PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 104203 BANDAR KHALIPAH TAHUN AJARAN 2013/2014.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS V SDN 104203 BANDAR KHALIPAH
TAHUN AJARAN 2013/2014

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:
RIA ANTASARI HARAHAP
8126181018

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

ABSTRAK

Ria Antasari Harahap. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 104203 Bandar
Khalipah Tahun Ajaran 2013/2014. Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
mengunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala sub pokok bahasan
perbandingan dan skala melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah
pada siswa kelas V SD Negeri 104203 Bandar Khalipah; (2) bagaimana efektifitas
pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri 104203 Bandar Khalipah setelah
dilakukan penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SDN 104203
Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan
jumlah siswa sebanyak 37 orang. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan
terhadap tes hasil belajar, lembar observasi aktifitas guru, lembar observasi
aktifitas siswa, lembar observasi kemampuan bertanya dan wawancara.
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan: (1) penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 54.04%, pada
siklus II ketuntasan klasikal meningkat
menjadi 91.89%. (2) dengan

menggunakan model pembelajaran ini juga diperoleh hasil bahwa kemampuan
bertanya siswa pada pembelajaran matematika memenuhi kategori baik dengan
nilai rata-rata 3,03. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar matematika siswa materi perbandingan dan skala
melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V SDN 104203
Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Kata kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

ABSTRACT
Ria Antasari Harahap. Application of Problem Based Learning Model to
Improve Learning Outcomes Mathematics at 5th Grade State Elementary School
104203 Bandar Khalipah Academic Year 2013/2014. Thesis. Elementary
Education Graduate Studies Program University of Medan, 2015.
This study aims to (1) improve student learning outcomes in material use fractions
in comparison problem and the subject of a subscale comparisons and scale
through the application of problem based learning model in the Elementary
School 5th grade students Bandar Khalipah 104203; (2) how the effectiveness of
mathematics at 5th grade Elementary School 104203 Bandar Khalipah after the
application of problem based learning model. This study is an action research

which conducted at 5th grade Elementary School 104203 Bandar Khalipah Percut
Sei Tuan District of Deli Serdang the number of students as many as 37 people.
Data collection through observation of the test results of learning, teacher
observation sheet activities, student activity sheets observation, observation sheets
and the ability to ask the interview. Based on data analysis we concluded: (1) the
use of problem based learning model can improve student’s learning outcomes in
mathematics in the first cycle classical completeness of 54.04%, in the second
cycle classical completeness increased to 91.89%. (2) by using this model also
obtained the result that the ability to ask the students to the study of mathematics
meet both categories with an average rating of 3.03. It can be concluded that an
increase in students' mathematics learning outcomes and comparative material
through the scale model of problem based learning in class 5th Elementary School
104203 Bandar Khalipah Percut Sei Tuan District of Deli Serdang.

Keywords: Learning Outcomes, Problem Based Learning Model

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5. 1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

Bab IV, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Hasil belajar Matematika melalui penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah meningkat. Hal ini diperoleh melalui hasil evaluasi siklus I menunjukkan
skor rata-rata kelas mencapai 61.39 dan pada siklus II rata-rata kelas mencapai
77,97. Dengan demikian skor rata-rata dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
sebesar 16.58. Pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 54.05% dan
pada siklus II persentase ketuntasan klasikal mencapai 91.89%. Sehingga melalui
penjelasan tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan pada persentase
ketuntasan klasikal sebesar 37.84%. Dan kemampuan bertanya siswa dalam setiap
siklus yang dilakukan terjadi peningkatan dan telah memenuhi kategori baik.

5. 2 Implikasi
Pertama, Bagi siswa, pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah ternyata mampu meningkatkan hasil belajar
matematika siswa. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatan kualitas
pembelajaran

Matematika

dengan


menggunakan

model

ini

bisa

terus

dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan khususnya di kelas;
Kedua, Bagi guru, pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah bisa dijadikan alternatif pilihan

92

pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menerapkan materi
Matematika khususnya materi Perbandingan Dan Skala;
Ketiga, Bagi sekolah, agar pelaksanaan kegiatan siswa dalam

pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah dapat dilakukan dengan baik dan mandiri perlu ditunjang dengan sumbersumber belajar lainnya yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan pro aktif memfasilitasi
segala kebutuhan guru dan siswa dalam upaya meningkatkan mutu layanan
pendidikan; dan
Keempat, Bagi peneliti sendiri agar lebih giat lagi memberikan
pembelajaran kepada para siswa dengan variasi model pembelajaran lainnya yang
tentunya sesuai dengan materi/konsep pelajaran Matematika khususnya dan begitu
pula pada materi ataupun mata pelajaran yang lain pada umumnya

5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan
sebagai berikut:
1. Bagi guru, agar dapat menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat, model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan proses pembelajaran
yang dilakukan guru dalam pembelajaran Matematika. Agar model
pembelajaran berbasis masalah ini dapat terlaksana dengan baik, maka guru
harus:
a. Menguasai materi pelajaran.

b. Mengetahui keterkaitan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

c. Memahami model pembelajaran berbasis masalah.
d. Berkonsultasi dengan ahli yang memahami materi.
2. Mempunyai

keinginan

dan

keberanian

untuk

menerapkan

model

pembelajaran berbasis masalah
3. Selain menggunakan model pembelajaran berbasis masalah guru juga

disarankan agar memanfaatkan komponen lain yang dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran khususnya pembelajaran Matematika yakni
lembar aktifitas siswa (LAS). Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
pembelajaran, aktivitas siswa dan lebih menciptakan pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa.
4. Bagi siswa, agar dapat meningkatkan aktivitasnya dalam kegiatan
pembelajaran agar terjadi pembelajaran yang berfokus pada siswa atau
student centered. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas Matematika siswa.
5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tindakan, sebaiknya
melakukan penelitian secara tuntas dengan cara mengkombinasikan berbagai
metode dan media pembelajaran dengan memperhatikan pokok bahasan yang
diajarkan.

1

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal.dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Daulay, A.Leni. 2008.Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan

Masalah Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Di Kelas IV MIN Mutiara T.A
2007/2008. Skripsi tidak dipublikasikan.
Depdiknas.2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Balai Pustaka:
Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta : Rineka cipta.
Faturahman, dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Islami.Bandung: Refika Aditama
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
System. Jakarta : Bumi aksara.
. 2009.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumu Aksara.
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi : Gaung Persada Press.
Nasution, S. 1995. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung : Jemmars.
Nazaruddin. 2010. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika
Bentuk Cerita Melalui Model Pemecahan Masalah pada siswa kelas VI SD
Negeri No. 101776 Sampali. Skripsi tidak dipublikasikan.
Prihandoko, dkk. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika.Jakarta:

Depdiknas
Roestiyah, N.K.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Profesionlisme
Guru”. Jakarta: Rajawali Pers.

2

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana : Jakarta.
Sardiman A.M, 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Gravindo.
Subarinah, Sri.2006. Inovasi pembelajaran Matematika Sekoalah Dasar.
Depdiknas: Jakarka
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
, 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja
Rosdikarya
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi aksara.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta:
Kanisius

Suprijono, Agus. 2009.Cooperatif Learning” Teori dan Aplikasi PAIKEM”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanti. Eva. 2012. Peningkatan Kemampuan Bertanya Dan Hasil Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction (PBI) Pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas VIA SD Negeri 101765 Bandarsetia. Skripsi
tidak dipublikasikan .
Tarigan, Asal murni. 2008. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Problem
Based Intructions Pokok Bahasan Luas Bangun Datar Di Kelas Vb SD
Negeri 101765 Bandar Setia - Deli Serdang”. 2007/2008. Skripsi tidak
dipublikasikan.
Trianto. 2009. Desain Pembelajaran Inofatif –Progresif. Surabaya : Kencana
Utami, Siti Endang. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun
Ajaran 2009/2010. Skripsi tidak dipublikasikan .

Wicaksono, Agung. 2008. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Metode
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Meningkatkan Kompetensi
Siswa. Sripsi yang tidak dipublikasikan.

3

Zulfah, Atika. 2006. Metode Pemecahan Masalah Untuk Mengatasi Kesulitan
Mengerjakan Soal Cerita Pada Pelajaran Matematika Kelas III Sekolah
Dasar di SD Negeri Tambakaji 05 Tahun 2006. Sripsi yang tidak
dipublikasikan.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12

: Nilai Awal Matematika Siswa Kelas V .................................... 8
: Langkah-Langkah Pelaksanaan Tindakan Siklus I ................... 37
: Langkah-Langkah Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................. 40
: Kriteria Kemampuan Bertanya ................................................. 48
: Tabel Perolehan Nilai Pretes .................................................... 53
: Hasil Tes Evaluasi Siklus I ...................................................... 66
: Lembar Observasi Guru Siklus I .............................................. 67
: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I............................ 68
: Pengamatan Kemampuan Bertanya Siswa Siklus I .................. 69
: Hasil Postes Siswa Siklus I ....................................................... 70
: Hasil Tes Evaluasi Siklus II...................................................... 78
: Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................. 78
: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II .......................... 79
: Pengamatan Kemampuan Bertanya Siswa Siklus II ................. 80
: Hasil Postes Siswa Siklus II ..................................................... 81
: Hasil Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II ...................... 84

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13

: Skema Penelitian Tindakan Kelas.............................. 35
: Siswa Pada Saat Melakukan Pretes ............................ 56
: Guru Menjelaskan Materi Kepada Siswa................... 58
: Siswa Meyelesaikan Masalah Perbandingan ............. 59
: Guru Menyelesaikan Soal-Soal yang Diberikan ........ 60
: Siswa Mengajukan Pertanyaan .................................. 61
: Diskusi Kelompok Dalam Mengerjakan LAS ........... 62
: Guru Membimbing Siswa Dalam Kerja
Kelompok ................................................................... 63
: Siswa Mengerjakan Soal Postes I .............................. 64
: Guru Menjelaskan Materi pada Siklus II ................... 74
: Siswa Menyelesaikan Soal LAS Siklus II ................. 75
: Siswa Mengerjakan Soal Yang Diberikan ................. 76
: Siswa Melakukan Postes Siklus II ............................. 76
: Gambaran Siklus I dan Siklus II ................................ 85

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 11
1.3 Batasan Masalah.......................................................................... 11
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................... 12
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................ 12
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 13
BAB 11 : KAJIAN TEORI ............................................................................ 14
2.1 Karangka Teoritis ........................................................................ 14
2.1.1. Pengertian Berbasis Masalah ......................................... 14
2.1.2. Landasan Teoritik dan Berfikir Pembelajaran Berbasis
Masalah ............................................................................ 18
2.1.3 Komponen-Komponen Berbasis Masalah ..................... 21
2.1.4. Ciri- Ciri dan Tujuan Berbasis Masalah ........................ 23
2.1.5. Manfaat Berbasis Masalah ............................................. 25
2.1.6. Langkah-Langkah Berbasis Masalah ............................. 26
2.1.7 Pengertian Hasil Belajar .................................................. 29
2.1.8 Hakikat Matematika ........................................................ 31
2.2 Kerangka Konseptual ................................................................. 32
2.3 Hipotesis Tindakan..................................................................... 33
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................. 34
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
3.2 Subjek Penelitian ....................................................................... 34
3.3 Prosedur Penelitian..................................................................... 34
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 42
3.5 Definisi Operasional................................................................... 42
3.6 Instrumen Penelitian................................................................... 44
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................. 50
3.8 Indikator Keberhasilan Tindakan ............................................... 51
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 53
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 53
4.1.1. Deskripsi Keadaan Kemampuan Awal Siswa .............. 54
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I ...................... 56
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II..................... 77
4.1.4 Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah .......................... 92

4.2. Pembahasan

....................................................................... 95

5. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................................. 101
5.1 Simpulan
....................................................................... 101
5.2 Implikasi
....................................................................... 101
5.3 Saran
....................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

....................................................................... 104
....................................................................... 107

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberi rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN
104203 Bandar Khalipah T.A 2013/2014” yang disusun untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam dipersembahkan keharibaan Nabi
Besar Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

tesis ini. Dalam

menyelesaikan tesis ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak karena kurangnya ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Asmin,
M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku dosen pembimbing tesis
yang dengan penuh kesabaran telah banyak memberikan arahan, bimbingan serta
motivasi kepada penulis mulai dari penyusunan proposal penelitian hingga
selesainya tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur Program Pascasarjana
Unimed, Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar serta para staf
administrasi Program Pascasarjana Unimed yang telah memberikan bantuan
kepada penulis selama menempuh pendidikan hingga penyelesaian tesis ini.
Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd dan
Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd, sebagai penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh staff
pengajar Program Pasca Sarjana Unimed yang dengan ketulusan hati telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan
di Prodi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Dasar
Universitas Negeri Medan angkatan XXII kelas A Reguler tempat penulis berbagi
suka dan duka selama perkuliahan serta kepala sekolah dan rekan-rekan guru SD
Negeri 104203 Bandar Khalipah yang telah banyak membantu dan memberikan
dorongan dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga juga penulis ucapkan teristimewa
kepada Ayahanda Drs. Zainal Harahap dan Ibunda Deli Erna, SPd atas segala
pengorbanan dan doa-doanya yang senantiasa menyertai perjalanan hidup penulis.
Terima kasih yang tulus juga penulis ucapkan kepada seluruh keluarga besar atas
segala pengertian, perhatian dan dukungannya baik moril maupun materil.
Menyadari akan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman
yang dimiliki penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
sumbangan

pemikiran

ataupun

kritik

yang

bersifat

konstruktif

untuk

kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah kita berserah, semoga kiranya Allah
mencurahkan berkatnya bagi kita semua. Akhir kata semoga hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan pendidikan dimasa kini dan dimasa yang
akan datang. Amin.

Medan,
Penulis

Ria Antasari Harahap
Nim. 8126181018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan
global. Untuk menghadapi era globalisasi tersebut yang diiringi dengan
perkembangan IPTEK yang pesat, maka dituntut untuk mampu memanfaatkan
informasi dengan baik dan cepat. Untuk itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan nalar yang tinggi.
Pendidikan dewasa ini membuat kekhawatiran tersendiri bagi para orang
tua dan pihak sekolah yang telah dipercaya sebagai lembaga pendidikan. Oleh
karena itu guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan program
pengalaman belajar dengan tepat agar siswa memperoleh pengetahuan secara utuh
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini berarti
bahwa siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan nyata.
Matematika sangat diperlukan siswa dalam mempelajari dan memahami
mata pelajaran lain karena matematika merupakan induk dari pengetahuan
(Mother of Science) yang di dalamnya mencakup berbagai ilmu pengetahuan.
Zulfah (2006:1) Menyatakan bahwa “matematika sebagai suatu ilmu memiliki
objek dasar abstrak yang dapat berupa fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Dari
objek dasar itu berkembang menjadi objek-objek lain, misalnya pola-pola,

struktur-struktur dalam matematika yang ada dewasa ini”. Selanjutnya disebutkan
lagi oleh Sumarno dan Sukahar dalam Zulfah (2006:1) menyebutkan bahwa “pola
pikir yang digunakan dalam matematika itu adalah deduktif atau deduktif
aksiomatik”.

Matematika

sebagai

ilmu

dasar

begitu

cepat

mengalami

perkembangan, hal itu terbukti dengan makin banyaknya kegiatan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi pada kenyataannya banyak siswa
merasa takut, enggan dan kurang tertarik terhadap mata pelajaran matematika. Hal
yang menyebabkan kurangnya ketertarikan siswa dalam mempelajari matematika
karena kurangnya pemahaman konsep dan kemampuan untuk bertanya dalam diri
mereka. Padahal kemampuan bertanya sangat penting dimiliki oleh siswa dalam
penguasaaan materi pelajaran. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan
yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi penguasaan keterampilan
berikutnya.
Ketidaktahuan peserta didik mengenai kegunaan matematika dalam
praktek sehari-hari menjadi penyebab mereka lekas bosan dan tidak tertarik pada
mata pelajaran matematika. Banyak anak berfikir bahwa pelajaran matematika
merupakan pelajaran yang menyeramkan. Apalagi ketika dihadapkan pada tes
yang berbentuk soal cerita. Hal yang menyebabkan kurangnya ketertarikan siswa
dalam mempelajari matematika karena kurangnya pemahaman konsep dan
kemampuan untuk bertanya dalam diri mereka. Padahal kemampuan bertanya
sangat penting dimiliki oleh siswa dalam penguasaaan materi pelajaran. Terampil
bertanya merupakan keterampilan penting dalam belajar. Jauh lebih penting
daripada menjawab pertanyaan. Seorang ilmuan dapat menemukan hal-hal baru
karena karakter pikirannya yang haus pengetahuan sehingga tak pernah berhenti

bertanya. Kenyataan

menunjukkan

bahwa

kita

belum

menempatkan

pengembangan keterampilan bertanya siswa sebagai prioritas. Justru sebaliknya,
dunia pendidikan kita terjebak dalam memprioritaskan siswa terampil menjawab.
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang bersifat mendasar yang
dipersyaratkan bagi penguasaan keterampilan berikutnya.
Dalam

proses

pembelajaran

siswa

kurang

didorong

untuk

mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan sistematis. Otak siswa dipaksa
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi tersebut dan tidak berupaya untuk menghubungkannya
dengan kehidupannya sehari-hari. Akibatnya mereka pintar secara teoritis saja
namun tidak dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus
merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan
pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya, guru mampu mendeteksi
hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan
meningkatkan

proses

belajar

di

kalangan

siswa.

Untuk

dapat

mengimplementasikan keterampilan bertanya dalam kelas matematika maka
seorang guru perlu mengenal macam dari jenis pertanyaan, khususnya pertanyaan
proses dan pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan proses merupakan bentuk
pertanyaan yang mengacu pada pengembangan konsep sains, melalui daur
berpikir empirico-logico-verificatio yang antara lain memuat pertanyaan
observasi, klasifikasi, komunikasi, kesimpulan, hipotesis, eksperimentasi, dan
pengukuran. Selanjutnya, pertanyaan tingkat tingi merupakan upaya menggali

kemampuan siswa berpikir yang melibatkan aspek penilaian, penciptaan, dan
penalaran yang hakikatnya mengarahkan siswa untuk mampu berpikir taat asas.
Kemampuan bertanya merupakan dasar untuk mengembangkan ide baru
dalam berinovasi.

Bertanya merupakan menunjukkan tumbuhnya minat

mendapatkan pengetahuan baru dan teori baru. Simultan dengan itu, kemampuan
menjawab pertanyaan merupakan hal yang tidak kalah penting. Bagaimana siswa
dilatih untuk menjawab dengan singkat dan mendukung pernyataan singkat
dengan informasi yang rinci, argumentasi yang rasional merupakan keterampilan
dasar untuk meningkatkan kemampuan belajar.
Secara alami manusia dilahirkan dan tumbuh dengan rasa ingin tahu
tentang sesuatu bahkan banyak hal. Berbeda dengan bayi atau anak kecil, orang
dewasa mencari sumber yang dapat menjawab rasa ingin tahu mereka. Anak SD
juga terlahir sebagai manusia yang penuh dengan pertanyaan untuk memenuhi
rasa keingintahuannya. Seorang guru pun seyogyanya memahami hal itu dengan
baik. Sehingga menciptakan kondisi pembelajaran yang memfasilitasi anak
bertanya, menjawab pertanyaan, atau menanggapi jawaban pertanyaan guru dan
temannya.
Seorang guru bertugas dalam menyampaikan materi ajar yang berkaitan
dengan berbagai peristiwa yang terdapat di sekitar siswa. Sebetulnya banyak hal
yang menjadi pertanyaan bagi siswa sebelum belajar. Pertanyaan demi pertanyaan
akan terlontar dari mulut siswa apabila guru memberi kesempatan untuk itu.
Karena gurulah arsitektur yang merencanakan sekaligus menjadi motivator dan
fasilitator bagi berkembangnya kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan
bertanya memiliki banyak tujuan dalam proses pembelajaran diantaranya

menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa. Ungkapan-ungkapan yang
dilontarkan guru tentang berbagai peristiwa yang berkaitan dengan matematika di
sekitar siswa dan keterkaitannya dengan materi yang akan dipelajari pada mata
pelajaran matematika, akan memancing rasa ingin tahu yang besar pada siswa.
Dengan kata lain akan mengalir berbagai pertanyaan dari siswa yang
mencerminkan rasa ingin tahu tersebut. Kondisi ini menjadi modal berikutnya
yang dapat dikelola oleh guru, untuk mengembangkan kemampuan bertanya di
dalam kelas. Kemudian siswa pun terlatih untuk mengembangkan pendekatan
yang aktif untuk belajar. Rasa ingin tahu yang sudah berkembang harus bisa
dimanfaatkan oleh guru. Selalu memancing keluarnya pertanyaan siswa dan
mendistribusi pertanyaan secara bervariasi, dari bersifat perorangan, kelompok,
maupun klasikal, akan menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran. Menjalin komunikasi dengan seluruh kelas untuk menghidupkan
interaksi dan proses belajar mengajar. Dengan begitu hasil belajar siswa akan
meningkat.
Bertanya timbul bila sesuatu tidak jelas dan mendorong seseorang
berusaha untuk memahaminya. Pembelajaran siswa terletak pada asumsi belajar
akan berlanjut pada tingkat yang lebih tinggi atau suatu kompleksitas jika siswa
selalu bertanya. Latar belakang budaya menyebabkan siswa tidak terbiasa
mengajukan pertanyaan, padahal pertanyaan dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk mengemukakan gagasan. Gagasan-gagasan pada siswa akan muncul
bila dalam proses belajar mengajar dimana guru menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa belajar dengan aman, tentram dan nyaman. Mereka hanya
terbiasa menerima informasi dari gurunya.

Dari segi proses, kemauan bertanya akan muncul apabila seseorang
memiliki motif ingin tahu. Pemenuhan rasa ingin tahu memerlukan kondisi yang
aman, sehingga tugas gurulah yang harus menciptalan kondisi yang aman tersebut
dengan cara menciptakan iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan dalam
pembelajaran.
Hal yang terjadi dilingkungan belajar khususnya sekolah dasar, masih
banyak siswa yang pasif dalam proses belajar matematika terutama di kelas tinggi.
Ketidakaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dipicu karena
siswanya sendiri yang kurang aktif baik itu bertanya ataupun menjawab soal. Jika
ditanya yang menjawab hanya beberapa orang, siswa kurang berani bertanya pada
guru dan tidak mau memberikan pendapat saat ada diskusi sehingga akan
mempengaruhi hasil belajarnya. Banyak siswa yang kurang tertantang untuk
mempelajari dan menyelesaikan soal-soal matematika, terutama soal-soal cerita.
Karena banyak yang menganggap matematika merupakan ilmu yang sangat sulit
dipelajari dan tidak ada gunanya sehingga sebisa mungkin harus dihindari. Oleh
sebab itu, prestasi

matematika

siswa

baik

secara

nasional

maupun

internasional belum menggembirakan. Rendahnya prestasi matematika siswa
disebabkan oleh faktor siswa yaitu mengalami masalah secara komprehensif
atau secara parsial dalam matematika. Selain itu, pembelajaran matematika siswa
belum bermakna, sehingga pengertian siswa tentang konsep sangat lemah.
Banyak kritikan yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu
menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan
informasi/konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak

bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru
kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuang air ke dalam gelas.
Guru harus dapat mengembangkan kualitas pribadi dan siswanya secara
keseluruhan. Tapi kenyataan siswa masih kesulitan dalam pembelajaran
matematika dikarenakan siswa tidak terbiasa untuk mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru. Ditambah lagi siswa kurang interaktif dalam pembelajaran
matematika seperti rajin bertanya jika tidak mengerti. Siswa hanya menghafal
konsep yang diajarkan oleh guru dan kurang mampu memahami dan
menggunakan konsep tersebut jika diberikan soal. Padahal dalam pelajaran
matematika bukanlah untuk menghafal konsep melainkan memahami dan mampu
menerapkan konsep tersebut.
Lebih jauh lagi, bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan
merumuskanya. Akibat dari masalah siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
dan siswa kurang berani

untuk bertanya kepada guru akhirnya hasil belajar

mereka pun rendah. Salah satu contoh rendahnya hasil belajar matematika siswa
di sekolah dasar dapat dilihat dari nilai ulangan harian SD Negeri 104203 Bandar
Khalipah Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1
Tabel 1.1 Nilai Matematika Siswa Kelas V Semester 2 Tahun
Pelajaran 2013/2014
Aspek Analisis
Perolehan Nilai
Nilai Terendah
30.00
Nilai Tertinggi
100.00
0.00-60.00 (

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN TLOGOMAS 2 MALANG

4 25 17

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KALIAWI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 63 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 20152016

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMIK FISIKA DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 LABUAPI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IIS 2

0 1 9

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SISWA KELAS V SDN PATRAKOMALA KOTA BANDUNG

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 3 MIJEN KUDUS

0 1 23