Perkembangan Perbankan ProdukHukum BankIndonesia

Laporan Perekonomian Daerah Jawa Tengah Tahun 2009 21

Bab 3 Perkembangan Perbankan

3.1. Kinerja Perbankan Bank Umum dan BPR 3.1. Kinerja Perbankan Bank Umum dan BPR 3.1. Kinerja Perbankan Bank Umum dan BPR 3.1. Kinerja Perbankan Bank Umum dan BPR Kinerja perbankan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 secara umum mengalami pertumbuhan, walaupun sedikit melambat jika dibandingkan dengan tahun 2008. Perlambatan pertumbuhan tersebut sebagai dampak adanya krisis keuangan global yang mulai terasa pada triwulan akhir 2008, yang tercermin dari menurunnya pertumbuhan dana pihak ketiga DPK dan kredit yang diberikan. DPK dan kredit masing-masing tumbuh sebesar 13,18 dan 13,69, melambat dibanding pertumbuhan pada 2008 yang masing- masing sebesar 16,20 dan 27,98.Grafik 3.1. Grafik 3.1. Grafik 3.1. Grafik 3.1.. Perbankan di Jawa Tengah cenderung mengambil sikap untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya pasca krisis keuangan global. Hal ini tercermin dari menurunnya pertumbuhan kredit dari 27,98 menjadi 13,69 pada 2009, meski Loan to Deposit Ratio LDR perbankan relatif tetap stabil dalam kisaran 92. Di sisi lain, kualitas penyaluran kredit tetap terpelihara dengan baik yang tercermin dari Non Performing Loans NPLs di level 2,95, masih di bawah target indikatif yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 5.Grafik 3.2. Grafik 3.2. Grafik 3.2. Grafik 3.2.. 3.2. Kinerja Bank Umum 3.2. Kinerja Bank Umum 3.2. Kinerja Bank Umum 3.2. Kinerja Bank Umum Indikator kinerja bank umum di Jawa Tengah secara umum menunjukkan perkembangan yang relatif baik. Dampak krisis keuangan global terhadap kinerja bank umum di Jawa Tengah relatif tidak signifikan. Hal ini terutama disebabkan oleh portfolio aset yang Pertumbuhan Perbankan di Jawa Tengah mengalami perlambatan. Indikator kinerja Bank Umum di Jawa Tengah relatif baik 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 2007 2008 2009 Growth Tahun Kredit DPK Aset Grafik 3.1. Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit BU dan BPR di Jawa Tengah

0,00 1,00

2,00 3,00

4,00 5,00

6,00 7,00

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 I II III IV I II III IV I II III IV 2007 2008 2009 NPL LDR LDR NPL Grafik 3.2. Perkembangan LDR dan NPL BU dan BPR di Jawa Tengah Laporan Perekonomian Daerah Jawa Tengah Tahun 2009 22 menghasilkan earning assets bank umum di Jawa Tengah yang didominasi oleh kredit yang diberikan. Sedangkan penempatan dana bank pada surat berharga relatif kecil. Di sisi lain, sebagian besar dari kredit tersebut disalurkan kepada kredit modal kerja dan kredit konsumtif yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pihak luar negeri. Kredit bank umum pada 2009 tumbuh sebesar 13,58, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2008 sebesar 27,86. Kalangan perbankan masih belum banyak merealisasikan penyaluran kreditnya, menunggu dampak krisis yang mendera sektor riil. Meskipun tidak setajam pelambatan yang terjadi pada kredit, penghimpunan dana pihak ketiga juga mengalami perlambatan pertumbuhan dari 15,09 pada 2008 menjadi 13,05 pada 2009. Grafik 3.3. Grafik 3.3. Grafik 3.3. Grafik 3.3.. Dari sisi penggunaan, kredit modal kerja KMK dan kredit konsumsi KK memiliki porsi terbesar masing-masing sebesar 56,56 dan 35,36, sedangkan kredit investasi hanya memiliki porsi sebesar 8,08. Sementara itu, upaya meningkatkan pertumbuhan kredit investasi perlu dilakukan bersama mengingat kredit investasi memiliki efek pengganda yang lebih tinggi dibanding kredit lainnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Secara sektoral, penyaluran kerdit bank umum di Jawa tengah didominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor perdagangan, sektor industri, dan sector lain-lain 58.075 58.075 58.075 58.075 67.204 67.204 67.204 67.204 77.652 77.652 77.652 77.652 86.421 86.421 86.421 86.421 103.922 103.922 103.922 103.922 116.642 116.642 116.642 116.642 46.797 46.797 46.797 46.797 53.424 53.424 53.424 53.424 62.701 62.701 62.701 62.701 70.099 70.099 70.099 70.099 80.681 80.681 80.681 80.681 91.213 91.213 91.213 91.213 34.644 34.644 34.644 34.644 42.543 42.543 42.543 42.543 48.025 48.025 48.025 48.025 57.017 57.017 57.017 57.017 72.907 72.907 72.907 72.907 82.814 82.814 82.814 82.814 LDR LDR LDR LDR 74,03 79,63 76,59 81,34 90,37 90,79 NPL NPL NPL NPL 1,45 3,94 4,87 3,00 2,39 2,41 NPL Nominal Miliar Rp NPL Nominal Miliar Rp NPL Nominal Miliar Rp NPL Nominal Miliar Rp 503 1.677 2.338 1.712 1.742 1.998 Kredit UMKM Miliar Rp Kredit UMKM Miliar Rp Kredit UMKM Miliar Rp Kredit UMKM Miliar Rp ---- ---- ---- 50.185 50.185 50.185 50.185 61.241 61.241 61.241 61.241 70.157 70.157 70.157 70.157 Kredit Miliar Rp Kredit Miliar Rp Kredit Miliar Rp Kredit Miliar Rp Total Asset Miliar Rp Total Asset Miliar Rp Total Asset Miliar Rp Total Asset Miliar Rp DPK Miliar Rp DPK Miliar Rp DPK Miliar Rp DPK Miliar Rp 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2007 2007 2007 2007 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 I N D I K A T O R I N D I K A T O R I N D I K A T O R I N D I K A T O R 2004 2004 2004 2004 TABEL 3. TABEL 3. TABEL 3. TABEL 3.1 1 1 1. INDIKATOR KINERJA . INDIKATOR KINERJA . INDIKATOR KINERJA . INDIKATOR KINERJA BANK UMUM BANK UMUM BANK UMUM BANK UMUM MILIAR RP MILIAR RP MILIAR RP MILIAR RP Sumber: LBU , Bank Indonesia - 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 - 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2006 2007 2008 2009 yoy DPK yoy Kredit Kredit DPK Grafik 3.3. Pertumbuhan Kredit dan DPK Bank Umum di Jawa Tengah Laporan Perekonomian Daerah Jawa Tengah Tahun 2009 23 dengan total porsi sebesar 89,74. Sektor lain-lain ini sebagian besar berupa kartu kredit, sedangkan sektor perdagangan dan sektor industri merupakan penyaluran kredit perbankan kepada sektor riil, termasuk kepada UMKM. Sementara itu pemberian kredit kepada sektor pertanian relatif kecil, hanya sebesar 2,76. Kredit kepada sektor ini relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun. Karakteristik sektor pertanian yang sangat tergantung kepada musimalam dan memiliki risiko relatif lebih tinggi dibanding sektor lainnya, mengakibatkan perbankan belum begitu memperhatikan sektor ini. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama, baik pemerintah daerah maupun perbankan untuk lebih memperhatikan sektor ini. Untuk itu perlu diupayakan terobosan-terobosan kebijakan baru oleh Pemerintah Pusat seperti pengembangan kredit program sejenis KKPE serta meningkatkan pembinaan kapasitas kelompok-kelompok tani yang potensial untuk dibiayai oleh perbankan. Terlebih sektor pertanian menyumbang penyerapan tenaga kerja terbesar dibanding sektor-sektor lainnya. Kualitas kredit pada 2009 masih cukup baik dan terjaga, dengan rasio Non Performing Loan NPL sebesar 2,41, masih di bawah batas rasio indikatif Bank Indonesia 5. Namun demikian, secara nominal terjadi kenaikan NPL, yang terutama disumbang oleh sektor industri dan sektor perdagangan. Pelayanan perbankan kepada masyarakat semakin luas dengan bertambahnya jumlah jaringan kantor bank. Semakin berkembangnya ekonomi di Jawa Tengah dan tingginya persaingan untuk menarik nasabah mendorong bank untuk lebih meningkatkan dan melengkapi pelayanannya kepada masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan jumlah jaringan kantor bank termasuk didalamnya Anjungan Tunai Mandiri ATM, sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal itu Laporan Perekonomian Daerah Jawa Tengah Tahun 2009 24 tercermin dari jumlah jaringan kantor bank yang semakin meningkat. Tabel 3.2 Tabel 3.2 Tabel 3.2 Tabel 3.2. . . .. 3.3. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat BPR 3.3. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat BPR 3.3. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat BPR 3.3. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat BPR Kinerja BPR di Jawa Tengah pada tahun 2009 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Aset, DPK, dan kredit tumbuh masing-masing sebesar 17,96, 19,54, dan 16,43. Dari ketiga indikator tersebut, hanya kredit yang mengalami perlambatan pertumbuhan, dimana pada 2008 tingkat pertumbuhan kredit mencapai 20,43. Grafik 3.4. Grafik 3.4. Grafik 3.4. Grafik 3.4.. Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut diperkirakan sebagai imbas krisis keuangan global yang terjadi pada akhir 2008. Selama empat tahun terakhir, rata-rata penyaluran kredit BPR terbesar berada pada sektor Lain-lain 46,63, diikuti sektor Perdagangan 35,46 dan sektor Jasa 9,10 Grafik 3.5. Grafik 3.5. Grafik 3.5. Grafik 3.5.. Sementara itu dari sisi penggunaan, kredit BPR sebagian besar disalurkan pada kredit modal kerja 50,18 dan kredit konsumsi 44,27. Sedangkan kredit investasi hanya sebesar 5,56 Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3.6 6 6 6. . . .. Kinerja BPR menunjukkan pertumbuhan yang positif. - 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 2006 2007 2008 2009 Rp. Miliar Total Aset DPK Kredit Grafik 3.4. Indikator BPR Jawa Tengah TABEL TABEL TABEL TABEL 3. 3. 3. 3.2 2 2 2. PERKEMBANGAN KANTOR BANK DAN JUMLAH . PERKEMBANGAN KANTOR BANK DAN JUMLAH . PERKEMBANGAN KANTOR BANK DAN JUMLAH . PERKEMBANGAN KANTOR BANK DAN JUMLAH BANK BANK BANK BANK Sumber: LBU, Bank Indonesia Grafik 3.5. Porsi Kredit Sektoral BPR di Jawa Tengah Pertanian 7,37 Perindustrian 1,45 Perdagangan 35,46 Jasa-jasa 9,10 Lain-lain 46,63 Laporan Perekonomian Daerah Jawa Tengah Tahun 2009 25 Dalam empat tahun terakhir 2006-2009, tingkat NPL BPR di Jawa Tengah masih berada di atas batas himbauan Bank Indonesia - 5. Namun demikian, dalam perkembangannya NPL BPR mengalami perbaikan, yang ditunjukkan dengan semakin menurunnya tingkat NPL. Pada tahun 2009, NPL BPR di Jawa Tengah tercatat sebesar 8,38, lebih kecil jika dibandingkan dengan NPL BPR pada tahun 2008 sebesar 9,30 Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3.7 7 7 7. . . .. Penurunan tingkat NPL tersebut mencerminkan semakin baiknya manajemen pengawasan kredit yang diterapkan oleh BPR walaupun masih diperlukan optimalisasi dan efektifitas pengawasan penyaluran kredit tersebut. 3.4. Kinerja Perbankan Syariah 3.4. Kinerja Perbankan Syariah 3.4. Kinerja Perbankan Syariah 3.4. Kinerja Perbankan Syariah Perkembangan bank umum syariah BUS dan BPR syariah BPRS di Jawa Tengah menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari pertumbuhan indikator utama kinerja perbankan syariah Grafik Grafik Grafik Grafik 3. 3. 3. 3.8 8 8 8. . . .. Dalam empat tahun terakhir, aset bank syariah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 49,98. Sedangkan pembiayaan dan DPK BPR memiliki rata- rata pertumbuhan masing-masing sebesar 49,88 dan 43,12 Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3.9 9 9 9. . . .. Relatif tingginya pertumbuhan indikator kinerja perbankan syariah di Jawa Tengah tersebut terutama disebabkan oleh adanya perluasan wilayah usaha perbankan syariah melalui pembukaan kantor cabang baru di beberapa daerah. Pada tahun 2006 terdapat 26 kantor cabang, meningkat menjadi 43 kantor cabang pada 2009. Peningkatan jumlah kantor tersebut memberikan pengaruh positif pada Financing to Deposit Ratio FDR yang mengalami kenaikan hingga mencapai 109,97. Peningkatan FDR tersebut juga diimbangi dengan peningkatan kualitas pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Jawa Tengah. Hal ini tercermin dari semakin menurunnya tingkat Non Performing 8 9 10 11 12 13 14 108 110 112 114 116 118 2006 2007 2008 2009 NPL LDR LDR NPL - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 2006 2007 2008 2009 Aset Pembiayaan DPK 49,98 49,88 43,12 Aset Pembiayaan DPK Grafik 3.6. Porsi Kredit Penggunaan BPR di Jawa Tengah TABEL 3.9. Rata-rata pertumbuhan Tahunan Aset, Pembiayaan dan DPK Perbankan Syariah Jawa Tengah Tahun 2006 - 2009 Modal Kerja 50,18 Investasi 5,56 Konsumsi 44,27 Grafik 3.7. Perkembangan LDR dan NPL BPR di Jawa Tengah GRAFIK 3.8. Indikator Bank Syariah Jawa Tengah Laporan Perekonomian Daerah Jawa Tengah Tahun 2009 26 Financing NPF, dimana pada 2009 NPF bank syariah tercatat sebesar 2,72 Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3.10 10 10 10. . . .. Melihat data perkembangan perbankan syariah Jawa Tengah tersebut maka potensi perkembangan perbankan syariah di Jawa Tengah sangat terbuka lebar. Dengan demikian, diharapkan akan semakin banyak alternatif pilihan produk perbankan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan manfaatnya. 3.5. 3.5. 3.5. 3.5. Penyaluran Kredit UMKM Penyaluran Kredit UMKM Penyaluran Kredit UMKM Penyaluran Kredit UMKM Penyaluran kredit kepada UMKM pada 2009 masih cukup bagus, ditengah-tengah krisis keuangan global yang ditengarai berdampak pada penyaluran kredit UMKM. Pertumbuhan kredit UMKM mencapai 14,56 yoy menjadi Rp70,15 triliun, namun lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 22,03. Hal ini menunjukkan bahwa usaha UMKM cukup kuat menghadapi krisis global. Pertumbuhan kredit MKM didorong oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 22,77 menjadi Rp3,4 triliun, sedangkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi juga meningkat masing-masing sebesar 13,61 menjadi Rp33,50 triliun dan 14,54 menjadi Rp33,37 triliun. Kredit modal kerja dan kredit konsumsi mendominasi penyaluran kredit kepada UMKM, masing-masing sebesar 47,75 dan 46,14, atau keduanya memiliki pangsa sebesar 93,90 dari total kredit UMKM. Kenaikan kredit konsumsi tersebut menyumbang 46,09 pada total kenaikan kredit UMKM pada tahun 2009. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga. Secara sektoral, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor listrik, air, dan gas LGA, sektor perdagangan, dan sektor konstruksi. ♦ ♦ ♦ 2,4 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 100 102 104 106 108 110 112 114 116 118 120 2006 2007 2008 2009 NPF FDR FDR NPF GRAFIK 3.10. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengah Laporan Perekonomian Daerah Jawa Tengah Tahun 2009 27

Bab 4 Sistem Pembayaran