Cluster ensemble dalam penggerombolan kabupaten/kota provinsi jawa barat berdasarkan indikator pendidikan sma/smk/ma

CLUSTER ENSEMBLE DALAM PENGGEROMBOLAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT
BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN SMA/SMK/MA

SITI NURAIDAH

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Cluster Ensemble dalam
Penggerombolan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Indikator
Pendidikan SMA/SMK/MA adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Siti Nuraidah
NIM G14100050

ABSTRAK
SITI NURAIDAH. Cluster Ensemble dalam Penggerombolan Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Indikator Pendidikan SMA/SMK/MA. Dibimbing
oleh MUHAMMAD NUR AIDI dan I MADE SUMERTAJAYA.
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat yang besar merupakan potensi dalam
peningkatan pembangunan Jawa Barat apabila disertai dengan kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang baik. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas SDM. Pendidikan di Provinsi Jawa
Barat pada jenjang SMA/SMK/MA belum maksimal karena angka partisipasi
murni baru mencapai 53.28%. Penelitian dilakukan untuk menggerombolkan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat dalam upaya memudahkan pemerintah
dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan pendidikan.
Penggerombolan dilakukan berdasarkan indikator pendidikan SMA/SMK/MA.
Metode yang digunakan untuk menggerombolkan adalah Cluster Ensemble. Hasil

dari penelitian ini yaitu menggerombolkan 26 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
dalam empat gerombol. Gerombol pertama yang terdiri 16 kabupaten/kota memiliki
rataan angka partisipasi murni, dan rasio murid-sekolah terendah. Gerombol kedua
yang terdiri dari delapan kabupaten/kota memiliki rataan angka putus sekolah,
angka mengulang, dan rasio murid guru terendah sedangkan rataan angka
partisipasi murni tertinggi. Gerombol ketiga dan keempat masing-masing terdiri
dari satu kabupaten yaitu Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi. Kabupaten
Karawang memiliki angka pertisipasi murni, angka putus sekolah dan angka
melanjutkan lebih rendah sedangkan rasio murid-ruang kelas, rasio murid-sekolah
dan rasio murid-guru lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Bekasi
Kata kunci: Cluster Ensemble, Link-Based Cluster Ensemble

ABSTRACT
SITI NURAIDAH. Cluster Ensemble in Clustering of Regencies/Cities in Province
of West Java Based on Senior High School Level Education Indicator. Supervised
by MUHAMMAD NUR AIDI and I MADE SUMERTAJAYA.
The large number of residents in Province of West Java is a big potency in
development of the province if followed with quality improvement of the human
resources. Education is one of the most contributing factors in improvement of the
quality of human resource. Education in the Province of West Java at high school

level has not reached its maximum potency which is indicated by its pure
participation rate at 53.28%. The purpose of this research was to clustered
regencies/cities in the Province of West Java in order to help the government to
observe and to evaluate the execution of educations development. The clustered
was performed based on senior high school level education indicator. The method
used for the clustered was cluster ensemble. The result of this research was a
clustered of 26 regencies/cities in Province of West Java into 4 clusters. The first

cluster which is consisted of 16 regencies/cities has the lowest pure participation
number and student-school ratio. The second cluster which is consisted of 8
regencies/cities has the lowest number of quitters, number of repeaters, and studentteacher ratio but has the highest pure participation number. The third and the fourth
clusters each consisted of one regency, Karawang and Bekasi. Karawang regency
has lower pure participant number, number of quitters, and continuing student but
has higher student-classroom ratio, student-school ratio, and student-teacher ratio
compared to Bekasi regency.
Keywords: Cluster Ensemble, Link-Based Cluster Ensemble

CLUSTER ENSEMBLE DALAM PENGGEROMBOLAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT
BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN SMA/SMK/MA


SITI NURAIDAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika pada
Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Cluster Ensemble dalam Penggerombolan Kabupaten/Kota Provinsi
Jawa Barat Berdasarkan Indikator Pendidikan SMA/SMK/MA
Nama
: Siti Nuraidah
NIM
: G14100050


Disetujui oleh

Dr Ir Muhammad Nur Aidi, MS
Pembimbing I

Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Anang Kurnia, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah
ini berjudul Cluster Ensemble dalam Penggerombolan Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Barat Berdasarkan Indikator Pendidikan SMA/SMK/MA. Karya ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika di
Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Muhammad Nur Aidi, MS
dan Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi selaku dosen pembimbing yang telah
memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada umi, apak, temanteman, serta seluruh keluarga, atas segala doa, semangat, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014
Siti Nuraidah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii


DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

METODE

2


Data

2

Metode Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Analisis Deskriptif

6

Analisis Gerombol

9


Profil Gerombol
SIMPULAN DAN SARAN

11
12

Simpulan

12

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN


14

RIWAYAT HIDUP

20

DAFTAR TABEL
1 Indikator pendidikan SMA/SMK/MA
2 Rataan indikator pendidikan SMA/SMK/MA
3 Hasil gerombol Cluster Ensemble

2
9
11

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

4
5
6
7

Angka partisipasi murni SMA/SMK/MA
Angka putus sekolah SMA/SMK/MA
Angka mengulang di SMA/SMK/MA
Rasio murid-ruang kelas SMA/SMK/MA
Rasio murid-sekolah SMA/SMK/MA
Rasio murid-guru SMA/SMK/MA
Plot profil gerombol

6
7
7
8
8
9
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Dendrogram pautan tunggal, pautan lengkap, pautan rataan, pautan
median, pautan centroid, dan ward
2 Anggota ensemble
3 Binary-Association Matrix (BM)
4 Matriks kesamaan
5 Dendrogram Cluster Ensemble
6 Rataan peubah setiap gerombol
7 Uji t antar gerombol pertama dan gerombol kedua

14
15
16
17
18
19
19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 sebesar 44 548 431
jiwa (BPS Jawa Barat 2014) menjadi potensi dalam meningkatkan pembangunan
Jawa Barat apabila disertai dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik.
Salah satu bidang yang berkontribusi dalam perkembangan kualitas SDM adalah
pendidikan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya.
Angka partisipasi murni merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
keberhasilan pendidikan di suatu daerah. Angka partisipasi murni merupakan
perbandingan antara jumlah murid usia sekolah dengan jumlah penduduk di
kelompok umur yang sama dan dinyatakan dalam persentase. Berdasarkan
indikator tersebut, pendidikan di Provinsi Jawa Barat belum maksimal apabila
ditinjau dari pendidikan formal khususnya pada jenjang pendidikan
SMA/SMK/MA. Hal ini dapat dilihat dari angka partisipasi murni Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2011 untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA hanya sebesar
53.28% (BPS 2013). Pendidikan di suatu daerah dikatakan berhasil apabila angka
partisipasi murni daerah tersebut mencapai 95% (Karti dan Irhamah 2013).
Pemerintah telah melakukan upaya dalam meningkatkan keberhasilan
pendidikan. Perlu adanya strategi agar upaya tersebut lebih efektif. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penggerombolan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat untuk
memudahkan pemerintah dalam melakukan pelaksanaan dan mengevaluasi
pembangunan pendidikan. Penggerombolan dilakukan berdasarkan indikator
pendidikan SMA/SMK/MA yaitu angka partisipasi murni, angka mengulang, angka
putus sekolah, angka rasio murid-ruang kelas, angka rasio murid-sekolah, dan
angka rasio murid-guru.
Saat ini, ada banyak metode penggerombolan. Setiap metode dalam analisis
gerombol mungkin memberikan solusi yang berbeda. Tidak ada metode
penggerombolan tunggal yang terbaik untuk semua data (Kunceva dan
Hadjitodorov 2004). Setiap metode penggerombolan memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing (Iam-on dan Garrett 2010). Strategi yang sering
digunakan untuk mendapatkan solusi terbaik adalah mencoba setiap metode,
kemudian membandingkan setiap solusi yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut,
Strehl dan Gosh pada tahun 2002 menemukan metode yang efektif yaitu dengan
mengkombinasikan sekumpulan solusi gerombol yang berbeda menjadi satu solusi
gerombol akhir. Metode ini disebut Cluster Ensemble.
Penelitian yang dilakukan oleh Strehl dan Gosh (2002) menunjukan bahwa
metode Cluster Ensemble mampu meningkatkan kualitas dan kekekaran solusi
gerombol. Peneliti lain yang mengkaji metode Cluster Ensemble seperti Hu dan
Yoo (2004), Retzer dan Shan (2007), serta Orme dan Johnson (2008) memberikan
kesimpulan yang sama, yaitu dapat meningkatkan kualitas dan kekekaran solusi
geerombol. Berdasarkan kemampuannya tersebut, metode analisis pada penelitian
ini menggunakan Cluster Ensemble.

2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan penggerombolan kabupaten/kota
di Provinsi Jawa Barat berdasarkan indikator pendidikan SMA/SMK/MA
menggunakan Cluster Ensemble.

METODE
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperolah dari
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2012/2013. Objek yang diteliti adalah
26 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat. Peubah yang digunakan dalam penelitian
ini adalah indikator pendidikan SMA/SMK/MA. Peubah beserta kodenya dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Indikator pendidikan SMA/SMK/MA
Kode Indikator pendidikan
Satuan
X1
Angka partisipasi murni SMA/SMK/MA
%
X2
Angka putus sekolah SMA/SMK/MA
%
X3
Angka mengulang di SMA/SMK/MA
%
X4
Rasio murid-ruang kelas SMA/SMK/MA
murid/ruang kelas
X5
Rasio murid-sekolah SMA/SMK/MA
murid/sekolah
X6
Rasio murid-guru SMA/SMK/MA
murid/guru
Berikut definisi indikator pendidikan yang digunakan:
1. Angka partisipasi murni adalah perbandingan antara jumlah murid usia sekolah
pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia
sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Kriteria makin tinggi
angka partisipasi murni berarti makin banyak dan tepat anak usia sekolah yang
bersekolah di tingkat pendidikan tertentu di suatu daerah.
Angka partisipasi murni SMA/SMK/MA =

Jumlah murid usia 16-18 Tahun di jenjang SMA/SMK/MA
X 100%
Penduduk usia 16-18 tahun

2. Angka putus sekolah adalah perbandingan antara jumlah putus sekolah pada
jenjang tertentu dengan jumlah murid pada jenjang yang sesuai pada tahun ajaran
sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Ideal nilai angka putus sekolah
adalah 0% berarti tidak ada murid yang putus sekolah.
Angka putus sekolah SMA/SMK/MA =

Jumlah murid putus sekolah SMA/SMK/MA
x 100%
Jumlah murid SMA/SMK/MA tahun sebelumnya

3. Angka mengulang adalah perbandingan jumlah murid mengulang pada jenjang
tertentu dengan jumlah murid pada jenjang yang sesuai pada tahun ajaran
sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase.
Angka mengulang di SMA/SMK/MA =

Jumlah murid mengulang SMA/SMK/MA
x 100%
Jumlah murid SMA/SMK/MA tahun sebelumnya

4. Rasio murid-ruang kelas adalah perbandingan antara jumlah murid dengan
jumlah ruang kelas pada jenjang tertentu. Semakin tinggi nilai rasio berarti
semakin padat murid di kelas atau semakin kurang jumlah ruang kelas di daerah.
Jumlah murid SMA/SMK/MA
Rasio murid-ruang kelas SMA/SMK/MA =
Jumlah ruang kelas SMA/SMK/MA

3
5. Rasio murid-sekolah adalah perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah
sekolah pada jejang pendidikan tertentu.
Jumlah murid SMA/SMK/MA
Rasio murid-sekolah SMA/SMK/MA =
Jumlah sekolah SMA/SMK/MA
6. Rasio murid-guru menunjukan jumlah murid yang berada dalam pengawasan
seorang guru.
Jumlah murid SMA/SMK/MA
Rasio murid-guru SMA/SMK/MA =
Jumlah guru SMA/SMK/MA
Jika rasio murid-guru tinggi berarti harus ada penambahan jumlah pengajar.
Metode Analisis Data
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
1. Melakukan analisis deskriptif terhadap semua peubah untuk melihat gambaran
umum pendidikan jenjang SMA/SMK/MA di Provinsi Jawa Barat.
2. Melakukan transformasi kedalam bentuk baku karena peubah yang digunakan
memiliki satuan yang berbeda.
3. Melakukan analisis gerombol.
Analisis gerombol merupakan metode peubah ganda untuk menggerombolkan n
objek ke dalam m gerombol (m