LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP TEORI 1.Pengertian
Ablasio berasal dari bahasa Latin ablatio yang berarti pembuangan atau terlepasnya salah satu bagian badan. Menurut Vera H. Darling dan
Margaret R. Thorpe 1996 menjelaskan bahwa ablasio retina lebih tepat disebut dengan separasi retina. Disebutkan demikian karena terdapat
robekan retina sehingga terjadi pengumpulan cairan retina antara lapisan basilus sel batang dan komus sel kerucut dengan sel-sel epitelium
pigmen retina. Keadaan ini dapat terjadi karena lapisan luar retina sel epitel pigmen dan lapisan dalam pars optika terletak dalam aposisi
tanpa membentuk perlekatan kecuali di sekitar diskus optikus dan pada tepinya yang bergelombang yang disebut ora serata.
2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Masalah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah, bila ditinjau dari beberapa sudut pandang, antara lain :
a. Anatomi dan Fisiologi
Mata adalah suatu organ komplek yang berkembang sangat fotosensitif yang memungkinkan analisa dengan tepat bentuk, intensitas
cahaya, dan warna yang dipantulkan dari obyek Loise Junquend, MD dan Jose Larneiro, 1997 :195.
Indera penglihatan terdiri atas 3 bagian, yaitu : 1. Bola mata bulbus okuli dengan saraf optik nervus optikus
2. Alat penunjang adnexa 3. Rongga orbita cavum orbitae
a Bola mata, terdiri dari 3 lapisan : 1 Sklera.
Merupakan lapisan fibrous yang elastis yang merupakan bagian dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata.
Bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva Syaifuddin, 1997 :147.
2 Khoroid. Suatu membran berpigmen yang berada dibawah sklera yang
membantu perpendaran cahaya. Tepat dibawah kornea, khoroid berubah menjadi iris Elizabeth J. Corwin, 2000 :201.
3 Retina. Retina mencakup duapertiga bagian dalam dinding belakang
bola mata. Retina merupakan lembaran jaringan neural berlapis banyak yang melekat erat pada satu lapis sel epitel berpigmen
yang kemudian menempel pada membran Brunch. Bagian anterior retina melekat erat pada epitel pigmen. Di bagian belakang, saraf
optik melekatkan retina ke dinding bola mata. Di lain tempat retina mudah dipisahkan dari epitel pigmen. Pada orang dewasa, ora
serata di bagian temporal bola mata letaknya kurang lebih 6,5 mm dibelakang garis Schwalbe, sedangkan di bagian nasalnya kurang
lebih 5,7 mm di belakang garis yang sama. Di ora serata tebal retina 0,1 mm, sedangkan di polus posterior 0,23 mm. Yang paling
tipis adalah fovea sentral yaitu bagian tengah makula. Retina normal bersifat bening dan sebagian cahaya di pantulkan di batas
vitreoretina. Pada pemeriksaan oftalmoskopis direk, permukaan fovea yang cekung menghasilkan bayangan lampu terbalik dan
nyata. Fovea sentral yang terletak kira-kira 3,5 mm di sebelah lateral papil optik khusus untuk membedakan penglihatan yang
halus. Di fovea, semua reseptor adalah sel kerucut, lapisan nuklear
1
luar tipis, lapisan parenkim lainnya bergeser sentrifulgar, dan membran limitans dalam tipis. Hampir di seluruh retina akson sel-
sel reseptor melintas langsung ke bagian dalam lapisan pleksiform luar berhubungan dengan dendrit sel-sel lapisan horisontal dan sel-
sel bipolar yang menuju keluar dari lapisan nuklear dalam, tetapi di makula akson sel-sel reseptor miring arahnya dan dinamakan
lapisan serabut Henle.
Akson sel-sel bipolar berhubungan dengan sel amakrin dan sel ganglion di lapisan pleksiform dalam yang teranyam dengan
rapat. Akson panjang sel-sel ganglion berjalan melalui lapisan serabut saraf menuju saraf optik.
Retina di pasok darah dari 2 sumber. Lapisan koriokapiler adalah lapisan tunggal yang terdiri atas kapiler-kapiler dengan rongga-
rongga yang tersusun rapat dan melekat erat pada permukaan luar membran Brunch. Koriokapiler memasok darah pada sepertiga
bagian luar retina, termasuk lapisan-lapisan pleksiform luar dan nuklear luar, fotoreseptor dan epitel pigmen. Duapertiga bagian
dalam retina menerima cabang-cabang arteri retina sentral. Karena koriokapiler adalah satu-satunya pemasok darah ke fovea sentral,
sedangkan fovea sentral adalah bagian terpenting dari retina, maka apabila retina di daerah ini terlepas dari dasarnya, maka
akan terjadi kerusakan fovea untuk selama-lamanya Daniel Vaughan dan Tailor Asbury, 1995 : 191.
b Alat Penunjang Adnexa 1 Kelopak mata palpebra
Merupakan lipatan jaringan yang mudah digerakkan dan berfungsi melindungi mata. merupakan kulit tubuh tertipis, longgar
dan lentur, sehingga mudah mengalami pembengkakan
hebat dan kemudian bisa normal kembali ke ukuran semula Daniel Vaughan dan Taylor Asbury, 1995 : 69.
2 Kelenjar air mata Aparatus lakrimalis Aparatus lakrimalis menghasilkan airmata yang terdiri atas :
kelenjar lakrimalis, duktus lakrimalis atas dan bawah, kantung lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis John Gibson, MD, 1995 :
250. 3 Otot-otot penggerak rongga mata Muskulus okuli
Merupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum
orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas. Muskulus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus komunis, yang
merupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus Syaifuddin, 1997 : 146.
c Rongga Orbita Secara skematik rongga orbita digambarkan sebagai piramid
dengan 4 dinding yang puncaknya di belakang. Dinding lateral dan dinding medial orbita membentuk sudut 45 derajat, sehingga terbentuk
sudut tegak lurus antara kedua dinding lateral tersebut. Bentuk orbita seperti buah pear, dengan saraf optik sebagai batangnya Daniel
Vaughan dan Taylor Asbury, 1995 : 265.
b. Patofisiologi