KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

1

KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
Oleh: Muhammad Rozali

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan
antara satu individu dengan individu yang lain dengan baik,
adanya komunikasi maka terjadilah hubungan interaksi sosial
dalam kehidupan, sebagaimana kita ketahui bahwa manusia
adalah makluk sosial, di antara satu dengan yang lain saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbal balik.
Dalam setiap hubungan dengan sesama tentu terjadi
proses komunikasi, itu semua tidak terlepas dari tujuan yang
menjadi topik atau pokok pembahasan pada makalah ini, untuk
tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil
apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana
penyaluran informasi atau berita. Dalam kenyataannya bahwa
proses komunikasi itu tidak selamanya lancar, hal itu terjadi
dikarenakan


kurangnya

memperhatikan

unsur-unsur

yang

semestinya ada dalam proses komunikasi.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa komunikasi
memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan,
bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada kepemimpinan tanpa
komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus
berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat
jasmani

dan

rohani,


ia

juga

harus

memiliki

kemampuan

berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan
berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugasnya. Setiap pemimpin memiliki personil guna mewujudkan
gagasan atau ideanya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

2

Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang
pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku
orang lain.

Dari uraian-uraian diatas sangat jelas kita dapatkan bahwa
komunikasi adalah suatu alat bantu atau suatu sistim yang
menghubungkan kehidupan satu individu dengan individu yang
lebih banyak lagi, begitu juga dalam suatu komunitas besar,
manajemennya akan berjalan dengan lancar kalau komunikasi
dalam komunitas itu baik.

A. Pengertian Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare,
secara etimologi berarti paduan dari bagian-bagian yang satu
sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang
menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya
sarana. Ada juga yang mengartikan bahwa, organisasi sebagai
suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan
pembagian tugas.1 Robert Bonnington dalam buku Modern
Business;

A


Systems

Approach,

mendefinisikan

organisasi

sebagai sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber
bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal
dari tugas-tugas dan wewenang.2
Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan
yang lainya terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian
informasi. Oteng Sutisna mengemukakan bahwa: “Komunikasi
1

Everet M. Rogers, Communication in Organization (New York: The Free Press, 1976),

h. 125.
2


Robert L. Bonnington, dkk, Modern Business: A Systems Approach (Minneapolis:
Houghton Mifflin, 1973), h. 49.

3

ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan,
pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke
kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
organisasi”.3
Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa
dalam setiap hubungan antara orang-orang atau kelompokkelompok akan terjadinya komunikasi dengan maksud untuk
mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau
berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam
mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang
lain. Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio
Donosepoetro, ia mengartikan Rhetoric dengan komunikasi, yang
artinya sebagai segala usaha dan kemampuan seseorang untuk

persuasi”.4
Dari uraian tersebut, maka jelaslah bahwa komunikasi
merupakan sebagain usaha yang dilakukan oleh seseorang
dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya untuk
berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan
tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, bahwa komunikasi
dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak
mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang yang menjadi
lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.
Jadi bisa dikatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
3

Oteng Stuisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional
(Bandung: Angkasa, 1983), h. 190.
4
Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir
(Surabaya: 1982), h. 35.


4

mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubahubah. Pengertian tersebut mengandung konsep-konsep sebagai
berikut:
1. Proses, adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan saling menukar informasi di antara
anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar
informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada
hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan, adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si
penerima.5 Pesan juga bisa berbentuk susunan simbol
yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang
dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam
komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan
pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam
organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi
yang

berhubungan


dengan

bahasa,

penerima

yang

dimaksud, metode difusi dan arus tujuan dari pesan.
Pengklasifikasian pesan menutut bahasa dapat dibedakan
pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal dalam
organisasi
percakapan.

misalnya;

surat,

Sedangkan


memo,

pesan

pidato,

nonverbal

dan
dalam

organisasi terutama sekali yang tidak diucapkan atau
ditulis seperti; bahasa gerak tubuh, sentuhan, nada
suara, ekspresi wajah, dll.
3. Jaringan, organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiaptiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam
organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orangorang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil
yang dinamakan jaringan komunikasi.
5

Suatu


jaringan

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 17.

5

komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang,
beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan
luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain; hubungan peranan, arah dan arus pesan,
hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan.
4. Keadaan Saling Tergantung, konsep kunci komunikasi
organisasi

keempat

adalah

keadaan


yang

saling

tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini
telah menajadi sifat dari suatu organisai yang merupakan
suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi
mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada
bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem
organisasi. Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu
keputusan

dia

keputusan

itu

harus

memperhitungkan

terhadap

organisasinya

implikasi
secara

menyeluruh.
5. Hubungan, konsep kunci yang kelima dari omunikasi
organisasi

adalah

hubungan.

Karena

organisasi

merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial

maka

untuk

berfungsinya

bagian-bagian

itu

terletak pada manusia yang ada dalam organisasi.
Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan
dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh
karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang
memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang
yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap, skill,
moral dari seseorang, mempengaruhi dan dipengaruhi
hubungan yang bersifat organisasi. Hubungan manusia
dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana
yaitu hubungan diantara dua orang sampai kepada

6

hubungan yang kompleks. Jadi dalam organisasi terjadi
hubungan

yang

sifatnya

individual,

kelompok,

dan

hubnganorganisasi.
6. Lingkungan, yang dimaksud lingkungan adalah semua
totalitas secara dan faktor sosial yang diperhitungkan
dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam
suatu sistem. Yang termasuk lingkungan internal adalah
personal/anggota,
lingkungan

tujuan,

eksternal

produk,

adalah;

dll.

Sedangkan

langganan,

saingan,

teknologi, dll. Komunikasi organisasi terutama bekenaan
dengan transaksi yang terjadi dalam lingkungan internal
organisasi yang terdiri dari dan kulturnya, dan antar
organisasi
dimaksud

dengan
dengan

lingkungan
kultur

ekternalnya.

organisasi

adalah

Yang
pola

kepercayaan dan harapan dari anggota organisasi yang
menghasilkan norma-norma yang membentuk tingkah
laku individu dan kelompok dalam organisasi. Organisasi
sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi dengan
lingkungan

eksternal

undang-undang,

dan

seperti;
faktor

teknologi,
sosial.

ekonomi,

Karena

faktor

lingkungan berubah-ubah, maka organisasi memerlukan
informasi baru. Informasi ini harus dapat mengatasi
perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan
pertukaran pesan baik secara internal dalam unit-unit
yang relevan maupun terhadap kepentingan umum
secara eksternal.
7. Ketidakpastian,

perbedaan

informasi

yang

tersedia

dengan informasi yang diharapkan. Misalnya; Organisasi
Siswa-Siswi

memerlukan

informasi

tentang

Undang-

undang tentang SISDIKNAS agar disosialisaikan kepada

7

anggotanya, kalau informasi tersebut didapatkan maka
tidak

masalah,

didapatkan

tetapi

maka

mengurangi

faktor

kalau

terjadi

informaasi

itu

ketidakpastian.

ketidakpastian

ini

tidak
Untuk

organisasi

menciptakan dan menukar pesan diantara anggota,
melakukan suatu penelitian pengembangan organisasi
dan mengahapi tugas-tugas yang kompleks dengan
integrasi yang tinggi. Ketidak pastian dalam suatu
organisasi

juga

disebabkan

informasi

yang

diterima

oleh

dari

terjadinya

pada

banyak

sesungguhnya

diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Jadi
ketidakpastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit
informasi yang didapatkan dan juga karena terlalu
banyak yang diterima.6

B. Komunikasi Organisasi Pendidikan
Komunikasi dalam dunia pendidikan sangat kompleks
karena terdapat berbagai unsur misalnya ada pimpinan, tenaga
pengajar,

karyawan,

berkomunikasi

satu

dan

murid

dengan yang

yang
lain.

semuanya

saling

Komunikasi

tenaga

pengajar dengan siswa sangat penting dalam dunia pendidikan
dan biasanya komunikasi yang terjadi tidak hanya di dalam kelas
saja tetapi banyak terjadi juga di luar kelas. Komunikasi yang
baik antara tenaga pengajar dengan mahasiswa atau staf TU dan
pimpinan yang lebih tinggi, serta stakeholders yang ada pada
lingkungan, dapat meningkatkan kepuasan semua pihak dan
selanjutnya diduga akan dapat memperbaiki mutu lulusan dan
selanjutnya produktivitas akan meningkat.
6

Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan (Malang: Bumi Aksara,
1994), h. 78.

8

Adanya pengaruh dari iklim komunikasi organisasi dan
kepuasan komunikasi organisasi terhadap kualitas pelayanan
pendidikan,

memberikan

penjelasan

bahwa

komunikasi

organisasi merupakan hal yang perlu dibenahi oleh suatu instansi
dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasanya.
Perlunya

pembenahan

yang

tepat

mengenai

komunikasi

organisasi, mengingat dalam komunikasi dapat tercipta suatu
interaksi yang sesuai antara anggota dengan anggota lain dalam
organisasi dan anggota organisasi dengan pihak luar, dalam hal
inilah mereka yang sering berinteraksi dengan organisasi.
Selain dapat menciptakan suatu interaksi yang sesuai
dalam sisi internal maupun eksternal, yang paling penting dari
komunikasi organisasi yang efektif adalah dapat menciptakan
suatu aliran informasi yang jelas baik pada hubungan internal
maupun organisasi dengan pihak eksternal, dan di sisi lain
komunikasi organisasi yang baik dapat menjadi alat kontrol
organisasi itu sendiri dalam memberikan pelayanan kepada para
pengguna jasanya.7
Adanya pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap
kualitas pelayanan bidang pendidikan adalah logis. Bila diuraikan
pengertian dari iklim komunikasi organisasi itu sendiri yaitu
merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi
makro

mengenai

peristiwa

komunikasi,

perilaku

manusia,

respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan,
konflik-konflik

antar

personal,

dan

kesempatan

bagi

pertumbuhan dalam organisasi tersebut.8

Robbin S.P, Organizational Behavior, 10 th ed (New Jersey: Prentice-Hall Inc, 2003), h. 4.
Wayne P.R. dan Don F, Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan
(Bandung: Rosda Karya, 1998), h. 147.
7

8

9

C. Efektivitas Komunikasi Organisasi Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu
proses

sosial

untuk

mentransmisikan

atau

menyampaikan

perasaan atau informasi, baik yang berupa ide-ide atau gagasangagasan

dalam

rangka

mempengaruhi

orang

lain.

Agar

komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu
mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke
atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau
kelompok

dalam

organisasi

hendaknya

mungkin

untuk

berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan
untuk menerima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa
dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain:
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu
messege

atau

stimulus

selalu

ditujukan

kepada

sekumpulan orang tertentu, ini disebut penerima yang
terntetu.
2. Komunikator

berkeinginan

menimbulkan

suatu

respon

kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang
dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang
timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.9
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas
menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksudmaksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses
komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada
sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan
maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Komunikasi secara
lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian
yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi
9

Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam…, h. 37.

10

secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang
berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Terjadinya

proses

komunikasi

dalam

organisasi

atau

lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal,
sebagaimana menurut Oteng Sutisna bahwa “Komunikasi formal
terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan,
penyimpangan bisa dengan mudah menyelinap. Selanjutnya
biasanya

orang

ingin

mendengar

laporan-laporan

yang

menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi
yang diperindah atau dibiaskan”.10
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan
informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah
yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dan ke samping.
Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari
setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu
hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis
komunikasi

hendaknya

dibuat

sependek

dan

selangsung

mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk
bertindak

sebagai

sumber

komunikasi

maupun

sebagai

penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi
informal adalah komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada
saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau informasi
secara pribadi”.11 Komunikasi informal ini tentunya dengan cara
melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan
sosial tidak secara formal. Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem
komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran
penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara
10

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan..., h. 195.
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi (Bandung: Ossa Promo,
1999), h. 317.
11

11

formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi
hubungan-hubungan insani yang baik.”12
Jika

komunikator

menaruh

perhatian

kepada

saluran-

saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan
dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi
dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu
membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orangorang pada tahap organisasi yang sama.
Dalam kegitan suatu organisasi atau lembaga khusunya
dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas
dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu manajemen pendidikan
akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang
baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau
ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator
dengan

komunikan,

informasi

atau

sehingga

segala

terjadi

sesuatu

hal

pemahaman
menjadi

tentang

pokok

dari

pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan
dalam pendapat.
Berdasarkan

hal

tersebut,

bahwa

tujuan

dari

suatu

organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal
apabila

proses

komunikasinya

lancar

tanpa

adanya

suatu

hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan
komunikan

harus

dengan

cermat

segera

mengatasi

permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan,
sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam dua
macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang
12

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan..., h. 197.

12

berlangsung

dengan

komunikan,

di

manan

aktif

antara

antara

komunikator

keduanya

dengan

sama-sama

aktif

berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya.
Sedangkan

komunikasi

pasif

terjadi

di

mana

komunikator

menyampaikan informasi atau ide terhadap khalayaknya atau
komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan
tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau
timbal balik dari proses komunikasi.
Sementara itu menurut Berry, Zeithaml dan Parasuraman
bahwa yang menjadi potensi terjadinya kegagalan peningkatan
pelayanan publik salah satu diantaranya adalah lemahnya
pengkomunikasian

standar

(Poorly

communicated

service

standard).13 Dengan demikian bila iklim komunikasi organisasi
tidak tercipta dengan baik, maka komunikasi organisasi menjadi
tidak

efektif

dan

pada

akhirnya

mempengaruhi

kualitas

pelayanan.

D. Kesimpulan
Komunikasi

ialah

proses

menyalurkan

informasi,

ide,

penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau
dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara
orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompokkelompok di dalam suatu
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang
dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu:
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu
usaha.
13

Lovelock C.H, Services Marketing…, h. 885.

13

2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan dan menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan
suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan
kontribusi.
Di

samping

tujuan

tersebut,

unsur-unsur

komunikasi

meliputi; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau
tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu
saluran atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita.
Sesuai

dengan

tujuannya

bahwa

terjadinya

komunikasi

mempunyai beberapa fungsi, antara lain: fungsi informasi, fungsi
komando, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi
integrasi.
Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa
terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran
komunikasi formal tertentu atau lebih dari setiap personal atau
anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu
dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya
dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya semua
anggota bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai
penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan
pikiran-pikiran

penting

yang

tak

terpikirkan

orang

untuk

disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan
yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan
perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang
baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau
ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator

14

dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi
atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk
mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua
macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.

DAFTAR PUSTAKA
Everet M. Rogers, Communication in Organization, New York: The
Free
Press, 1976.
Robert L. Bonnington, dkk, Modern Business:
Approach,
Minneapolis: Houghton Mifflin, 1973.

A

Systems

Oteng Stuisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk
Praktek
Profesional, Bandung: Angkasa, 1983.
Marsetio Donosepoetro, Manajemen
Pendidikan
Berpikir, Surabaya: 1982.

dalam

Pengertian

dan

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara,
2002.
Lovelock C.H, Services Marketing, USA: Prentice – Hall International,
1992.
Robbin S.P, Organizational Behavior, 10 th ed, New Jersey: PrenticeHall Inc,
2003.
Wayne P.R. dan Don F, Komunikasi Organisasi;
Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, Bandung: Rosda Karya, 1998.

Strategi

15

Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi, Bandung:
Ossa
Promo, 1999.
Burhanuddin,
Analisis
Pendidikan, (Malang:
Bumi Aksara, 1994.

Manajemen

dan

Kepemimpinan