EVALUASI TARGET DAN REALISASI PAJAK HIBURAN SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

Rinayanti Widyaningrum NIM F3408073

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(3)

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

اًرْﺳُﯾ

ِرْﺳُﻌْﻟا

َﻊَﻣ

ﱠنِإ

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)

“Tak ada yang tak mungkin jika kita ber usaha”

“Percaya diri adalah cara untuk meraih sukses”

Penulis persembahkan kepada :

J Allah SWT

J Kedua orang tuaku tercinta

J Kakak dan adik-adikku tersayang

J My inspiration, Sofyan Gandhi Kardika Sandhi

J My lovely friend, Richa

J Teman-teman Pajak A dan B ‘08

J Almamaterku


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “EVALUASI TARGET DAN REALISASI PAJAK HIBURAN SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR” dengan baik.

Maksud dan tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Ahli Madya pada Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Terselesainya penulisan Tugas Akhir ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan berkat dorongan, bimbingan yang diperoleh dan dirasakan penulis dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang selalu mencurahkan rahmat-Nya dan mengiringi langkahku dengan kebesaran-Nya.

2. Kedua orang tuaku, kakakku dan adik-adikku yang selalu mendukungku dan mendoakan yang terbaik untukku.

3. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Santoso Tri Hananto, MSi, Ak, selaku Ketua Program Doploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

5. Sri Suranta, SE, MSi, Ak, BKP selaku Ketua Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Drs. H. Sri Hanggono, MSi, Ak selaku Pembimbing Akademik.

7. Agus Widodo, SE, MSi, Ak selaku Pembimbing Tugas Akhir, yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunan Tugas Akhir.

8. Seluruh Dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Tatag Prabawanto B, MM selaku Kepala DPPKAD Kabupaten Karanganyar serta karyawan dan karyawati Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar atas segala bantuannya dalam mencarikan data.

10.My inspiration, Sofyan Gandhi Kardika Sandhi yang selalu memberi dukungan dan semangat serta selalu menghiburku.

11.My lovely friend, Richa Marantika yang setia menemani dan selalu memberi semangat.

12.Presella, Dina, Omaz, Wiwid, Maya, Mbak Lia, Mbak Wulan, Mbak Ida, anak-anak Kost Andri II dan anak-anak Kost Sacharosa.

13.Teman-teman perpajakan angkatan 2008.

14.Dewi, Erma, Lili, Juju, Iis, Dika, Riris, Adit, Panji dan semua teman-teman alumni Smansa Cepu 2008, terima kasih atas dukungannya.

15.K 5625 AY, Red Beat-ku yang senantiasa mengantar dan menemani kemanapun aku pergi.


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id membangun.

Semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 11 Mei 2011 Penulis,


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 1

1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Karanganyar ... 1

2. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Karanganyar ... 3

3. Uraian Tugas Pokok DPPKAD Kabupaten Karanganyar ... 6

4. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Karanganyar ... 15

B. Latar Belakang Masalah ... 17

C. Perumusan Masalah ... 19

D. Tujuan Penelitian ... 20


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Pajak Daerah... ... 25 3. Pajak Hiburan... ... 27 B. Analisis Data dan Pembahasan... ... 31

1. Penetapan Target Pajak oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar... 31 2. Analisis Tingkat Penerimaan Pajak Hiburan... 32 3. Analisis Perkembangan Tingkat Realisasi Pajak Hiburan.... 36 4. Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap Pajak Daerah... 39 5. Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD... 41 BAB III TEMUAN

A. Kelebihan ... 45 B. Kelemahan ... 46 BAB III TEMUAN

A. Simpulan ... 47 B. Rekomendasi ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar... 32 Tabel II.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan... 34 Tabel II.3 Perbandingan Realisasi Pajak Hiburan dengan Tahun Sebelumnya... 38 Tabel II.4 Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Pajak Daerah... 40 Tabel II.5 Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD... 42


(11)

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan 2. Lembar Penilaian

3. Tanda Terima Kuliah Magang Kerja

4. Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006-2010 5. Lampiran Wawancara

6. Formulir Pendaftaran Wajib Pajak/Retribusi Badan 7. SPTPD Pajak Hiburan

8. Jadwal Kegiatan Konsultasi Tugas Akhir

9. Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 16 Tahun 2006 10.Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 100 Tahun 2009


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Rinayanti Widyaningrum F3408073

The purpose of this research is to understand the target dan the realization of entertainment tax revenue to the PAD in 2007 until the year 2010. This research describes the target and the realization of Entertainment Tax, the level of effectiveness collection tax entertainment and contribution of Entertainment Tax to the PAD.

The step of this research is done by comparing between theory, rule and practice in DPPKAD of Karanganyar Regency. Technical data collected by document method, observation, and interview.

The result of the research are the contribution of the Entertainment Tax revenue to the PAD in 2007 was 0,359%, in 2008 was 0,297, in 2009 was 0,379%, and 2010 was 0,365%.

The conclusion of this research are the collection system of Entertainment Tax was effective and the Growth Ratio of Entertainment Tax revenue in Karanganyar regency was good.

Based on the result of research, the researcher give some suggestion to DPPKAD of Karanganyar Regency in raising the service and increase the income of region real revenue by reparation of the system of Karanganyar Regency.


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar dibentuk dengan tujuan untuk melaksanakan fungsi pengelolaan sumber-sumber kekayaan daerah yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar. Hal itu dilakukan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 yang mengatur tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkup Provinsi Jawa Tengah dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar bertempat di Jalan Lawu No. 194 Karanganyar. Seiring dengan perkembangan Pembangunan Nasional di Negara Indonesia ini dan dalam rangka melaksanakan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka di Kabupaten Karanganyar dilaksanakan otonomi daerah. Otonomi daerah berarti bahwa setiap daerah harus menyelenggarakan pembiayaan rumah tangga daerahnya dengan kemampuannya sendiri, hal ini memacu Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar untuk dapat mengelola dan lebih mengoptimalkan kekayaan dan


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sumber-sumber penghasilan yang ada di wilayahnya sendiri, hal itu sangat diperlukan untuk lebih meningkatkan dan memajukan pembangunan di wilayahnya.

Sehubungan dengan hal itu, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar merasa perlu untuk menata kembali struktur organisasi serta tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar, yang dirasa sudah tidak sesuai lagi diterapkan karena tidak sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah, apalagi dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 9 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar. Pada tahun 2009, Dinas Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). DPPKAD dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Daerah Kabupaten Karanganyar. Tugas– tugas DPPKAD yaitu melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah berdasar Asas Otonomi dan tugas pembantuan dalam bidang Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah :

(a) Sekretariat

(b) Bidang Pendaftaran dan Pendataan (c) Bidang penetapan dan Penagihan (d) Bidang Anggaran

(e) Bidang Perbendaharaan dan Kas (f) Bidang Akuntansi dan Aset Daerah


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam menjalankan tugas pokoknya, Dinas Pendapatan Daerah mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

(1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pendapatan yang meliputi perencanaan, pengendalian dan operasional, pendaftaran dan pendataan, penagihan, pembukuan, pelaporan, penetapan, dan ketatausahaan.

(2) Pengkoordinasian dalam bidang pendapatan yang meliputi perencanaan, pengendalian dan operasional, pendaftaran dan pendataan, penagihan, pembukuan, pelaporan dan penetapan pendapatan serta ketatausahaan. (3) Pemberian ijin dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pendapatan

daerah.

(4) Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis dinas/cabang dinas dalam lingkup dinas pendapatan.

(5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 100 Tahun 2009, susunan organisasi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar, terdiri dari :


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (2) Sekretariat

(a) Sub Bag Perencanaan (b) Sub Bagian Keuangan

(c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (3) Bidang Pendaftaran dan Pendataan

(a) Seksi Pendaftaran (b) Seksi pendataan

(4) Bidang Penetapan dan Penagihan (a) Seksi Penetapan

(b) Seksi Penagihan (5) Bidang Anggaran

(a) Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran (b) Seksi Pengendalian Anggaran

(6) Bidang Perbendaharaan dan Kas

(a) Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas (b) Seksi Pengeluaran dan Penerimaan

(7) Bidang Akuntansi dan Aset (a) Seksi Akuntansi

(b) Seksi Aset Daerah (8) Unit Pelaksana Teknis


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

3.

4.

Gambar I.1 Struktur Organisasi

KEPALA SEKRETARIS SUBAG PERENCANAAN SUBAG KEUANGAN SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENDAFTARAN DAN PENDATAAN BIDANG PENETAPAN DAN PENAGIHAN BIDANG

ANGGARAN PERBENDAHARAAN BIDANG DAN KAS BIDANG AKUNTANSI DAN ASET DAERAH SEKSI PENDAFTARAN SEKSI PENDATAAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PERENCANAAN & PENYUSUNAN ANGGARAN SEKSI PENGENDALIAN ANGGARAN SEKSI PERBENDAHARAAN & PENGENDALIAN KAS

SEKSI PENERIMAAN &

PENGELUARAN SEKSI AKUNTANSI SEKSI ASET DAERAH UPTD KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Uraian Tugas Pokok DPPKAD Kabupaten Karanganyar

a. Kepala Dinas Tugas :

(1) Merumuskan kebijakan Bupati di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasar wewenang yang diberikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Merumuskan rancangan keputusan intruksi, edaran, petunjuk, pelaksanaan/petunjuk teknis Bupati di bidang pendapatan dan belanja untuk digunakan sebagai pedoman pengelolaan keuangan daerah. Fungsi :

(1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

(2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. (3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah. b. Sekretaris

Tugas :

(1) Melaksanakan pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, kearsipan perpustakaan, perlengkapan, rumah tangga sesuai ketentuan yang berlaku guna kelancaran tugas.


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai ketentuan yang berlaku.

Sekretariat terdiri atas :

(1) Kepala Sub Bag Perencanaan Tugas :

(a) Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(b) Menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Dinas, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati (LKPB) dan laporan sejenisnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.

(2) Kepala Sub Bag Keuangan Tugas :

(a) Menyiapkan proses pencairan dana dan pengelolaan administrasi keuangan.

(b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran dengan cara membandingkan laporan perkembangan realisasi belanja dengan rencana pembiayaan yang telah disusun untuk bahan laporan kepada atasan.


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (c) Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan

keuangan di lingkungan Dinas.

(3) Kepala Sub Bag Umum dan Kepegawaian Tugas :

(a) Memberikan pelayanan administrasi umum, pengurusan rumah tangga, perlengkapan/perbekalan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan, serta pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas. (b) Membuat laporan rutin tentang peremajaan pegawai, daftar urut

kepangkatan, nominatif pegawai, dan laporan kepegawaian lainnya demi tercapainya tertib administrasi kepegawaian.

(c) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, diklat pegawai dan urusan kepegawaian lainnya.

c. Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan Tugas :

(1) Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan bidang pendaftaran dan pendataan obyek dan subyek pajak dan retribusi daerah serta pendataan PBB.

(2) Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan pendataan ijin HO, ijin bangunan dan ijin perumahan.

(3) Merumuskan rencana kerja dan kegiatan pendataan Notaris/PPAT dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

(4) Mengkoordinasikan kegiatan pendataan dan pemeliharaan data Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bidang pendaftaran dan pendataan terdiri atas : (1) Kepala Seksi Pendaftaran

Tugas :

(a) Membuat Kartu Pengenal Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dengan cara memasukkan data yang telah ada dalam buku induk wajib pajak dan wajib retribusi untuk diberikan kepada wajib pajak dan wajib retribusi sebagai kartu pengenal. (b) Membuat daftar pengiriman dan penerimaan formulir pendaftaran

dengan memasukkan nama wajib dan wajib retribusi ke dalam blangko untuk digunakan sebagai bahan laporan.

(c) Memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) kepada wajib pajak dan wajib retribusi menurut tanggal diterimanya, formulir pendaftaran guna mempermudah pengecekan dan ketertiban administrasi.

(2) Kepala Seksi pendataan Tugas :

(1) Menghimpun, mengelola dan mencatat data obyek dan subyek pajak dan retribusi daerah.

(2) Melaksanakan pendataan pajak dan retribusi daerah, kegiatan pemeriksaan lapangan dan melaporkan hasilnya serta membuat daftar mengenai formulir Surat Pemberitahuan Pajak Pajak Daerah (SPTPD) yang belum diterimanya kembali sebagai pedoman pelaksanaan tugas.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (3) Melaksanakan kegiatan pendataan Notaris/PPAT dan Bea

Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB). d. Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan

Tugas :

(1) Melaksanakan penghitungan dan penetapan besar kecilnya pajak dan retribusi daerah yang harus dibayar/dilunasi oleh Wajib Pajak dan Wajib Retribusi dengan mengkaji data yang masuk sesuai pedoman yang berlaku.

(2) Merekomendasi surat perjanjian yang ada hubungannya dengan tontonan untuk pemberian saran teknis pembayaran pajaknya.

(3) Menghitung besarnya angsuran atas permohonan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi daerah berdasarkan data yang ada agar dapat diketahui dan dibayar/dilunasi oleh Wajib Pajak dan Wajib Retribusi. Bidang penetapan dan penagihan terdiri atas :

(1) Kepala Seksi Penetapan Tugas :

(a) Menyiapkan blangko penerbitan surat ketetapan guna mendapatkan penetapan pajak dan retribusi dari Kepala Seksi Penetapan untuk diproses lebih lanjut.

(b) Menerbitkan surat ketetapan pajak dan retribusi guna pembayaran pajak dan retribusi yang sudah tertera pada surat ketetapan tersebut.


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(c) Menertibkan pelaksanaan penarikan pajak dan retribusi daerah secara intensif untuk meningkatkan pendapatan daerah.

(2) Kepala Seksi Penagihan Tugas :

(a) Melaksanakan penagihan sesuai program yang telah ditetapkan secara intensif sesuai pedoman yang berlaku untuk mencegah adanya tunggakan.

(b) Menghimpun hasil pelaksanaan program penagihan sesuai petunjuk sebagai bahan laporan kepada atasan.

(c) Melaksanakan administratif/penyiapan dan pendistribusian surat menyurat serta dokumentasi yang berhubungan dengan penagihan sesuai pedoman yang berlaku untuk ketertiban administrasi. e. Kepala Bidang Anggaran

Tugas :

(1) Menyiapkan penyusunan rancangan APBD dan Perubahan APBD beserta lampirannya dan hasil pembahasan APBD dikirim ke Dewan untuk pembahasan lebih lanjut.

(2) Merumuskan rancangan Perda dan Keputusan Bupati tentang Pelaksanaan Perda APBD dan Perubahan APBD.

(3) Merumuskan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD sebagai bahan rapat TAPD yang selanjutnya disampaikan ke DPRD.


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bidang anggaran terdiri atas :

(1) Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Tugas :

(a) Menyusun Rancangan APBD maupun Perubahan APBD berdasarkan PPA dan KUA yang telah ditetapkan serta dijabarkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah.

(b) Menyiapkan anggaran kas terhadap SKPD dan Persiapan SPD. (c) Menyiapakan konsep rencana belanja daerah Nota Keuangan

APBD dan Perubahan APBD yang akan disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD.

(2) Kepala Seksi Pengendalian Anggaran Tugas :

(a) Mereview atas kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah terhadap indikator kegiatan APBD.

(b) Membina sumber daya manusia di bidang pengendalian anggaran pendapatan dan belanja daerah.

(c) Mendokumentasikan sistem pengendalian serta transaksi dan kejadian penting APBD SKPD.

f. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Tugas :

(1) Merumuskan petunjuk teknis tentang Perbendaharaan dan Kas untuk dasar pelayanan bagi para petugas dan bawahan.


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) Menyusun konsep peraturan, keputusan, edaran serta petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Bupati dalam rangka pelaksanaan APBD.

(3) Menginventaris permasalahan bidang perbendaharaan dan ganti rugi serta mengkoordinasi penyelesaiannya.

Bidang perbendaharaan dan kas terdiri atas :

(1) Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas Tugas :

(a) Mengurus, mengajukan dan mencairkan dana–dana yang berasal dari pusat, propinsi dan lainnya.

(b) Membuat laporan kondisi riil Kas Umum Daerah secara harian dan bulanan.

(c) Memeriksa dan/atau meneliti Surat Tanda Setoran penerimaan dari masing–masing Satuan Perangkat Kerja Daerah yang melaksanakan setoran pada Kas Umum Daerah.

(2) Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran Tugas :

(a) Mengumpulkan hasil analisis seksi anggaran belanja langsung, belanja tidak langsung dan belanja modal untuk disajikan sebagai dan statistik sebagai bahan laporan dan evaluasi kepada atasan. (b) Membuat advis Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Belanja. (c) Meneliti Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) dan Dokumen


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (d) Meneliti kebenaran Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan Surat

Perintah Membayar (SPM) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan pembebanan kode rekening dalam APBD.

g. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Tugas :

(1) Menyusun laporan berkala/realisasi anggaran semesteran, tahunan, neraca, aliran kas dan catatan atas laporan keuangan Daerah serta laporan aset daerah.

(2) Melaksanakan pengawasan pembukuan secara sistematis dan kronologis realisasi penerimaan pendapatan belanja dan pembiayaan serta pencatatan aset daerah.

(3) Mengkoordinasikan pelaksanaan penghapusan barang/aset daerah sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Bidang Akuntansi dan Aset Daerah terdiri atas : (1) Kepala Seksi Akuntansi

Tugas :

(a) Menyusun laporan bulanan, triwulan, dan tahunan pendapatan dan belanja serta pembiayaan daerah berdasarkan catatan akuntansi sebagai bahan penyajian data kepada atasan maupun penyusunan laporan kinerja daerah

(b) Membuat laporan/umpan balik pendapatan daerah berdasarkan rekapitulasi penerimaan sebagai laporan kepada SKPD bersangkutan.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(c) Melaksanakan pencatatan akuntansi pendapatan daerah berdasarkan Surat Tanda Setoran (STS) secara sistematis dan kronologis maupun pencatatan terhadap belanja daerah dan pembiayaan sesuai ketentuan yang berlaku.

(2) Kepala Seksi Aset Daerah Tugas :

(a) Melaksanakan pengawasan pembukuan secara sistematis dan kronologis mengenai aset.

(b) Melaksanakan pencatatan Aset baik manual atau dengan komputer secara sistematis dan kronologis mengenai belanja langsung.

(c) Melaksanakan pengumpulan data aset dari setiap SKPD guna penyusunan Laporan Semester I dan Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berdasarkan masukan dari SKPD.

6. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Karanganyar

a. Visi

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang ke mana Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar akan diarahkan atau dibawa agar dapat eksis dan apa yang akan dicapai pada masa depan.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Visi DPPKAD adalah menjadi dinas yang profesional di bidang pengelolaan sumber–sumber pendapatan daerah melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka mendukung Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan terkemukadi Jawa Tengah. b. Misi

Dalam rangka mendukung atau mewujudkan misi yang telah ditetapkan dan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karangnyar dapat ditetapkan sebagai berikut:

(1) Meningkatkan sumber daya Pengelolaan Pendapatan Daerah yang profesional.

(2) Meningkatkan pelayanan ketatausahaan/administrasi pengelolaan pendapatan daerah sesuai sistem manajemen keuangan atau pendapatan daerah yang berlaku.

(3) Meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pendapatan. (4) Meningkatkan pendapatan setiap tahun anggaran.

(5) Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis dengan semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sehingga tujuan tersebut dapat direalisasikan dengan banyaknya memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Untuk mewujudkan pembiayaan pembangunan tersebut diperlukan banyak usaha. Salah satu usaha tersebut adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Kegunaan pajak tersebut untuk membiayai pembangunan suatu negara yang berguna bagi kepentingan bersama sehingga pajak mempunyai peran yang berarti dalam menunjang serta meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Untuk itu pajak merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam memberikan kontribusinya yang cukup besar bagi penerimaan negara yang berguna untuk pembiayaan nasional.

Pemerintah Indonesia membagi pajak menjadi dua, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pemerintah juga membuat kebijaksanaan yang disebut Otonomi Daerah. Untuk itu Pemerintah Daerah harus mampu menyelenggarakan pembangunan di daerahnya sendiri.

Dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar adalah satu instansi pemerintah yang berwenang mengelola Pendapatan Asli Daerah yang merupakan pemerintah daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan daerah yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari berbagai macam pajak daerah dan retribusi daerah, salah satu


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id jenis pajak yang termasuk dalam PAD adalah Pajak Hiburan. Pajak Hiburan turut menyumbang dalam PAD, yang digunakan untuk pembangunan daerah.

Perkembangan perekonomian di Kabupaten Karanganyar telah menimbulkan keragaman hiburan beserta cara penyelenggaraan yang juga beraneka ragam. Hal ini membawa pengaruh yang sangat baik terhadap penerimaan pajak daerah khususnya Pajak Hiburan. Dengan adanya peningkatan ini, maka evaluasi target dan realisasi dalam pemungutan Pajak Hiburan dirasa perlu dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar kesesuaian antara target yang ingin dicapai dengan realisasi yang telah dihasilkan pada tingkat penerimaan Pajak Hiburan, sehingga dapat diketahui apakah ada peningkatan atau penurunan penerimaan Pajak Hiburan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar.

Peningkatan Pajak Hiburan diharapkan mampu meningkatkan PAD dan memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan Kabupaten Karanganyar untuk peningkatan dan kemajuan daerah. Oleh karena itu, penulis membuat tugas akhir yang berjudul “EVALUASI TARGET DAN REALISASI PAJAK HIBURAN SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR”.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian yang ilmiah. Dengan adanya perumusan masalah, diharapkan dapat mengetahui objek-objek yang diteliti, dan bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian terbatas dan terarah pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas agar lebih jelas mengenai pokok permasalahan, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penetapan target pajak oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar? 2. Bagaimana tingkat kesesuaian antara target yang ingin dicapai dengan

realisasi Pajak Hiburan yang telah diperoleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010?

3. Bagaimana perkembangan tingkat realisasi Pajak Hiburan yang diperoleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010?

4. Kontribusi Pajak Hiburan terhadap pajak daerah Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010?

5. Kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010?


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penetapan target pajak oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar.

2. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara target yang ingin dicapai dengan realisasi Pajak Hiburan yang telah diperoleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010.

3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat realisasi Pajak Hiburan yang diperoleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010. 4. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hiburan terhadap pajak

daerah Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010.

5. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2007-2010.

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bernilai jika memberi manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang perpajakan khususnya Pajak Hiburan.


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Digunakan untuk mengukur kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dalam hal perpajakan khusunya Pajak Daerah.

2. Bagi Pihak Lain

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Pemungutan Pajak Daerah. 3. Bagi Objek Penelitian (DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran-saran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Pajak Daerah khusunya Pajak Hiburan.

b. Membantu mengetahui kelemahan sistem yang telah ada tersebut guna menciptakan efisiensi yang lebih baik, dalam upayanya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak, khususnya dari sektor Pajak Hiburan.


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pajak

a. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

(1) Iuran dari rakyat kepada negara yaitu negara yang berhak memungut iuran dari rakyat. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

(2) Berdasarkan undang-undang yaitu pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

(3) Tanpa jasa timbal dan kontraprestasi dari negara secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi individual oleh pemerintah.


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat (Mardiasmo, 2009).

b. Fungsi Pajak

Mardiasmo (2009) mendefinisikan fungsi pajak yang terdiri dari 2, yaitu :

(1) Fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

(2) Fungsi mengatur (regulerend) yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

c. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2009) sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 sistem, yaitu :

(1) Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya :

(a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak

(SKP) oleh fiskus.

(2) Self assesment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya :

(a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada Wajib Pajak sendiri.

(b) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

(c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

(3) With holding system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

d. Pengelompokan Pajak

(1) Menurut golongannya :

(a) Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

(b) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) Menurut sifatnya :

(a) Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan sujeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak . (b) Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. (3) Menurut lembaga pemungutnya :

(a) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

(b) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

2. Pajak Daerah

Pajak Daerah (Mardiasmo, 2009) adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-uandangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat.


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ciri-ciri pajak daerah (Mardiasmo, 2009) terdiri dari 4 komponen, yaitu : (a) Pajak Daerah berasal dari negara yang diserahkan kepada daerah sebagai

pajak daerah.

(b) Penyerahan berdasarkan Undang-Undang.

(c) Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik.

(d) Pemungutan pajak daerah berdasarkan pada kekuatan Undang-Undang atau peraturan hukum lainnya.

Pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : (1) Pajak Provinsi, terdiri dari :

(a) Pajak Kendaraan Bermotor

(b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (d) Pajak Air Permukaan

(e) Pajak Rokok

(2) Pajak Kabupaten/Kota : (a) Pajak Hotel

(b) Pajak Restoran (c) Pajak Hiburan (d) Pajak Reklame

(e) Pajak Penerangan Jalan


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(g) Pajak Parkir (h) Pajak Air Tanah

(i) Pajak Sarang Burung Walet

(j) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

3. Pajak Hiburan

a. Dasar Hukum Pajak Hiburan

Dasar hukum yang dipakai untuk Pajak Hiburan meliputi :

(a) Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pajak Hiburan.

(b) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Pengertian Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pungutan daerah atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permainan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga.


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Obyek, Subjek dan Wajib Pajak Hiburan

Objek Pajak Hiburan adalah setiap penyelenggaran hiburan. Dalam Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pajak Hiburan menyebutkan bahwa objek pajak yang dikenakan pajak hiburan yaitu : (1) Pertunjukan Film

(2) Pagelaran Kesenian dan sejenisnya (3) Pagelaran musik dan tari

(4) Diskotik dan sejenisnya (5) Karaoke

(6) Klab Malam (7) Permainan Bilyard

(8) Permainan Ketangkasan dan sejenisnya (9) Panti Pijat/Refleksi

(10)Mandi Uap dan sejenisnya

(11)Pertandingan Olah Raga dan usaha kesegaran jasmani

(12)Penyelenggaran Tempat Wisata, Taman Rekreasi, Kolam Pemancingan, Pasar Malam, Pameran, Komedi Putar, dan sejenisnya. Nama-nama objek pajak di Kabupaten Karanganyar yang dikenakan pajak atas penyelenggaraan hiburan adalah sebagai berikut :

(1) Panti Pijat (Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar) : (a) Panti Pijat Subur, Nangsri, Kebakkramat


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(c) Panti Pijat Samaria, Kemiri, Kebakkramat (d) Panti Pijat Dewi Sehat, Kemiri, Kebakkramat (e) Panti Pijat Rindang, Nangsri, Kebakkramat

(2) Penyelenggaraan tempat wisata (Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar) :

(a) PT Duta, Tawangmangu

(b) PPT Balekambang, Tawangmangu (c) Sondokoro, Tasikmadu

(d) Air Terjun Jumog, Berjo, Ngargoyoso

(e) Air Terjun Parangijo, Girimulyo, Ngargoyoso

(3) Kolam renang (Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar) : (a) Kolam Renang Intan Pari, Karanganyar

(b) Kolam Renang Teletubis, Bibis Karanganyar

Subjek Pajak Hiburan menurut Perda No. 16 Tahun 2006 adalah orang pribadi atau badan yang menonton atau menikmati hiburan, Wajib Pajak Hiburan menurut Perda No. 16 Tahun 2006 adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan.

d. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hiburan

Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah pembayaran yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2006, besarnya tarif


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pajak untuk setiap jenis hiburan adalah :

(1) Untuk jenis pertunjukan dan keramaian umum yang menggunakan sarana film bioskop ditetapkan :

(a) Golongan AII utama sebesar 30% (tiga puluh persen). (b) Golongan AII sebesar 28% (dua puluh delapan persen). (c) Golongan AI sebesar 25% (dua puluh lima persen). (d) Golongan BII sebesar 24% (dua puluh empat persen). (e) Golongan BI sebesar 20% (dua puluh persen).

(f) Golongan C sebesar 17% (tujuh belas persen). (g) Golongan D sebesar 13% (tiga belas persen). (h) Jenis Keliling sebesar 10% (sepuluh persen).

(2) Untuk pertunjukan kesenian antara lain kesenian tradisonal, pertunjukan sirkus, pameran seni, pameran busana ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).

(3) Untuk pertunjukan/pagelaran musik dan tari ditetapkan sebesar 15% (lima belas persen).

(4) Untuk diskotik dan bar ditetapkan sebesar 30% (tiga puluh persen). (5) Untuk karaoke ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).

(6) Untuk klab malam ditetapkan sebesar 30% (tiga puluh persen). (7) Untuk permainan bilyard ditetapkan sebesar 15% (lima belas persen). (8) Untuk permainan ketangkasan dan sejenisnya ditetapkan sebesar

15% (lima belas persen).


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(10)Untuk mandi uap dan sejenisnya ditetapkan 25% (dua puluh lima persen).

(11)Untuk pertandingan olahraga dan usaha kesegaran jasmani ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).

(12)Penyelenggaraan tempat-tempat wisata, taman rekreasi, kolam pemancingan, pasar malam, pameran, komedi putar dan sejenisnya ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen) dari HTM (Harga Tiket Masuk)/pembayaran.

(13)Yang tidak menggunakan tanda masuk selain seperti dalam huruf d, e, f, g, h, dan k Pasal ini ditetapkan sebesar 15 % (lima belas persen) dari pembayaran.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Penentuan Target Pajak oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Target pajak ditentukan oleh DPPKAD tiap tahunnya. Target pajak ditentukan berdasarkan realisasi penerimaan pajak tahun sebelumnya, yaitu dengan cara mengestimasi penerimaan pajak sebesar 10% dari penerimaan tahun lalu. Apabila realisasi pajak tahun sebelumnya melebihi target, maka target mungkin akan dinaikkan dan apabila realisasi pajak tahun sebelumnya kurang dari target, maka target akan diturunkan. Disamping itu, penetapan target juga mempertimbangkan potensi yang ada.


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Analisis Tingkat Penerimaan Pajak Hiburan

Pajak Hiburan merupakan pajak yang cukup potensial di Kabupaten Karanganyar. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar terus berusaha menggali sumber-sumber keuangan sendiri seiring dengan meningkatnya anggaran yang harus dicukupi. Untuk mengetahui besarnya realisasi penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel II.1 berikut ini :

Tabel II.1

Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2007-2010

No. Tahun Anggaran Penerimaan Pajak Hiburan

1. 2007 Rp 204.557.075

2. 2008 Rp 191.433.518

3. 2009 Rp 254.092.442

4. 2010 Rp 293.488.270

Jumlah Rp 943.571.305

Sumber data : DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Tabel II.1 di atas menunjukkan bahwa penerimaan dari sektor Pajak Hiburan dari tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan yaitu dari Rp 204.557.075 menjadi Rp 191.433.518. Kemudian pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi Rp 254.092.442 dan terus meningkat pada tahun 2010 menjadi Rp 293.488.270. Jumlah Pajak Hiburan selama 4 tahun terakhir sebesar Rp 943.571.305. penerimaan terkecil terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 191.433.518, yang kemungkinan disebabkan menurunnya pengunjung pada tempat hiburan atau tempat wisata dan berkurangnya objek Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar. Jumlah Penerimaan Pajak Hiburan


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pajak ini cukup potensial dan bisa diandalkan untuk mendukung pendanaan pembangunan di Kabupaten Karanganyar.

Keberhasilan suatu daerah dapat diukur dengan melihat kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD yang kemudian digunakan untuk pembiayaan pengeluaran daerah. Penerimaan Pajak Hiburan dapat diketahui dengan membandingkan target dan realisasi penerimaan Pajak Hiburan. Target Pajak Hiburan adalah kemampuan maksimum yang ingin dicapai dari penerimaan Pajak Hiburan dalam satu tahun anggaran. Realisasi merupakan jumlah total penerimaan yang dicapai dalam satu tahun anggaran.

Target Pajak Hiburan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah tersebut diharapkan dapat terealisasi dan bahkan realisasinya dapat melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar agar penerimaan bisa sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau bahkan mampu melebihi target yang telah ditetapkan.

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas setiap jenis pajak daerah merupakan perbandingan antara realisasi penerimaan setiap jenis pajak daerah dengan target penerimaan setiap jenis pajak daerah yang telah ditetapkan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Peningkatan penerimaan Pajak Hiburan terus


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diupayakan Pemerintah Kabupaten Karanganyar agar penerimaan bisa sesuai dengan target yang telah ditetapkan bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Tingkat efektivitas penerimaan Pajak Hiburan menggunakan rumus sebagai berikut (Suhedi, 2000) :

Efektivitas X 100%

Pajak Hiburan dikatakan efektif apabila selisih realisasi penerimaan Pajak Hiburan dengan target yang ditetapkan mengalami selisih positif/lebih, dan dikatakan kurang efektif apabila selisih realisasi penerimaan dengan target yang ditetapkan mempunyai selisih negatif/kurang, dengan kata lain realisasi penerimaan kurang dari target yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat efektivitas Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel II.2 berikut ini :

Tabel II.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2007-2010

Tahun Target Realisasi Selisih

Lebih/(Kurang) % 2007 Rp 203.000.000 Rp 204.557.075 Rp 1.557.075 100,767 2008 Rp 223.668.000 Rp 191.433.518 (Rp 32.234.482) (85,588) 2009 Rp 407.100.000 Rp 254.092.442 (Rp

153.007.558)

(62,415) 2010 Rp 207.100.000 Rp 293.488.270 Rp 86.388.270 141,713 Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Presentase dihitung berdasarkan :

Efektivitas tahun 2007 = 100% = 100,767%

Efektivitas tahun 2008 = 100% = 85,588%

Efektivitas tahun 2009 = 100% = 62,415%

Efektivitas tahun 2010 = 100% = 141,713%

Tabel II.2 menunjukkan bahwa efektivitas penerimaan Pajak Hiburan dari tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2010 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun anggaran 2007 realisasi pajak hiburan sebesar Rp 204.557.075 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 203.000.000, sehingga tingkat efektivitasnya adalah 100,767%. Pada tahun anggaran 2008 realisasi pajak hiburan sebesar Rp 191.433.518 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 223.668.000, sehingga tingkat efektivitasnya adalah 85,588%. Untuk tahun berikutnya, tahun 2009 tingkat efektivitasnya menurun menjadi 62,415% karena realisasi penerimaan Pajak Hiburan sebesar Rp 254.092.442 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 407.100.000. Pada tahun 2010 realisasi penerimaan Pajak Hiburan sebesar Rp 293.488.270 sedang target yang ditetapkan sebesar Rp 207.100.000, sehingga tingkas efektivitasnya adalah 141,713%. Realisasi penerimaan Pajak Hiburan terbesar adalah tahun 2010, yaitu sebesar Rp 293.488.270. Sedangkan realisasi penerimaan Pajak Hiburan yang terkecil adalah tahun


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2008, yaitu sebesar Rp 191.433.518. Tingkat efektivitas terbesar adalah tahun 2010, yaitu sebesar 141,713% dan tingkat efektivitas terkecil adalah tahun 2009, yaitu sebesar 62,415% (kurang efektif). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh ramai tidaknya pengunjung di tempat hiburan maupun tempat wisata. Keadaan ekonomi setiap tahunnya juga berpengaruh pada tingkat efektivitas masing-masing tahun. Hal itu karena bisa menyebabkan penerimaan tempat hiburan maupun tempat wisata kurang stabil dan berkurangnya penerimaan dari sektor Pajak Hiburan.

Realisasi penerimaan Pajak Hiburan melebihi target yang ditetapkan kemungkinan disebabkan oleh :

(a) Meningkatnya kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

(b) Bertambahnya objek pajak, misalnya dari hiburan yang bersifat insidentil seperti pertunjukan/pagelaran musik dan tari.

(c) Potensi penerimaan yang sebenarnya lebih besar dari target yang ditetapkan karena penetapan target yang masih di bawah potensi yang ada.

3. Analisis Perkembangan Tingkat Realisasi Pajak Hiburan

Penerimaan target dan realisasi Pajak Hiburan merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan ini digunakan untuk mengukur kenaikan atau perkembangan penerimaan Pajak Hiburan dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui perkembangan tingkat


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

realisasi Pajak Hiburan menggunakan rumus sebagai berikut (Halim, 2001:155) :

G = 100%

Keterangan :

G : Laju Pertumbuhan Rtn : Realisasi tahun ke-n

Rto : Realisasi tahun sebelumnya

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pertumbuhan penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dalam kurun waktu anggaran 2007-2010 dapat melihat perhitungan di bawah ini :

(a) Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2007 dibandingkan dengan tahun anggaran 2006

Realisasi tahun anggaran 2007 = 204.557.075 Realisasi tahun anggaran 2006 = 171.358.635

-Selisih 33.198.440

Prosentase kenaikan sebesar = 100% = 19,374%

(b) Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2008 dibandingkan dengan tahun anggaran 2007

Realisasi tahun anggaran 2008 = 191.433.518 Realisasi tahun anggaran 2007 = 204.557.075


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Prosentase penurunan sebesar = 100% = 6,416%

(c) Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2009 dibandingkan dengan tahun anggaran 2008

Realisasi tahun anggaran 2009 = 254.092.442 Realisasi tahun anggaran 2008 = 191.433.518

-Selisih 62.658.924

Prosentase kenaikan sebesar = 100% = 32,731%

(d) Realisasi Pajak Hiburan tahun anggaran 2010 dibandingkan dengan tahun anggaran 2009

Realisasi tahun anggaran 2010 = 293.488.270 Realisasi tahun anggaran 2009 = 254.092.442

-Selisih 39.395.828

Prosentase kenaikan sebesar = 100% = 15,505%

Dari perhitungan di atas, penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar dapat disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel II.3

Perbandingan Realisasi Pajak Hiburan dengan Tahun Sebelumnya

Tahun Realisasi Penerimaan Tahun Lalu Realisasi Penerimaan Tahun Ini Selisih

Lebih / (Kurang) Prosentase 2007 Rp 171.358.635 Rp 204.557.075 Rp 33.198.440 19,374% 2008 Rp 204.557.075 Rp 191.433.518 (Rp 13.123.557) ( 6,416%) 2009 Rp 191.433.518 Rp 254.092.442 Rp 62.658.924 32,731% 2010 Rp 254.092.442 Rp 293.488.270 Rp 39.395.828 15,505% Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel II.3 dapat diketahui bahwa pertumbuhan Pajak Hiburan mengalami kenaikan dan penurunan.pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 32,371% atau sebesar Rp 62.658.924 dan tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu menurun hingga 6,416% atau sebesar Rp 13.123.557. Pada tahun 2007 tingkat pertumbuhan Pajak Hiburan yaitu sebesar 19,374% atau sebesar RP 33.198.440 . Pada tahun 2010 mengalami kenaikan 15,505% atau sebesar Rp 39.395.828. Jumlah kenaikannya lebih besar dari jumlah kenaikan pada tahun 2007, namun tingkat pertumbuhan Pajak Hiburannya lebih kecil dari tingkat pertumbuhan Pajak Hiburan pada tahun 2007. Pada tahun 2008 mengalami penurunan dikarenakan berkurangnya pengunjung pada tempat wisata atau tempat hiburan dan berkurangnya objek pajak hiburan, misalnya terjadi penurunan realisasi penerimaan pajak dari objek Pajak Hiburan jenis pagelaran kesenian/musik/tari/busana dari Rp 3.020.800 pada tahun 2007 menjadi Rp 750.000 pada tahun 2008 atau penurunan sebesar Rp 2.270.800.

4. Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap Pajak Daerah

Pajak Hiburan merupakan salah satu penyumbang yang cukup besar terhadap Pajak Daerah. Untuk itu perlu diketahui besarnya kontribusi atau sumbangan Pajak Hiburan terhadap pajak daerah, dengan membandingkan Pajak Hiburan dengan pajak daerah. Untuk menghitung kontribusi Pajak Hiburan terhadap pajak daerah menggunakan rumus berikut ini :


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kontribusi x 100%

Sedangkan kontribusi rata-rata dihitung dengan cara :

Kontribusi rata-rata =

Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh Pajak Hiburan terhadap pajak daerah di Kabupaten Karanganyar pada tahun anggaran 2007– 2010 dapat dilihat dari tabel dan perhitungan berikut ini :

Prosentase dihitung berdasarkan :

Tahun 2007 = 100% = 1,074%

Tahun 2008 = 100% = 0,875%

Tahun 2009 = 100% = 1,174%

Tahun 2010 = 100% = 1,244%

Kontribusi rata-rata = = 1,092%

Tabel II.4

Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Pajak Daerah Tahun Anggaran 2007-2010

Tahun Realisasi Pajak

Hiburan Realisasi Pajak Daerah % 2007 Rp 204.557.075 Rp 19.053.558.538 1,074 2008 Rp 191.433.518 Rp 21.874.872.161 0,875 2009 Rp 254.092.442 Rp 21.644.560.819 1,174 2010 Rp 293.488.270 Rp 23.588.206.084 1,244 Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Tabel II.4 dapat diketahui bahwa besarnya kontribusi Pajak Hiburan terhadap pajak daerah tahun anggaran 2007–2010 mengalami fluktuasi. Besarnya kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap pajak daerah selama kurun waktu 2007-2010 adalah 1,074%, 0,875%, 1,174% dan 1,244%. Selama kurun waktu tersebut terjadi penurunan yaitu pada tahun 2007 sebesar 1,074% menjadi sebesar 0,875% pada tahun 2008 atau sebesar 0,199%. Kemudian mengalami peningkatan sebesar 0,299% pada tahun 2009 dan 0,700% pada tahun 2010. Kontribusi rata-rata Pajak Hiburan terhadap pajak daerah selama 4 tahun terakhir hanya sebesar 1,092%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh Pajak Hiburan terhadap pajak daerah tidak terlalu besar pengaruhnya di dalam penerimaan pajak daerah secara keseluruhan yang merupakan PAD Kabupaten Karanganyar.

5. Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD

Pajak Hiburan merupakan salah satu jenis pajak daerah dalam PAD. Di dalam PAD, Pajak Hiburan turut memberikan kontribusinya. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap PAD menggunakan rumus berikut ini :


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sedangkan kontribusi rata-rata dihitung dengan cara :

Kontribusi rata-rata = =

Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Karanganyar pada tahun anggaran 2007-2010 dapat dilihat dari tabel dan perhitungan berikut ini :

Prosentase dihitung berdasarkan :

Tahun 2007 = 100% = 0,359%

Tahun 2008 = 100% = 0,297%

Tahun 2009 = 100% = 0,379%

Tahun 2010 = 100% = 0,365%

Kontribusi rata-rata = = 0,350%

Tabel II.5

Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2007-2010

Tahun Realisasi Pajak Hiburan Realisasi PAD % 2007 Rp 204.557.075 Rp 56.927.110.040 0,359 2008 Rp 191.433.518 Rp 64.455.300.801 0,297 2009 Rp 254.092.442 Rp 66.971.682.994 0,379 2010 Rp 293.488.270 Rp 80.483.855.648 0,365 Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari Tabel II.5 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 Pajak Hiburan memberikan kontribusi sekitar 0,359% terhadap PAD Kabupaten Karanganyar. Pada tahun anggaran 2008 kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD menurun menjadi 0,297%. Pada tahun anggaran 2009 kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD meningkat menjadi 0,379%. Pada tahun 2010 kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD kembali menurun menjadi 0,365%. Kontribusi rata-rata Pajak Hiburan terhadap PAD selama 4 tahun terakhir hanya sebesar 0,350%. Pajak Hiburan ternyata sabagai sumber PAD ternyata hanya memberikan kontribusi yang relatif kecil dibanding dengan penerimaan dari sektor yang lain. Hal ini dikarenakan omset tempat hiburan maupun tempat wisata tidak stabil. Seperti yang terjadi pada tahun 2010, meski penerimaan pajak hiburan adalah yang terbesar selama 4 tahun terakhir tetapi kontribusinya lebih kecil dari tahun 2009. Hal ini mungkin dikarenakan PAD terdiri dari sumber pendapatan lain yang lebih besar dari Pajak Hiburan dan berkurangnya omset tempat hiburan atau tempat wisata. Dalam kontribusinya terhadap PAD, selama 4 tahun terakhir dibanding pajak daerah yang lain Pajak Hiburan menempati urutan ke-5. Urutan yang pertama yaitu Pajak Penerangan Jalan, urutan ke-2 Pajak Hotel, urutan ke-3 Pajak Restoran, dan urutan ke-4 Pajak Reklame.


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III

TEMUAN

Dengan menggunakan perhitungan rasio efektivitas selama kurun waktu 4 tahun terakhir yaitu tahun 2007-2010, tingkat prosentase efektivitas Pajak Hiburan mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2007 prosentase efektivitas 100,767%, pada tahun 2008 menurun menjadi 85,588%, pada tahun 2009 menurun kembali menjadi 62,425% dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 141,713%. Penurunan prosentase efektivitas diakibatkan karena menurunnya realisasi penerimaan Pajak Hiburan.

Pada tahun 2007-2010 terjadi peningkatan realisasi penerimaan Pajak Hiburan yang berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Daerah maupun Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar. Kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap Pajak Daerah pada tahun 2007 sebesar 1,074%, pada tahun 2009 sebesar 1,174% dan pada tahun 2010 sebesar 1,244%. Kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 sebesar 0,359% dan pada tahun 2009 sebesar 0,379%.

Selama kurun waktu 2007-2010 tingkat pertumbuhan penerimaan Pajak Hiburan mengalami peningkatan, yaitu sebesar Rp 33.198.440 untuk tahun 2007 atas 2006, sebesar Rp 62.658.924 untuk tahun 2009 atas 2008, sebesar Rp 39.395.828 untuk tahun 2010 atas tahun 2009.


(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pembahasan dan penghitungan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Hiburan dan realisasi penerimaan Pajak Hiburan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain :

A. Kelebihan

Beberapa hal yang ditemukan dalam pembahasan berupa kelebihan yang mampu meningkatkan penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar antara lain :

1. Sistem pemungutan Pajak Hiburan yang dilaksanakan cukup efektif karena petugas yang lebih berperan aktif, sehingga mampu memenuhi target realisasi Pajak Hiburan yang telah ditentukan oleh Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar.

2. Tingkat pertumbuhan penerimaan Pajak Hiburan dapat dikatakan baik meskipun pada tahun 2008 tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan dikarenakan realisasi penerimaan Pajak Hiburan tahun 2008 lebih kecil dari realisasi penerimaan Pajak Hiburan tahun 2007.

3. Realisasi penerimaan yang melebihi target yang telah ditetapkan menunjukkan bahwa Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial. Hal ini juga


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menunjukkan semakin baiknya kinerja fiskus walaupun belum cukup optimal.

B. Kelemahan

1. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dari tenaga pemungut Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar, sehingga dalam memungut Pajak Hiburan ada kalanya mengalami penurunan efektivitas penerimaan Pajak Hiburan yang disebabkan oleh kurang optimalnya efektivitas penarikan dan pemungutan.

2. Penetapan target pajak yang masih berdasarkan realisasi tahun sebelumnya. 3. Pada bagian pendataan di DPPKAD masih kurang teliti di dalam pendataan

penyelenggaraan hiburan yang dapat dijadikan objek pajak. Sehingga sering terdapat penyelenggaraan hiburan yang lolos dari pendataan dan pengenaan pajak sebagai kewajiban penyelenggaraan pertunjukan.

4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak Hiburan dan membayar sendiri pajak yang terutang dan baru bersedia untuk membayar apabila ditagih.


(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan atas realisasi pendapatan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu 2007-2010, maka penulis memperoleh hasil penelitian yang kemudian dapat disimpulkan berikut ini :

1. Pajak Hiburan merupakan pajak yang cukup potensial di Kabupaten Karanganyar walaupun penerimaan Pajak Hiburan dari tahun ke tahun tidak selalu mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 yang meningkat sebesar 32,731% dari tahun sebelumnya yaitu dari penerimaan Rp 191.433.518 pada tahun 2008 menjadi Rp 254.092.442 pada tahun 2009. Penurunan terjadi pada tahun 2008 yaitu menurun sebesar 6,416% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 204.557.075 pada tahun 2007 menjadi Rp 191.433.518 pada tahun 2008.

2. Penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar sudah cukup efektif, hal ini terbukti bahwa realisasi penerimaan Pajak Hiburan mampu melebihi target yang telah ditetapkan. Efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 141,713%, target yang ditetapkan sebesar Rp 207.100.000 dan realisasi mencapai Rp 293.488.270. Pada tahun 2007 efektivitas hanya


(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mencapai 100,767%. Pada tahun 2008 dan 2009 efektivitas dibawah 100%, yaitu 85,588% pada tahun 2008 dan 62,415% pada tahun 2009.

3. Kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD masih tergolong kecil yaitu hanya sekitar 0,350% per tahun.

4. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak adalah salah satu faktor penghambat dalam kelancaran pemungutan pajak. Dalam kanyataannya tidak semua Wajib Pajak memenuhi kewajiban untuk membayar pajak, terdapat Wajib Pajak yang menunggak bahkan ada yang terlambat untuk membayar pajak.

B. Saran

Atas dasar hasil penelitian pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar tentang target dan realisasi Pajak Hiburan sebagai Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu 2007-2010, penulis dapat mengajukan rekomendasi seperti berikut ini :

1. Perlu ditingkatkannya evaluasi dan penghitungan potensi agar setiap potensi yang ada dapat digali sehingga target yang ditetapkan bisa seimbang dengan potensi yang ada dan setiap usaha yang menyebabkan Pajak Hiburan meningkat dapat terealisasi.

2. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia para pemungut pajak perlu kiranya untuk bekerja sama dengan instansi dan pihak yang bersangkutan ataupun lembaga pemerintahan yang berwenang, misalnya


(62)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengikuti pendidikan formal tentang perpajakan. Selain itu juga meningkatkan kejujuran dan kedisiplinan petugas pajak.

3. Menentukan target tidak berdasarkan realisasi tahun sebelumnya, tetapi berdasarkan perhitungan lapangan dari potensi yang sebenarnya, sehingga target bisa disesuaikan atau mendekati potensi yang ada.

4. DPPKAD Kabupaten Karanganyar melakukan pendataan penyelenggaraan hiburan yang berpotensi menjadi objek pajak agar pihak penyelenggara hiburan dapat memenuhi kewajiban perpajakannya.

5. Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang Peraturan Daerah tentang Pajak Hiburan, tidak hanya masyarakat kota tetapi juga masyarakat desa baik melalui pendidikan formal maupun melalui media massa.

6. Mengadakan pengawasan yang teratur, terencana dan terkoordinasi untuk memonitor dan melaporkan kegiatan-kegiatan pertunjukan yang ada pada tiap-tiap daerah tingkat kecamatan.

7. Memberikan sanksi kepada Wajib Pajak yang sengaja melakukan kelalaian membayar pajak. Sanksi dapat berupa denda atau teguran secara tertulis.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

TEMUAN

Dengan menggunakan perhitungan rasio efektivitas selama kurun waktu 4 tahun terakhir yaitu tahun 2007-2010, tingkat prosentase efektivitas Pajak Hiburan mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2007 prosentase efektivitas 100,767%, pada tahun 2008 menurun menjadi 85,588%, pada tahun 2009 menurun kembali menjadi 62,425% dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 141,713%. Penurunan prosentase efektivitas diakibatkan karena menurunnya realisasi penerimaan Pajak Hiburan.

Pada tahun 2007-2010 terjadi peningkatan realisasi penerimaan Pajak Hiburan yang berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Daerah maupun Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar. Kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap Pajak Daerah pada tahun 2007 sebesar 1,074%, pada tahun 2009 sebesar 1,174% dan pada tahun 2010 sebesar 1,244%. Kontribusi yang diberikan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 sebesar 0,359% dan pada tahun 2009 sebesar 0,379%.

Selama kurun waktu 2007-2010 tingkat pertumbuhan penerimaan Pajak Hiburan mengalami peningkatan, yaitu sebesar Rp 33.198.440 untuk tahun 2007 atas 2006, sebesar Rp 62.658.924 untuk tahun 2009 atas 2008, sebesar Rp 39.395.828 untuk tahun 2010 atas tahun 2009.


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari pembahasan dan penghitungan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Hiburan dan realisasi penerimaan Pajak Hiburan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain :

A. Kelebihan

Beberapa hal yang ditemukan dalam pembahasan berupa kelebihan yang mampu meningkatkan penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar antara lain :

1. Sistem pemungutan Pajak Hiburan yang dilaksanakan cukup efektif karena

petugas yang lebih berperan aktif, sehingga mampu memenuhi target realisasi Pajak Hiburan yang telah ditentukan oleh Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar.

2. Tingkat pertumbuhan penerimaan Pajak Hiburan dapat dikatakan baik

meskipun pada tahun 2008 tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan dikarenakan realisasi penerimaan Pajak Hiburan tahun 2008 lebih kecil dari realisasi penerimaan Pajak Hiburan tahun 2007.

3. Realisasi penerimaan yang melebihi target yang telah ditetapkan

menunjukkan bahwa Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial. Hal ini juga


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menunjukkan semakin baiknya kinerja fiskus walaupun belum cukup optimal.

B. Kelemahan

1. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dari tenaga pemungut Pajak

Hiburan di Kabupaten Karanganyar, sehingga dalam memungut Pajak Hiburan ada kalanya mengalami penurunan efektivitas penerimaan Pajak Hiburan yang disebabkan oleh kurang optimalnya efektivitas penarikan dan pemungutan.

2. Penetapan target pajak yang masih berdasarkan realisasi tahun sebelumnya.

3. Pada bagian pendataan di DPPKAD masih kurang teliti di dalam pendataan

penyelenggaraan hiburan yang dapat dijadikan objek pajak. Sehingga sering terdapat penyelenggaraan hiburan yang lolos dari pendataan dan pengenaan pajak sebagai kewajiban penyelenggaraan pertunjukan.

4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai

Wajib Pajak Hiburan dan membayar sendiri pajak yang terutang dan baru bersedia untuk membayar apabila ditagih.


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan atas realisasi pendapatan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu 2007-2010, maka penulis memperoleh hasil penelitian yang kemudian dapat disimpulkan berikut ini :

1. Pajak Hiburan merupakan pajak yang cukup potensial di Kabupaten

Karanganyar walaupun penerimaan Pajak Hiburan dari tahun ke tahun tidak selalu mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 yang meningkat sebesar 32,731% dari tahun sebelumnya yaitu dari penerimaan Rp 191.433.518 pada tahun 2008 menjadi Rp 254.092.442 pada tahun 2009. Penurunan terjadi pada tahun 2008 yaitu menurun sebesar 6,416% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 204.557.075 pada tahun 2007 menjadi Rp 191.433.518 pada tahun 2008.

2. Penerimaan Pajak Hiburan di Kabupaten Karanganyar sudah cukup efektif,

hal ini terbukti bahwa realisasi penerimaan Pajak Hiburan mampu melebihi target yang telah ditetapkan. Efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 141,713%, target yang ditetapkan sebesar Rp 207.100.000 dan


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mencapai 100,767%. Pada tahun 2008 dan 2009 efektivitas dibawah 100%, yaitu 85,588% pada tahun 2008 dan 62,415% pada tahun 2009.

3. Kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD masih tergolong kecil yaitu hanya

sekitar 0,350% per tahun.

4. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak adalah salah satu faktor penghambat

dalam kelancaran pemungutan pajak. Dalam kanyataannya tidak semua Wajib Pajak memenuhi kewajiban untuk membayar pajak, terdapat Wajib Pajak yang menunggak bahkan ada yang terlambat untuk membayar pajak.

B. Saran

Atas dasar hasil penelitian pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar tentang target dan realisasi Pajak Hiburan sebagai Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu 2007-2010, penulis dapat mengajukan rekomendasi seperti berikut ini :

1. Perlu ditingkatkannya evaluasi dan penghitungan potensi agar setiap potensi

yang ada dapat digali sehingga target yang ditetapkan bisa seimbang dengan potensi yang ada dan setiap usaha yang menyebabkan Pajak Hiburan meningkat dapat terealisasi.

2. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia para pemungut pajak

perlu kiranya untuk bekerja sama dengan instansi dan pihak yang bersangkutan ataupun lembaga pemerintahan yang berwenang, misalnya


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengikuti pendidikan formal tentang perpajakan. Selain itu juga meningkatkan kejujuran dan kedisiplinan petugas pajak.

3. Menentukan target tidak berdasarkan realisasi tahun sebelumnya, tetapi

berdasarkan perhitungan lapangan dari potensi yang sebenarnya, sehingga target bisa disesuaikan atau mendekati potensi yang ada.

4. DPPKAD Kabupaten Karanganyar melakukan pendataan penyelenggaraan

hiburan yang berpotensi menjadi objek pajak agar pihak penyelenggara hiburan dapat memenuhi kewajiban perpajakannya.

5. Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang

Peraturan Daerah tentang Pajak Hiburan, tidak hanya masyarakat kota tetapi juga masyarakat desa baik melalui pendidikan formal maupun melalui media massa.

6. Mengadakan pengawasan yang teratur, terencana dan terkoordinasi untuk

memonitor dan melaporkan kegiatan-kegiatan pertunjukan yang ada pada tiap-tiap daerah tingkat kecamatan.

7. Memberikan sanksi kepada Wajib Pajak yang sengaja melakukan kelalaian