diinginkan oleh komunikator. Seorang anak kecil bisa berhenti menangis setelah dibujuk oleh ibunya dengan komunikasi bahwa anak yang suka menangis akan
menjadi anak bodoh, misalnya. Sedangkan yang terakhir ialah fungsi hiburan. Ia dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Mendengarkan dongeng,
membaca bacaan ringan, adalah contohnya.
Siapa pun orangnya, sama-sama mengakui pentingnya komunikasi dalam organisai sebuah organisasi–baik kecil maupun besar. Pembicaraan kali ini
dikaitkan dengan organisai sekolah. Komunikasi yang dimaksud adalah penyampaian pesan atau informasi dari dua arah secara vertikal dan juga
horisontal. Sayangnya, pentingnya komunikasi untuk membangun organisai yang baik sering dilupakan dengan ungkapan yang agak sembrono: “Sudah sama
tahunya” Dengan keyakinan seperti itulah akhirnya komunikasi yang intensif dalam merencanakan, mengatur, menjalani dan mengevaluasi program-program di
dalam organisasi tidak dibudayakan.
Mandeknya arus komunikasi antara berbagai komponen organisasi yang telah akut menyebabkan berbagai kemungkinan buruk terhadap kemajuan dari
organisas itu sendiri. Fungsi dan peranan organisasi menjadi pudar dan hilang. Karena memang komunikasi efektif tidak dibangun secara bertahap, konflik dari
berbagai kepentingan membuyarkan kebermaknaan organisasi tersebut. Mereka yang merasa memiliki power kemudian bisa bersikap menekan dan
mengintimidasi komponen yang lemah. Dari sini pula makna kebersamaan dalam berorganisasi menjadi buyar dengan sendirinya. Demokrasi hanya sebagai slogan.
E. Hakikat Pemimpin
Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna
7
mengemuakakan bahwa “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke
kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan
kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi”. Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap
hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk
informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio Donosepoetro mengartikan “Rhetoric dengan komunikasi, yang artinya sebagai segala usaha dan
kemampuan seseorang untuk persuasi”. Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan sebagai usaha yang
dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan tujuan yang
diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang yang
menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.
F. Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya
ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
8
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan. 3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya seperti efektif dan efisien. 4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1. Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan
akan dicapai. 3. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta,
perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu idtujukan.
4. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5. Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk
mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam komunikasi,
9
baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan
melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu
unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.
G. Fungsi-Fungsi Komunikasi