Analisis Isi Teras Berita Kriminal Di Harian Umum Galamedia Di Tinjau Dari Fungsinya

(1)

iv

DI HARIAN UMUM GALAMEDIA DITINJAU DARI FUNGSINYA

Oleh: Fatwa Rosma Nim : 41804022

Skripsi dibawah Bimbingan : Drs. Manap Solihat, M.Si.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Sejauhmana isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsinya. Untuk menjawab masalah penelitian ini, peneliti menganalisis sesuai dengan fungsi teras berita menurut Haris Sumadiria sebagai indikator, yaitu atraktif, introduktif, korelatif dan kredibilitas.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 22 teras berita kriminal, yang diambil dari edisi 1 Maret 2010 hingga 31 Maret 2010. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh bahwa pada teras berita di Harian Umum Galamedia selama bulan Maret 2010, menunjukan kategori atraktif dengan sub kategori menarik minat membaca sebanyak 12 teras berita dengan persentase 54.55 %, dan untuk sub kategori menarik perhatian sebanyak 10 teras berita dengan persentase 45.45 %. Untuk kategori introduktif dengan sub kategori menggunakan kalimat jelas dan tegas sebanyak 9 teras berita dengan persentase 40.91 % dan untuk sub kategori memenuhi unsur 5W+1H sebanyak 13 teras berita dengan persentase 59.09 %. Kategori korelatif dengan sub kategori keterkaitan teras berita dengan bagian perangkai atau kata sambung sebanyak 5 teras berita dengan persentase 22.72 % dan untuk sub kategori keterkaitan teras berita dengan isi berita sebanyak 17 teras berita dengan persentase 77.28 %. Dan untuk kategori kredibilitas dengan sub kategori keahlian wartawan dalam pembuatan teras berita sebanyak 18 teras berita dengan persentase 81.82 % dan untuk sub kategori pengalaman wartawan sebanyak 4 teras berita dengan persentase 18.18 %.

Kesimpulan penelitian adalah bahwa isi teras berita kriminal yang di Harian Umum Galamedia sesuai dengan fungsi teras berita, hal itu dapat dilihat pada hasil koding yang telah peneliti lakukan.

Saran penelitian diharapkan Harian Umum Galamedia dapat mempertahankan kualitas penyajian berita kriminal, terutama teras berita kriminal. Harian Umum Galamedia dapat mengadakan pelatihan kepada wartawan-wartawan muda yang ingin handal dalam menulis sebuah berita. Dalam penulisan teras berita kriminal di harapkan selalu berisikan 5W 1H,


(2)

v

ON GALAMEDIA PUBLIC DAILY REVIEWED FROM ITS FUNCTION

By: Fatwa Rosma Nim : 41804022

This Research Under Supervisor by : Drs. Manap Solihat, M.Si.

The research purposes to know how far the lead contents of criminal news on Galamedia public daily reviewed from its function. To solve this research matter, the researcher analyze appropriate with the lead news function according to Haris Sumardiria the indicators are, attractive, introductive, correlative, and credibility.

The research approach which used in this research is quantitative type with descriptive method. The population amount of this research are 22 lead of criminal news which taken from March 1st until March 31, 2010 editions. The sampling technique which used is Total Sampling. The Analysis Data Technique which used is Descriptive Analysis.

Research result obtained that on lead at Galamedia Daily Public March 2010 period, shows the attractive category with the sub category of the interest in reading as many as 12 leads with the percentage 54,55 %, and for the sub category of attention totaling 10 leads with the percentage 45,45 %. For the category introductive with the sub category used the clear and firm sentence totaling 9 leads with the percentage 40,91 % and for the sub category filled the element 5W+1H totaling 13 leads with the percentage 59,09 %. The category correlative to the sub category of the connection of the lead with the connector part or said continued totaling 5 leads with the percentage 22,72 % and for the sub category of the connection of the news leads with the contents of the news totaling 17 leads with the percentage 77,28 %. And for the category of the credibility with the sub category of the reporter's expertise in the production of the news lead totaling 18 leads with the percentage 81,82 % and for the sub category of the reporter's experience totaling 4 leads with the percentage 18,18 %.

Research concludes that the lead contents of Criminal News on Galamedia Daily Public are appropriate with the lead news function, this can be seen at the coding result which the researcher has done.

The research tips, the researcher expected that Galamedia Daily Public can maintain the quality of criminal news presentation, especially the lead of criminal news. The Galamedia Daily Public can organize some training for the young reporters who wants to reliable writing news. On writing a lead of criminal news, always prioritizes 5W 1H.


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada saat sekarang ini manusia sangat membutuhkan akan adanya informasi, dan untuk mendapatkan informasi tersebut, manusia mampu mendapatkan semua informasi dari berbagai sumber yang tersedia. Dengan kata lain manusia pada saat sekarang tidak sulit untuk mendapatkan informasi. Kembali lagi kepada pengertian manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari individu lain, jadi antara satu individu dengan individu lainnya saling terkait.

Dengan adanya informasi, membuat pengetahuan setiap individu bertambah sehingga meningkatkan sumber daya manusia. Dan untuk mendapatkan informasi manusia harus melakukan komunikasi dengan manusia lainnya. Jika manusia tidak saling berkomunikasi dengan manusia yang lainnya, maka manusia itu tidak dapat menata dirinya dalam kehidupan sosial.

Hampir 70 persen manusia menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi, sejak bangun tidur sampai saat akan tidur lagi. Seperti yang dikatakan Berlo dalam bukunya The Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice :

“There is research evidence to indicate that the average American spends about 70 per cent of his active hours communicating verbally-listening, speaking, reading, and writing, in that order. (Bukti riset menunjukkan bahwa 70 persen orang Amerika menghabiskan waktunya untuk


(4)

berkomunikasi, baik mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). (1960:1)

Dalam memperoleh informasi manusia dituntut untuk berkomunikasi, baik sebagai komunikator maupun komunikan. Pada dasarnya manusia lebih banyak menjadi komunikan, menerima informasi dari segala bentuk komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Menurut Gerbner yang dikutip dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar karya Lukiati Komala Erdinaya, menyatakan bahwa:

Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri)” (2005: 3).

Salah satu bagian dari komunikasi massa adalah pers dan jurnalistik. Pers, media massa, dan jurnalistik sama-sama berhubungan langsung dengan dunia kewartawanan. Jurnalistik diartikan sebagai aktivitas atau proses kerja di dunia kewartawanan. Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalistiknya (Suhandang: 2004: 21).

Pers bukan hanya sebagai sarana untuk menyiarkan atau menginformasikan produk jurnalistik saja. Pers juga memiliki fungsi-fungsi lain. Seperti yang dikatakan oleh Effendy (2003) Bahwa:

Pada Zaman modern seperti sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita saja, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar.


(5)

Karena itu fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. (Effendy : 2003:93)

Media massa merupakan produk yang dihasilkan dari aktivitas kewartawanan tersebut. Sedangkan pers adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran hasil kerja wartawan. Di dalam komunikasi massa terdapat dua jenis media yaitu media elektronik dan media cetak.

Media massa yang memenuhi kriteria media cetak adalah surat kabar dan majalah. Namun bila dilihat dari karakteristik masing-masing, surat kabar dan majalah memiliki perbedaan yang sangat menonjol. Diantaranya surat kabar lebih aktual dan menyeluruh (universal) dibandingkan majalah.

Pada dasarnya setiap jenis media mampu memberikan informasi bagi masyarakat luas. Namun surat kabar menjadi jenis media yang paling sering disentuh oleh masyarakat karena cara penyajiannya yang mudah diterima khalayak. Fungsi surat kabar ialah menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi khalayak (Effendy, 2003: 93).

Informasi yang diperoleh masyarakat dapat berupa cerita, berita, feature, jurnal, buku, dan lain-lain. Dari bentuk informasi tersebut, berita memiliki nilai lebih dibandingkan bentuk informasi lainnya. Sebab berita mampu menyajikan informasi yang benar dan tercepat.

Menurut William S. Maulsby yang dikutip dalam buku Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature karya Haris Sumandiria, bahwa

Berita merupakan suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut (2005 : 64).


(6)

Sedangkan Micthel V. Charlney mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka (Romli, 2005: 35).

Syarat suatu berita adalah fakta (fact), Objektif (objective), berimbang (balance), lengkap (complete), dan akurat (accurate) (Widodo, 1997: 36). Dalam Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia pasal 5 dikatakan bahwa, “Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya”. (Kusumaningrat, 2006: 47). Berita dikelompokkan berdasarkan materi, diantaranya:

1. Berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news) 2. Berita ekonomi (economic news)

3. Berita keuangan (financial news) 4. Berita politik (political news)

5. Berita sosial kemasyarakatan (social news) 6. Berita pendidikan (education news)

7. Berita hukum dan keadilan (law and justice news) 8. Berita olah raga (sport news)

9. Berita kriminal (crime news)

10.Berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news) 11.Berita perang (war news)

12.Berita ilmiah (scientifict news) 13.Berita hiburan (entertainment news)

14.Berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest news)

(Sumadiria, 2005 : 67)

Pembahasan selanjutnya peneliti akan menggunakan media massa cetak yaitu surat kabar yang akan diteliti, yakni Harian Umum Galamedia. Harian Umum Galamedia merupakan media cetak yang mengkhususkan pemberitaan


(7)

lokal dan sekitar Bandung Raya yang terbit setiap hari, dengan memuat berita-berita yang aktual, faktual dan terpercaya. Harian Umum Galamedia pertama kali didirikan pada tahun 1968 di kota bandung, pertama kali diedarkkan dan diterbitkan pada hari jumat, 20 Oktober 1968 dan secara resmi terbit hari minggu, 22 Oktober 1968.

Harian Umum Galamedia mengkhususkan pemberitaan lokal dan sekitar Bandung Raya sedangkan untuk berita-berita Nasional dan berita-berita lainnya hanya sebagai pelengkap. Sasaran dari Harian Umum Galamedia ialah kalangan menengah ke bawah, yang tak lain adalah pelaku dan pemerhati dari berita-berita yang disuguhkan, sebut saja berita kriminal, yang mencakup tentang kriminalitas yang terjadi di kalangan masyarakat, dan biasanya manusia melakukan tindak kriminal di karenakan beberapa faktor. Dan diharapkan pembaca dari berita kriminal akan lebih hati-hati dan peka terhadap tindakan kriminal dilingkungan sekitarnya.

Alasan dari peneliti memilih berita kriminal di Harian Umum Galamedia lebih didorong karena berita kriminal yang sering di sorot di semua media informasi, khususnya di media cetak, yang hampir setiap hari menyuguhkan berita kriminal, sedangkan di Harian Umum Galamedia, berita kriminal tidak setiap hari ada, setelah peneliti mengumpulkan data selama sebulan penuh, peneliti menilai, pemunculan berita kriminal di Harian Umum Galamedia tidak terbit tiap hari, hal ini yang membuat peneliti mengangkat tentang berita kriminal di Harian Umum Galamedia. Karena menurut peneliti berita kriminal sama pentingnya dengan berita lainya, karena pembaca membutuhkan informasi yang dapat dijadikan


(8)

pandangan, cerminan dan referensi dalam menjalani kehidupannya, menurut Mulyana (2002) mengatakan :

Salah satu unsur unsur komunikasi adalah efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu manjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan prilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi sedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya (Mulyana, 2002:64).

Karena banyak sekali tindakan kejahatan yang terjadi maka setiap media merasa tertarik untuk menyikapi. Banyak alasan yang memicu mengapa setiap individu melakukan tindakan kriminalitas, hal itu bisa dipengaruhi karena keadaan ekonomi Negara kita yang semakin hari semakin kacau, atau bisa juga disebut taraf ekonomi di Negara kita sangat rendah. Misalnya dengan naiknya harga-harga bahan pokok serta harga bahan bakar yang semakin tinggi. keadaan seperti itu memaksa setiap individu untuk melakukan berbagai cara dalam mempertahankan hidupnya, berbagai perilaku pun bermunculan yang mendorong kepada aksi-aksi anarkis serta tindakan-tindakan kriminal.

Adapun bagian-bagian yang harus selalu ada di dalam sebuah berita adalah teras berita, badan berita dan penutup. Teras berita disebut pula lead adalah bagian berita yang terletak di alinea atau paragraf pertama. Tubuh berita adalah berisi penjelasan dari teras berita atau hal-hal yang kurang menonjol dan tidak mendesak biasanya di muat dalam badan berita. Penutup, adalah pelengkap dari sebuah berita dan di letakan di paragraf paling terakhir.

Teras berita dianggap sebagai unsur yang sangat penting dalam penulisan sebuah berita. Teras berita merupakan kunci dari sebuah berita dan juga sebagai


(9)

pemicu perhatian pembaca. Gagasan sentral suatu berita biasanya tertuang dalam teras. Apabila teras tidak dapat menarik perhatian pembaca maka hilang pula kesempatan untuk membujuk pembaca agar membaca tulisan itu.

Menurut Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia menulis berita dan feature menyebutkan bahwa teras berita memiliki 4 fungsi, yaitu :

1. Fungsi Atraktif 2. Fungsi Introduktif 3. Fungsi Korelatif 4. Fungsi Kredibilitas

Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan penelitian terhadap teras berita kriminal pada Harian Umum Galamedia, karena teras berita merupakan bagian yang dianggap paling penting dalam penulisan berita. Penulis ingin mengetahui sejauh mana kekonsistenan Harian Umum Galamedia dalam menulis teras berita. Teras berita merupakan kunci dari sebuah berita dan juga teras berita mempunyai berbagai bentuk.

Alasan peneliti memilih berita kriminal sebagai objek penelitian karena ingin mengetahui secara mendalam tentang teras berita di Harian Umum Galamedia khususnya teras berita kriminal apakah sudah sesuai dengan dengan fungsi berita.

Sehingga pada penelitian ini peneliti menyimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Sejauhmana analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia di tinjau dari fungsi teras berita”.


(10)

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas fokus masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka peneliti menyusun identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi atraktif?

2. Sejauhmana analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi introduktif?

3. Sejauhmana analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi korelatif?

4. Sejauhmana analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi kredibilitas?

5. Sejauhmana analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi teras berita?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi teras berita.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi atraktif.


(11)

2. Untuk mengetahui analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi introduktif.

3. Untuk mengetahui analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi korelatif.

4. Untuk mengetahui analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi kredibilitas.

5. Untuk mengetahui analisis isi teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia ditinjau dari fungsi teras berita.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini selain sebagai pengembangan Ilmu Komunikasi, juga dapat dijadikan rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dengan konteks komunikasi massa khususnya di bidang jurnalistik yang akan menganalisis sebuah teras berita.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan Bagi Peneliti

Untuk menambah literatur yang berkaitan dengan analisis berita, khususnya tentang teras berita, dan untuk mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kampus, terutama kalangan mahasiswa jurnalistik UNIKOM untuk menambah pengetahuan keilmuan dari hasil


(12)

penelitian ilmiah tentang analisis isi teras berita kriminal yang dikaji berdasarkan disiplin ilmu komunikasi dan ilmu jurnalistik. 2. Kegunaan Bagi Perusahaan

Kegunaan dari penelitian ini untuk perusahaan yang terkait yaitu perusahaan surat kabar Harian Umum Galamedia, diharapkan dapat menjadi masukan mengenai fungsi teras berita dan untuk menjaga kualitas teras berita di Harian Umum Galamedia khususnya teras berita kriminal. Dan memberikan referensi bagi masyarakat pembaca juga pemerhati berita kriminal.

3. Kegunaan Bagi Akademik

Untuk Universitas khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik sebagai bahan masukan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya sehingga dapat menunjang perkembangan dalam bidang Ilmu Komunikasi dan dapat memberikan gambaran secara garis besar mengenai dunia jurnalistik kepada semua pihak yang tertarik dalam bidang Jurnalistik, khususnya Jurnalis Surat Kabar.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti mengenai isi teras berita khususnya isi teras berita kriminal yang di tinjau dari fungsi teras berita,


(13)

karena dalam pemahaman secara teknis, teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Merujuk kepada buku Jurnalistik Indonesia menulis berita dan feature karya Haris Sumadiria, yang teras berita memiliki empat fungsi, yaitu :

a. Atraktif

Artinya teras berita yang kita tulis harus mampu untuk membangkitkan perhatian dan minat khayalak pembaca terhadap topik persoalan atau pokok peristiwa yang dilaporkan. Dengan teras berita yang atraktif, khalayak pembaca yang sedang mengantuk sekalipun, diharapkan akan segera terjaga dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memperoleh informasi, peristiwa, atau temuan terbaru dari berita yang kita tulis dan sajikan dalam media massa.

Fungsi pertama dari teras berita lebih banyak menyentuh wilayah psikologis pembaca. Mereka diusik, dicubit, atau dibangunkan terlebih dahulu ingatan dan perhatiannya untuk tidak terlewatkan deretan berita yang sudah dihidangkan. Seperti dikemukakan para pakar komunikasi, proses komunikasi efektif akan didahului dengan tiga tahapan yakni perhatian, pengertian, dan penerimaan. Mereka tak mungkin mengerti apalagi menerima pesan yang disampaikan, apabila secara kejiwaan, mereka tak memiliki perhatian atau tak tertarik dengan apa yang akan atau sedang dibicarakan.


(14)

b. Introduktif

Teras berita yang kita tulis harus dapat mengantarkan pokok persoalan yang dikupas dengan tegas dan jelas sehingga pembaca dapat mengenali dan merumuskannya dengan mudah. Dengan kata lain, teras berita yang baik harus mampu menjawab pertanyaan siapa melakukan apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana (who, what, when, where, why, how). Ini berarti teras berita harus memuat kalimat topik yakni pernyataan tentang isi pokok berita yang sudah dibatasi ruang lingkupnya secara spesifik sesuai dengan rumus 5W1H (1S) dan ditulis dengan menggunakan pola piramida terbalik (inverted pyramid) c. Korelatif

Kalimat dan paragraf pertama yang kita tulis dalam teras berita, harus dapat membuka jalan bagi kemunculan kalimat dan paragraf kedua dan seterusnya. Teras berita sebagai bagian pembukaan penghubung dengan dua bagian yang lain, yakni bagian perangkai (bridge) dan bagian tubuh (body). Tanpa keterikatan hubungan yang kuat, maka tiap kalimat atau paragraf hanya akan melahirkan pengertian masing-masing yang berdiri sendiri. Tidak padu.

d. Kredibilitas

Fungsi teras berita tidak hanya menyangkut masalah teknis seperti atraktif, introduktif, dan korelatif. Ada juga fungsi lain yang menyangkut masalah akademis. Fungsi yang bersinggungan dengan kategori dan bobot akademis pada teras berita disebut fungsi


(15)

penumbuhan kredibilitas jurnalis sekaligus kredibilitas media. Maksudnya, kredibilitas seorang jurnalis yakni reporter atau wartawan, akan tampak pada teras berita yang ditulis. Teras berita akan menunjukan kepada pembaca mengenai tingkat pengetahuan. Keahlian, dan bidang pengalaman yang dimiliki seorang jurnalis sebagai penulisnya. Juga kualitas dan kredibilitas media yang memuat, menyiarkan atau menayangkannya.

Keempat fungsi ini sengaja di tegaskan, agar setiap jurnalis yakni reporter dan editor, senantiasa memperhatikan dan mengindahkannya. Ini penting untuk menghindari kemungkinan munculnya berita-berita sampah.

penelitian ini menggunakan teori Model Komunikasi Massa Agenda Setting sebagai landasan penelitian, Lukiati Komala Erdinaya mengatakan dalam bukunya Komunikasi Massa, bahwa Agenda Setting Model (model penataan agenda) menghidupkan kembali jarum hipodermik, tetapi fokus penelitian telah bergeser dari efek pada sikap dan pendapat kepada efek kesadaran dan efek pengetahuan. Asumsi dasar dari teori ini, menurut Cohen adalah membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan test case tentang isu apa yang lebih penting (Erdinaya, 2005:73).


(16)

Gambar 1.1 Model agenda setting Variabel Media

Massa

Variabel Antara Variabel Efek Variabel Efek Lanjutan

-Panjang - Sifat Stimulus - Pengenalan - Persepsi -Penonjolan - Sifat Khalayak - Saliance - Aksi

- Konflik - Prioritas

Sumber : Rakhmat, 2000: 71

Model agenda setting ini pertama kali ditampilkan oleh M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam “Public Opinion Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The Agenda-Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting” (Effendy,2003:287).

Dalam pemikirannya tentang konseptualisasi, Manhein menyebutkan tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting, menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media, agenda khalayak, dan agenda kebijaksanaan, masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut:

Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a. Visibility (visibilitas), jumlah dan tingkat menonjolnya berita. b. Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak relevansi isi

berita dengan kebutuhan khalayak.

c. Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.


(17)

Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

a. Familiarty, keakraban derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.

b. Personal salience, penonjolan pribadi relevansi kepentingan dengan ciri pribadi.

c. Favorability, kesenangan pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

3. Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a. Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c. Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah (Effendy, 2003:288-289). Untuk mendukung teori di atas, maka peneliti menggunakan hypodermic Needle Model. Model Jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step Flow), yaitu dari media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsikan media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass audience.


(18)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Proses komunikasi yang terjadi di teras berita kriminal adalah pesan yang ditujukan kepada pembaca untuk mengetahui kejadian-kejadian mengenai suatu tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan sekitar kita, dengan kata lain dari teras berita kriminal ini, pembaca jadi mengetahui macam-macam bentuk kriminalitas, jadi para pembaca dapat mempersiapkan diri sebelum tindak kriminal seseorang yang mengarah kepada kita. Dalam penelitian ini akan dijelaskan alur komunikasi serta peneliti akan menggambarkan kerangka konseptual sesuai dengan Teori Agenda Setting.

Sumber pesan berasal dari Harian Umum Galamedia yang mana dalam berita-beritanya selalu terdapat pesan yang disampaikan kepada pembaca agar setelah membaca berita kriminal yang disajikan, pembaca mengetahui tentang peristiwa dan segala jenis tindak kriminal yang terjadi di lingkungan sekitar kita, Dalam teori agenda setting ini dijelaskan bahwa media mengasumsikan positif terhadap suatu persoalan yang terjadi.

Setiap media massa menyampaikan suatu peristiwa pasti ada efek yang akan di timbulkan baik itu persepsi atau aksi setelah mengetahui informasi yang ada dalam media tersebut, maka pihak media harus benar-benar bersikap netral dan positif terhadap kejadian yang terjadi, karena masyarakat akan menggangap benar dan mengikuti apa yang disampaikan oleh pihak media.


(19)

Dari uraian diatas dapat dilihat dalam gambar 1.2 Gambar 1.2

Aplikasi Model Penelitian

Dari gambar model penelitian diatas, peneliti mengambil teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia sebagai berita yang dianalisis, yang di tinjau dari fungsi teras berita, kemudian akan menghasilkan sebuah teras berita kriminal yang telah dianalisis dan ditinjau dari fungsi teras berita.

1.6 Konstruksi Kategori

Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabaran mengenai kategori dan sub kategori yang akan diteliti, dalam hai ini penjabaran tersebut disebut konstruksi kategori. Adapun unit analisis dari ciri-ciri fungsi teras berita adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Konstruksi Kategori

Unit Analisis Kategori Sub Kategori

Isi Teras Berita Kriminal di Harian Umum Galamedia di

tinjau dari fungsi teras berita

Atraktif  Menarik minat membaca  Menarik perhatian

Introduktif  Menggunakan kalimat jelas dan tegas

 Memenuhi unsur 5 W + 1H Korelatif  Keterkaitan teras berita dengan

bagian perangkai atau kata sambung  Keterkaitan teras berita dengan isi

berita

Kredibilitas  Keahlian wartawan dalam pembuatan teras berita  Pengalaman wartawan Teras Berita

Kriminal di H.U Galamedia

Analisis Isi Di Tinjau

Dari Fungsi Teras Berita

Hasil Penelitian


(20)

1.7 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah “metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat” (Rakhmat, 2000:22).

Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Tujuan dari metode deskriptif yaitu mengumpulkan informasi aktual secara rinci dan melukiskan gejala yang ada serta mengidentifikasi masalah dan memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. (Rakhmat, 2000:24).

Sementara itu, teknik penelitian menggunakan teknik analisis isi. Analisis isi menurut Rakhmat adalah berguna untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang (Rakhmat, 1985:89). Sedangkan, menurut Guido Stempel (1983:7), ia menggambarkan “analisis isi sebagai sistem formal untuk melakukan sesuatu yang sering kita lakukan secara informal dengan menggambarkan kesimpulan dari pengamatan isi”.

Analisis isi yang digunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk memaparkan antara yang diperoleh dengan cara mengelompokkan dan mentabulasikan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan bedasarkan data tersebut kemudian dijelaskan dan disimpulkan.


(21)

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data 1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu : 1. Studi Kepustakaan

Teknik kepustakaan yang dilakukan dengan menelaah teori, opini, dan membaca buku yang relevan dengan masalah yang diteliti dan yang ada hubungannya dengan lembaga yang sedang diteliti, sehingga didapatkan teori-teori yang dapat mendukung analisis penelitian.

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu metode pengumpulan berita, data, atau fakta. Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau orang yang diwawancarai (interviewer) (Asep Syamsul M. Romli, 2005 : 73). Dalam wawancara peneliti mengadakan suatu komunikasi secara personal maupun kelompok dengan pihak-pihak yang dianggap mampu mengungkapkan data yang diperlukan untuk penelitian.

3. Lembar Koding

Lembar koding merupakan salah satau metode pengumpulan data yang bertujuan untuk memberikan kode-kode tertentu kepada masing-masing kategori atau nilai dari setiap variabel yang dikumpulkan datanya. selanjutnya data tersebut di isi oleh pengkoder yang telah ditentukan yang bertujuan untuk mencari tingkat kesepakatan antara pelaku koding.


(22)

4. Internet Searching

Pencarian data atau informasi yang berguna bagi kelancaran penelitian melalui situs-situs yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.8.2 Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data processing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing) data dan mengkode (coding) data. Mengedit data adalah kegiatan memeriksa data yang terkumpul, apakah sudah terisi secara sempurna atau tidak, lengkap atau tidak, cara pengisiannya benar atau tidak, belum lengkap atau belum benar cara pengisiannya.

Mengkode data berarti memberikan kode-kode tertentu kepada masing-masing kategori atau nilai dari setiap variabel yang dikumpulkan datanya. Setelah pengolahan data, berikutnya tinggal menganalisis dan menginterpretasikan data. Setelah semua data dikodekan, “selanjutnya data tersebut ditabulasi sesuai dengan susunan sajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah” (Sanapiah, 1989: 33-34).

1.9 Reliabilitas Koding

Reliabilitas koding merupakan alat ukur yang digunakan sebagai tingkat kesepakatan pelaku koding yaitu dengan menggunakan koefisien korelasi person‟s (C), untuk data berskala nominal.


(23)

Koefisien korelasi person‟s (C) yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan koding atau reliabilitas koding.

C = ___X²___ N + X²

Untuk Chi-kuadrat (X2) dihitung dengan rumus:

(O-E)²

E

Untuk menentukan tinggi atau rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara para pelaku koding, maka penelitian ini menggunakan penafsiran koefisien yang dikemukakan Surakhmad (1985 : 302), yaitu :

0% - 20% Korelasi yang rendah sekali 20% - 40% Korelasi yang rendah tapi ada 40% - 70% Korelasi yang sedang

70% - 90% Korelasi yang tinggi 90% - 100% Korelasi yang tinggi sekali

Untuk mengetahui persentase tingkat kesepakatan para pelaku koding digunakan indeks reliabilitas koding yang dihitung dengan rumus:

(IR) = ( 1

C ) x 100%

Rumus untuk mengukur reliabilitas koding diatas digunakan agar peneliti mengetahui sejauhmana tingkat kesepakatan antara pelaku koding.

Keterangan :

X² = nilai chi kuadrat hitung untuk sampel variabel

N = ukuran sampel dalam tabel


(24)

Untuk pengkodingan dilakukan oleh tiga pengkoding, diantaranya: 1. Fatwa Rosma (Mahasiswa Jurnalistik UNIKOM)

2. Cucu Sumiati (Wartawan Harian Umum Galamedia Bandung) 3. Adi Ginanjar Maulana (Wartawan Bandung Ekspres)

Pemilihan pengkoding berdasarkan berbagai pertimbangan salah satunya yaitu pengalaman dan kemampuan dalam menginterpretasikan suatu berita. Peneliti sebagai pengkoding karena peneliti juga dapat berperan sebagai pengamat dan penganalisa. Wartawan Harian Umum Seputar Indonesia Biro Jawa Barat sebagai pengkoding karena pengkoding terjun langsung dalam peliputan tersebut dan memiliki pengetahuan serta pengalaman dibidang jurnalistik. Sedangkan wartawan Bandung Ekspres sebagai pengkoding karena pengkoding memiliki latar belakang dalam bidang jurnalistik dan memiliki pengetahuan serta pengalaman dibidang Jurnalistik.

1.10 Populasi dan Sampel Penelitian 1.10.1 Populasi

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan semua teras berita kriminal di Harian Umum Galamedia sebanyak 22 buah teras berita kriminal. Terhitung dari tanggal 1 Maret sampai dengan tanggal 31 Maret 2010.


(25)

Tabel 1.2 Teras Berita Kriminal

Bulan Maret 2010 No Hari dan Tanggal

Terbit Teras Berita

Jumlah

1 Senin

1 Maret 2010

Satreskrim polresta Bandung Barat masih terus memburu pelaku percobaan pembunuhan terhadap Ambar Suliyanti (37), dosen Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kamis (25/2). Walaupun penyidik mengantongi ciri-ciri pelaku yang terekam kamera CCTV di lokasi kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tapi pelaku percobaan pembunuhan itu masih misterius.

1

2 Selasa

2 maret 2010

EN (50), warga Dayeuhkolot, Kab. Bandung, penipu bermodus penggandaan uang dibekuk Unit Reskrim Polsek Cikalong Wetan, Senin (1/3).

1

3 Rabu

3 maret 2010

Dua anggota geng motor pelaku penganiaya dan perampas helm dan handphone (HP) milik Taufik Firmansyah (18) di Jln. Moh. Toha Bandung, Minggu (28/2) dini hari, dibekuk polisi. Kini kedua tersangka mendekam di tahanan Mapolsekta Regol.

1

4 Kamis

4 maret 2010

Dengan melibatkan tim forensik Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, aparat Polsek Bandung kulon dan Polresta Bandung Barat membongkar makam seorang balita, Moh Ilham (3), di Pemakaman Umum Kp. Cipeteuy, Desa Mekarasih, Kec. Malangbong. Garut, Rabu (3/3) sekitar pukul 11.00 WIB.

1

5 Jumat

5 maret 2010

Berdalih meminjam uang dengan keuntungan 10%, FR (31), seorang ibu beranak satu, warga Jln H.O.S Cokroaminoto, Kel. Muka, Kec/Kab Cianjur, menipu korbannya hingga Rp. 500 juta lebih. Akibatnya pelaku kini meringkuk di sel tahanan Polres Cianjur. Pihak kepolisian menangkapnya setelah mendapat laporan dari korbannya.

1

6 Sabtu

6 maret 2010

Has (22), oknum deserter polisi dari Polresta Sukabumi, Kamis (4/3), diringkus petugas Polsek Citamiang karena diduga menjadi otak pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dan handphone (HP), di beberapa tempat di Kota Sukabumi. Dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan dua unit sepeda motor serta sebuah HP yang diduga hasil pencurian. Kini tersangka berikut barang bukti diamankan di Mapolresta Sukabumi.


(26)

7 Sabtu 6 maret 2010

Diduga mencabuli puluhan anak gadis dan janda, Ded (35) yang mengaku paranormal, warga Desa/Kec. Cikakak, Kab. Sukabumi, Kamis (4/3), diringkus petugas Polres Sukabumi. Sebelum dipaksa digauli, para korban diharuskan mandi kembang.

1

8 Senin

8 maret 2010

Seorang pengendara sepeda motor, Tomy Aruma (25), warga Kp. Sukamulya RT 03/RW 06 Desa Jomin Barat, Kec. Kota Baru, Kab. Karawang nyaris tewas. Ia kritis setelah dikeroyok lima pria bersenjata tajam di jalan raya kawasan industri Kota Bukit Indah Purwakarta, Sabtu (6/3) pukul 23.30 WIB. Beruntung korban berhasil diselamatkan sopir angkot yang nekat mendekati tempat kejadian.

1

9 Selasa

9 maret 2010

Setelah diburu beberapa hari, sejak ditemukannya sopir dan kernet truk tronton nopol W 8159 UB milik PT Megatrans, di daerah Gunung Kunci, Sumedang. Minggu (28/2), polisi akhirnya menangkap tiga dari tujuh pelaku perampokan truk, yang biasa beraksi di sekitar jalur pantai utara (pantura) Kab. Subang. Bahkan salah seorang di antaranya terpaksa mendapat timah panas karena melarikan diri.

1

10 Rabu

10 maret 2010

Tertangkap tangan mencuri seekor domba di Kp. Patrol, Desa Haurpugur, Kec. Rancaekek, Wawan Warsa alias Awek (48) tewas dihakimi massa, Selasa (9/3) pukul 01.00 WIB. Tidak tanggung-tanggung, Wawan diamuk ratusan orang yang berasal dari Kp. Patrol Desa Haurpugur, Kec. Rancaekek; Kp. Babakan Karang Anyar dan Kp. Lembang Bengkok, Desa Padamukti, Kec. Solokanjeruk, Kab. Bandung.

1

11 Jumat

12 maret 2010

Truk trailer bermuatan besi bernilai ratusan juta rupiah dibajak enam kawanan perampok bersenjata api diruas tol di daerah Jakarta, dalam perjalanan dari Jakarta menuju Cikande, Tangerang. Banten, Kamis (11/3) dini hari WIB.

1

12 Sabtu

13 maret 2010

Uj (50), warga Perum Mangkalaya, Desa Cibolang, Kec. Gunungguruh, Kab. Sukabumi, tega mencabuli anaknya sendiri, Bunga (15) hingga berulang kali. Sebelum melakukan aksi bejatnya, tersangka mengancam akan membunuh korban bila permintaannya ditolak.


(27)

13 Minggu 14 maret 2010

Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Sumedang menggulung tujuh anggota geng motor di Jalan Raya Terusan 11 April. Lingkungan Tegalsari, Kel. Talun, Kec. Sumedang Utara, Kab. Sumedang. Sekitar pukul 03.00 WIB, Minggu (14/3).

1

14 Senin

15 maret 2010

Tim Buruh Sergap (buser) Polres Cianjur meringkus Sembilan dari 13 anggota komplotan perampok, yang beraksi di enam tempat kejadian perkara (TKP), di wilayah hukum Cianjur dalam dua pekan terakhir.

1

15 Jumat

19 maret 2010

Satu unit Daihatsu Terios warna hitam nyaris dijual seharga Rp 25 juta oleh DP (32) dan DS (40), sebelum keduanya ditangkap Tim Buser Reskrim Polresta Bandung Timur, saat bertransaksi di depan Borma Kiaracondong, Selasa (16/3).

1

16 Minggu

21 maret 2010

Rumah salah seorang karyawan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Provinsi Jawa Barat. Udan Kusdana (50) di Kompleks Perumahan Taruna Parahyangan. Jln. Taruna RT 05/RW 02 Kel. Pasir Endah, Kec. Ujungberung, Kota Bandung, Jumat (19/3) siang, dibobol maling. Pelaku yang diduga berjumlah lebih dari tiga orang itu membawa kabur uang tunai, perhiasan, berlian dan barang-barang elektronik senilai Rp 500 juta lebih.

1

17 Senin

22 maret 2010

Setelah berkenalan melalui internet di jaringan sosial facebook (FB), Mar alias Dede Iyah (13), warga Desa Tulungagung, Kec. Kertasemaya, Kab. Indramayu menghilang dari rumahnya sejak Sabtu (20/3). Remaja putri yang masih duduk di kelas 8 SMP Kristen Jatibarang ini diduga diculik seorang pria misterius yang kenalan lewat FB. Orang tua korban telah melaporkan kasusnya kepada petugas di malopsek setempat.

1

18 Selasa

23 maret 2010

Seorang mahasiswi Universitas Wilalodra (Unwir) Kab. Indramayu, Salamah (20), warga Blok Gejleg, Desa Ujungaris, Kec. Widasari, Indramayu, ditemukan tewas terbungkus kain sarung di kamar mandi sebuah rumah kosong di Blok Gablog, Desa Bojong Slawi, Kec. Lohbener, Senin (22/3) pagi.

1

19 Rabu

24 maret 2010

Polisi berhasil meringkus empat anggota tersangka sindikat pencurian kendaran bermotor (ranmor) spesialis roda dua, Jumat (19/3). Dari tangan tersangka Sur (36), HL (30), DT alias Obay (28), dan Us alias Anen (20), polisi menyita barang bukti


(28)

berupa 6 motor dan kunci astag.

20 Kamis

25 maret 2010

Malang benar nasib SY (15), siswi kelas 2 sebuah SMP di Kab. Indramayu. Ia digarap tujuh pemuda di sebuah rumah milik pelaku di Desa/Kec. Arahan, Kab. Indramayu, Selasa (16/3) malam. Sebelum melakukan aksi bejatnya, ketujuh pelaku mencekoki korban dengan minuman keras (miras).

1

21 Sabtu

27 maret 2010

Tim Cepat Tindak (TCT) Polda Jabar menembak mati tiga dari 10 orang pelaku perampokan, dalam baku tembak antara pelaku dengan polisi, usai beraksi di rumah Jefry Sinaga, seorang pengacara, di perumahan Pasir Salam Raya RT 04/RW 07 Kel. Ancol, Kec. Regol, Kota Bandung. Jumat (26/3) siang.

1

22 Minggu 28 maret 2010

Tim Cepat Tindak (TCT) Polda Jabar sudah mengantongi identitas empat orang pelaku perampokan yang masih sempat melarikan diri saat penyergapan di Pasir Salam Raya pada Jumat (26/3) lalu. Kini perburuan keempatnya masih difokuskan di sekitar wilayah Jabar.

1

Total teras berita 22

Sumber : data peneliti (2010).

1.10.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling atau metode sensus, karena jumlah populasi atau objek penelitian relatif kecil, yakni N=22, maka n=22. Hal ini sesuai dengan pendapat Dr. Suharsini Arikunto, yaitu “bila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua. Sehingga metode penelitian menggunakan metode sensus. Pengambilan sampel yang dimaksud dengan sensus adalah mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel” (Arikunto, 1966:122).


(29)

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini bertempat di Harian Umum Galamedia yang beralamat di Jalan Belakang Factory No. 2C Bandung, 40111. Telp. (022) 4210063 – 4205347

1.11.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang akan penulis laksanakan dimulai pada bulan Februari 2010 dan diperkirakan hingga bulan Juli 2010. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu pada tabel 1.3 berikut :

Tabel 1.3

Waktu dan Jadwal Penelitian

No. URAIAN FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI

1. Persiapan Pengajuan Judul

ACC Judul Bertemu Pembimbing

Penulisan Bab I Bimbingan Penulisan Bab II Bimbingan Penulisan Bab III

Bimbingan 2. Pengumpulan Data

Instansi wawancara

Bimbingan 3. Pengolahan Data

Penulisan Bab IV Bimbingan 4. Penulisan Bab V

Bimbingan 5. Penyusunan Skripsi

Bimbingan 6. Ujian Komprehensif

7. SIDANG


(30)

1.12 Sistematika Penulisan

Skripsi ini merupakan satu kesatuan dari hasil penelitian yang terdiri dari beberapa bagian yang disusun sebagai berikut :

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan awal dari keseluruhan yang berisikan antara lain : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Pertanyaan Penelitian, Subjek Penelitian dan Informan, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Lokasi dan Waktu Penelitian, dan Sistematika Penulisan

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi, tinjauan mengenai komunikasi massa, tinjauan tentang pers, tinjauan mengenai surat kabar, tinjauan mengenai berita, tinjauan tentang kriminal, tinjauan tentang berita kriminal, dan tinjauan tentang agenda setting.

3. BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bagian ini memaparkan tinjauan tentang perusahaan yaitu sejarah perusahaan Harian Umum Galamedia, struktur organisasi, job description, serta sarana dan prasarana perusahaan.


(31)

4. BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang data penelitian, analisis isi dalam penelitian, analisis deskriptif penelitian, analisis penulisan teras berita kriminal Harian Umum Galamedia.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan kesimpulan yang merupakan intisari dari hasil penelitian, serta memaparkan saran yang bersumber dari penemuan penelitian bagi objek penelitian dan mahasiswa.


(32)

30

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi

Dalam buku Pengantar ilmu Komunikasi dan Jurnalistik karya Teguh Meinanda, istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa latin Communicatio, dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti “common”, sama (Meinanda, 1981: 4). Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu.

Communication” pada umumnya dimaksudkan sebagai proses pengoperan lambang yang mengandung arti. Definisi komunikasi menurut kelompok sarjana komunikasi yang mengkhusukan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) sebagaimana dikutip oleh Hafied Cangara bahwa:

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2004 : 18).

Sedangkan definisi ilmu komunikasi menurut Carl I. Hovland sebagaimana dikutip oleh Onong Uchjana Effendy adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukkan pendapat dan sikap. Dari definisi ilmu komunikasi tersebut, Hovland memperoleh


(33)

definisi dari komunikasi yaitu proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals) (Effendy, 2003: 10).

2.1.2 Unsur–Unsur Komunikasi

Ahli filsafat Yunani Kuno, Aristoteles dalam bukunya Rhetorica sebagaimana dikutip oleh Hafied Cangara menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan (Cangara, 2004:21).

Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan seseorang komunikator kepada komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain. Dalam buku Komunikasi dalam Teori dan Praktek karya Phil Astrid Susanto, prosesnya Mitchell. N. Charnley memperkenalkan 5 (lima) komponen yang melandasi komunikasi, yaitu sebagai berikut :

Sumber (Source)

Komunikator (Encoder) Pertanyaan/Pesan (Message) Komunikan (Decoder) Tujuan (Destination) (Susanto, 1988;31)

Unsur-unsur dari proses komunikasi diatas, merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut tersebut oleh para ahli komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus.


(34)

Unsur-unsur dari proses komunikasi diatas, merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut oleh para ahli komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. Menurut Deddy Mulyana proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal.

2. Komunikasi non verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsang verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. (Mulyana, 2000 : 237)

Dalam buku The Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice, Berlo mengatakan bahwa :

We have introduced a communication source, an encoder, a message, and a channel. If we stop here, no communication has taken place. For communication to occour, there must be somebody at the other end of the channel. If we have purpose, encode a message, and put it into one or another channel, we have done only part of the job. When we talk, somebody must listen; when we write, somebody must read. The person or persons at the other end can be called the communication receiver, the target of communication (Kita sudah memperkenalkan suatu sumber komunikasi, satu enkoder, suatu pesan, dan suatu media. Jika kita berhenti di sini, komunikasi tidak akan berlangsung proses komunikasi. Karena untuk terjadi komunikasi, harus ada seseorang di akhir media. Jika kita mempunyai tujuan, menyandi suatu pesan, dan menuliskannya ke dalamnya atau saluran lain, kita hanya melakukan bagian dari pekerjaan. Ketika kita berbicara, seseorang harus mendengarkan; ketika kita menulis, seseorang harus membaca. Orang tersebutlah yang disebut penerima komunikasi, target komunikasi) (Berlo,1960: 31)


(35)

Lasswel menerangkan bahwa untuk mengatakan dengan tepat sebuah tindak komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: Who (siapa), Says what (mengatakan apa), In which channel (dengan saluran yang mana), To whom (kepada siapa), With what effect (dengan efek bagaimana)?.

Gambar 2.1 Model Lasswel

No Pertanyaan Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.

Siapa (Who) ?

Mengatakan apa (Says What) ?

Melalui saluran apa (In Which Channel) ?

Kepada siapa (To Whom) ?

Dengan efek apa (With What Effect) ?

Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan.

Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang

Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

Komunikan : orang yang menerima pesan.

Efek : dampak sebagai pengaruh pesan

“Sumber : Effendy, 1993 : 253”

Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana suatu pesan yang disampaikan komunikator menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni:


(36)

Dampak Kognitif

Dampak ini timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.

Dampak Afektif

Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

Dampak Behavioral

Dampah behavioral ialah dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan (Effendy, 2002: 6).

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, komunikasi memiliki empat tujuan, yaitu mengubah sikap (to change the attitude); mengubah opini, pendapat, atau pendangan (to change the opinion); mengubah perilaku (to change the behavior); dan mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy, 2003: 55).

Dalam menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang kita sampaikan dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain :


(37)

a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.

b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan. (Effendy,1993:18)

2.1.4 Fungsi Komunikasi

Dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Onong Uchjana Effendy menyebutkan secara singkat empat fungsi komunikasi, diantaranya:

Menginformasikan (to inform) Mendidik (to educate)

Menghibur (to entertain) Mempengaruhi (to influence) (Effendy,2003:55).


(38)

Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi menjelaskan fungsi komunikasi sesuai tipe komunikasi yakni komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa.

Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan. Fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik, dan menghibur. Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang (Cangara,2004: 55-57).

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright sebagaimana dikutip oleh Lukiati Komala Erdinaya dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara


(39)

massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Erdinaya, 2005: 3).

Ada dua istilah dalam komunikasi massa, yaitu mass communications (pakai s) dan mass communication (tanpa s). Arti mass communications (pakai s) sama dengan mass media atau dalam bahasa Indonesianya media massa. Sedangkan yang dimaksud dengan mass communication (tanpa s) adalah prosesnya, yakni proses komunikasi melalui media massa (Effendy, 2003: 20).

Banyak pakar komunikasi yang mengartikan komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, seperti halnya Bitner dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi karya Jalaludin Rakhmat mengartikan komunikasi massa sebagai berikut :

Mass Communication Is Messages Communicated Trough A Mass Medium To A Large Number Of People”, (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Rakhmat,2003:188)

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi ada dua jenis komunikator dalam komunikasi massa, yakni mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada komunikan (Effendy, 2003: 80).


(40)

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Komunikasi Dinamika mengutarakan tiga fungsi dari komunikasi massa, diantaranya:

Menyiarkan informasi (to inform) Mendidik (educate)

Menghibur (to entertain) (Effendy,2002: 54).

Dari ketiga fungsi tersebut, mana yang utama bergantung kepada jenis media massa. Fungsi utama dari surat kabar adalah menyiarkan informasi. Pada umumnya informasi ini berbentuk berita yang mencakup peristiwa yang terjadi, apa yang dilakukan orang, apa gagasan atau pikiran orang, apa yang dikatakan orang, dan sebagainya.

Fungsi utama dari film, radio, dan televisi adalah menghibur. Khalayak pergi ke gedung bioskop, membeli radio atau televisi, adalah untuk mencari hiburan. Kalau dalam kisah film, program radio, dan televisi disajikan segi-segi informasi dan pendidikan (Effendy,2002: 54-55).

Sedangkan fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick yang dikutip oleh Lukiati Komala Erdinaya dalam Komunikasi Massa Suatu Pengantar adalah:

Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama, warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) dan instrumental surveillance (pengawasan instrumental).

Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan,


(41)

meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang memperhatikan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini serta merta menjadi ancaman. instrumental surveillance (pengawasan instrumental) adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

Interpretation (Penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.

Linkage (Keterkaitan)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

Transmission of Values (Penyebaran Nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

Entertainment (Hiburan)

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan


(42)

di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali (Erdinaya, 2005:15-19).

2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa terdapat juga ciri-ciri khusus seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr dikaitkan dengan pendapat Devito sebagaimana dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya, ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator, dengan kata lain perkataan komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan.

2. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga

Yakni suatu institusi atau organisasi, oleh karena itu komunikatornya melembaga, mempunyai lebih banyak kebebasan.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.

5. Komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikasi adalah khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen dalam keberadaannya secara terpecah-pecah, dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelaminnya, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya (Effendy, 1984 : 23-24).


(43)

Pada umumnya memang media massa bersifat seperti diatas baik media cetak maupun media elektronik. Akan tetapi masyarakat tidak menyadari bahwa salah satu sifat dari media massa dapat menimbulkan keserempakan di lingkungan masyarakat.

Mengenai karakteristik komunikasi Massa Wright sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat berpendapat sebagai berikut :

Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada khalayak yang kreatif, besar, heterogen dan anonim. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang komplek melibatkan biaya besar (Rakhmat,2003:189).

Media massa memang ditujukan bagi khalayak yang besar, aktif, heterogen dan anonim. Karena media massa itu sendiri media yang diperuntukan bagi masyarakat/massa. Pada saat sekarang ini banyak sekali media massa baru yang bermunculan namun tidak memiliki karakteristik seperti yang dikatakan oleh para ahli di atas.

2.3 Tinjauan Tentang Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa. Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam Jurnalistik Terapan menerangkan karakteristik media massa meliputi sebagai berikut :


(44)

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru.

(Romli, 2003 : 5)

Isi media massa secara garis besar terbagi atas tiga kategori : berita, opini, feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate) setelah lembaga eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi sosial kontrolnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa.

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD (compact disc). Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4–8 halaman) 6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4–8)


(45)

2.4 Tinjauan Umum Tentang Pers

Pers adalah lembaga sosial (social institution) atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di Negara di mana ia beroperasi, bersama-sama dengan subsistem lainnya.

Ditinjau dari teori sistem, pers merupakan sistem terbuka yang probabilistik. Terbuka artinya bahwa pers tidak bebas dari pengaruh lingkungan, tetapi di lain pihak pers juga mempengaruhi lingkungan probabilistik. Mati hidupnya pers atau lancar tidaknya kehidupan pers di suatu Negara dipengaruhi bahkan ditentukan oleh sistem politik pemerintahan di Negara di mana pers itu beroperasi.

2.4.1 Pengertian Pers

Sedangkan Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda “Journalistiek” atau bahasa Inggrisnya “Journalism”, yang bersumber pada perkataan “Journal” sebagai terjemahan dari bahasa Latin “diurnal” yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Secara sederhana jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak.

Jadi tegasnya, Pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan Jurnalistik dapat diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena ia berwujud, konkret, nyata. Dengan demikian pers dan jurnalistik merupakan dwitunggal, Pers tidak mungkin beroperasi tanpa Jurnalistik,


(46)

sebaliknya Jurnalistik tidak akan mungkin mewujudkan suatu karya berita tanpa pers.

Pada zaman modern sekarang ini, Jurnalistik tidak hanya mengelola berita tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi tetapi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. Dalam buku Dinamika Komunikasi. karya Onong Uchjana Effendy, fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Fungsi menyiarkan informasi

Menyiarkan informasi adalah fungsi surat kabar yang pertama dari yang utama. Khalayak berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini.

2. Fungsi mendidik

Fungsi kedua dari surat kabar adalah mendidik. Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga pembaca bertambah pengetahuannya.

3. Fungsi menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Maksud pemuatan isi yang mengandung hiburan, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah para pembaca dihidangkan dengan berita atau artikel yang bersifat isi beritanya berat.

4. Fungsi mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi pada surat kabar secara implisit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. (Effendy,1986:122-123)

2.5 Tinjauan Tentang Surat Kabar

Surat kabar merupakan media komunikasi massa yang sangat penting. Sebab surat kabar memiliki nilai dan peranan tersendiri dalam kehidupan manusia. Kelebihan surat kabar ialah bahwa berita yang disajikan dapat dibaca kapan saja dan secara berulang-ulang, selain dapat disajikan bukti otentik.


(47)

Surat kabar memuat serba-serbi pemberitaan meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Menurut Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi, surat kabar baik yang terbit harian, mingguan, atau bulanan memiliki fungsi:

a. penyebar informasi b. arena pendidikan c. arena hiburan d. bisnis

e. kontrol sosial (Gunadi, 1998: 112)

Surat kabar Prototipe pertama kali diterbitkan di Bremen Jerman setelah ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman tahun 1450. Di Indonesia, Bataviase Nouvelles merupakan surat kabar pertama di Indonesia yang terbit pada tahun 1744 dan menjadi surat kabar pertama pula yang dibredel. Setelah pembredelan tersebut, muncul surat kabar–surat kabar yang menghiasi dunia pers Indonesia.

Dilihat dari ruang lingkupnya, surat kabar dikelompokkan pada berbagai kategori yaitu nasional, regional, dan lokal. Ditinjau dari bentuknya, ada dua bentuk diantaranya surat kabar dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar yang berbahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa daerah.

2.5.1Fungsi Surat Kabar

Menurut Teguh Meinanda dalam Pengantar ilmu Komunikasi dan Jurnalistik, surat kabar memiliki empat fungsi dalam penyebarannya kepada khalayak. Dimana fungsi tersebut menyangkut aspek kehidupan khalayak, yaitu :


(48)

a. Publishing the news

Berita harus disiarkan secara lengkap, sebab kalau tidak pembaca merasa tidak puas. Dan hal ini tidak memenuhi fungsi surat kabar, karenanya surat kabar harus menyiarkan secara keseluruhan suatu peristiwa yang benar.

b. Commenting on the news

Dengan fungsi ini memungkinkan pembaca menemukan maksud suatu berita dan apa yang ditanggapi oleh orang lain tentang berita tersebut. Cara memenuhi fungsi yaitu:

Tajuk rencana. Tajuk rencana ini merupakan tempat pembaca dapat mengharapkan opini dari redaksi, juga dimana pembaca merasa sadar bahwa mereka sedang membaca apa yang menjadi pendapat dari pada surat kabar terhadap suatu peristiwa.

Colomnis. Berbeda dengan tajuk rencana yang menyajikan opini dari redaksi, colomnis menyajikan pendapat dari seseorang yang menulis colom tersebut.

c. Entertaining readers

Banyak hasil penelitian yang menunjukan bahwa artikel-artikel dalam surat kabar banyak dibaca oleh para pembaca surat kabar, karena artikel-artikal tersebut dapat memberikan hiburan kepada para pembacanya. Selain artikel ada juga yang dapat memberikan sifat hiburan kepada para pembacanya, yaitu seperti cerita gambar, cerita pendek, teka-teki, dan sebagainya.

d. Helping readers

Surat kabar dapat menolong pembacanya tentang sesuatu hal atau dapat disebut juga dengan “tips” (Meinanda, 1981:47).

Selain keempat fungsi diatas, ada satu fungsi lagi yang tidak kalah pentingnya, yaitu publishing adventising. Fungsi ini mempertemukan pihak yang menawarkan kebutuhan dan membutuhkan dengan cara menyewa ruang dan waktu, misalnya iklan. Fungsi ini sangat membantu perkembangan surat kabar, sebab iklan dapat meningkatkan taraf hidup kita.


(49)

Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Sebab surat kabar harus memenuhi rasa keingintahuan khalayak akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Namun, fungsi hiburan surat kabar tidak terabaikan karena tersedia rubrik artikel ringan, feature, cerita bergambar, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan fungsi mendidik dan mempengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubrik opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya bertambah, yakni sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif (Erdinaya, 2005:104).

2.5.2 Ciri-Ciri Surat Kabar

Dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi karya Onong Uchjana Effendy menyebutkan empat ciri dari surat kabar, yaitu:

1. Publisitas

Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak. Karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum. Isi surat kabar terdiri dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan kepentingan umum. Ditinjau dari segi lembarannya jika surat kabar mempunyai halaman yang banyak, isinya juga dengan sendirinya pula akan memenuhi kepentingan khalayak yang lebih banyak.

2. Periodisitas

Periodisitas adalah ciri surat kabar yang kedua. Keteraturan terbitnya surat kabar bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari, dapat pula satu kali atau dua kali seminggu. Periodisitas surat kabar berbeda dengan penerbitan


(50)

buku yang tidak disebarkan secara periodik meskipun isinya menyangkut kepentingan umum.

3. Universalitas

Yang dimaksud dengan universalitas ialah kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia. Sebuah penerbitan berkala yang isinya mengkhususkan diri pada suatu profesi tidak dapat dikatakan sebagai surat kabar. Sebab isinya hanya mengenai suatu aspek kehidupan saja.

4. Aktualitas

Aktualitas, menurut kata asalnya, berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Kedua kata tersebut sangat erat kaitannya dengan berita. Tetapi yang dimaksudkan dengan aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah pertama, yakni kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita. (Effendy,2003: 91)

Keempat ciri surat kabar diatas sudah menampakkan kelebihan dari surat kabar sendiri. Namun, Lukiati Komala Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Massa Sebagai Pengantar menambahkan satu ciri lagi surat kabar, yaitu terdokumentasi. Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau di buat kliping (Erdinaya,2005:106).


(51)

2.5.3 Sifat Surat Kabar

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, dibandingkan dengan media elektronik yang menyiarkan pemberitaan seperti radio dan televisi, ditinjau dari ilmu komunikasi sifat surat kabar adalah sebagai berikut:

a) Terekam

Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alenia, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf, yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan dapat dikaji ulang, bisa dijadikan dokumentasi dan bisa dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu.

b) Menimbulkan perangkat mental secara aktif

Berita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa dengan huruf yang tercetak “mati” di atas kertas, maka untuk dapat mengerti maknanya pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif.

Karena berita surat kabar menyebabkan pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif, maka wartawan yang menyusunnya harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim sehingga para pembaca mudah mencernanya. Hal ini erat kaitannya dengan sifat khalayak surat


(52)

kabar yang heterogen, yang tingkat pendidikannya tidak sama dan mayoritas dari mereka rata-rata berpendidikan rendah sampai menengah. c) Pesan menyangkut kebutuhan komunikan

Dalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada komunikan menyangkut teknik transmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapai tujuannya.

Sehubungan dengan itu, Wilbur Schramm, seorang ahli kenamaan dalam bidang komunikasi, dalam karyanya, “How Communiation Works” menyatakan sebagai berikut:

Pesan hendaknya dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

Pesan hendaknya menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran sehingga sama-sama dapat dimengerti.

Pesan hendaknya membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu.

Pesan hendaknya menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok tempat sasaran berada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

d) Efek sesuai dengan tujuan

Efek dari sebuah surat kabar berkaitan erat dengan tujuan komunikasi, yaitu:

Apakah tujuannya agar pembaca tahu?

Memberikan informasi yang penting sesuai dengan kebutuhan khalayak.

Apakah tujuannya agar pembaca berubah sikap dan perilakunya? Suatu pesan yang disiarkan dengan tujuan agar khalayak mempunyai sikap tertentu, pendapat tertentu, atau melakukan tindakan tertentu.


(53)

Apakah tujuannya agar pembaca meningkat intelektualitasnya? Efek yang diharapkan agar pembaca meningkat intelektualitasnya dapat diperoleh dengan menyajikan artikel-artikel mengenai aspek kehidupan tertentu.

e) Yang harus dilakukan oleh Wartawan sebagai komunikator

Wartawan memiliki posisi penting dalam penyampaian informasi. Berhasil tidaknya misi surat kabar bergantung pada kemampuan dan keterampilan wartawannya. Wartawan harus menyajikan suatu informasi dengan baik agar dapat menarik khalayak untuk membacanya.(Effendy, 2004: 155-157).

2.6 Tinjauan Tentang Berita 2.6.1 Pengertian Berita

Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1978) sebagaimana dikutip oleh Asep Syamsul M. Romli dalam Jurnalistik Terapan, news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa-peristiwa terbaru” (information about recent events) (Romli, 2005:33).

Dalam buku Himpunan Istilah Komunikasi, Gunadi menyebutkan bahwa berita (news) dikalangan wartawan ada yang memberi pengertian news sebagai singkatan dari north (utara), east (timur), west (barat), south (selatan) (1998: 17).

Menurut Yandianto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa (2001:47). Sedangkan pengertian berita menurut Micthel V. Charnley sebagaimana dikutip oleh Asep Syamsul M. Romli


(54)

dalam bukunya Jurnalistik Terapan ialah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagaian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka (Romli, 2005:35).

2.6.2 Jenis-Jenis Berita

Kustadi Suhandang dalam Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik menyebutkan ada dua jenis berita yaitu berita langsung (Straight News) dan berita tidak langsung (Feature News) (2004:104). Sedangkan Romli lebih menjabarkan jenis-jenis berita menjadi enam jenis, diantaranya:

1. Berita Langsung (Straight News)

Berita langsung adalah laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Berita langsung dibagi lagi menjadi dua, yaitu berita keras atau hangat (Hard News) dan berita lembut atau ringan (Soft News). Hard News adalah laporan peristiwa besar atau sangat menggemparkan, memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan pada khalayak. Soft News setingkat dibawah Hard News dari segi aktualitas dan kepentingan. Soft News merupakan pendukung yang berisi informasi peristiwa atau gagasan sederhana, tidak berat, dan tidak menggemparkan.

2. Berita Opini

Berita opini yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang. Berita opini juga dominan hadir di surat kabar.


(55)

3. Berita Interpretatif

Berita interpretatif adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau narasumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya, sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretatif. Berawal dari informasi yang dirasakan kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.

4. Berita Mendalam

Berita mendalam ialah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (foolow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.

5. Berita Penjelasan

Berita penjelasan adalah berita yang sifatnya menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung atau berseri.

6. Berita Penyelidikan

Berita penyelidikan yaitu berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula berita penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai


(1)

(2)

(3)

(4)

iii

Adalah Untuk Mencoba, Karena Didalam Mencoba

Itulah Kita Menemukan Dan Belajar Membangun

Kesempatan Untuk Berhasil”

Tinggalkanlah Kesenangan Yang Menghalangi

Pencapaian Kecemerlangan Hidup Yang Di

Idamkan. Dan Berhati-Hatilah, Karena Beberapa

Kesenangan Adalah Cara Gembira Menuju

Kegagalan

Ya Allah

Betapa indah segala sesuatu yang engkau ciptakan

Dimuka bumi ini

aku semakin percaya atas keagungan dirimu

skripsi ini kupersembahkan untuk

ayah dan bunda serta keluargaku yang selalu

memberikan do’a, limpahan kasih sayang dan dorongan


(5)

169

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Nama lengkap : Fatwa Rosma

Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 10 Maret 1986 Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Hobbi : Mendengarkan musik, menggambar dan melukis

Nama Ayah : Omar Backsan Sait Gultom

Nama Ibu : Tita Rosita

No. Telepon : -

HP : 0856 9228 4934

Email : fatwa_goeltom@yahoo.com

goeltom_f42r@yahoo.co.uk

Alamat Permanen : Perum Karang Mas Indah B1 no.5, Dawuan Tengah, Kec. Cikampek Kab, Karawang


(6)

Pendidikan Formal (berijazah)

2004 s/d sekarang : Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Program S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung

2001 s/d 2004 : SMU Negeri I Cikampek 1998 s/d 2001 : SMP Negeri II Cikampek 1992 s/d 1998 : SD Negeri IV Cikampek

Pendidikan Non-formal (bersertifikat)

2004 : Bimbingan Belajar Primagama program IPS - Cikampek

2003 : Kursus Pendidikan dan Latihan Komputer di Surya Medal Paket Terpadu (Ms. Word & Ms. Excel dan Deawin) – Cikampek

Pelatihan dan Seminar (bersertifikat)

14 Maret 2008 : Kuliah Umum Etika Pers “Penerapan Etika Pers Dalam

Dunia Jurnalistik”, Auditorium UNIKOM 6 Februari 2008 : Peserta Business Tour Ciwidey

13 Juni 2007 : TalkshowMedia Literasi “Dampak Psikologis Tayangan

Reality Show”, Auditorium UNIKOM

22 Mei 2007 : Workshop Brain Management, Auditorium UNIKOM 21 Februari 2007 : Diskusi Jurnalistik “Tantangan Meraih Sukses Di Dunia

Jurnalistik”, Auditorium UNIKOM

8 Juni 2006 : Peserta ”Ngobrol Bareng Orang Media”, Auditorium UNIKOM

Prestasi

1997 : Juara 2 Melukis Putra dalam rangka PORSENI SD