45
b. Penjualan Aset Lainnya
Arus kas keluar dari aktivitas investasi : a.
Perolehan Aset Tetap b.
Perolehan Aset Lainnya 3.
Aktivitas pendanaan Merupakan cerminan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan
dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas
pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang.
Arus ks masuk dari aktivitas pendanaan : a.
Penerimaan Pinjaman b.
Penjualan Surat Utang Negara Pemerintah c.
Hasil Privatisasi Perusahaan NegaraDaerah d.
Penjualan Investasi Jangka Panjang Lainnya e.
Pencairan Dana Cadangan Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan :
a. Pembayaran Cicilan Pokok Utang
b. Pembayaran Obligasi Pemerintah
c. Penyertaan Modal Pemerintah
d. Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan
e. Pembentukan Dana Cadangan.
d.Laporan Perubahan Ekuitas
1.
Modal awal
Universitas Sumatera Utara
46
Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam perusahan yang digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan pada saat awal
perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal perusahan pada awal bulan pada tahun yang bersangkutan.
2. Laba rugi
Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total biaya. 3.
Prive Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahan yang digunakan
untuk keperluan di luar kegiatan operasional perusahaan atau yang digunakan untuk keperluan pribadi.
4. Modal akhir
Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari penambahan modal awal ditambah dengan laba jika mengalami keuntungan atau
pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha Jika mengalami kerugian kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil merupakan modal akhir.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
catatan atas laporan keuangan tidak mempunyai struktur laporan keuangan karena catatan atas laporan menjelaskan mengenai catatan tambahan dan
informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan
atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih
komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
47
3.2. Analisis Laporan Keuangan
3.2.1. Definisi Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisis dan Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat
menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.
Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, LabaRugi, dan Arus Kas Dana. Kalau dua pengertian ini digabungkan maka analisis laporan
keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat Sofian Syafri Harahap,
1998:190.
Menurut Djahidin, dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” 1983:1, analisis laporan keuangan adalah mencakup penerapan metode
dari teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna
dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Dr. Dermawan Sjahrial MM, dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” 2013:1, analisis laporan keuangan adalah teknik
tertentu dan alat yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
48
menjadi informasi yang lebih berguna, mendalam dan lebih tajam sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Menurut Budi Rahardjo, dalam buku “Keuangan Akuntansi” 2010:102, analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu angka
dengan angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat
tertentu ke saat berikutnya.
Menurut John. Wild, K.R. Subrayaman dan Robert F. Halsey, dalam buku “Financial Statement Analiysis” 2007:3,analisis laporan keuangan
adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi
dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut, sedangkan kekuatan yang dimiliki perusahaan harus
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang
diterapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai.
Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini
harus dilakukan secara teliti, mendalam dan jujur.
Universitas Sumatera Utara
49
3.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”
2008:68, berikut ini beberapa tujuan analisis laporan keuangan yaitu :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan. 3.
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4.
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
3.2.3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” 2007:38, dengan memperbandingkan Neraca comparative balance sheet
menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih untuk satu atau dua perusahaan yang berbeda akan dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi. Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan”
ada beberapa perubahan di dalam neraca dalam satu periode disebabkan karena:
a. Adanya perolehan aktiva baru.
b. Adany pengurangan aktiva seperti pelunasan utang piutang.
Universitas Sumatera Utara
50
c. Perubahan bentuk aktiva dari tetap ke lancar.
d. Adanya perubahan yang diakibatkan oleh laba rugi perusahaan yang
tergambar dari penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan.
e. Adanya penambahan atau pengurangan modal saham.
f. Dan perubahan lainnya.
Analisis laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu : 1.
Analisa horizontal atau analisa dinamis yaitu menganalisa dengan mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode.
2. Analisa vertical atau analisa statis yaitu menganalisa hanya meliputi satu
periode saja hanya memperbandingan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan.
3.2.4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” 2007; 36, metode atau teknik analisa digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama
penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterpretasikan
sehingga data ini menjadi lebih berarti. Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan, dengan menunjukkan :
a. Data absolute jumlah-jumlah dalam rupiah.
Universitas Sumatera Utara
51
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio.
e. Presentase dari total.
3.2.5. Analisis Rasio Keuangan 3.2.5.1.
Definisi Analisis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:104, rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan anatara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang
dapat diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.
Menurut Syahyunan, dalam bukunya “Manajemen Keuangan” 2013:91, analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular
untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan
diperlukan angka-angka yang ada di dalam neraca, laba rugi atau kombinasi dari keduanya. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah
membandingkan antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan
item lainnya.
Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah
Universitas Sumatera Utara
52
ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam
memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen
dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan tau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan
perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan.
3.2.5.2. Perbandingan Rasio Keuangan
Menurut Syahyunan, dalam bukunya “Manajemen Keuangan”2013:91, rasio keuangan dapat dibandingkan dengan 2 dua
cara, yaitu :
a.
Perbandingan Antar Waktu Trend Analysis
Dalam perbandingan antar waktu, rasio keuangan yang sekarang dibandingkan dengan rasio keuangan tahun yang lalu atau dibandingkan
dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan datang dalam perusahaan yang sama dalam perusahaan. Dari perbandingan itu dapat dilihat arah
perubahan apakah naik atau sebaliknya turun.
b.
Perbandingan Antar Perusahaan Comparative Analysis
Dalam perbandingan antar perusahaan, rasio keuangan suatu perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan perusahaan laiinnya yang
sejenis atau dengan rata-rata industri pada waktu yang sama. Dari perbandingan ini dapat dilihat apakah rasio keuangan perusahaan relative
sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata-rata industri.
Universitas Sumatera Utara
53
3.2.5.3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Syahyunan, dalam bukunya “Manajemen Keuangan”2013:92, ada beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan
yaitu :
a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang
dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. b.
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda.
c. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi
oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
3.2.5.4. Bentuk Bentuk Rasio Keuangan
a. Rasio Likuiditas Liquidity Rasio
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:116, rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi dalam
jangka pendek atau satu tahun terhitung dari tanggal neraca dibuat.
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan” 2008:129, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam
perusahaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini
Universitas Sumatera Utara
54
adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan
memenuhi kewajiban utang pada saat ditagih. Tujuan Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan”
2008:132, ada beberapa tujuan dari rasio likuiditas yaitu :
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. 3.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau
piutang. 4.
Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. 6.
Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
Jenis jenis Rasio Likuiditas
Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”
2008:134, ada beberap jenis rasio likuiditas yaitu : 1.
Current Ratio atau Rasio lancar
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:116, rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban
Universitas Sumatera Utara
55
jangka pendek hutang lancar. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:134, current ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
kesekuruhan. Rumus :
Aktiva lancar current ratio
= Utang lancar
2. Quick Ratio atu Rasio Cepat
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:116, rasio cepat adalah perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi
persediaan dengan kewajiban lancar. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:136, quick ratio merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan. Rumus :
Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio
= Utang Lancar
3. Cash Ratio atau Rasio Kas
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:116, rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar setelah di kurangi
persediaan dengan kewajiban lancar. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:136, cash ratio merupakan alat yang
Universitas Sumatera Utara
56
digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Rumus : Kas + Sekuritas
Casht Ratio =
Utang Lancar
b. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:118, rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan” 2008:151, rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai denga utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya.dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
Tujuan Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan”
2008:153, ada beberapa tujuan dari rasio likuiditas yaitu :
a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya.
b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap.
Universitas Sumatera Utara
57
c. Untuk menilai keseimbangan anatara lain nilai aktiva khususnya aktiva
tetap dengan modal. d.
Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. e.
Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.
Jenis Jenis Rasio Solvabilitas
Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:155, ada beberap jenis rasio solvabilitas yaitu :
1.
Debt Ratio atau Rasi Hutang atas Aktiva
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:118, rasio hutang atas aktiva adalah perbandingan jumlah seluruh hutang
perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”
2008:156, debt ratio merupakan rasio uatang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antar total utang dengan total aktiva.
Rumus : Total Hutang
Debt Ratio =
Total Asset
2. Debt to Equity Ratio atau Rasio Modal atas Hutang
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:118, rasio modal atas hutang adalah perbandingan antara jumlah modal sendiri
perusahaan dengan jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan
Keuangan” 2008:157, debt to equity ratio merupakan rasio yang
Universitas Sumatera Utara
58
digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.rasio ini berguna untuk mngetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik
perusahan. Rumus :
Total Hutang Debt to Equity Ratio
= Total Ekuitas
3. Long Term Debt to Equity Ratio atau Rasio Hutang Jangka Panjang
atas Modal
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:119, rasio hutang jangka panjang atas modal adalah perbandingan antara jumlah
hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:159, long term debt
to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan
cara membandingkan antara uatang panjang dengan modal sendiri yang
disediakan oleh perusahaan.
Rumus : Total Utang Jangka Panjang
Long Term Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas
c. Rasio Aktivitas Activity Ratio
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:123, rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan tingkat aktivitas
Universitas Sumatera Utara
59
atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam
neraca perusahaan.
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan” 2008:172, rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi pemanfaat sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Dan juga kita dapat melihat perusahaa tesebut lebih efisiensi dan efektif dalam mengelola aset yang dimiliknya atau mungkin
justru sebaliknya.
Tujuan Rasio Aktivitas
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan” 2008:173, ada beberapa tujuan dari rasio aktivitas yaitu :
1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selamasatu periode atau
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang, dimana hasil
perhitungan ini menunjukkan jumlah hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata persediaan tersimpan dalam
gudang.
Universitas Sumatera Utara
60
4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
5. Untuk mengatur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.
Jenis Jenis Rasio Aktivitas
Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:175, ada beberap jenis rasio aktivitas yaitu :
1. Receivable Turn over atau Perputaran Piutang
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:124, perputaran piutang adalah perbandingan antara jumlah penjualan kredit
selama satu tahun dengan jumlah piutang bila nilai penjualan kredit tidak tersedia, biasanya digunakan nilai jumlah penjualan. Menurut kasmir,
dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:159, receivable turn over
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Rumus :
Penjualan Receivable Turn Over
= Piutang
2. Inventory Turn Over atau Perputaran Persediaan
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:124, perputaran persediaan adalah perbandingan antara jumlah penjualan
Universitas Sumatera Utara
61
dengan rata-rata jumlah persediaan selama satu tahun. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:180, inventory turn
over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanam dalam persediaan uni berputar dalam satu periode. Rumus :
Penjualan Inventory Turn Over
= Persediaan
3. Working Capital Turn Over atau Perputara Modal Kerja
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:125, perputaran modal kerja adalah perbandingan antara jumlah penjualan
perusahaan dengan modal kerja aktiva lancar yang bekerja di dalamnya. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”
2008:182, working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode
tertentu. Rumus :
Penjualan Working Capital Turn Over
= Total Ekuitas
4. Fixed Assets Turn Over atau Perputaran Aktiva Tetap
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:125, perputaran aktiva tetap adalah perbandingan antara jumlah penjualan
dengan jumlah aktiva tetap yang ada dalam perusahaan. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”2008:184, fixed assets turn
Universitas Sumatera Utara
62
over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rumus :
Penjualan Fixed Assets Turn Over
= Total Aset lancar
d. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:120, rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di
dalmnya.
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan” 2008:172, rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditujukan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualann dan pendapatan investasi. Rasio ini dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen
yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
Tujuan Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan”
2008:197, ada beberapa tujuan dari rasio profitabilitas yaitu :
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
63
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya denga tahun
sekarang. 3.
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4.
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5.
Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Jenis Jenis Rasio Profitabilitas
Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:199, ada beberapa jenis rasio profitabilitas yaitu :
1. Profit Margin on Sales atau Marjin Laba Bersih
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:122, marjin laba bersih adalah perbandingan antara laba bersih laba setelah
biaya bungan dan pajak dengan penjualan bersih perusahaan. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:199,
profit margin on sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan. Rumus :
Penjualan – Harga Pokok Penjualan Profit Margin on Sales
= penjualan
2. Return on Investment atau Rasio keuntungan Bersih atas Jumlah
Aktiva
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:121, rasio keuntungan bersih atas jumlah aktiva adalah perbandingan antara
keuntungan bersih perusahaan dengan seluruh aktiva perusahaan. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:201, return
Universitas Sumatera Utara
64
on investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Rumus :
Laba Sesudah Bunga dan pajak Return on Investment
= Total Aset
3. Return on Equity atau Imabalan Modal Sendiri
Menurut Budi Rahardjo, dalam bukunya “Keuangan Akuntansi” 2007:121, imbalan modal sendiri adalah perbandingan anatara keuntungan bersih
perusahaan dengan modal sendiri. Menurut kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” 2008:204, return on equity merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rumus :
Laba Sesudah Bunga dan pajak Return on Equity
= Total Ekuitas
3.3. Pembahasan Permasalahan I – Struktur Keuangan 3.3.1. Struktur Laporan Posisi keuangan Neraca
Adapun struktur laporan posisi keuangan neraca PT gas Negara Persero Tbk yaitu :
A. Aset
1. Aset Lancar :
a. Kas
b. Setara Kas
c. Piutanga Usaha
d. Aset Keuangan Lancar lainnya
e. Persediaan
Universitas Sumatera Utara
65
f. Pajak Dibayar Dimuka
g. Biaya Dibayar Dimuka
2. Aset Tidak Lancar :
a. Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha
b. Aset Keuangan Tidak Lancar Lain
c. Investasi pada Entitas Asosiasi
d. Properti Investasi
e. Aset Tetap
f. Aset Takberwujud
g. Aset Eksplorasi dan Evaluasi
h. Aset Pajak Tangguhan
B. Liabilitas
1. Liabilitas Jangka Pendek :
a. Utang Usaha
b. Beban Akrual
c. Utang Pajak
d. Libilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek
e. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
f. Liabilitas atas Pembayaran Berbasis Saham Jangka Pendek
g. Provisi Jangka Pendek
h. Liabilitas Terkait Aset atau Kelompok Lepasan yang Dimiliki untuk
Dijual. 2.
Liabilitas Jangka Panjang : a.
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang
Universitas Sumatera Utara
66
b. Utang Pihak Berelasi Non-Usaha
c. Utang Sewa Pembiayaan
d. Utang Obligasi
e. Libilitas Keuangan Jangka Panjang Lainnya
f. Liabilitas atas Pembayaran Berbasis Saham Jangka Panjang
g. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka panjang
h. Libilitas Pajak Tangguhan
i. Utang Subordinasi
j. Provisi Jangka Panjang
C. Ekuitas
1. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk :
a. Modal Saham
b. Tambahan Modal Disetor
c. Selisih Transaksi dengan Pihak Nonpengendali
d. Saham Treasuri
e. Saldo Laba
f. Pendapatan Komprehensif Lainnya
2. Kepentingan Nonpengendali
Universitas Sumatera Utara
67
PT Perusahaan Negara Persero Tbk, menggunakan bentuk neraca vertikal Report Form yaitu neraca dalam bentuk vertikal disajikan dalam satu
halaman vertikal diatas dicantumkan total aset dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal. Adapun contoh struktur laporan neraca pada
PT Perusahaan Negara PeseroTbk adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3.1. Struktur Laporan Posisi Keuangan Neraca
Universitas Sumatera Utara
68
Universitas Sumatera Utara
69
3.3.2. Strutur Laporan Laba Rugi
Adapun struktur laporan laba rugi pada PT Perusahaan Gas Negara persero Tbk yaitu :
A. Pendapatan
B. Beban Pokok Penjualan
C. Laba Bruto
D. Beban Operasi
E. Pendapatan Lainnya
F. Beban Lainnya
G. Beban Keuangan
H. Bagian Laba rugi dari entitas asosiasi danatau Ventura Bersama
I. Laba Rugi sebelum pajak
J. Beban penghasilan pajak
K. Laba rugi periode berjalan dari operasi yang dilanjutkan
L. Laba rugi periode berjalan dari operasi yang dihentikan setelah pajak
M. Laba rugi periode berjalan
N. Pendapatan komprehensif lainnya
O. Pajak penghasilan terkait
P. Pendapatan komprehensif lain periode berjalan setelah pajak
Q. Total laba rugi komprehensif periode berjalan
R. Laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada :
a. Pemilik entitas induk
b. Kepentingan komprehensif
Universitas Sumatera Utara
70
S. Total laba rugi komprehensif peride berjalan yang dapat diatribusikan
kepada : a.
Pemilik entitas induk b.
Kepentingan komprehensif
Universitas Sumatera Utara
71
PT Perusahaan Gas Negara PerseroTbk menggunakan bentuk laba rugi multiple step yaitu laporan yang penyajiaanya dilakukan secara bertahap.
Tahap ini diawali dengan menentukan laba rugi dari kegiatan utama perusahaan selanjutnya menetukan laba rugi dari kegiatan di luar usaha.
Adapun contoh struktur laporan laba rugi PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3.2. Struktur Laporan Laba Rugi
Universitas Sumatera Utara
72
Universitas Sumatera Utara
73
3.3.3. Struktur Laporan Arus Kas
Adapun struktur
laporan
arus kas pada PT perusahaan Gas Negara Persero Tbk yaitu :
1. Arus kas dari aktivitas operasi
a. Penerimaan dari pelanggan
b. Penerimaan dari penghasilan bunga
c. Penerimaan transaksi derivatif
d. Pembayaran lain-lain
e. Pembayaran bunga
f. Pembayaran kepada karyawan
2. Arus kas dari aktivitas investasi
a. Pencairan investasi jangka pendek
b. Penjulan aset tetap
c. Pencairan deposito berjangka
d. Penambahan aset tetap
e. Penambahan investasi jangka pendek
f. Penambahan deposito berjangka
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
a. Penerimaan atas penyertaan saham oleh kepentingan nonpengendali dari
entitas b.
Hasil pinjaman utang c.
Hasil konversi opsi saham d.
Penerimaan derivatif e.
Pembayran pinjaman
Universitas Sumatera Utara
74
f. Penerimaan program bina lingkungan dan program bina kemitraan
g. Pembayran deviden
4. Kenaikan neto kas dan setara kas
5. Kas dan setara kas awal periode
6. Kas dan setara kas akhir periode
7. Pengungkapan tambahan
Universitas Sumatera Utara
75
PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk menggunakan bentuk arus kas metode langsung yaitu menunjukkan penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pendanaan. Metode ini, lebih mudah
dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan. Ada pun contoh struktur laporan arus kas PT Perusahaan Gas
Negara perseroTbk adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3.3. Struktur Laporan Arus Kas
Universitas Sumatera Utara
76
3.3.4. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas
Adapun struktur laporan perubahan ekuitas PT. Gas Negara Persero Tbk yaitu A.
Total laba B.
Pendapatan C.
Pembayaran dividen D.
Dana program kemitraan E.
Dana program bina lingkungan
Universitas Sumatera Utara
77
Ada pun contoh struktur laporan perubahan ekuitas PT Perusahaan Gas Negara perseroTbk adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3.3. Struktur Laporan Perubahan
Ekuitas
Universitas Sumatera Utara
78
3.3.5. Struktur Catatan atas Laporan Keuangan
Adapun struktur catatan atas laporan keuangan PT. Gas Negara Persero Tbk yaitu : catatan atas laporan keuangan pada PT. Gas Negara Persero Tbk tidak
mempunyai struktur tetapi catatan atas laporan keuangan hanya menjelaskan catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan
untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item
tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih
komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
79
3.4. Pembahasan Permasalahan II – Rasio Keuangan