E. Gambaran Klinis
Bronkiektasis   merupakan   penyakit   yang   sering   dijumpai   pada   usia   muda,   69 penderita berumur  kurang dari 20 tahun. Gejala dimulai sejak masa kanak-kanak, 60
dari penderita gejalanya timbul sejak umur kurang dari 10 tahun. Gejalanya tergantung dari luas, berat, lokasi ada atau tidaknya komplikasi.
F. Tanda dan Gejala
1. Batuk   yang   menahun   dengan   sputum   yang   banyak
terutama pada pagi hari,setelah tiduran dan berbaring. 2.
Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek  selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala sama sekali  Bronkiektasis ringan
3. Batuk  yang terus menerus dengan sputum yang banyak
kurang lebih       200 - 300 cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan   kadang-kadang sesak nafas
dan sianosis, sputum sering mengandung bercak darah,dan batuk darah.
4. Ditemukan jari-jari tabuh pada 30-50  kasus.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemerisaan Laboratorium.
 Pemeriksaan  sputum  meliputi  Volume   sputum,  warna sputum,  sel-sel
dan bakteri dalam sputum. Bila terdapat infeksi volume sputum akan meningkat, dan menjadi purulen dan
mengandung   lebih   banyak   leukosit   dan   bakteri.   Biakan   sputum   dapat menghasilkan   flora   normal   dari   nasofaring,   streptokokus   pneumoniae,
hemofilus   influenza,   stapilokokus   aereus,klebsiela,   aerobakter,proteus, pseudomonas   aeroginosa.   Apabila   ditemukan   sputum   berbau   busuk
menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.
 Pemeriksaan darah tepi.
Biasanya   ditemukan   dalam   batas   normal.   Kadang     ditemukan   adanya leukositosis menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia menunjukkan
adanya infeksi yang menahun.
 Pemeriksaan urina
Ditemukan dalam batas normal, kadang   ditemukan adanya proteinuria yang bermakna   yang   disebabkan   oleh   amiloidosis,   Namun   Imunoglobulin   serum
biasanya dalam batas normal Kadan bisa meningkat atau menurun.
 Pemeriksaan EKG
EKG   biasa   dalam   batas   normal   kecuali   pada   kasus   lanjut   yang   sudah   ada komplikasi   korpulmonal   atau   tanda   pendorongan   jantung.   Spirometri   pada
kasus ringan mungkin normal tetapi pada kasus berat ada kelainan obstruksi dengan penurunan volume ekspirasi paksa 1 menit   atau penurunan kapasitas
vital, biasanya disertai insufisiensi pernafasan  yang dapat mengakibatkan :
 Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
 Kenaikan perbedaan tekanan PO2 alveoli-arteri
 Hipoksemia
 Hiperkapnia
 Pemeriksaan tambahan untuk mengetahui faktor predisposisi dilakukan
pemerisaan : o
Pemeriksaan imunologi o
Pemeriksaan spermatozoa o
Biopsi bronkus dan mukosa nasal bronkopulmonal berulang. 2.
Pemeriksaan Radiologi. 
Foto dada  PA dan Lateral Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar  dan batas-batas corakan
menjadi kabur, mengelompok,kadang-kadang ada gambaran sarang tawon  serta gambaran   kistik   dan   batas-batas   permukaan   udara   cairan.   Paling   banyak
mengenai lobus paru kiri, karena mempunyai diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri  dan lobus
medius paru kanan.
 Pemeriksaan bronkografi
Bronkografi   tidak   rutin   dikerjakan   namun   bila   ada   indikasi   dimana   untuk mengevaluasi penderita yang akan dioperasi yaitu pendereita dengan pneumoni
yang   terbatas   pada   suatu   tempat   dan   berulang   yang   tidak   menunjukkan perbaikan   klinis   setelah   mendapat   pengobatan   konservatif     atau   penderita
dengan hemoptisis yang masif. Bronkografi dilakukan sertalah keadaan stabil,setalah pemberian antibiotik dan
postural drainage yang adekuat sehingga bronkus  bersih dari sekret..
H. Penatalaksanaan