4
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kepatuhan wajib pajak dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang paling utama adalah karena tidak adanya data tentang
wajib pajak yang dapat digunakan untuk mengetahui kepatuhannya. Kenyataan yang ada di Indonesia adalah masyarakat kita kurang sadar
terhadap pajak. Untuk mendukung keefektifan penerapan self assessment system, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan
masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak
merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak, khususnya wajib pajak badan Laksono, 2011. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian milik
Mustikasari, 2007. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan
diantaranya sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan, kondisi keuangan, dan fasilitas perusahaan perhotelan di Kota Surakarta.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis apakah sikap berpengaruh terhadap tax professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak perusahaan.
2. Menganalisis apakah norma subyekif berpengaruh pada tax
professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak perusahaan.
5 3.
Menganalisis apakah kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh pada tax professional untuk berperilaku patuh dalam
melaporkan laporan pajak perusahaan. 4.
Menganalisis apakah kondisi keuangan berpengaruh pada tax professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak
perusahaan. 5.
Menganalisis apakah fasilitas perusahaan mempengaruhi tax professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak
perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Theory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa adanya niat untuk berperilaku dapat menimbulkan perilaku yang ditampilkan oleh individu.
Sedangkan niat untuk berperilaku itu muncul karena ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: 1 behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan
hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut beliefs strength and outcome evaluation, 2 normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang
harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan
Behavior
Normative
Control Beliefs Attitude
Toward The Subjective
Perceived Behavior
Intention Behavior
Actual
6 tersebut normatif beliefs and motivation to comply, dan 3 control
beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang
seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut perceived power.
b. Kepatuhan Pajak
Kepatuhan adalah motivasi seseorang kelompok; atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Perilaku kepatuhan seseorang merupakan interaksi antara perilaku individu, kelompok dan organisasi Robbins, 2001 dalam
Miladia, 2010.
c. Sikap
Sikap memiliki peranan penting untuk menjelaskan diri seseorang dalam lingkungannya. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut
Pengaruh norma subyektif terhadap norma berperilaku Mustikasari, 2007.
d. Norma Subyektif
Norma Subyektif adalah determinan persepsi individu tentang pengaruh sosial dalam membentuk perilaku tertentu. Ajzen, 1988 dalam
Mustikasari, 2007. Norma subyektif merupakan pembentuk perilaku individu dimana pandangan yang dimiliki oleh orang lain berupa
menyetujui atau menolak perilaku yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Apabila orang lain setuju pada perilaku yang ditunjukkan
individu, maka perilaku ini akan dilakukan terus menerus karena individu merasa bahwa perilaku yang dilakukan dapat diterima oleh masyarakat.
Namun apabila perilaku yang ditunjukkan tidak diterima oleh orang lain, maka hal tersebut tidak akan diulangi lagi oleh individu.
7
e. Kontrol Perilaku Yang Dipersepsikan
Kontrol keperilakuan
yang dipersepsikan
dalam konteks
perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seorang wajib pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan
penghasilannya lebih rendah, mengurangkan beban yang seharusnya tidak boleh dikurangkan ke penghasilan, dan perilaku ketidakpatuhan lainnya
Bobek dan Hatfield, 2003 dalam Miladia 2010. Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan ini memiliki dua pengaruh yaitu pengaruh terhadap
niat berperilaku dan terhadap perilaku.
f. Kondisi Keuangan
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi cenderung melaporkan pajaknya dengan jujur dari pada perusahaan yang mempunyai
profitabilitas rendah. Perusahaan dengan profitabilitas rendah pada umumnya mengalami kesulitan keuangan financial difficulty dan
cenderung melakukan ketidakpatuhan pajak. Demikian pula, perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas ada kemungkinan tidak mematuhi
peraturan perpajakan dalam upaya untuk mempertahankan arus kasnya. Pada sisi yang lain suatu perusahaan yang memiliki penghasilan bersih di
atas rata-rata mungkin memiliki dorongan untuk tidak mematuhi kewajiban pajaknya dalam upaya untuk meminimalkan political visibility.
Slemrod; Watts and Zimmerman, dalam Jayanto, 2011.
g. Fasilitas
Fasilitas perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian bagi tax professional dan dapat menjamin, bahwa mereka memiliki semua data
yang dibutuhkan untuk membuat suatu pelaporan yang dapat menginformasikan semuanya secara lengkap fully informed reporting
decision. Dalam situasi di mana tax professional memperoleh fasilitas yang memadai, maka ketidakpastian yang dihadapi oleh tax professional
hanya berasal dari atau hanya berkaitan dengan ketidakpastian yang ada dalam peraturan perpajakan tax law itu sendiri. Hasil kajian Siahaan
2005 dan Bradley 1994 telah memberikan bukti empiris bahwa fasilitas
8 perusahaan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak badan Mustikasari, 2007.
h. Kerangka Teori dan Hipotesis
H1 : Sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H2 : Norma Subyektif berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H3 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H4 : Persepsi tentang kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H5 : Fasilitas perusahaan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
III. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyelidiki
obyek masyarakat yang dapat diukur dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala-skala,
indeks-indeks, atau table-tabel yang kesemuanya lebih banyak mempergunakan ilmu pasti Wiyarti dan Mulya, 2007.
Sikap SKP Norma NRM
Kontrol Perilaku KTR
Keuangan KEU Kepatuhan Pajak
KP
Fasilitas FAS
9
2. Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perhotelan yang terdaftar pada data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria-
kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan cara membagikan kuesioner kepada responden
yaitu tax professional atau bagian keuangan hotel.
3. Definisi Operasional