Manfaat Penelitian Analisis Data dan Pembahasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penetapan target pajak oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar. 2. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara target yang ingin dicapai dengan realisasi Pajak Hiburan yang telah diperoleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010. 3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat realisasi Pajak Hiburan yang diperoleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010. 4. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hiburan terhadap pajak daerah Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010. 5. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010.

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bernilai jika memberi manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti a. Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang perpajakan khususnya Pajak Hiburan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user b. Digunakan untuk mengukur kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dalam hal perpajakan khusunya Pajak Daerah. 2. Bagi Pihak Lain Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Pemungutan Pajak Daerah. 3. Bagi Objek Penelitian DPPKAD Kabupaten Karanganyar a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran-saran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Pajak Daerah khusunya Pajak Hiburan. b. Membantu mengetahui kelemahan sistem yang telah ada tersebut guna menciptakan efisiensi yang lebih baik, dalam upayanya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak, khususnya dari sektor Pajak Hiburan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pajak

a. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1 Iuran dari rakyat kepada negara yaitu negara yang berhak memungut iuran dari rakyat. Iuran tersebut berupa uang bukan barang. 2 Berdasarkan undang-undang yaitu pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 3 Tanpa jasa timbal dan kontraprestasi dari negara secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi individual oleh pemerintah. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 4 Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat Mardiasmo, 2009.

b. Fungsi Pajak

Mardiasmo 2009 mendefinisikan fungsi pajak yang terdiri dari 2, yaitu : 1 Fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2 Fungsi mengatur regulerend yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

c. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo 2009 sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 sistem, yaitu : 1 Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya : a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus. b Wajib Pajak bersifat pasif. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user c Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak SKP oleh fiskus. 2 Self assesment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya : a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada Wajib Pajak sendiri. b Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. c Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. 3 With holding system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

d. Pengelompokan Pajak

1 Menurut golongannya : a Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. b Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 Menurut sifatnya : a Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan sujeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak . b Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. 3 Menurut lembaga pemungutnya : a Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. b Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

2. Pajak Daerah

Pajak Daerah Mardiasmo, 2009 adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- uandangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Ciri-ciri pajak daerah Mardiasmo, 2009 terdiri dari 4 komponen, yaitu : a Pajak Daerah berasal dari negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah. b Penyerahan berdasarkan Undang-Undang. c Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik. d Pemungutan pajak daerah berdasarkan pada kekuatan Undang-Undang atau peraturan hukum lainnya. Pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1 Pajak Provinsi, terdiri dari : a Pajak Kendaraan Bermotor b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d Pajak Air Permukaan e Pajak Rokok 2 Pajak KabupatenKota : a Pajak Hotel b Pajak Restoran c Pajak Hiburan d Pajak Reklame e Pajak Penerangan Jalan f Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user g Pajak Parkir h Pajak Air Tanah i Pajak Sarang Burung Walet j Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan k Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

3. Pajak Hiburan

a. Dasar Hukum Pajak Hiburan

Dasar hukum yang dipakai untuk Pajak Hiburan meliputi : a Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pajak Hiburan. b Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Pengertian Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pungutan daerah atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permainan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

c. Obyek, Subjek dan Wajib Pajak Hiburan

Objek Pajak Hiburan adalah setiap penyelenggaran hiburan. Dalam Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pajak Hiburan menyebutkan bahwa objek pajak yang dikenakan pajak hiburan yaitu : 1 Pertunjukan Film 2 Pagelaran Kesenian dan sejenisnya 3 Pagelaran musik dan tari 4 Diskotik dan sejenisnya 5 Karaoke 6 Klab Malam 7 Permainan Bilyard 8 Permainan Ketangkasan dan sejenisnya 9 Panti PijatRefleksi 10 Mandi Uap dan sejenisnya 11 Pertandingan Olah Raga dan usaha kesegaran jasmani 12 Penyelenggaran Tempat Wisata, Taman Rekreasi, Kolam Pemancingan, Pasar Malam, Pameran, Komedi Putar, dan sejenisnya. Nama-nama objek pajak di Kabupaten Karanganyar yang dikenakan pajak atas penyelenggaraan hiburan adalah sebagai berikut : 1 Panti Pijat Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar : a Panti Pijat Subur, Nangsri, Kebakkramat b Panti Pijat Margolaras, Nangsri, Kebakkramat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user c Panti Pijat Samaria, Kemiri, Kebakkramat d Panti Pijat Dewi Sehat, Kemiri, Kebakkramat e Panti Pijat Rindang, Nangsri, Kebakkramat 2 Penyelenggaraan tempat wisata Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar : a PT Duta, Tawangmangu b PPT Balekambang, Tawangmangu c Sondokoro, Tasikmadu d Air Terjun Jumog, Berjo, Ngargoyoso e Air Terjun Parangijo, Girimulyo, Ngargoyoso 3 Kolam renang Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar : a Kolam Renang Intan Pari, Karanganyar b Kolam Renang Teletubis, Bibis Karanganyar Subjek Pajak Hiburan menurut Perda No. 16 Tahun 2006 adalah orang pribadi atau badan yang menonton atau menikmati hiburan, Wajib Pajak Hiburan menurut Perda No. 16 Tahun 2006 adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan.

d. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hiburan

Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah pembayaran yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2006, besarnya tarif perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user pajak untuk setiap jenis hiburan adalah : 1 Untuk jenis pertunjukan dan keramaian umum yang menggunakan sarana film bioskop ditetapkan : a Golongan AII utama sebesar 30 tiga puluh persen. b Golongan AII sebesar 28 dua puluh delapan persen. c Golongan AI sebesar 25 dua puluh lima persen. d Golongan BII sebesar 24 dua puluh empat persen. e Golongan BI sebesar 20 dua puluh persen. f Golongan C sebesar 17 tujuh belas persen. g Golongan D sebesar 13 tiga belas persen. h Jenis Keliling sebesar 10 sepuluh persen. 2 Untuk pertunjukan kesenian antara lain kesenian tradisonal, pertunjukan sirkus, pameran seni, pameran busana ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen. 3 Untuk pertunjukanpagelaran musik dan tari ditetapkan sebesar 15 lima belas persen. 4 Untuk diskotik dan bar ditetapkan sebesar 30 tiga puluh persen. 5 Untuk karaoke ditetapkan sebesar 20 dua puluh persen. 6 Untuk klab malam ditetapkan sebesar 30 tiga puluh persen. 7 Untuk permainan bilyard ditetapkan sebesar 15 lima belas persen. 8 Untuk permainan ketangkasan dan sejenisnya ditetapkan sebesar 15 lima belas persen. 9 Untuk panti pijatrefleksi ditetapkan 25 dua puluh lima persen. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 10 Untuk mandi uap dan sejenisnya ditetapkan 25 dua puluh lima persen. 11 Untuk pertandingan olahraga dan usaha kesegaran jasmani ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen. 12 Penyelenggaraan tempat-tempat wisata, taman rekreasi, kolam pemancingan, pasar malam, pameran, komedi putar dan sejenisnya ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen dari HTM Harga Tiket Masukpembayaran. 13 Yang tidak menggunakan tanda masuk selain seperti dalam huruf d, e, f, g, h, dan k Pasal ini ditetapkan sebesar 15 lima belas persen dari pembayaran.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Penentuan Target Pajak oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar Target pajak ditentukan oleh DPPKAD tiap tahunnya. Target pajak ditentukan berdasarkan realisasi penerimaan pajak tahun sebelumnya, yaitu dengan cara mengestimasi penerimaan pajak sebesar 10 dari penerimaan tahun lalu. Apabila realisasi pajak tahun sebelumnya melebihi target, maka target mungkin akan dinaikkan dan apabila realisasi pajak tahun sebelumnya kurang dari target, maka target akan diturunkan. Disamping itu, penetapan target juga mempertimbangkan potensi yang ada. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2. Analisis Tingkat Penerimaan Pajak Hiburan Pajak Hiburan merupakan pajak yang cukup potensial di Kabupaten Karanganyar. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar terus berusaha menggali sumber-sumber keuangan sendiri seiring dengan meningkatnya anggaran yang harus dicukupi. Untuk mengetahui besarnya realisasi penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel II.1 berikut ini : Tabel II.1 Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2007-2010 No. Tahun Anggaran Penerimaan Pajak Hiburan 1. 2007 Rp 204.557.075 2. 2008 Rp 191.433.518 3. 2009 Rp 254.092.442 4. 2010 Rp 293.488.270 Jumlah Rp 943.571.305 Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar Tabel II.1 di atas menunjukkan bahwa penerimaan dari sektor Pajak Hiburan dari tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan yaitu dari Rp 204.557.075 menjadi Rp 191.433.518. Kemudian pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi Rp 254.092.442 dan terus meningkat pada tahun 2010 menjadi Rp 293.488.270. Jumlah Pajak Hiburan selama 4 tahun terakhir sebesar Rp 943.571.305. penerimaan terkecil terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 191.433.518, yang kemungkinan disebabkan menurunnya pengunjung pada tempat hiburan atau tempat wisata dan berkurangnya objek Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar. Jumlah Penerimaan Pajak Hiburan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pajak ini cukup potensial dan bisa diandalkan untuk mendukung pendanaan pembangunan di Kabupaten Karanganyar. Keberhasilan suatu daerah dapat diukur dengan melihat kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD yang kemudian digunakan untuk pembiayaan pengeluaran daerah. Penerimaan Pajak Hiburan dapat diketahui dengan membandingkan target dan realisasi penerimaan Pajak Hiburan. Target Pajak Hiburan adalah kemampuan maksimum yang ingin dicapai dari penerimaan Pajak Hiburan dalam satu tahun anggaran. Realisasi merupakan jumlah total penerimaan yang dicapai dalam satu tahun anggaran. Target Pajak Hiburan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah tersebut diharapkan dapat terealisasi dan bahkan realisasinya dapat melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar agar penerimaan bisa sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau bahkan mampu melebihi target yang telah ditetapkan. Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas setiap jenis pajak daerah merupakan perbandingan antara realisasi penerimaan setiap jenis pajak daerah dengan target penerimaan setiap jenis pajak daerah yang telah ditetapkan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Peningkatan penerimaan Pajak Hiburan terus perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user diupayakan Pemerintah Kabupaten Karanganyar agar penerimaan bisa sesuai dengan target yang telah ditetapkan bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Tingkat efektivitas penerimaan Pajak Hiburan menggunakan rumus sebagai berikut Suhedi, 2000 : Efektivitas X 100 Pajak Hiburan dikatakan efektif apabila selisih realisasi penerimaan Pajak Hiburan dengan target yang ditetapkan mengalami selisih positiflebih, dan dikatakan kurang efektif apabila selisih realisasi penerimaan dengan target yang ditetapkan mempunyai selisih negatifkurang, dengan kata lain realisasi penerimaan kurang dari target yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat efektivitas Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel II.2 berikut ini : Tabel II.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2007-2010 Tahun Target Realisasi Selisih LebihKurang 2007 Rp 203.000.000 Rp 204.557.075 Rp 1.557.075 100,767 2008 Rp 223.668.000 Rp 191.433.518 Rp 32.234.482 85,588 2009 Rp 407.100.000 Rp 254.092.442 Rp 153.007.558 62,415 2010 Rp 207.100.000 Rp 293.488.270 Rp 86.388.270 141,713 Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Presentase dihitung berdasarkan : Efektivitas tahun 2007 = 100 = 100,767 Efektivitas tahun 2008 = 100 = 85,588 Efektivitas tahun 2009 = 100 = 62,415 Efektivitas tahun 2010 = 100 = 141,713 Tabel II.2 menunjukkan bahwa efektivitas penerimaan Pajak Hiburan dari tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2010 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun anggaran 2007 realisasi pajak hiburan sebesar Rp 204.557.075 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 203.000.000, sehingga tingkat efektivitasnya adalah 100,767. Pada tahun anggaran 2008 realisasi pajak hiburan sebesar Rp 191.433.518 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 223.668.000, sehingga tingkat efektivitasnya adalah 85,588. Untuk tahun berikutnya, tahun 2009 tingkat efektivitasnya menurun menjadi 62,415 karena realisasi penerimaan Pajak Hiburan sebesar Rp 254.092.442 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 407.100.000. Pada tahun 2010 realisasi penerimaan Pajak Hiburan sebesar Rp 293.488.270 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 207.100.000, sehingga tingkas efektivitasnya adalah 141,713. Realisasi penerimaan Pajak Hiburan terbesar adalah tahun 2010, yaitu sebesar Rp 293.488.270. Sedangkan realisasi penerimaan Pajak Hiburan yang terkecil adalah tahun perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2008, yaitu sebesar Rp 191.433.518. Tingkat efektivitas terbesar adalah tahun 2010, yaitu sebesar 141,713 dan tingkat efektivitas terkecil adalah tahun 2009, yaitu sebesar 62,415 kurang efektif. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh ramai tidaknya pengunjung di tempat hiburan maupun tempat wisata. Keadaan ekonomi setiap tahunnya juga berpengaruh pada tingkat efektivitas masing-masing tahun. Hal itu karena bisa menyebabkan penerimaan tempat hiburan maupun tempat wisata kurang stabil dan berkurangnya penerimaan dari sektor Pajak Hiburan. Realisasi penerimaan Pajak Hiburan melebihi target yang ditetapkan kemungkinan disebabkan oleh : a Meningkatnya kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. b Bertambahnya objek pajak, misalnya dari hiburan yang bersifat insidentil seperti pertunjukanpagelaran musik dan tari. c Potensi penerimaan yang sebenarnya lebih besar dari target yang ditetapkan karena penetapan target yang masih di bawah potensi yang ada. 3. Analisis Perkembangan Tingkat Realisasi Pajak Hiburan Penerimaan target dan realisasi Pajak Hiburan merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan ini digunakan untuk mengukur kenaikan atau perkembangan penerimaan Pajak Hiburan dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui perkembangan tingkat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user realisasi Pajak Hiburan menggunakan rumus sebagai berikut Halim, 2001:155 : G = 100 Keterangan : G : Laju Pertumbuhan Rtn : Realisasi tahun ke-n Rto : Realisasi tahun sebelumnya Untuk mengetahui bagaimana tingkat pertumbuhan penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dalam kurun waktu anggaran 2007-2010 dapat melihat perhitungan di bawah ini : a Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2007 dibandingkan dengan tahun anggaran 2006 Realisasi tahun anggaran 2007 = 204.557.075 Realisasi tahun anggaran 2006 = 171.358.635 - Selisih 33.198.440 Prosentase kenaikan sebesar = 100 = 19,374 b Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2008 dibandingkan dengan tahun anggaran 2007 Realisasi tahun anggaran 2008 = 191.433.518 Realisasi tahun anggaran 2007 = 204.557.075 - Selisih 13.123.557 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Prosentase penurunan sebesar = 100 = 6,416 c Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2009 dibandingkan dengan tahun anggaran 2008 Realisasi tahun anggaran 2009 = 254.092.442 Realisasi tahun anggaran 2008 = 191.433.518 - Selisih 62.658.924 Prosentase kenaikan sebesar = 100 = 32,731 d Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2010 dibandingkan dengan tahun anggaran 2009 Realisasi tahun anggaran 2010 = 293.488.270 Realisasi tahun anggaran 2009 = 254.092.442 - Selisih 39.395.828 Prosentase kenaikan sebesar = 100 = 15,505 Dari perhitungan di atas, penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dapat disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel II.3 Perbandingan Realisasi Pajak Hiburan dengan Tahun Sebelumnya Tahun Realisasi Penerimaan Tahun Lalu Realisasi Penerimaan Tahun Ini Selisih Lebih Kurang Prosentase 2007 Rp 171.358.635 Rp 204.557.075 Rp 33.198.440 19,374 2008 Rp 204.557.075 Rp 191.433.518 Rp 13.123.557 6,416 2009 Rp 191.433.518 Rp 254.092.442 Rp 62.658.924 32,731 2010 Rp 254.092.442 Rp 293.488.270 Rp 39.395.828 15,505 Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Berdasarkan tabel II.3 dapat diketahui bahwa pertumbuhan Pajak Hiburan mengalami kenaikan dan penurunan.pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 32,371 atau sebesar Rp 62.658.924 dan tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu menurun hingga 6,416 atau sebesar Rp 13.123.557. Pada tahun 2007 tingkat pertumbuhan Pajak Hiburan yaitu sebesar 19,374 atau sebesar RP 33.198.440 . Pada tahun 2010 mengalami kenaikan 15,505 atau sebesar Rp 39.395.828. Jumlah kenaikannya lebih besar dari jumlah kenaikan pada tahun 2007, namun tingkat pertumbuhan Pajak Hiburannya lebih kecil dari tingkat pertumbuhan Pajak Hiburan pada tahun 2007. Pada tahun 2008 mengalami penurunan dikarenakan berkurangnya pengunjung pada tempat wisata atau tempat hiburan dan berkurangnya objek pajak hiburan, misalnya terjadi penurunan realisasi penerimaan pajak dari objek Pajak Hiburan jenis pagelaran kesenianmusiktaribusana dari Rp 3.020.800 pada tahun 2007 menjadi Rp 750.000 pada tahun 2008 atau penurunan sebesar Rp 2.270.800. 4. Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap Pajak Daerah Pajak Hiburan merupakan salah satu penyumbang yang cukup besar terhadap Pajak Daerah. Untuk itu perlu diketahui besarnya kontribusi atau sumbangan Pajak Hiburan terhadap pajak daerah, dengan membandingkan Pajak Hiburan dengan pajak daerah. Untuk menghitung kontribusi Pajak Hiburan terhadap pajak daerah menggunakan rumus berikut ini : perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Kontribusi x 100 Sedangkan kontribusi rata-rata dihitung dengan cara : Kontribusi rata-rata = Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh Pajak Hiburan terhadap pajak daerah di Kabupaten Karanganyar pada tahun anggaran 2007– 2010 dapat dilihat dari tabel dan perhitungan berikut ini : Prosentase dihitung berdasarkan : Tahun 2007 = 100 = 1,074 Tahun 2008 = 100 = 0,875 Tahun 2009 = 100 = 1,174 Tahun 2010 = 100 = 1,244 Kontribusi rata-rata = = 1,092 Tabel II.4 Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Pajak Daerah Tahun Anggaran 2007-2010 Tahun Realisasi Pajak Hiburan Realisasi Pajak Daerah 2007 Rp 204.557.075 Rp 19.053.558.538 1,074 2008 Rp 191.433.518 Rp 21.874.872.161 0,875 2009 Rp 254.092.442 Rp 21.644.560.819 1,174 2010 Rp 293.488.270 Rp 23.588.206.084 1,244 Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Berdasarkan Tabel II.4 dapat diketahui bahwa besarnya kontribusi Pajak Hiburan terhadap pajak daerah tahun anggaran 2007–2010 mengalami fluktuasi. Besarnya kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap pajak daerah selama kurun waktu 2007-2010 adalah 1,074, 0,875, 1,174 dan 1,244. Selama kurun waktu tersebut terjadi penurunan yaitu pada tahun 2007 sebesar 1,074 menjadi sebesar 0,875 pada tahun 2008 atau sebesar 0,199. Kemudian mengalami peningkatan sebesar 0,299 pada tahun 2009 dan 0,700 pada tahun 2010. Kontribusi rata-rata Pajak Hiburan terhadap pajak daerah selama 4 tahun terakhir hanya sebesar 1,092. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh Pajak Hiburan terhadap pajak daerah tidak terlalu besar pengaruhnya di dalam penerimaan pajak daerah secara keseluruhan yang merupakan PAD Kabupaten Karanganyar. 5. Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD Pajak Hiburan merupakan salah satu jenis pajak daerah dalam PAD. Di dalam PAD, Pajak Hiburan turut memberikan kontribusinya. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap PAD menggunakan rumus berikut ini : Kontribusi x 100 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Sedangkan kontribusi rata-rata dihitung dengan cara : Kontribusi rata-rata = = Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD di Kabupaten Karanganyar pada tahun anggaran 2007-2010 dapat dilihat dari tabel dan perhitungan berikut ini : Prosentase dihitung berdasarkan : Tahun 2007 = 100 = 0,359 Tahun 2008 = 100 = 0,297 Tahun 2009 = 100 = 0,379 Tahun 2010 = 100 = 0,365 Kontribusi rata-rata = = 0,350 Tabel II.5 Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2007-2010 Tahun Realisasi Pajak Hiburan Realisasi PAD 2007 Rp 204.557.075 Rp 56.927.110.040 0,359 2008 Rp 191.433.518 Rp 64.455.300.801 0,297 2009 Rp 254.092.442 Rp 66.971.682.994 0,379 2010 Rp 293.488.270 Rp 80.483.855.648 0,365 Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Dari Tabel II.5 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 Pajak Hiburan memberikan kontribusi sekitar 0,359 terhadap PAD Kabupaten Karanganyar. Pada tahun anggaran 2008 kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD menurun menjadi 0,297. Pada tahun anggaran 2009 kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD meningkat menjadi 0,379. Pada tahun 2010 kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD kembali menurun menjadi 0,365. Kontribusi rata-rata Pajak Hiburan terhadap PAD selama 4 tahun terakhir hanya sebesar 0,350. Pajak Hiburan ternyata sabagai sumber PAD ternyata hanya memberikan kontribusi yang relatif kecil dibanding dengan penerimaan dari sektor yang lain. Hal ini dikarenakan omset tempat hiburan maupun tempat wisata tidak stabil. Seperti yang terjadi pada tahun 2010, meski penerimaan pajak hiburan adalah yang terbesar selama 4 tahun terakhir tetapi kontribusinya lebih kecil dari tahun 2009. Hal ini mungkin dikarenakan PAD terdiri dari sumber pendapatan lain yang lebih besar dari Pajak Hiburan dan berkurangnya omset tempat hiburan atau tempat wisata. Dalam kontribusinya terhadap PAD, selama 4 tahun terakhir dibanding pajak daerah yang lain Pajak Hiburan menempati urutan ke-5. Urutan yang pertama yaitu Pajak Penerangan Jalan, urutan ke-2 Pajak Hotel, urutan ke-3 Pajak Restoran, dan urutan ke-4 Pajak Reklame. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB III TEMUAN Dengan menggunakan perhitungan rasio efektivitas selama kurun waktu 4 tahun terakhir yaitu tahun 2007-2010, tingkat prosentase efektivitas Pajak Hiburan mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2007 prosentase efektivitas 100,767, pada tahun 2008 menurun menjadi 85,588, pada tahun 2009 menurun kembali menjadi 62,425 dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 141,713. Penurunan prosentase efektivitas diakibatkan karena menurunnya realisasi penerimaan Pajak Hiburan. Pada tahun 2007-2010 terjadi peningkatan realisasi penerimaan Pajak Hiburan yang berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Daerah maupun Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar. Kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap Pajak Daerah pada tahun 2007 sebesar 1,074, pada tahun 2009 sebesar 1,174 dan pada tahun 2010 sebesar 1,244. Kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 sebesar 0,359 dan pada tahun 2009 sebesar 0,379. Selama kurun waktu 2007-2010 tingkat pertumbuhan penerimaan Pajak Hiburan mengalami peningkatan, yaitu sebesar Rp 33.198.440 untuk tahun 2007 atas 2006, sebesar Rp 62.658.924 untuk tahun 2009 atas 2008, sebesar Rp 39.395.828 untuk tahun 2010 atas tahun 2009. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Dari pembahasan dan penghitungan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Hiburan dan realisasi penerimaan Pajak Hiburan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain :

A. Kelebihan