Pengolahan Data Angket Pengolahan Follow Up interview

Ariani Arifin, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang Dalam Pelafalan Bunyi Za, Zu, Ze Dan Zo : Penelitiandeskriptifterhadapmahasiswapendidikanbahasajepang Fpbs Upi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

3.4.2 Pengolahan Data Angket

Penulis menganalisis data angket yang terdiri dari 10 butir pertanyan. Pengolahan data angket dilakukan dengan teknik proporsional, yaitu melihat persentase jumlah jawaban responden dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menjumlahkan setiap jawaban angket b. Menyusun frekuensi jawaban c. Membuat tabel frekuensi d. Menghitung persentase frekuensi dari setiap jawaban dengan menggunakan rumus: P = Keterangan : P = persentase frekuensi dari setiap jawaban f = frekuensi dari setiap jawaban n = jumlah responden e. Menginterpretasikan data dan menyimpulkan Penafsiran data angket dilakukan dengan menggunakan kategori persentas yang disajikan dibawah ini, Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Angket Dikutip dari Hanidah, dalam Anisa Arianingsih 2011:41 Persentase Jawaban Kriteria P=0 Tidak ada seorangpun 0P25 Sebagian kecil 25≤P50 Hampir setengahnya P=50 Setengahnya Ariani Arifin, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang Dalam Pelafalan Bunyi Za, Zu, Ze Dan Zo : Penelitiandeskriptifterhadapmahasiswapendidikanbahasajepang Fpbs Upi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 50P75 Sebagian besar 75≤P100 Hampir seluruhnya P=100 Seluruhnya

3.4.3 Pengolahan Follow Up interview

Penulis melakukan interview kepada responden setelah mengetahui hasil dari tes. Follow up interview ini dilakukan unutk mengetahui penyebab kesalahan yang terjadi yang tidak terjawab lewat angket, seperti tingkat kegugupan responden ketika dilakukan tes dan lain-lain. Follow up interview atau wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas karena tidak terikat sistematika susunan pertanyaan tertentu namun hanya diarahkan oleh beberapa pedoman wawancara sehingga pewawancara dapat bebas mengembangkan apa yang akan ditanyakan nanti. Sedangkan model pertanyaan yang digunakan pada saat follow up interview atau wawancara ini adalah model pertanyaan terbuka. Dengan melakukan hal ini penulis dapat melakukan observasi jawaban jauh lebih dalam dan leluasa karena tidak terikat pada satu struktur susunan tertentu. Penulis akan menjabarkan beberapa proses dari follow up interview tersebut dengan mendeskripsikan setiap pertanyaan yang di ajukan beserta jawaban dari para responden. Ariani Arifin, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang Dalam Pelafalan Bunyi Za, Zu, Ze Dan Zo : Penelitiandeskriptifterhadapmahasiswapendidikanbahasajepang Fpbs Upi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, penulis memberikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti. Kesimpulan yang penulis rumuskan diperoleh dari hasil analisis dan penafsiran data yang telah diperoleh. Sedangkan, saran diberikan sebagai bahan pertimbangan agar dapat membantu terlaksananya kegiatan pengajaran yang lebih baik.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun segbelumnya penulis menyimpulkan hal sebagai berikut : 1. Kesalahan pelafalan yang terjadi ketika pengambilan data yaitu para responden melafalkan bunyi lain ketika membaca bunyi Za, Zu, Ze dan Zo. Kesalahan yang di temukan adalah responden banyak yang melafalkan bunyi Z menjadi J dan S. kemampuan mahasiswa dalam melafalkan bunyi tersebut tergolong sedang. 2. Dilihat dari angket dan hasil data yang diperoleh kesalahan ini terjadi bukan karena tingkat atau lama nya responden belajar Bahasa Jepang, tetapi karena bahasa ibu yang digunakan dalam berkomunikasi sehari- hari.Bahasa yang responden gunakan rata-rata adalah bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, dan sebagian kecil Berbahasa Jawa.bukan hanya karena bahasa ibu yang digunakan tetapi terburu-buru dalam membaca menjadi salah satu factor penyebab kesalahan tersebut. 3. Dilihat dari angket dan hasil tes menunjukan ketika mahasiswa membaca bunyi Za, Zu, Ze dan Zo dalam bentuk kalimat tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara tingkat I, II, III dan IV, begitu juga ketika membaca dalam bentuk kata tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat I, II, III dan IV. Maka dari itu penulis dapat