Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user 50

B. Pembahasan

1. Proteksi Pasif a. Kompartemenisasi Sebagai upaya mencegah perluasan kebakaran Pura Offset menggunakan penyekat berupa dinding dengan konstruksi yang tidak tahan api sebagai proteksi pasif. Dengan ini, Pura Offset belum memenuhi peraturan yang ada, karena Pura Offset belum memiliki kompartemenisasi sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, bahwa setiap gedung harus mempunyai kemampuan dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran yang meliputi kemampuan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi tahan api, kompartemenisasi. b. Sarana Evakuasi 1 Jalur Evakuasi Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. 11MB1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran, Kepmenaker No. 186MEN1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Pura Offset telah mengadakan jalur evakuasi dengan jarak tempuh tidak melebihi 30 meter dan bebas hambatan. commit to user 51 2 Assembly point Pura Offset telah memiliki assembly point untuk penanganan kejadian darurat, salah satunya kejadian kebakaran. Dengan demikian, maka Pura Offset telah mengupayakan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran. Hal ini sesuai dengan Kepmenaker No. 186MEN1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja bahwa perlunya penyediaan sarana evakuasi untuk keadaan darurat. 3 Fire Safety Sign dan Poster Bahaya Kebakaran Fire safety sign dan poster bahaya kebakaran merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran yang ada di Pura Offset. Dengan adanya poster dan Fire Safety Sign, maka karyawan akan menjadi berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya termasuk dalam upaya untuk membudayakan perilaku aman dan selamat dari bahaya kebakaran pada karyawan, sehingga karyawan tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan kebakaran. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang mana perlunya pemasangan rambu-rambu keselamatan. commit to user 52 2. Proteksi Aktif a. Sistem Pendeteksi Kebakaran Pura Offset tidak memiliki sistem pendeteksi otomatis seperti detektor panas, detektor nyala api, maupun detektor asap untuk mendeteksi apabila terjadi bahaya kebakaran. Akan tetapi, Pura Offset memiliki fire alarm untuk memberikan peringatan dini kepada karyawan apabila terjadi kebakaran. Fire alarm yang ada pada area kerja Pura Offset hanya ada fire alarm manual. Meskipun Pura Offset belum menggunakan alat detektor otomatis yang dapat mendeteksi dini terjadinya kebakaran, namun dengan adanya fire alarm ini sudah cukup membantu memberikan peringatan bagi seluruh karyawan serta orang yang sedang berada di area perusahaan. Fire alarm manual merupakan suatu sistem yang paling sederhana dan paling mudah digunakan oleh setiap orang. Fire alarm akan menghasilkan bunyi yang cukup nyaring untuk memberikan peringatan apabila terjadi kebakaran apabila tombol fire alarm ditekan oleh manusia. Namun akan lebih baik apabila dilengkapi dengan alat deteksi dini terjadinya kebakaran dengan detektor panas, detektor asap, ataupun detektor api. Hal ini masih belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2MEN1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis. commit to user 53 b. Sistem Pemadam Kebakaran Pura Offset hanya mempunyai Alat Pemadam Api Ringan APAR sebagai sistem pemadam kebakaran. Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan APAR yang ada di Pura Offset telah sesuai dengan Permenaker No. 4MEN1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, yaitu penempatan jarak antar APAR tidak kurang dari 15 meter, dan pemasangannya disesuaikan dengan jenisnya. APAR jenis DCP dipasang tidak lebih dari 15 cm dari lantai, sedangkan pemasangan APAR jenis AF11 dipasang setinggi 1,2 meter. c. Sarana Penyelamatan Kebakaran 1 Pencahayaan Darurat, Tanda Penunjuk Arah Evakuasi, dan Pintu Darurat Pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah evakuasi merupakan pelengkap dari sarana penyelamatan. Pada umumnya pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah yang ada di unit Offset ini sudah baik. Pura Offset telah memiliki emergency lamp yang berfungsi untuk memberikan penerangan di titik-titik jalur evakuasi. Hal ini telah sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10KPST2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. commit to user 54 Penunjuk arah jalur evakuasi diletakkan dekat dengan emergency lamp, sehingga pada saat aliran listrik padam, penunjuk arah tersebut masih dapat terlihat dengan pencahayaan dari emergency lamp tersebut. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10KPST2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Pintu darurat yang dimiliki oleh Pura Offset telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3MEN1999 tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Oran dan Barang, yaitu dibuat dari baja tahan api, berengsel, berukuran lebar 70 cm, dan tinggi 140 cm atau lebih serta hanya dapat dibuka dari dalam ruangan. 2 Sistem Daya Darurat Pada prinsipnya sistem daya darurat yang ada di unit Offset cukup baik. Sistem daya darurat berfungsi untuk mendukung instalasi pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran di area perusahaan. Sehingga upaya penanggulangan kebakaran di Pura Offset dapat dilakukan . Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10KPST2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. commit to user 55 3. Manajemen Penanggulangan Kebakaran a. Kebijakan Perusahaan Dalam mengupayakan pencegahan dan penaggulangan kebakaran, diperlukan adanya kebijakan dari pimpinan perusahaan. Sebagai bentuk komitmen terhadap kebijakan yang tercantum dalam sasaran K3, Pura Offset juga memberlakukan peraturan dan sanksi safety fire, maka dengan adanya peraturan ini dapat menekan perilaku yang tidak aman yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Peraturan dan sanksi safety fire ini tercantum dalam PKB Perjanjian Kerja Bersama, sehingga peraturan ini mengikat karyawan untuk tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran selama melakukan pekerjaanya. Dan apabila terdapat karyawan yang melakukan pelanggaran, maka karyawan tersebut akan dikenai sanksi berupa denda. Hal ini sesuai dengan ISO 14001 tentang Manajemen Lingkungan dalam klausul 4.4.7 kesiagaan dan tanggap darurat yang berisi “orang harus membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi terjadinya kecelakaan dan menanggapinya serta mencegah dan mengurangi dampak lingkungan yang mungkin berkaitan dengannya”. b. Inspeksi rutin Inspeksi rutin meliputi pemeriksaan dan pengecekan alat pemadam kebakaran di Pura Offset, khususnya pemeriksaan APAR sudah dilakukan sesuai dengan Permenaker No. 4MEN1980 tentang commit to user 56 Syarat-Syarat Pemeriksaan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, yaitu dilakukan pemeriksaan terhadap tabung APAR setiap tiga bulan sekali dengan kriteria pemeriksaan sebagai berikut : pemeriksaan kunci pengaman, pengatup, manometer, selang, pipa keluar, isian, kondisi tabung, cincin pengait, dan corong. Sedangkan pemeriksaan berkala pada Fire alarm dilakukan setiap 1 satu minggu sekali. Pemeriksaan Fire alarm meliputi : pemeriksaan bunyi, accu, listrik, tombol, dan kebersihan yang kemudian dicatat dan didokumentasikan oleh tim SATDAM. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2MEN1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis dalam pasal 58 yang berisi “Pemeliharaan dan pengujian mingguan lain meliputi : membunyikan alarm secara simulasi, memeriksa kerja lonceng, memeriksa tegangan dan keadaan baterai, memeriksa seluruh sistem alarm dan mencatat hasil pemeliharaan serta p engujian buku catatan”. c. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 186MEN1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Pura Offset telah melakukan identifikasi potensi bahaya kebakaran di tempat kerja. Meskipun belum dilakukan identifikasi potensi bahaya kebakaran secara khusus, pengidentifikasian potensi bahaya tentang keselamatan kerja secara umum sudah dapat menjelaskan adanya potensi bahaya kebakaran di setiap area atau commit to user 57 tempat kerja tersebut. Selain itu juga telah dijelaskan pula upaya pengendalian potensi bahaya kebakaran tersebut. Namun akan lebih baik apabila dilakukan identifikasi bahaya kebakaran secara khusus. Pengidentifikasian potensi bahaya kebakaran yang hanya dilakukan oleh tim P2K3 dan dibantu oleh tim SATDAM juga akan lebih baik apabila melibatkan karyawan atau operator yang ada di masing-masing area. Karena dapat membantu tim P2K3 di Pura Offset serta menegaskan kepada karyawan bahwa di masing-masing area kerjanya terdapat potensi bahaya kebakaran, sehingga dengan demikian karyawanpun akan bertindak aman dan selamat untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan unsafe action. d. Satuan Pemadam Kebakaran SATDAM Sesuai dengan Kepmenaker No.186MEN1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja Pura Barutama juga mempunyai Satuan Pemadam Kebakaran SATDAM, yang mana dibentuk sebagai salah satu upaya antisipasi terhadap terjadinya bahaya kebakaran. Dengan adanya pembentukan SATDAM, maka apabila terjadi kebakaran, maka SATDAM ini akan segera melakukan pemadaman kebakaran. Meskipun anggota SATDAM juga merupakan anggota dari SATPAM, namun sebagai petugas pemadam kebakaran, mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Karena apabila terjadi kebakaran di salah satu unit Pura Barutama, maka seluruh anggota SATDAM commit to user 58 yang ada setiap unit akan segera merapat pada lokasi kejadian kebakaran. e. Pelatihan Pemadaman Kebakaran PT. Pura Barutama mengadakan pelatihan pemadaman bagi karyawannya setiap satu tahun sekali dan pelatihan pemadaman bagi satuan pemadam setiap 3 bulan sekali. Hal ini sesuai dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pada pasal 9 bahwa “Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan”. f. Simulasi Kebakaran Pengadaan simulasi kebakaran bagi karyawan sangat penting dalam upaya penanggulangan bahaya kebakaran. Sehingga apabila terjadi bahaya kebakaran, karyawan dapat mengetahui tindakan yang paling tepat yang harus dilakukan. Pura Offset telah mengadakan simulasi kebakaran disetiap tahunnya, hal ini telah menunjukkan adanya komitmen dari pimpinan unit dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2MEN1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik dalam pasal 59 yang menyebutkan “Pemeliharaan dan pengujian bulanan antara lain meliputi : menciptakan kebakaran simulasi, commit to user 59 memeriksa lampu-lampu indikator, memeriksa fasilitas penyediaan sumber tenaga darurat, mencoba dengan kondisi gangguan terhadap sistem, memeriksa kondisi dan kebersihan panel indikator dan mencatat hasil pemeliharaan dan pengujian dalam buku catatan ”. g. Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran Sesuai dengan Kepmenaker No. 186MEN1999 tentang Unit Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Tempat Kerja, mengenai prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran, Pura Offset telah memiliki Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran yang tergabung dengan PT. Pura Barutama secara keseluruhan. commit to user 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN