PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

(1)

ii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

Oleh Tiara Melati

Penelitian pengembangan ini bertujuan mengembangkan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik, mendeskripsikan kelayakan komponen isi, komponen kebahasaan, dan kualitas penyajian dari buku panduan, serta mendeskripsikan keefektifan buku panduan dalam penilaian kompetensi ranah kognitif dan psikomotor pada materi gelombang transversal dan longitudinal. Telah dilakukan penelitian pengembangan buku panduan dengan memanfaatkan KIT IPA bagi guru kelas VIII di SMP Negeri 22 Bandarlampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian research and development atau penelitian pengembangan, dan desain penelitian yang digunakan yaitu mengacu pada desain penelitian oleh Sugiyono. Telah dilakukan uji ahli produk yang terdiri dari uji ahli komponen isi dengan skor 3,82 (sangat layak), uji ahli kebahasaan dengan skor 3,78 (sangat layak), dan uji ahli kualitas penyajian dengan skor 3,58 (sangat layak).

Setelah dilakukan uji coba pemakaian produk, diperoleh persentase keefektifan produk sebesar 79,31%, yaitu 23 siswa dari jumlah seluruhnya sebanyak 29 siswa telah mencapai KKM pada penilaian ranah kognitif. Sementara persentase keefektifan produk pada ranah psikomotor adalah 100% siswa telah mencapai KKM yaitu total seluruh dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pengembangan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik telah layak dan efektif untuk digunakan guru dalam menunjang kegiatan pembelajaran.


(2)

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

(Skripsi)

Oleh TIARA MELATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017


(3)

ii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

Oleh Tiara Melati

Penelitian pengembangan ini bertujuan mengembangkan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik, mendeskripsikan kelayakan komponen isi, komponen kebahasaan, dan kualitas penyajian dari buku panduan, serta mendeskripsikan keefektifan buku panduan dalam penilaian kompetensi ranah kognitif dan psikomotor pada materi gelombang transversal dan longitudinal. Telah dilakukan penelitian pengembangan buku panduan dengan memanfaatkan KIT IPA bagi guru kelas VIII di SMP Negeri 22 Bandarlampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian research and development atau penelitian pengembangan, dan desain penelitian yang digunakan yaitu mengacu pada desain penelitian oleh Sugiyono. Telah dilakukan uji ahli produk yang terdiri dari uji ahli komponen isi dengan skor 3,82 (sangat layak), uji ahli kebahasaan dengan skor 3,78 (sangat layak), dan uji ahli kualitas penyajian dengan skor 3,58 (sangat layak).

Setelah dilakukan uji coba pemakaian produk, diperoleh persentase keefektifan produk sebesar 79,31%, yaitu 23 siswa dari jumlah seluruhnya sebanyak 29 siswa telah mencapai KKM pada penilaian ranah kognitif. Sementara persentase keefektifan produk pada ranah psikomotor adalah 100% siswa telah mencapai KKM yaitu total seluruh dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pengembangan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik telah layak dan efektif untuk digunakan guru dalam menunjang kegiatan pembelajaran.


(4)

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU DALAM PENGGUNAAN KIT IPA SMP BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

Oleh Tiara Melati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017


(5)

(6)

(7)

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Utara pada tanggal 5 Juni 1994 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Teguh Wirwan dan Ibu Suharti. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Dayamurni pada tahun 2001 dan diselesaikan pada tahun 2007, melanjutkan di SMP Negeri 1 Tumijajar pada tahun 2007 yang diselesaikan pada tahun 2010, lalu melanjutkan studi pada tahun 2010 di SMA Negeri 1 Tumijajar yang diselesaikan pada tahun 2013. Pada Mei 2013 penulis dinyatakan diterima untuk melanjutkan studi di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan.

Riwayat organisasi yang pernah dijalani penulis antara lain pernah menjabat sebagai Ketua Umum OSIS SMAN 1 Tumijajar, dan selama aktif menjadi mahasiswa dalam internal kampus penulis pernah aktif sebagai Koordinator Keluarga Muda Universitas (KKMU) Birohmah, anggota bidang FPPI FKIP Unila, anggota divisi Litbang Himasakta sedangkan untuk organisasi eksternal kampus penulis aktif sebagai Kepala Departemen Pendidikan dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKAM) Tubaba.


(9)

viii MOTTO

“Allaah SWT tujuanku, Muhammad SAW tauladanku, Al-Qur’an petunjuk hidupku dan Islam jalan juangku ”

(Tiara Melati)

“Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja”.


(10)

ix

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat-Nya dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan kerendahan hati, penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti kasih tulus dan mendalam kepada :

1. Orang tuaku tercinta, Ibu Suharti dan Bapak Teguh Wirwan yang telah sepenuh hati membesarkan, mendidik, mendo’akan, serta mendukukung segala bentuk perjuangan anaknya. Semoga Allah senantiasa menguatkan langkahku untuk selalu membahagiakan dan membanggakan kalian. 2. Adikku tersayang, Bayu Anggoro yang telah memberikan doa dan

semangatnya untuk segala perjuanganku.

3. Nenek dan Kakekku tercinta beserta seluruh keluarga besarku tersayang yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan motivasi terbaiknya.

4. Para pendidik yang senantiasa memberikan didikan dan bimbingan terbaik kepadaku dengan tulus dan ikhlas.

5. Semua sahabat-sahabatku yang begitu sabar menemani langkah juangku dan senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

6. Suami dan anak-anakku di masa depan yang senantiasa menjadi motivasiku untuk senantiasa memantaskan, memperbaiki dan mempersiapkan diri. 7. Almamater tercinta Universitas Lampung.


(11)

x

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembahas yang banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.


(12)

xi

7. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Si , Ibu Hj. Rinawati, S.Pd., M.Pd., dan Bapak Sutarsono, S.Pd., selaku evaluator uji ahli desain dan uji ahli materi buku panduan, terima kasih atas waktu dan sarannya.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung. 9. Ibu Hj. Rinawati, S.Pd.,M.Pd., selaku guru mata pelajaran IPA di SMP

Negeri 22 Bandarlampung, yang telah membimbing dan mengarahkan selama kegiatan penelitian.

10. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMPN 22 Bandarlampung, beserta staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.

11. Almamater tercinta Universitas Lampung.

12. Sahabat terbaikku sejak jaman dahulu; Rani Satiti, Putri Janati,

Vikriyaturohmah, Nindya Maharani dan Arum Asmawati. Terima kasih senantiasa menyemangati, menguatkan dan mengingatkanku dalam kebaikan dan kesabaran.

13. Kakak-kakak seperjuangan sejak SMA; Bedi Abdul Rohman, Syamsul Arifin, Trio Efendi, Ari Susanto, Dienar Adiose, Reza Arief, dkk lainnya. Terima kasih senantiasa memotivasiku dan selalu menjadi inspirasi.

14. Sahabat seperjuanganku di kampus Maghfira Alimatussaumi, Nurul Rachma, Siti Ningrum, Sundari, Anita Damayanti, Yeni Apriyanti, Safura Rizki, Uswatun Hasanah dan Retno Kurnia. Terima kasih atas kesabaran bersamaku selama perjalanan kuliah ini.


(13)

xii

15. Sahabat seperjuangan kelompok enam microteaching; Anita, Arwi Rinaldo, Dede Indra, Denimul, Maghfira, Lulu Lasmita, Siti Ningrum, dan Sundari. Terima kasih untuk suka duka dan cerita bersama yang luar biasa.

16. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2013 kelas B; Dede, Riky, Dwi, Ismal, Herwin, Arwi, Oji, Fadel, Wanda, Denimul, Nopian, Soleha, Radha, Ningrum, Yeni, Sundari, Fince, Sara, Yuni, Nova, Fira, Winda, Safura, Reva, Gita, Retno, Melisa, Nurul, Nuzul, Lulu, Clara, Anita, Dian, Ika, Kartika dan Aday.

17. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2013 kelas A; Septian, Salma, Alin, Hesti, Ria, Susi, Ila, Uswa, Dini, Eka, Kurnia, Etiya, Khusnul, Witri, Rofi, Rahma, Nurlia, Adel, Tiara, Aisyah, Intan, Dina, Sovia, Manda, Citra, Vita, Yulia, Maryanti, Dewi, Geo, Abi, Dayat, Ardi, Alex, Denikur, Dewa, dan Oki.

18. Adik-adikku di Almafika; Ayu, Rohmah, Listiana, Lora, Esti, Fitri, Yeni, Sigit, Grego, Rizal, Maman, Yusuf, Fauzi, dan seluruhnya, terimakasih atas keceriannya selama ini.

19. Teman-teman seperjuangan IKAM Tubaba Syaifulloh, Nopri Maroba, M Agung, Ichwanul, Rozali, Salma Faizah, Chusna Wijayanti, dan Itsna Afifaturrohmah. Terima kasih senantiasa menemani dan menyemangati. 20. Teman KKN sekaligus PPL ku di SMP Islam Al-Falah Ahmad, Asep,

Avivah, Caesar, Febi, Lilis, Oktri, Zaima dan Zevi. Terima kasih untuk segenap cerita bersama.

21. Adik-adikku saat KKN di Desa Sumbermulya Toiful, Melki, Abi dan Erlang. Terima kasih telah membuat hari-hari selama di sana sangat menyenangkan.


(14)

xiii

22. Kepada semua pihak yang telah membantu perjuangan terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, Januari 2017

Penulis,


(15)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

COVER LUAR ... i

ABSTRAK ... .. ii

COVER DALAM.. ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Pengembangan ... 5

D. Manfaat Pengembangan ... 5

E. Ruang Lingkup Pengembangan ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 7

1. Pengembangan Buku Panduan ... 7

2. Kotak Instrumen Terpadu (KIT) IPA SMP ... 14

3. Scientific Approach ... 16

B. Desain Hipotetik Pengembangan ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28

B. Prosedur Pengembangan Produk ... 29

1. Potensi dan Masalah ... 30

2. Pengumpulan Informasi ... 31

3. Desain Produk ... 31


(16)

xv

5. Perbaikan Produk Akhir ... 32

6. Uji Coba Pemakaian ... 32

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Teknik Analisis Data ... 35

IV. HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan ... 39

1. Potensi dan Masalah ... 39

2. Informasi Pendukung ... 41

3. Desain Produk ... 41

4. Validasi Produk ... 42

5. Perbaikan Produk ... 46

6. Uji Coba Pemakaian Produk ... 48

a. Data Penilaian Kognitif ... 49

b. Data Penilaian Psikomotor ... 51

B. Pembahasan 1. Produk Pengembangan Buku Panduan ... 53

2. Kelayakan Komponen Isi, Kebahasaan, dan Penyajian ... 55

3. Keefektifan Pengembangan Produk ... 57

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain Hipotetik Buku Panduan ... 22

2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban ... 36

3. Kriteria Penilaian untuk Hasil Validasi Ahli dan Uji Coba Produk ... 37

4. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Isi ... 43

5. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Kebahasaan ... 44

6. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Penyajian ... 45

7. Hasil Validasi Produk Uji Ahli Desain Buku Panduan ... 46

8. Hasil Perbaikan Rekomendasi Uji Ahli Untuk Buku Panduan ... 47

9. Skor berdasarkan Nilai Post test ... 50

10.Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa ... 51


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah-langkah Implementasi Pendekatan

Ilmiah dalam Pembelajaran ... 18 2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran ... 20 3. Kerangka Dasar Produk Buku Panduan Mengacu

dalam Menyusun Panduan Bahan Ajar ... 21 4. Langkah-langkah Memproduksi Produk

Pengembangan Mengacu pada Desain Penelitian

Sugiyono ... 29 5. Desain Penelitian One Shot Case Study ... 35 6. Grafik Hasil Uji Ahli Kelayakan Isi,

Kebahasaan, dan Kualitas Penyajian ... 57 7. Grafik Keefektifan Produk ... 59


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Guru ... 65

2. Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Guru ... 67

3. Observasi Sarana dan Prasarana ... 70

4. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru ... 72

5. Preskripsi Wawancara Pengungkapan Kebutuhan Guru ... 74

6. Kisi-kisi Instrumen Uji Validitas Komponen Kelayakan Isi ... 78

7. Instrumen Uji Validitas Komponen Kelayakan Isi ... 80

8. Kisi-kisi Instrumen Uji Validitas Komponen Kelayakan Kebahasaan ... 83

9. Instrumen Uji Validitas Komponen Kelayakan Kebahasaan ... 85

10. Kisi-kisi Instrumen Uji Validitas Komponen Kelayakan Kualitas Penyajian ... 88

11. Instrumen Uji Validitas Komponen Kelayakan Kualitas Penyajian ... 90

12. Kisi-kisi Instrumen Uji Ahli Desain ... 93

13. Instrumen Uji Ahli Desain ... 95

14. Kisi-kisi Soal Post test ... 98

15. Instrumen Soal Post test ... 103

16. Scan Hasil Uji Ahli Kelayakan Isi ... 105

17. Scan Hasil Uji Ahli Kelayakan Kebahasaan ... 109

18. Scan Hasil Uji Ahli Kelayakan Penyajian ... 113

19. Scan Hasil Uji Ahli Desain ... 117

20. Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan (Nilai Kognitif) ... 121

21. Penilaian Psikomotorik (Keterampilan) ... 123

22. Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Siswa ... 125 23. Produk


(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana menyatakan bahwa sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sekolah yang memadai guna sebagai penunjang dalam keterampilan proses dalam pembelajaran di sekolah, terutama yang

berhubungan dengan kegiatan praktikum adalah laboratorium IPA. Sarana dan prasarana standar yang telah ditetapkan tersebut selayaknya dapat dimanfaatkan secara maksimal baik dalam hal kepemilikan sarana dan prasarana, ataupun dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan laboratorium IPA itu sendiri.

Kegiatan pembelajaran berbasis praktikum dengan mengoptimalkan ketersediaan laboratorium IPA di sekolah merupakan salah satu bentuk implementasi secara faktual dari pengembangan kurikulum untuk tingkat SMP berdasar pada Permendikbud Nomor 68 Tahun 2012 dimana dalam prosesnya peserta didik terlibat secara langsung untuk dapat mengamati serta memahami fenomena alam secara empiris, sehingga konsep dalam pembelajaran IPA khususnya materi Fisika yang didapatkan oleh peserta


(21)

2

didik dapat lebih melekat dan bermakna dalam tingkat pemahaman mereka.

Dibutuhkan keterampilan dari seorang guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran IPA dimana kegiatan pembelajaran harus mampu melibatkan secara aktif peran peserta didik. Dalam pembelajaran IPA seorang guru perlu menciptakan metode

pembelajaran dengan melakukan percobaan, sehingga peserta didik dapat belajar dari pengalamannya, selain peserta didik harus belajar

memecahkan masalah yang diperoleh, peserta didik dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara menemukan, menggunakan indera mereka menjelajahi lingkungan , baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa di sekitar mereka. Mereka belajar melalui pengalaman langsung dan pengalaman nyata. Menurut Uno Hamzah (2012: 76).” keterlibatan yang aktif dengan objek-objek ataupun gagasan-gagasan dapat mendorong aktivitas mental mereka untuk berpikir, menganalisa, menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya”.

Kegiatan pembelajaran IPA seperti dipaparkan di atas juga didukung oleh penyelenggaraan pendidikan yang telah merubah beberarap hal mendasar dalam paradigma pendidikan, diantaranya bahwa paradigma pengajaran telah berubah menjadi paradigma pembelajaran. Dengan adanya


(22)

3

36) “ menjadikan kegiatan pembelajaran juga memerlukan alat bantu dan fasilitas, agar bisa mengaktifkan kegiatan pembelajaran”. Dalam

pembelajaran IPA menurut Munandar dalam Putra (2014: 48) menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar IPA hendaknya diberikan melalui

menyentuh benda-benda yang nyata. Pemahaman terhadap konsep-konsep IPA khususnya pada materi Fisika, terlebih dahulu diawali dengan melihat dan menjalani dengan dasar bahwa segala pikiran berawal dari

pengamatan dan pada akhirnya mengerti. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan ilmiah, kegiatan belajar mengajar IPA hendaknya melalui kegiatan praktikum untuk mengerjakan suatu percobaan dan diperlukan seperangkat alat KIT IPA yang mendukung kegiatan tersebut.

Kenyataan yang terjadi di lapangan ternyata masih belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran ideal yang diharapkan. Berdasarkan hasil

wawancara, observasi secara langsung dan penyebaran angket analisis kebutuhan dengan guru SMP Negeri 22 Bandarlampung, diketahui bahwa kepemilikan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 22

Bandarlampung telah memadai untuk mengadakan kegiatan pembelajaran berbasis praktikum. Prasarana pendidikan yang dimaksud adalah dengan adanya gedung laboratorium IPA yang memadai, serta sarana laboratorium seperti KIT IPA, papan tulis, alat tulis, dan almari penyimpanan alat. Namun dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru belum mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada, hal tersebut disebabkan oleh beberapa


(23)

4

faktor, antara lain; guru mata pelajaran IPA belum memiliki buku panduan khusus dalam menggunakan sarana laboratorium seperti KIT IPA. Panduan yang ada masih bersifat modular secara umum karena merupakan buku paket pengenalan KIT, sehingga guru harus menyusun kerangka pecobaan dan lembar kerja secara mandiri. Sejalan dengan hasil wawancara tersebut, berdasar pada hasil penyebaran angket analisis kebutuhan guru yang diberikan kepada enam guru mata pelajaran IPA, didapatkan persentase sebanyak 83,3 % dari responden yang merupakan guru IPA SMP Negeri 22 Bandarlampung menyatakan bahwa belum memiliki buku panduan dalam penggunaan KIT IPA pada materi Fisika. Sementara 16,7% memiliki lembar kerja yang dibuat secara mandiri setiap kali hendak melakukan kegiatan percobaan. Berdasarkan penjelasan dari uraian di atas, maka pengembangan produk berupa buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA pada materi Fisika sangat diperlukan. B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana:

1. Pengembangan produk buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach?

2. Kelayakan komponen isi, komponen kebahasaan, dan komponen kualitas penyajian pada buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach?

3. Keefektifan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach?


(24)

5

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Menghasilkan produk pengembangan berupa buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach. 2. Mengetahui kelayakan isi/materi, penggunaan bahasa, dan kualitas

penyajian pada buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach.

3. Mengetahui keefektifan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach.

D. Manfaat Pengembangan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Bagi institusi terkait yaitu (SMPN 22 Bandarlampung), tersedia buku

panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP pada materi Fisika berbasis scientific approach.

2. Bagi guru, dapat menjadi pegangan untuk mengadakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran berupa praktikum sederhana.

3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman dalam pembelajaran yang lebih bermakna disebabkan siswa akan terlibat dalam pengalaman empiris mengenai konsep suatu materi pembelajaran dengan bimbingan guru secara langsung sehingga siswa dapat

mengoptimalkan tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.


(25)

6

E. Ruang Lingkup Pengembangan

1.Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan produk, yakni pembuatan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP kelas VIII untuk materi Fisika dengan kurikulum 2013, yang terdiri dari; K.D 4.5 dengan materi pesawat sederhana

K.D 4.10 dengan materi gelombang

2.Pembuatan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP yang dimaksud adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik (scientifc approach).

3.Validasi atau uji ahli pengembangan perangkat dilakukan kepada pakar sesuai dengan bidang keahliannya.

4.Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada subjek penelitian, yakni pada guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 22 Bandarlampung terhadap sampel satu kelas VIII dari populasi.


(26)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pengembangan Buku Panduan Guru

Buku panduan guru merupakan media pendukung yang dikembangkan sedemikian rupa dengan metode tertentu untuk menghasilkan suatu produk yang dibutuhkan sesuai dengan analisis kebutuhan yang didapatkan. Pengembangan produk berupa buku panduan mengacu pada metode pengembangan dengan desain penelitian research and development (R & D).

Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian mengembangkan produk pendidikan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menurut Setyosari (2012: 214) “penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai atau diperlukan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan. Dikatakan produk pendidikan apabila produk yang dihasilkan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dengan dunia pendidikan”. Dalam penelitian ini permasalahan didapatkan dari ketersediaan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan di suatu sekolah yang dijadikan subjek penelitian. Hasil penelitian dikatakan


(27)

8

sebagai salah satu produk pendidikan sebab produk yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi.

Pendapat mengenai pengertian penelitian pengembangan juga diperkuat oleh Sugiyono (2011: 297);

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji kefektifan produk, maka dilakukan pengujian terhadap kefektifan produk tersebut.

Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti mengacu pada desain penelitian dan pengembangan dimana setelah produk diselesaikan kemudian dilakukan uji ahli kelayakan dan keefektifan produk, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pada subjek penelitian.

Produk yang akan dikembangkan didasarkan pada potensi dan masalah serta analisis kebutuhan yang terjadi di lapangan. Setelah didapatkan hasil untuk menunjukkan adanya ketidaksesuaian anatara kondisi ideal yang diharapkan dengan kondisi faktual yang ada maka pengembang menyusun desain penelitian pengembangan. Dalam penelitian pengembangan ini, produk yang akan dikembangkan berupa buku panduan guru untuk melaksanakan suatu kegiatan percobaan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan tugas Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menentukan mutu buku


(28)

9

adalah kewenangan dari Badan Standardisasi Nasional Pendidikan, dan buku pengayaan, referensi, dan panduan pendidik tidak merupakan kewenangan dari badan ini. Sehingga diberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-buku pendidikan, dilakukan dua pengelompokan buku

pendidikan berdasarkan ruang lingkup kewenangan, yaitu: 1. Buku teks pelajaran;

2. Buku nonteks pelajaran.

Buku teks pelajaran merupakan buku yang dipakai untuk mempelajari atau mendalami suatu subjek pengetahuan dan ilmu serta teknologi. Sementara buku nonteks pelajaran merupakan buku panduan yang dimiliki oleh pendidik sebagai pendukung dalam kegiatan pembelajaran.

Sementara itu, pengembangan produk dikhususkan untuk guru

dikarenakan guru merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Uno (2009: 15);

guru merupakan orang yang harus dapat digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar

bertanggung jawab dalam membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai dengan adanya sinergi yang baik dari elemen pendidikan, secara khusu pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di dalam kelas.


(29)

10

Produk berupa buku panduan yang akan dikembangkan diharapkan dapat menjadikan guru untuk mengoptimalkan perannya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, peran guru menurut Dananjaya (2010 : 35)

Peran guru secara sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan, memproses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensinya sendiri.

Pembelajaran yang baik dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan melibatkan secara aktif kegiatan pembelajaran untuk peserta didik. Guru yang profesional adalah guru yang tidak hanya mampu menguasai materi pembelajaran tetapi juga mampu merancang kegiatan pembelajran yang menyenangkan bagi peserta didik.

Secara normatif, Pasal 20 UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen menandaskan, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru

berkewajiban:

(a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

(b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

(c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;


(30)

11

(d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dannkode etik guru, serta nila-nilai agama dan etika; dan

(e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Kewajiban guru secara normatif pada akhirnya akan bermuara pada suatu skala penilaian yang disebut sebagai kompetensi guru. Kompetensi guru pada dasarnya merupakan suatu kecakapan dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru. Johnson sebagaimana dikutip Sanusi dkk (1991) dalam Alma (2012: 128) menyatakan tiga aspek kompetensi guru, yaitu:

1) Kemampuan profesional yang mencakup; (1) penguasaan pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan ajar yang harus diajarkan, dan konsep dasar-dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan itu; (2) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan; (3) penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

2) Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkunga sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

3) Kemampuan personal guru, mecakup: (1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya; (2) penghayatan, pemahaman dan penampilan nilai-nilai yang

seyogyanya dianut oleh seorang guru; (3) penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para

siswanya.

Di dalam bahasa Inggris menurut Alma (2012: 133), terdapat minimal tiga peristilahan yang mengandung makna mengenai apa yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi itu;

1. Competence (n) is being competent, ability (to do the work). 2. Competent (adj.) refers to (persons) having ability, power,

authority, skill, knowledge, etc. (to do what is needed).

3. Competency is rational performance which satisfactorily meets the objectves for a desired conditioon.


(31)

12

Definisi pertama meunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Sedangkan definisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karaktersitik) orang-orang (kompeten) ialah yang memiliki kecakapan, daya

(kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran, pengetahuan untuk mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga, lebih jauh lagi, ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi prasyarat yang diharapkan (Alma, 2012:134). Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2007 dalam Alma (2012: 135) tentang guru, diyatakan bahwa:

kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional.

Kutipan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulai, arif, dan beribawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi kepribadian merupakan suatu kualifikasi tentang kepribadian seorang guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi sosial adalah keammpuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik. Sementara


(32)

13

kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam (Alma, 2012: 135).

Kreativitas seorang guru akan menumbuhkan minat belajar para siswa. Sejalan dengan uraian tersebut, menurut Usman dalam Nurdin (2012: 153) menyatakan bahwa:

Kreativitas adalah salah satu kata kunci yang perlu dilakukan guru dengan kemampuan yang maksimal sesuai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan. Sebagaimana menjadi guru yang profesional.

Dikatakan bahwa salah satu karakteristik untuk menjadi guru yang profesional adalah guru dituntut untuk dapat mengembangkan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran.

Pengembangan buku panduan guru bertujuan antara lain untuk

meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Sehingga dengann dikembangkannya buku panduan seorang guru dapat merencanakan pembelajaran inovatif yang dapat memacu semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Selain buku panduan sebagai media, seorang guru perlu mengetahui dan menguasai metode/teknik pembelajaran yang akan digunakan dalam penyampaian materi tertentu; apakah metode yang digunakan bervariatif atau tidak; mengapa metode/teknik itu digunakan; media apa yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran; dan lain sebagainya. Setelah program dan strategi disusun oleh guru secara kreatif, guru dapat melangkah pada upaya pengimplimentasiannya kepada peserta/anak didik (Iskandar, 2010:33).


(33)

14

Implementasi dari kesatuan teknik, strategi, serta model pembelajaran yang dipilih, didukung oleh media yang dimiliki oleh guru baik media cetak maupun media lain yang bersifat menunjang kegiatan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri.

Menurut Sani (2013: 5) menyatakan bahwa tingkat keberhasilan guru dalam mengajar dilihat dari keberhasilan peserta didiknya sehingga dikatakan bahwa guru yang hebat itu adalah guru yang dapat memberikan inspirasi bagi peserta didiknya. Kualitas pembelajaran dilihat dari aktivitas peserta didik ketika belajar dan kreativitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.

2. Kotak Instrumen Terpadu (KIT) IPA SMP

Untuk meningkatkan keterampilan proses siswa dalam melaksanakan eksperimen dan memudahkan persiapan, pelaksanaan dan penyimpanan kembali peralatan, maka pernagkat alat-alat laboratorium IPA diwujudkan dalam bentuk komponen-komponen serbaguna yang memiliki tingkat kepresisian yang cukup tinggi, secara rapih dan kompak yang ditempatkan dalam suatu kotak, dan dinamakan KIT (Kotak Instrumen Terpadu). Penggunaan KIT IPA dalam pembelajaran IPA di SMP akan sangat membantu peserta didik karena mata pelajaran ini berhubungan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Dengan


(34)

15

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Berdasar uraian di atas, diperkuat dengan pendapat mengenai Kotak

Instrumen Terpadu (KIT) IPA menurut Awan dalam Tedi (2012: 68) adalah: media atau alat peraga yang berfungsi untuk memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga dapat terlihat dan menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.

Dari beberapa uraian yang dipaparkan mengenai pengertian KIT IPA diketahui bahwa KIT IPA merupakan suatu kumpulan alat peraga yang dapat digunakan sebagai media dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan berbasis percobaan disebabkan alat peraga dalam KIT IPA memiliki tingkat kepresisian yang cukup tinggi.

KIT IPA dalam kegiatan pembelajaran berfungsi sebagai media. Menurut Sanjaya dalam Indriyani (2015: 54) proses pembelajaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan tiga komponen pokok; yaitu guru sebagai pengirim pesan, peserta didik sebagai penerima pesan, dan komponen pesan itu sendiri yang berupa materi pembelajaran. Dalam proses komunikasi harus terdapat media yang menjadikan proses tersebut berlangsung secara utuh.

Sementara menurut Sadiman dalam Shofiana (2015: 695) media

pembelajaran digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa saat proses pembelajaran berlangsung.


(35)

16

Media yang dimaksud dalam kegiatan praktikum adalah media berupa alat peraga IPA. Menurut Sudjana dalam

Ayomi (2012: 7) menyatakan bahwa alat peraga IPA dalam proses pembelajaran IPA memegang peranan penting yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif.

3. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)

Menurut Machin (2014: 28) mengenai pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat diuraikan sebagai;

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Sejalan dengan uraian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa.


(36)

17

Scientific approach atau pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang sedang banyak dikaji dan saat ini dan akan diimplementasikan dalam kurikulum 2013. Menurut Mc Collum dalam Kemendikbud (2013) menyatakan bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan ilmiah yaitu:

(1)Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (foster a sense of wonder); (2) Meningkatkan keterampilan mengamati (encourage observation); (3) Melakukan analisis (Push of analysis); dan (4) Berkomunikasi (require communication)

Menurut uraian di atas mengenai komponen-komponen dalam menerapkan pendekatan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran dapat dikatakan bahwa pembelajaran tidak hanya berpusat kepada aktivitas guru di depan kelas, melainkan juga mengoptimalkan potensi siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Optimalisasi potensi siswa dalam hal ini menyangkut peran siswa dalam hal mengembangkan tiga aspek pembelajaran dengan

pendekatan saintifik, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).

a. Kriteria Scientific Approach

Kriteria dalam kegiatan pembelajaran dengan mengimplimentasikan pendekatan ilmiah menurut Kemendikbud (2013) diuraikan seperti berikut:

1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata;


(37)

18

2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis;

3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,

memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran;

4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran; 5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran; 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggung –jawabkan; dan

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.

b. Langkah-langkah dalam mengimplimentasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran, langkah-langkah ataupun metode yang dapat digunakan oleh guru untuk mengoptimalkan implementasi pendekatan ilmiah mengacu pada Kemendikbud (2013), dapat dilihat pada Gambar 1:

Sikap (Tahu Mengapa)

Keterampilan (Tahu Bagaimana) Produktif Kreatif Inovatif Afektif Pengetahuan (Tahu Apa)

Gambar 1. Langkah-langkah Implimentasi Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran


(38)

19

Berdasarkan pada Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa dalam proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (afektif),

keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif). Dalam ranah sikap, siswa akan tahu tentang “mengapa” suatu materi itu diajarkan; dalam ranah keterampilan, siswa akan tahu tentang “bagaimana” suatu masalah dapat dipecahkan; dan pada ranah pengetahuan maka siswa akan tahu tentang “apa” maksud dari materi atau masalah pembelajaran yang disajikan oleh guru. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

c. Implementasi Scientific Approach pada Pembelajaran IPA

Menurut Sani (2013: 212) langkah-langkah umum dalam menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran adalah sebagai berikut; (1)

merumuskan masalah; (2) mencari apa yang telah diketahui tentang permasalahan tersebut; (3) membuat hipotesis; (4) melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis; dan (5) menggunakan hasil eksperimen untuk membuat kesimpulan.

Terlihat dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa aspek-aspek dalam pendekatan ilmiah terintegrasi pada metode ilmiah dan pendekatan keterampilan proses yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA. Keterampilan yang dilatihkan ini dikenal dengan keterampilan proses IPA. American Association for the Advancement of Science) dalam


(39)

20

Kemendikbud (2013), mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.

Pada pembelajaran IPA, scientific approach dapat diterapkan melalui keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan

seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan

kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi; (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan; (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi; (5) untuk melatih siswa dlam mengomunikasikan ide-ide; (6) mengembangkan karakter siswa.

Kegiatan pembelajaran dengan mengaplikasikan langkah – langkah pendekatan saintifik juga dipaparkan dalam Kemendikbud (2013: 194) seperti pada Gambar 2.

Observing (Mengamati)

Questioning (Menanya)

Experimenting (Mencoba)

Associating (Menalar)

Networking (Bekerjasama)


(40)

21

B. Desain Hipotetik Pengembangan

Desain hipotetik pengembangan merupakan kerangka awal hasil analisis kajian kerangka teori yang akan menjadi dasar dari pengembangan produk. Kerangka dasar dari produk buku panduan secara garis besar yang akan dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka Dasar Produk Buku Panduan Mengacu dalam Menyusun Panduan Bahan Ajar menurut Widodo dan Jasmadi (2008: 59).

Karakteristik buku panduan dengan pendekatan saintifik terletak pada bagian Bab III dari kerangka dasar tersebut. Jika pada umumnya lembar kerja yang digunakan oleh guru dalam memandu kegiatan percobaan hanya memuat struktur variabel percobaan secara umum seperti alat dan bahan, langkah kerja dan tabel data, maka dalam buku panduan guru

Daftar Pustaka Bab III. Penutup

Bab II. Jenis Percobaan Bab I. Pendahuluan

Daftar Isi

Kata Pengantar

Halaman Sampul Depan Buku Panduan Guru Dalam Penggunaan KIT IPA SMP


(41)

22

berbasis scientific approach ini ditekankan pada aktivitas 5M ( mengamati, menanya, mencoba, menganalisa dan menyimpulkan).

Berikut ditampilkan story board dari produk buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP pada materi Fisika percobaan pesawat

sederhana jenis pengungkit yang terletak pada bagian Bab III dari produk yang akan dikembangkan dengan pendekatan saintifik. Desain hipotetik buku panduan ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Desain Hipotetik Buku Panduan

Keterampilan

Keterampilan yang terdapat dalam

buku panduan

1. Mengamati Apakah siswa dipandu oleh guru untuk mendapatkan informasi awal melalui pengamatan terhadap ilustrasi gambar terkait dengan tujuan percobaan yang akan dilakukan?

Pada tahapan ini, siswa dipandu untuk

mengamati fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dikaitkan dengan tujuan percobaan.

Dalam tahap ini, siswa diberikan pertanyaan yang dapat memancing rasa ingin tahu mereka tentang percobaan yang akan dilakukan.

B. Nama Percobaan

C. Tujuan Percobaan


(42)

23

Keterampilan

Keterampilan yang terdapat dalam

buku panduan

2. Menanya Apakah siswa diarahkan oleh guru untuk mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan awal siswa terhadap fenomena yang diberikan?

Setelah siswa diminta untuk mengamati gambar ilustrasi pada tahap Mengamati, siswa diarahkan untuk menuliskan pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka dalam tabel yang disediakan.

Pertanyaan yang dituliskan oleh siswa kemudian diarahkan oleh guru untuk diungkapkan dan didiskusikan, kemudian guru bersama dengan siswa merumuskan hipotesis awal berkaitan dengan percobaan.


(43)

24

Keterampilan

Keterampilan yang terdapat dalam

buku panduan

3. Mencoba Apakah siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan kegiatan percobaan dan penyelidikan yang sesuai dengan tujuan percobaan pada submateri yang telah ditentukan?

Pada tahap ini, siswa dibimbing guru untuk melakukan percobaan dan penyeledikan sesuai dengan variabel percobaan seperti langkah percobaan yang telah tertera dalam buku panduan.

Percobaan dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui ketepatan penggunaan alat ukur panjang dalam kegiatan pengukuran. Pada tahap ini juga, di dalam buku panduan yang dimiliki guru tertera tabel yang mengarah berupa data collection dimana sejalan dengan melakukan penyelidikan, siswa juga diminta

mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh.


(44)

25

Keterampilan

Keterampilan yang terdapat dalam

buku panduan

4. Menganalisa Apakah siswa diinstruksikan oleh guru untuk mengolah data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan serta menganalisis data tersebut untuk kemudian dikaitkan dengan tujuan percobaan?

Setelah melakukan kegiatan percobaan dan penyelidikan, siswa diinstruksikan oleh guru untuk menganalisis data hasil percobaan dan informasi yang telah didapatkan dengan menyajikan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan tujuan percobaan.


(45)

26

Keterampilan

Keterampilan yang terdapat dalam

buku panduan

5. Menyimpulkan Apakah siswa diarahkan oleh guru untuk membuat sintesis dari hasil percobaan yang telah dianalisis, kemudian memverifikasinya?

Pada tahap ini, didalam buku panduan terdapat pernyataan bahwa siswa dapat mengaitkan data yang telah didapatkan dengan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa diminta untuk mengungkapkan kesimpulan berdasarkan hasil penyelidikan.


(46)

27

Berdasarkan storyboard dari bagian bab III isi buku panduan penggunaan KIT IPA SMP untuk materi Fisika yang telah diuraikan di atas, buku panduan yang dikembangkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran dengan melakukan percobaan berbasis scientific approach diharapkan dapat membantu guru dalam mengoptimalkan peralatan dalam KIT IPA SMP yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Sehingga, melalui produk yang dikembangkan, pembelajaran berbasis scientific approach yang diawali dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah dan menyimpulkan dapat terlaksana dengan baik. Serta pengembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat dioptimalkan.

Buku panduan yang dikembangkan merupakan salah satu buku nonteks menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 2 Tahun 2008 maka klasifikasi buku pendidikan terdiri atas :

1) Buku teks pelajaran; 2) Buku pengayaan; 3) Buku referensi; dan 4) Buku panduan pendidik.

Berdasarkan penelitian Pusat Kurikulum dan Perbukuan, kriteria mutu (standar) buku nonteks pelajaran adalah sebagai berikut:

1) Kelayakan Isi / Materi 2) Kelayakan Penyajian 3) Kelayakan Bahasa


(47)

28

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Pengembangan

Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan merupakan

pengembangan buku panduan guru dalam penggunaan KIT (Kotak Instrumen Terpadu) IPA dengan pendekatan scientific yang dibatasi pada salah satu spesifikasi KIT (Kotak Instrumen Terpadu) IPA pada materi Fisika untuk sekolah tingkat menengah pertama (SMP) kelas VIII.

Pada proses pengembangan produk ini, diberlakukan uji ahli dan uji coba produk. Uji ahli dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang telah dikembangkan yang terdiri dari uji ahli kelayakan komponen isi, kelayakan komponen kebahasaan, dan kelayakan komponen kualitas penyajian. Sedangkan uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kefektifan dari produk yang dihasilkan. Pengujian produk berupa buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA akan diberlakukan di sekolah yang dijadikan subjek penelitian yaitu SMP Negeri 22 Bandarlampung.


(48)

29

B. Prosedur Pengembangan Produk

Desain penelitian yang digunakan mengacu pada pendapat Sugiyono (2011: 298) bahwa dalam penelitian dalam pengembangan, tahapannya merupakan suatu siklus yang meliputi kajian terhadap berbagai hasil temuan di lapangan yang berhubungan dengan produk yang akan dihasilkan namun dibatasi hanya sampai pada tahap uji coba produk dikarenakan disesuaikan dengan kebutuhan.

Prosedur pengembangan produk ditampilkan pada Gambar 4.

Tahap 1. Potensi dan Masalah

Tahap 2. Pengumpulan Informasi dan Data

Tahap 3. Desain Produk

Tahap 4. Validasi Produk

Tahap 5. Perbaikan Akhir Produk

Tahap 6. Uji Coba Pemakaian Produk

Gambar 4: Langkah-langkah Memproduksi Produk Pengembangan Mengacu pada Desain Penelitian Sugiyono (2011:298)


(49)

30

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dilakukan atas dasar adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Sementara masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Terdeteksinya masalah dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan yang merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam kegiatan penelitian pendahuluan dibidang pengembangan.

Analisis kebutuhan dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengumpulkan informasi tentang permasalahan mengenai keadaan yang ada pada suatu sekolah yang meliputi keberdayaan guru IPA dalam memanfaatkan alat-alat laboratorium dalam KIT (Kotak Instrumen Terpadu) IPA khusus pada materi Fisika dengan

menggunakan buku panduan dalam penggunaan KIT tersebut. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui, apakah diperlukan adanya pengembangan produk berupa buku panduan guru dalam penggunaan KIT (Kotak Instrumen Terpadu) IPA SMP berbasis scientific

approach di SMPN 22 Bandarlampung. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan teknik penyebaran angket, wawancara kepada guru dan siswa, serta observasi secara langsung. Angket kebutuhan

diberikan kepada guru IPA dan siswa di SMPN 22 Bandarlampung. Hasil wawancara dan analisis angket dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan latar belakang masalah.


(50)

31

2. Pengumpulan Informasi

Setelah mengetahui potensi dan masalah dalam penelitian

pengembangan ini, langkah berikutnya yaitu mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan mengatasi masalah. Informasi

diperoleh dengan cara studi pustaka dengan cara membaca langsung dari buku, jurnal, artikel, yang diakses melalui internet. Informasi yang dikumpulkan berupa materi yang diperlukan dalam pengembangan produk.

3. Desain Produk

Setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya adalah membuat desain produk awal berupa buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA berbasis scientific approach, sehingga produk yang dihasilkan dapat membantu guru dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan mengadakan inovasi pembelajaran .

4. Validasi Produk

Setelah produk awal selesai dibuat, maka langkah selanjutnya yaitu uji validitas kepada tim ahli yang terdiri dari ahli materi dan ahli desain. Ahli materi menguji apakah komponen isi buku panduan sesuai dengan nilai mutu yang telah ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), yaitu kelayakan isi, kelayakan komponen kebahasaan, dan kelayakan kualitas penyajian. Ahli materi yang dipilih adalah seorang guru mata pelajaran IPA yang berkompeten dalam bidang terkait dengan produk pengembangan.


(51)

32

Sementara ahli desain mengaji indikator desain berupa kesesuaian komponen pada sampul, kesesuaian komponen desain isi buku, dan keseluruhan pengemasan desain buku. Uji ini dilakukan oleh ahli desain media pembelajaran yang merupakan seorang dosen Pendidikan Fisika Unila yang berkompeten dalam Ilmu Pendidikan dan Teknologi. 5. Perbaikan Produk Akhir

Hasil pengujian dari tim ahli baik ahli materi maupun ahli desain berupa kajian terhadap kelayakan isi/materi, kelayakan penggunaan bahasa, dan kelayakan kualitas penyajian produk dijadikan bahan perbaikan dan penyempurnaan produk yang dibuat. Pada tahap ini dilakukan pencetakan produk setelah dilakukan perbaikan dari hasil uji validasi berdasar pada saran perbaikan yang diberikan oleh tim

penguji. Produk pada penelitian pengembangan ini tidak diproduksi secara masal, tetapi hanya dibuat satu buah sebagai model hasil pengembangan.

6. Uji Coba Pemakaian Produk

Setelah produk diperbaiki, maka selanjutnya produk yang berupa buku panduan guru dalam penggunaan KIT diuji ke kelompok kecil untuk mengetahui tingkat keefektifan dari produk dilihat dari hasil post-test (kognitif)dan keterampilan proses selama percobaan (psikomotor).


(52)

33

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data

Pada penelitian pengembangan ini, data yang diperoleh adalah: a) Data kuantitatif

Data kuantitatif pada penelitian ini berupa data hasil jawaban instrumen angket yang diberikan kepada guru SMP Negeri 22 Bandarlampung.

b) Data kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini didapatkan dari observasi fisik sekolah juga dengan wawancara langsung dengan guru SMP Negeri 22 Bandarlampung.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan empat macam teknik, yaitu:

a) Teknik observasi

Observasi berfungsi sebagai alat pengumpul data yang dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan informasi variabel-variabel yang akan diselidiki. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk menginventaris sumber daya sekolah seperti ketersedian media dan sumber belajar, laboratorium IPA, dan buku atau modul praktikum.


(53)

34

b) Teknik wawancara

Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur atau terbuka, dimana peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. c) Teknik angket

Angket yang digunakan berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh kepada responden untuk mendapatkan

keterangan dari responden mengenai suatu masalah. Data dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menggunakan instrumen angket berupa angket analisis kebutuhan guru dan siswa mengenai kegiatan pembelajaran dengan mengoptimalkan laboratorium.

d) Teknik tes khusus

Metode tes khusus untuk mengetahui tingkat keefektifan suatu produk sebagai media pembelajaran. Desain penelitian yang digunakan adalah One Shot Case Study, pada desain ini subjek diberikan perlakuan tertentu, kemudian dilakukan pengukuran terhadap variabel tanpa adanya kelompok pembanding dan tes awal. Perlakuan tersebut dilakukan pada tahap uji lapangan. Gambar desain yang digunakan dalam Sugiyono (2011: 303) dapat dilihat pada Gambar 5.


(54)

35

Gambar 5. Desain Penelitian One Shot Case Study Keterangan: X = Treatment, penggunaan buku panduan

O = Hasil belajar siswa Sumber: Sugiyono (2011: 303)

Tes khusus ini dilakukan oleh guru dengan beberapa siswa

(kelompok kecil) kelas VIII SMP Negeri 22 Bandarlampung. Pada tahap ini guru menggunakan buku panduan penggunaan KIT IPA untuk melaksanakan kegiatan percobaan mengenai suatu materi Fisika, setelah itu siswa diberikan soal post-test terkait dengan materi yang baru dipraktikumkan. Analisis hasil post-test digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan KKM yang digunakan di sekolah tersebut. D. Teknik Analisis Data

Data analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat kebutuhan pengembangan dari produk yang akan dikembangkan. Instrumen uji ahli materi digunakan untuk mengevaluasi kelengkapan materi terkait dengan percobaan, kebenaran langkah percobaan, sistematika

penyusunan buku dan berbagai hal yang berkaitan dengan produk yang dikembangkan; Analisis data yang dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi dan uji lapangan (uji coba produk), bertujuan


(55)

36

untuk menilai layak atau tidak produk yang dihasilkan sebagai pegangan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP.

Masing-masing pilihan jawaban dalam instrumen mengartikan tentang kelayakan produk menurut ahli. Uji kelayakan produk untuk

mengetahui kelayakan isi/materi, kelayakan komponen kebahasaan, dan komponen kualitas penyajian dilakukan oleh guru dengan empat pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu : “sangat layak”, “layak”, “kurang layak”, dan “tidak layak”.

Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh, kemudian dibagi dengan jumlah total skor tertinggi dan hasilnya dikali dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian tiap pilihan

jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Indikator Skor Pilihan Jawaban

4 3 2 1

Kelayakan Komponen Isi

Sangat Layak Layak Kurang

Layak

Tidak Layak

Kelayakan Komponen Kebahasaan

Sangat Layak Layak Kurang

Layak Tidak Layak Kelayakan Komponen Kualitas Penyajian

Sangat Layak Layak Kurang

Layak


(56)

37

Instrumen yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Data yang diperoleh dari hasil validasi ahli, akan diketahui kelayakannya berdasarkan skor yang ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Penilaian untuk Hasil Validasi Ahli dan Uji Coba

Produk

Indikator Skor Kualitas Pilihan Jawaban

3,26 - 4,00 2,51 - 3,25 1,76 - 2,50 1,01 - 1,75 Kelayakan

Komponen Isi

Sangat Layak

Layak Kurang

Layak Tidak Layak Kelayakan Komponen Kebahasaan Sangat Layak

Layak Kurang

Layak Tidak Layak Kelayakan Komponen Kualitas Penyajian Sangat Layak

Layak Kurang

Layak

Tidak Layak

Hasil dari skor penilaian tersdebut kemudian dicari rata-ratanya dan selanjutnya dikonversikan ke pernyatan kualitas.

Efektivitas produk dalam penelitian ini adalah keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan melakukan percobaan menggunakan KIT IPA pada materi Fisika, dilihat dari keberhasilan siswa mencapai KKM pada penilaian kognitif dan


(57)

38

psikomotor yang ditetapkan oleh sekolah. Apabila 85% dari jumlah seluruh siswa telah menguasai materi pembelajaran dengan nilai post-test pada materi yang dipraktikumkan telah mencapai nilai KKM pada uuji coba pemakaian, maka buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach ini dapat dikatakan efektif sebagai buku panduan untuk pegangan guru dalam melaksanakan kegiatan praktikum.


(58)

61

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk yang dikembangkan menghasilkan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik (scientific

approach) yang dapat digunakan guru untuk melakukan kegiatan percobaan dengan memanfaatkan komponen KIT IPA untuk kelas VIII SMP pada materi Fisika.

2. Berdasarkan hasil uji kelayakan pada komponen isi mendapat skor 3,82 (sangat layak), komponen kebahasaan mendapat skor 3,78 (sangat layak), dan komponen penyajian mendapat skor 3,58 (sangat layak), sehingga produk dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

3. Buku panduan yang dikembangkan memiliki persentase keefektifan sebesar 79,31 % yang diperoleh dari hasil post test menyatakan 23 siswa telah mencapai KKM pada penilaian ranah kognitif

(pengetahuan). Sementara pada ranah kompetensi psikomotor


(59)

62

produk pengembangan efektif dalam membantu guru membimbing siswa mengadakan kegiatan percobaan menggunakan komponen KIT IPA.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagi guru perlu mengadakan kegiatan percobaan dengan menggunakan KIT IPA yang terdapat di laboratorium untuk

mendukung tujuan pembelajaran, sehingga pemahaman konsep yang diperoleh siswa lebih bersifat empiris dimana siswa dapat mengamati fenomena secara faktual. Kegiatan percobaan dapat didukung dengan menggunakan buku panduan dalam penggunaan KIT IPA berbasis scientific approach.

2. Bagi siswa diharapkan memberikan tanggapan positif denganadanya kegiatan percobaan berbasis KIT IPA yang dilakukan untuk

mendukung tecapainya tujuan pembelajaran.

3. Bagi pengembang selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan buku panduan dengan memanfaatkan KIT IPA, komposisi gambar serta pemilihan diksi dalam prolog diharapkan dapat dikemas dengan lebih menarik, sehingga dapat lebih memotivasi siswa dalam


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2012. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni.

Ayomi, Prasetyarini.,Siska Desi., dan R. Wakhid A. 2012. Pemanfaatan Alat Peraga IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Megeri 1 Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal JKIP Vol.2 No.1. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purwerejo (Diterbitkan).

Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.

Depdikbud. 2013. Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

________. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008 Tentang Buku. Jakarta: Depdiknas

Indriyani, Lilis. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Penggunaan Media KIT IPA di SMP Negeri 10 Probolinggo. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol.3 No.1. Probolinggo. (Diterbitkan).


(61)

64

Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Materi Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. BPSDMPMP. Jakarta

Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol.3 No.1. Semarang: Universitas Negeri Semarang

(Diterbitkan).

Mohamad, Nurdin dan Uno Hamzah. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Putra, Dian Pramana. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis KIT IPA (Fisika) Berorientasi Aktivitas Pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP. Jurnal JKIP Vol.1 No.1. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar (Diterbitkan).

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidkand an Pengembangan.

Jakarta: Prenada Media Grup.

Shofiana, Laela., Woro Sunarni., dan Arif Widiyatmoko. 2015. Pengembangan KIT Pembelajaran IPA Berbasis Science Edutainment Pada Tema Bunyi dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP. Unnes Science Education Journal Vol.4 No.1. Semarang: Universitas Negeri Semarang. (Diterbitkan). Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tedi, Arnoldus. 2012. Pengembangan KIT Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Siswa SMP Satu Atap 1 Kedondong. Jurnal. Bandarlampung: Universitas Lampung (Diterbitkan).

Uno, Hamzah. 2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

___________. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Widodo, Chomsin dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.


(1)

Instrumen yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Data yang diperoleh dari hasil validasi ahli, akan diketahui kelayakannya berdasarkan skor yang ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Penilaian untuk Hasil Validasi Ahli dan Uji Coba Produk

Indikator Skor Kualitas Pilihan Jawaban

3,26 - 4,00 2,51 - 3,25 1,76 - 2,50 1,01 - 1,75 Kelayakan

Komponen Isi

Sangat Layak

Layak Kurang

Layak Tidak Layak Kelayakan Komponen Kebahasaan Sangat Layak

Layak Kurang

Layak Tidak Layak Kelayakan Komponen Kualitas Penyajian Sangat Layak

Layak Kurang

Layak

Tidak Layak

Hasil dari skor penilaian tersdebut kemudian dicari rata-ratanya dan selanjutnya dikonversikan ke pernyatan kualitas.

Efektivitas produk dalam penelitian ini adalah keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan melakukan percobaan menggunakan KIT IPA pada materi Fisika, dilihat dari keberhasilan siswa mencapai KKM pada penilaian kognitif dan


(2)

38

psikomotor yang ditetapkan oleh sekolah. Apabila 85% dari jumlah seluruh siswa telah menguasai materi pembelajaran dengan nilai post-test pada materi yang dipraktikumkan telah mencapai nilai KKM pada uuji coba pemakaian, maka buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA SMP berbasis scientific approach ini dapat dikatakan efektif sebagai buku panduan untuk pegangan guru dalam melaksanakan kegiatan praktikum.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk yang dikembangkan menghasilkan buku panduan guru dalam penggunaan KIT IPA berbasis pendekatan saintifik (scientific

approach) yang dapat digunakan guru untuk melakukan kegiatan percobaan dengan memanfaatkan komponen KIT IPA untuk kelas VIII SMP pada materi Fisika.

2. Berdasarkan hasil uji kelayakan pada komponen isi mendapat skor 3,82 (sangat layak), komponen kebahasaan mendapat skor 3,78 (sangat layak), dan komponen penyajian mendapat skor 3,58 (sangat layak), sehingga produk dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

3. Buku panduan yang dikembangkan memiliki persentase keefektifan sebesar 79,31 % yang diperoleh dari hasil post test menyatakan 23 siswa telah mencapai KKM pada penilaian ranah kognitif

(pengetahuan). Sementara pada ranah kompetensi psikomotor


(4)

62

produk pengembangan efektif dalam membantu guru membimbing siswa mengadakan kegiatan percobaan menggunakan komponen KIT IPA.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagi guru perlu mengadakan kegiatan percobaan dengan menggunakan KIT IPA yang terdapat di laboratorium untuk

mendukung tujuan pembelajaran, sehingga pemahaman konsep yang diperoleh siswa lebih bersifat empiris dimana siswa dapat mengamati fenomena secara faktual. Kegiatan percobaan dapat didukung dengan menggunakan buku panduan dalam penggunaan KIT IPA berbasis scientific approach.

2. Bagi siswa diharapkan memberikan tanggapan positif denganadanya kegiatan percobaan berbasis KIT IPA yang dilakukan untuk

mendukung tecapainya tujuan pembelajaran.

3. Bagi pengembang selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan buku panduan dengan memanfaatkan KIT IPA, komposisi gambar serta pemilihan diksi dalam prolog diharapkan dapat dikemas dengan lebih menarik, sehingga dapat lebih memotivasi siswa dalam


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2012. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni.

Ayomi, Prasetyarini.,Siska Desi., dan R. Wakhid A. 2012. Pemanfaatan Alat Peraga IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Megeri 1 Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal JKIP Vol.2 No.1. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purwerejo (Diterbitkan).

Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.

Depdikbud. 2013. Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

________. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008 Tentang Buku. Jakarta: Depdiknas

Indriyani, Lilis. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Penggunaan Media KIT IPA di SMP Negeri 10 Probolinggo. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol.3 No.1. Probolinggo. (Diterbitkan).


(6)

64

Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Materi Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. BPSDMPMP. Jakarta

Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol.3 No.1. Semarang: Universitas Negeri Semarang

(Diterbitkan).

Mohamad, Nurdin dan Uno Hamzah. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Putra, Dian Pramana. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis KIT IPA (Fisika) Berorientasi Aktivitas Pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP. Jurnal JKIP Vol.1 No.1. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar (Diterbitkan).

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidkand an Pengembangan.

Jakarta: Prenada Media Grup.

Shofiana, Laela., Woro Sunarni., dan Arif Widiyatmoko. 2015. Pengembangan KIT Pembelajaran IPA Berbasis Science Edutainment Pada Tema Bunyi dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP. Unnes Science Education Journal Vol.4 No.1. Semarang: Universitas Negeri Semarang. (Diterbitkan). Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tedi, Arnoldus. 2012. Pengembangan KIT Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Siswa SMP Satu Atap 1 Kedondong. Jurnal. Bandarlampung: Universitas Lampung (Diterbitkan).

Uno, Hamzah. 2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

___________. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Widodo, Chomsin dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.