Bahan dan Alat Prosedur Kerja

Pengelolaan dan Perilaku Burung Elang.....R. Sawtri dan M. Takandjandji 259 siang dan malam hari antara 18-23 C sedangkan kelembaban yang cukup tinggi merupakan hasil dari curah hujan tahunan dengan nilai rata-rata jumlah hujan Q basah sebesar 0,50 atau 50 yang terma- suk tipe curah hujan C atau agak basah. Struktur vegetasi yang mendominasi areal PPSC di antaranya pohon jeunjing Paraserianthes falcataria L I.C.Niel- sen dan johe Emilia sonchifolia L D.C, sedangkan tumbuhan bawah dido- minasi oleh kirinyuh Eupatorium odora- tum L. dan babadotan Ageratum cony- zoides L. PPSC, 2005b. Satwaliar yang dapat dijumpai di are- al PPSC terdiri dari aves, mamalia, repti- lia, amphibia, dan serangga. Jenis mama- lia yang ditemukan di kawasan PPSC di antaranya adalah kukang jawa Nyctice- bus coucang Boddaert,1785, kucing hu- tan Felis bengalensis Linnaeus, 1758, musang luwak Paradoxurus hermaphro- ditus Pallas, 1777, trenggiling Manis ja- vanica Desmarest, 1822, bajing kekes Exilisciurus exilis Moore, 1958, garang- an Herpestes semitorquatus Gray, 1846, lalai kembang Eonycteris spelaea Dob- son, 1871, dan codot krawar Cynop- terus brachyotis Muller, 1838. Jenis aves yang dijumpai di areal ini sebanyak 35 je- nis, di antaranya tepus pipi perak Stachy- ris melanothorax Temminck, 1823 , pu- yuh tegalan Turnix suscitator Gmelin, 1789 , cekakak jawa Halcyon cyanoven- tris Vieillot, 1818, dan cekakak sungai Todirhamphus chloris Boddaert, 1783 PPSC, 2005b .

B. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang dipergunakan da- lam penelitian ini diantaranya adalah bu- rung elang seperti burung elang jawa Spizaetus bartelsi Stresemann, 1924 , bu- rung elang brontok fase terang Spizaetus cirrhatus Gmelin, 1788, burung elang brontok fase gelap Spizaetus cirrhatus Gmelin, 1788, burung elang ular bido Spilornis cheela Latham, 1790, burung elang hitam Ichtinaetus malayensis Tem- minck, 1822, burung elang paria Milvus migrans Boddaert, 1783, dan burung elang ikan kepala kelabu Ichthyophaga ichthyaetus Horsfield, 1821, teropong bi- nokuler, jenis pakan burung, kandang, alat tulis, kamera, jam, kantong plastik, faeces kotoran burung elang, dan for- malin.

C. Prosedur Kerja

1. Keragaman Jenis Burung Elang di

PPSC Keragaman jenis burung elang di PPSC dikaji melalui data sekunder yang dikompilasi dari tahun 2001-2008 untuk memperoleh informasi tingkat keberhasil- an program rehabilitasi dan pelepasliaran di habitat alamnya.

2. Pengamatan Perilaku

Pengamatan perilaku burung elang di- bedakan menjadi dua yaitu pengamatan individual dan pengamatan kelompok se- bagai bahan pembanding. Pengamatan in- dividual adalah pengamatan yang dilaku- kan pada masing-masing individu burung elang di dalam kandang sosialisasi de- ngan tujuan untuk mengetahui perilaku harian. Perilaku yang diamati di antara- nya perilaku diam, bergerak, dan ingestif makan. Jumlah individu yang diamati untuk melakukan pengamatan perilaku tersebut yaitu tujuh ekor diantaranya bu- rung elang jawa S. bartelsi , burung elang brontok fase terang S. cirrhatus , burung elang brontok fase gelap S. cirrhatus , burung elang ular bido S. cheela , bu- rung elang hitam I. malayensis , burung elang paria M. migrans , dan burung elang ikan kepala kelabu I. ichthyaetus yang dipilih secara acak. Pengamatan burung elang dalam ke- lompok dilakukan untuk mengetahui in- teraksi sosial dalam struktur kecil. Jum- lah burung yang diamati yakni sebanyak lima individu elang ular bido S. cheela , karena jenis burung elang lainnya tidak memungkinkan untuk dicampur dalam satu kandang sosialisasi. Vol. VII No. 3 : 257-270, 2010 260

3. Sanitasi Burung dan Kandang

Pengamatan sanitasi lingkungan dila- kukan dengan mengambil sampel faeces kotoran burung elang untuk mengetahui kesehatan burung. Parameter yang di- amati adalah kandungan cacing dan as- pergillosis. Analisis laboratorium dilaku- kan di Balai Besar Penelitian Veteriner, Cimanggu.

D. Data yang Dikumpulkan