Pemahaman Bahasa Jurnalistik Wartawan Non-Sarjana Jurnalistik Harian Umum (HU) Galamedia Bandung Terhadap Efektivitas Penulisan Berita Yang Aktual

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi jurnalistik

Oleh : Penty Camella NIM. 41807124

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

Oleh : Penty Camella NIM. 41807124

Penelitian ini di bawah Pembimbing : Olih Solihin, S.Sos,. M.Ikom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pemahaman Bahasa Jurnalistik Wartawan Non-Sarjana Jurnalistik HU Galamedia Bandung Terhadap Efektivitas Penulisan Berita Yang Aktual”. Sehingga untuk menjawab masalah diatas, peneliti mencoba menganalisis sejauhmana pemahaman pemilihan bahasa singkat, sederhana, jelas dan menarik. Serta sejauhmana internalisasi, identifikasi diri dan ketundukan penulisan berita yang aktual.

Pendekatan penelitian adalah kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah angket, internet seaching dan studi pustaka. Dalam penelitian ini, informan yang diberikan kuesioner adalah wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung yang berjumlah 13 orang. Dari hasil kuesioner yang dilakukan, kemudian peneliti menganalisis dan memasukan hasil angket pada SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : pemilihan bahasa singkat, sederhana, jelas dan menarik disetujui oleh responden. Begitu juga dengan internalisasi, identifikasi diri dan ketundukan penulisan berita yang aktual disetujui oleh responden. Walaupun korelasi untuk pemahaman bahasa menarik dan internalisasi tidak signifikan, namun tidak mengurangi hubungan yang kuat antara pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman bahasa jurnalistik Harian umum (HU) Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual.

Saran Penelitian: Meningkatkan pemahaman bahasa jurnalistik untuk wartawan non-sarjana jurnalistik di HU Galamedia bandung untuk mengefektivitaskan penulisan berita yang aktual.


(3)

By: Penty Camella NIM 41807124

This research is under Supervisior: Mr. Olih Solihin, S.Sos., M.Ikom

This study aims to determine the "Understanding the Language of Journalism Bachelor of Non-Graduate Jurnalism in Galamedia Bandung West Java on Effectiveness Against The Actual News". So to answer the above problems, researchers tried to analyze the extent of understanding the language selection of short, simple, clear and attractive. As well as the extent of internalization, identification and submission writing actual news.

Is a quantitative research approach. Data collection techniques are questionnaires, internet seaching and literature study. In this study, the informant who provided the questionnaire is a non-graduate journalism journalist HU Galamedia Bandung, amounting to 13 people. From the results of questionnaires carried out, then researchers analyzed questionnaires and enter the results in SPSS 16.0 for windows.

The results showed that: a brief selection of language, simple, clear and interesting approved by the respondent. Likewise with the internalization, identification and submission writing actual news that is approved by the respondent. Although interesting correlations to language understanding and internalization were not significant, but does not reduce the strong relationship between language comprehension of non-graduate journalism journalist journalistic HU Galamedia Bandung on the effectiveness of the actual news writing.

Conclusions in this study is that there is a significant relationship between general language comprehension Daily journalism (HU) Galamedia Bandung on the effectiveness of the actual news writing.

Proposed Research: Improving understanding of journalistic language for non-graduate journalism journalist in Bandung for mengefektivitaskan HU Galamedia writing actual news.


(4)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Maha Suci Allah yang senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada orang-orang beriman yang selalu taat, tunduk, dan patuh kepada-Nya, dan kepada orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Semoga Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau, keluarga, para shahabat sampai kita semua hingga akhir zaman nanti.

Puji serta syukur penyusun panjatkan kepada Dzat Illahi Robbi yang telah menganugerahkan setetes Ilmu-Nya yang Maha Luas tak terbatas kepada penulis yang memiliki banyak kedangkalan akal, sehingga Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diberi judul ”Pemahaman Bahasa Jurnalistik Wartawan Non-Sarjana Jurnalistik HU Galamedia Bandung Terhadap Efektivitas Penulisan Berita yang Aktual”

Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Spesialisasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan penelitian ini maka penulis sangat mengharapkan dan menghargai sekali berbagai sumbangsih saran, teguran dan kritik dari siapa saja yang memeriksa dan membaca skripsi ini, sebagai bahan


(5)

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya peneliti tujukan kepada bapak H. Tonton. S. Angga dan Mama Hj. Euis Nurhayati. Tidak ada yang lebih berarti didunia ini selain kalian.

Dan dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih dan sayang untuk Kakak Nurfisa Anggela serta Adik Fina Witria Lestari.

Tidak lupa penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Yth Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah memberi izin dan pengesahan skripsi ini agar dapat dijadikan literatur bagi penerus.

2. Yth. Bapak Drs, Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

3. Yth. Bapak Olih Solihin, S.Sos,.M.Ikom selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, kesabaran, dan perhatiannya buat penulis, serta telah membuka pikiran penulis. Terima kasih ayah kedua saya atas bimbingannya selama ini ..

4. Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos,.M.Si selaku dosen wali selama penulis kuliah di Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak


(6)

Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan ilmunya. 6. Yth, Bapak dan Ibu Dosen tetap dan Dosen luar biasa Program

Studi Ilmu Komunikasi dan Publik Relation Unikom, yang telah memberikan dorongan serta dorongannya kepada penulis serta pengajaran yang baik.

7. Mbak Astri Ikawati, A.Md, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

8. Yth, Bpk. Sutisna AM, selaku Kepala Litbang Redaksi yang telah memberi bantuan yang sangat banyak dan berarti kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian untuk tugas akhir.

9. Seluruh Keluarga Tercinta semua, sabar dan tawakal yaa.. cobaan datang buat kita semua menjadi lebih baik hehehe..

10.Kepada Kaka Asep, gak ada yang bisa saya katakan lagi.. kamu the best lah heheheheh

11.Kepada Dwi Asri, Alti Septia Utami, Mariana, Asep Sandy, Kemas Salfiya, Wandrik, Agustina Mahardika dan Nabila Louhanapessy kalian adalah hujan di musim kemarau. Kita akan sukses brayyyy.. hehehe..


(7)

Lilis.

13.Kepada Kepada Teman-teman Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Unikom konsentrasi Ilmu Humas dan Jurnalistik.

14.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan serta saran-sarannya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada kita semua serta melimpahkan segala karunia- Nya. Amiin.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2011


(8)

1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal paling penting di era globalisasi, komunikasi merupakan kegiatan yang setiap detik dilakukan. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan dari komunikator kepada komunikan .

Dalam era globalisasi proses penyampaian dan penerimaan pesan sangat penting, terutama komunikasi massa. Komunikasi masa adalah proses komunikasi pada media massa, baik media cetak maupun elektronik. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada ranah komunikasi massa modern yang meliputi surat kabar atau Koran.

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Melakukan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpribadi, karena komunikasi massa berhubungan dengan khalayak luas (masyarakat). Seorang komunikator media massa harus menyampai pesan kepada ribuan pribadi yang bersifat heterogen dengan latar belakang pendidikan, tingkat ekonomi dan pemikiran yang berbeda pada waktu yang sama. Seorang komunikator komunikasi massa harus mahir dan harus berhasil.


(9)

menemukan motode yang tepat untuk menyampaikan pesannya guna membina empati dengan jumlah yang banyak diantara komunikannya. Jadi ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa, yaitu mengetahui apa yang ingin dikomunikasikan dan mengetahui bagaimana harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan.

Dalam komunikasi massa, pers merupakan komponen yang paling berperan karena pers merupakan kekuatan keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pers itu sendiri adalah lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara dimana ia beroperasi, bersama-sama dengan subsistem lainnya.

Wartawan adalah komponen pers yang paling berperan karena wartawan merupakan orang yang mencari informasi. Wartawan bertugas mencari dan mempublikasikan informasi kepada khalayak luas. Dalam mencari berita, wartawan harus menaati kode etik jurnalistik dan dalam mempublikasikannya wartawan dituntut untuk memiliki pemahaman bahasa jurnalistik.

Pemahaman menurut Kamus Ilmu Komunikasi adalah: “Penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang di maksud oleh pengirim”


(10)

Pemahaman perlu dipelajari. Pemahaman adalah bagaimana cara kita agar bisa mengerti mengenai sesuatu hal.

Bagi para penulis atau wartawan, bahasa adalah senjata, dan kata-kata adalah pelurunya. Mereka tidak mungkin bisa melumpuhkan kekuatan pikiran, suasana hati, dan gejolak perasaan khalayak pembaca jika tidak menguasai bahasa jurnalistik dengan benar dan baik. Mereka harus dibekali dengan amunisi memadai dengan cara menguasai kosa kata, ejaan, pilihan kata, kalimat, paragraph, gaya bahasa, dan etika bahasa jurnalistik.

Seorang wartawan harus mahir dalam berbahasa karena bahasa merupakan sesuatu yang dapat membuat khalayak berubah. Keterampilan bahasa mempunyai empat komponen, yaitu :

a. Keterampilan menyimak (listening skill) b. Keterampilan berbicara (speaking skill) c. Keterampilan membaca (Reading skill) d. Keterampilan menulis (Writing skill)

Setiap keterampilan berhubungan erat dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan cara praktik dan pembelajaran. Melatih keterampilan bahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 1980:1)


(11)

Menurut wartawan senior Rosihan Anwar dalam buku Bahasa Jurnalistik, bahasa jurnalistik adalah :

Salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku, tidak dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa dan harus memperhatikan ejaan yang benar. Dalam kosa kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat (Anwar, 1991:1)

Bahasa jurnalistik merupakan hal yang harus dikuasai oleh seorang wartawan dalam menyusun, menyajikan dan memuat berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, actual, penting, dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya cepat ditangkap maknanya.

Pemahaman bahasa jurnalistik mutlak dikuasai oleh seorang wartawan, karena wartawan merupakan profesi. Bagi wartawan HU Galamedia Bandung, pemahaman bahasa jurnalistik seharusnya telah dikuasai dengan baik. Pentingnya pemahaman bahasa jurnalistik untuk wartawan untuk wartawaan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung untuk mengefektifkan pembuatan berita yang bersifat aktual, agar bias lebih efektif dalam penyajian berita untuk khalayaknya.

Efektivitas yang menjadi bahan penelitian peneliti, menggunakan teori efektivitas komunikasi berdimensi etos dalam buku Metode Penelitian dan Teori Komunikasi oleh Dr. Hamidi.

Menurut teori ini , dipandang dari komponen komunikan, komunikasi yang efektif akan terjadi jika komunikan mengalami internalisasi,


(12)

(internalization) , identifikasi-diri (self identification) dan ketundukan (compliance). (Kelman, 1975)1

Komunikasi mengalami proses internalisasi, jika komunikan menerima pesan yang sesuai dengan system nilai yang dianut. Komunikan merasa memperoleh sesuatu yang bermanfaat, pesan yang disampaikan memiliki rasionalitas yang dapat diterima. Internalisasi bias terjadi jika komunikatornya memiliki ethos atau credibility (ahli dan dapat dipercaya ), karenanya komunikasi bias efektif. Identifikasi terjadi pada diri komunikan atau perilaku ketaatan pada diri komunikan akan terjadi, jika komunikan yakin akan mengalami kepuasan, mengalami reaksi yang menyenangkan, memperoleh reward (balasan positif) dan terhindar dari punishment (keadaan, kondisi yang tidak enak) dari komunikator, jika menerima atau menggunakan isi pesannya. Biasanya ketaatan atau ketundukan akan terjadi bila komunikan berharap dengan kekuasaan (power) yang dimiliki komunikator. Yang demikian bias menghasilkan komunikasi yang efektif. Identifikasi akan terjadi pada diri komunikan jika komunikatornya mmeiliki daya tarik (attractiveness), karena komunikasi akan efektif

Jadi apabila tujuan tersebut telah dicapai, baru dapat dikatakan efektif.

1


(13)

Efektifitas penulisan berita mempengaruhi secara keseluruhan isi berita yang akan diinformasikan kepada khalayak. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada penulisan berita yang aktual.

Berita aktual adalah berita yang mengandung unsure terkini, terbaru, terhangat, baru saja atau sedang terjadi. Pengertian terbaru, bisa merupakan fakta terbaru yang ditemukan dari suatu peristiwa lama, atau peristiwa yang baru saja terjadi.

Bagi wartawan yang merupakan profesi pada era seperti sekarang, begitu pentinganya memahami bahasa jurnalistik untuk menunjang kegiatan mencari, mengumpulkan dan mempublikasikan sebuah informasi yang aktual bagi masarakat. Masyarakat saat ini merupakan masyarakat yang sangat mementingkan informasi, persaingan makin meruncing dalam dunia persuratkabaran saat ini. Namun, bagaimana untuk wartawan non-sarjana jurnalistik yang kebanyakan memiliki kemampuan jurnalistik dari proses atodidak atau pengalaman saja. Ini yang menjadikan peneliti merasa perlu untuk mengkaji penelitia ini. Seberapa besar kemampuan bahasa jurnalistik yang dimiliki para wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia agar mampu mengefektifitaskan penulisan berita yang aktual bagi khalayak.


(14)

Dari latar belakang masalah di atas, peneliti menarik apa yang menjadi rumusan masalah yaitu “Sejauhmana Pemahaman Bahasa Jurnalistik Wartawan Non-sarjana Jurnalistik di Harian Umum (HU) Galamedia Bandung terhadap Efektivitas Penulisan Berita yang Aktual”

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang peneliti ambil diantaranya :

1. Sejauhmana pemahaman pemilihan bahasa yang singkat oleh wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual?

2. Sejauhmana pemahaman kesederhanaan bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual ?

3. Sejauhmana pemahaman kejelasan bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual?

4. Sejauhmana pemahaman bahasa yang menarik oleh wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual ?

5. Sejauhmana pemahaman bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap internalisasi penulisan berita yang aktual ?


(15)

6. Sejauhmana pemahaman bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap identifikasi diri penulisan berita yang aktual ?

7. Sejauhmana pemahaman bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap ketundukan penulisan berita yang aktual?

8. Sejauhmana pemahaman bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual ?

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud

Adapun maksud peneliti dari penelitian ini adalah meneliti, mempelajari, serta mengkaji sejauhmana pemahaman bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas pada penulisan berita yang aktual.

1.3.2. Tujuan

Adapun tujuan peneliiti diantaranya :

1. Untuk mengetahui pemahaman pemilihan bahasa yang singkat oleh wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas pada penulisan berita yang aktual.


(16)

2. Untuk mengetahui pemahaman kesederhanaan bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual.

3. Untuk mengetahui pemahaman kejelasan bahasa wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual.

4. Untuk mengetahui pemahaman pemilihan bahasa yang menarik oleh wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan berita yang aktual.

5. Untuk mengetahui pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap internalisasi penulisan berita yang aktual.

6. Untuk mengetahui pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap identifikasi diri penulisan berita yang aktual.

7. Untuk mengetahui pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap ketundukan penulisan berita yang aktual.

8. Sejauhmana pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektifitas penulisan berita yang aktual.


(17)

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat membantu mengenai pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik terhadap efektifitas penulisan berita yang aktual.

1.4.2 Kegunaan Praktisi

a. Peneliti

Kegunaan penelitian bagi penelti adalah sebagai suatu pembelajaran dan pengalaman mengenai masalah penelitian yaitu pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik terhadap efektifitas pembuatan berita yang aktual.

b. Pengembangan program studi Ilmu Komunikasi

kegunaan penelitian ini sebagai masukan untuk mahasiswa jurusan ilmu komunikasi selanjutnya yang akan meneliti tentang pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik terhadap efektivitas pembuatan berita yang aktual.

c. Perusahaan

Bagi perusahaan, hasil penelitian ini sebagai masukan atau evaluasi terhadap wartawan non-sarjana jurnalistik di HU Galamedia Bandung.


(18)

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan bahwa pemahaman menurut Kamus Ilmu Komunikasi adalah: “Penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang di maksud oleh pengirim”

Menurut wartawan senior Rosihan Anwar dalam buku Bahasa Jurnalistik, bahasa jurnalistik adalah:

Salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku, tidak menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa dan harus memperhatikan ejaan yang benar. Dalam kosa kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat (Anwar, 1991:1)

Jadi berdasarakan pengertian di atas apabila diterapkan dalam penelitian ini adalah cara atau perbuatan memahami dan memahamkan bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung.

Sifat-sifat tersebut diantaranya:

1. Singkat

Singkat disini berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputas-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga.


(19)

Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir orang, tabu digunakan dalam bahasa jurnalistik.

3. Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Juga jelas artinya, jelas susunan kata dan kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), dan jelas sasaran dan maksudnya.

4. Menarik

Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur terjaga seketika.

Penelitian ini menggunakan teori Efektivitas Komunikasi Berdimensi Etos dalam buku Metode Penelitian dan Teori Komunikasi oleh Dr. Hamidi.

Menurut teori ini, dipandang dari komponen komunikan, komunikasi yang efektif akan terjadi jika komunikan mengalami internalisasi,


(20)

(internalization), idenfikasi-diri (self identification) dan ketundukan (compliance). (Kelman, 1975)2

Komunikasi mengalami proses internalisasi, jika komunikasn menerima pesan yang sesuai dengan system nilai yang di anut. Komunikan merasa memperoleh sesuatu yang bermanfaat, pesan yang disampaikan memiliki rasionalitas yang dapat diterima. Internalisasi bisa terjadi jika komunikatornya memiliki ethos dan credibility (ahli dan dapat dipercaya), karenanya komunikasi bisa efektif. Identifikasi akan terjadi pada diri komunikan, jika komunikan merasa puas dengan meniru atau mengambil aapikiran atau perilaku ketaatan pada diri komunikan, jika komunikan yakin akan mengalami kepuasan, mengalami reaksi yang menyenangkan, memperoleh reward (balasan positif) dan terhindar dari punishment (keadaan, kondisi yang tidak enak) dari komunikator, jika menerima atau menggunakan isi pesannya. Biasanya ketaatan atau ketundukan akan terjadi bila komunikan berhadapan dengan kekuasaan (power) yang dimiliki komunikator. Yang demikian bisa menghasilkan komunikasi yang efektif. Identifikasi akan terjadi pada diri komunikan jika komunikatornnya memiliki daya tarik (attractiveness), karenanya komunikasi akan efektif.

Untuk mendapatkan kejelasan mengenai teori Efektifitas Komunikasi Berdimensi Etos dapat dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut :

2


(21)

Gambar 1.1

Teori Efektifitas Berdimensi Etos

Sumber : (Hamidi.2010)

Efektifitas memili tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely antara lain :

1. Efektifitas Individu

Efektifitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi.

2. Efektifitas Kelompok

Adanya pamdangan bahwa kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektifitaas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya.

3. Efektifitas Organisasi

Efektifitas organisasi terdiri dari efektifitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya


(22)

yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.

Berita aktual adalah berita yang mengandung unsure terkini, terbaru, terhangat, baru saja atau sedang terjadi dan menarik. Pengertian terbaru, bisa merupakan fakta terbaru yang ditemukan dari suatu peristiwa lama, atau peristiwa yang baru saja terjadi.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Kerangka konseptual adalah pengaplikasian kerangka teoritis dengan penelitian yang dilakukan. Pengaplikasian pengertian pemahan bahsa jurnalistik dan teori yang digunakan yaitu teoti Efektifitas Berdimensi Etos.

Ada berbagai latar belakang sarjana yang menjadi wartawan di HU Galamedia Bandung, tidak semuanya berasal dari sarjana jurnalistik.

Pemahaman bahasa jurnalistik yang sangat penting dikuasai ini, menjadikan wartawan non-sarjana jurnalistik agaknya terlalu sulit untuk memahami sebagai kaitan dengan efektifitas penulisan berita yang actual. Namun, itu tidak boleh menjadi hambatan, menginmgat wartawan adalah profesi dan di tuntut untuk bekerja seprofesionalisme mungkin.

Menurut teori Efektifitas Berdimensi Etos, dipandang dari komponen komunikan, komunikasi yang efektif akan tejadi jika komunikan


(23)

mengalami internalisasi (internalization), identifikasi-diri (self identification) dan ketundukan (compliance). (Kelman, 1975).

Sebuah media massa bekerja unuk pembacanya, maka dari itu komunikan sebagai pembaca dan komunikatordisini adalah wartawan non-jurnalistik HU Galamedia Bandung.

Internalisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penerimaan pesan oleh komunikan jika komunikasi tersebut sesuai dengan nilai yangdianut oleh komunikan itu sendiri.

Bagi wartawan non-sarjana Jurnalistik HU Galamedia Bandung sebagai komunikator, internalisasi ini berhubungan dengan komunikan yang heterogen. Wartawan non-sarjana jurnalistik dituntut untuk senantiasa belajar observasi untuk menelaan karakteristik yang dimiliki khalayak luas.

Pemahaman bahasa jurnalistik merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar efektifitas dalam pembuatan berita.

Identifikasi diri dalam penelitian ini ditujukan untuk komunikator dan komunikan. Komunikator dalam penelitian ini tertuju pada wartawn non-jurnalistik HU Galamedia Bandung, mereka bisa menempatkan identitas diri pada tulisan mereka. Ini bisa disebut sebagai cirri khas, menjadi diri sendiri sangat berpengaruh dalam identifikasi diri karena akan membuat khalayak pembaca resfect pada apa yang dituliskan.


(24)

Identifikasi diri komunikan tertuju pada bagaimana mereka meniru atau terpuasi oleh apa yang dituliskan oleh komunikator. Khalayak yang telah meniru apa yang dikomunikasikan wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung, menjadikan wartawan tersebut telah mampu membuat komunikasi menjadi efektif.

Untuk membuat komunikasi menjadi efektif, pemahaman bahasa jurnalistik akan sangat membantu dalam pembuatan berita actual, karena bahwa jurnalistik mengharuskan penulisnya untuk menulis dengan jelas. Bagi berita yang bersifat aktual, waktu sangat mempengaruhi. Semakin cepat berita muncul, semakin tertarik orang untuk membacanya.

Ketundukan yang dimaksud dalam penelitian ini berkaitan dengan apa yang dilakukan komunikator dalam hal ini adalah wartawan non-sarjana jurnalistik Harian Umum Galamedia Bandung untuk membuat komunikan atau khalayak percaya untuk membaca apa yang dia tulis.

Wartawa harus memiliki kehati-hatian yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak yang luas yang ditimbulkan oleh berita yang dibuatnya. Kehati-hatian ini dimulai dari kecermatan terhadap ejaan nama, angka, tanggal, dan usia serta disiplin diri untuk senantiasa melakukan periksa ulang atas keterangan fakta yang ditemuinya. Tidak hanya itu, akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapainya oleh penyajian detail-detail fakta oleh tekanan yang diberikan pada


(25)

fakta-faktanya. Untuk itu, ada atura yang mengikat dan aturan tersebut di susun dalam kode etik jurnalistik pada pasal 1 yang berbunyi : “ bahwa wartawn merupakan orang terpercaya yang berbudi luhur, adil, arif, dan cermat serta senantiasa mengupayakan karya terbaiknnya.

Efektifitas penulisan berita yang aktual bagi wartawan, berhubungan dengan konteks waktu dan hal itu di anggap wajar. Wartawan HU Galamedia Bandung tentu mengerti dengan istilah “dunia bergerak dengan cepat” dan sebagai khalayak mengetahui pula bahwa mereka harus berlari bukan berjalan untuk mengikuti kecepatan geraknya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengaplikasian dari teori dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.2


(26)

Sumber : (Hamidi.2010)

Sumber : (Hamidi dan Analisia Peneliti, 2011)

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa yang menjadi komunikator adalah wartawan non-sarjana jurnalistik Harian Umum (HU) Galamedia Bandung yang memiliki pemahaman bahasa singkat, sederhana, jelas dan menarik serta memiliki rasional, keahlian, peka terhadap kepuasan pada komunikan, dan ketaatan dalam mencari dan menuliskan berita yang aktual.

Efektifitas harus selaras dengan tujuan dan sasaran yang telah didapatkan oleh wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung. Tujuan sesuatu yang diperjuangkan dalam hal ini pemahaman bahasa jurnalistik dan sasaran sesuatu yang diteliti yaitu efektifitas penulisan berita yang aktual.

Berita aktual berhubungan dengan waktu, bahwa wartawan HU Galamedia dituntut untuk senantiasa bekerja untuk mencari berita bukan menunggu berita.

HU Galamedia Bnadung sebagai perusahaan di bidang media massa yang berfungsi menyebarkan informasi kepada khalayak luas di Bandung, tidak serta

Rasional Keahlian Kepuasan Pada Komunikan Ketaatan Efektifitas Pembuatan

Berita Aktual Singkat

Sederhana

Menarik Jelas


(27)

merta memperkerjakan orang dari non-sarjana jurnalistik sebagai wartawan diperusahaannya, jika orang tersebut tidak mampu dan tidak kompeten dibidang persuratkabaran. Untuk itu, setelah peneliti mencari alasan dari redaksi dan perusahaan apa yang menjadi alasan mereka, mereka menjelaskan bahwa orang dari non-sarjana jurnalistik dibidang keilmuan mereka masing-masing. Misal, wartawan dari lulusan sarjana hukum, ditempatkan di berita khusus tentang kriminalitas atas hukum. Wartwan lulusan sarjana ekonomi, ditempatkan di rubric khusus ekonomi.

Dalam setiap tahapan di atas, bisa dilihat bagaimana pentingnya pemahaman akan bahasa jurnalistik bagi wartawan non-sarjana jurnalistik, ada banyak yang harus dipelajari dan dipahami agar wartawan non-sarjana jurnalistik dapat memahami bahasa jurnalistik. Mereka harus mengetahui menulis bahasa yang singkat, jelas, sederhana, dan menarik. Kesemuanya itu saling berhubungan dan sangat penting untuk penulisan berita pada surat kabar.

Jika wartawan non-sarjana jurnalistik khususnya wartawan HU Galamedia Bandung dapat memiliki pemahaman akan bahasa jurnalistik dengan baik, tidak diragukan lagi bahwa efektifitas penulisan berita yang aktual akan bisa dicapai.

1.6 Operasionalisasi Variabel

Cara pengoprasionalisasian yang dilakukan peneliti yaitu menjelaskan variable X dan Y serta indicator dan alat ukur.


(28)

1. Variabel X

Adalah : Pemahaman Bahasa Jurnalistik

Dengan Indikator : 1. Singkat

2. Sederhana

3. Jelas 4. Menarik

2. Variabel Y

Adalah : Efektifitas Dengan indikator: 1. Internalisasi

2. Identifikasi Diri 3. Ketundukan

Tabel 1.1 Operasional Variabel

No Variabel X dan Y Indikator Alat Ukur Jml Item Pertanyaan 1 Pemahaman bahasa

jurnalistik

Singkat Langsung 1

Hemat waktu 1

Sederhana Kata familiar 1

Jelas Mudah ditangkap maksudnya

1

Jelas sususnannya 1

Menarik Santai


(29)

Minat baca

Perhatian 1

2 Efektivitas Internalisasi Rasional 1

Keahlian 1

Identifikasi diri

Kepuasan pada komunikan

1

Kepatuhan Ketaatan 1

Sumber : (Aplikasi Peneliti, 2011)

1.7 Hipotesis

Menurut Borg dan Gall (dalam Arikunto, 1998) penulisan hipotesis perlu mengikuti persyaratan sebagai berikut :

a. Dirumuskan secara singkat tapi jelas

b. Dengan nyata menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih c. Di dukung oleh teori-teori yang diikemukakan oleh para ahli atau

peneliti yang terkait ( tercantum dalam landasan teori atau tinjauan pustaka).

Hipotesis bisa saja disajikan dalam :

H1 : Ada hubungan antara pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas berita yang aktual

H0 : Tidak ada hubungan antara pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung terhadap efektivitas berita yang aktual


(30)

1.8 Model Penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan:

Ada hubungan antara Variabel X ke Variabel Y Ada Hubungan antara variabel X dan Variabel Y

1.9 Populasi dan Sampel 1.9.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2005)

Menurut Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan objek penelitian dan objek yang diteliti. Objek tersebut dapat berupa manusia atau yang lain termasuk gejala yang ada di masyarakat. (Notoatmodjo, 2002)

Populasi dari penelitian ini adalah wartawan non-sarjana jurnalistik Harian Umum Galamedia Bandung yang berjumlah 13 orang.

Variabel Pemahaman Bahasa Jurnalistik :

Singkat Sederhana

Jelas Menarik

Variabel Efektivitas: Internalisasi Identifikasi Diri


(31)

1.9.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Misal, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di dapat dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, sehingga sampel yang akan diambil harus betul-betul Representatif (mewakili). (Sugiono, 2005)

Sample dari penelitian ini menggunakan total sampling dimana semua populasi digunakan sebagai sample yakni 13 orang.

Berikut ini tabel data-data wartawan non-sarjana jurnalistik HU Galamedia Bandung.

Tabel 1.2

Wartawan Non-sarjana Jurnalistik HU Galamedia Bandung

No Nama Pendidikan Universitas

1 Agus Hermawan S1 Manajemen UNLA

2 Anwar Januar Mulyana S1 Teknik Sipil Perencanaan

ITENAS

3 Dadang Setiawan S1 Teknik Mesin ITENAS

4 Deni Sahbudin S1 Ilmu Kepustakaan UNPAD

5 Digdo Moedji R S1 Manajemen Keuangan IKOPIN

6 Engkos Kosasih S1 Geografi ST. Kejuruan &


(32)

Bandung

7 Imam Cahyadi S1 Akuntansi STIE YPKP

8 Nana Sukmana S1 Pendidikan Agama Islam IAIN

9 R. Achmad Mirza S1 Hubungan Masyarakat UNISBA

10 Rano Noviana S1 Teknik Informatika UNJANI

11 Rinny Rosliani S1 Hubungan Masyarakat UNISBA

12 Rosyad Abdullah S1 Bahasa Arab IAIN

13 Brillian Anwar S1 Sosial UNPAD

1.10 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yakni eksperimental dan noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal dan lain-lain. Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto, histories.

Penelitian kuantitatif yang dilandasi faham positivisme empirik yang berintikan aktivitas penelitian eksperimental memang telah memiliki pengaruh yang sangat kuat dalm berbagai bidang ilmu, dan bahkan pernah dipandang sebagai satu-satunya pendekatan penelitian yang benar dan ilmiah.

Guba dan Lincoln (1981) menyajikan uraian yang cukup panjang dan mempertentangkan perbedaan paradigma kedua penelitian ini. Untuk penelitian kuantitatif digunakan istilah Scientific Paradigm (Paradigma Ilmiah).


(33)

Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti aspek dari pendidikan. Istilah penelititan kuantitatif sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Metode yang sering digunakan adalah eksperimental, deskripsi, survei, dan menemukan korelasional. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap, dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.

1.11 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini, menggunakan teknik : a. Angket

Adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk dapat menjawab pertanyaan.

( Depdikbud:1975)

b. Internet Searching


(34)

c. Studi pustaka

Menurut J. Supranto (1998:48) yang dikutip oleh Susi Fitri (2008:39) studi pustaka adalah : ”teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan”.

1.12 Teknik Analisa Data

Pengukuran dilakukan dengan skala likert. Cara pengukurannya dengan membagikan angket kepada sample dan di minta untuk menjawabnya dengan : “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”. Setiap jawaban diberikan skor 1 sampai 4 (Sangaribun dan Effendi.1995)

Menurut Hastono (2001) pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan penelitian setelah kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan 4 tahap, yaitu :

1. Editing

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang perlu dilakukan terhadap data penelitia. (Ruslan, 2000:155). Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan yang ada pada seluruh data yang didapat. Hal ini dilaukan untuk menghindari kesalahan dan mendapatkan kejelasan makna dari data informasi yang telah diperoleh. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang


(35)

terdapat pada pencatatan di lapangan, juga bersifat koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan atau kesalahan data tersebut dapat dilengkapi dan diperbaiki dengan pengumpulan data ulang atau interpolasi (penyisipan).

2. Cooding (pemberian code)

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi bentuk data berupa bilangan

3. Processing

Kegiatan memproses data yang didapat dari kuisioner kemudian dianalisis dengan cara memasukkan data tersebut ke paket program SPSS 16.0 for Window

4. Cleaning

Kegiatan pengecekkan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak pada kegiatan penelitian dalam memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan skornya.

Untuk menganalisis adanya pengaruh menggunakan Koefisien Determinasi (KD) Variabel X dan Variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(36)

Keterangan :

KD : Koefisien Determinasi

r : Hasil Korelasi Rank Spearman (Correlation Coefficient)

Untuk mencari uji hipotesis dengan menggunakan uji t Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah :

- t hitung > t tabel = Ho ditolak dan diterima H1

- t hitung < t tabel = Ho diterima dan ditolak H1

 

2

1 2 r n r hitung

t

  

Dimana: r = Besarnya Korelasi n= Jumlah Sampel

Mencari ttabel : dk = Derajat Kebebasan

dk = n-2 (dimana n= jumlah sampel)


(37)

1.13 Lokasi Dan Waktu

1.13.1 Lokasi

Lokasi yang peneliti gunakan bertempat di redaksi HU Galamedia Bandung yang beralamat di Jln. Belakang Factory No. 2B-2C Bancey-Bandung 40111

1.13.2 Waktu

Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah empat bulan terhitung dari bulan Maret-Juli 2011.


(38)

Tabel 1.3 Waktu Penelitian

NO Keterangan

Bulan

Maret April Mei juni Juli

1 Penyerahan judul

2 Persetujuan Judul

3 Persetujuan Bimbingan

4 Aktif

Bimbingan

5 Penelitian

6 Penyusunan

keseluruhan Skripsi

7 Sidang Skripsi


(39)

1.14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberi gambaran secara umum tentang uraian yang disajikan sehingga memudahkan pembaca dalam menanggapi keseluruhan penelitian yang telah penulis laksanakan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada BAB ini penulis memaparkan latar belakang masalah yang akan di kaji oleh peneliti. Dalam BAB ini, peneliti mengambil yang akan menjadi rumusan masalah untuk di kaji lebih dalam.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada BAB II peneliti menjelaskan apa yang menjadi tinjauan penelitian. Di sini berisi berbagai definisi dan pengertian dari para ahli yang dijadikan referensi oleh peneliti. Mulai dari pengertian komunikasi, pengertian komunikasi massa, pengertian pers dan jurnalistik, teori efektivitas, dan berita.

BAB III Objek Penelitian

Pada objek penelitian, peneliti memaparkan sejarah dari perusahaan dimana peneliti melakukan penelitian, dalam hal ini Harian Umum Galamedia, serta visi misi perusahaan dan semua yang berhubungan dengan informasi mengenai Galamedia tersebut.


(40)

BAB IV Pembahasan

Pada BAB ini, peneliti membahas yang menjadi persoalan atau rumusan masalah penelitian. Sejauhmana pemahaman bahasa jurnalistik wartawan non-sarjana jurnalistik Harian Umum Galamedia Bandung terhadap efektivitas penulisan yang aktual. Pada BAB ini pembaca bisa menegtahui bahagaimana hubungan yang terjadi.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Di sini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya serta perusahaan.


(41)

2.1 Tinjauan Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communication, berasal dari kata latin Communiaction, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan disini adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Pikiran dan perasaan sebagai isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan, selalu menyatu secara terpadu.

Dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antar kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Menurut Carl Hovlan yang dikutip oleh Onong Uchjana, bahwa ilmu komunikasi adalah “upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas, asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”. (Effendy, 2004 : 10)


(42)

sudah disadari oleh para cindekiawan sejak Aritoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Akan tetapi Aritoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin mengecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik, setelah ditemukan telepon, surat kabar, film, radio, televisi dan sebagainya. Maka para cendekiawan abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowlage) menjadi ilmu (science).

2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.

Dalam proses komuniaksi ada dua perspektif yaitu:

1. Prespektif Psikologis

Proses komunikasi pada perspektif psikologis terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Proses tersebut terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa. Walter Lippman menyebut isi pesan itu “picture in our hand”. Sedangkan Walter Hageman menamakan “das Bewustseininhalte”. Proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator


(43)

berupa pesan itu kemudian ditransmisikan atau operkan atau kirimkan kepada komunikan.

2. Perspektif Mekanistis

Proses komunikasi ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir secara lian atau dengan tulisan dan ditangkap oleh komunikator. Penangkapan pesan yang dilakukan komunikator dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata atau indera-indera lainnya. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis ini sangat kompleks, sebab bersifat situasional tergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung. Untuk lebih jelasnya proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi primer dan sekunder.

a. Prose Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

Isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, sirine, dan lain-lain.


(44)

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang dengan media pertama.

Komunikasi dalam proses sekunder ini semakin lama semakin efektif karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang ditopang pula oleh teknologi-teknologi lainnya yang bukan teknologi komunikasi.

2.1.3 Unsur-unsur dalam proses komunikasi

Sender Encoding Message Decoding Receiver Media

Noise

Feedback respone

Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumalah orang

Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang

Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator


(45)

kepada komunikan

Decoding : proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan kepada komunikator kepadanya

Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator

Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komuniktor

Noise : Gangguan yang terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

Respon :Tanggapan seperangkt reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan

(Effendy: 2003:18)

2.1.4 Faktor penunjang komunikasi efektif

Menurut Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia disebut “The condition

of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.


(46)

pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebetuhan tersebut. 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan

tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberi tanggapan yang dikehendaki. (Schramm, 2003)

2.1.5 Hambatan komunikasi

Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator :

1. Gangguan

Gangguan disini terbagi dua, yaitu gangguan mekanik dan gangguan sematik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sedangkan gangguan sematik bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi merusak. Gangguan sematik terjadi karena salah pengertian.


(47)

Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.

3. Motivasi Terpendam

Motivasi terpendam adalah tanggapan semu dari komunikan. Sebagai contoh mungkin sekali seorang pegawai seolah-olah menanggapi komunikasi dari atasannya, kendatipun ada yang tidak disetujui. Hal itu dilakukan karena si pegawai ingin naik pangkat.

4. Prasangka

Prasangka merupkan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa (Mass communication) adalah komunikasi melalui media massa, baik media massa modern seperti radio, televisi, surat kabar dan internet maupun media massa tradisional seperti juru dongeng, juru pantun dan lain-lain.


(48)

komunikan yang beragam atau heterogen dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media massa.

Ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa, yang pertama mengetahui apa yang akan disampaikan dan kedua mengetahui bagaimana harus menyampaikan kepada benak komunikan. Sebuah pesan yang isinya lemah dan dengan lemah pula akan disampaikan kepada khalayak luas, akan menimbulkan pengaruh yang kurang efektif .

2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Ada empat karakteristik dalam komunikasi massa yaitu:

1. Komunikasi massa bersifat umum 2. Komunikasi bersifat heterogen

3. Media massa menimbulkan keserampakan

4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi

2.3 Tinjauan Tentang Pers dan Jurnalistik

2.3.1 Pers sebagai Lembaga Sosial

Pers adalah lembaga sosial (social institution) atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara dimana dia beroperasi, bersama-sama dengan subsistem lainnya.


(49)

probabilistik. Terbuka artinya bahwa pers tidak bebas dari pengaruh lingkungan tetapi dilain pihak pers juga mempengaruhi lingkungan probilistiknya yang berarti hasil operasinya tidak dapat diduga secara pasti. Situasi ini berbeda dengan sistem tertutup yang deterministik.

Sebagai sistem terbuka pers cenderung untuk mempunyai kualitas penyesuaian, yang berarti dia akan menyesuaikan diri kepada perubahan dalam lingkungan demi kelangsungan hidupnya. Apabila pers tidak mampu penyesuaikan diri kepada perubahan kondisi dan situasi lingkungan, maka ia akan mati, mati karena dimatikan. Sebagai contoh dicabut izinnya, dilarang terbit, atau mati karena tidak disukai khalayak.

Mati hidupnya pers atau lancar tidaknya kehidupan pers di suatu negara dipengaruhi bahkan ditentukan oleh sistem politik pemerintahan di negara di mana pers itu beroperasi.

2.3.2 Pengertian dan Ciri surat kabar

Pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, ,ingguan tabloid dan sebagianya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media cetak elektronik anatraa lain radio siaran dan televisi siaran, sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik.

Pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan jurnalistik dapat diibaratkan sebagai


(50)

oleh karena itu ia dapat diberi nama. Sedangkan jurnalistik adalah aspek jiwa karena ia abstrak yang merupakan kegiatan, daya hidup, menghidupi aspek pers.

Dengan demikian pers dan jurnalistik merupakan dwitunggal. Pers tidak mungkin beroperasi tanpa jurnalistik, sebaliknya jurnalistik tidak akan mungkin mewujudkan suatu karya bernama berita tanpa pers.

Ciri – ciri surat kabar diantaranya:

1. Publisitas

Yang dimaksud dengan publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak. Karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum. Isi surat kabar terdiri dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan kepentingan umum. Ditinjau dari segi lembarannya jika surat kabar mempunyai halaman yang banyak, isinya juga dengan sendirinya pula akan memenuhi kepentingan khalayak yang lebih banyak.

2. Periodisitas

Periodisitas adalah ciri surat kabar yang kedua. Keteraturan terbitnya surat kabar bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari, dapat pula satu kali seminggu.

3. Universalitas

Yang dimaksud dengan universalitas sebagai ciri ketiga surat kabar ialah kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari saluran dunia.


(51)

Aktualitas sebagai ciri keempat dari suatu kabar adalah mengenai berita yang disiarkannya. Aktualitas menurut kata asalnya berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Kedua-duanya erat sekali sangkut, pautnya dengan berita yang disiarkan surat kabar. Aktualitas yakni kecepatan laporan, tanpa menyampingkan kebenaran berita.

2.3.3 Fungsi Pers

Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik.

Pada zaman modern sekarang, jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsinya, bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu.

2.4 Tinjauan Tentang Bahasa Jurnalistik 2.4.1 Pengertian Bahasa Jurnalistik

Bahasa jurnalistik menurut wartawan senior Rosihan Anwar adalah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Dia tidak dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Dia juga harus memperhatikan ejaaan yang benar. Dalam kosa kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat. (Anwar, 1991:1)


(52)

Fungsi bahasa diantaranya adalah : 1. Alat untuk menyatakan ekspresi

Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. 2. Alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga.

3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

Melalui bahasa, setiap anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat-istiadat , tingkah laku dan tata krama masyarakat. 4. Alat mengadakan kontrol sosial

Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang-orang lain. Tingkah laku itu bisa bersifat terbuka (overt) yaitu tingkah laku yang dapat diamati atau diobservasi. Dapat pula bersifat tertutup (covert) yaitu tingkah laku yang tidak dapat diobservasi.

2.4.3 Karakteristik Bahasa Jurnalistik

1. Singkat

Singkat disini berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga.


(53)

Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir orang, tabu digunakan dalam bahasa jurnalistik.

3. Padat

Kalimat padat adalah kalimat yang singkat namun penuh informasi 4. Lugas

Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.

5. Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Juga jelas artinya, jelas susunan kata dan kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), dan jelas sasaran dan maksudnya.

6. Menarik

Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur terjaga seketika.


(54)

disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari asas efektivitas.

2.5 Tinjauan Tentang Efektivitas

2.5.1 Pengertian Efektivitas

Atmosoeprapto (2002) menyatakan Efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat.

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely antara lain :

1. Efektivitas Individu

Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi 2. Efektivitas kelompok

Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan Jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya


(55)

Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.

Efektivitas berarti daya tarik daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkata kemampuan pesan untuk mempengaruhi komunikan.

Pesan yang efektif harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

1. Adanya kesamaan dalam mempermudah proses penyandian (decoding) yakni proses menerjemahan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan.

2. Adanya kesamaan membangun proses yang sama (persepsi)

3. Adanya kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator. (Rahmat, 1986:271)

2.5.2 Teori Efektivitas

Pemahaman bahasa jurnalistik yang berhubungan dengan efektivitas penulisan berita menggunakan teori Efektivitas Komunikasi Berdimensi Etos dalam buku Metode Penelitian dan Teori Komunikasi oleh Dr. Hamidi.

Menurut teori ini, dipandang dari komponen komunikan, komunikasi yang efektif akan terjadi jika komunikan mengalami internalisasi, (internalization), identifikasi-diri (self identification) dan ketundukan (compliance). (Kelman, 1975) (www.4uhabyby.wordpress.com)


(56)

pesan yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut. Komunikan merasa memperoleh sesuatu yang bermanfaat, pesan yang disampaikan memiliki rasionalitas yang dapat diterima. Internalisasi bisa terjadi jika komunikatornya memiliki ethos atau credibility (ahli dan dapat dipercaya), karenanya komunikasi bisa efektif. Identifikasi terjadi pada diri komunikan, jika komunikan merasa puas dengan meniru atau mengambil pikiran atau perilaku ketaatan pada diri komunikan akan terjadi, jika komunikan yakin akan mengalami kepuasan, mengalami reaksi yang menyenangkan, memperoleh reward (balasan positif) dan terhindar dari punishment (keadaan, kondisi yang tidak enak) dari komunikator, jika menerima atau menggunakan isi pesannya. Biasanya ketaatan atau ketundukan akan terjadi bila komunikan berhadapan dengan kekuasaan (power) yang dimiliki komunikator. Yang demikian bisa menghasilkan komunikasi yang efektif. Identifikasi akan terjadi pada diri komunikan jika komunikatornya memiliki daya tarik (attractiveness), karenanya komunikasi akan efektif.

Gambar 2.1

Teori Efektivitas Berdimensi Etos


(57)

perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai.

2.6 Tinjauan Tentang Berita

2.6.1 Pengertian Berita

Begitu banyak definisi berita atau “News” yang dapat diketahui dari berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari satu sudut yang berbeda.

Dikalangan wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari :

- North = Utara - East = Timur - West = Barat - South = Selatan

Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru angin tersebut, laporan dadri mana-mana, dari berbagai tempat di dunia ini.

Ada juga defini yang paling “pas” mengenai berita yang dikemukakan oleh Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya “Reporting” yang berbunyi :

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk.


(58)

kebutuhan akan informasi sehari- hari.

2.6.2 Berita Aktual

Unsur aktual atau baru merupakan bagian penting agar berita kita dapat menarik perhatian. Sesuatu yang baru, peristiwa yang baru terjadi, kejadian yang masih hangat dibicarakan masyarakat lebih menarik, dibandingkan dengan kejadian atau peristiwa yang sudah lama.

Berita aktual lebih mengutamakan unsur waktu didalamnya. Makin cepat berita muncul makin banyak masyarakat yang menggunakan media massa tersebut.

Berita actual biasanya muncul tidak secara langsung keseluruhan berita, namun secara to be contingu, artinya berita bisa muncul berulang-ulang sesuai dengan informasi yang di dapat dilapangan.

2.6.3 Sifat Berita

Berita, baik untuk surat kabar, radio, maupun televisi memiliki tiga sifat yang harus dipenuhi, Menurut Djuroto (2003:27) tiga sifat tersebut yaitu:

1. Mengarahkan, artinya berita yang kita buat harus mampu mengarahkan perhatian pembaca, pendengar atau pemirsa sehingga mengikuti alur pemikiran kita.

2. Menumbuhkan atau membangkitkan semangat, artinya berita harus dapat memberi rangsangan, dorongan, dan semangat bagi pembacanya.


(59)

memberi penerangan kepada masyarakat. Memberi penerangan di sini maksudnya adalah memberikan penjelasan atau contoh-contoh kejadian yang tidak baik agar tidak ditiru oleh masyarakat.


(60)

BAB III

OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Harian Umum Galamedia

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari bagian penelitian dan pengembangan PT. Galamedia Bandung Perkasa, Juni-Juli 2010. Penulis akan mencoba menguraikan sejarah singkat dari berdirinya PT. Galamedia Bandung Perkasa.

PT. Galamedia Bandung Perkasa (Grup Pikiran Rakyat) yang salah satu unit usahanya adalah Harian Umum Galamedia (HU Galamedia), didirikan di Bandung pada tahun 1968. Di mana kegiatan usahanya khusus bergerak dalam bidang jurnalistik atau penerbitan surat kabar yang cakupan usahanya adalah lokal dengan kata lain daerah pemasarannya adalah Kota dan Kabupaten Bandung serta sekitarnya. HU Galamedia semula muncul dari izin terbit Majalah Sunda Tjempaka yang diterbitkan oleh CV. Tjampaka dibawah pimpinan Sukandi Andrias Wasuma. Badan penerbit tersebut kemudian diserahkan sekitar bulan Agustus 1968 kepada Sjamsujar Adnan, yang kemudian mengubah majalah tersebut menjadi Surat Kabar Mingguan Gala.

Direktur Pembinaan Pers Departemen Pendidikan, Anwar Luthan (Alm), mengeluarkan SIT (Surat Izin Terbit) dengan nomor 0128/SK Direktur BP/SK/tanggal 16 Oktober 1968, dengan persetujuan menteri penerangan saat itu H. Boediarjo. Surat Kabar Mingguan Gala terbit dan diedarkan untuk pertama kali pada hari Jumat, 20 Oktober 1968 dan secara resmi terbit pada hari Minggu, 22 Oktober 1968.


(61)

Surat kabar Mingguan Gala pertama kali dicetak di percetakan Jakarta Pers, jalan Gunung Sahari Ancol, Jakarta. Percetakan ini dikelola oleh lima orang, tiga orang direksinya masing-masing di tempatkan di Bandung, termasuk Pemimpin Umum atau Pemimpin Redaksi. Sedangkan di Jakarta, Sofyan Lubis memegang jabatan sebagai Redaktur Pelaksana dan Chaeruddin sebagai kolektor. Selama surat kabar mingguan Gala di cetak di Jakarta , peredaranya melebihi 50% dari jumlah oplah cetak, yakni 20.000 eksemplar setiap terbit.

Seiring dengan waktu, Surat Kabar Mingguan Gala kemudian berpindah cetak dari Jakarta ke Bandung. Oplah Gala meningkat mendekati oplah tertinggi saat diterbitkan di Jakarta. Perkembangan ini menjadi dorongan jajaran Redaksional Gala untuk meningkatkan periode penerbitan menjadi dua kali seminggu. Keputusan ini segera terlaksana setelah Gala memperoleh Surat Ijin Terbit Harian yang baru. Pada 27 Desember 1971, Surat Kabar Mingguan Gala berubah menjadi Surat Kabar Harian berdasarkan surat ijin terbit Harian nomor 0113/Per-3/SK/Dirjen PPG/71, dimana edisi pertama terbit tanggal 28 Desember 1971 sebagai nomor perkenalan atau perdana.

Sejak terbit pertama kali sebagai Surat Kabar Mingguan Gala, CV. Tjampaka sebagai perusahaan penerbitnya menghentikan segala aktivitas penerbitannya pada tanggal 31 Desember 1971, karena sebelumnya telah berdiri sebuah perusahaan penerbit lainnya, yakni PT. Galamedia.

Seiring dengan aktivitas CV. Tjampaka, PT. Galamedia mengajukan permohonan kepada Menteri Penerangan untuk memperoleh SIT penerbit Gala,


(62)

disertai akta penghentian kegiatan CV. Tjampaka dan pengambilan SIT atas nama CV. Tjampaka tersebut.

Setelah empat tahun terbit sebagai surat kabar harian, tepatnya mulai tanggal 26 Agustus 1975 Dirjen PPG/Deppen memberi izin kepada Gala untuk menambah jumlah halaman. Di samping hal itu pada tahun 1978 oplah Gala berada pada titik terendah dibanding ketika terbit dua kali seminggu, kecuali saat musim kampanye 1979, oplah Gala mencapai lebih dari 20.000 eksemplar yang kemudian turun kembali di bawah angka minimum. Setelah akhir tahun 1981, penampilan redaksional harian Gala dibenahi secara total mulai dari penyajian pemberitaan sampai tata letak rubrik berita (Layout). Berbeda dengan penampilan yang dulu, dan berbeda dengan surat kabar lainnya dalam hal penyajian berita. Terutama dalam hal sasaran pemasaran atau segmentasi pembacanya, sehingga surat Kabar Gala lebih mempunyai jati diri yang khas di hati para pembacanya.

Setelah terbit lebih dari 13 tahun sebagai surat kabar harian, oplah Gala mencapai 118.500 eksemplar di saat musim pembunuhan misterius antara tahun 1982 sampai 1983-an. Oplah Gala yang mampu menembus angka 100.000 eksemplar lebih ini, merupakan oplah terbesar penerbitan sebuah surat kabar daerah di Indonesia saat itu. Namun, jumlah oplah ini sebenarnya bisa ditingkatkan sampai angka 150.000 eksemplar jikalau sarana percetakan yang dimiliki saat itu lebih memadai dan menunjang Keberhasilan Gala mencapai Oplah dan pemasaran yang sangat bagus ini, bukan semata-mata karena lebih banyak menyajikan berita-berita kriminal melainkan karena hasil pembenahan penampilan redaksional dan perwajahan yang dilakukan setelah kembali


(63)

menggunakan nama Surat Kabar Gala. Keberhasilan Gala dalam melakukan penampilan redaksional dan perwajahan yang khas ini, mampu meraih segmentasi pembaca tersendiri dan mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Dengan kondisi ini, Gala di anggap sukses mencapai sasaran atau misinya yaitu untuk selalu menjadi surat kabar yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan juga tidak bersaing dengan surat kabar lainnya yang telah memiliki ciri dan atribut tersendiri.

Pada tahun 1985, pemerintah mengeluarkan peraturan yang baru melalui SK Meneteri Penerangan RI nomor 61/1984 tentang penghapusan SIT, yang mengacu kepada Undang-undang Pokok Pers nomor 21/1982. dengan izin baru SIUP tersebut jumlah halaman Gala secara resmi bertambah menjadi 12 halaman dan terbit di Jawa Barat, dan memperoleh SIUP pada tanggal 8 November 1985, melalui SK Menteri Penerangan Nomor 009/SK/Menpen/SIUPPA-7/85.

Mulai tanggal 10 November 1989 Harian Gala kembali terbit dengan penampilan baru-nya. Di mana dua halaman (Cover dan Halaman terakhir) berwarna, dan terbit 12 halaman 7 kali seminggu. Penampilan redaksional dan wajah baru ini berbeda dengan penampilan Gala sebelumnya, perubahan secara total dan drastis ini berkaitan dengan keinginan jajaran Redaksi untuk mengembalikan Harian Gala ke format lama tanpa ada perubahan dalam susunan jajaran keredaksionalan.

Seiring dengan waktu pada tanggal 4 Oktober 1999, Harian Gala beralih Manajemen menjadi Harian Umum Galamedia di bawah naungan Grup pikiran


(64)

Rakyat Bandung. PT. Galamedia Bandung Perkasa mempunyai satu unit usaha dalam bentuk penerbitan surat kabar.

Setelah beralih menjadi Harian Umum Galamedia, oplah surat kabar harian ini meningkat menjadi 26.000 eksemplar. Menurut data terakhir dari bagian Litbang per-Desember 2003, tiras penjualan Harian Umum Galamedia mencapai 40.000 eksemplar untuk edisi hari Senin sampai Jum’at. Sedangkan untuk edisi Hari Minggu penjualannya mencapai 28.000 eksemplar.

3.1.1 Profil Perusahaan

Nama Surat Kabar : Harian Umum Galamedia Badan Hukum : Perseroan Terbatas

Motto : Tajam, Etis dan Akurat

Alamat Redaksi : Jalan Belakang Factory No. 2B Bandung 40111. Telp (022) 4210063/4205347

Alamat Sirkulasi : Jalan Belakang Factory No. 2C Bandung 40111. Telp (022) 4210063/4205347

Percetakan : PT. Granesia (Grup Pikiran Rakyat) Jl.Soekarno-Hatta No.147, Bandung. 3.1.2 Keterangan Teknis

Jenis Surat Kabar : Harian Umum (Terbit Setiap Hari) Waktu Terbit : Pagi Hari

Bahasa : Indonesia dan Daerah


(65)

Jumlah Kolom : 9 KolomUkuran : a. Halaman Kertas 42 X 58 cm

b. Lebar Halaman Tercetak 40,5 cm c. Tinggi Halaman Tercetak 55 cm d. Lebar Kolom Per-Halaman 9 X 4.2 cm e. Lebar Kolom Iklan 4.2 cm

3.1.3 Visi dan Misi Redaksi HU Galamedia Visi Redaksi HU Galamedia

Menciptakan kinerja yang lebih baik dengan memperlihatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guna untuk mencerdaskan bangsa

Misi Redaksi HU Galamedia

1. Memberikan Informasi seakurat mungkin kepada pembaca

2. Menciptakan sarana komunikasi dan informasi bagi masyarakat umum 3. Mencari keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya demi

kesejahteraan para karyawan atau karyawati

4. Menyediakan berita yang melaporkan tentang peristiwa atau kejadian yang ada relevansinya dengan kehidupan sehari-hari.

5. Meningkatkan kinerja supaya masyarakat gemar membaca untuk menambah pengetahuan bagi mereka tentang sesuatu hal atau masalah yang sedang terjadi pada keadaan yang sebenarnya

6. Mengurangi pengangguran


(66)

3.1.4 Motto HU Galamedia

Bagi setiap perusahaan, keberadaan motto, merupakan bentuk keseriusan dalam dunia bisnis. Karena dengan adanya motto, dapat menggambarkan identitas perusahaan secara singkat. Demikian halnya dengan Harian Umum Galamedia yang mengusung motto sebagai berikut : “Tajam, Etis, Akurat”

Tajam

Mengupas setiap realita yang terjadi tanpa pandang bulu Etis

Sesuai dengan kode etik, kaidah, dan norma yang berlaku Akurat

Meberitahukan fakta dari sumber yang jelas serta dapat dipertanggung jawabkan.

3.1.5Logo HU Galamedia

Selain motto, logo merupakan salah satu ornamen yang menguatkan identitas suatu perusahaan terlebih yang bergerak di bidang media, lebih tepatnya media massa cetak seperti logo HU Galamedia di bawah ini :

Gambar 3.1

Logo Harian Umum Galamedia


(67)

3.2 Sejarah Bagian Redaksi Harian Umum Galamedia

Bagian redaksi dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan surat kabar atau yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik, dapat diibaratkan sebagai organ tubuh manusia yang paling vital yaitu jantung. Perusahaan penerbitan surat kabar tidak akan pernah bisa menjalankan kegiatannya tanpa adanya bagian redaksi. Bagian menjadi bagian yang menentukan kelangsungan hidup sebuah perusahaan penerbitan surat kabar. Di bagian ini pula semua kegiatan penting berjalan.

Demikian juga dengan bagian redaksi Harian Umum Galamedia pada PT. Galamedia Bandung Perkasa. Sejarah berdirinya Bagian Redaksi Harian Umum Galamedia tak terlepas dari pertama kali berdirinya perusahaan penerbitan surat kabar ini pada tahun 1968. Namun sejarah keberadaan bagian redaksi khususnya pada jajaran keredaksionalan Harian Umum Galamedia yang tampak seperti sekarang, dimulai ketika Harian Gala berganti kepemilikan atau manajemen dibawah naungan grup

Pikiran Rakyat. Peralihan manajemen ini tentu saja membuat struktur keredaksionalan. Harian Umum Gala berubah menjadi unit usaha yang merupakan bagian dari Grup Pikiran Rakyat dengan nama Perusahaan PT. Galamedia Bandung Perkasa, dan nama surat kabar pun ikut berubah menjadi Harian Umum Galamedia. Walau demikian perusahaan ini tidak melepaskan kegiatan jurnalistiknya, bahkan di bawah manajemen yang baru ini Harian Umum Galamedia, lebih bisa menempatkan diri di hati para pembaca khususnya di hati pembaca dari kalangan masyarakat menengah ke bawah.


(68)

Harian Umum Galamedia merupakan surat kabar yang terbit setiap hari. Lebih mengkhususkan diri pada pemberitaan lokal yaitu kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitar Bandung Raya. Sedangkan berita-berita yang sifatnya nasional lebih bersifat untuk melengkapi. Serta sasaran pembacanya ditujukan untuk semua lapisan masyarakat, dengan lebih menekankan pada konsumen lapisan menengah ke bawah. Penekanan jenis beritanya yaitu Berita Hukum dan Kriminalitas atau berita yang bersifat suatu kasus. Semua berita yang disajikan pada Harian Umum Galamedia disajikan secara Etis, Tajam dan Akurat seperti halnya motto dari Harian Umum Galamedia.

3.3. Struktur Organisasi HU Galamedia

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi. Dimana struktur organisasi ini menyusun dan menjelaskan peranan atau tugas dan wewenang dari berbagai bagian atau divisi, dan juga bagaimana setiap bagian tersebut berhubungan dan bertanggung jawab atas hasil kerjanya. Demikian pula struktur organisasi PT. Galamedia Bandung Perkasa yang memiliki berbagai bagian atau divisi dan peranan masing-masing.

Berikut ini adalah gambar struktur organisasi PT. Galamedia Bandung Perkasa beserta penjelasan kedudukan pada bagiannya masing-masing :


(69)

62


(70)

Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 3.2 diatas, diketahui merupakan susunan yang menggambarkan berbagai fungsi sesuai dengan bidangnya, berdasarkan hirarki dan saluran kewenangannya yang berlaku dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya struktur organisasi akan terlihat bagaimana pembagian tanggung jawab tugas tersebut dijalankan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kejelasan struktur yang terdapat dalam suatu organisasi akan memberikan kejelasan tentang hubungan kerja secara fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik hubungan vertical maupun hubungan horizontal.

Adapun susunan organisasi pada Kantor PT Galamedia Bandung Perkasa, antara lain :

A. Pemimpin Umum B. Pemimpin Redaksi C. Dewan Redaksi D. Redaktur Pelaksana E. Sekretariat Redaksi

F. Penelitian Dan Pengembangan Redaksi G. Seksi Monitoring dan Dokumentasi

H. Pelaksana adalah Para Redaktur Dan Asisten Redaktur, yang terdiri dari :

1. Redaktur Halaman Utama Membawahi Asisten Redaktur Halaman Utama dan Wartawan.


(71)

2. Redaktur Rubrik Bandung Raya Membawahi Asisten Redaktur dan Wartawan untuk Rubrik Bandung Raya.

3. Redaktur Ekonomi Membawahi Asisten Redaktur dan Wartawan untuk Rubrik Ekonomi

4. Redaktur Publik Opini dan Feature Membawahi Asisten Redaktur dan Wartawan untuk Rubrik Opini dan Feature.

5. Redaktur Pendidikan dan Agama Membawahi Asisten Redaktur dan Wartawan untuk Rubrik Pendidikan dan Agama

6. Redaktur Rubrik Hiburan, Budaya dan Pariwisata Membawahi Asisten Redaktur dan Wartawan untuk Rubrik Hiburan, Budaya dan Pariwisata.

7. Redaktur Rubrik Jawa Barat Membawahi Asisten Redaktur dan Wartawan untuk Rubrik Jawa Barat.

8. Redaktur Rubrik Olah Raga Membawahi Asisten Redaktur dan Wartawan Untuk Rubrik Olah Raga

9. Redaktur Foto Membawahi Asisten Redaktur Foto dan Wartawan Foto 10.Redaktur Bahasa Membawahi Asisten Redaktur Bahasa

11.Redaktur Perwajahan Membawahi Asisten Redaktur Perwajahan 12.Koordinator Liputan Membawahi Asisten Koordinator Liputan

3.4 Job Description Redaksi Harian Umum Galamedia

Bagian Redaksi dipimpin oleh seorang Pemipin Redaksi bertanggung jawab kepada pemimpin perusahaan. Tugasnya ialah memimpin dan mengendalikan


(1)

124

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Semoga penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang ilmu komunikasi umumnya dan jurnalistik khususnya.

2. bila ingin melakukan penelitian sebelumnya diharapkan agar lebih cermat dalam metodologi. Hal ini dimaksud agar hasil penelitian yang dilakukan akan lebih memuaskan dan diharapkan agar lebih memanfaatkan waktu yang disediakan lebih efektif dan efisien.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Budjanto, Denrivanto. 2010. Hukum Telekomunikasi, Penyiaran dan Teknologi Informasi: Regulasi dan Konvergensi. Bandung. PT. Refika Aditama Effendy, onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori Dan Filsafat komunikasi. Edisi

Ketiga. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Hidayat, Deddy. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. PT. RadaGrapindo Persada

Jalaludin. Rakhmat. 1986. Teori-Teori Komunikasi. Bandung. CV. Remadja Karya

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama, Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik Teori dan Praktek. Edisi Keempat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Severin, J Werner. 2007. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa. Edisi kelima. Jakarta. Kencana

Sugiono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta

Sumandiria, Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik. Edisi Pertama. Bandung: Penerbit Simbosa

Wibowo, Wahyu. 2009. Menuju Jurnalisme Beretika. Bandung : Kompas

Zamroni, Mohammad. 2009. Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistomologi, Aksiologis. Yogyakarta. Garaha Ilmu


(3)

Karya Ilmiah:

Fitri, Susi. 2008. Hubungan Kepuasan Komunikasi Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Kantor PT. Kereta Api (PERSERO)

Daerah Operasi 2 Bandung. Universitas Komputer Indonesia

Yuliani. 2009. Hubungan daya Tarik Telkom Digital Terhadap Efektivitas Pemenuhan Kebutuhan Informasi Bagi Karyawan PT. Telkom

Indonesia TBK. Universitas Komputer Indonesia

Widya, Mitha. 2008. Efektivitas Kegiatan Press Tour Oleh Humas Pemerintahan Kota Cimahi Terhadap Sikap Wartawan Kepada Lembaga. Universitas Komputer Indonesia

Sumber Lain :

SPSS 16.0 for Windows

http://4uhabyby.wordpress.com http://al-bantany-112.blogspot.com http://ssantosa.blogspot.com


(4)

142

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

1. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Penty Camella Nick Name : Penty

TTL : Bandung, 14 Agustus 1988

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Status : Belum Menikah

Alamat : Jln Cagak Rt 04 Rw 09,

Ds. Maruyung Kec. Pacet Kab. Bandung. No. Telp/Hp : 085793838979

Email/Fb : penty_camel@yahoo.co.id


(5)

143

2. PENDIDIKAN FORMAL

2007 – sekarang : Jurusan Ilmu Komunikasi ( Jurnalistik) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung 2003 – 2006 : SMA Negeri 1 Ciparay

2000 – 2003 : SLTP Islam Pacet 1994 – 2000 : SDN Cipaku III

3. PENDIDIKAN NOR FORMAL

2003 : English Course at ELC

4. SEMINAR/PELATIHAN/WORKSHOP

2008 : Table Manner di Jayakarta Bandung 2009 : Study Tour Mass Media 2009 2010 : Sertifikat “Budaya Preneurship”

2011 : Sertifikat “Orientasi Pelatihan Jurnalistik”

Seminar “Road To Success Of a Movie Maker”

Sertifikat Hardware di Unikom Sertifikat EFT di Unikom


(6)

144

5. PENGALAMAN ORGANISASI 1999-2000 : Pramuka 2004-2005 : OSIS

2005-2006 : Taek Won Do