EDUCATION 13.4 ENERGY The Little Sustainable Landscapes Book | Global Canopy Programme GCP LSLB Bahasa

60 Terdapat berbagai tingkat kerja sama dalam pengelolaan lanskap terpadu, dan tingkat yang tepat akan berbeda-beda tergantung pada keadaan. Secara umum, tingkat di mana peserta dalam pengelolaan lanskap terpadu kemungkinan mendedikasikan waktu dan upaya untuk kerja sama murni akan bergantung pada apakah mereka merasakan potensi keuntungan atau merasa terancam oleh status quo. Misalnya, lembaga pemerintah, perusahaan besar dan pemain kuat lainnya khususnya tidak mungkin akan menyetujui kerja sama tingkat tinggi jika mereka tidak mengakui kegagalan pengelolaan sumber daya alam yang ada saat ini. Untuk tiap elemen pengelolaan lanskap terpadu yang digambarkan dalam bab ini, tingkat kerja sama yang berbeda-beda, dengan tingkat formalitas yang berbeda-beda, dimungkinkan. Semakin informal kerja samanya, semakin rendah tingkat setiap tanggung jawab dan akuntabilitas yang diberikan kepada tiap pemangku kepentingan. Pada satu ujung spektrum kerja sama, tujuan utama inisiatif lanskap terpadu adalah untuk meningkatkan pemahaman bersama di tingkat lokal, dengan harapan bahwa pengetahuan dan hubungan yang lebih baik akan memengaruhi keputusan pemangku kepentingan dan mengatalisasi kemitraan baru dalam lanskap tersebut yang akan memajukan aksi menuju tujuan-tujuan yang telah disepakati. Inisiatif-inisiatif tersebut mungkin akan menekankan penciptaan dialog, analisis kerja sama, dan pemantauan dinamika lanskap secara akurat, yang hanya membutuhkan proses informal. Inisiatif- inisiatif tersebut dapat dengan mudah difasilitasi oleh lembaga swadaya masyarakat, atau pelaku lainnya yang memiliki pengaruh dan kekuasaan untuk mengadakan pertemuan, tetapi tidak harus memiliki kekuasaan ekonomi atau politik. Di ujung spektrum yang lain, inisiatif-inisiatif lanskap terpadu berupaya untuk mencapai hasil lanskap khusus dan memberlakukan mekanisme penegakan atau insentif bersyarat yang dipantau secara ketat dan menghasilkan tekanan nyata agar berbagai pelaku lanskap berubah. Misalnya, “daftar hitam” yang dimiliki oleh Brasil untuk kota dengan tingkat deforestasi ilegal tinggi memotivasi kota untuk memberlakukan program-program yang lebih kuat guna mengurangi deforestasi lihat halaman 36-37. Tujuan-tujuan tersebut menuntut investasi tinggi pada semua elemen pengelolaan lanskap terpadu, dalam rangka memastikan partisipasi dan kesepakatan yang tepat, pengembangan rencana yang koheren dan realistis, dan kerangka akuntabilitas yang kuat. Dalam hal ini, lembaga- lembaga pemerintah yang kuat kemungkinan akan memainkan peran sentral dalam mengelola proses tersebut. 61 Tabel berikut menyoroti berbagai pilihan dalam spektrum kerja sama, berdasarkan kelima elemen kunci dalam pengelolaan lanskap terpadu. TinGKaT KerJa sama pemanGKU KepenT- inGan rendah menenGah TinGGi plaTFOrm BerBaGai pemanGKU KepenTinGan KOnsUlTasi perTemUan ad hOc dialOG BerBaGai pemanGKU KepenTinGan dan perTemUan rUTin KOmiTmen Oleh Tiap pelaKU UnTUK memperTimBanGKan dan merespOns masUKan dari pemanGKU KepenTinGan lansKap lainnYa di aTas + meKanisme FOrmal UnTUK perwaKilan pemanGKU KepenTinGan, aTUran FOrmal UnTUK penGamBilan KepUTUsanG pemahaman Bersama inFOrmasi pUBliK dari pemanGKU KepenTinGan lansKap YanG TerOrGanisasi; mUdah diaKses di aTas + inFOrmasi Terperinci TenTanG penGelOlaan lahan YanG diBeriKan Kepada pemanGKU KepenTinGan lansKap lainnYas di aTas + meKanisme UnTUK meminTa inFOrmasi dari pemanGKU KepenTinGan lansKap lainnYa perencanaan KOlaBOraTiF dOKUmen visi lansKap YanG disepaKaTi di aTas + rencana prOGram sTraTeGis lansKap Terperinci YanG menGUraiKan KeGiaTan-KeGiaTan Bersama di aTas + KeranGKa aKUnTaBiliTas YanG Jelas UnTUK KepaTU- han pelaKU Terhadap rencana lansKap dipanTaU dan sanKsi Tersedia UnTUK YanG TidaK memaTUhi pelaKsanaan eFeKTiF pelaKU lansKap memperTimBanGKan rencana KOlaBOraTiF KeTiKa memBUaT KepUTUsan individUals di aTas + KOmiTmen KOnTriBUsi KhUsUs UnTUK mencapai TUJUan-TUJUan lansKap YanG Telah disepaKaTi di aTas + pelapOran Terperinci TenTanG pelaKsanaan rencana KOlaBOraTiF KepUTUsan individUal YanG TerKaiT denGan rencana KOlaBOraTiF pemanTaUan pemanTaUan TinGKaT TinGGi; pelapOran pUBliK di aTas + KOmiTmen KOnTriBUsi KhUsUs UnTUK mencapai TUJUan-TUJUan lansKap YanG Telah disepaKaTi sTraTeGi pemanTaUan dan evalUasi Terperinci YanG dicapai; insenTiF pOsiTiF BersYaraT; dan sanKsi neGaTiF © J u lie P u d lo w sk i W W F -U S 63 Platform berbagai pemangku kepentingan m ulti-stakeholder platform , MSP merupakan perangkat yang berguna untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam satu badan pengambil keputusan untuk mengatasi masalah- masalah pengelolaan sumber daya. Sebagai badan pengambil keputusan, MSP biasanya digunakan untuk penyelesaian konlik misalnya konlik atas akses sumber daya, demokratisasi misalnya untuk memberikan suara yang lebih kuat kepada kelompok-kelompok minoritas, atau untuk mengembangkan strategi pra- kompetisi untuk menangani masalah atau peluang tingkat lanskap 64 . Dalam hal pengelolaan lanskap terpadu, MSP memberikan ruang kepada pemangku kepentingan untuk berbagi informasi, mengembangkan pemahaman bersama tentang banyak masalah, menegosiasikan hasil, dan bekerja sama memutuskan dan melaksanakan rencana aksi untuk mengelola sumber daya di suatu lanskap tertentu dengan cara yang menjaga kelestariannya. MSP dapat sangat berbeda-beda dalam hal amanat misalnya sukarela atau wajib, pelembagaan, dan lingkup. Biasanya MSP diawali oleh satu atau dua kelompok pemangku kepentingan dan dengan satu tema kunci atau lebih, tetapi sering kali berkembang untuk mencakup berbagai tujuan 65 . Kepemimpinan mereka dapat berubah dari waktu ke waktu. Melalui pengadaan ruang khusus untuk diskusi dan berbagi informasi, MSP dapat membantu membangun kepercayaan di antara berbagai pemangku kepentingan, berkontribusi untuk mengatasi ketidakseimbangan kekuasaan, dan memfasilitasi pembelajaran kolektif. Misalnya, anggota-anggota masyarakat setempat, perwakilan pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta mengakui bahwa kepercayaan yang dibangun selama delapan tahun terakhir melalui partisipasi mereka dalam platform New Generation Plantations Perkebunan Generasi Baru xi sangatlah penting untuk memulai dialog di mana pemangku kepentingan terbuka untuk mendengarkan dan belajar dari satu sama lain, dan memikirkan solusi yang menguntungkan mereka semua. Tanpa kepercayaan ini, menyepakati mekanisme pengambilan keputusan dan mencapai konsensus dapat menjadi tantangan. Menetapkan proses berbagai pemangku kepentingan yang sah sangatlah penting sebelum tujuan ditetapkan dan rencana pengelolaan lanskap dikembangkan lihat halaman 80 . J ika tidak, terdapat risiko bahwa proses tersebut menjadi salah satu konsultasi, bukan pengambilan keputusan kolektif, atau bahwa para pemangku kepentingan yang tidak dilibatkan akan menghalangi rencana aksi. Tantangan terhadap MSP yang efektif mencakup memastikan partisipasi berarti semua pemangku kepentingan, dan melibatkan pemangku kepentingan yang kuat yang mungkin kurang memiliki dorongan untuk bergabung, walaupun partisipasi mereka sangat penting untuk efektivitas pelaksanaan rencana pengelolaan. Para pelaku terpinggirkan misalnya masyarakat adat, kaum perempuan atau yang tidak terorganisasi misalnya petani setempat mungkin akan membutuhkan dukungan dan peningkatan kapasitas untuk terlibat dalam diskusi. Mempertahankan momentum dan kemauan politik, dan mengelola harapan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh pemangku kepentingan yang berpartisipasi juga dapat memberikan tantangan; oleh karenanya pemimpin yang kompeten dan fasilitator yang ahli sangatlah penting untuk efektivitas MSP. xi Sebagai con toh platform berbagai pem an gku kepen t- in gan sektoral, dialog-dialog New Gen eration Plan tation s telah m en doron g pen gelolaan lan skap perkebun an secara terpadu di Brasil, Chili, Afrika Selatan dan Republik Rakyat Tion gkok. WWF m em - ben tuk NGP Platform pada tahun 20 0 7. NGP m em pertem ukan perusahaan -peru- sahaan perkebun an utam a, beberapa lem baga pem erin tah yan g m en gelola dan m en gatur perkebin an dan beberapa kelom pok m asyarakat setem pat yan g hidup di dan atau dari hutan . Platform tersebut berupaya un tuk m em en garuhi perusa- haan dan pem erin tah lain un tuk m em buat keputusan yan g ber- tan ggun g jawab secara lin gkun gan dan sosial ten tan g pen gelolaan perkebun an m ereka. Lihat http: n ewgen - eration plan tation s. org 64 di wilaYah danaU naivasha, KenYa Danau Naivasha adalah perairan tawar terbesar kedua di Kenya dan menopang industri hortikultura yang sedang berkembang, merepresentasikan sekitar 70 dari ekspor bunga potong di Kenya dan 2–3 dari PDB negara tersebut 66 . Danau tersebut menopang industri perikanan, sektor pariwisata dan tempat penginapan yang sedang berkembang, serta industri susu dan daging sapi. Produksi energi panas bumi tumbuh pesat dan memberikan kontribusi 280 MW kepada jaringan energi negara tersebut 67 . Daerah tangkapan danau tersebut terutama digunakan untuk pertanian skala kecil yang bersama-sama memproduksi banyak hasil pertanian segar bagi pasar lokal di Kenya 68,69 . Jumlah penduduk di wilayah tersebut tumbuh pesat, dengan 650.000 orang di tahun 2009, dan estimasi laju pertumbuhan 13 selama satu dekade ini 70 . Wilayah danau tersebut memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, yang terdiri dari lokasi Ramsar, Kawasan Burung Internasional, menara air utama dan taman nasional. Keragaman pemangku kepentingan, zona ekologi dan kegiatan ekonomi, ketersalinghubungan antara daerah tangkapan atas dan bawah, serta kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi membuat wilayah danau yang relatif kecil ini 3.400 km 2 menjadi pelik dan rentan terhadap konflik akses dan kualitas sumber daya alam. Kekeringan parah pada tahun 2009 melambungkan kebutuhan atas pendekatan terpadu terhadap pengelolaan sumber daya alam menjadi tindakan. Para pemangku kepentingan yang sebelumnya menentang, bergabung untuk mengembangkan visi bersama untuk Wilayah Danau Naivasha, dan proses ini didukung oleh komitmen politik di tingkat tertinggi 71 . Bersama-sama, perubahan-perubahan positif ini menghasilkan pengukuhan Imarisha Lake Naivasha Management Board pada bulan Mei 2011 72 . Imarisha Board adalah suatu kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta PPP, yang ditunjuk oleh Pemerintah Kenya untuk jangka waktu tiga tahun. Badan tersebut beranggotakan berbagai sektor pemerintah termasuk sektor air, kehutanan, peternakan, baik di tingkat lokal dan nasional, maupun sektor swasta misalnya dari sektor hortikultura, bisnis dan pariwisata, pemilik ternak, organisasi masyarakat sipil, dan kelompok masyarakat misalnya Water Resource Users Association, Lake Naivasha Riparian Association, Community Forest Association, dan Beach Management Units Association. Ketuanya ditunjuk oleh pemerintah. Pada tahun 2011, langkah pertama badan ini adalah membentuk sekretariat yang umum dikenal sebagai Imarisha Naivasha, yang diberi tugas untuk meningkatkan kerja sama di antara semua pemangku kepentingan, mengoordinasikan kegiatan dan kepentingan di wilayah tersebut, memantau kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang mengatur lingkungan hidup, serta mengembangkan dan menegakkan kode etik. Badan tersebut juga mengembangkan dan melaksanakan Perwalian untuk menerima sumber daya keuangan dari dalam dan luar Kenya guna mendukung pelaksanaan amanat Imarisha Naivasha. Pada tahun 2015, Imarisha Naivasha diberikan status program khusus langsung di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Struktur PPP Imarisha Naivasha, posisinya sebagai program khusus dalam struktur pemerintahan, serta fungsinya sebagai sebuah lembaga pemantauan dan koordinasi lanskap, menjadikannya sebuah entigas unik untuk pengelolaan sumber daya alam. Rencana Aksi Pembangunan Berkelanjutan 2012–2017, yang dikembangkan oleh Imarisha Board, memandu kegiatan-kegiatan PPP tersebut. Rencana aksi tersebut berfokus pada empat hasil yang dianggap paling penting untuk restorasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di wilayah danau tersebut, yaitu pengelolaan zona- zona riparian, pengelolaan daerah tangkapan yang lebih luas, penguatan fungsi kelembagaan sumber 65 daya air dan pengelolaan pembangunan kota, serta penguatan kapasitas kelembagaan dan visibilitas Imarisha Naivasha 73 . Selama periode 2012–2013, ketika konstitusi baru Kenya membutuhkan restrukturisasi pemerintah besar-besaran, Imarisha Naivasha mengalami periode ketidakpastian. Saat itu, keberadaan Perwalian dan kemitraan dalam wilayah tersebut memungkinkan Imarisha Naivasha untuk terus memanfaatkan dana dari para pengecer di Inggris dan mitra-mitra pembangunan lainnya. Badan tersebut juga bermitra dengan sebuah program multi-mitra yang disebut Integrated Water Resources Action Plan IWRAP atau yang dalam Bahasa Indonesia berarti Rencana Aksi Sumber Daya Air Terpadu, yang dipimpin oleh WWF-Kenya dan didanai oleh Kedutaan Besar Inggris di Belanda. IWRAP memasukkan semua keempat hasil Rencana Aksi Pembangunan Berkelanjutan. Dengan demikian, Imarisha Naivasha mampu memperkuat kapasitas sumber daya manusianya, mengembangkan strategi komunikasi, meningkatkan situs webnya, memulai publikasi majalah setiap tiga bulan, dan mengadakan rapat pemangku kepentingan setiap tahun untuk berbagai pembelajaran dan informasi kegiatan. Imarisha Naivasha juga telah mengembangkan strategi pemantauan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut, dan Rencana Pengelolaan Riparian Danau Naivasha yang divalidasi oleh pemangku kepentingan dengan pengawalan dari Gubernur County Nakuru, di mana Danau Naivasha terletak. Kemitraan-kemitraan baru sedang dikembangkan, misalnya yang menghubungkan berbagai organisasi pembangunan dan konservasi internasional untuk peningkatan dampak. Sekarang, inisiatif tersebut sedang menciptakan mekanisme pendanaan berkelanjutan untuk mendukung tujuan-tujuan jangka panjangnya. Imarisha Naivasha yang lebih kuat berarti koordinasi dan pemantauan kegiatan secara lebih baik, dan dengan demikian kemungkinan yang lebih besar untuk memenuhi visi yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan wilayah danau tersebut, yaitu lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan produktif, serta mata pencaharian berkelanjutan bagi generasi masa kini dan generasi masa depan. Sunita Sarkar WWF Kenya Hutan Atlantik Brasil merupakan salah satu daerah yang paling diprioritaskan untuk konservasi di dunia. Hutan tersebut menyediakan jasa lingkungan yang sangat penting dan sebagian besar perekonomian kawasan tersebut bergantung padanya. Namun, dikarenakan pembukaan lahan di masa lalu untuk pertanian komersial dan pemukiman manusia, kurang dari 15 dari hutan asli tersebut masih utuh. Restorasi hutan dan ekosistem skala besar dibutuhkan untuk mempertahankan jasa ekosistem ini dan mencapai tujuan-tujuan jangka panjang dari berbagai pemangku kepentingan di kawasan tersebut, termasuk meningkatkan pasokan air, mengendalikan banjir, mematuhi peraturan Kitab Undang-Undang Kehutanan, dan membuka lapangan kerja 74 . Pakta Restorasi Hutan Atlantis PACT resmi ditetapkan pada tahun 2009 sebagai sebuah jaringan yang terdiri dari LSM, lembaga penelitian, lembaga pemerintah dan perusahaan swasta nasional dan internasional untuk mengoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan dan sumber daya dari berbagai pemangku kepentingan dengan tujuan untuk merestorasi 15 juta hektar lahan hutan pada tahun 2050. Saat ini PACT meliputi lebih dari 270 organisasi penanda tangan, termasuk organisasi petani dan masyarakat, yang bersama-sama mendorong, memfasilitasi dan melaksanakan proyek- proyek restorasi di 17 negara bagian di Brasil 75 . Sekitar 60.000 hektar telah direstorasi sejauh ini. Komitmen PACT sebagai bagian dari Tantangan Bonn adalah merestorasi 1 juta hektar sampai tahun 2020 lihat halaman 41. PACT diatur oleh satu komite pengarah pusat, yang meliputi perwakilan-perwakilan dari akademisi, sektor swasta dan sektor publik, serta LSM, satu Sekretariat Eksekutif, dan lima kelompok kerja 76 . Organisasi mitranya dibagi ke dalam dua kategori umum, yaitu mitra pendukung, yang tidak terlibat langsung dalam proyek-proyek restorasi, tetapi memberikan keahlian dan pendanaan; dan mitra pelaksana, yang melaksanakan proyek-proyek restorasi berdasarkan kerangka kerja yang telah disepakati 77,78 . 66 Langkah pertama yang diambil oleh PACT adalah menciptakan peta kawasan prioritas untuk restorasi hutan dan mengkaji jenis investasi mana yang akan memaksimalkan hasil restorasi. Sebagai hasilnya, PACT memprioritaskan regenerasi alam, memastikan kepatuhan pemilik lahan terhadap kitab undang- undang yang ada, dan mendorong pelaku untuk mengadopsi kegiatan-kegiatan restorasi di daerah- daerah yang paling strategis. Misalnya, di Espirito Santo, program Reflorestar mendorong pemilik lahan untuk mematuhi undang-undang melalui mekanisme PES Pembayaran Jasa Ekosistem 79 . Miguel Calmon International Union for Conservation of Nature IUCN 67 Bagian in i m en yoroti beberapa pertim ban gan bagi pihak-pihak yan g akan membentuk platform berbagai pemangku kepentingan dan mengidentiikasi beberapa peran gkat un tuk m em fasilitasi proses tersebut. Me m a h a m i s ia p a ya n g a ka n d ilib a tka n : Idealn ya, platform berbagai pem an gku kepen tin gan perlu m elibatkan sem ua pem an gku kepen tin gan terkait, term asuk m ereka yan g terlibat dalam proses dan ren can a, yan g dapat m em en garuhi lan skap yan g dipersoalkan m isaln ya departem en pem erin tah pusat. Pem etaan pem an gku kepen tin gan m erupakan peran gkat yan g bergun a untuk mengidentiikasi pemangku kepentingan mana yang perlu dilibatkan dalam in isiatif pen gelolaan lan skap un tuk m en capai sekum pulan tujuan terten tu, dan dukun gan apa yan g m ereka butuhkan un tuk berpartisipasi dengan penuh makna. Mengidentiikasi para pelaku tersembunyi, seperti pelaku perusahaan jauh di bagian bawah ran tai pasokan yan g kom pleks, atau pem ilik lahan yan g tidak hadir, m erupakan tan tan gan khusus. Ada ban yak con toh peran gkat pem etaan pem an gku kepen tin gan . In stitution al Perform an ce Scorecard EcoAgriculture Partn ers m en awarkan m etodologi dan kegiatan un tuk m em ban tu para pem im pin in isiatif pen gelolaan lan skap dalam mengidentiikasi, antara lain organisasi-organisasi yang perlu dilibatkan dalam proses pen gelolaan lan skap 8 0 . Peran gkat pem etaan pen garuh pem an gku kepen tin gan dari In tern ation al In stitute for En viron m en t an d Developm en t m em berikan m etode yan g jelas un tuk m em perlihatkan pen garuh relatif berbagai pelaku dalam pen gam bilan keputusan 8 1 . Cen tre for Developm en t In n ovation , Wagen in gen Un iversity, telah m en gum pulkan peran gkat- peran gkat yan g ada un tuk an alisis pem an gku kepen tin gan dan kekuasaan gun a m en dukun g pem ilihan dan adaptasi peran gkat yan g terkait den gan kebutuhan khusus suatu proyek 8 2 . Me m a h a m i ‘titik m a s u k’ p e m a n gku ke p e n tin ga n u n tu k m e lib a tka n p a ra p e la ku te rka it s e ca ra e fe ktif: Mem aham i m otivasi atau ‘titik m asuk’ bebagai kelom pok pem an gku kepen tin gan m erupakan kun ci bagi pihak-pihak yan g m em ben tuk platform lan skap un tuk secara efektif m em buat dasar pem ikiran un tuk partisipasi jan gka pan jan g dalam platform berbagai pem an gku kepen tin gan lihat halam an 70 – 71. Oleh karen a itu, ketika m em ben tuk platform tersebut, kegiatan -kegiatan pen jan gkauan yan g bertujuan un tuk m en doron g keterlibatan harus disesuaikan den gan para pem an gku kepen tin gan terkait. Con toh kegiatan yan g dilaksan akan un tuk m en jelaskan kon sep kem itraan lan skap dan m em buat dasar pem ikiran bisn is un tuk keterlibatan adalah African Busin ess En gagem en t Road Show yan g dikem ban gkan oleh m itra-m itra Lan dscapes for People, Food an d Nature In itiative 8 3 . Me m a h a m i ko n te ks h u ku m s e h u b u n ga n d e n ga n p a rtis ip a s i m a s ya ra ka t: Ketika m em ben tuk platform bebagai pem an gku kepen tin gan , kon teks hukum n egara dan n egara bagian di m an a pem an gku kepen tin gan beroperasi harus dipaham i. H al in i berarti m en yadari hak-hak yan g din ikm ati oleh para pem an gku kepen tin gan terten tu. Misaln ya, di n egara-n egara di m an a prin sip Persetujuan Atas Dasar In form asi Awal Tan pa Paksaan PADIATAPA diabadikan dalam un dan g-un dan g, pihak-pihak yan g m em ben tuk MSP m em iliki tugas yan g lebih besar un tuk m em astikan bahwa m asyarakat adat berpartisipasi secara efektif 8 4 . H al in i dapat berarti m en yesuaikan in form asi agar tepat tekn ologi dan budaya, terlibat dalam kegiatan -kegiatan pen jan gkauan , dan m en gakui struktur pen gam bilan keputusan tradision al. Pe rtim b a n ga n p ro s e d u ra l b a gi p ih a k-p ih a k ya n g m e m b e n tu k p la tfo rm b e rb a ga i p e m a n gku ke p e n tin ga n : Selain m em aham i m itivasi pem an gku kepen tin gan un tuk berpartisipasi, para pen diri lan skap harus m em pertim ban gkan prosedur yan g m em fasilitasi pem ben tukan platform berbagai pem an gku kepen tin gan . Men gawali den gan koalisi kecil yan g term otivasi lebih m em un gkin kan un tuk m em ban tu m en en tukan fokus awal proses berbagai pem an gku kepen tin gan dan m em pertahan kan tin gkat en ergi. Rujukan dari sekelom pok awal pihak-pihak yan g m em iliki kem auan , para pem an gku kepen tin gan berpen garuh m em ban tu m em perluas koalisi. Men yelen ggarakan pertem uan -pertem uan bilateral den gan tiap kelom pok pem an gku kepen tin gan , sebelum m em pertem ukan m ereka, m em ban tu m em astikan bahwa pertem uan -pertem uan tersebut lebih efektif dan m em ban gun kepercayaan . Tips dan trik prosedural in i, serta pedom an um um un tuk m em fasilitasi dialog an tara para pem an gku kepen tin gan , diuraikan dalam pan duan praktis ISLA IDH bagi pen diri lan skap 8 5 dan Pan duan MSP Wagen in gen Un iversity 8 6 . 68 © N e v a rp p G e tt y I m a g e s 2 15 hUTan maU BaraT daYa, KenYa Kericho, di lanskap Mau Barat Daya, Kenya, merupakan salah satu daerah produksi teh terbesar di negara ini, di mana perusahaan-perusahaan besar seperti Unilever dan James Finlays Ltd. memproduksi banyak teh. Namun, deforestasi menyebabkan perubahan pola curah hujan dan iklim mikro yang memberikan dampak negatif pada hasil panen teh perkebunan dan petani kecil, dan memberikan tantangan kepada pemangku kepentingan lainnya. Dalam rangka membalikkan tren ini dan bergerak menuju kelestarian lanskap, para pemangku kepentingan perlu bekerja sama unuk beralih dari model yang digunakan saat ini. Untuk menjawab hal ini. Initiative for Sustainable Landscapes ISLA Sustainable Trade Initiative IDH, dengan KPMG, telah mengembangkan model investasi lanskap untuk mengukur biaya dan manfaat skenario investasi lanskap. Model tersebut diterapkan di lanskap hutan Mau Barat Daya, yang melihat dampak deforestasi pada lima kelompok pemangku kepentingan utama, yaitu perkebunan teh, petani kecil, masyarakat sekitar, perusahaan tenaga air dan pemerintah. Praktik tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana kelompok-kelompok pemangku kepentingan ini akan terdampak karena dihentikannya skenario business as usual. Praktik pemodelan menghitung nilai bersih saat ini dari skenario investasi bagi setiap kelompok pemangku kepentingan yang mencita-citakan berkurangnya deforestasi dan degradasi hutan atas skenario business as usual. Hasilnya memperlihatkan bahwa akan ada pengembalian positif bagi semua pemangku kepentingan dalam skenario investasi dengan berkurangnya dampak pada hutan. Keuntungan positif ini akan memungkinkan para pemangku kepentingan yang lebih kuat untuk mendukung petani kecil dan masyarakat sekitar; misalnya, dengan mendanai intensifikasi pertanian sebagai kompensasi untuk fakta bahwa akses mereka ke hutan akan dibatasi. 70 Namun, dasar pemikiran bisnis positif tidaklah cukup untuk menjamin bahwa badan-badan usaha dalam sebuah lanskap akan sepakat untuk mengambil tindakan. Skenario investasi bersaing dengan peluang-peluang yang lebih menarik dan yang terdokumentasi dengan lebih baik, yang mungkin akan menawarkan pengembalian yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih singkat. Nilai pemodelan investasi dalam kasus yang digambarkan di atas adalah bahwa hal tersebut memperkuat dasar pemikiran bagi pemangku kepentingan untuk mengambil kepemimpinan dalam organisasi mereka dan menyediakan sumber daya untuk pendekatan bersama guna menyelesaikan masalah deforestasi. Sejak saat itu, para pemangku kepentingan telah membentuk suatu badan, dan telah melaksanakan aksi bersama pertama. Banyak inisiatif lanskap tidak memiliki keterlibatan sektor swasta. Melibatkan perusahaan dalam cara yang bermakna sulit dilakukan karena tantangan- tantangan lanskap mungkin akan dipersepsikan sebagai telah membatasi urgensi, dan mungkin akan ada keengganan untuk bergabung dengan proses berbagai pemangku kepentingan yang memakan waktu. ISLA IDH bekerja di enam lanskap di mana produksi komoditas pertanian untuk rantai pasokan internasional merupakan kegiatan ekonomi dominan. ISLA bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan ekosistem di lanskap-lanskap ini dan memobilisasi aksi pemerintah dan investasi menuju peningkatan pengelolaan lanskap dengan memanfaatkan pengaruh para pemain ekonomi besar. Asumsi ISLA adalah bahwa ketika pemerintah, sektor swasta dan masyarakat selaras dan bertindak bersama-sama, hal ini mengarah pada pengelolaan lahan dan air secara lebih efektif. 71 Di keenam lanskap di mana ISLA IDH beroperasi aktif termasuk Lanskap Hutan Mau Barat Daya, titik masuk sektor swasta terkait dengan: • Kebutuhan untuk mengatasi risiko-risiko air yang mengancam produksi; • Peluang untuk mencapai komitmen korporasi, seperti komitmen untuk rantai pasokan tanpa deforestasi; • Kebutuhan untuk beradaptasi dengan, atau memitigasi, perubahan iklim mikro; • Kepemilikan izin untuk beroperasi, misalnya mengurangi risiko-risiko sosial terhadap operasi badan usaha dengan meningkatkan hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya dalam lanskap tersebut; • Kebutuhan untuk menjadi patuh pada hukum. Faktor-faktor tambahan yang diakui oleh ISLA sebagai faktor-faktor yang membantu memobilisasi pemangku kepentingan sektor swasta merupakan sinyal dari pembeli dan perusahaan tetangga bahwa inisiatif tersebut bersifat penting; menyelenggarakan pertemuan-pertemuan praktis dan ‘lugas’; menciptakan peluang paparan; dan termasuk kegiatan-kegiatan bersama yang bersifat ‘quick win’ cepat memberikan hasil tanpa terlalu banyak upaya, seperti penanaman pohon. Di keenam lanskap, ISLA juga menemukan bahwa melibatkan pemerintah merupakan tantangan dikarenakan fakta bahwa sering kali berbagai departemen pemerintah bertanggung jawab untuk aspek lanskap yang berbeda-beda, dengan keterbatasan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Pemimpin lanskap mempertimbangkan dengan seksama lembaga pemerintah dan individu mana saja yang akan diundang. Karena inisiatif tersebut menargetkan andil dan partisipasi tingkat tinggi, ‘lemparan’ ke pemerintah perlu dipersiapkan dengan baik. Lemparan ini meliputi bukti bahwa pendekatan lanskap dapat berfungsi dan bertujuan untuk membangun momentum, berdasarkan pemahaman tentang insentif untuk berbagai departemen pemerintah. ISLA menemukan bahwa titik masuk pemerintah untuk terlibat dalam platform berbagai pemangku kepentingan meliputi: • Meningkatkan atau mengamankan pendapatan pemerintah; • Mencapai tujuan-tujuan kebijakan dalam negeri, seperti tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam strategi pertumbuhan hijau atau perubahan iklim; • Membuat lanskap atau yurisdiksi menarik bagi perusahaan-perusahaan yang memperoleh sumbernya dari seluruh dunia dan bagi investor dengan agenda hijau; • Pertimbangan dan peluang pemilihan pemimpin untuk memperlihatkan keberhasilan dan kepemimpinan. Untuk mayoritas lanskap ISLA, memobilisasi pemerintah paling baik dilakukan dengan berdasarkan hubungan yang ada untuk mengidentifikasi dan mendekati individu teladan dalam pemerintahan yang dapat memajukan agenda lanskap. Nienke Stam Initiative for Sustainable Landscapes ISLA Sustainable Trade Initiative IDH © Robas Getty Im ages 20 15 © Robas Getty Im ages 20 15 Pem aham an bersam a dalam kon teks pen gelolaan lan skap berarti bahwa an ggota-an ggota platform berbagai pem an gku kepen tin gan lihat halam an 63 m em aham i peran m ereka dalam lan skap yan g lebih luas. Mereka juga m em iliki cukup in form asi un tuk bern egosiasi dan m em buat keputusan terin form asi ketika m en yepakati ren can a pen gelolaan sum ber daya kolaboratif lihat halam an 8 0 . H al in i m en cakup m em aham i kepen tin gan , kebutuhan dan kapasitas pem an gku kepen tin gan lain n ya yan g terlibat. H al in i juga dapat m en cakup m em aham i kepen tin gan dan kebutuhan pem an gku kepen tin gan yan g berada di luar lan skap tersebut, tetapi m un gkin terdam pak oleh kegiatan - kegiatan kelom pok. H ubun gan ruan g dalam lan skap, m isaln ya bagaim an a pen gelolaan sum ber daya dataran tin ggi m em en garuhi aliran dan kualitas air daerah di bawahn ya atau daerah lan skap m an a saja yan g m erupakan sum ber m akan an atau air yan g san gat pen tin g bagi satwa liar, pen tin g un tuk dipaham i. Mem aham i lan skap juga m en yiratkan kesadaran ten tan g alasan di balik sejarah perubahan lan skap, m isaln ya laju deforestasi yan g tin ggi dikaren akan perm in taan kayu yan g tin ggi; kon teks ekologi, m isaln ya berbagai baran g dan jasa ekosistem yan g dihasilkan di lan skap tersebut; dan situasi sosial, ekon om i dan politik, m isaln ya sum ber pen dapatan utam a bagi berbagai kelom pok dan aturan -aturan yan g ada ten tan g pen guasaan sum ber daya. Para pem an gku kepen tin gan harus m em aham i kon sekuen si dari m em pertahan kan jalur busin ess as usual den gan m elaksan akan kajian yan g m em pertim ban gkan faktor-faktor seperti pertum buhan jum lah pen duduk, perubahan iklim , ren can a in frastruktur baru, dan perkem ban gan ekon om i yan g dian tisipasi. H al in i dapat m em ban tu pem an gku kepen tin gan m em aham i skala tan tan gan -tan tan gan yan g akan m en ghadan g, dan m em perkuat kom itm en m ereka terhadap platform berbagai pem an gku kepen tin gan . Mem pertim ban gkan kebijakan -kebijakan kun ci dan strategi pem ban gun an resm i, term asuk target kebijakan yan g m un gkin dim iliki oleh suatu n egara sebagai hasil dari perjan jian in tern asion al, juga dapat m en jadi lan gkah pen tin g. Pem an gku kepen tin gan m un gkin akan perlu m elihat keran gka hukum di lan skap tersebut, serta peraturan perun dan gan n asion al yan g lebih luas yan g dapat m em berikan dam pak pada lan skap tersebut. H ak m isaln ya hak kepem ilikan dan hak akses serta tan ggun g jawab m isaln ya m en ghorm ati stan dar polusi atas sum ber daya terten tu pen tin g un tuk dipaham i. Seirin g den gan m un culn ya perten tan gan an tara para pem an gku kepen tin gan dalam an alisis m ereka ten tan g m asalah dan peluan g lan skap, pen tin g un tuk diperjelas apakah perten tan gan tersebut m erupakan perten tan gan ten tan g fakta m isaln ya petan i berpikir bahwa um um n ya polusi berasal dari pabrik in dustri setem pat, sedan gkan in dustri berpikir bahwa aliran air dari lahan pertan ian m erupakan pelaku utam an ya, atau perten tan gan ten tan g n ilai m isaln ya Kam ar Dagan g m en ghargai poten si pertum buhan ekon om i dari suatu proyek in frastruktur, sedan gkan m asyarakat setem pat lebih m en ghargai warisan budaya dari kein dahan lan skap di lokasi yan g diren can akan . 74 Perbedaan n ilai perlu disuarakan dan dipertim ban gkan dalam fase n egosiasi selan jutn ya lihat halam an 8 0 . Un tuk m en gatasi perten tan gan ten tan g fakta, kajian khusus dapat dilaksan akan un tuk m em astikan bahwa dialog didasarkan pada bukti. Misaln ya, pelaku bisn is m un gkin in gin m elihat an alisis kuan titatif ten tan g seberapa serius m asalah air dapat m em en garuhi pen dapatan m ereka. Pelaku kon servasi m un gkin in gin m en gkaji dam pak aktual praktik usaha tan i pada kean ekaragam an hayati. Petan i m un gkin in gin m elihat lebih pada bukti yan g m eyakin kan bahwa praktik-praktik pertan ian m ereka m em an g pen yebab m asalah di bagian hilir. Men capai pem aham an bersam a m erupakan tan tan gan dikaren akan beberapa hal. Pertam a-tam a, berbagai pem an gku kepen tin gan m un gkin m em iliki kesulitan un tuk m em aham i m asalah-m asalah terten tu atau bukti ten tan g m ereka. Awaln ya, terdapat kem un gkin an bahwa pem an gku kepen tin gan akan m em iliki persepsi, perspektif dan bahkan bahasa yan g san gat berbeda. Melibatkan pakar yan g dapat m elaksan akan an alisis situasi kuan titatif dan kualitatif m un gkin akan m en jadi lan gkah yan g pen tin g. H asil pen elitian dan kajian yan g dilaksan akan oleh pakar perlu diterjem ahkan m en jadi in form asi yan g berm akn a bagi kelom pok yan g lebih luas atau bagi pem an gku kepen tin gan terten tu. Walaupun tidak sem ua pem an gku kepen tin gan dapat m em iliki pem aham an yan g m en dalam ten tan g sem ua isu, kun cin ya adalah agar sem ua pem an gku kepen tin gan m em iliki cukup in form asi un tuk bern egosiasi den gan m em adai dan m elin dun gi kepen tin gan m ereka dalam ren can a kolaboratif tersebut, bahwa m ereka diden garkan walaupun terdapat perbedaan kekuatan , dan agar fasilitator m em ajukan proses tersebut den gan dasar bukti yan g telah disepakati. Tan tan gan pen dan aan , waktu dan kapasitas m un cul ketika in form asi kuran g dapat diakses secara lan gsun g dan m em butuhkan an alisis. Men dapatkan kesepakatan ten tan g jen is in form asi yan g akan dikum pulkan , ten tan g tekn ik-tekn ik un tuk m en gum pulkan in form asi tersebut, serta akses ke peran gkat yan g tepat dan kapasitas un tuk m en ggun akan an n ya, m erupakan bagian pen tin g dari proses tersebut. 75 Me m a h a m i h u b u n ga n ru a n g d a la m s u a tu la n s ka p : H ubun gan ruan g di an tara pen ggun aan lahan dan pen ggun a lahan dalam lan skap pen tin g un tuk dipaham i, m isaln ya bagaim an a pen gelolaan sum ber daya dataran tin ggi m em en garuhi aliran dan kualitas air di daerah-daerah di bawahn ya. Salah satu cara un tuk m elakukan n ya adalah den gan pem etaan partisipatif, di m an a berbagai pem an gku kepen tin gan m erepresen tasikan in form asi visual dalam konteks geograis yang relevan dan penting bagi mereka. Proses in i m em un gkin kan peserta un tuk m en am pilkan in form asi yan g biasan ya tidak dim asukkan dalam peta biasa den gan m en yajikan pen getahuan sosial, budaya dan sejarah, serta hubun gan an tara lahan tersebut den gan m asyarakat setem pat. Peta-peta in i terutam a dapat m em berdayakan m asyarakat setem pat un tuk m en gom un ikasikan pen getahuan ruan g kepada pem an gku kepen tin gan lain n ya, m em un gkin kan m ereka un tuk m en catat dan m en garsipkan pen getahuan lokal, dan m em ban tu m em perkuat klaim hak pen guasaan adat dalam hal konlik yang terkait dengan sumber daya. Beberapa m etode tersedia un tuk m elaksan akan pem etaan partisipatif, tergan tun g pada kapasitas tekn is dan tujuan pem an gku kepen tin gan , term asuk den gan m en ggun akan peta dan gam bar skala, pem odelan 3D partisipatif, sistem informasi geograi GIS, serta pemetaan berbasis multimedia dan in tern et 8 7 . Moabi sedan g m em ban tu m em prakarsai pem etaan an cam an sum ber daya alam di Cekun gan Kon go Con go Basin . H al in i m elibatkan pen gum pulan in form asi seperti izin pertam ban gan dan hak lahan m asyarakat serta m en yediakan in form asi tersebut secara on lin e. Peran gkat pem etaan Moabi un tuk Republik Dem okratik Kon go DRC m em un gkin kan pen ggun a un tuk m en am bahkan lapisan ke sebuah peta yan g terkait den gan lahan adat, PLTA, proyek REDD+, konsesi minyak, konsesi pertanian, dan lain sebagainya 8 8 . Me m a h a m i p e rs p e ktif p e m a n gku ke p e n tin ga n : Konlik sumber daya di lan skap um um n ya diperparah den gan ketidaktahuan atau kesalahpaham an ten tan g perspektif dan m otivasi pen gelolaan sum ber daya atau klaim sum ber daya dari pem an gku kepen tin gan lain . Tan pa m em perjelas isu-isu in i, sulit un tuk m em iliki n egosiasi yan g akan m em buahkan hasil atau peren can aan in terven si secara kolaboratif di lan skap tersebut. Sem en tara itu, sebagian besar pem an gku kepen tin gan han ya m en getahui bagian -bagian terten tu dari lan skap tersebut, atau pen ggun aan sum ber daya terten tu, dan tidak m em aham i kon disi atau proses lan skap yan g lebih luas. Ban yak peran gkat yan g ada dapat m em ban tu pem an gku kepen tin gan m en gapresiasi perspektif dan aksi pem an gku kepen tin gan lain , dalam ran gka m em fasilitasi peren can aan dan tin dakan kolaboratif serta m elun akkan an tagon ism e yan g sebelum n ya ada. Misaln ya, pem an gku kepen tin gan dapat m elaksan akan ‘karyawisata’ bersam a- sam a di sepan jan g persim pan gan yan g dipilih den gan seksam a, m en gam ati lan skap dan bergiliran m en jelaskan apa, bagaim an a dan m en gapa m ereka berperilaku seperti dem ikian . Platform New Gen eration Plan tation s NGP m en yelen ggarakan pertem uan -pertem uan tahun an di m an a peserta m en jajaki lan skap perkebun an . Karyawisata selam a satu m in ggu m em un gkin kan peserta 76 un tuk berbagi pen galam an ten tan g pen gelolaan perkebun an yan g baik dan pen gelolaan pen ggun aan lahan lain n ya. Mereka berupaya un tuk m em berikan pen garuh positif pada pen gelolaan lahan den gan m em pertem ukan oran g- oran g dari berbagai latar belakan g den gan n ilai, perspektif, pen getahuan dan pen galam an yan g berbeda-beda. H al in i m en doron g peserta un tuk m eren un gkan pem aham an m ereka secara kritis ten tan g tan tan gan dan persoalan um um . Me m a h a m i ko n te ks lin gku n ga n d a n s o s ia l-e ko n o m i: Pem an gku kepen tin gan yan g terlibat dalam pen gelolaan lan skap terpadu harus m em iliki pem aham an yan g baik ten tan g kon teks lin gkun gan dan sosial-ekon om i lan skap di m an a m ereka beroperasi. Kum pulan data yan g ada serin g kali dapat m em berikan in form asi yan g dibutuhkan . Misaln ya, in form asi un tuk m em aham i sistem alam secara lebih baik dapat ditem ukan dalam kajian - kajian ten tan g Nilai Kon servasi Tin ggi H igh Con serv ation Values , HCV yang dibutuhkan oleh banyak skema sertiikasi, seperti Forest Stewardship Council FSC dan Roundtable on Sustainable Palm Oil RSPO. HCV adalah nilai biologi, ekologi, sosial atau budaya, yang dianggap signiikan atau sangat pen tin g di tin gkat n asion al, region al atau global. Un tu data sosial dan ekon om i, pem erin tah daerah atau asosiasi dagan g dapat m em berikan in form asi terkait seperti pen dapatan , produksi pertan ian , ekspor, akses pasar, dan lain sebagain ya. Me m a h a m i ko n te ks ke le m b a ga a n : Mem aham i kon teks kelem bagaan mencakup mengidentiikasi pengaturan kelembagaan di suatu lanskap serta m en guji hubun gan dan din am ika kekuasaan an tar-lem baga, karen a hal in i dapat berdam pak pada keberhasilan kegiatan -kegiatan bersam a dan pelaksan aan pen gelolaan lan skap terpadu. Peran gkat an alisis lan skap kelem bagaan m ilik Wagen in gen Un iversity m en awarkan keran gka kerja un tuk m en gajukan pertan yaan -pertan yaan kritis ten tan g lem baga-lem baga di dalam suatu lan skap, dan hubun gan m ereka . Tujuan n ya adalah un tuk m em un gkin kan pem an gku kepen tin gan m en gan alisis lem baga-lem baga terkait, dan mengidentiikasi lembaga-lembaga uang membutuhkan penguatan atau perubahan . An alisis tersebut bertujuan un tuk m em berikan in form asi bagi dialog pem an gku kepen tin gan ten tan g dibutuhkan n ya dan poten si perubahan kelem bagaan di tin gkat lan skap. 77 © D a y ’s E d g e P ro d u c ti o n s 80 Perencanaan kolaboratif berfungsi untuk memberikan landasan bagi arah jalan pelaksanaan pengelolaan lanskap terpadu. Hal ini merupakan cara bagi peserta dalam platform berbagai pemangku kepentingan lihat halaman 63 untuk menyepakati cara terbaik untuk bekerja sama guna mengatasi masalah dan akar penyebabnya. Hal ini mencakup kesepakatan tentang visi, tujuan, hasil, dan tanggung jawab bersama, serta indikator yang jelas dari kemajuan menuju tujuan yang disepakati. Perencanaan kolaboratif melibatkan diskusi dan negosiasi tentang cara menyelaraskan kegiatan dan mengoordinasikan atau mengintegrasikan aksi kolaboratif di dalam mandat yang ada. Kuncinya adalah bagi para pemangku kepentingan untuk terbuka pada menelusuri cara-cara baru dari mencapai hasil yang mereka kehendaki, yang berbeda dari kondisi business as usual. Misalnya, setelah ada pemahaman bersama tentang dinamika lanskap lihat halaman 74, para pemangku kepentingan dapat mencari solusi yang menyediakan banyak manfaat. Hal ini dapat mencakup membentuk sistem budidaya pohon wanatani di dalam kawasan lindung daerah aliran sungai, karena sistem budidaya juga dapat melindungi daerah aliran sungai; atau program yang menentukan lokasi secara bersama-sama dari peningkatan mutu air dan pengembangan perikanan lokal, daripada menempatkannya di beberapa bagian yang berbeda dari lanskap di mana peningkatan mutu air memiliki manfaat ekonomi yang minimal, atau di mana perikanan menderita produktivitas rendah karena mutu air yang buruk lihat halaman 82. Setelah opsi untuk tindakan telah diidentiikasi, para pemangku kepentingan perlu mengevaluasi pro dan kontra serta mempertimbangkan cara-cara untuk memperbaiki desain mereka untuk andil yang lebih luas. J ika sumber daya keuangan dan teknis yang memadai tersedia, dapat bermanfaat untuk menggunakan skenario atau pemodelan sederhana atau perangkat pemetaan untuk memproyeksikan dampak dan biaya dari solusi alternatif lihat halaman 83. Selain itu, para pemangku kepentingan harus menentukan jenis kesepakatan yang mereka upayakan. Pilihan bervariasi dari tujuan tingkat tinggi dan aspirasional misalnya sebuah kesepakatan kerangka kerja ke kesepakatan operasional yang lebih spesiik misalnya rancangan peraturan, pembenahan perencanaan tata ruang, atau komitmen korporat sukarela lihat halaman 61. Tingkat detail di dalam rencana dan jumlah kesepakatan yang dicapai bervariasi tergantung pada tujuan dan konteks dari inisiatif pengelolaan lanskap. Misalnya, proses pengelolaan Lanskap Sakral Kailash mengarah ke pengembangan sejumlah kesepakatan, termasuk sebuah kerangka kerja sama regional, sebuah strategi konservasi dan pembangunan regional, dan sebuah rencana strategis pemantauan lingkungan regional lihat halaman 32-33. Rencana harus bertahap, dan berkembang dari waktu ke waktu, sesuai dengan perkembangan kebutuhan para pemangku kepentingan. Tantangan untuk mencapai rencana kolaboratif mencakup memastikan bahwa semua kelompok pemangku kepentingan sepakat dengan tujuan dan sasaran serta mengenai pilihan opsi dan prioritas pelaksanaan. Fasilitator yang terampil diperlukan untuk mengamankan andil pemangku kepentingan pada proses ini. Mencapai keseimbangan yang tepat antara memperhitungkan kekhawatiran dan mencetuskan sesuatu yang layak dapat dikelola merupakan tantangan. Meskipun sinergi dapat diidentiikasi, trade-off terkadang tidak dapat dihindari, dan bagian dari rencana dapat melibatkan mereka yang menerima manfaat dari suatu aksi untuk memberikan kompensasi kepada mereka yang dirugikan oleh hal tersebut. 81 caGar alam hidrOlOGi peÑas Blancas, niKaraGUa Cagar alam hidrologi Peñas Blancas terletak di bagian utara tengah Nikaragua, di dalam Cagar Alam Lingkungan Bosawas. Tempat ini memberikan jasa kunci ekosistem seperti air untuk konsumsi manusia dan listrik tenaga air, makanan, pelestarian keanekaragaman hayati dan penyerapan karbon. Terlepas dari pentingnya cagar alam ini, rencana pengelolaannya sudah usang dan telah dilaksanakan secara buruk karena konflik antara lembaga nasional dan lokal, termasuk pemerintah kota El Tuma–La Dalia, El Cua dan Rancho Grande. Ada kekurangan kemauan politik untuk negosiasi dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan. Peraturan yang tidak memadai secara negatif mempengaruhi populasi lokal, menciptakan ketidakpastian yang menghambat investasi dan memungkinkan pengembangan penggunaan lahan yang ilegal dan berkonflik, deforestasi dan perluasan pertanian di dalam cagar alam. Namun, sejak tahun 2015 hampir 70 pelaku, termasuk perwakilan dari ketiga pemerintah kota lokal tersebut, telah sepakat untuk bekerja sama dalam memperbarui rencana pengelolaan cagar alam ini dan membentuk mekanisme kolaboratif yang memfasilitasi pelaksanaannya, seperti Grupo impulsor para la gestion territorial en Peñas Blancas. Dua faktor yang telah memicu aksi ini adalah: mandat hukum unutk memperbarui rencana setiap lima tahun, dan Mesoamerican Agroenvironmental Programme MAP oleh Tropical Agricultural Research and Higher Education Center CATIE guna mengembangkan wilayah cerdas iklim. MAP telah memperkuat kapasitas pelaku lokal untuk memahami hubungan antara perubahan iklim, jasa ekosistem dan kesejahteraan manusia, serta memfasilitasi pembentukan platform regional di mana pelaku lokal berkumpul bersama guna mencapai kesepakatan. Pemetaan pemangku kepentingan yang dilaksanakan oleh CATIE pada tahun 2014 di tingkat lanskap mengidentifikasi mitra kunci dan kebutuhan pengembangan kapasitas mereka. Hal ini telah menjadi kunci untuk merangsang proses ini melalui penyediaan informasi yang diperlukan guna memperkuat kapasitas wilayahlokal, terutama mengenai resolusi konflik. Dengan rancangan pertama yang diharapkan pada bulan Desember 2015, rencana ini akan berusaha untuk meningkatkan pengelolaan cagar alam ini dan memastikan penyediaan terus-menerus jasa ekosistem sebagai cara untuk meningkatkan ketahanan iklim dari para penduduk desa dan petani serta untuk meningkatkan mata pencaharian mereka dan lingkungan mereka. Rencana baru ini akan menargetkan para pelaku yang beroperasi di skala geografis yang berbeda secara sistemis. Misalnya, rencana ini akan mempromosikan pertanian cerdas iklim, seperti sistem kehutanan dan agro- silvopastoral, yang tidak hanya akan meningkatkan produktivitas tetapi juga mendatangkan manfaat mitigasi dan adaptasi, seperti menyediakan jasa ekosistem. Hal ini juga mencakup insentif ekonomi, seperti pembayaran jasa ekosistem. Pada waktu yang sama, ini akan memperkuat organisasi produsen kehutanan dan agrosilvopastoral serta menghubungkan rantai nilai untuk membuka peluang pasar terbuka. Hal ini akan mengusulkan pembentukan badan pemerintahan yang terdiri dari pelaku kunci pemerintah dan non-pemerintah dalam mengelola cagar alam ini. Sebuah tantangan utama ke depan adalah untuk terus meningkatkan kapasitas di antara para pelaku yang terlibat, dan untuk mengembangkan mekanisme partisipatif guna memastikan bahwa rencana ini divalidasi baik oleh pelaku regional maupun oleh otoritas lokalnasional, dengan demikian menciptakan lingkungan yang memungkinkan rencana pengelolaan untuk diperbarui, disetujui dan dilaksanakan secara kolaboratif. Leida Mercado and Amilcar Aguilar Tropical Agricultural Research and Higher Education Center, Mesoamerican Agroenvironmental Programme CATIE-MAP Mesoamerican Agroenvironmental Programme MAP oleh CATIE beroperasi di delapan kota di Nikaragua, termasuk kota-kota lokasi cagar alam Peñas Blancas. MAP menumbuhkan pendekatan wilayah cerdas iklim, yang bekerja sama dengan sejumlah pelaku di berbagai skala geografis yang berbeda guna meningkatkan ketahanan pemilik lahan kecil dan melestarikan jasa ekosistem. MAP menumbuhkan inovasi pertanian di bawah tekanan perubahan iklim. Melalui penggunaan sekolah lapangan petani, MAP juga bekerja di tingkat lanskap guna memperkuat platform pemangku kepentingan wilayah dan pemerintah. 82 H alam an in i m en yediakan seperan gkat in terven si ilustratif yang dideinisikan dalam sebuah rencana lan skap yan g berfokus pada m en in gkatkan pen dapatan petan i dan m em ulihkan kean ekaragam an hayati yan g teran cam term asuk kean ekaragam an hayati perairan di lan skap kopi, den gan m en ggun akan con toh dari Ugan da Tim ur. Tiap in terven si m en ghasilkan sejum lah m an faat. P ro gra m p e rlu a s a n h u ta n , ko n s e rva s i, p e rta n ia n d a ri p e m e rin ta h , LS M d a n o rga n is a s i p e ta n i: Men gem ban gkan kurikulum bersam a yan g m en yelaraskan pesan -pesan un tuk produktivitas, kon servasi tan ah dan air, serta tutupan vegetasi di lahan pertan ian un tuk m en dukun g kean ekaragam an hayati. P e n go la h ko p i: Kom itm en sukarela un tuk m en daur ulan g lim bah biom assa sebagai bahan bakar alih-alih m en gen dap di saluran air, un tuk m en in gkatkan m utu air un tuk habitat, dan m en guran gi biaya bahan bakar. D a n a P e m b a n gu n a n D is trik: H ibah kecil satu kali un tuk restorasi tepi pan tai oleh pem ilik lahan swasta den gan m en ggun akan spesies asli yan g m en in gkatkan m utu air dan dapat sesekali dipan en un tuk pen dapatan . P e m e rin ta h d is trik p lu s m itra LS M ko n s e rva s i: Ren can a partisipatif un tuk restorasi dan pen ggun aan berkelan jutan dari lahan pen ggem balaan publik oleh rum ah tan gga yan g tidak m em iliki lahan . P e m e rin ta h d is trik: Men gubah kebijakan zon asi lokal dan an ggaran un tuk m en yelaraskan den gan ren can a. P e m e rin ta h ko ta : In vestasi dalam pem ban gun an lahan basah un tuk pen yarin gan air gun a m en guran gi biaya air bersih dan m en yediakan habitat bagi un ggas air. P e d a ga n g ko p i d a n Ka m a r D a ga n g: Pen gem ban gan pasar un tuk teduhan sekun der dan spesies tum buhan bawah kan opi yan g diproduksi di lahan tan am kopi. As o s ia s i Ke h u ta n a n Ma s ya ra ka t: Mem ulihkan bagian hutan asli yan g terdegradasi dan m em ben tuk koridor hutan baru un tuk m en ghubun gkan den gan Kawasan Lin dun g. 83 Me n e tapkan tu ju an dan s as aran : Mencapai tujuan dan sasaran yang disepakati bersama merupakan tonggak penting dalam merancang rencana aksi kolaboratif. Tujuan harus dideinisikan secara jelas bersama dengan indikator SMART Speciic, Measurable, Achievable, Relevant and Time-bound yang memungkinkan pemantauan kemajuan lihat halaman 96. Me n ge m ban gkan s ke n ario : Skenario yang menelusuri dampak dari berbagai pendekatan pelaksanaan yang berbeda di bawah beragam kondisi misalnya jalur perubahan iklim yang berbeda dapat mendukung para pemangku kepentingan dalam perencanaan kolaboratif. Ada berbagai perangkat yang dapat mendukung para pemangku kepentingan dalam mengembangkan skenario alternatif terhadap skenario business as usual. Sebagian bersifat kualitatif, dengan menggunakan penilaian sistematis dari para pemangku kepentingan, pendapat ahli dan pemetaan partisipatif. Sebagian lainnya lebih bersifat kuantitatif, seperti perangkat Integrated Valuation of Ecosy stem Services and Tradeoffs InVEST yang memungkinkan pengambil keputusan untuk menilai trade-off alternatif pilihan pengelolaan terhadap jasa ekosistem 90 . Perangkat ini saat ini terdiri dari 16 model InVEST yang berbeda yang disesuaikan dengan ekosistem terestrial, air tawar, dan laut. Para pemangku kepentingan mengembangkan ‘skenario’ spasial dari potensi penggunaan lahan tutupan lahan dan atau habitat laut dan penggunaan laut masa depan, biasanya dalam bentuk peta. Pe re n can aan tata ru an g dan zo n as i: Perencanaan tata ruang yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan merupakan bagian penting dari perencanaan kolaboratif. Menyepakati berbagai jenis penggunaan lahan yang berbeda di dalam lanskap dan pada zona berbeda misalnya untuk tujuan konservasi, produksi atau budaya dapat membantu mengurangi konlik dan menjaga jasa lingkungan dan nilai budaya yang penting. Land Use Planning for Multiple Environmental Services LUMENS adalah perangkat perencanaan penggunaan lahan partisipatif yang menyatukan para pelaku untuk secara berkelompok menemukan cara-cara yang disesuaikan secara lokal untuk mengurangi emisi, memperbaiki mata pencaharian dan meningkatkan jasa ekosistem. Hal ini sedang diujicobakan oleh World Agroforestry Centre ICRAF di enam belas kabupaten di Indonesia di lima provinsi 91 . Me n ye pakati in te rve n s i prio ritas : Setelah spektrum intervensi yang menjanjikan telah diidentiikasi, penting untuk memprioritaskan apa yang akan dilaksanakan tergantung pada kapasitas, kepentingan dan harapan pemangku kepentingan. World Agroforestry Centre ICRAF telah mengembangkan perangkat SHARED Stakeholder Approach to Risk Inform ed and Evidence Based Decision Making guna memungkinkan tata kelola lanskap dan mendukung prioritas intervensi lanskap lihat halaman 84. Sebagai bagian dari ini, para pelaku juga harus menyepakati bagaimana pendanaan akan dialokasikan di seluruh intervensi dan mitra. Me n ye pakati pe ran dan tan ggu n g jaw ab pe m an gku ke pe n tin gan : Sebuah pertimbangan penting untuk menghindari kebingungan dan konlik dalam pelaksanaan pengelolaan lanskap terpadu adalah untuk memastikan bahwa semua pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab mereka masing-masing pelaksanaan, pemantauan, pelaporan. Satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan mengembangkan nota kesepahaman antara para pemangku kepentingan. Kesepakatan kolaboratif spesiik antara para pemangku kepentingan misalnya yang melibatkan komitmen pendanaan, dapat diwujudkan dalam bentuk kontrak. 84 KepUTUsan inKlUsiF di TUrKana, KenYa Dipimpin oleh World Agroforestry Centre ICRAF, Stakeholder Approach to Risk Informed and Evidence-Based Decision-Making SHARED telah dikembangkan untuk menggeser budaya pengambilan keputusan di tingkat nasional, daerah dan lokal dengan menjembatani sektor dan lembaga dalam rangka mempercepat hasil- hasil pembangunan berkelanjutan. Kerangka kerja ini mempertemukan proses, bukti dan perangkat untuk membantu menggerakkan paradigma pengambilan keputusan menuju integrasi antar lembaga, lintas sektoral, dan inklusif. SHARED muncul dari kebutuhan bagi para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor, tingkat dan afiliasi untuk memiliki ‘ruang’ berinteraksi dan menginterogasi bukti, untuk memahami risiko dan implikasi pembangunan yang berkaitan dengan potensi pilihan investasi dan hasil keputusan. SHARED menawarkan fasilitasi bertarget untuk memastikan komunikasi yang kohesif di berbagai kelembagaan, tingkat politik dan sistem pengetahuan. Salah satu penerapan proses SHARED terdapat di Turkana, Kenya, di mana tanggung jawab untuk rencana pembangunan diwenangkan ke tingkat daerah. Turkana menggunakan pendekatan SHARED untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan sementara mengembangkan Rencana Pembangunan Terpadu Daerah County Integrated Development Plan tahunan. Bekerja sama erat dengan UNICEF dan ICRAF xiii , Pemerintah Daerah Turkana memutuskan untuk a melihat data, bukti dan tren dengan menggunakan Perangkat Dukungan Diagnostik dan Keputusan Ketahanan Resilience Diagnostic and Decision Support Tool yang dikembangkan oleh ICRAF GeoScience Lab guna menentukan lanskap prioritas dan investasi mata pencaharian; b secara kolektif menetapkan kriteria untuk menguji alokasi guna memaksimalkan kemajuan menuju hasil pembangunan daerah; dan c mengembangkan mekanisme untuk keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam pengumpulan, analisis dan penggunaan data dalam pengambilan keputusan lokal. Dengan menggunakan proses SHARED, Turkana menjalankan pendekatan xiii Upaya Turkana dibiayai oleh USAID melalui Technical Consortium for Enhancing Resilience in the Horn of Africa, serta UNICEF dan ICRAF. unggulan untuk pengambilan keputusan yang berbasis bukti dan inklusif, serta menentukan patokan untuk pengambilan keputusan di seluruh 47 wilayah di Kenya. Perangkat SHARED telah membantu para pelaku memahami keterkaitan dari sektor sosial ekonomi dan biofisik serta telah mendukung pengembangan pendekatan lanskap bagi pengambilan keputusan, menandai pergeseran dari sektor tradisional tertentu atau alokasi investasi yang digerakkan oleh donor. Constance L. Neely, Sabrina Chesterman dan Tor-G Vagen World Agroforestry Centre © L if e h o u se im a g e G e tt y I m a g e s 2 15 86 Setelah para pemangku kepentingan menyepakati tujuan, mengidentiikasi skala aksi, dan m en gem ban gkan ren can a kolaboratif, pen tin g un tuk m em pertim ban gkan bagaim an a ren can a in i dapat dilaksan akan secara efektif 92 . Ruan g lin gkup dan tin gkat detail yan g term asuk di dalam ren can a kolaboratif akan bervariasi. Serin g kali sebuah ren can a aksi akan m en gatur in terven si yan g akan dilaksan akan secara in depen den oleh berbagai pem an gku kepen tin gan lihat halam an 8 2, serta sebagian yan g akan dilaksan akan bersam a-sam a. Ren can a kerja dan an ggaran terperin ci akan perlu dikem ban gkan oleh m ereka yan g bertan ggun g jawab atas pelaksan aan in terven si m asin g-m asin g. Para pem an gku kepen tin gan yan g m em im pin in isiatif lan skap perlu m em ain kan peran aktif gun a m ewujudkan pelaksan aan . In isiatif lan skap beroperasi di dalam skala waktu gen erasi dan dapat m en ghadapi ban yak kon disi yan g berubah m isaln ya perubahan sosial, lin gkun gan , ekon om i dan kelem bagaan di dalam lan skap. Beberapa tin dakan m un gkin tidak akan berbuah selam a beberapa tahun ke depan , m elem ahkan doron gan un tuk perluasan gun a pen in gkatan . Oleh karen a itu, pelaksan aan ren can a aksi kolaboratif yan g berhasil m em butuhkan upaya un tuk m em pertahan kan perhatian pem an gku kepen tin gan dan m en jaga m om en tum m isaln ya m elalui strategi kom un ikasi yan g efektif, serta dukun gan un tuk m em perkuat ikatan dan kom itm en di an tara para pem an gku kepen tin gan . J ika tim bul m asalah, perlu ada cara-cara untuk menyelesaikan konlik, menyesuaikan rencana terhadap kon disi baru, dan m em pertahan kan dukun gan dan visibilitas politik. Fasilitator lan skap m un gkin perlu m en gatur struktur un tuk m em fasilitasi koordin asi an tara para pem an gku kepen tin gan m isaln ya pertem uan rutin , dan un tuk m elacak apakah aksi yan g diren can akan telah dilaksan akan secara efektif gun a m en capai apa yan g pada awaln ya diten tukan lihat halam an 8 8 . lansKap TerpadU di lari, KenYa KENVO Kijabe Environment Volunteers, didirikan pada tahun 1996 oleh para pemimpin pemuda lokal untuk mengatasi percepatan degradasi hutan di sub-distrik Kijabe di Lereng Curam Hutan Kikuyu, salah satu dari hutan alam Kenya yang tersisa. Organisasi berbasis masyarakat yang baru berdiri ini memobilisasi masyarakat yang terletak berdekatan dengan kawasan hutan yang terancam untuk bergabung dalam kampanye akar rumput yang memantau, melindungi dan memulihkan sumber daya hutan. Penduduk, yang menghargai bahwa sumber daya ini adalah penting bagi mata pencaharian mereka, melakukan perlindungan dan pelestarian hutan. Keberhasilan awal menunjukkan sinergi dari secara bersamaan mengupayakan pelestarian ekosistem, produksi berkelanjutan dan menjaga mata pencaharian lokal, serta menyoroti nilai dari memanfaatkan kapasitas tertentu dari perempuan dan pemuda. Pada tahun 2006, salah satu pemimpin KENVO berpartisipasi dalam sebuah kursus kepemimpinan pertanian ramah lingkungan, yang memicu minat dalam menerapkan pemikiran lanskap di dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Secara khusus, KENVO mulai terlibat aktif dengan petani dan pasar pertanian, perbankan dan lembaga pemerintah. KENVO menugaskan seorang ilmuwan dari Museum Nasional Kenya untuk melakukan survei keanekaragaman hayati asli di wilayah produksi pertanian dari lanskap ini, yang mengungkapkan jauh lebih dari yang diharapkan. Hal ini menghasilkan antusiasme untuk memajukan praktik-praktik berkelanjutan dan insentif pasar untuk pertanian yang lebih ramah terhadap keanekaragaman hayati. Kegiatan petani kecil baru meliputi praktik-praktik wanatani, integrasi pepohonan dan semak-belukar ke dalam pertanian untuk buah, bahan bakar, pakan ternak, dan manfaat kesuburan; pembiakan lebah, berinvestasi dalam sarang lebah yang ditingkatkan, standar mutu dan pembesaran madu untuk meningkatkan nilai pasar; penggembalaan ternak tanpa merumput; produksi teh; dan tanaman lokal dengan nilai gizi yang tinggi 87 untuk memenuhi permintaan yang bertambah di Nairobi. KENVO menarik lebih banyak mitra dan menghasilkan pendanaan baru dari berbagai sumber guna mendukung petani dalam mengadopsi praktik- praktik berkelanjutan, membuka pasar produk baru, mengeksplorasi pembayaran jasa ekosistem, dan membentuk kegiatan ekowisata. Pekerjaan ini semakin ditingkatkan. KENVO telah melibatkan para pemimpin di seluruh lanskap untuk menentukan tujuan jangka panjang dan mengembangkan rencana aksi. Pekerjaan KENVO dalam pengembangan kepemimpinan berbasis masyarakat, termasuk perempuan dan pemuda, sekarang melayani organisasi berbasis masyarakat lainnya di seluruh Kenya. KENVO telah meningkatkan kapasitas lokal dalam pengelolaan lanskap terpadu, termasuk penerapan perangkat perencanaan, pengelolaan dan peningkatan kapasitas. KENVO dan mitranya telah melibatkan para pembuat kebijakan dalam membantu mewujudkan janji pengelolaan lanskap terpadu tidak hanya di Kijabe, tetapi juga di seluruh daerah Lari 93 . Be rfo ku s p a d a ‘q u ick w in s ’: Pelaksan aan pen gelolaan lan skap terpadu dapat dilakukan m elalui pen dekatan bertahap. Dalam jan gka pen dek, in isiatif in i dapat berfokus pada m en ghasilkan ‘quick w in s’, m isaln ya m elalui pen gem ban gan kegiatan percon tohan di lokasi dem on strasi un tuk m en ghasilkan m in at, m en yam paikan keberhasilan , m en in gkatkan visibilitas, dan bahkan m en arik in vestasi. Aksi ‘quick w in s’ yan g m erupakan bagian dari pen dekatan tan pa rasa sesal yaitu yan g m en yediakan dam pak positif jan gka pen dek bagi sebagian besar pem an gku kepen tin gan , serta un tuk lan skap secara keseluruhan dapat san gat berharga dalam m em ulai kolaborasi yan g kuat. Con toh dari kegiatan quick w in term asuk m em bersihkan lim bah di dan au atau hutan yan g dihargai oleh pen duduk setem pat sebagai lokasi rekreasi atau budaya, atau mengidentiikasi dan menghormati para petani yang m en ggun akan praktik-praktik bern ilai kean ekaragam an hayati yan g tin ggi. Meluan gkan waktu un tuk m erayakan quick w in s dapat m em perkuat platform kolaboratif. Aksi jan gka m en en gah dan pan jan g dapat m en jadi lebih rum it dan m ahal, serta m em butuhkan keterlibatan berkelan jutan . Me n ge m b a n gka n s tra te gi ko m u n ika s i ya n g ku a t: Kom un ikasi yan g efektif dapat m em ban tu un tuk m em astikan bahwa oran g-oran g di seluruh lan skap, dan bahkan di luar lan skap, m en yadari kegiatan yan g sedan g berlan gsun g. Berbagi hasil secara luas, m elalui in tern et, m edia, atau ruan g kom un itas seperti balai kota, m en yediakan bukti aksi kolaborasi yan g dapat, pada giliran n ya, m em perkuat an dil pem an gku kepen tin gan , dan m en arik in vestasi dan ban tuan keuan gan . Sebuah strategi kom un ikasi dapat m en cakup kegiatan seperti m en erbitkan hasil kun ci dari pertem uan an tara para pem an gku kepen tin gan dalam surat kabar lokal un tuk m en un jukkan aksi yan g sedan g berlan gsun g dan m en gun dan g partisipasi publik; berbagi peran gkat tekn ologi; m en gem ban gkan kurikulum pelatihan ; dan m en gatur kun jun gan lin tas situs den gan organ isasi lain n ya di daerah tersebut gun a m en doron g m ereka un tuk m en iru dan m en gadaptasi in ovasi di seluruh lan skap. Me lib a tka n m itra p e n e litia n : Pen tin g bagi kem itraan lan skap un tuk m elibatkan m itra pen elitian un tuk m em perdalam pem aham an atas proses lan skap dan un tuk m en gem ban gkan dan m en guji praktik-praktik pen gelolaan sum ber daya yan g telah diperbaiki. Melibatkan un iversitas setem pat, serta LSM atau organ isasi pen elitian pem erin tah, dapat m em ban tu m en jawab pertan yaan kun ci tekn is dan kelem bagaan sehin gga para pem an gku kepen tin gan dapat m en en tukan praktik-praktik terbaik dalam lan skap. Con serv ation Bridge adalah sebuah peran gkat un tuk m en ghubun gkan para pen eliti dan m ahasiswa un iversitas den gan para pem im pin kem itraan lan skap pertan ian . In i adalah sebuah peran gkat yan g dapat m em ban tu m em ban gun hubun gan jan gka pan jan g an tara fakultas un iversitas dan in isiatif lan skap. Mahasiswa belajar ten tan g pen gelolaan lan skap m elalui studi kasus in isiatif yan g sedan g berlan gsun g, dan pada saat yan g sam a, m ahasiswa m em berikan data dan in form asi kepada oran g-oran g di lan skap gun a m elakukan pen elitian 94 . 88 89 Me n ga d a ka n p e rte m u a n ru tin d a n d ifa s ilita s i d e n ga n b a ik: Pen tin g un tuk m em astikan bahwa sum ber daya dan waktu yan g m em adai tersedia un tuk pertem uan rutin an tara para pem an gku kepen tin gan . H al in i dapat m en cakup lokakarya atau forum rutin , baik di tin gkat lan skap m aupun secara lokal, un tuk m en gem ban gkan kapasitas, bertukar gagasan dan m en gum pulkan um pan balik. Pertem uan sem acam in i dapat m em pertahan kan m om en tum un tuk in isiatif, m em bin a hubun gan an tara para pem an gku kepen tin gan , dan m en gum pulkan in form asi un tuk kem ajuan . Pertem uan rutin juga m em ban tu m em astikan para pem an gku kepen tin gan tetap terin form asi akan keberhasilan dan tonggak penting, seperti menyampaikan perubahan signiikan apapun pada lin gkun gan ekstern al m isaln ya perkem ban gan politik yan g dapat m em pen garuhi hubun gan di dalam platform atau kelan gsun gan ren can a kolaboratif, m en yediakan peluan g bagi para pem an gku kepen tin gan un tuk bereaksi dan beradaptasi. Me m p e rta h a n ka n ke p e m im p in a n ya n g ku a t: Mem pertahan kan m om en tum dalam sebuah in isiatif lan skap den gan ban yak bagian yan g bergerak m em butuhkan kepem im pin an yan g kuat. Sem en tara platform yan g terdiri dari ban yak pem an gku kepen tin gan akan m em iliki proses un tuk m en yeleksi perwakilan dari berbagai kelom pok pem an gku kepen tin gan , dan kelom pok in i akan m em berikan kepem im pin an m en yeluruh bagi in isiatif in i, pen tin g un tuk m en yediakan peluan g bagi pelaku lain n ya un tuk m em ain kan peran kepem im pin an . Karen a in isiatif lan skap biasan ya harus bersifat jan gka pan jan g gun a m en capai tran sform asi skala lan skap, proses harus dikem ban gkan yan g m en gakui bahwa jen is baru dan kelom pok pem im pin dapat dibutuhkan un tuk m en an ggapi perubahan . Pen yelen ggaraan pertem uan m eja bun dar yan g terdiri dari kelom pok pem im pin kun ci un tuk m en dukun g kegiatan lanskap spesiik dapat sangat berdampak. Pertemuan meja bundar semacam ini dapat m em an faatkan jarin gan kekuasaan in form al di bidan g seperti m obilisasi kebijakan , in vestasi, dan keterlibatan badan usaha; tetapi juga an tara para pen didik, organ isasi petan i, kelom pok lin gkun gan , atau pem im pin pem erin tah kota. Pelatihan berfokus pada kepem im pin an un tuk pen gelolaan lan skap kolaboratif dapat dim asukkan ke dalam lokakarya dan dialog yan g m elibatkan para pem im pin dari berbagai sektor dan kelom pok pem an gku kepen tin gan dalam lan skap. Lihat, m isaln ya, bahan pelatihan kepem im pin an yan g dikem ban gkan un tuk m itra n asion al TerrAfrica 95 . © A n n a K u c h e ro v a G e tt y I m a g e s 2 15 91 Pen gelolaan lan skap terpadu m em erlukan sistem pem an tauan yan g praktis dan tran sparan , un tuk m en ilai kem ajuan yan g telah dilaksan akan dalam m en capai berbagai tujuan m isaln ya tujuan lin gkun gan , ekon om i, sosial terhadap in dikator yan g telah disepakati dan un tuk m en un tut akun tabilitas para pelaku atas aksi m ereka sebagaim an a yan g telah disepakati di bawah ren can a kolaboratif lihat halam an 8 0 . Evaluasi terus-m en erus in i juga dapat m em ban tu m en gin form asikan pen ilaian kem ajuan m en uju tujuan di skala yan g lebih besar m isaln ya kem ajuan m en uju pen capaian SDG atau pelaksan aan REDD+. Dengan instrumen keuangan baru dan investasi eksternal untuk pen gelolaan lan skap yan g sedan g m en in gkat, dam pak m ereka harus dipan tau; khususn ya dalam hal pem en uhan keran gka pen gam an lin gkun gan dan sosial dan atau stan dar kom itm en n egara, perusahaan atau proyek terten tu misalnya dengan meratiikasi konvensi internasional, mengadopsi standar sukarela, atau sebagai bagian dari kewajiban kon traktual un tuk pen don or. Pem an tauan juga m en dukun g pem belajaran terus-m en erus dan kolektif, term asuk cara un tuk m em aksim alkan efektivitas dari berbagai in terven si pen gelolaan . Oleh karen a itu, sistem pem an tauan adalah pen tin g un tuk m em un gkin kan pen gelolaan adaptif, karen a dapat m em ban tu m em astikan bahwa ren can a pen gelolaan yan g telah disepakati dapat secara efektif m en an ggapi m asalah sum ber daya alam kom pleks dalam kon teks yan g din am is, seperti kekuatan pasar yan g berubah-ubah dan dam pak perubahan iklim yan g tidak m en en tu. Men gukur kem ajuan yan g dicapai m elalui pen gelolaan lan skap terpadu dapat berkon tribusi pada m en ghasilkan bukti yan g diperlukan un tuk m em perkuat atau m en iru in isiatif lan skap. H al in i juga dapat m en un jukkan kepada para pem buat kebijakan bagaim an a pen gelolaan lan skap terpadu dapat lebih m en gun tun gkan dan hem at biaya daripada pen dekatan kon ven sion al dan sektoral bagi produksi pan gan , pen gelolaan daerah aliran sun gai, pem ban gkit en ergi, pen gem ban gan in frastruktur, m itigasi perubahan iklim dan kon servasi kean ekaragam an hayati. Tan tan gan n ya adalah un tuk m em astikan bahwa keran gka pem an tauan m en ilai kem ajuan terhadap realisasi berbagai tujuan tujuan lin gkun gan , ekon om i, sosial dan m elacak sin ergi dan trade-off yan g dian tisipasi dan tidak dian tisipasi an tara berbagai tujuan . In dikator terpadu m en ghasilkan in form asi ten tan g berbagai fun gsi dan tujuan un tuk kin erja lan skap. Tutupan lahan adalah sebuah in dikator terpadu. Men gan alisis pola perubahan tutupan lahan dari waktu ke waktu dapat m en ghasilkan wawasan ke dalam kin erja kon servasi, produksi, m ata pen caharian , dan kelem bagaan , serta in terkon eksi an tara sem ua hal tersebut 96 . Sistem pem an tauan harus diatur setelah ren can a lan skap kolaboratif m ulai dilaksan akan un tuk m en gin form asikan keputusan yan g diam bil oleh kelom pok. In dikator dan arus in form asi m un gkin akan perlu dipadukan di seluruh skala dan pelaku, seperti proyek, kom un itas, lan skap, dan data n asion al. Agar dapat m en jadi berkelan jutan dan m em un gkin kan pen guasaan lahan setem pat, in dikator harus relevan un tuk sem ua skala dan pelaku yan g berbeda. Sebuah kerangka pemantauan yang leksibel, yang memungkinkan indikator untuk diadaptasi oleh berbagai pelaku, dapat m en dukun g hal in i 97 . Pen dan aan tetap m en jadi pen ghalan g kun ci bagi keberlan jutan jan gka pan jan g dari sistem pem an tauan , seperti ketersediaan dan tran sparan si data. Para pelaku yan g relevan tidak selalu bersedia un tuk berbagi in form asi; kesepakatan berbagi data m un gkin berm an faat dalam hal in i. Karen a ban yak tujuan , variasi an tara ruan g dan waktu, dan in teraksi an tara pen ggun aan lahan , pem an tauan dapat m en jadi kom pleks. Metodologi belum dikem ban gkan den gan baik. Beberapa pen elitian ten tan g dam pak berbagai tujuan dari in isiatif lan skap telah dilaksan akan , dan sebagian telah dipublikasikan dalam literatur ilm iah lihat halam an 93. A=Sebagai hasil dari n egosiasi perubahan iklim global, n egara-n egara telah m ulai m en gem ban gkan sistem pen gukuran pem an tauan , pelaporan dan veriikasi MRV untuk REDD+. Sistem ini sedang dirancang untuk m em produksi in form asi di skala lan skap dan un tuk m en an gkap in form asi sosio-ekologis. H al in i akan m en jadi peran gkat kun ci dalam m en capai lan skap berkelan jutan . 92 93 Center for International Forestry Research CIFOR saat ini sedang menyelesaikan sebuah kajian literatur ilmiah tentang pendekatan lanskap di daerah tropis 98 . Temuan awal menunjukkan adanya kesenjangan signifikan dalam bukti keberhasilan mereka. Setelah menyaring 13.290 artikel yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dalam database ilmiah spesialis, kajian ini hanya menemukan 82 artikel relevan, di mana hanya 47 darinya yang menilai contoh intervensi pendekatan lanskap. Dari jumlah ini, 13 melaporkan pengukuran keberhasilan, tetapi hanya enam yang menyediakan data yang kuat untuk mendukung klaim keberhasilan. Lainnya mengandalkan mekanisme pelaporan sendiri dan bukti anekdot. Kurangnya bukti literatur ilmiah sangat bertentangan dengan bukti tentang sejauh mana inisiatif lanskap dan klaim keberhasilan berdasarkan ‘literatur abu-abu’ yang digambarkan dalam bagian awal dari buku ini. Para penulis berspekulasi bahwa kurangnya pelaporan dalam literatur ilmiah berkaitan dengan kurangnya kerangka yang ketat untuk mengukur efektivitas pendekatan lanskap, yang juga telah dilaporkan oleh ilmuwan lainnya 99,100 . Kesenjangan bukti ini dapat menghambat proses pengambilan keputusan, karena hubungan yang diperlukan antara praktik, ilmu pengetahuan dan kebijakan tampaknya masih kurang memadai. James Reed Center for International Forestry Research CIFOR Sebuah kerangka pengukuran dan evaluasi ME lanskap disebut sebagai ‘kerangka pengukuran lanskap’, yang dikembangkan oleh EcoAgriculture Partners dan Cornell University, dengan kira-kira 25 organisasi ilmu pengetahuan dan pengembangan lainnya, dirancang untuk membantu manajer dan evaluator untuk menentukan apakah hasil-hasil lanskap bergerak ke arah yang benar 101 . Yaitu, apakah praktik-praktik pengelolaan dan mosaik penggunaan lahan yang dihasilkan di seluruh lanskap menghasilkan kemajuan menuju berbagai tujuan yang telah ditentukan, baik secara individu maupun secara kolektif? Kerangka Pengukuran Lanskap memungkinkan para pemangku kepentingan yang berminat dalam kinerja dari lanskap tertentu untuk menetapkan target dan indikator guna memenuhi tujuan tertentu. Kerangka ini menggunakan pendekatan hirarkis. Pada tingkat tertinggi, ada empat tujuan dan dua puluh kriteria yang dianggap patut diinginkan dalam lanskap manapun di seluruh dunia lihat halaman 95. Koalisi pemangku kepentingan memilih yang terpenting bagi mereka. Misalnya, kriteria Konservasi C4 mengharapkan bahwa ‘Lanskap menyediakan jasa ekosistem yang vital secara lokal, regional dan global’. Para pemangku kepentingan harus memutuskan jasa ekosistem yang mana yang membutuhkan perhatian dalam lanskap mereka. Mereka kemudian memilih indikator spesifik konteks yang bermakna bagi kelompok dalam melacak apakah penyediaan jasa ekosistem tersebut meningkat dari waktu ke waktu. Setelah indikator disepakati, para pemangku kepentingan dapat menentukan cara pengukuran yang sesuai. Proses ini memungkinkan upaya-upaya pemantauan dan penilaian untuk dirancang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tempat-tempat tertentu. Diskusi yang diperlukan antara para pemangku kepentingan guna menyepakati kriteria dan indikator kinerja dapat membantu memperdalam pemahaman bersama dan mempertajam target aksi. 94 Kerangka ini dirancang untuk melengkapi ME berbasis proyek yang sudah ada. Pemantauan berbasis proyek biasanya berfokus pada parameter dan skala tata ruang yang akan mengungkapkan efektivitas dari intervensi tertentu. Melengkapi upaya ini dengan penilaian skala lanskap periodik dapat membantu mengungkapkan interaksi antara berbagai intervensi, menganalisis dampak kebijakan publik, dan mengidentifikasi pengaruh eksternal penting. Informasi ini dapat membantu mengontekstualisasikan pekerjaan berbasis proyek, dengan demikian menginformasikan perencanaan berbasis ilmu pengetahuan dan pengelolaan adaptif, serta memungkinkan staf proyek untuk merancang intervensi yang lebih efektif.

1. Tujuan Konservasi Lanskap melestarikan, mempertahankan, dan memulihkan

keanekaragaman hayati asli dan jasa ekosistem

a. Kriteria C1 Lanskap berisi jumlah yang memadai dan konfigurasi yang tepat

dari habitat alami dan semi-alami untuk melindungi keanekaragaman hayati asli.

b. Kriteria C2 Habitat alami dan semi-alami di dalam lanskap kira-kira sesuai dengan

komposisi dan struktur habitat yang secara historis ditemukan dalam lanskap.

c. Kriteria C3 Spesies yang penting di dalam lanskap adalah layak secara biologis.

d. Kriteria C4 Lanskap menyediakan jasa ekosistem yang penting secara lokal, regional

dan global. e. Kriteria C5 Daerah alami dan sumber daya air tidak terdegradasi oleh daerah dan kegiatan produktif.

2. Tujuan produksi Lanskap menyediakan bagi produksi berkelanjutan tanaman, ternak, ikan,

hutan, dan sumber daya liar yang dapat dimakan.

a. Kriteria P1 Sistem produksi memenuhi tuntutan untuk produk pertanian tanaman,

ternak, ikan, kayu oleh konsumen di dalam dan di luar lanskap.

b. Kriteria P2 Sistem produksi adalah layak secara keuangan dan dapat beradaptasi

terhadap perubahan dalam pasar masukan dan keluaran.

c. Kriteria P3 Sistem produksi tahan terhadap gangguan alam dan antropogenik.

d. Kriteria P4 Praktik produksi memiliki dampak netral atau positif terhadap

keanekaragaman hayati liar dan jasa ekosistem dalam lanskap.

e. Kriteria P5 Spesies dan keragaman variasi dari tanaman, ternak, perikanan dan hutan

memadai dan dipelihara. 95

3. Tujuan Mata Pencaharian Lanskap menopang atau meningkatkan mata pencaharian dan

kesejahteraan semua kelompok sosial yang tinggal di dalamnya.

a. Kriteria L1 Rumah tangga dan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka

sementara mempertahankan sumber daya alam.

b. Kriteria L2 Nilai aset rumah tangga dan masyarakat meningkat.

c. Kriteria L3 Rumah tangga dan masyarakat memiliki akses yang berkelanjutan dan adil

terhadap cadangan dan aliran sumber daya alam yang penting.

d. Kriteria L4 Ekonomi dan mata pencaharian lokal tahan terhadap perubahan dinamika

populasi manusia dan non-manusia. e. Kriteria L5 Rumah tangga dan masyarakat tahan terhadap guncangan eksternal seperti banjir, kekeringan, perubahan harga komoditas, wabah penyakit, dan lain-lain.

4. Tujuan Kelembagaan Lanskap menampung lembaga-lembaga yang mendukung perencanaan,

negosiasi, pelaksanaan, mobilisasi sumber daya, dan peningkatan kapasitas yang diperlukan untuk realisasi tujuan integrasi konservasi dan produksi.

a. Kriteria I1 Mekanisme ada dan berfungsi untuk interaksi lintas sektoral di skala lanskap.

b. Kriteria I2 Produsen dan anggota masyarakat lainnya memiliki kapasitas yang memadai untuk

belajar dan berinovasi tentang perencanaan dan pengelolaan lanskap terpadu.

c. Kriteria I3 Kebijakan publik mendukung lanskap terpadu.

d. Kriteria I4 Pasar menyediakan insentif bagi lanskap terpadu.

e. Kriteria I5 Pengetahuan, norma dan nilai mendukung lanskap terpadu.

96 Me n e n tu ka n tu ju a n d a n in d ika to r p e m a n ta u a n : Pertan yaan utam a un tuk sistem pem an tauan lan skap adalah aspek kin erja lan skap yan g m an a yan g palin g pen tin g un tuk dipan tau selam a jan gka waktu terten tu. In dikator lan skap harus m em ban tu m en guji asum si dalam ‘teori perubahan ’ di balik ren can a kolaboratif in isiatif lan skap. Keran gka Pen gukuran Lan skap lihat halam an 94 m en yaran kan satu cara un tuk m en gem ban gkan in dikator in i. H al in i dapat dilen gkapi den gan pem an tauan jan gka pen dek dari in terven si proyek terten tu. Me m b e n tu k s is te m p e m a n ta u a n : Dalam m eran can g sistem pem an tauan yang tepat, penting untuk mengidentiikasi apa langkah-langkah yang akan memveriikasi apakah indikator telah tercapai atau tidak, apa sumber datanya, siapa yan g bertan ggun g jawab atas pen gum pulan in form asi in i, dan seberapa serin g data dikum pulkan . Frekuen si pen gum pulan data yan g ideal bergan tun g pada tin gkat perubahan yan g dian tisipasi bagi in dikator tersebut, atau pen tin gn ya m en gen ali pola yan g lebih kom pleks. Un tuk m en guran gi biaya dan m em astikan pem an tauan dilakukan secara berkelan jutan , sum ber data yan g ada harus digun akan bila m em un gkin kan , m isaln ya statistik pem erin tah. Lan dscape Measures Resource Cen tre m en yediakan berbagai m acam peran gkat, m etode dan studi kasus un tuk m em ban tu m en en tukan tujuan yan g realistis, m en etapkan target, m eran can g in dikator yan g layak dan m etode pen gukuran yan g hem at biaya 10 2 . Me n a fs irka n te m u a n u n tu k p e m b e la ja ra n p e m a n gku ke p e n tin ga n : Un tuk m en gevaluasi kem ajuan m en uju tujuan ren can a pen gelolaan lan skap terpadu secara efektif, hasil-hasil pem an tauan dari berbagai sum ber harus disin tesis dan diterjem ahkan ke dalam sebuah form at yan g dapat ditafsirkan secara berm akn a. Pen tin g bagi para pem an gku kepen tin gan un tuk m em iliki peluan g bertan ya kepada para pen gum pul dan an alisis data, serta un tuk m en afsirkan tem uan m ereka. H asil dan pem belajaran dari pem an tauan harus disam paikan secara efektif gun a m em un gkin kan pen gelolaan yan g adaptif. Geographic In form ation System s GIS dapat bergun a un tuk m en am pilkan beberapa set data di dalam keran gka yan g sam a, dan un tuk m en gan alisis interaksi mereka. Vital Signs, sebuah sistem pemantauan lanskap yang diatur un tuk pen elitian di Afrika oleh Con servation In tern ation al, sedan g m en gem ban gkan keran gka terkon solidasi un tuk m em adukan dataset sosial ekonomi dan geograis 10 3 . H asil dari pen gum pulan data kualitatif atau terdesen tralisasi dari m asyarakat dapat dilaporkan dan disin tesiskan selam a pertem uan kelom pok yan g difasilitasi. Dataset GIS m un gkin bukan m erupakan peran gkat kom un ikasi yan g tepat bagi sem ua pem an gku kepen tin gan . Pen dekatan lain n ya seperti berm ain peran atau radio m un gkin lebih berm an faat dalam beberapa situasi. 96 © S b ro g a n G e tt y I m a g e s 2 15 KATALISATOR UNTUK LANSKAP BERKELANJUTAN 100 Bab in i m en yajikan seran gkaian kegiatan , tin dakan dan peran gkat yan g pen tin g bagi fasilitasi pen gelolaan lan skap terpadu dan dapat berkon tribusi pada pen in gkatan keberlan jutan di dalam lan skap. Kita m en yebut kegiatan , tin dakan dan peran gkat in i sebagai ‘katalisator’ karen a m ereka dapat digun akan un tuk m en gatalisasi perubahan dalam pen gelolaan lan skap. Katalisator in i dibagi ke dalam tiga kategori utam a: katalisator tata kelola, pasar dan pem biayaan . Sebagian dari katalisator in i diarahkan m en uju pergeseran busin ess as usual un tuk lan skap yan g lebih berkelan jutan ; lain n ya lebih berorien tasi pada proses dan m en dukun g pelaksan aan pen gelolaan lan skap terpadu sebagai saran a un tuk m en capai lan skap berkelan jutan lihat halam an 29. GOVERNANCE MARKETS FINANCE SHARED UNDERSTANDING COLLABORATIVE PLANNING EFFECTIVE IMPLEMENTATION MONITORING MULTI STAKEHOLDER PLATFORM TaTa KelOla pemBiaYaan plaTFOrm BerBaGai pemanGKU KepenTinGan pemahaman Bersama perencanaan KOlaBOraTiF pelaKsanaan eFeKTiF pemanTaUan pasar KATALISATOR TATA KELOLA 104 Sem en tara pen gelolaan lan skap terpadu m un gkin tidak selalu dipim pin oleh pem erin tah, dalam keban yakan kasus, pem erin tah, baik pusat m aupun daerah, adalah pem an gku kepen tin gan yan g pen tin g. Selain itu, efektivitas dari ban yak in isiatif pen gelolaan lan skap terpadu akan san gat dipen garuhi oleh pertan yaan tata kelola: yaitu kem am puan pem erin tah un tuk m em buat dan m en egakkan kebijakan dan aturan di seluruh wilayahn ya secara akun tabel dan dem okratis 10 4 . H ukum dan kebijakan pen dukun g dapat m em fasilitasi pen gaturan dan pem eliharaan struktur atau proses yan g diperlukan un tuk m elaksan akan pen dekatan m ulti-sektor dan m ulti-skala bagi pen gelolaan sum ber daya alam di dalam sebuah lan skap yaitu pen gelolaan lan skap terpadu. Bagian ini membahas berbagai elemen tata kelola dan mengidentiikasi katalisator terten tu yan g dapat m em fasilitasi pelaksan aan pen gelolaan lan skap terpadu. 105 Pem erin tah dapat m en gam bil lan gkah-lan gkah un tuk m em astikan koordin asi yan g lebih besar an tara berbagai kem en terian dan badan pem erin tah yan g bertan ggun g jawab un tuk pen gelolaan sum ber daya alam di berbagai skala di dalam wilayah n asion al; in i adalah dim en si vertikal dari koordin asi kelem bagaan . Keterlibatan en titas relevan di tin gkat lokal, region al federal, dan n asion al yaitu koordin asi vertikal adalah pen tin g bagi sem ua yan g terlibat un tuk m em peroleh pem aham an bersam a dari sebuah tujuan in isiatif lan skap terpadu, bagaim an a tujuan -tujuan in i akan terwujud dalam praktik, dan bagaim an a tan ggun g jawab pelaksan aan dan pem an tauan akan dialokasikan an tara berbagai en titas pem erin tah. H am pir sem ua n egara berkem ban g m en jalan kan desen tralisasi lihat halam an 40 , serin g kali dalam kon teks pen gelolaan sum ber daya alam . H al in i m en ciptakan dasar kelem bagaan un tuk pen gelolaan partisipatif dan yan g lebih populer serta pen ggun aan sum ber daya alam dan publik lain n ya 10 5 . Dalam kon teks in i, koordin asi vertikal adalah pen tin g secara in trin sik, dan juga m en yediakan lin gkun gan yan g m em un gkin kan bagi pen gelolaan lan skap terpadu. Koordin asi vertikal an tara badan pem erin tah, terutam a dalam kon teks desen tralisasi atau federal m en ghadirkan berbagai tan tan gan . Pem erin tah region al, provin si, dan distrik serin g kali m em iliki prioritas, sum ber daya, kapasitas dan proses pen gam bilan keputusan yan g san gat berbeda dari pem erin tah n asion al. Misaln ya, di seluruh Lem bah Sun gai Mekon g di Asia Ten ggara ada ban yak ren can a in duk daerah aliran sun gai yan g berisi jalur m en uju pem ban gun an berkelan jutan . Nam un , pelaksan aan di tin gkat tapak terbatas sebagian karen a kuran gn ya an dil pem erin tah lokal dalam proses desain 10 6 . Dalam ran gka m em fasilitasi in tegrasi vertikal, kebijakan n asion al dapat diran can g den gan leksibilitas yang memadai, ada ruang lingkup untuk pembuat kebijakan di kota-wilayah P’uer di Provin si Yun n an , RRT un tuk m en yesuaikan kebijakan n asion al ten tan g pertum buhan hijau pertan ian un tuk m eran can g sebuah in isiatif ‘teh berkualitas’ provin si berdasarkan kebun teh wan atan i un ik yan g dim ilikin ya 10 7 . 106 Selain koordin asi vertikal lihat halam an 10 5, pem erin tah dapat m en gam bil lan gkah-lan gkah un tuk m em astikan koordin asi yan g lebih besar an tara berbagai kem en terian dan badan pem erin tah lin tas sektoral yan g berperan dalam pen gelolaan sum ber daya alam . In i m erupakan dim en si horizon tal dari koordin asi kelem bagaan . Tidak selalu ada distribusi hirarki yan g jelas ten tan g kewen an gan an tara berbagai badan kem en terian . Nam un , secara historis, pem erin tah telah serin g kali m em berikan perlakuan istim ewa kepada sektor-sektor yan g berkon tribusi lebih pada pem ban gun an ekon om i, yan g telah m en ghasilkan pilihan hukum dan kebijakan yan g m en dukun g pola pen ggun aan lahan yan g tidak berkelan jutan . Ada ban yak tan tan gan un tuk m em prom osikan koordin asi horizon tal atau an tar-lem baga. Staf biasan ya m em iliki tin gkat pelatihan yan g berbeda, m odel m en tal ten tan g pen gelolaan lahan dan peran gkat kelem bagaan . Suatu m en talitas ‘trade-off’ adalah lazim , di m an a diasum sikan bahwa pen yelarasan di seluruh badan akan m en ghasilkan m elem ahn ya tiap m an dat in ti organ isasi secara in dividu bahkan jika, pada ken yataan n ya, yan g sebalikn ya adalah ben ar. Staf m un gkin m en em ukan keterlibatan dalam peren can aan m ulti- lem baga sebagai beban birokrasi, dan kolaborasi an tar-lem baga yan g efektif m un gkin tidak dihargai di dalam sistem in sen tif kelem bagaan . Nam un ada beberapa con toh baik dari bagaim an a pen gaturan koordin asi kelem bagaan dapat diatur un tuk m em astikan bahwa berbagai badan pem erin tah dalam peran dan prioritas sektoral yan g berbeda dapat berkolaborasi un tuk m en gatasi tan tan gan pen gelolaan sum ber daya alam . Misalnya Strategi Nasional untuk Perubahan Iklim di Vietnam 10 8 m en en tukan m ekan ism e kelem bagaan yan g kon kret un tuk m en dukun g dan m en doron g koordin asi, seperti pen un jukkan Kem en terian Sum ber Daya Alam dan Lin gkun gan un tuk berfun gsi sebagai Kan tor Kom isi Perubahan Iklim Nasion al. selain itu, kem en terian dan badan sektoral terkait diwajibkan oleh m an dat m ereka un tuk m en gam bil tin dakan un tuk m en an ggapi perubahan iklim . Dua tin dakan in i m en yediakan dasar hukum dan kelem bagaan un tuk koordin asi lintas sektoral di bidang perubahan iklim di Vietnam.