dari ayat tersebut Allah memerintahkan umatnya agar membaca, karena dengan membaca manusia bisa tahu apa yang belum mereka tahu dan ketika mereka tahu manusia bisa berdakwah atau berkomunikasi dengan manusia lainnya. Selain itu dengan membaca ayat-ayat Allah manusia bisa dekat dengan penciptanya.

Al-Qur’an juga mengajarkan kita jadi pandai berbicara. Perlu disadari bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi, bahkan dalam proses belajar mengajar. Karena proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi , yaitu proses penyampaian dari sumber pesan kepada penerimanya. Proses belajar mengajar tak lepas pula dengan peran orang tua karena tanpa orang tua atau wali murid, guru akan kesulitan memberikan pesan atau pengajaran kepada murid.

Guru adalah orang tua murid di sekolah namun selepasnya di rumah orang tualah yang banyak berperan untuk membantu proses belajar di rumah, jika hanya mengandalkan seorang guru, tidak akan mungkin seorang murid dapat berkembang pesat dalam proses belajar.

Tujuan pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan yang bertujuan mengembangkan aspek batin atau rohani dan pendidikan yang bersifat jasmani atau lahiriah. Pendidikan bersifat rohani merujuk kepada kualitas kepribadian, karakter, akhlak dan watak, kesemua itu menjadi bagian penting dalam pendidikan. Pendidikan jasmani terfokus pada ketangkasan,


(12)

3

kesehatan, cakap dan kreatif. Pengembangan tersebut dilakukan di institusi sekolah dan di luar sekolah seperti dalam keluarga dan di dalam lingkuangan anak tersebut melakukan aktifitas sehari-hari.

SD Fajar Islami adalah salah satu sekolah yang memiliki visi dan misi mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan yang melibatkan bermacam-macam karakter guru, murid serta wali murid di dalamnya, karena komunikasi antara guru dan wali murid memiliki arti tersendiri dalam proses belajar mengajar terutama prestasi siswa dan murid. Maka penulis tertarik untuk meneliti “pola komunikasi antara guru dan orang tua murid di SD Fajar Islami Tangerang”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya tingkatan murid yang ada di SD Fajar Islami, maka penulis membatasi penelitian hanya pada pola komunikasi antara guru kelas 6 dengan orang tua murid kelas 6. Penulis memilih Kelas 6 karena mereka adalah siswa akhir yang akan menghadapi ujian akhir di Sekolah Dasar karena itu komunikasi antara guru dan wali muridnya lebih banyak terjadi untuk proses belajar anak-anaknya.

2. Rumusan Masalah.

Berdasarkan batasan masalah yang tertulis di atas, maka penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :

a. Bagaimana pola komunikasi antara guru dan wali murid di SD Fajar islami ?


(13)

b. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pola komunikasi antara guru dan orang tua murid di SD Fajar Islami ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak di capai adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi guru dan wali murid di SD Fajar Islami

2. Ingin mengetahui bagaimana factor pendukung dan penghambat komunikasi di SD Fajar Islami.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan dokumentasi ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran pada lembaga pendidikan serta dapat menambah wawasan bagi pembaca dalam memperkaya kajian ilmu komunikasi

2. Manfaat Praktis

Penulis berharap dapat menjadikan info yang berguna bagi pembaca khususnya guru dan wali murid sebagai pendukung pendidikan di sekolah maupun di rumah. Serta dapat memotivasi pelaku komunikasi untuk meningkatkan kemampuannya dibidang komunikasi sehingga dapat memilih pola komunikasi yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada.


(14)

5

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis, dimana pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, factual dan akurat, mengenai faktor -faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka–angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan pendekatan kualitatif.2

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pola komunikasi guru dan wali murid SD Fajar islami Tangerang. Objeknya adalah guru dan orang tua murid kelas 6 di SD Fajar Islami

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Penulis melakukan observasi secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan3 observasi memungkinkan penulis membentuk pengetahuan yang diketahui bersama. Dalam hal ini penulis mengamati secara langsung kegiatan komunikasi antara guru dan orang tua murid di SD Fajar Islami.

2

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelotian Kualitatif, ( Bandung, Rosdakarya, 2007), cet. Ke-23, h. 9-10

3

Winayno Suyakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsiti, 1986), cet. Ke-7, h. 162


(15)

b. Wawancara

Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu penulis sebagai pewawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada individu yang bersangkutan. 4 adapun yang menjadi informan adalah guru dan orang tua murid, yang menjadi sampel untuk memperoleh informasi mengenai pola komunikasi antara guru dengan orang tua murid yang di gunakan di SD Fajar Islami.

c. Dokumentasi

Yaitu tekhnik pengumpulan data melalui kumpulan dokumen-dokumen untuk memperkuat informasi. Dokumentasi ini dapat dilakukan untuk mencari data mengenai permasalahan yang diteliti dari berbagai macam dokumen seperti arsip, brosur, dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Analisis data

Untuk memperoleh hasil akhir, peneliti menggunakan metode deskriftif analisis yaitu peneliti menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara menggambarkan dan menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang disertai kutipan-kutipan data. 5 Alasan penulis memilih tekhnik analisis data secara kualitatif adalah demi memudahkan proses penelitian. Data-data yang bisa

4

Lexy. J. moleong, Metodologi Penelotian Kualitatif, ( Bandung, Rosdakarya, 2007), h. 186

5


(16)

7

diperoleh dari pelaksanaan penelitian adalah data tulisan dan lisan bukan data nominal yang menunjukkan angka.

5. Teknik penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada buku “Pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ( Jakarta: CeQDA, 2007).

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Mengingat yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah lembaga pendidikan maka penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2012-2013 pada bulan Januari 2012- Maret 2012. Penulis juga melakukan penelitian ini saat jam pelajaran telah selesai jadi tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penelitian ini bertempat di yayasan Al-husna tepatnya di SD Fajar Islami yang bertempat di jalan Gerbang Sinai blok O1 no. 23-25 Kelapa dua Tangerang .

SDS Fajar islami juga menjadi tempat mengajar penulis jadi untuk melakukan penelitian di sekolah ini penulis tidak menemukan masalah apapun dan mendapatkan izin dari ketua yayasan dan kepala sekolahnya.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah meninjau beberapa skripsi yang sama pembahasannya dengan objek yang berbeda, antara lain :


(17)

1. Skripsi yang berjudul Pola komunikasi ustadz dan santri dalam pembelajaran qiroatul kutub di MAK darunnajah yang ditulis oleh Imam Nur Iskandar tahun 2009

2. Skripsi yang berjudul Pola komunikasi guru dan murid pada lembaga bimbingan belajar bintang pelajar yang ditulis oleh Rosalina tahun 2009 3. Skripsi yang berjudul Pola komunikasi orang tua dan anak di kelurahan

malaka jaya Jakarta Timur milik Siti Widyani tahun 2008

4. Skripsi yang berjudul pola komunikasi santri dan kyai di pondok pesantren Salafiyah Daarul Istiqomah desa Kalang gunung Cipeucang Pandeglang milik Anna Lestari Anwari tahun 2012.

Adapun penelitian tentang pola komunikasi antara guru dan wali murid belum ada yang membahas jadi penulis tertarik untuk membahas penelitian yang berisi pola komunikasi antara guru dengan orang tua murid kelas 6 di SD Fajar Islami.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab dan memiliki beberapa sub bab, yaitu :

Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.


(18)

9

Bab II : Tinjauan teoritis yang terdiri dari pengertian komunikasi, jenis-jenis komunikasi, pola komunikasi dan proses komunikasi, Bab III : Gambaran umum Sekolah dasar Fajar Islami yang terdiri dari

sejarah singkat SDS Fajar Islami, visi misi SDS Fajar Islami, kegiatan belajar mengajar SDS Fajar Islami, struktur pengajar SDS Fajar Islami

Bab IV : Analisis pola komunikasi guru dan wali murid kelas 1, 4 dan 6 di SDS Fajar Islami

Bab V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan pola komunikasi guru dan orang tua murid kelas 6 di SDS Fajar Islami dan saran


(19)

10

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau

Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Dapat pula di artikan sebagai proses pernyataan antar manusia. 1 Pernyataan tersebut adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam rumusan Richard west dan lynn H Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan atau menginterpretasikan dalam lingkungan mereka.2

Setiap manusia tidak akan mungkin dapat hidup sendiri dan selalu akan memerlukan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan di dunia. Agar dapat berlangsung kehidupan yang serasi dalam kelompok manusia, maka manusia perlu untuk saling bertukar informasi. Saling bertukar informasi atau berita yang berjalan lancar dan terus menerus dikenal dengan istilah komunikasi.

Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi,

1

Onong uchjana Effendy, Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung : Remaja Rosdakarya ), h.28

2

Richard west dan lynn H. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi,


(20)

11

sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing.

Komunikasi dalam rumusan Onong Uchjana dapat didefinisikan sebagai berikut3 :

1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).

2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).

3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).

4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)

5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain,

6. komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi) Dari beberapa definisi di atas, diperoleh gambaran bahwa pengertian komunikasi memiliki karakteristik, yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi adalah suatu proses. Yakni bahwa “komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan, serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu

3

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung : Rosdakarya, 2007), h. 9.


(21)

proses, komunikasi tidak statis, tetapi dinamis, dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus.

2. Komunikasi melibatkan beberapa unsur, seperti yang diungkapkan Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan lima unsur yang terlibat dalam komunikasi, yakni Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect ? Who, yaitu Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif sebagai sumber). Says What, yaitu mengatakan apa (isi pesan yang disampaikan baik secara verbal maupun non verbal). In Which Channel, yaitu melalui saluran apa (media atau alat yang digunakan untuk berkomunikasi). To Whom, yaitu kepada siapa (penerima pesan, yang disebut sebagai receiver atau sasaran komunikasi). Dan With What Effect ? yaitu efek apa (hasil yang terjadi pada penerima akibat komunikasi). Namun, unsur-unsur tersebut dapat ditambah dengan yang lainnya sesuai kebutuhan.

3. Komunikasi bersifat transaksional, karena pada dasarnya komunikasi menuntut tindakan memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang oleh masing-masing pelaku

yang terlibat dalam komunikasi. Pengertian “transaksional” juga menunjuk

pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi. Ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua


(22)

13

belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang

dikomunikasikan”.4

4. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan, yakni bahwa komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuh berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendali dan terkontrol bukan dalam

keadaan „mimpi’. Disengaja juga maksudnya komunikasi yang dilakukan

memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Dan mempunyai tujuan berarti komunikasi menunjuk pada hasil atau akibat dari komunikasi yang diinginkan.

5. Komunikasi menuntun adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelakunya. Yakni komunikasi akan berlangsung, apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik atau pesan yang dikomunikasikan. Jadi kedua belah pihak harus partisipasi dan kerja sama.

6. Komunikasi bersifat simbolis. Komunikasi yang dilakukan pada dasarnya menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka dan lain-lain. Dan juga lambang-lambang yang bersifat non verbal, seperti; gerakan tubuh, tangan, kaki dan lain-lain, warna, gambar, pakaian simbolik, signal dan lain-lain. Bersifat simbolik, maksudnya adalah “salah satu kebutuhan

4


(23)

pokok manusia yaitu simbolisasi, seperti yang dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang”.5

7. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Yakni bahwa para peserta yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama, karena adanya berbagai produk teknologi komunikasi, seperti telepon, faksimili, dan lainya. Demikian juga adanya televise, dunia terasa sempit. Apa yang terjadi dibelahan dunia, secara cepat diketahui ditempat lainnya dan tanpa kita pergi ke suatu tempat, maka kita pun tahu tentang tempat itu. Semuanya karena adanya teknologi yang canggih.

1. Prinsip Komunikasi

Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi tersebut.

a. Komunikasi adalah Suatu Proses b. Komunikasi adalah Sistem

c. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi

d. Komunikasi Dapat Terjadi Disengaja Maupun Tidak Disengaja 2. Tujuan Komunikasi

Tujuan berkomunikasi kepada lawan bicara adalah untuk menyampaikan pesan dan menjalin hubungan sosial (social relationship). Dalam penyampaian pesan tersebut biasanya digunakan bahasa verbal baik lisan atau tulis, atau non verbal (bahasa isyarat) yang dipahami kedua belah pihak; pembicara dan lawan bicara.

5

Hayakawa, “Symbols” dalam Wayne Austin Shrope, Experience In Communication, (New York, Harcourt Brace Jovanovivh, 1974), h. 144


(24)

15

Sedangkan tujuan komunikasi untuk menjalin hubungan sosial dilakukan dengan menggunakan beberapa strategi. Misalnya, dengan menggunakan ungkapan kesopanan (politeness), ungkapan implisit (indirectness), basa-basi (lips service) dan penghalusan istilah (eufemisme). Strategi tersebut dilakukan oleh pembicara dan lawan bicara, agar proses komunikasi berjalan baik dalam arti pesan tersampaikan dengan tanpa merusak hubungan sosial diantara keduanya. Dengan berlaku demikian setelah proses komunikasi selesai antara pembicara dan lawan bicara mempunyai kesan yang mendalam, misalnya, kesan impatik, sopan, ramah, dan santun.

Namun demikian untuk mencapai dua tujuan komunikasi tersebut ternyata tidak mudah. Bahkan seringkali prinsip-prinsip komunikasi sering berbenturan dengan prinsip-prinsip kesopanan dalam berbahasa. Disatu sisi kita diharuskan untuk mematuhi prinsip komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman, tetapi disisi lain kita harus melanggar prinsip-prinsip tersebut, dengan berbasa-basi, untuk menjaga hubungan sosial.

3. Komponen – Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah6:

a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

6

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung : Rosdakarya, 2007), h. 9.


(25)

b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain

e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikan.

f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")7

B. Pola komunikasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Pola dapat diartikan dengan model atau rancangan,8 pola komunikasi berarti dapat diartikan sebagai model komunikasi.

Menurut Everett Rogers Komunikasi adalah proses hal mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah perilaku. Definisi ini menekankan bahwa dalam komunikasi ada sebuah proses pengoperan (pemrosesan) ide,gagasan,lambang, dan didalam

7

www. blogspot.com/2006/08/komunikasi.html, Komponen-komponen komunikasi,

Rahmat Ridwan

8

Dep. Pend. Dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai pustaka, Jakarta, 1990, h. 601.


(26)

17

proses situ melibatkan orang lain. Namun begitu, sebenarnya dalam proses komunikasi itu sendiri orang lain tersebut bisa menjadi dirinya sendiri.

Pola komunikasi juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang atau kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati sebelumnya. Beberapa pola komunikasi, nyata telah mampu membentuk sebuah arus komunikasi tersendiri, dan dengan kelebihannya masing-masing jelas akan mempengaruhi sistem komunikasi Indonesia. Sistem komunikasi Indonesia bisa berjalan jika tinjau dari pola-pola sebagai berikut: 1. komunikasi dengan diri sendiri

2. komunikasi antar pribadi 3. komunikasi kelompok 4. komunikasi massa.

Pola komunikasi adalah alur berjalannya suatu komunikasi yang memiliki fungsi untuk dijalankan dan terjadi karena perilaku anggotanya. Pola komunikasi di bagi menjadi pola komunikasi antar personal, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, komunikasi massa.9

Joseph A Devito membagi pola komunikasi menjadi 4;

1. Interpersonal communication,

2. Small group communication,

3. Public communication

4. Mass communication

9


(27)

Sementara para sarjana komunikasi lain di Amerika membagi pola komunikasi manusia menjadi:

1. Interpersonal communication

2. Small group communication,

3. Organizational communications

4. Mass communication,

5. Public communication

Pola komunikasi di Indonesia bisa di bedakan berdasarkan beberapa pola komunikasi diatas:

1. Komunikasi dengan diri sendiri ( Intrapersonal communication) Karateristik komunikasi intrapersonal:

a. Keputusan merupakan hasil berfikir atau hasil usaha intelektual b. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif c. Keputusan selalu melibatkan tindakan yang nyata

2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)

Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Berdasarkan definisi di atas dapat berlangsung antara dua orang dalam suatu pertemuan misalnya antara guru dengan wali murid. Komunikasi antarpribadi dikatakan penting karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis karena dengan berdialog dapat terjadinya interaksi antara komunikan dan komunikator.


(28)

19

Komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka. Oleh karena itu terjadilah kontak pribadi yang dapat menyentuh pribadi komunikan ketika itu pula terjadilah umpan balik. Jika umpan balik yang diberikan positif berarti kita berhasil melakukan komunikasi namun jika hasilnya negative, maka kita belum berhasil atau ada kesalahan dalam penyampaian pesan yang kita sampaikan.10

Karateristik komunikasi interpersonal:

Pesertanya dua orang atau lebih, berlangsung secara tatap muka, peserta memiliki kedudukan yang sama, tidak ada dominasi sehingga sulit di bedakan mana komunikator dan komunikan.

Tujuan komunikasi antar personal adalah: a. Mengenal diri sendiri dan orang lain b. Mengetahui dunia luar

c. Menciptakan dan memelihara hubungan jadi bermakna d. Mengubah sikap dan perilaku

e. Bermain dan mencari hiburan f. Membantu orang lain

Komunikasi antar personal dibedakan menjadi 2 menurut sifatnya, yaitu dyadic communication dan triadic communication.

a. komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni komunikator dan komunikan, maka dialog yang

10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung : Rosdakarya, 2007 ) h. 60-62.


(29)

terjadi berlangsung secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri komunikan seorang itu.

b. Komunikasi triadic adalah komunikasi yang terjadi antara tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan dilakukan secara dialogis. Namun diantara keduanya yang lebih efektif adalah komunikasi diadik karena lebih memusatkan perhatiannya kepada satu orang saja.

3. Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap muka. 11

Karateristik komunikasi kelompok adalah:

a. Pesan disampaikan dari satu atau lebih komunikator terhadap sekelompok audien

b. Proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan dan secara tegas bisa di bedakan komunikator dan komunikannya

c. Pesan disampaikan secara terencana pada khalayak tertentu, tidak spontanitas

Menurut H.A.W. Widjaja di dalam bukunya ilmu komunikasi pengantar studi, ada empat pola komunikasi12, yaitu:

a. Pola roda yakni seseorang berkomunikasi pada banyak orang.

11

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, ( Jakarta, Rajawali Pers, 2004), hal. 33.

12


(30)

21

b. Pola rantai yakni seseorang berkomunikasi pada seseorang yang lain dan seterusnya.

c. Pola lingkaran yakni hampir sama dengan rantai namun orang terakhir berkomunikasi pula kepada orang pertama.

d. Pola bintang yakni semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota.

C. Proses Komunikasi

Komunikasi mempunyai proses dalam penyampaian pesannya, antara lain ada tujuh proses komunikasi13:

1. Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat difahami oleh orang yang menerima sesuai dengan yang dimaksudkan. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesanan. Pesanan adalah secara verbal atau non verbal dan pesanan akan efektif bila dikendalikan.

2. Symbol atau kode

Pada tahap ini pengirim pesanan membuat kode atau simbol sehingga pesanannya dapat difahami oleh orang lain. Biasanya seorang pengurus menyampaikan pesanan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bahagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesanan adalah untuk mengajak, memujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

13


(31)

3. Media/penghubung

Alat untuk penyampaian pesanan seperti; TV, radio surat khabar, papan pengumuman, telefon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesanan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesanan dan sebagainya.

4. Menafsir code/isyarat

Setelah pesanan diterima melalui pancaindera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mentafsirkan simbol/code dari pesan tersebut, sehingga dapat difahami.

5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentukcode/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Tindakbalas/tanggapan

Tindakbalas adalah isyarat atau tanggapan yang berinformasi kesan dari penerima pesanan dalam bentuk verbal mahupun non-verbal. Tanpa tindakbalas seorang pengirim pesanan tidak akan tahu kesan pesanannya terhadap si penerima pesanan. Hal ini penting bagi pengurus atau pengirim pesanan untuk mengetahui apakah pesanan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. 14

Tindakbalas dapat disampaikan oleh penerima pesanan atau orang lain yang bukan penerima pesanan. Tindakbalas yang disampaikan oleh

14


(32)

23

penerima pesanan pada umumnya merupakan tindakbalas langsung yang mengandungi pemahaman atas pesanan tersebut.

Tindakbalas yang diberikan oleh orang lain boleh didapati dari pengamatan pemberi tindakbalas terhadap perilaku mahupun ucapan penerima pesanan. Pemberi tindakbalas menggambarkan perilaku penerima pesanan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya.

7. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bahagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, kerana pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya secara baik dan jelas. 15

Teknik-teknik Komunikasi

Istilah-istilah teknik berasal dari bahasa Yunani Technikos yang berarti keterampilan.16 Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi:17

1. Komunikasi informatif adalah memberikan keterangan-keterangan (fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif justru berhasil dari persuasif.

15

www.scribd.com., Gangguan-gangguan dalam komunikasi.

16

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h. 55

17


(33)

2. Komunikasi persuasif adalah berisikan bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi perubahan ini adalah atas kehendak sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri.

3. Komunikasi koersif adalah dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya terkenal dengan agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin di antara sesamanya dan pada kalangan publik.

4. Hubungan manusia, bila ditinjau dari ilmu komunikasi hubungan manusia itu masuk ke dalam komunikasi antarpersona sebab berlangsung pada umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu komunikasi karena bersifat oction oriented, mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.


(34)

25

BAB III

GAMBARAN UMUM SD FAJAR ISLAMI

A. Sejarah Singkat

Berdirinya SD Fajar Islami berawal dari TK Fajar Islami yang telah berdiri pada tahun 2000. SD Fajar Islami berdiri di bawah naungan yayasan al-Husna yang didirikan oleh ibu al-Husnaini S.Pd dan ibu Elfiarni Oktarina S.Pd.

Berawal dari TK Fajar Islami maka muncul SD Fajar Islami salah satu faktor pendorongnya adalah orang tua murid yang telah mempercayakan anaknya dididik oleh yayasan Al-husna kemudian atas usulan orang tua murid SD Fajar Islami dapat berdiri di tahun 2004 hingga saat ini.

B. Visi dan misi 1. Visi

Meraih prestasi tertinggi dalam bahasa Inggris, bersifat santun dengan dilandasi iman dan taqwa di tingkat kabupaten Tangerang1

2. Misi2

a. Meningkatkan kompetensi guru melalui diklat

b. Melengkapi sarana dan prasarana dan media pembelajaran c. Meningkatkan mutu proses kegiatan belajar mengajar d. Membiasakan berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama

e. Membiasakan pemakaian bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari f. Menjalin kerjasama yang baik dengan warga dan komite sekolah

1

Husnaini, visi dan misi yayasan al-husna, h. 20

2


(35)

C. Letak Geografis SDS Fajar Islami

SDS Fajar Islami terletak di kabupaten Tangerang tepatnya di jalan Gerbang Sinai blok O1 No 23-25 Kelapa Dua Tangerang

D. Fasilitas umum 1. Ruang kelas 2. Ruang guru 3. Ruang tata usaha 4. Ruang kepala sekolah 5. Perpustakaan

6. Aula pertemuan 7. Mushola

8. Tempat berwudhu 9. Kamar mandi 10.Dapur 11.Lapangan 12.Arena bermain 13.Laboratorium ipa 14.Ruang computer 15.Koperasi sekolah


(36)

27

E. Struktur Kepegawaian SDS Fajar Islami3 1. Kepala sekolah : Husnaini S.Pd. 2. Wakil kepala sekolah : Papidin S.Pd.I 3. Komite sekolah : Maharani S.E

4. Tata usaha : Devi Januarita A.Md. 5. Bag.Kurikulum : Ahmadin S.E

Ir. Laksmi Tara Amalia Apriyanti S.si 6. Bag. Sarana : R. Subarjo S.E

Memed Gunawan 7. Bag. Kesiswaan : Dian Dwi Putri S.Pd.I

Nurmaliyah S.Pd Yuhana S.Pd 8. Bag. Humas : Aulia Pratiwi

Fitriana S.sos Ade Hermawati

F. Struktur Wali Kelas SDS Fajar Islami4

1. Kelas 1-1 : Aulia Pratiwi & Nurmaliyah S.Pd 2. Kelas 1-2 : Yuhana S.Pd & Ade Hermawati 3. Kelas 2-1 : Fitriana Rahmawati S.sos

4. Kelas 2-2 : Amalia Apriyanti S.si

3

Iskandar, Surat Keputusan Tenaga Kerja SDS Fajar Islami Tahun Ajaran 2012-2013

4

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-2013


(37)

5. Kelas 3-1 : Dian Dwi Putri S.pd 6. Kelas 3-2 : Ir.CL.Laksmi Tara 7. Kelas 4 : Alifah Rahmawati S.Pd 8. Kelas 5 : Raden Subarjo S.E 9. Kelas 6 : Papidin Abdullah S.Pd.i

Daftar guru kelas 6

1. Guru bahasa Indonesia : Dian Dwi Putri S.pd 2. Guru matematika : Ir.CL.Laksmi Tara

3. Guru pkn : Papidin Abdullah S.Pd.i

4. Guru ipa : Amalia Apriyanti S.si

5. Guru ips : Yuhana S.Pd

6. Guru agama : Papidin Abdullah S.Pd.i

7. Guru bahasa inggris : Alifah Rahmawati S.Pd

8. Guru penjaskes : Memed Gunawan

9. Guru Komputer (TIK) : Raden Subarjo S.E 10.Guru kesenian : Raden Subarjo S.E

Daftar orang tua murid kelas 6 TA 2012-2013 1. Atik Wina orang tua dari Rizdho Nugraha 2. Yuli Astuti orang tua dari Gita Fitri 3. Dewi Ayu orang tua dari Rafiana Shaumi 4. Devi Meilawaty orang tua dari Renaldy Pratama 5. Sylvia orang tua dari Salma Noora Zeba


(38)

29

7. Cut Mutia orang tua dari Andi Muyassar 8. Kamela orang tua dari Shafa Kamila

9. Soraya Srianun orang tua dari Naufal Windra 10.Umi Salamah orang tua dari Umar Faroq 11.Rosita orang tua dari Fatimah Azzahra 12.Farida orang tua dari fildza husna 13.Kalina orang tua dari Nurul Aulia 14.Indiani orang tua dari Sabrina 15.Mulyati orang tua dari Firda Farida 16.Irmawati orang tua dari Nazwa Afifah

G. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar didalamnya pasti ada guru dan murid dan di SD Fajar Islami ini murid-murid harus memanggil gurunya dengan sebutan

“Miss” untuk guru perempuan dan “Mister” untuk guru laki-lakinya, karena sekolah ini adalah sekolah dwi bahasa maka sebagai langkah awal murid-murid dibiasakan untuk menyebut gurunya dengan sebutan tersebut. Pembiasaan lainnya yaitu jika ingin meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung murid kelas 1-6 harus meminta izin dalam bahasa inggris

misalnya anak tersebut ingin ke kamar kecil mereka harus berkata “miss or mister may I go to toilet please?” atau ingin minum saat pelajaran berlangsung mereka harus berkata “miss or mister may I drink please ?” dan guru harus


(39)

tidak diizinkan. Menurut salah satu wali murid kelas 1 kebiasaan ini sampai terbawa saat di rumah ketika anak itu ingin ke kamar mandi dan secara tidak sadar ia berbicara dengan ayahnya menggunakan bahasa inggris yang dia katakan saat disekolah. 5

Kegiatan lainnya yang menunjang proses belajar mengajar adalah kegiatan pagi yang disebut morning activity yaitu dengan acara kegiatan yang berbeda setiap harinya dengan petugas yang berbeda-beda. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan pagi SDS Fajar Islami dengan petugasnya.

Morning Activity Schedule Fajar Islami Primary School

Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Flag ceremony Short surrah or Arabic song National song Fun English Dhuha prayer Exercise

All teacher Mr. rahman Mr papidin Ms. Tara Ms. Lia Ms. Ifa Ms. Amel All teacher All teacher

SD Fajar Islami meningkatkan kualitas belajar mengajar muridnya

dengan mengadakan tes di akhir bulan yang disebut “monthly test” tujuan

5


(40)

31

diadakan tes setiap bulannya tak luput dari komunikasi antar guru dengan orang tua murid. Dengan adanya tes, guru pun menyiapkan hasilnya berupa raport bulanan, di sanalah proses komunikasi dapat terjadi walaupun dengan waktu yang terbatas. Hasil dari tes ini akan dijadikan tambahan nilai saat dibagikannya raport semester dan nilai yang ada di raport bulanan ini adalah murni tanpa ada tambahan nilai harian atau praktek. Selain tes ada pula pertemuan bulanan khusus dengan orang tua murid kelas 1, dikarenakan mereka adalah murid baru di SD Fajar Islami yang tak luput dari masalah baik proses belajar maupun perilaku yang terjadi selama di pelajaran berlangsung. 6

Sebelum tiba ujian nasional di semester 2 hubungan komunikasi guru dengan orang tua murid kelas 6 mulai meningkat dikarenakan mereka adalah murid yang akan menghadapi ujian akhir sekolah juga ujian nasional. Pertemuan pertama di awali dengan pembahasan bimbingan belajar yang dilakukan setiap minggunya di hari sabtu. Walaupun murid dari kelas 1-5 belajar di rumah untuk kelas 6 diwajibkan masuk untuk bimbingan belajar persiapan ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional dan pelajaran yang disajikan pun hanya pelajaran yang di ujikan saat ujian nasional saja yaitu 3 mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), Matematika dan Bahasa Indonesia. Pengajar Bimbel kelas 6 di ambil dari guru-guru SD Fajar sendiri karena beberapa guru sudah berpengalaman dalam mengajar bimbingan belajar di tempat lain.

6


(41)

Hubungan orang tua murid lainnya dapat terjadi setiap hari ketika orang tua murid mengantarkan anaknya atau menjemput karena walaupun dengan waktu yang sangat sedikit orang tua murid akan menanyakan keadaan anaknya di dalam kelas ataupun sebaliknya. Selain di sekolah di luar jam sekolah pun guru selalu menjaga komunikasi dengan orang tua murid dengan komunikasi melalui pesan singkat atau media lainnya agar setiap murid merasa diperhatikan oleh guru-gurunya walaupun sudah bukan wewenang guru saat murid-murid sudah berada di rumah. ada juga kunjungan khusus yang dilakukan guru-guru untuk mengetahui karakter anak lebih dalam lagi saat di rumah karena beberapa anak ada yang memiliki perbedaan karakter saat di kelas. Dirumah anak masih bisa dilayani oleh orangtua atau bahkan pramuwisma namun di sekolah mereka harus belajar mandiri dengan kondisi apapun, mungkin itu salah satu penyebab perbedaan karakter anak yang penting untuk dikomunikasikan.

Kegiatan penunjang proses belajar lainnya adalah outdoor study yaitu belajar yang dilakukan diluar kelas misalnya pada mata pelajaran ipa kelas 1 ada tema kebersihan maka murid-murid diajari cara membersihkan halaman sekolah dengan sapu lidi dan mengambil sampah dengan serokan sampah dan membuangnya ke tempat sampah. Dengan pembelajaran seperti itu anak anak murid jadi belajar mandiri tidak mengandalkan orang lain untuk membuang sampah dimana pun mereka berada dan membiasakan membuang sampah ditempatnya bahkan secara tidak langsung mereka bisa berdakwah atau memberi contoh kepada orang sekitar tentang pentingnya membuang sampah


(42)

33

ditempatnya. Selain outdoor study ada juga fieldtrip atau study tour yang bertujuan membuat anak-anak bergembira dan tidak jenuh belajar di sekolah dan kegiatan seperti ini juga bisa meningkatkan proses komunikasi kita dengan orang tua murid Karena mayoritas orang tua murid sekolah ini selalu mengikuti kegiatan fieldtrip ini kecuali yang bekerja.7

Dengan kegiatan-kegiatan seperti ini orang tua muridpun akan terpacu untuk berkomunikasi dengan guru karena ini menyangkut peningkatan belajar anaknya di sekolah, baik yang negative ataupun positif. Senang atau tidaknya anak-anak saat fieldtrip pasti akan mereka ungkapkan kepada orangtuanya dan saat itulah waktu yang tepat kita berdiskusi untuk mengetahui dampak positif atau negatifnya suatu kegiatan.

H. Kegiatan ekstra kurikuler

Berikut adalah jadwal kegiatan ekstra kurikuler SDS Fajar Islami beserta penanggung jawabnya.

Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu

Marawis Marching

band

Tahfiz Futsal Karate

Mr.Rahman Mr.Barjo dan Mr. Agus

Mr. papidin Mr.Gunawan dan Mr. Ahmaddin

Mr. barjo dan mr. hasan

7


(43)

I. Profil Kelas 1. Kelas 1

Sejak tahun ajaran baru 2010-2011 kelas 1 terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas 1-1 dan kelas 1-2 jumlah keseluruhan siswanya ada 38. Kelas 1-1 mempunyai 1 orang wali kelas yang bernama Sugesti M.Si8 beliau sudah menjadi wali kelas selama 2 tahun. Selain menjadi wali kelas beliau juga menjadi guru bidang study Matematika dan IPA. Di tahun ajaran 2011-2012 SD Fajar Islami menerima 40 murid baru yang akhirnya di bagi menjadi 2 kelas lagi dan untuk wali kelas 1-1 tahun tersebut di percayai kepada Ms. Aulia (Ms. Lia)9 dan untuk tahun tersebut dipilih asisten wali kelas mengingat kelas 1 adalah murid peralihan dari taman kanak-kanak yang masih banyak ingin bermain daripada belajar maka dari itu asisten wali kelas ini bertugas untuk selalu mendampingi murid-murid di kelas walaupun pergantian pelajaran dan dan guru, namun asisten wali kelas tetap berada bersama murid-murid di dalam kelas. Untuk kelas 1-1 asisten wali kelasnya adalah Ms. Gita Hudayah (Ms. Gita ) dan untuk tahun ajaran 2012-2013 kelas 1 bertambah banyak muridnya yang awalnya 20 orang perkelas, kini 25 orang perkelas dan untuk wali kelas 1-1 masih dipercayakan kepada Ms.lia10 dan dibantu oleh asisten wali kelasnya yaitu Ms.Nurmaliyah (Ms.Nurma) pengajar baru dari bidang pendidikan dan

8

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2010-2011

9

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2011-2012

10

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-2013


(44)

35

berpengalaman di bidang konseling. Ms. Nurma juga diberikan tugas untuk menangani anak-anak yang bermasalah di sekolah ini dan proses konseling ini juga tidak bisa lepas dari pantauan wali murid di rumah maka tidak salah jika Ms. Nurma dijadikan asisten untuk murid kelas 1 karena murid-muridnya masih harus banyak perhatian dari guru kelasnya terutama untuk membentuk kepribadian yang baik.

Sedangkan kelas 1-2 memiliki 1 orang wali kelas yang bernama Fitriana Rahmawati S.sos11 beliau dipercaya menjadi wali kelas di tahun ajaran ini dan mengajar bidang study Matematika dengan bahasa Inggris (el-math) juga bahasa Indonesia di kelas 1-3. Jumlah muridnya 20 anak dan pada tahun ajaran 2011-2012 murid kelas 1-2 berjumlah 20 anak dan untuk wali kelasnya adalah Ms. Amalia12 atau biasa disebut Ms. Amel dan didampingi oleh Ms. Anna walaupun Ms. Amel ini adalah guru baru namun menurut pengakuan beberapa wali murid Ms.Amel adalah guru terbaik. Ms. Amel dan Ms. Anna adalah guru yang berpengalaman karena sebelum mereka bergabung di SDS Fajar Islami mereka adalah guru bimbingan belajar di Ganesha Operation (GO). Tahun ajaran 2012-2013 murid kelas 1-2 berjumlah 25, untuk wali kelasnya Ms.Anna13 masih dipercaya untuk memegang murid kelas 1 dibantu oleh Ms. Ade yang berpengalaman menjadi guru di TK Fajar islami. Selain menjadi wali kelas

11

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-2013

12

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran2011-2012.

13

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-2013


(45)

1-2 Ms. Anna juga dipercaya untuk mengajar murid kelas 4-6 mata pelajaran bahasa Indonesia.

2. Profil kelas 2

Kelas 2 memiliki 2 lokal kelas dan memiliki jumlah murid sebanyak 38 anak. Dibimbing oleh wali kelas yang bernama Amalia Apriyanti S.si (ms. Amel )dan Fitriana Rahmawati S.sos. (ms. Fitri )

3. Profil kelas 3

Kelas 3 juga memiliki 2 lokal dengan jumlah murid 30 anak. Dibimbing oleh dian dwi putri S.pd (ms. Dian ) dan Ir.CL.Laksmi Tara

4. Kelas 4

Kelas 4 ini merupakan murid terfavorit di SD Fajar Islami, karena karakternya yang unik ada yang pemarah, tukang gosip bahkan murid perempuannya terkenal dengan sebutan ibu PKK karena ketika guru berbicara mereka sering kali ikut berbicara bukan mendengarkan muridnya berjumlah 15 orang dan memiliki 1 wali kelas yang bernama Alifah Rahmawati S.Pd14 selain menjadi wali kelas beliau juga mengajar Bahasa Inggris karena beliau adalah sarjana pendidikan Bahasa Inggris.

Beliau juga salah satu guru terbaik yang selalu memiliki ide-ide kreatif untuk kemajuan sekolah. 2 tahun terakhir ini selalu menjadi guru teladan di SD Fajar Islami . Orang tua murid di kelas ini sangat memperhatikan proses belajar anak di banding kelas lainnya. kritik maupun saran banyak disumbangkan oleh orang tua murid kelas 4 untuk kemajuan belajar anaknya di sekolah. Kelas 4 memiliki ruangan kelas di sebelah

14

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-2013


(46)

37

perpustakaan dan letaknya dilantai 2 jadi murid-murid dan guru di anjurkan untuk membuka sepatu saat masuk ke dalam kelas.

Dalam proses belajar mengajar wali kelas 4 juga guru-guru yang mengajar kelas 4 selalu mendapatkan kesulitan dalam proses belajar mengajar di kelas ini karena kelas 4 adalah masa transisi menjelang pubertas anak. Berbagai macam karakter anak ada di kelas 4 dan tidak heran jika tiap harinya ada saja masalah baik positif maupun negative yang dilaporkan guru kepada wali kelas 4 ini.

5. Kelas 5

Kelas 5 adalah kelas yang memiliki jumlah murid paling sedikit yaitu 10 orang dan memiliki wali kelas yang bernama R. Subarjo S.E (mr. Barjo)

6. Kelas 6

Kelas 6 tahun ini memiliki jumlah murid sebanyak 16 orang.

Mr. Papidin S.Pd.i15 atau biasa dipanggil Mr. Papi adalah wali kelas 6 tahun ini, beliau adalah salah satu guru yang paling lama mengajar di SDS ini. Selain menjadi wali kelas beliau juga mahir dalam urusan agama. Maka beliau dijadikan guru agama dari kelas 1-6. kelas 6 tahun ini adalah alumni ke-4 SD Fajar Islami.

Sudah 2 tahun ini Mr. Papidin di percaya menjadi wali kelas 6 dan sebagai ustadz di SD Fajar Islami karena pada setiap acara atau kegiatan yang berbau keagamaan beliaulah yang banyak menangani salah satunya untuk menjadi imam pada waktu shalat dzuhur berjamaah dengan

15

Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-2013


(47)

anak saja Mr Papidin yang memimpin. Beliau juga sedang meneruskan S2 nya jurusan pendidikan juga disalah satu kampus swasta di Tangerang. Kegiatan belajar di kelas 6 ini sedikit berbeda karena mulai tahun ajaran ini

untuk kelas 6 setiap hari jum’at mereka mulai belajar dari jam 06.30-11.00 sedangkan yang lainnya dari jam 07.00-10.50 karena khawatir mata pelajaran yang di sajikan belum mampu diserap oleh 26 orang murid dalam waktu yang singkat.

Tahun ajaran ini kelas 6 menempati kelas baru yaitu di lantai 2 letaknya di atas ruang guru dengan ruangan yang sedikit terbuka. Kelas 6 tahun sebelumnya tidak ada yang gagal dalam menempuh ujian akhir maka harapan besar guru-guru agar tahun ini murid-murid kelas 6 bisa meneladani alumni-alumni terdahulu. Prestasi alumni-alumni terdahulu membuat nama SD Fajar Islami semakin harum dan menyebarkan aroma yang sedap sehingga menarik perhatian para masyarakat sekitar untuk memasukkan anak-anaknya di sekolah ini. Alumni-alumni sekolah ini juga banyak yang lolos ujian masuk SMP Negeri karena nilai tes nya di atas rata-rata dan banyak pula yang melanjutkan di pondok Pesantren karena ingin lebih banyak menimba ilmu agama.


(48)

39

BAB IV

ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU

DAN ORANG TUA MURID DI SD FAJAR ISLAMI

A. Pola Komunikasi Guru dengan orang tua murid

Komunikasi memiliki persyaratan, bentuk dan strategi untuk mencapai tujuannya. Faktor tersebut akan menimbulkan kepercayaan dan daya tarik komunikan terhadap komunikator. Komunikasi memiliki peran penting khususnya dalam bidang pendidikan. Guru harus menjalin komunikasi yang baik dengan murid juga dengan wali murid.

Dalam proses belajar mengajar guru hanya beberapa jam saja dapat menyampaikan materi pembelajaran dalam kelas selebihnya murid akan banyak berkomunikasi dengan orangtuanya di rumah. Komunikasi yang baik antara guru dengan wali murid sangat membantu proses belajar dan mengajar, namun demikian, ada beberapa faktor yang dapat menghambatnya. Komunikasi guru dengan wali murid biasanya dilakukan di luar jam belajar sekolah gunanya untuk menanyakan perkembangan belajar anak, membicarakan tentang sikap dan aktifitas anak di kelas ataupun di rumah.

Berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan wawancara dengan para informan di SDS fajar islami, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.


(49)

1. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi yang dirumuskan oleh onong uchjana dan didefinisikan oleh Joseph A. Devito adalah sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.1 Dapat dikatakan komunikasi antar pribadi karena terjadi antara individu-individu, bisa dua orang bahkan lebih. Komunikasi ini dilakukan guna mencurahkan isi hati atau keinginan dalam mencari informasi dan mendapatkannya. Proses komunikasi yang terjadi di SD Fajar Islami dapat terlihat ketika wali murid ingin mengetahui perkembangan anaknya di kelas, ingin mengetahui nilai anak dan kegiatan lainnya di sekolah kepada guru yang bersangkutan.2 Komunikasi yang terjalin antara guru kelas 6 dan orang tua murid kelasnya cukup baik, sebab kelas 6 adalah murid akhir sekolah dasar yang memerlukan perhatian khusus masalah belajar, dimana antara guru dan orang tua muridnya dibutuhkan kerja sama agar proses belajar tidak hanya di sekolah saja. Tidak heran jika orang tua murid kelas 6 menghentikan kegiatan di luar sekolah dan memfokuskan anaknya untuk lebih banyak belajar. Berbeda dengan guru- guru di kelas 6 menurutnya belajar saat mendekati ujian itu justru membuat anak stress jadi saat minggu tenang biasanya guru- guru di kelas 6 ini membuat acara sendiri guna mencerahkan otak mereka agar tidak tegang menghadapi ujian. Rapat antara guru dengan wali murid kelas 6 juga terasa

1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung : Rosdakarya, 2007 ) h. 60-62.

2

Hasil wawancara dengan Alifah, (guru bhs. Inggris kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 18.30 WIB.


(50)

41

lebih intensif dibanding dengan kelas lainnya. Dengan adanya rapat-rapat seperti ini komunikasi antara guru dengan wali murid pun terasa lebih baik karena bukan hanya membicarakan masalah belajar anak-anak saja namun sikap anak terhadap guru bahkan adik kelas juga teman-temannya dibahas saat pertemuan ini berlangsung yang akhirnya rapat berlangsung secara interaktif . menurut contoh kasus yang terjadi pada murid 6 pola komunikasi antar pribadilah yang sangat berperan karena pada murid di kelas 6 tersebut setiap individu memiliki berbagai macam karakter.

2. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada suatu tatap muka.3 Pola komunikasi kelompok juga dipakai dalam komunikasi yang terjadi antara guru dan orang tua murid di SD Fajar Islami, dikatakan komunikasi kelompok karena orang tua murid adalah kelompok kecil yang ada di sekolah atau dapat juga dikatakan komite sekolah yang berguna untuk membantu kegiatan di sekolah. Dalam komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi karena itu komunikasi antarpribadi juga berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok juga bisa berdasarkan latar belakang budaya yang sama misalnya orang tua murid dikelas 6 terdiri dari berbagai macam suku namun jika dilihat orang tua murid lebih asyik berkomunikasi jika mereka memiliki bahasa daerah yang sama bahkan lewat kelompok suku pula akhirnya mereka bisa saling mengenal sampai mengadakan pulang kampung bersama. Contoh komunikasi kelompok

3


(51)

lainnya yaitu di adakannya arisan dan pengajian setiap minggu juga bulanan antara guru dan orang tua murid. Dalam acara tersebut antara guru dengan wali murid bisa bebas berkomunikasi dan bertukar informasi juga saling bersilaturahmi karena diadakan berkeliling rumah-rumah misalnya minggu ini di rumah guru lalu minggu depannya di rumah orang tua murid dan bergilir terus hingga arisannya selesai. Komunikasi kelompok juga mendukung saat adanya kegiatan fieldtrip, dimana saat fieldtrip atau study tour orang tua murid seharusnya tidak boleh mendampingi namun orang tua murid masih memiliki kekhawatiran yang berlebih sehingga melibatkan koordinator kelas untuk menangani masalah orang tua murid yang ingin ikut dalam kegiatan fieldtrip. Jika tidak ada komunikasi antara orang tua murid yang satu dengan orang tua murid yang lain belum tentu kegiatan tersebut bisa berjalan lancar.

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi 1. Faktor Pendukung Komunikasi

Faktor pendukung komunikasi guru dan wali murid di SD Fajar Islami dikelompokkan menjadi beberapa aspek, yaitu :

a. Wali murid yang proaktif

Bermacam-macam karakter wali murid di SDS Fajar Islami dari yang pasif sampai yang proaktif ada di sana. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan orang tua murid dan guru lebih banyak orang tua murid yang proaktif dibanding orang tua murid yang pasif. Proaktif disini ada yang positif dan ada pula yang negatif. Proaktif yang positif contohnya jika pertemuan antara guru dan orang


(52)

43

tua murid sebagian orang tua murid mengusulkan adanya bimbingan belajar agar anak-anak yang kurang konsentrasi belajar di rumah bisa dibimbing oleh guru di luar jam sekolah apalagi yang orang tuanya sibuk bekerja namun sebagian orang tua murid yang proaktif lainnya mengusulkan ide yang negative yaitu menginginkan wali kelas anak-anaknya atas kemauan mereka. Ide tersebut disampaikan langsung oleh sebagian orang tua murid kelas 6 dan disampaikan kepada kepala sekolah langsung tanpa mengadakan rapat resmi dengan orang tua murid yang lain. Komunikasi seperti ini yang membuat perpecahan antara orang tua murid dan mengundang kecemburuan sosial khususnya di kalangan guru namun dengan kebijakan kepala sekolah ide ini diklarifikasi dan sampai saat ini tidak ada guru yang mengetahui jika ada permintaan wali kelas yang di ajukan oleh orang tua murid kelas 6 karena menurut kepala sekolah jika hal ini disampaikan kepada guru yang bersangkutan pasti ada rasa tinggi hati.4 Dalam komunikasi tidak bisa menyalahkan pesan yang beredar karena pesan disampaikan dari komunikan kepada komunikator maka jika ada pesan yang tidak benar artinya komunikan yang belum bisa menyampaikan dengan baik. Bagaimanapun juga orang tua murid yang proaktif dan mengakibatkan yang negative, tetap saja orang tua murid menjadi faktor pendukung komunikasi di SDS Fajar Islami karena tidak mungkin kita menjadi lebih baik jika tidak pernah melihat atau

4

Hasil wawancara dengan Atik wina, (wali murid kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 20.00 WIB.


(53)

belajar dari kesalahan yang ada karena dalam komunikasi pasti ada benar dan salahnya.

b. Waktu dan kegiatan

Proses belajar di SDS Fajar islami di mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 13.00 siang untuk kelas 1,2 dan 3 sedangkan untuk kelas 4, 5 dan 6 sampai pukul 14.30. Biasanya orang tua murid kelas 6 menanyakan masalah anaknya saat jam istirahat juga jam pulang sekolah namun selain diluar jam tersebut di SD Fajar Islami orang tua muridnya bisa berkomunikasi saat kegiatan di luar jam belajar misalnya saat filedtrip, saat penerimaan raport atau saat pertemuan awal semester dan masih banyak kegiatan lainnya yang mendukung proses komunikasi antara guru dan wali murid. Waktu untuk berkomunikasi di SD Fajar Islami memang lebih banyak dibandingkan sekolah lainnya, karena dalam satu semester SD Fajar Islami memiliki lebih dari tiga kegiatan

Kegiatan inipun bisa dijadikan ajang berkomunikasi oleh orang tua murid kepada wali kelas dan guru-gurunya. Selain itu guru-guru sekolah ini mengadakan kunjungan silaturahmi ke rumah anak-anak muridnya guna mendekatkan diri kepada kedua orang tua mereka. Program ini berjalan baru di tahun ajaran 2010-2011.

Program ini juga dapat menjadikan guru lebih memahami karakter anak karena kita sebagai guru dapat melihat dan bertanya kepada orang tuanya tentang tingkah laku anak di rumah. program ini


(54)

45

juga kita jalani karena sebagian guru dari sekolah ini sudah melakukan analisa terhadap salah satu SDN di Jakarta dan hasilnya cukup positif walaupun ada sebagian wali murid yang keberatan dengan adanya program ini dikarenakan waktunya berbenturan dengan jadwal kerja mereka. Akhirnya kegiatan kunjungan untuk yang memiliki wali murid yang bekerja diganti harinya menjadi hari libur, agar semua anak-anak murid kita merasa di perhatikan semua dan tidak ada yang berpikir gurunya hanya perhatian terhadap salah seorang murid saja atau orang tua murid tertentu saja. Komunikasi antara guru dengan wali murid di SD Fajar Islami ada yang patut diteladani ada pula yang harus di hindari karena segala sesuatau memiliki kekurangan juga kelebihannya. Komunikasi bisa berlangsung dengan baik jika pesan yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator juga khalayak lainnya tanpa ada kesalah pahaman dan unsur yang negative.

2. Faktor penghambat komunikasi

Hambatan - hambatan komunikasi yang terjadi di sekolah dasar fajar islami yaitu :

a. Kurang Memaksimalkan Pertukaran Informasi

Manusia memiliki indra pendengar yaitu telinga dan alangkah baiknya jika kita mendengar informasi yang positif bukan yang negatif. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar harus langsung ditanggapi. Setiap informasi pasti harus dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pada kasus di SD Fajar Islami sebagian besar dari wali murid hanya tertarik


(55)

mendengarkan cerita yang bukan fakta atau sekedar gosip yang belum tentu benar. orang tua murid yang ingin mengetahui kabar yang sebenarnya menyikapinya dengan menanyakan cerita atau informasi yang beredar kepada wali kelas atau guru yang bersangkutan karena mereka tahu dampak yang akan terjadi jika hanya sekedar mendengar saja. Ada pula beberapa orang tua murid yang pintar memanfaatkan situasi misalnya saat upacara hari senin pembina upacara pastinya menyampaikan info kegiatan untuk kegiatan 1 bulan atau 1 minggu. orang tua murid yang masih berada di depan sekolah biasanya mendengarkan info tersebut. Alangkah baiknya jika semua orang tua murid seperti itu jadi tidak mendengar informasi yang tidak benar saja namun masih banyak saja wali murid yang terpengaruh hanya dengan informasi yang belum tentu benar yang dampaknya akan terasa pada orang yang bersangkutan namun akan terasa pula oleh orang yang sudah menyebarkan info tidak benar tersebut karena akhirnya orang tua murid tidak percaya dengan apa yang ia sampaikan. 5

b. Kurang selektif dalam Memilih Informasi

Faktor penghambat yang kedua yang terjadi di SDS Fajar Islami yaitu orang tua murid kurang selektif dalam memilih informasi sehingga lebih percaya kepada orang yang menyampaikan pesan tanpa tahu kebenaran pesan tersebut dibandingkan mengetahui sumbernya langsung, yang mengakibatkan adanya perpecahan karena informasinya

5

Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, (wali murid kelas 6), Sabtu 12 Februari 2011, 10.00 WIB.


(56)

47

di abaikan dan bersikap “soktahu” Hal seperti ini yang bisa membuat rusak komunikasi antara guru dengan orang tua muridnya.6 Cara mengatasinya guru hanya bisa menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi dan menegur orang yang sudah membuat rusak komunikasi tersebut. c. Subyektivitas

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya. Pada kasus di SD Fajar Islami anak kecil atau anak murid sekolah ini ada yang melakukan hal yang tidak disukai oleh salah seorang guru pada saat pelajaran guru tersebut. Suasana di kelas tidak bisa dikondisikan sampai guru kelas tersebut menyamakan anak yang berbuat kegaduhan tersebut dengan setan maksudnya setan disini adalah sifat buruk karena gaduh saat pelajaran berlangsung adalah seperti sifatnya setan namun yang diterima oleh anak tersebut hingga menyampaikan kepada orang tuanya adalah kata-kata setan. Guru juga spontanitas mengucapkan seperti itu namun tidak bisa pula disalahkan karena maksud guru tersebut bukan berkata kasar tetapi ingin mengingatkan namun caranya saja yang salah. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman komunikasi yang akhirnya orang tua murid yang tidak terima anaknya dibilang seperti itu datang ke sekolah dan menegur guru yang bersangkutan, karena guru tersebut melakukan kesalahan pada proses komunikasi akhirnya guru tersebut minta maaf

6

Hasil wawancara dengan Atik wina, (wali murid kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 20.00 WIB.


(57)

dan ternyata anak yang bersangkutan telah berbicara kasar juga saat minggu lalu dipelajaran yang sama. Dengan 2 kejadian itu orang tua murid pun agak sedikit terpukul ternyata bukan gurunya yang salah tetapi anaknya memang terlalu berlebihan dan suka mendramatisir bahkan bisa dibilang tidak sopan karena sudah menghina guru dengan nama binatang. Kejadian seperti ini bisa menimbulkan penilaian subyektifitas dan merusak komunikasi antara guru dan orang tua murid.7

d. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.

Faktor ini bisa kita hubungkan dengan faktor sebelumnya yaitu kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian. “Ada 3 orang setan di kelas ini” padahal artinya anak yang malas menulis sifatnya seperti setan. Kata yang seperti ini juga menjadi salah paham antara anak murid dan guru sehingga menyebabkan orang tua murid tidak bisa menerima jika anaknya dibilang seperti setan yang akhirnya setelah dijelaskan barulah orang tua murid ini mengerti. 8

7

Hasil wawancara dengan Atik wina, (wali murid kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 20.00 WIB.

8

Hasil wawancara dengan Alifah, (guru bhs. Inggris kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 18.30 WIB.


(58)

49

e. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.

Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung. Faktor seperti ini juga ada di SDS Fajar Islami karena sebagai guru jika ada muridnya yang salah pasti akan dinasehati namun ada saja murid yang selalu menjawab jika sedang dinasehati seolah-olah murid tersebut tidak menghargai apa yang dikatakan oleh ibu atau bapak guru. Pada situasi tersebut sebagai guru kita juga harus mengetahui karakter anak seperti apa mungkin saja cara kita menegurnya salah atau karena anak itu takut bukannya menjawab malah menangis. Tingkat kesabaran guru juga di uji saat menangani faktor hambatan yang satu ini. 9

f. Pengaruh emosi.

Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya. Faktor yang satu ini salah satu wali murid SD Fajar Islami merasa dirugikan oleh keegoisan semata karena orang tua murid tersebut terlalu overprotektif dengan anaknya sehingga apapun yang terjadi di kelas langsung ditanyakan saat itu juga dan menegur teman anaknya langsung tidak melalui perantara guru. Sikap seperti itu juga merugikan pihak guru karena teman yang ditegur

9


(1)

Wawancara dengan wali murid kelas 6 (Devi Meilawaty dan Sylvia ) 1. Apa pengertian komunikasi menurut ibu ?

Komunikasi itu saling bertukar informasi, ngobrol biasa juga disebut komunikasi karena dari ngobrol itu kita bisa tahu informasi terbaru atau yang sudah lalu.

2. Jika ibu adalah wali murid kelas 1 ,komunikasi yang seperti apa yang ibu inginkan ?

Saya ingin wali kelasnya cepat tanggap jika ada informasi apapun jangan di tunda-tunda apalagi sekarang sudah ada HP jadi bisa langsung berkomunikasi walaupun wali murid ada dimana-mana dan buku penghubung juga sangat membantu tetapi, masih ada saja wali murid yang masih belum peduli jadi menganggap gurunya tidak tanggap padahal guru yang bersangkutan sudah menulis di buku penghubung dan tidak sempat menginfokan lewat telepon seluler tetapi orang tuanya malas memeriksakan buku anak-anaknya sehingga sering ada salah paham masalah komunikasi. Saya juga menginginkan agar wali kelas 1 itu lebih ekstra perhatian apalagi saat jam istirahat atau pulang sekolah sebaiknya pada saat-saat itu wali kelas stand by disana karena terkadang wali murid ingin menanyakan masalah belajar anaknya di kelas. 3. Sudah efektifkah komunikasi ibu dengan wali kelas anak ibu saat ini,jika

belum apa yang menghambat proses tersebut ?jika sudah cara apa yang sudah ditempuh dalam proses tsb?

Sampai saat ini Alhamdulillah saya merasa komunikasi saya sudah efektif dengan wali kelasnya karena setiap pulang sekolah saya yang menjemput jadi


(2)

saat itu saya langsung menanyakan sikap dan proses belajar anak saya seperti apa hari itu, sebaliknya wali kelas anak saya selalu menanyakan masalah anak saya di rumah dari bersosialisasi ataupun belajarnya. Sebagai contoh di kelas 1.1 ada salah seorang muridnya, dia memiliki perbedaan sikap dengan murid yang lain, dia tidak mau bersosialisasi dengan temannya dan cenderung menyendiri bahkan kadang suka mengamuk jika ada sikap temannya yang menurut dia berperilaku yang tidak pas di hatinya. Saya selalu menanyakan hal ini kepada wali kelasnya dan hampir setiap pekan wali kelasnya memperhatikan terjadinya perubahan sikap pada anak tersebut, hal ini membuktikan jika adanya komunikasi antara wali kelas dengan wali murid yang pro aktif menanyakan sikap atau perkembangan anaknya dalam kadar yang positif tanpa disadari anak tersebut mengalami perubahan

4. Apakah ibu tahu tentang komunikasi kelompok? Yang saya tahu Seperti arisan atau pengajian – pengajian bulanan atau pertemuan-pertemuan komite sekolah, yang berbau-bau sekolah deh

5. apa dampak baik dan buruk dari komunikasi kelompok tsb?

Dampak baiknya jika kita mengaji sama-sama tambah ilmu dan tambah silaturahmi, tetapi dampak buruknya jika habis mengaji kita bergosip sama saja pahalanya hilang apalagi jika semua ibu-ibu tidak jauh-jauh dari gossip yah kalau gosipnya bukan membicarakan orang itu masih tidak apa-apa kalau sudah membicarakan kejelekan atau menghina orang lain itu yang bahaya. 6. Bagaimana cara mengatasi masalah komunikasi yang terhambat karena


(3)

bertanya pada wali kelasnya atau jika segan menanyakan kepada guru bisa bertanya kepada wali murid lainnya.

7. Saat anak ibu kelas 6 seberapa penting komunikasi dengan wali kelas atau guru-guru di sekolah ? kalau kelas 6 kita sebagai wali murid sebaiknya harus lebih perhatian pada proses belajar.

wawancara dengan wali murid kelas 4 dan 6 (atik wina) 1. Apa pengertian komunikasi menurut ibu ?

Komunikasi itu berbicara dengan lawan kita baik hanya berdua maupun orang banyak

2. Sudah efektifkah komunikasi ibu dengan wali kelas anak ibu saat ini,jika belum apa yang menghambat proses tersebut ? karena anak saya sudah besar jadi apapun yang diberitahu wali kelasnya atau guru lainnya selalu disampaikan apalagi 2 anak saya disana jadi kalau yang satu lupa kakaknya yang kelas 6 mengingatkan jika kurang jelas saya kirim pesan lewat sms atau langsung telepon biasanya ke wali kelasnya. Faktor penghambatnya ya anak saya sendiri kalau mereka lupa jadi ga tersampaikan infonya malah surat pemberitahuan dari sekolah suka lupa diberitahu sampai berapa hari di tas baru dikasih sampai infonya basi. Saya juga sadar karena saya suka kerja di luar kota jadi anak-anak kurang saya perhatikan jadi saya ga menyalahkan sekolah atau guru kelas anak saya, kita instropeksi saja diri kita. Sebaiknya bagi orang tua yang bekerja memang harus rajin mencari info kepada gurunya


(4)

karena jika tidak akan berakibat fatal dan bisa salah paham jika yang menyampaikan bukan dari sumbernya langsung.

3. Apakah ibu tahu tentang komunikasi kelompok? Komunikasi sama orang dengan jumlah yang banyak seperti arisan, pertemuan komite yang berhubungan dengan orang banyaklah.

4. apa dampak baik dan buruk dari komunikasi kelompok tsb?

Baik kalau ngobrolnya tidak menjelek-jelekkan orang lain tapi buruk jika kita membicarakan orang lain sampai menghasut dan membuat orang lain juga ikut-ikut bergosip karena saya adalah orang yang suka bersosialisasi namun saya juga bisa pilah-pilih mana yang baik mana yang buruk dan yang saya rasakan ibu-ibu di sekolah anak saya justru lebih suka membicarakan orang jadi saya lebih baik pergi dan tidak ikut-ikutan. Saya pernah ikut pertemuan yang akhirnya membuat saya sendiri malu dan merasa tidak enak dengan kepala sekolah anak saya dan itu kejadiannya saat anak saya kelas 6 karena wali murid menginginkan wali kelas anaknya sesuai pilihan mereka kita diminta tanda tangan untuk menyetujui rencana para wali murid tersebut pada awalnya saya tidak mau tetapi karena paksaan orang tua murid yang tidak bertanggung jawab akhirnya saya malu dan ini yang membuat salah paham antara guru dengan wali murid.

5. Bagaimana cara mengatasi masalah komunikasi yang terhambat karena sibuknya walimurid yang bekerja? Janganlah pernah cuek dan merasa dibutuhin oleh guru anaknya, itu saja menurut saya.


(5)

6. Saat anak ibu kelas 6 seberapa penting komunikasi dengan wali kelas atau guru-guru di sekolah ? sangat penting karena anak kelas 6 itu terakhir belajar di sekolah dasar dibanding kelas 4 yang masih 2 tahun lagi tetapi perhatian kita juga harus sama karena biasanya di kelas 4 pelajaran sudah mulai berbeda dengan kelas 3 karena banyak hafalannya

Wawancara dengan wali kelas 1, 4 dan 6 1. Apa komunikasi menurut ibu ?

Komunikasi adalah saling bertukar informasi, bisa juga berbicara dengan 2 orang atau lebih bisa lewat tatap muka bahkan lewat telepon seluler atau media lainnya.

2. Seberapa penting komunikasi antara guru dengan wali muridnya? Sangat penting sekali karena tanpa wali murid tidak akan

ada kerja sama yang baik karena sekolah memiliki komite dan selalu melibatkannya dalam berbagai kegiatan apapun.

3. Faktor pendukung dan penghambat yang seperti apa yang sering ibu temukan ? yang mendukung komunikasi antara guru dengan wali murid itu antara lain : wali murid yang kritis atau pro aktif dalam memberikan ide yang cukup membangun, waktu dan kegiatan juga sangat cukup untuk melakukan komunikasi sebaliknya faktor penghambat terjadi karena banyak hal salah satunya karena kurang selektifnya wali murid dalam memilih informasi. Informasi masih simpang siur ditelan mentah-mentah sehingga di anggap benar tanpa bertanya pada pihak yang bersangkutan.


(6)

4. Solusi seperti apa yang harus dilakukan jika adanya salah paham dalam komunikasi ?

Memanggil wali murid yang bersangkutan dan menjelaskan informasi yang sebenarnya, berhati-hati dengan wali murid yang kritis

5. Apa yang sering dibicarakan wali murid saat bertemu dengan wali kelas anaknya ?

Kalau kelas 1 biasanya menanyakan sikap dan belajar di kelasnya seperti apa jika kelas 4 menanyakan masalah pelajaran yang makin sulit jika kelas 6 lebih banyak pertemuan untuk membicarakan masalah belajar juga bimbingan belajar guna membantu anak menghadapi ujian Negara.