Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIII-MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

TUGAS AKHIR

DiajukanOleh:

MAYA AMELIA 122101115

Guna Memenuhi Salah SatuSyaratUntukMenyelesaikan Pendidikan Pada ProgramDiploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

Alhamdulillahirabill Alamin, dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MEc.Ac,Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fadli, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh Dosen Pengajar dan staf pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

kasih sayangnya dan membimbing agar tetap menjadi yang lebih baik. 6. Buat sahabat-sahabat terbaik Meriati Enjelia Lumban Tobing, Rohayati,

Astrid Natasya Siahaan, Yudhistria Sihombing, Anindya Pratiwi Ningtyas, Dessy Kartika Fitri Koto, Ewina Amidya Natasya Simbolon, Jessica Lestari, Luthvia Safitri Siagian dan Chairul Arif terima kasih sudah memberikan semangat dan dukungannya saat penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Buat teman-teman D-III Manajemen Keuangan stambuk 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih semuanya telah memberikan pelajaran berharga dalam hidup penulis selama tiga tahun ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari siapapun yang membaca Tugas Akhir ini, karena penulis sangat menyadari bahwasanya Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Medan, Juli 2015 Penulis

122101115 Maya Amelia


(5)

Halaman

KATA PENGANTAR ... . ... i

DAFTAR ISI ... . ... iii

DAFTAR GAMBAR ... . ... v

DAFTAR TABEL ... ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... . ... 1

A.LatarBelakang ... . ... 1

B.PerumusanMasalah ... . ... 6

C.TujuanPenelitian ... . ... 7

D.ManfaatPenelitian... . ... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... . ... 8

A.SejarahRingkas ... . ... 8

B.StrategidanTujuan Perusahaan ... . ... 11

C.StrukturOrganisasi ... . ... 11

D.DeskripsiPekerjaan ... . ... 14

E.Kinerja Usaha Terkini... . ... 23

F.RencanaKegiatan ... . ... 24

BAB III PEMBAHASAN ... . ... 26

A.PengertianLaporanKeuangan ... . ... 26

B.Jenis-JenisLaporanKeuangan ... ... 30

C.Sifat-sifatAnalisisLaporanKeuangan ... ... 31

D.MetodedanTeknikAnalisisLaporanKeuangan ... ... 31

E.Konsep, PrinsipdanPenggunaLaporanKeuangan ... ... 32

F.PengertianRasioKeuangan ... ... 35

G.KegunaanAnalisisRasioKeuangan ... ... 38

H.Jenis-JenisRasioKeuangan ... ... 39

I.MetodePendekatanAnalisisRasioKeuangan ... ... 40

J. AnalisisRasioKeuangan (RasioLikuiditas) ... … ... 42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... . ... 50

A. Kesimpulan ... ... 50

B. Saran ... ... 51 DAFTAR PUSTAKA


(6)

(7)

No. Tabel Judul Halaman Tabel1.1 TabelNeracaPT. PGN (Persero) TbkTahun 2013 & 2014 ... 41

Tabel 1.2 TabelLaporanLaba/ Rugi PT. PGN (Persero) Tbk


(8)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Semakin berkembang pesatnya dunia usaha di era globalisasi ini, dan semakin banyaknya perusahaan baru, sehingga menjadikan perusahaan-perusahaan untuk lebih efektif dalam menjalankan roda organisasi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai target untuk memperoleh laba yang tinggi dalam jangka panjang tercapai. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan baik perusahaan yang berskala besar maupun kecil akan memberikan perhatian yang sangat besar dalam bidang keuangan ini, terutama demi meningkatkan daya saing dengan perusahaan-perusahaan lain. Suatu perusahaan akan selalu terus meningkatkan posisi keuangan perusahaannya supaya dapat terus eksis dan mempunyai daya saing yang tinggi. Untuk perusahaan-perusahaan yang dikategorikan sebagai pemimpin pasar, mereka akan terus berjuang untuk terus mempertahankan posisinya di dunia usaha modern ini dengan cara mencermati dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya adalah dengan menganalisis kinerja keuangan terhadap laporan keuangan.Dalam laporan ini dapat memberikan gambaran secara umum kinerja keuangan suatu perusahaan, baik secara bulanan, triwulanan dan tahunan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Laporan Keuangan dapat di analisis untuk melihat kondisi perusahaan, ada berbagai jenis teknik analisis yang digunakan untuk melihat


(9)

kondisiperusahaan tergantung dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis.Salah satu teknik analisis yang paling sering digunakan untuk menilai posisi keuangan adalah analisis rasio keuangan, karena dalam penggunaannya relatif lebih mudah.Rasio mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang lain. Ada beberapa kelompok rasio yang sering dipakai dalam menganalisis keuangan perusahaan seperti: rasio likuiditas, rasio manajemen utang, rasio-rasio manajemen aktiva dan rasio-rasio-rasio-rasio profitabilitas. Dimana masing-masing rasio-rasio tersebut memiliki peran yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.

Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuannya.Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan menginginkan perusahaannya berkembang atau memperoleh kemajuan.Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat gambarannya melalui analisa terhadap laporan keuangan perusahaan.Selain untuk mencapai tujuan perusahaan, pemimpin atau manajemen perusahaan laporan keuangan dari perusahaan untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan. Melalui analisa laporan keuangan akan diketahui hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan serta kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan pada suatu periode yang berguna sebagai bahan masukan untuk penetapan rencana maupun kebijakan perusahaan pada masa yang akan datang.

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar


(10)

perusahaan, oleh karena itu untuk mengetahui kinerja laporan keuangan tersebut kitamemerlukan suatu analisis. Analisis-analisis inilah yang harus dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan.

Laba atau keuntungan merupakan ukuran bagi keberhasilan dari suatu operasi perusahaan.Perusahaan dikatakan sehat apabila mempunyai kemampuan yang cukup besar dalam menghasilkan laba sepanjang hidupnya, serta hal yang tidak boleh diabaikan yakni kemampuan yang cukup besar pula dalam memenuhi semua kewajiban kuangannya.Jika faktor tersebut mampu dilaksanakan dengan baik oleh manajemen perusahaan selama berlangsungnya kegiatan operasi, maka perjalanan hidup perusahaan itu dapat dipertahankan dan dikembangkan secara optimal sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Menurut Riyanto (2007:10) tujuan umum bagi perusahaan yang bermotif mencari laba adalah mendapatkan laba yang optimal melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efesien, efektif dan ekonomis.Baik buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari analisa yang dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut.Dari hasil analisa ini diharapkan pihak manajemen dapat menilai kondisi perusahaan dan hasil operasi selama satu periode untuk dapat membuat/mengambil kebijakan dan mengambil tindakan agar hasil yang diperoleh lebih baik dari periode sebelumnya.

Agar dapat mengetahui perkembangan perusahaan tersebut, maka suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangannya dan kondisi suatu keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan yang merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan posisi


(11)

keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Untuk itu setiapperusahaan akan selalu mengadakan analisis setiap satu periode untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan tersebut, sehingga pada masa yang akan datang perusahaan tersebut dapat bekerja lebih optimal lagi menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Dalam melihat sejauh mana kinerja perusahaan itu berjalan,perlu adanya penganalisaan laporan keuangan perusahaan untuk membandingkan tingkat keuntungan perusahaan dari tahunke tahun.Untuk itu alat yang biasa digunakan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaanadalah rasio keuangan.

Syamsuddin (2007:11) mengatakan pada umumnya rasio-rasio yang digunakan dalam melakukan interprestasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan adalah rasio likuiditas.Dengan menghitung rasio-rasio tersebut dapat diperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial.Sehingga hasil dari analisis rasio keuangan nantinya dapat memberikan informasi bagi banyak pihak.Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penganalisaan rasio keuangan suatu perusahaan yaitu manajemen, perusahaan pemegang saham, para kreditur, pemerintah dan karyawan.Hasil dari analisis rasio keuangan ini nantinya juga dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan hasil yang dianggap sudah cukup baik bagi dari pada saat ini.Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi menggambarkan kekurangan neraca pos laporan keuangan.Dengan metode ini, kita dapat menilai secara cepat sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Ratio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat analisis perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang


(12)

terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporanlaba/ rugi, laporan arus kas). Rasiomerupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu.Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Jenis rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.Analisis laporan keuangan akan memberikan gambaran mengenai kemampuanperusahaan dalam hal likuiditas.

Analisa yang dihasilkan harus memberikan pemahaman yang baik terhadap operasional keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kelemahan perusahaan yang dianggap baik.Perusahaan dapat mengukur seberapa jauhkemampuannya untuk memenuhi tantangan dan tuntutan yang dihadapi.Dengan analisa rasio yang dilakukan akan diketahui kemampuan perusahaandalam memenuhi kewajibannya dan hasil


(13)

yangtelah dicapai dari kegiatanoperasionalnya.Dari segi manajemen keuangan, perusahaan dikatakan mempunyai kinerjayang baik atau tidak dapat diukur dengan:

1. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuhtempo (liquidity).

2. Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaituperbandingan antara utang dan modal (leverage).

3. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitability). 4. Kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth).

5. Kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal (activity).

Demikianlah diketahui pentingnya analisis laporan keuangan. Untuk itu, dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis menyajikan Tugas Akhir yang menggunakan data-data yang diperoleh dari PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk menganalisis rasio keuangan perusahaan tersebut dengan judul Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dirangkum diatas, maka terdapat rumusan masalah yang menjadi objek dalam penelitian, yaituAnalisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk bila dilihat dari neraca dan laporan laba/ rugi tahun 2013 dan 2014

2. Pengertian rasio likuiditas.

3. Menganalisis rasio likuiditas pada laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.


(14)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui posisi dan kinerja keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbkberdasarkan analisis laporan keuangan yang dilakukan.

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbkdengan menggunakan analisis rasio likuiditas.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini memberikan suatu pengetahuan dan sebagai bahan masukanmengenai manfaat rasio keuangan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran menganalisa rasio keuangan, sehingga dapat menjalankan organisasinya secara efisien dan efektif agar mampu bersaing dan mempertahankan kelangsunganhidup perusahaan.

3. Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan perbandingan atau referensi dalammempelajari sumber tambahan dan pemahaman mengenai manfaat rasiokeuangan.


(15)

PROFIL PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

A. Sejarah Singkat PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Sejarah Ringkas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN).Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH.

Seiring dengan perubahan status perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka, anggaran dasar perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari Fathiah Helmi SH tanggal 13 November 2003, yang antar lain berisi tentang perubahan struktur


(16)

permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003. Pada tanggal 5 Desember 2003, perseroan memperoleh pernyataan efektif dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000 saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru. Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan “PGAS”.

1. Landasan Hukum

Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan anatara lain :

1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian.

2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas, maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.

3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996 tentang Pengesahaan Badan Hukum.


(17)

4. Persetujuan Menteri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No. C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.

5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN

Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah Visi, Misi dan Nilai-Nilai Budaya PGN:

Visi PGN: Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Misi PGN: Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi stakeholders melalui:

1. Penguatan bisnis inti di bidang transportasi niaga gas bumi dan pengembangannya.

2. Pengembangan usaha pengelolaan gas.

3. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri gas.

4. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya.

Nilai-nilai Budaya PGN (PROCISE): 1. Profesionalisme/ Profesionalism.


(18)

3. Integritas/ Integrity. 4. Keselamatan/ Safety.

B.Strategi dan Tujuan Perusahaan

Strategi Perusahaan menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access. Tujuan Perusahaan Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.

C.Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organiasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan.Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik


(19)

sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kedua yang dapat dilaksakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vetikal melalui saluran tunggal.Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya.Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya.Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan.Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupunorang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.Pola struktur organisasi sebaiknya tersusun relatif permanen, artinya tidak perlu selamanya mengalami perubahan.Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namum pola dasar stuktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan.Struktur organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini:


(20)

(21)

D. Deskripsi Pekerjaan

Salah satu fungsi dari Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah mengetahui atau menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dan membantu menggambarkan trend dan pola perubahan tersebut yang pada gilirannya dapat menujukkan kepada analis resiko dan peluang bagi perusahaan yang telah ditelaah.Selain itu, untuk menginterprestasikan suatu hubungan atau pertimbangan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya.Rasio akan memberikan gambaran keadaan posisi keuangan suatu peruahaan pada satu periode tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun dengan perusahaan yang sejenisnya.

1. General Manager

General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan kebijakan yang ditetapkan Direksi mempunyai tugas seperti:

1. Menetapkan, mengendalikan dan menetapkan rencana kerja.

2. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa gas serta fasilitas penunjangnya.

3. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

4. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan. 5. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.

6. Mengendalikan pengelolaan kegiatan keuangan dan kegiatan SDM serta pengelolaan kegiatan tanggung-jawab sosial dan lingkungan perusahaan. 7. Mengendalikan pengelolaan keolgistikan dan administrasi umum.


(22)

8. Mengendalikan pelaksanaan manajemen resiko, sistem dan prosedur yang berlaku, serta Good Corporate Govermance dan Budaya Perusahaan untuk peningkatan kinerja SBU.

2. Departemen Keuangan dan SDM

Departemen Keuangan dan SDM mempunyai fungsi memastikan pengelolaan keuangan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan secara optimal mempunyai tugas seperti:

a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam departemen keuangan dan SDM maupun dengan satuan kerja yang lain di dalam organisasi SBU.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja antar satuan kerja di dalam Departemen Keuangan dan SDM.

d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.

e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. f. Mengendalikan penyusunan laporan periodik Departemen Keuangan dan

SDM sebagai dasar melakukan analisa untuk memastikan pencapaian target kinerja, dan menetapkan langkah tindak lanjut yang tepat.

3.Dinas Keuangan

Dinas Keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan, akuntansi, perpajakan serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan mempunyai tugas seperti:


(23)

1. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

2. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

3. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban. 4. Dropping ke kantor pusat.

5. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU. 6. Mengendalikan pengelolaan rekening bank SBU.

7. Mengelola dan mengendalikan asuransi atas aset.

8. Memastikan keabsahan serta mengendalikan proses pencairan jaminan pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan.

9. Mengelola dan mengendalikan kegiatan akuntasi dan penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap.

10. Mengelola dan mengendalikan kegiatan perpajakan.

11. Mengkoordinasikan rencana program dan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta mengevaluasi laporan pelaksanaanya.

4. Seksi Anggaran

Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA SBU mempunyai tugas seperti:

1. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.

2. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .


(24)

3. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

4. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya /Unit kerja. 5. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap pelaksanaan

RKA SBU secara berkala.

6. Menyusun laporan pencapaian RKA SBU.

7. Menyusun usulan realokasi RKA SBU apabila diperlukan. 5. Seksi Perbendaharaan

Seksi Perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian Perbendaharaan SBU mempunyai tugas seperti:

1. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.

2. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

3. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan penerimaan dana.

4. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke Kantor Pusat.

5. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.

6. Mengevaluasi keabsahan dan melakukan pencairan jaminan pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan.

7. Menyusun usulan penutupan asuransi ke Kantor Pusat dan melaksanakan penutupan asuransi yang belum ditutup oleh Kantor Pusat.


(25)

8. Mengkoordinasikan rencana program dan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta mengevaluasi laporan pelaksanaanya.

6. Seksi Akuntansi

Seksi Akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan mempunyai tugas seperti:

a. Menerima, mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.

b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait untuk memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.

c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan aset tetap.

d. Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.

e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan RKAP. f. Melakukan evaluasi dan review pengenaan tarif perpajakan atas transaksi

keuangan.

g. Melakukan pengendalian atas kegiatan administrasi perpajakan melalui pembuatan kertas kerja perpajakan yang meliputi perhitungan, rekonsialiasi dan ekualisasi.

7. Seksi TJSL

Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) mempunyai tugas seperti:

a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.


(26)

b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

8. Dinas SDM

Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif mempunyai tugas seperti:

a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi SDM.

b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SDM.

d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi.

e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

f. Memastikan pelaksanaan peraturan perusahaan dan berjalannya kegiatan hubungan industrial sesuai dengan aturan yang berlaku.

9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM

Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia, mempunyai tugas seperti:

a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek, menengah dan panjang.


(27)

b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat.

c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi .

d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.

e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan pekerja.

f. Menyusun dan melaksanakan program apresiasi terhadap pekerja yang berprestasi.

g. Mengelola program pendidikan dan pelatihan pekerja yang diselenggarakan oleh SBU.

h. Melaksanakan analisa kebutuhan diklat pekerja berdasarkan analisa kesenjangan kompetensi.

i. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanan kegiatan pembinaan SDM melalui pengelolaan manajemen kinerja dan counseliung bagi pekerja yang membutuhkan.

j. Menfasilitasi penyusunan Sasaran Kinerja Individu (SKI), Penilaian Kinerja Pekerja (PKP) dan cascading KPI.

k. Melaksanakan pembinaan dan mengelola program mentoring bagi siswa calon pekerja baru dan calon pekerja.

l. Menyusun usulan penyempurnaan uraian jabatan. 10. Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial

Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi, pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial antara pekerja dengan perusahaan serta


(28)

memastikan penerapan peraturan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada, mempunyai tugas seperti:

1. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing dan biaya lain yang terkait.

2. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja. 3. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan. 4. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja. 5. Melakukan pelayanan duka cita pekerja.

6. Memastikan kemuktahiran dan keakuratan data kepegawaian dalam HRIS. 7. Melakukan penyusunan TOR, monitoring serta pengawasan kontrak jasa

outsorcing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Melaksanakan administrasi dan pengendalian tenaga kerja outsourching. 9. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan

pelaksanaan Perjanjian KerjaBersama (PKB), penanganan keluhan dan perselisihan pekerja.

10. Menindaklanjuti permasalahan pekerja yang melakukan tindakan indisipliner dan permasalahan hubungan industrial lainnya.

Jaringan Usaha/Kegiatan

Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha distribusi (penjualanan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha.Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan pipadistribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri.Sedangkan usaha transmisimerupakan


(29)

kegitan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa tarnsmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan industri.

1. Kegiatan Usaha Distribusi

PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari total pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupkan pelaku utama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%. Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia yaitu Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru yang di dukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km dengan kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pemebelian sebelum diperlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilaya distribusi Jawa bagian Barat.Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan.Setelah diberlakukan UU Migas bumi secara langsung dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse.Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun.

Perjanjian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapatterpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah


(30)

yang menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi sebagai berikut:

a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung.

b. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan Makasar.

c. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru.

2. Kegiatan Usaha Transmisi

Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun penyerahan pembeli.Dalam kapasitasnya sebagai pengankut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee).Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%.Kapasitas ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia.Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Duri dan Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonsia (Transgapindo).


(31)

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terus berupayaagar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Sehingga kinerja usaha terkini dijalankan perusahaan dengan menganalisis rasio likuiditas pada laporan keuangan untuk menginterprestasikan suatu hubungan atau pertimbangan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya.Rasio akan memberikan gambaran keadaan posisi keuangan suatu perusahaan pada satu periode tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun dengan perusahaan yang sejenisnya. Selanjutnya dilakukan analisa dengan berpedoman kepada ketentuan, persyaratan serta tatacara yang telah ditetapkan untuk mendapatkan hasil ataupun keuntungan dari laba yang diperoleh serta yang paling menguntungkan perusahaan dan dapat dipertanggungjawabkan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk adalah: PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, merencanakan pemanfaatan gas bumi yang diproduksi dari sumber gas bumi di Sumatera Selatan dengan membangun jaringan pipa gas bumi (lewat laut) dari Labuhan Maringgai (Propinsi Lampung) menuju Pulau Damar (Kabupaten Kepulauan Seribu), Muara Tawar (Kabupaten Bekasi) dan kemudian lewat darat menuju Karawang (Propinsi Jawa Barat). Pembangunan jaringan pipa gas


(32)

bumi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan gas bumi, meningkatkan peranan bahan bakar gas sebagai substitusi bahan bakar minyak, mengembangkan infrastruktur untuk meningkatkan pemakaian gas di pasar domestik dan mendukung kebijakan pemerintahdalam “Program Langit Biru” (The Blue Sky Policy.Sesuai PP No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL dan Kep. Men LH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL, maka PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk., akan melaksanakan penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) untuk kegiatan dimaksud.

Penyusunan AMDAL ini bertujuan memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul terhadap masyarakat dan lingkungan.Dalam rangka penerapan Keputusan Kepala BAPEDAL No. 8 Tahun 2000 tentang keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam penyusunan AMDAL terhitung sejak hari ini. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, mengumumkan rencana kegiatan tersebut dan mengharapkan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat sebagai bahan kajian dan telaahan dalam proses AMDAL.

PGN memproyeksikan pencapaian visi melalui upaya-upaya transformasi dalam beberapa tahapan, yaitu: tahap perkuatan pondasi dan kapabilitas internal yang telah dimiliki, diikuti tahap perluasan kapabilitas pada area-area usaha baru. Area-area usaha baru dipilih untuk mencapai sasaran strategis pemenuhan pasokan gas, perkuatan usaha eksisting, peningkatan keuntungan, pemanfaatan kapabilitas yang dimiliki, dan diversifikasi usaha di luar usaha eksisting.Tahap selanjutnya merupakan tahap perbaikan yang berkelanjutan dan ekspansi usaha yang agresif sebagai tahap perwujudan sebagai perusahaan kelas dunia.Rencana Usaha Perusahaan 2010-2014 untuk menjadi panduan dalam pengembangan dimasa mendatang dalam mencapai visi


(33)

dan misi PGN, diantaranya pembangunan LNG Receiving Terminal, pengembangan dan pemanfaatan CNG dan pembangunan jaringan pipa distribusi Jawa Barat.


(34)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk beberapa kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan tersebur. Menurut Sundjaja (2002:680) defenisi dari laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas perusahaan.

Adapun jenis laporan keuangan yang laim dikenal adalah neraca atau laporan laba/ rugi atau hasil usaha, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan.Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.Sedangkan menurut Yusuf (2006:2) laporan keuangan adalah laporan yang dibuat berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim


(35)

mencerminkan efekkeputusan yang dibuat manajemen pada masa lalu maupaun sekarang. Laporan keuangan didasarkan pada prinsip akuntansi keuangan yang berusaha mencatatkan setiap transaksi bisnis dengan menggunakan prinsip biaya historis pada waktu transaksi terjadi dan prinsip penandingan pendapatan dengan biaya melalui aktual dan alokasi.Prinsip ini karena sifat dasarnya membuat laporan keuangan terbuka untuk beberapa interprestasi, khususnya dari segi dampak ekonomi.

Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis.Analisis Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laba/ rugi, arus kas, perubahan modal dan laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap laporan laba/ rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan.Penyusunan laporan keuangan dimaksudkan untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik dan dinyatakan dalam satuan uang.

Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang salah tetapi hasil analisis laporan keuangan tidak akan mungkin dapat menyembunyikan semua informasi yang salah. Hal ini juga membuktikan bahwa akuntansi itu memiliki disiplin ilmu tersendiri yang sifatnya objektif dan ilmiah. Hasil analisis laporan keuangan akan bisa membuka tabir berikut ini:


(36)

a. Kesalahan proses akuntansi seperti: kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting dan kesalahan jurnal. b. Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga yang

tidak wajar, menghilangkan data, income smooting dan lain sebagainya.

Menurut Yusuf (2006:4) tujuan umum dari pembuatan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal.

b. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi keuangan yang penting lainnya mengenai perubahan didalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

Maka dengan membaca laporan keuangan dengan tepat maka seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan baginya.Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan.Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan.Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan.Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna


(37)

bagi siapsaja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk menganilis laporan keuangan maka diperlukan penguasaan terhadap:

1. Cara menyusun laporan keuangan itu (proses akuntansi). 2. Konsep, sifat, karateristik laporan keuangan atau akuntansi.

3. Teknik analisisnya, yaitu mencari hubungan antara satu pos dengan pos yang lain yang terdapat pada laporan keuangan dan bahkan bisa dikaitkan dengan fenomena ekonomi yang sedang berlangsung. Analisis laporan keuangan diharapkan akan dapat membantu menambah informasi sehingga pengambilan keputusan sangat tepat dan menguntungkan bagi perusahaan.

4. Segmen dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi baik internasional maupun nasional.

Bagi analisis laporan keuangan, salah satu alat penting dalam menjalankan fungsinya adalah laporan keuangan. Laporan keuangan biasanya diperoleh dari proses berjalannya sistem akuntansi. Untuk tidak salah dalam memakai informasi laporan akuntansi ini maka perlu diketahui secara benar pengertian dari proses akuntansi atau disebut juga siklus akuntansi tersebut.

Salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan.Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut:

a. Screening, analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.


(38)

c. Forcasting, analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

d. Diagnosis, analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi keuangan atau masalah-masalah lain dalam perusahaan.

e. Evaluation, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam

mengelola perusahaan.

B. Jenis –Jenis Laporan Keuangan

Jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Daftar neraca, menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.

2. Perhitungan laba/rugi, menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.

3. Laporan sumber dan penggunaan dana, yang memuat sumber dan pengeluaran selama satu periode.

4. Laporan arus kas, menggambarkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode.

5. Laporan harga pokok produksi, menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam rangka harga pokok produksi suatu barang. Dalam hal tertentu harga pokok produksi (HPPd) ini disatukan dalamlaporan harga pokok penjualan (HPPj).


(39)

Harga pokok penjualan adalah harga pokok produksi ditambah dengan persediaan barang awal dikurangi persediaan barang akhir.

6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.

7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau Modal dalam perusahahaan perseroan.

8. Dalam suatu kajian dikenal laporan kegiatan keuangan laporan ini menggambarakan transaksi laporan keuangan perusahaan yang memengaruhi kas atau ekivalen kas. Laporan ini jarang digunakan.

C.Sifat-Sifat Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Fokus laporan adalah laporan laba/ rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan.

2. Prediksi, analis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas pada laporan ini. Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi sangat diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan.

D. Metode dan Tehnik Analisis Laporan Keuangan

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:


(40)

a. Metode Analisa Pertumbuhan

Teknik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase.Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.

b. Metode Trend dan Indeks

Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dandipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.

c. Metode Analisis Rasio

Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.

E. Konsep, Prinsip dan Pengguna Laporan Keuangan

Prinsip akuntansi merupakan peraturan umum yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulate akuntansi dan konsep akuntansi.Rangkaian inilah yang menjadi dasar dalam perkembangan teknik atau prinsip akuntansi.Disini pengertian prinsip dan teknik sedikit rancu.Dalam kebiasaan sehari-hari, teknik akuntansi disebut prinsip atau standar akuntansi. Prinsip-prinsip ini mendasari setiap sifat dan ciri laporan keuangan dan output akuntansi lainnya. Prinsip itu adalah sebagai berikut:


(41)

1. Accounting Entity (entitas)

Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity tertentu atau lembaga tertentu yang akan dilaporkan, bukan lembaga lainnya.

2. Going Concern (kontinuitas operasi)

Dalam penyusunan laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang. Jika perusahaan dianggap tidak mampu melanjutkan usahanya harus diungkapkan oleh akuntan. 3. Measurement (pengukuran)

Akuntansi adalah sebagai media pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability).Akuntansi harus mengukur hasil transaksi, ukuran yang dipakai adalah unit moneter.

4. Time Period (periode waktu)

Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu. Laporan harus memiliki batas waktu yang jelas.

5. Monetary Unit (unit moneter)

Pengukuran setiap transaksi adalah dalam bentuk nilai atau unit uang. 6. Accural

Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan berdasarkan kejadiannya tanpa melihat apakah transaksi pembayaran atau penerimaan kas telah dilakukan atau belum.

7. Exchange Price (harga pertukaran)

Nilai yang terdapat pada laporan keuangan didasarkan pada harga pertukaran pada saat terjadinya transaksi.Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang seperti laju inflasi relatif, tingkat pendapatan.


(42)

8. Approximation (penaksiran)

Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran.Seperti taksiran umur, taksiran harga, pemilihan prinsip yang digunakan dan sebagainya.

9. Judgment (pertimbangan)

Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan keahlian, baik pertimbangan-pertimbangan memilih alternatif prinsip maupun pemilihan cara penyajian dalam laporan keuangan.

10. General Purpose (bertujuan umum)

Informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus.

11. Interrelated Statement (laporan yang sangat terkait)

Neraca, daftar laba/ rugi, laporan sumber dan penggunaan kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan.Angka dari neraca laba/ rugi saling terkait.

12. Substance Over Form

Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya atau formalnya.

13. Materiality (materialitas)

Matearilitas merupakan suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan yang melingkupinya hal ini merupakan pertimbangan.Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting.Dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya secara umum.Indikator materialitasnya adalah dikaitkan dengan dampaknya terhadap laporan keuangan.


(43)

F. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada poslaporankeuangan(neraca,laporanlaba/rugi,laporan aliran kas) suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterprestasikan informasi akuntansi yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif dan penelitian-penelitian industri.

Syamsuddin (2007:11) menyatakan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan (berarti). Misalnya antara


(44)

utangdan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan.Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.Rasio-rasio bukanlah merupakan kriteria yang mutlak. Rasio yang bermakna terutama menunjukaan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dan membantu menggambarkan trend dan pola perubahan tersebut yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analis resiko dan peluang bagi perusahaan yang telah ditelaah (Riyanto:2001:330).

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antar pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaiaan. Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan rasio pada perusahaan industri, perdagangan atau jasa. Oleh karenanya, didalam laporan mengenai average industryratiodi Amerika perusahaan yang menerbitkannya membagi-bagi rasio menurut jenis perusahaan bahkan menurut sub-sub industri yang lebih rinci.

Syamsuddin (2007:11) menyatakan bahwa analisa rasio merupakan suatu alat analisis yang penting untuk menginterprestasikan dan menganalisa laporan finansial suatu perusahaan. Rasio akan memberikan gambaran keadaan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun dengan perusahaan yang sejenisnya. Sebagaimana halnya alat-alat analisa yang lain, maka analisa rasio juga berorientasi kepada masa yang akan datang sehingga seorang penganalisa harus dapat menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada


(45)

periodeberjalan dengan faktor yang akan datang yang mungkin mempengaruhi posisi keuangan. Dengan demikian manfaat dan kegunaan angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam hal menginterprestasikan data yang diperoleh.

Riyanto (2001:322) menyatakan penganalisa finasial dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara perbandingan, antara lain yaitu:

a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio dari waktu yang lalu (ratio historis) dengan cara perbandingan tersebut akan diketahui perubahan dari rasio tahun ke tahun.

b. Membandingkan rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan perusahaan akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu berada diatas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata industri (average) atau terletak dibawah rata-rata (below average).

Pada dasarnya jenis-jenis rasio ini banyak sekali tergantung kepada kebutuhan penganalisa.Namun demikian, rasio-rasio yang ada dikelompokkan menjadi dua golongan.Golongan pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut.Golongan kedua adalah didasarkan pada tujuan dari si penganalisa.

Dalam hubungan laporan keuangan, dapat diketahui ada bermacam-macam rasio keuangan.(Riyanto 2001:332) menggolongkan rasio-rasio keuangan dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat, yaitu:


(46)

1. Rasio-rasio Neraca (balance sheet ratios) adalah rasio-rasio yang akan disusun dari data yang berasal dari neraca.

2. Rasio-rasio Laporan Laba/Rugi (income statement ratios) adalah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement.

3. Rasio-rasio antar Laporan (inter-statement ratios) adalah asio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang berasal dari income statement.

G. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya.Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut.Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006: 119) adalah sebagai berikut:

a. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan.

b. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya.


(47)

c. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko dan prospek pertumbuhan perusahaan.

H. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity). b. Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)dan Working Capital to Total Assets Ratio.

c. Rasio Pengungkit/ Leverage/ Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain rasio total hutang terhadap modal sendiri, total hutang terhadap total aset, TIE (Time Interest Earned).

d. Rasio Aktivitas. Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.ada dua penilaian rasio aktivitas yaitu:

1. Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value).


(48)

2. Rasio Efesiensi/ Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain rasio perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dantotal asset turnover.

I. Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang dimasa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan suatu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisi persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan.

1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach), yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata atau berada dibawah rata-rata-rata-rata industri.

2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis), yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.


(49)

Tabel 1.1

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Neraca

Per 31 desemeber 2013 & 2014

Sumber : PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk (2015)

Uraian Tahun 2013

(dalam Rp) Tahun 2014 (dalam Rp) Aktiva Lancar Kas Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Bank dan giro

Biaya dibayar dimuka Jumlah Aktiva Lancar

Rp. 113,038,400,00 Rp. 222,755,369,641,09 Rp. 1,632,244,853,00 Rp. 3,962,817,063,99 Rp. 3,286,996,070,01 Rp. 303,160,000,00 Rp. 231,154,626,028,09

Rp. 98,793,900,00 Rp. 199,226,464,609,25 Rp. 1,037,197,044,00 Rp. 5,735,004,074,77 Rp. 11,504,058,825,55

- Rp. 217,601,518,443,57 Aktiva Tetap Tanah Bangunan (akumulasi penyusutan) Jaringan pipa gas (akumulasi penyusutan) Mesin dan peralatan (akumulasi penyusutan) Kendaraan bermotor (akumulasi penyusustan) Peralatan kantor (akumulasi penyusutan) Inventaris lain-lain (akumulasi penyusutan) Jumah Aktiva Tetap Jumlah Aktiva

Rp. 11,886,183,546,00 Rp. 41,883,921,894,00 Rp. (17,917,053,701,30) Rp. 405,222,643,297,75 Rp. (250,095,866,690,61) Rp. 26,063,305,128,30 Rp. (18,359,788,717,85) Rp. 2,872,125,767,00 Rp. (2,386,294,970,22) Rp. 10,938,042,418,70 Rp. (8,623,052,822,19) Rp. 6,045,262,321,00) Rp. (4,195,473,422,89) Rp. 203,333,954,047,69 Rp. 434,488,580,075,78

Rp. 11,886,183,546,00 Rp. 43,698,464,213,00 Rp. (20,346,589,625,28) Rp. 578,681,305,185,04 Rp. (278,515,890,615,46) Rp. 26,918,275,128,30 Rp. (22,580,056,504,57) Rp. 2,872,125,767,00 Rp. (2,507,752,656,92) Rp. 13,265,810,769,64 Rp. (10,203,422,714,47) Rp. 7,246,987,321,00 Rp. (5,220,645,578,96) Rp. 345,194,794,207,32 Rp. 562,796,312,650,89 Hutang Lancar

Hutang pajak

Hutang lancar lainnya Jumlah Hutang Lancar

Rp. 5,110,608,149,43 Rp. -

Rp. 5,110,608,149,43

Rp. 3,775,690.547,00 Rp. 23,809,380,806,00 Rp. 27,785,071,353,00 Modal Sendiri Rp. 2.223,313,355,486,77 Rp. 2,454,865,179,250,47 Total Hutang dan Modal Rp. 222,842396,363,620 Rp. 245,514,102,996,40


(50)

Tabel 1.2

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2013 & 2014

Uraian Tahun 2013

(dalam Rp)

Tahun 2014 (dalam Rp) Penjualan

Harga pokok penjualan

Rp. 2,223,313,355,486,77 Rp. 146,054,071,39

Rp. 2,454,865,179,250,47 Rp. 1,735,601,151,374,63 Laba Bruto Rp. 853,891,557,966,56 Rp. 719,264,027,875,84 Biaya penjualan Biaya aministrasi &umum Rp. 175,155,762,427,95 Rp. 96,263,685,508,41 Rp. 271,419,447,936,46 Rp. 191,742,821,827,74 Rp. 81,335,263,878,89 Rp. 273,078,084,696,63 Laba sebelum bunga dan

pajak Bunga

Laba Sebelum Pajak Pajak 10%

Rp. 503,353,448,933,51 Rp. 152,959,720,47 Rp. 503,506,408,653,98 Rp. 503,506,40

Rp. 431,064,743,659,92 Rp. 176,828,857,76 Rp. 431,241,572,517,68 Rp. 431,241,57

Laba Bersih Rp. 503,506,408,653,98 Rp. 431,241,572,517,68 Sumber : PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (2015)

J. Analisis Rasio Keuangan (Rasio Likuiditas)

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya.Artinya seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo.Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid.Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang illikuid.Pada saat jatuh tempo, perusahaan harus membayar kewajiban kepada pihak luar perusahaan atau likuiditas badan usaha ataupun di dalam perushaan atau likuiditas perusahaan.Untuk dapat memenuhi kewajibannya perusahaan harus memiliki jumlahkas


(51)

atau investasi atau aktiva lancar lainnya yang dapat segera dikonversi atau diubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibanya seperti membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid dan sebaliknya.Apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

Menurut Sutrisno (2009:215), likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera dipenuhi. Menurut Munawir (2007:31) likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaanuntuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan dikatakan likuid apabila memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera harus dipenuhi.Menurut Munawir (2001:15) rasio likuiditas adalah rasio yang


(52)

mengukurkemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Likuiditas terbagi atas dua jenis yaitu:

1. Likuiditas atas badan usaha, yaitu likuiditas yang berhubungan dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk membayar kewajiban keuangan kepada pihak luar dan kreditur pada saat ditagih.

2. Likuiditas perusahaan, yaitu likuiditas yang berhubungan dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk melancarkan kewajiban keuangan yang dibutuhkan dalam bidang-bidang fungsional lainnya pada saat ditagih.

Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.Rasio-rasio ini dapat dihitung melaui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio (Rasio Lancar)

Yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dan hutang lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 100% yang artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah hutang lancar.Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban-kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,


(53)

sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi laba perusahaan.Kelemahan dari current ratio adalah bahwa rasio ini tidak membedakan antara jenis aktiva lancar yang berbeda dimana sebagian dari aktiva ini jauh lebih likuid daripada lainnya.

Current Ratio = ������������

������������

×

���

%

Current Ratio untuk PT. PGN (Persero) Tbk dapat dihitung sebagai berikut: Tahun 2013 = ��. 231,154 ,626 ,028,09

��. 5,110 ,608,149,43

× 100%

= 0,45230356 = 0,45%

Tahun 2014 =��. 217 ,601 ,518 ,443,57

��. 27,785 ,071,353,00

× 100%

= 7,83159832 = 7,84%

Current ratio tahun 2013 adalah 0,45% artinya setiap Rp. 1, hutang lancar diperoleh dengan Rp. 45 aktiva lancar. Sedangkan current ratio tahun 2014 adalah 7,84% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 7,84 aktiva lancar.

Current ratio PT. PGN (Persero) Tbk pada tahun 2013 adalah 0,45% sedangkan pada tahun 2014 adalah sbesar 7,84%. Ini berarti bahwa current ratio mengalami peningkatan sebesar 7,39 atau 739%.

2. Cash Ratio

Yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek segera harus dilunaskan.Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat


(54)

menutupi hutanglancar dengan kata laincash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.Beberapa komponen dalam aktiva lancar seperti inventori, piutang, atau surat berharga tidak dengan mudah segera diuangkan dan digunakan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo.

Rasio ini adalah rasio yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan namun dalam prakteknya akan mempengaruhi profitabilitasnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang tampak pada posisi aliran kas yang merupakan alat penyaluran kegiatan-kegiatan keuangan yang direncanakan untuk perusahaan pada masa yang akan datang agar menunjukkan suatu kekayaan yang meyakinkan apabila kewajiban-kewajiban keuangan yang jatuh tempo dibutuhkan maka uang kas akan tersedia.Semakin besar nilai rasio kas, maka semakin mudah perusahaan dalam membayar utang-utanngnya. Dengan demikian, rasio kas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Cash Ratio = ��� + ����

������������

×

���

%

Cash Ratio untuk PT. PGN (Persero) Tbk dapat dihitung sebagai berikut: Tahun 2013 = ��. 113 ,038,400 ,00

��. 5,110,608 ,149,43

× 100%

= 0,022118385 = 0,022%

Tahun 2014 = ��. 98,793,900,00


(55)

= 0,355564679 = 0,35%

Cash ratio tahun 2013 adalah sebesar 0,022% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,22 kas dan efek. Sedangkan cash ratio pada tahun 2014 adalah sebesar 0,35% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin Rp. 0,35 kas dan efek.

Cash ratio PT. PGN (Persero) Tbk pada tahun 2013 adalah 0,022% dan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 0,35%. Ini berarti telah terjadi peningkatan sebesar 0,328 atau 328%.

3.

Quick Ratio

Yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.Rasio ini disebut juga acid test ratio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas.Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.Sawir (2009:10) menyatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.Walaupun persediaan termasuk dalam aktiva lancar namun persediaan tidak dengan lancar dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.Mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas membutuhkan waktu relative lebih lama jika dibanding aktiva lainnya. Semakin besar nilai quick ratio, maka semakin cepat perusahaan dapat memenuhi segala kewajibannya.


(56)

Quick Ratio = ������������−����������

������������

×

���

%

Quick Ratio untuk PT. PGN (Persero) Tbk dapat dihitung sebagai berikut: Tahun 2013 =��. 231 ,154 ,629,028 ,09 −��. 3,962,817 ,063 ,99

��. 5,110 ,608 ,149,43

× 100%

= 2311546263 = 23%

Tahun 2014 =��. 217 ,601 ,518 ,443,57−��. 5,735 ,004 ,074,77

��. 27,785 ,071 ,353,00 x 100%

= 2176015163 = 21,7%

Quick ratio tahun 2013 adalah sebesar 23% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 2,3 aktiva lancar yang lebih likuid. Sedangkan quick ratio pada tahun 2014 adalah sebesar 21,7% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin Rp. 2,17 aktiva yang lebih likuid.

Quick ratio PT. PGN (Persero) Tbk pada tahun 2013 adalah 23% dan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 21,7%. Ini berarti telah terjadi penurunan sebesar Rp. 1,03 atau 1,3%.Yang berarti bahwa quick ratio pada tahun 2013 lebih baik dibandingkan dengan keadaan quick ratio pada tahun 2014.

4. Working Capital to Total Assets Ratio

Working capital to total assets ratio dipergunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto). Working capital to total assets ratio dapat juga diartikan sebagai rasio modal kerja yang membandingkan antara modal kerja dengan keseluruhan aktiva.Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas dalam jangka pendek, sedangkan hutang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang dalam jangka pendek harus dipenuhi.Net


(57)

working capital merupakan ukuran kasar sumber kas yang potensial dari perusahaan. Rasio ini menunjukkan likuiditas dari aktiva total perusahaan dan bagaimana posisi dari modal kerja.

Working Capital to Total Assets Ratio =������������−������������

�����������

×

���

%

Working Capital to Total Assets Ratio untuk PT. PGN (Persero) Tbk dapat dihitung sebagai berikut:

Tahun 2013 =��. 231,154 ,626 ,028 ,09 −��. 5,110 ,608 ,149,43

��. 434 ,488,580 ,075 ,78

× 100%

= 2311546262

= 23%

Tahun 2014 =��. 217,601 ,518 ,443 ,57 −��. 27,785 ,071,353 ,00

��. 562 ,796,312 ,650 ,89 × 100%

= 217601518

= 21,7%

Working capital to total assetstahun 2013 adalah sebesar 23% artinya likuiditas dari total asset dan komposisi modal kerja (neto) adalah sebesar 23% dan pada tahun 2014 working capital to total assets ratio adalah 21,7%. Ini menunjukkan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto (potensi cadangan kas pada perusahaan).

Working capital to total assets ratio perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar 23% dan pada tahun 2014 21,7%.Jika dibandingkan antara tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 1,3%. Hal ini berarti perusahaan gagal dalam melakukan peningkatan terhadapworking to total assets ratio.


(1)

47

= 0,355564679 = 0,35%

Cash ratio tahun 2013 adalah sebesar 0,022% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar

dijamin dengan Rp. 0,22 kas dan efek. Sedangkan cash ratio pada tahun 2014 adalah sebesar 0,35% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin Rp. 0,35 kas dan efek.

Cash ratio PT. PGN (Persero) Tbk pada tahun 2013 adalah 0,022% dan pada

tahun 2014 adalah sebesar Rp. 0,35%. Ini berarti telah terjadi peningkatan sebesar 0,328 atau 328%.

3.

Quick Ratio

Yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.Rasio ini disebut juga acid test ratio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas.Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.Sawir (2009:10) menyatakan bahwa

quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik

kondisi perusahaan.Walaupun persediaan termasuk dalam aktiva lancar namun persediaan tidak dengan lancar dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.Mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas membutuhkan waktu relative lebih lama jika dibanding aktiva lainnya. Semakin besar nilai quick ratio, maka semakin cepat perusahaan dapat memenuhi segala kewajibannya.


(2)

Quick Ratio = ������������−����������

������������

×

���

%

Quick Ratio untuk PT. PGN (Persero) Tbk dapat dihitung sebagai berikut:

Tahun 2013 =��. 231 ,154 ,629,028 ,09 −��. 3,962,817 ,063 ,99

��. 5,110 ,608 ,149,43

× 100%

= 2311546263 = 23%

Tahun 2014 =��. 217 ,601 ,518 ,443,57−��. 5,735 ,004 ,074,77

��. 27,785 ,071 ,353,00 x 100%

= 2176015163 = 21,7%

Quick ratio tahun 2013 adalah sebesar 23% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar

dijamin dengan Rp. 2,3 aktiva lancar yang lebih likuid. Sedangkan quick ratio pada tahun 2014 adalah sebesar 21,7% artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin Rp. 2,17 aktiva yang lebih likuid.

Quick ratio PT. PGN (Persero) Tbk pada tahun 2013 adalah 23% dan pada tahun

2014 adalah sebesar Rp. 21,7%. Ini berarti telah terjadi penurunan sebesar Rp. 1,03 atau 1,3%.Yang berarti bahwa quick ratio pada tahun 2013 lebih baik dibandingkan dengan keadaan quick ratio pada tahun 2014.

4. Working Capital to Total Assets Ratio

Working capital to total assets ratio dipergunakan untuk mengukur likuiditas dari

total aktiva dan posisi modal kerja (netto). Working capital to total assets ratio dapat juga diartikan sebagai rasio modal kerja yang membandingkan antara modal kerja dengan keseluruhan aktiva.Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas dalam jangka pendek, sedangkan hutang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang dalam jangka pendek harus dipenuhi.Net


(3)

49

working capital merupakan ukuran kasar sumber kas yang potensial dari perusahaan.

Rasio ini menunjukkan likuiditas dari aktiva total perusahaan dan bagaimana posisi dari modal kerja.

Working Capital to Total Assets Ratio =������������−������������

�����������

×

���

%

Working Capital to Total Assets Ratio untuk PT. PGN (Persero) Tbk dapat dihitung

sebagai berikut:

Tahun 2013 =��. 231,154 ,626 ,028 ,09 −��. 5,110 ,608 ,149,43

��. 434 ,488,580 ,075 ,78

× 100%

= 2311546262

= 23%

Tahun 2014 =��. 217,601 ,518 ,443 ,57 −��. 27,785 ,071,353 ,00

��. 562 ,796,312 ,650 ,89 × 100%

= 217601518

= 21,7%

Working capital to total assetstahun 2013 adalah sebesar 23% artinya likuiditas

dari total asset dan komposisi modal kerja (neto) adalah sebesar 23% dan pada tahun 2014 working capital to total assets ratio adalah 21,7%. Ini menunjukkan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto (potensi cadangan kas pada perusahaan).

Working capital to total assets ratio perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar 23%

dan pada tahun 2014 21,7%.Jika dibandingkan antara tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 1,3%. Hal ini berarti perusahaan gagal dalam melakukan peningkatan terhadapworking to total assets ratio.


(4)

KESIMPULAN DA`N SARAN

A.Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Rasio keuangan pada PT. PGN (persero) Tbk diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan. Dimana hal ini sangat penting bagi PT. PGN (persero) Tbk dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. 2. Dilihat dari rasio likuiditas diatas maka dapat disimpulkan bahwa current

ratiopada PT. PGN (persero) Tbk tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan

sebesar 7,39%menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang baik karena perusahaan masih mampu untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki.Begitu juga di cash ratio pada PT. PGN (persero) Tbk tahun 2013 dan 2014 juga mengalami peningkatan sebesar 0,378%menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang baik karena perusahaan masih mampu untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva likuid yang dimiliki.

3. Quick ratiopada PT. PGN (persero) Tbk tahun 2013 dan 2014 mengalami

penurunan sebesar 1,3% menunjukkan perusahaan belum cukup baik untuk membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.Begitu pula dengan working capital to total assetspada PT. PGN (persero) tbk tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunansebesar 1,3% hal ini berarti perusahaan gagal dalam melakukan peningkatan terhadap rasio working


(5)

51

4. Rendahnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya khususnya di bagian quick ratio dan working capital

to total assets.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis uraikan yaitu:

1. PT. PGN (persero) Tbk sebaiknya melakukan analisis terhadap kondisi internal keuangan perusahaan tetapi juga melakukan analisis persaingan-persaingan yang sering dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas serta dikombinasikan dengan analisis kualitatif dan penelitian-penelitian industri.

2. Untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam menjaga fungsi pertumbuhan (investasi) perusahaan harus dapat mengelola modal kerja yang diperoleh dari pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Misalnya dengan cara membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

3. Dalam memenuhi kewajiban perusahaan yang segera jatuh tempo, perusahaan seharusnya segera menguangkan aktiva lancarnya seperti cash ratio, inventori, piutang dan surat berharga agar perusahaan dapat membayar utang-utangnya dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

4. Perusahaan harus lebih efesien dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan atau laba bersih. Misalnya dengan cara mengurangi jumlah hutangnya dengan meningkatkan penyediaan dana dari pemegang saham.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Buku pedoman keputusan direksi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tentang Organisasi dan Tata Kerja Strategic Business Unit Distribusi Wilayah III

Buku pedoman perjanjian kerja bersama 2011-2013 PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk dan Serikat Pekerja Gas Negara

Data arsip dari PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III Harahap. S. Sofyan, 2013 Analisis Kritis Atas laporan Keuangan, Cetakan

Kesebelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

http://www.iopri.org

Munawir, 2001 Teknik Analisa Laporan Keuangan, Edisi ketiga, Liberty, Yogyakarta.

http://www.pgn.co.id

Riyanto, Bambang, 2001 Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan, 2002 Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat, Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.

Syamsuddin, lukman, 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Kesatu, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.