Penatalaksanaan ASKEP BRONKIEKTASIS | Karya Tulis Ilmiah

menjadi kabur, mengelompok,kadang-kadang ada gambaran sarang tawon serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri, karena mempunyai diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri dan lobus medius paru kanan.  Pemeriksaan bronkografi Bronkografi tidak rutin dikerjakan namun bila ada indikasi dimana untuk mengevaluasi penderita yang akan dioperasi yaitu pendereita dengan pneumoni yang terbatas pada suatu tempat dan berulang yang tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif atau penderita dengan hemoptisis yang masif. Bronkografi dilakukan sertalah keadaan stabil,setalah pemberian antibiotik dan postural drainage yang adekuat sehingga bronkus bersih dari sekret..

H. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah memperbaiki drainage sekret dan mengobati infeksi. Penatalaksanaan meliputi :  Pemberian antibiotik dengan spekrum luas Ampisillin,Kotrimoksasol, atau amoksisilin selama 5- 7 hari pemberian  Drainage postural dan latihan fisioterapi untuk pernafasan.serta batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret secara maksimal Pada saat dilakukan drainage perlu diberikan bronkodilator untuk mencegah bronkospasme dan memperbaiki drainage sekret. Serta dilakukan hidrasi yang adekuat untuk mencegah sekret menjadi kental dan dilengkapi dengan alat pelembab serta nebulizer untuk melembabkan sekret. ASUHAN KEPERAWATAN. A. Pengkajian data dasar 1. Riwayat atau adeanya faktor-faktor penunjang  Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama  Tinggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat  Riwayat alergi pada keluarga  Ada riwayat asam pada masa anak-anak 2. Riwayat atau adanya faktor-faktor pencetus eksaserbasi seperti :  Allergen serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur  Sress emosional  Aktivitas fisik yang berlebihan  Polusi udara  Infeksi saluran nafas  Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan 3. Pemeriksaan fisik berdasarkan focus pada system pernafasan yang meliputi :  Kaji frekuensi dan irama pernafasan  Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa  Auskultasi bunyi nafas  Pastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas :  Mengangkat bahu pada saat bernafas  Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas  Pernafasan cuping hidung  Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetris  Kaji bila nyeri dada pada pernafasan  Kaji batuk apakah produktif atau nonproduktif. Bila produktif tentukan warna sputum.  Tentukan bila pasien mengalami dispneu atau orthopneu  Kaji tingkat kesadaran. 4. Pemeriksaan diagnostik meliputi :  Gas darah arteri GDA menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi  Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume cadangan  Klutur sputum positif bila ada infeksi  Esei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serum  Tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan apakah fungsi abnormal paru obstruksi atau restriksi.  Tes hemoglobolin.  EKG peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal. 5. Kaji persepsi diri pasien 6. Kaji berat badan dan masukan rata-rata cairan dan diet.

B. Diagnosa keperawatan