1
Good Corporate Governance
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terkait dengan usaha penerapan Good Corporate Governance terutama penjabaran dari Bab 1 pasal 2 ayat 2 tentang kewajiban BUMN
menerapkan GCG dan termasuk didalamnya pemberantasan korupsi, gratifikasi, dan praktek kecurangan lainnya, manajemen PTPN II sepakat
bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah dan memerangi praktek yang bertentangan dengan praktik tata kelola
perusahaan yang baik adalah melalui mekanisme pelaporan pelanggaran whistleblowing system.
Untuk itu manajemen perusahaan sepakat untuk menyusun suatu pedoman
tentang tatacara
sistem pelaporan
pelanggaran whistleblowing sistem yang akan menjadi acuan tentang bagaimana
tatacara pelaporan yang santun dan beretika dan meningkatkan partisipasi karyawan dalam melaporkan pelanggaran.
Whistleblowing system WBS yang efektif akan mendorong partisipasi masyarakat dan karyawan perusahaan untuk lebih berani bertindak
untuk mencegah terjadinya kecurangan dan korupsi dengan melaporkan kepihak yang berwenang menanganinya diperusahaan. Ini berarti
whistleblowing system m engeliminasi budaya “diam” menuju kearah
budaya “kejujuran dan keterbukaan “, disamping itu manajemen Perusahaan memiliki kesempatan untuk mengatasi permasalahan
secara internal terlebih dahulu, sebelum permasalahan tersebut merebak ke publik yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan.
Whistleblowing System yang efektif memerlukan struktur dan proses yang benar, karena para pelapor memerlukan rasa aman dan jaminan
2
Good Corporate Governance
keselamatan untuk mau berpartisipasi dalam mencegah kecurangan dan korupsi, tanpa jaminan keselamatan baik nyawa maupun harta benda
dan rasa aman bagi pelapor serta keluarganya, maka whistleblowing system tidak akan berjalan efektif.
2. Manfaat Whistleblowing system
Menurut survey dari Institute of Business Ethics 2007 menyimpulkan bahwa satu dari empat karyawan mengetahui kejadian pelanggaran,
tetapi lebih dari separuh 52 dari yang mengetahui kejadian pelanggaran tersebut tetap diam dan tidak berbuat sesuatu.
Melalui Whistleblowing system ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi karyawan dalam melaporkan pelanggaran dan mengurangi
keengganan dan budaya diam dari karyawan. Beberapa manfaat dari penyelenggaraan Whistleblowing System yang
baik antara lain adalah: a. Tersedianya cara penyampaian informasi penting dan kritis bagi
perusahaan kepada pihak yang harus segera menanganinya secara aman.
b. Timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran, dengan semakin meningkatnya kesediaan untuk melaporkan terjadinya
pelanggaran, karena kepercayaan terhadap sistem pelaporan yang efektif.
c. Tersedianya mekanisme deteksi dini early warning system atas kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran.
d. Tersedianya kesempatan untuk menangani masalah pelanggaran secara internal terlebih dahulu, sebelum meluas menjadi masalah
pelanggaran yang bersifat publik.
3
Good Corporate Governance
e. Mengurangi risiko yang dihadapi organisasi, akibat dari pelanggaran baik dari segi keuangan, operasi, hukum, keselamatan kerja dan
reputasi. f. Mengurangi biaya dalam menangani akibat dari terjadinya
pelanggaran. g. Meningkatnya reputasi perusahaan dimata pemangku kepentingan
stakeholder, regulator dan masyarakat umum h. Memberikan masukan kepada perusahaan untuk melihat lebih jauh
area kritikal dan proses kerja yang memilik kelemahan pengendalian internal, serta untuk merancang tindakan perbaikan yang diperlukan.
Bagi PTPN II Whistleblowing system WBS merupakan bagian dari sistem pengendalian perusahaan, bukan merupakan ancaman bagi
kelangsungan perusahaan.
3. Ikhtisar Whistleblowing System a.