Hasil Pengecekan Manipulasi ANALISIS HASIL

923 membagi partisipan adalah tiga tahun pengalaman audit 5 . Informasi mengenai pengalaman didapatkan dari kuesioner post-test. Secara keseluruhan auditor yang menjadi partisipan eksperimen ini mempunyai pengalaman audit rata-rata selama 46,3 bulan atau 3,9 tahun. Auditor yang berpengalaman mempunyai pengalaman audit lebih lama M = 71,5, Dev. Std. = 35,9 dibandingkan auditor kurang berpengalaman M = 21,1, Dev. Std = 8,4 dan perbedaannya signifikan t = -7,741; p 0,000. Terdapat tiga variabel dependen yang merupakan pertimbangan auditor yang diteliti yaitu kecenderungan mengusulkan penyesuaian penghapusan persediaan, penilaian risiko keusangan persediaan oleh auditor dan penilaian tentang pentingnya masalah keusangan persediaan terhadap negosiasi transaksi akuisisi yang berjalan. Variabel yang disebut pertama di atas menjadi fokus perhatian dalam analisis penelitian ini. Variabel pertimbangan audit ini dipilih karena langsung bersinggungan dengan atau mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan auditan klien. Variabel lainnya akan dianalisis dalam analisis tambahan.

III. ANALISIS HASIL

A. Hasil Pengecekan Manipulasi

Dua pertanyaan diajukan untuk mengecek keberhasilan manipulasi eksperimen. Untuk menilai pemahaman partisipan atas manipulasi posisi atau preferensi klien, kepada partisipan ditanyakan apakah mereka ditugaskan mengaudit oleh penjual atau pembeli. Dari jumlah 68 orang jawaban partisipan yang diterima, dikurangi 4 yang dikeluarkan, didapatkan 64 jawaban partisipan yang dapat diolah lebih lanjut. B. Analisis Hasil atas Pengaruh Posisi Klien Terhadap Pertimbangan Auditor Berdasarkan Pengalaman Audit Panel A pada Tabel 1 menyajikan statistik deskriptif untuk variabel dependen yang menjadi perhatian yaitu kecenderungan mengusulkan penyesuaian penghapusan persediaan. Terlihat kecenderungan mengusulkan penyesuaian, secara rata-rata, hampir tidak berbeda di antara dua kondisi posisi klien. Pada posisi klien sebagai penjual mean kecenderungan sebesar 59,9, sedangkan pada posisi klien sebagai pembeli mean kecenderungan adalah sebesar 58,0. Hasil ini, secara rata-rata umumnya, tidak menunjukkan auditor mempunyai pertimbangan yang terlalu diverjen dalam perannya menghadapi posisi klien yang berbeda. Pengujian perbedaan atas kedua posisi klien mendapat hasil tidak berbeda secara signifikan t = 0,306, p = 0,761. Walaupun secara rata-rata keseluruhan tidak tampak perbedaan yang besar dalam mean nilai kecenderungan penyesuaian antara kedua posisi klien, tampak ada perbedaan yang konsisten antara mean nilai kecenderungan auditor yang kurang berpengalaman dengan berpengalaman. Mean pada kedua posisi klien masing-masing sebesar 65,9 dan 52, dan perbedaan paling besar terdapat pada kondisi klien sebagai pembeli. Pada keempat kondisi, mean nilai kecenderungan auditor berpengalaman secara konsisten selalu lebih rendah daripada mean auditor kurang berpengalaman dengan selisih bervariasi. Hipotesis penelitian H1 menyatakan bahwa auditor yang kurang berpengalaman akan lebih cenderung mengusulkan penyesuaian penghapusan persediaan dibandingkan auditor yang berpengalaman pada kedua kondisi posisi klien. H1 juga mengimplikasikan auditor yang berpengalaman relatif lebih cenderung tidak mengusulkan penyesuaian tersebut, dan berarti tidak ada interaction effect dalam hal ini, dan yang ada adalah main 5 Alasan penggunaan titik batas lama pengalaman tiga tahun adalah pertama, biasanya diperlukan masa tiga tahun bagi auditor untuk dapat mencapai tingkat pengalaman yang matang setelah melewati jenjang staf yunior, semi senior dan senior dan setelah tahap itu, biasanya mereka sudah memimpin pekerjaan lapangan atau bertugas sebagai in-charge auditor. Hal kedua, patokan pengalaman tidak menggunakan jabatan staf, senior, supervisor dan manajer sebagai dasar dikarenakan kemungkinan adanya perbedaan tingkat jabatan dan dasar promosi jabatan di antara KAP-KAP. 924 effect variabel pengalaman audit. H1 terdukung bila main effect pengalaman audit pada tabel hasil ANOVA secara statistis signifikan. Panel B pada Tabel 1 menyajikan hasil pengujian ANOVA untuk H1. Hasil menunjukkan H1 terdukung dengan interaction effect posisi klien dengan pengalaman audit tidak signifikan F = 1,358, p = 0,249 dan main effect atas pengalaman audit signifikan secara statistik F = 5,149, p = 0,027. Lebih lanjut perbandingan secara uji t antar kelompok yang diperlihatkan Panel C, efek itu terutama dihasilkan oleh perbedaan pada kondisi klien sebagai pembeli t = 2,201, p = 0,018, namun tidak terlalu terlihat pada kondisi klien sebagai penjual t = 0,883, p = 0,193. Gambar 2 memperlihatkan mean kecenderungan auditor kurang berpengalaman selalu lebih tinggi daripada auditor berpengalaman, tetapi tidak terlalu berbeda jauh pada kondisi klien sebagai penjual 63,3 berbanding 56,6. Tabel 1 Pengaruh Posisi Klien Berdasarkan Pengalaman Audit Panel A: Kecenderungan Mengusulkan Penyesuaian Audit Berdasarkan Kelompok Posisi Klien Penjual Pembeli Jumlah Pengalaman Audit Mean Dev. Std. N Mean Dev. Std. N Mean Dev. Std. N Kurang Pengalaman 63,3 22,1 16 68,5 26,0 16 65,9 23,8 32 Berpengalaman 56,6 21,2 16 47,5 28,0 16 52,0 24,9 32 Jumlah 59,9 21,6 32 58,0 28,6 32 59,0 25,1 64 Panel B: Tabel ANOVA Sums of Mean Sumber Variasi Squares df Square F Nilai p Intercept 222.548,063 1 222.548,063 372,036 0,000 Posisi Klien 60,063 1 60,063 0,100 0,752 Pengalaman Audit 3.080,250 1 3.080,250 5,149 0,027 Posisi x Pengalaman Audit 812,250 1 812,250 1,358 0,249 Error 35.891,375 60 598,190 Total 262.392,001 64 R Squared = 0,099 Adjusted R Squared = 0,054 Panel C: Perbandingan uji t antar kelompok relevan Perbandingan df Statistik t Nilai p PenjualKurang Berpengalaman vs. PenjualBerpengalaman 30 0,883 0,193 PembeliKurang Berpengalaman vs. PembeliBerpengalaman 30 2,201 0,018 PenjualKurang Berpengalaman vs. PembeliKurang Berpengalaman 30 -0,609 0,274 PenjualBerpengalaman vs. PembeliBerpengalaman 30 1,033 0,155 Nilai pdidasarkan uji t one-tail Gambar 2: Posisi Klien Berdasarkan Pengalaman Audit 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 Penjual Pembeli K e c e n d e ru n g a n P e n g h a p u s a n P e rs e d ia a n Kurang Pengalaman Berpengalaman 925

C. Analisis Tambahan

Dokumen yang terkait

The Effect of Auditor Experience and Professional Judgment Towards Quality of Audit Evidence Collected(Study about CPA Firm in South Jakarta)

1 21 126

Pengaruhn Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit Judgment dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating

2 15 156

Damapak Tekanan Ketaatan Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit

3 46 132

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PREFERENSI KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Preferensi Klien Terhadap Audit Judgment Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Auditor KA

0 2 14

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PREFERENSI KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Preferensi Klien Terhadap Audit Judgment Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Auditor KA

0 2 17

BAB 1 Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Preferensi Klien Terhadap Audit Judgment Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Auditor KAP Di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 2 8

PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI KREDIBILITAS KLIEN.

0 0 12

KSIAA-08. PENGUJIAN VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP EKSPEKTASI KLIEN DALAM AUDIT JUDGMENT

0 0 14

PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY

0 1 65

Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit - Repository Unja

0 0 26