6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata
sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya
pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan. www.depkes.go.id
2.2 Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sistem yang mengkoordinasikan semua kegiatan sedemikian rupa sehingga menjamin setiap masyarakat memperoleh
pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari :
1. Input Input Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input sistem pelayanan kesehatan : potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan.
2. Proses Suatu Aktifitas untuk mentransformasikan input menjadi output yang
diharapkan dari sistem tersebut 3. Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan : pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat
sembuh dan sehat. 4. Dampak
Merupakan akibat dari outputhasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama.Dampak sistem Pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat,
angka kesakitan kematian menurun. 5. Umpan BalikFeedback
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik
dalam pelayanan kesehatan: kualitas tenaga kesehatan. 6. Lingkungan
Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
2.2.1 Prinsip Dasar Sistem Kesehatan Nasional Prinsip dasar SKN adalah norma, nilai dan aturan pokok yang bersumber dari
falsafah dan budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan bertindak dalam penyelenggaraan SKN. Prinsip dasar tersebut :
1. Perikemanusiaan Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan
adalah bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Tenaga kesehatan dituntut untuk tidak diskriminatif serta selalu menerapkan prinsip-prinsip
perikemanusiaan dalam menyelenggarakan upaya kesehatann 2. Hak Asasi Manusia
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang
adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi. Setiap anak berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. 3. Adil dan Merata
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip adil dan merata. Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, perlu diselenggarakan
upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata, baik geografis maupun ekonomis.
4. Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pemberdayaan dan
kemandirian masyarakat. Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berkewajiban dan bertanggung-jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan
pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial dan gotong royong.
5. Kemitraan Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip kemitraan. Pembangunan
kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta, dengan
mendayagunakan potensi yang dimiliki. Kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta kerjasama lintas sektor dalam pembangunan
kesehatan diwujudkan dalam suatu jejaring yang berhasil-guna dan berdaya- guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 6. Pengutamaan dan Manfaat
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pengutamaan dan manfaat. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan lebih mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan perorangan maupun golongan. Upaya kesehatan yang bermutu dilaksanakan dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta harus lebih mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, dengan mengutamakan upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit tinggi agar
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat beserta lingkungannya.
7. Tata kepemerintahan yang baik Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian
hukum, terbuka transparent, rasionalprofesional, serta bertanggung jawab dan bertanggung gugat accountable.
2.2.2 Strategi Sistem Kesehatan Nasional Merupakan inisiatif semua komponen bangsa dalam menetapkan perencanaan
pembangunan selalu berorientasi untuk mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun bukan berarti mengesampingkan
kegiatan kuratif. Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan ini merupakan
salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyaratat. Gerakan tersebut berlaku untuk semua komponen bangsa yang harus
berpartisipasi secara aktif baik yang berupa kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah ataupun swasta. Gerakan tersebut dapat
dilakukan secara promotif, preventif, dan kuratif. Promotif adalah suatu usaha pelayanan kesehatan lini pertama. Di sini para
pelayan kesehatan bukan bertugas untuk mengobati. Mereka bertugas untuk memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai cara-cara hidup yang sehat,
misalnya bagaimana cara membuang sampah yang benar, memberi tahu arti pentingnya membuat jamban di tiap-tiap rumah, memberi tahu arti penting
pemberian ASI pada bayi, anjuran memakan makanan bergizi dan seimbang serta kegiatan-kegiatan lain yang inti bertujuan agar kesehatan fisik para masyarakat
menjadi lebih sehat dan kuat dengan cara merubah gaya hidup masyarakat dengan gaya hidup yang lebih sehat.
Preventif adalah pelayanan kesehatan lini kedua dengan tujuan untuk mencegah masyarakat menjadi sakit. Di sini para pelayan kesehatan juga tidak
bertugas untuk mengobati. Inti tugas mereka adalah agar masyarakat terhindar dari sakit atau tidak jadi sakit dengan cara pengenalan dini tentang suatu penyakit
yang mungkin akan dialami oleh individu dalam suatu masyarakat tertentu. Contohnya saat merebaknya penyakit demam berdarah. Tugas para pelayan
kesehatan adalah mencegah agar demam berdarah ini tidak menyebar sehingga tidak terjadi wabah dalam masyarakat. Pencegahan yang dilakukan antara lain
dengan pembasmian sarang nyamuk dengan gerakan 3M dan pembagian bubuk abate serta identifikasi dini para penderita yang mengalami demam dan dicurigai
menderita demam berdarah. Begitu juga halnya pada penyakit-penyakit lain seperti penyakit diare maupun penyakit infeksi lainnya.
Kuratif adalah pelayanan kesehatan lini terakhir dengan tujuan untuk mengobati masyarakat yang telah menjadi sakit. Pengobatan ini dengan mudah
dapat kita dapatkan di puskesmas maupun rumah sakit. Para penderita dapat diobati dengan cukup memakan obat atau mungkin harus dirawat dirumah sakit
sesuai dengan berat ringannya penyakit. Di sinilah layanan kesehatan di negara kita masih terus berkutat. Pelayanan kesehatan lini terakhir inilah yang paling
banyak dipilih oleh beberapa calon pengabdi negara untuk dapat mengambil hati masyarakat.
Yang paling penting dari ketiganya adalah pelayanan pada tingkat promotif. Peningkatan frekuensi, efisiensi dan efektifitas pelayanan pada tingkat
promotif ini dipastikan akan menurunkan jumlah masyarakat yang sakit sehingga pada akhirnya bisa menekan biaya yang harus dikeluarkan demi pengobatan.
Selain biaya, pem-fokusan pelayanan kesehatan pada lini pertama dan kedua akan mengurangi jumlah tenaga kesehatan yang diperlukan maupun waktu yang harus
dihabiskan demi merawat pasien.
2.3 Pelayanan Kesehatan di Indonesia