ANALISIS DIMENSI FRAUD DIAMOND dan GONE Analisis Dimensi Fraud Diamond Dan Gone Theory Terhadap Academic Fraud (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta).

(1)

ANALISIS DIMENSI

FRAUD DIAMOND

dan

GONE

THEORY

TERHADAP

ACADEMIC FRAUD

(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

REZA YUKA SATRIA PRATAMA B 200130420

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

ANALISIS DIMENSIFRAUD DIAMONDdanGONE THEORY

TERHADAPACADEMIC FRAUD

(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruhFraud DiamonddanGONE Theory dalam perilaku kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa. Berdasarkan teori Fraud Diamond terdapat empat variabel yang diduga mempengaruhi kecurangan akademik, yaitu tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan Kemampuan. Sedangkan, Berdasarkan Gone Theory terdapat tiga variabel yang diduga mempengaruhi kecurangan akademik, yaitu keserakahan, Kebutuhan dan Pengungkapan.Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah surakarta. Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa. Sementara itu, tekanan, keserakahan, kebutuhan dan pengungkapan tidak berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa.

Kata kunci :Academic Fraud, Fraud Diamond, GONE Theory Abstract

This study aimed to analyze the influence of Diamond Fraud and GONE Theory in academic cheating behavior done by the students. Diamond Fraud Based on the theory there are four variables that affect academic cheating is suspected, namely pressure, opportunity, rationalization and capabilities. Meanwhile, Gone Based Theory there are three variables that affect academic cheating is Greed, Need and Exposures. The population of this research is the students of the faculty of economics and business Muhammadiyah University of Surakarta. In this study, the hypothesis was tested using multiple regression. The results showed that opportunity, rationalization and capabilities to influence the behavior of a student's academic cheating. Meanwhile, pressure, greed, need and exposures do not affect the students' academic cheating behavior.

Keywords: Academic Fraud, Fraud Diamond, GONE Theory

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah sarana dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sangat berpengaruh dalam perkembangan seluruh aspek kehidupan dan sarana pendidikan tersebut bisa didapatkan dari suatu lembaga pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam pertumbuhan suatu negara. Pendidikan juga merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara. Dalam membasmi perilaku kecurangan akademik ataupun korupsi haruslah dimulai dari dunia pendidikan baik dari pendidikan dalam keluarga maupun di sekolah karena untuk meminimalis terjadinya kecurangan akademik tidak bisa dilakukan secara instan. Apabila seorang Mahasiswa sudah terbiasa melakukan Fraud, maka saat di dunia kerja nanti ada kemungkinan besar seseorang tersebut akan melakukan tindakan kecurangan kembali (Tuanakotta, 2006).


(6)

Academic frauddapat dikategorikan menjadi lima kategori sebagai berikut: a). Plagiat b). Pemalsuan data, misalnya membuat data ilmiah yang merupakan data fiktif. c). Penggandaan tugas, yakni mengajukan dua karya tulis yang sama pada dua kelas yang berbeda tanpa izin dosen/guru. d). Menyontek pada saat ujian e). Kerjasama yang salah (Colby dalam Muslimah, 2013). Kecurangan akademik

(academic fraud) merupakan suatu bentuk perilaku yang buruk yang akan

memberikan dampak negatif terhadap mahasiswa. Perilaku tersebut misalnya mencontek menggunakan catatan kecil/HP, menjiplak hasil teman dan lain-lain. Hal ini akan mengakibatkan hasil evaluasi tidak dapat menggambarkan ketercapaian kemampuan mahasiswa yang sebenarnya karena mencontek merupakan bentuk dari kecurangan akademik yang membuat bias pelaksanaan evaluasi yang baik (Zaini, 2015).

Faktor penyebab mahasiswa melakukan kecurangan akademik dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sendiri berasal dari diri suatu individu misalnya keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi atau ketidakpercayaan diri individu terhadap kemampuannya, sedangkan Faktor eksternal dapat berasal dari tekanan teman sebaya, tekanan dari keluarga ataupun kebijakan yang ada di dalam universitas yang memberatkan mahasiswa (Dody Haryanto, 2012)

Kecurangan Akademik (Academic Fraud) umumnya terjadi karena adanya tekanan (Pressure) dan kebutuhan untuk memanfaatkan sebuah kesempatan (Opportunity) dalam sebuah kondisi tertentu dan adanya rasionalisasi (Rasionalization) dari seorang pelaku, akan tetapi dalam kesempatan yang diperoleh oleh seseorang harus disertai oleh kemampuan (Capability) untuk melakukan sebuah tindakan kecurangan tersebut (Wolfe dan Hermanson, 2004)

Selain Fraud Diamond, GONE Theory juga merupakan faktor pendorong seseorang melakukan kecurangan. Menurut Bologna dalam Lisa (2013), GONE theory memiliki empat komponen yaitu Greeds (keserakahan) adalah berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada di dalam diri setiap orang. Opportunities (kesempatan) adalah berkaitan dengan keadaan organisasi, instansi atau masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi


(7)

seseorang untuk melakukan kecurangan. Needs (kebutuhan) adalah berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.Exposures(pengungkapan) adalah berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Zaini (2015) dengan perbedaan yang terdapat pada sampel dalam penelitiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan, keserakahan, kebutuhan dan pengungkapan terhadapacademic fraud.

2. METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah surakarta.Sampel adalah bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili karakteristiknya. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Convenience sampling karena merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut..

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun data primer diperoleh langsung dari sumber aslinya dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu, dan data pendukung lainnya. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan penelitian ini

Pengukuran Variabel Dan Definisi Operasional a. Kecurangan Akademik (Academic Fraud)

VariabelAcademic Frauddiukur menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015).


(8)

Variabel Tekanan diukur menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015).

c. Kesempatan

Variabel kesempatan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan.yang diadaptasi dari Zaini (2015).

d. Rasionalisasi

Variabel rasionalisasi diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadopsi dari Gugus (2013).

e. Kemampuan

Variabel kemampuan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Rahmalia (2013).

f. Keserakahan

Variabel keserakahan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015).

g. Kebutuhan

Variabel kebutuhan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015).

h. Kebutuhan

Variabel pengungkapan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015).

Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda yang bertujuan untuk menguji apakah tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan, keserakahan, kebutuhan dan pengungkapan berpengaruh terhadap academic fraud. Model persamaan regresi sebagai berikut.

AF = α + β1PR + β2OP + β3RAS + β4CAP + β5GR + β6ND + β7EX + ε

Keterangan:

AF :Academic Fraud

α : Konstanta

β1-β7 : Koefisien dari tiap variabel


(9)

OP : Opportunity (Kesempatan)

RAS : Rasionalisasi

CAP : Capability (Kemampuan)

GR : Greeds (Keserakahan)

ND : Needs (Kebutuhan)

EX : Exposures (Pengungkapan)

ε :Error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data

Uji Validitas

Alat uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut). Teknik yang digunakan adalahpearson corelation product moment. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas kuesioner dengan menggunakan program SPSS 20.0 menujukkan hasil seluruh variabel dalam penelitian VALID

Uji Reliabilitas

Uji reabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2011). Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus koefisienCronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali, 2011). Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 20.0 didapatkan hasil uji reliabilitas untuk variabel Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi, Kemampuan, Keserakahan, Kebutuhan dan Pengungkapan terhadap perilakuAcademic Fraud adalah RELIABEL

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data


(10)

Hasil Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,609 dimana nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,852. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan model regresi dalam penelitian memiliki sebaran data normal

Uji Multikolinearitas

Hasil menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF berada sekitar 1 sampai 10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau di atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan juga model regresi tersebut bebas multikolinearitas.

Uji Hetekodastisitas

Berdasarkan hasil output dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.0 dengan menggunakan uji scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskesiditas.

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

1. Hipotesis 1 (tekanan berpengaruh terhadap academic fraud)

Hasil perhitungan untuk variabel pengaruh tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik diperoleh nilai thitung-0,451 denganp-value =0,653 serta ttabel

0,677. Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada dalam daerah signifikasi dan

menunjukkan nilai 0,653 > 0,1, maka H1ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa

tekanan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa faktor tekanan tidak berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Yang pertama karena responden tidak merasa mendapat tuntunan nilai yang tinggi dari orang tua atau orang sekitar. Apabila orang tua mendorong kuat agar anaknya mendapatkan nilai yang baik, tidak menutup kemungkinan maka mahasiswa akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai tersebut. Terlebih lagi untuk mahasiswa luar kota yang tidak tinggal dengan orang tuanya, kontrol nilai tidak terlalu diperhatikan, yang terpenting adalah mahasiswa tersebut tetap lulus tepat waktu dengan nilai yang cukup baik. Kedua, rendahnya tingkat persaingan nilai dengan teman juga menyebabkan responden tidak terlalu termotivasi mendapat IPK yang sangat tinggi.


(11)

Hasil perhitungan untuk variable kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung1,962 dengan p-value = 0,053 serta ttabel0,677.

Dapat dilihat hasil signifikasi α berada di dalam daerah taraf signifikasi 10% dengan

menunjukkan nilai 0,053 < 0,1 dan berada dalam daerah signifikasi 0,05 – 0,1 , maka H2 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesempatan berpengaruh

terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena lemahnya pengawasan baik di dalam maupun di luar ruangan ujian dan posisi tempat duduk yang dulit dijangkau oleh pengawas merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk melakukan kecurangan. Kecurangan dapat dengan mudah terjadi ketika adanya kesempatan. Kesempatan ada ketika lemahnya suatu sistem seperti kurangnya kontrol dan penerapan sanksi yang tidak tegas. Adanya fasilitas internet juga menjadi salah satu kesempatan yang digunakan mahasiswa untuk melakukan kecurangan. Adanya kemudahan untuk mencari data dari internet dimanfaatkan mahasiswa untuk melakukan kecurangan.

3. Hipotesis 3 (Pengaruh rasionalisasi terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-2,075 dengan p-value = 0,041 serta ttabel0,677.

Dapat dilihat hasil menujukkan signifikasi α berada di dalam daerah taraf

signifikasi 5% dengan menunjukkan nilai 0,041 < 0,05 , maka H3 diterima. Hal

tersebut menunjukkan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena rasionalisasi dilakukan oleh pelaku kecurangan untuk mengurangi rasa bersalah dalam dirinya dan untuk melakukan pembenaran atas tindak kecurangan yang dilakukannya. Banyak dari mahasiswa yang melakukan pembenaran dengan mengatakan bahwa kecurangan akademik wajar dilakukan karena banyak mahasiswa lain yang juga melakukannya. Selain itu, secara norma dan etika melakukan kecurangan memang tidak dibenarkan, namun bagi mahasiswa yang berorientasi dengan nilai suatu perbuatan kecurangan menjadi hal yang wajar-wajar saja dilakukan.

4. Hipotesis 4 (Pengaruh kemampuan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable kemampuan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai t 4,096 dengan p-value = 0,000 serta t 0,677.


(12)

Dapat dilihat hasilsignifikasi α berada di dalam daerah taraf signifikasi 1% dengan

menunjukkan nilai 0,000 < 0,01 , maka H4 diterima. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena kemampuan sangat berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik. Kemampuan yang dimaksud adalah sifat-sifat pribadi yang memainkan peran utama dalam kecurangan akademik. Dalam penelitian ini, indikator dilihat dari statement yang memenuhi kriteria seperti: dapat menekan rasa bersalah setelah melakukan kecurangan, rasa percaya diri yang kuat, dapat mengajak orang lain turut serta melakukan kecurangan akademk, memahami kriteria penilaian dosen, dan dapat memikirkan melakukan kecurangan akademik berdasarkan peluang yang ada.

5. Hipotesis 5 (Pengaruh keserakahan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable keserakahan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-1,018 dengan p-value = 0,311 serta ttabel0,677.

Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada di dalam daerah taraf signifikasi

dengan menunjukkan nilai 0,311> 0,1 , maka H5ditolak. Hal tersebut menunjukkan

bahwa keserakahan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik.Hal ini karena keserakahan sendiri adalah faktor yang muncul pada diri individual. Faktor ini yang sering kali muncul apabila seorang individu tidak dilandasi dengan iman yang kuat maka individu tersebut tidak akan pernah merasa puas walaupun suatu yang dia dapatkan sudah cukup. Hal ini yang kemungkinan menyebabkan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta telah merasa puas dengan IPK yang telah didapatkannya dan tidak mempunyai keinginan untuk mendapatkan IPK tinggi di semester berikutnya dengan melakukan suatu kecurangan akademik karena mereka mempunyai iman yang kuat dan selalu bersyukur dengan hasil yang didapatkan.

6. Hipotesis 6 (Pengaruh kebutuhan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable kebutuhan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-0,293 dengan p-value = 0,770 serta ttabel0,677.

Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada di dalam daerah taraf signifikasi


(13)

bahwa kebutuhan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena kemungkinan responden dalam penelitian ini lebih banyak perempuan. Dari kuesioner diperoleh hasil responden wanita yang cukup besar sekitar 62% dari jumlah responden. Cizek dan Hendrick (2004), menyatakan bahwa mahasiswa laki-laki mempunyai kebutuhan yang lebih karena kemampuan dan waktu belajar mahasiswa laki-laki lebih sedikit dan mahasiswa laki-laki lebih malas dari perempuan. Hal itulah yang kemungkinan menjadi faktor kebutuhan tidak berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik.

7. Hipotesis 7 (Pengaruh pengungkapan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable pengungkapan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-0,248 dengan p-value = 0,804 serta ttabel0,677.

Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada di dalam daerah taraf signifikasi

dengan menunjukkan nilai 0,804 > 0,1 , maka H7ditolak. Hal tersebut menunjukkan

bahwa pengungkapan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik.Hal ini karena Ekposuredalamacademic fraudmerupakan faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran berbuat curang, peneliti menganggap sanksi yang diberikan oleh universitas untuk mahasiswa yang melakukan tindak kecurangan akademik masih dinilai sangat ringan sehingga tidak memberikan efek jera untuk mahasiswa untuk tidak melakukannya.

4. PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kesempatan, Rasionalisasi dan Kemampuan berpengaruh terhadap academic fraud. Sedangkan, Tekanan, Keserakahan, Kebutuhan dan Pengungkapan tidak berpengaruh terhadapacademic fraud.

Keterbatasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dengan metode survei dengan melalui penyebaran kuesioner, sehingga memungkinkan pendapat dan karakteristik responden tidak dapat terungkap secara nyata.


(14)

2. Lingkup penelitian terbatas hanya pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Saran

Atas dasar kesimpulan serta keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: (1) Peneliti selanjutnya diharapkan mengawasi pengisian kuesioner dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dan lebih maksimal. (2) Bagi peneliti berikutnya diharapkan memperluas sampel serta menambah cakupan penelitian. (3) Bagi pihak universitas untuk dapat meningkatkan sanksi yang kuat untuk mahasiswa yang melakukan kecurangan akademik

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W.Steve Dkk. 2012. Fraud Examination. South-Western: Cengage Learning(http://books.google.co.id/books?id=SBzJYBsFPIC&pg=PA55& dq=fraud+triangle&hl=id&sa=X&ei=Bd

gxVNS9GMOPuASW6YBg&redir_esc=y#v=onepage&q=fraud%20triang le&f=false) di akses tgl 21 Desember 2016.

Budi Matindas. (2010). Mencegah Kecurangan Akademik.

(http:budimatindas.blogspot.com/2010/08/mencegah-kecurangan-akademik.html) diakses pada 21 Desember 2016.

D’Arcy Becker, dkk., (2006). “Using the Business Fraud Triangle to Predict Academic Dishonesty Among Business Students.” Academy of Educational Leadership Journal. Vol 10, No. 1, Hal. 37.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Desiana Dwi Pamungkas. (2014). PENGARUH FAKTOR-FAKTOR DALAM

DIMENSI FRAUD TRIANGLE TERHADAP PERILAKU

KECURANGAN AKADEMIK SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 TEMPEL TAHUN AJARAN 2014/2015 (2015). Skripsi Akuntansi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Dian Purnamasari. (2014). Analisis Pengaruh Dimensi Fraud Triangle terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Saat Ujian dan Metode Pencegahannya. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Dody Hartanto. (2012). Bimbingan & Konseling Menyontek: Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Penerbit Indeks.

Gregory C. Cizex. (2010). Cheating On Test: How to Do It, Detect It, and Prevent It. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Inc. Publicher.

Helen Marsden, dkk., (2005). Who cheats at university? A selfreport study of the dishonest academic behaviours in a sample of Australian University Student.Australian Journal of Psychology. Vol 57(1). Page 1-10.


(15)

Hendricks (2004). Academic Dishonesty : A Study in The Magnitude of The Justification for Academic Dishonesty among College Undergraduate and Graduate Student. Journal Of College Student Development. Vol 35. Page

212-260.

Ismatullah dan Eriswanto. (2016) ANALISA PENGARUH TEORI GONE FRAUD TERHADAP ACADEMIC FRAUD DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SUKABUMI. Riset Akuntansi Keuangan Indonesia. Vol 1, No. 2

Max A. Eckstein. (2003). Combanting Academic Fraud – Towards A Culture of Integrity. International Institute for Educational Planning. (Online).www.unesco.org/iiep, diakses pada 23 Desember 2016.

Muhamad Hadi Santoso.(2013). Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Akuntansi Dengan Menggunakan Konsep Fraud Trangle. Skripsi.Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Muslimah. 2013. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Praktik-Praktik Kecurangan Akademik (Academic Fraud).

Nonis dan Swift. (2001). An Examination of the relationship between academic dishonesty and workplace dishonesty: A multicampus investigation. Journal of Education for business. Vol 77(2), 69-77).

Nursalam, Suddin Bani, dan Munirah. 2013. Bentuk Kecurangan Akademik (Academic Cheating) Mahasiswa Pgmi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar. Makasar: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Nursani, Rahmalia. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: Dimensi Fraud Diamon. Skripsi Akuntansi. Malang. Universitas Brawijaya

Olejnik, S. N. & Holschuh, J. P. (2007). College rules! 2nd Edition How to study, survive, and succeed. New tork: Ten Speed Press.

Wolfe, David T., and Dana R. 2004. Hermanson. "The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud." CPA Journal 74.12: 38-42. Zaini (2015). Analisis PengaruhFraud DiamonddanGone TheoryTerhadap

Academic Fraud(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Se-Madura).


(1)

Hasil Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,609 dimana nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,852. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan model regresi dalam penelitian memiliki sebaran data normal

Uji Multikolinearitas

Hasil menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF berada sekitar 1 sampai 10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau di atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan juga model regresi tersebut bebas multikolinearitas. Uji Hetekodastisitas

Berdasarkan hasil output dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.0 dengan menggunakan uji scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskesiditas.

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

1. Hipotesis 1 (tekanan berpengaruh terhadap academic fraud)

Hasil perhitungan untuk variabel pengaruh tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik diperoleh nilai thitung-0,451 denganp-value =0,653 serta ttabel 0,677. Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada dalam daerah signifikasi dan menunjukkan nilai 0,653 > 0,1, maka H1ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa tekanan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa faktor tekanan tidak berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Yang pertama karena responden tidak merasa mendapat tuntunan nilai yang tinggi dari orang tua atau orang sekitar. Apabila orang tua mendorong kuat agar anaknya mendapatkan nilai yang baik, tidak menutup kemungkinan maka mahasiswa akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai tersebut. Terlebih lagi untuk mahasiswa luar kota yang tidak tinggal dengan orang tuanya, kontrol nilai tidak terlalu diperhatikan, yang terpenting adalah mahasiswa tersebut tetap lulus tepat waktu dengan nilai yang cukup baik. Kedua, rendahnya tingkat persaingan nilai dengan teman juga menyebabkan responden tidak terlalu termotivasi mendapat IPK yang sangat tinggi.


(2)

Hasil perhitungan untuk variable kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung1,962 dengan p-value = 0,053 serta ttabel0,677. Dapat dilihat hasil signifikasi α berada di dalam daerah taraf signifikasi 10% dengan menunjukkan nilai 0,053 < 0,1 dan berada dalam daerah signifikasi 0,05 – 0,1 , maka H2 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesempatan berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena lemahnya pengawasan baik di dalam maupun di luar ruangan ujian dan posisi tempat duduk yang dulit dijangkau oleh pengawas merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk melakukan kecurangan. Kecurangan dapat dengan mudah terjadi ketika adanya kesempatan. Kesempatan ada ketika lemahnya suatu sistem seperti kurangnya kontrol dan penerapan sanksi yang tidak tegas. Adanya fasilitas internet juga menjadi salah satu kesempatan yang digunakan mahasiswa untuk melakukan kecurangan. Adanya kemudahan untuk mencari data dari internet dimanfaatkan mahasiswa untuk melakukan kecurangan.

3. Hipotesis 3 (Pengaruh rasionalisasi terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-2,075 dengan p-value = 0,041 serta ttabel0,677. Dapat dilihat hasil menujukkan signifikasi α berada di dalam daerah taraf signifikasi 5% dengan menunjukkan nilai 0,041 < 0,05 , maka H3 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena rasionalisasi dilakukan oleh pelaku kecurangan untuk mengurangi rasa bersalah dalam dirinya dan untuk melakukan pembenaran atas tindak kecurangan yang dilakukannya. Banyak dari mahasiswa yang melakukan pembenaran dengan mengatakan bahwa kecurangan akademik wajar dilakukan karena banyak mahasiswa lain yang juga melakukannya. Selain itu, secara norma dan etika melakukan kecurangan memang tidak dibenarkan, namun bagi mahasiswa yang berorientasi dengan nilai suatu perbuatan kecurangan menjadi hal yang wajar-wajar saja dilakukan.

4. Hipotesis 4 (Pengaruh kemampuan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable kemampuan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung4,096 dengan p-value = 0,000 serta ttabel0,677.


(3)

Dapat dilihat hasilsignifikasi α berada di dalam daerah taraf signifikasi 1% dengan menunjukkan nilai 0,000 < 0,01 , maka H4 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena kemampuan sangat berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik. Kemampuan yang dimaksud adalah sifat-sifat pribadi yang memainkan peran utama dalam kecurangan akademik. Dalam penelitian ini, indikator dilihat dari statement yang memenuhi kriteria seperti: dapat menekan rasa bersalah setelah melakukan kecurangan, rasa percaya diri yang kuat, dapat mengajak orang lain turut serta melakukan kecurangan akademk, memahami kriteria penilaian dosen, dan dapat memikirkan melakukan kecurangan akademik berdasarkan peluang yang ada.

5. Hipotesis 5 (Pengaruh keserakahan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable keserakahan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-1,018 dengan p-value = 0,311 serta ttabel0,677. Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada di dalam daerah taraf signifikasi dengan menunjukkan nilai 0,311> 0,1 , maka H5ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa keserakahan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik.Hal ini karena keserakahan sendiri adalah faktor yang muncul pada diri individual. Faktor ini yang sering kali muncul apabila seorang individu tidak dilandasi dengan iman yang kuat maka individu tersebut tidak akan pernah merasa puas walaupun suatu yang dia dapatkan sudah cukup. Hal ini yang kemungkinan menyebabkan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta telah merasa puas dengan IPK yang telah didapatkannya dan tidak mempunyai keinginan untuk mendapatkan IPK tinggi di semester berikutnya dengan melakukan suatu kecurangan akademik karena mereka mempunyai iman yang kuat dan selalu bersyukur dengan hasil yang didapatkan. 6. Hipotesis 6 (Pengaruh kebutuhan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable kebutuhan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-0,293 dengan p-value = 0,770 serta ttabel0,677. Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada di dalam daerah taraf signifikasi dengan menunjukkan nilai 0,770> 0,1 , maka H6ditolak. Hal tersebut menunjukkan


(4)

bahwa kebutuhan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik. Hal ini karena kemungkinan responden dalam penelitian ini lebih banyak perempuan. Dari kuesioner diperoleh hasil responden wanita yang cukup besar sekitar 62% dari jumlah responden. Cizek dan Hendrick (2004), menyatakan bahwa mahasiswa laki-laki mempunyai kebutuhan yang lebih karena kemampuan dan waktu belajar mahasiswa laki-laki lebih sedikit dan mahasiswa laki-laki lebih malas dari perempuan. Hal itulah yang kemungkinan menjadi faktor kebutuhan tidak berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik.

7. Hipotesis 7 (Pengaruh pengungkapan terhadapacademic fraud)

Hasil perhitungan untuk variable pengungkapan terhadap perilaku kecurangan akademuk diperoleh nilai thitung-0,248 dengan p-value = 0,804 serta ttabel0,677. Dapat dilihat hasil signifikasi α tidak berada di dalam daerah taraf signifikasi dengan menunjukkan nilai 0,804 > 0,1 , maka H7ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan tidak berpengaruh terhadap terjadinya perilaku kecurangan akademik.Hal ini karena Ekposuredalamacademic fraudmerupakan faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran berbuat curang, peneliti menganggap sanksi yang diberikan oleh universitas untuk mahasiswa yang melakukan tindak kecurangan akademik masih dinilai sangat ringan sehingga tidak memberikan efek jera untuk mahasiswa untuk tidak melakukannya.

4. PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kesempatan, Rasionalisasi dan Kemampuan berpengaruh terhadap academic fraud. Sedangkan, Tekanan, Keserakahan, Kebutuhan dan Pengungkapan tidak berpengaruh terhadapacademic fraud.

Keterbatasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dengan metode survei dengan melalui penyebaran kuesioner, sehingga memungkinkan pendapat dan karakteristik responden tidak dapat terungkap secara nyata.


(5)

2. Lingkup penelitian terbatas hanya pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Saran

Atas dasar kesimpulan serta keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: (1) Peneliti selanjutnya diharapkan mengawasi pengisian kuesioner dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dan lebih maksimal. (2) Bagi peneliti berikutnya diharapkan memperluas sampel serta menambah cakupan penelitian. (3) Bagi pihak universitas untuk dapat meningkatkan sanksi yang kuat untuk mahasiswa yang melakukan kecurangan akademik

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W.Steve Dkk. 2012. Fraud Examination. South-Western: Cengage Learning(http://books.google.co.id/books?id=SBzJYBsFPIC&pg=PA55& dq=fraud+triangle&hl=id&sa=X&ei=Bd

gxVNS9GMOPuASW6YBg&redir_esc=y#v=onepage&q=fraud%20triang le&f=false) di akses tgl 21 Desember 2016.

Budi Matindas. (2010). Mencegah Kecurangan Akademik.

(http:budimatindas.blogspot.com/2010/08/mencegah-kecurangan-akademik.html) diakses pada 21 Desember 2016.

D’Arcy Becker, dkk., (2006). “Using the Business Fraud Triangle to Predict Academic Dishonesty Among Business Students.” Academy of Educational Leadership Journal. Vol 10, No. 1, Hal. 37.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Desiana Dwi Pamungkas. (2014). PENGARUH FAKTOR-FAKTOR DALAM

DIMENSI FRAUD TRIANGLE TERHADAP PERILAKU

KECURANGAN AKADEMIK SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 TEMPEL TAHUN AJARAN 2014/2015 (2015). Skripsi Akuntansi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Dian Purnamasari. (2014). Analisis Pengaruh Dimensi Fraud Triangle terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Saat Ujian dan Metode Pencegahannya. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Dody Hartanto. (2012). Bimbingan & Konseling Menyontek: Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Penerbit Indeks.

Gregory C. Cizex. (2010). Cheating On Test: How to Do It, Detect It, and Prevent It. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Inc. Publicher.

Helen Marsden, dkk., (2005). Who cheats at university? A selfreport study of the dishonest academic behaviours in a sample of Australian University Student.Australian Journal of Psychology. Vol 57(1). Page 1-10.


(6)

Hendricks (2004). Academic Dishonesty : A Study in The Magnitude of The Justification for Academic Dishonesty among College Undergraduate and Graduate Student. Journal Of College Student Development. Vol 35. Page

212-260.

Ismatullah dan Eriswanto. (2016) ANALISA PENGARUH TEORI GONE FRAUD TERHADAP ACADEMIC FRAUD DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SUKABUMI. Riset Akuntansi Keuangan Indonesia. Vol 1, No. 2

Max A. Eckstein. (2003). Combanting Academic Fraud – Towards A Culture of Integrity. International Institute for Educational Planning. (Online).www.unesco.org/iiep, diakses pada 23 Desember 2016.

Muhamad Hadi Santoso.(2013). Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Akuntansi Dengan Menggunakan Konsep Fraud Trangle. Skripsi.Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Muslimah. 2013. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Praktik-Praktik Kecurangan Akademik (Academic Fraud).

Nonis dan Swift. (2001). An Examination of the relationship between academic dishonesty and workplace dishonesty: A multicampus investigation. Journal of Education for business. Vol 77(2), 69-77).

Nursalam, Suddin Bani, dan Munirah. 2013. Bentuk Kecurangan Akademik (Academic Cheating) Mahasiswa Pgmi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar. Makasar: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Nursani, Rahmalia. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: Dimensi Fraud Diamon. Skripsi Akuntansi. Malang. Universitas Brawijaya

Olejnik, S. N. & Holschuh, J. P. (2007). College rules! 2nd Edition How to study, survive, and succeed. New tork: Ten Speed Press.

Wolfe, David T., and Dana R. 2004. Hermanson. "The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud." CPA Journal 74.12: 38-42. Zaini (2015). Analisis PengaruhFraud DiamonddanGone TheoryTerhadap

Academic Fraud(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Se-Madura). Simposium Nasional Akuntansi ke-18 Mataram. 16–19 September


Dokumen yang terkait

Penggunaan metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan : studi terhadap persepsi eksternal dan internal auditor di wilayah Jakarta dan sekitarnya

6 42 142

ANALISIS FRAUD DIAMOND UNTUK MENDETEKSI TERJADINYA FINANCIAL STATEMENT FRAUD Analisis Fraud Diamond Untuk Mendeteksi Terjadinya Financial Statement Fraud Di Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015).

1 10 13

ANALISIS FRAUD DIAMOND UNTUK MENDETEKSI TERJADINYA Analisis Fraud Diamond Untuk Mendeteksi Terjadinya Financial Statement Fraud Di Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015).

0 4 18

ANALISIS DIMENSI FRAUD DIAMOND dan GONE Analisis Dimensi Fraud Diamond Dan Gone Theory Terhadap Academic Fraud (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta).

3 6 20

PENDAHULUAN Analisis Dimensi Fraud Diamond Dan Gone Theory Terhadap Academic Fraud (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta).

1 16 8

PENGARUH DIMENSI FRAUD DIAMOND TERHADAP PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS BRAWIJAYA) | Murdiansyah | Jurnal Akuntansi Aktual 9814 13772 1 SM

1 6 13

FRAUD DIAMOND DALAM FINANCIAL STATEMENT FRAUDFRAUD DIAMOND DALAM FINANCIAL STATEMENT FRAUD | Siddiq | BISNIS : Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam 2692 9135 1 SM

0 1 17

ANALISA PENGARUH TEORI GONE FRAUD TERHADAP ACADEMIC FRAUD DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

0 0 9

yunmasitohyahoo.com ABSTRACT - PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN DIMENSI FRAUD DIAMOND

0 0 9

Fraud detection of financial statement by using fraud diamond perspective

0 2 14