Analisa strategi koperasi pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi rakyat : studi pada koperasi pondok pesantren al-ikhlas subang jawa barat

(1)

ANALSISI PENGARUH MODAL SENDIRI DAN HUTANG

JANGKA PANJANG TERHADAP (PPh) BADAN TERUTANG

(Studi Kasus pada Perusahaan Industri Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2003 s/d 2007)

Disusun Oleh MUTRIA LISA SEPTIANI

103082029427

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama : Mutria Lisa Septiani

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 21 September 1985

Alamat : Jl. Raya Kosambi, Klari

Kab. Karawang – Jawa Barat

Telepon : (0267) 8616485 / 0813-99984407

Email : mutrialisa_s@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan

Tahun Sekolah

2003 – Sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi

2000 – 2003 MAN 3 Rawasari Jakarta Pusat

1997 – 2000 MTsN 9 Johar Baru Jakarta Pusat

1991 – 1997 SD Negeri 06 Pasa Pakandangan (Sumbar)

Pengalaman Organisasi Tahun

2004 – 2005 Pengurus HMI MPO Cabang ciputat

2001 – 2002 Pengurus PMR Madrasah Aliyah Negeri 3 Jakarta

Pusat

2000 – 2001 Pengurus Organisasi KIR Madrasah Aliyah Negeri

3 Jakarta Pusat Pengalaman Kerja


(3)

Abstract

aim from this watchfulness detects capital influence self and long term liabilities towards pph body utang (tax load now). sample from this watchfulness five companies that active in chemistry industrial during year 2003 until 2007. data is analyzed by using stripe analyst method.

watchfulness result shows that capital self not influential according to significant towards current tax expense. while influential long term liabilities according to significant. in test f value sig as big as 0,00 or under 0,05 (0,00<0,05) so that inferential that capital self and long term liabilities according to together or according to influential federation significant towards current tax expense.


(4)

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap PPh badan terutang (beban pajak kini). Sampel dari penelitian ini adalah lima perusahaan yang bergerak di bidang industry kimia selama tahun 2003 samapi 2007. Data dianalisis dengan menggunakan metode analis jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sendiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PPh badan terutang. Sedangkan hutang jangka panjang berpengaruh secara signifikan. Pada uji F nilai sig sebesar 0,00 atau dibawah 0,05 (0,00<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa modal sendiri dan hutang jangka panjang secara bersama-sama atau secara gabungan berpengaruh signifikan terhadap PPh badan terutang.


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalammu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis atas Rahmat dan karunia-karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan akuntansi, Fakultas ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yang telah membawa kita dari kebodohan kepada zaman penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbigan, tuntunan, serta bantuan moril maupun materiil dan segala bentuk bantuan-bantuan lainnya yang teramat besar nilainya bagi penulis dan ungkapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Amak dan Abak (Alm) yang dengan setulus hati dengan penuh kasih sayang, untaian do’a dan membanting tulang untuk penulis agar penulis dapat melanjutkan sekolah setinggi-tingginya. Ajo dan katangah yamg tidak bosan-bosannya memberikan dukungan kepada penulis. Uni dan uda makasih atas segala yang telah diberikan kepada penulis. Cetek dan Pak Uncu makasih atas segalanya maafin penulis jika ada kesalahan. Uni dina dan uda edi thanx for all. Dan untuk keponakan-keponakanqu adi, fitri, zikri, rafli, yazra dan aisyah tente sayang sama kalian semua.

2. Bapak Dr. Yahya Hamja. MM selaku Dosen Pembimbing I. Yang ditengah kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, saran dan support kepada penulis sehimgga dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Muhammad Yani, SE., Msi selaku Dosen Pembimbing II beserta


(6)

untuk bimbingan dan memberikan saran, arahan dan juga support sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms. Selaku Dekan FEIS

5. Bapak Drs. Abdul Hamid Chebba, Ak., MBA, selaku Ketua Jurusan Akutansi. Terima kasih atas segalanya.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen FEIS yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga dan berguna bagi penulis.

7. Pengeranqu “Dede Nikmatul Akbar” yang selalu memberikan perhatiannya yang tidak terbatas, yang selalu menemani penulis di saat suka dan duka I luv u 4Ever. Dan keluarga besar Bapak H. Zainuddin dan Ibu H. Siti Aisyah sekeluarga.

8. Teman-temanqu yang sangat membantu penulis.

9. Sahabat-sahabatqu dipadang sampai ketemu di padang. Taragak alah lamo indak basuo.

10. Dan semua pihak yang telah membantu dengan penuh keikhlasan dan dengan setulus hati yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis di balas dengan kesempurnaan oleh Allah SWT. Amin Ya Robbal Aalamin.


(7)

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup i

Abstract ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi xi

Daftar Gambar xiv

Daftar Tabel xv Daftar lampiran xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Modal ... 7

1. Pengertian Modal... 7

2. Jenis Modal ... 8

B. Hutang Jangka Panjang... 10


(8)

2. Komponen Hutang Jangka Panjang... 10

C. Perpajakan... 14

1. Pengertian Pajak ... 14

2. Pajak Penghasilan (PPh) ... 15

3. Subjek Pajak ... 15

D. Pajak Penghasilan (PPh) Badan ... 18

E. Pajak Penghasilan (PPh) 6 ... 19

F. Pajak Penghasilan (PPh) 9 ... 21

G. Pajak Penghasilan (PPh) 25 ... 21

H. Pajak Penghasilan (PPh) 28A dan 29 ... 21

I. Konsep Laporan Keuangan... 22

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 22

2. Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan ... 24

J. Kerangka Pemikiran ... 25

K. Tinjauan Penelitian Sebelumnya ... 27

L. Perumusan Hipotesis ... 28

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 29

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 29

B. Metode Penentuan Sampel... 29

C. Metode Pengumpulan Data... 30

D. Pengujian Hipotesis ... 31

E. Operasional Variabel Penelitian... 33


(9)

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 34

B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 45

C. Penemuan dan Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Implikasi ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi yang melanda dunia saat ini memberikan dampak atau pengaruh yang signifikan bagi kehidupan dan kelangsungan hidup manusia. Perekonimian dunia akan tertinggal secara global dengan semakin kuatnya tuntutan terhadap penerapan prinsip perdagangan dan perekonomian menjadi semakin kabur sehingga persaingan dunia usaha semakin ketat. apalagi dengan adanya krisis ekonomi dunia pada saat ini yang sangat memprihatinkan dengan demikian kondisi tersebut mengharuskan pelaku bisnis bertindak dengan hati-hati dan cermat dalam menentukan strategi usahanya dengan tujuan untuk menghindari adanya langkah keliru yang dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Sejalan dengan perkembangan manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahaan seharusnya dapat mempertimbangkan setiap keputusan dan kebijakan yang diambil, terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah keuangan. Keputusan untuk memilih sumber pembayaran atau stuktur permodalan merupakan keputusan di bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Era perdagangan bebas yang di sertai dengan perkembangan teknologi saat ini,menuntut perusahaan untuk memperhatikan stuktur finansial atau permodalan.

Menurut Bambang Riyanto (1980 : 12), secara umum sebuah perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya, dapat bersumber dari dalam dan luar


(11)

perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan dapat berupa modal yang ada dalam perusahaan (cadangan laba) atau yang berasal dari pemilik modal. Dana inilah yang menjadi jaminan bagi kreditor. Sedangkan sumber dana dari luar berasal dari pinjaman kreditor, ini merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan. (Khodijah : 2006).

Pendanaan dari luar perusahaan yang berupa hutang dapat membuat perusahaan memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap dana dari pihak luar. Namun menurut Tinjung Desi Nursanti (2004) dalam Khodijah (2006) pendanaan dengan utang dapat meningkatkan kinerja dan performa manajer, sehingga mereka akan lebih berusaha untuk memperoleh laba yang tinggi yang akan digunakan untuk membayar cicilan bunga. Bambang Riyanto dalam Husnan (1996 : 337) menambahkan bahwa penggunaan utang bisa dibenarkan sejauh bisa memberikan tambahan laba operasi yang lebih besar dari bunga yang dibayar perusahaan.

Bambang Riyanto (1980) dalam Khodijah (2006) menerangkan dalam model struktur modal disebutkan bahwa untuk menentukan struktur modal atau bauran antara utang dengan ekuitas, terdapat pedoman yang bersifat vertikal. Pedoman ini menetapkan bahwa besarnya jumlah utang dalam perusahaan dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya jumlah ekuitas. Jadi, koefisien utang yaitu perbandingan antara jumlah hutang terhadap modal tidak boleh lebih dari 100%.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul yang lebih mengutamakan modal sendiri yang digunakan perusahaan dibandingkan peneliti-peneliti lainnya yang lebih banyak menitikberatkan dari segi ekuitas baik yang berasal


(12)

dari perusahaan itu sendiri maupun dari pihak lain (DAR-DER). Dan hasil yang diperoleh juga berbeda dimana pada penelitian yang dilakukan peneliti hasilnya sama-sama saling mempengaruhi variable independen dalam hal ini PPh Badan Terutang.

Dapat dikatakan, setiap perusahaan yang selalu memperhatikan dan mengoptimalkan struktur modalnya, serta mempergunakan modal tersebut dalam membiayai operasionalnya secara tepat, akan membawa pengaruh yang menguntungkan baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi Negara, karena perusahaan dapat memperoleh laba yang besar sehingga penerimaan Negara dari sektor perpajakan khususnya Pajak Penghasilan (PPh) Badan juga turut meningkat.

Dalam hal ini perusahaan yang bergerak dalam bidang kimia juga memperoleh dampak secara signifikan berbagai masalah sekarang ini terjadi berkaitan dalam bidang kimia seprti halnya dalam bidang farmasi atau obat-obatan yang sekarang banyak di bicarakan.

Dalam hal ini banyak peneliti melakukan penelitian dari segi analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Pajak Penghasilan (PPh) Badan terutang,

Nur wachidah yulianti (2008).

Pengaruh struktur modal terhadap perolehan laba yang tercermin dalam harga saham. Diantaranya, Muhammad (2006) dalam judul Analisis Struktur Modal Terhadap harga Saham Perusahaan Obat-obatan Terbuka Di Bursa Efek Jakarta, Khodijah (2006), Analisis faktor-faktor Determinasi Srtuktur Modal dan Price Earning Ratio serta pengaruhnya terhadap harga saham.


(13)

Farah (2005) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Pajak Penghasilan, mengungkapkan bahwa struktur modal adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan informasi pajak penghasilan.

Berdasarkan atas apa yang telah dikemukakan, mendorong penulis untuk meneliti apakah terdapat pengaruh antara hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan Pajak Penghasilan (PPh) Badan terutang. Dengan mengambil studi kasus pada perusahaan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2003 sampai 2007, penulis mencoba menjawab pertanyaan tersebut dalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal Sendiri Dan Hutang Jangka Panjang Terhadap Pajak Penghasilan (PPh) Badan Terutang: Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2003 s.d 2007”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Pada penelitian ini, pembahasan akan ditekankan pada masalah pengaruh dari modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan (PPh) badan terutang. Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri terhadap PPh badan terutang?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara hutang jangka panjang terhadap PPh badan terutang?


(14)

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap PPh badan terutang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiria atas hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perusahaan industri kimia yang terdaftar di BEI berpengaruh terhadap Pajak Penghasilan Badan Terutangnya.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hutang jangka panjang terhadap perusahaan industri kimia yang terdaftar di BEI berpengaruh. c. Untuk mengetahui apakah stuktur modal sendiri dan hutang jangka panjang berpengaruh secara simultan terhadap PPh Badan terutang pada perusahaan industri kimia yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat bagi berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini diantaranya:

a. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah khususnya para fiskus untuk memutuskan besarnya modal sendiri atau perbandingan antara hutang dan modal perusahaan yang wajar untuk keperluan perhitungan pajak.


(15)

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil keputusan keuangannya, terutama dalam menentukan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri yang optimal sehingga dapat memaksimalkan laba operasional.

c. Bagi Akademisi

Sebagai tambahan referensi guna mempermudah akademisi dalam mempelajari modal sendiri dan hutang jangka panjang yang optimal yang dimiliki perusahaan, serta tambahan referensi tentang perpajakan.

d. Bagi Peneliti

Untuk memperdalam pengetahuan penulis, terutama yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan (PPh) Badan atau perusahaan serta dapat menambah pengetahuan penulis tentang modal sendiri dan hutang jangka panjang perusahaan.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Modal 1. Pengertian modal

Dibawah ini merupakan beberapa definisi mengenai modal yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli:

Menurut Prof. Meij dalam Riyanto (2001:18)

“Modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dengan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan. Yang dimaksudkan dengan kekayaan adalah daya beli yang terdapat dalam barang-barang modal. Dengan demikian maka kekayaan terdapat dalam neraca sebelah kredit”.

Menurut Thomas Copeland (1989) dalam Prawirosentono (2002), “Modal adalah suatu aktiva dengan umur lebih dari satu tahun yang tidak diperdagangkan dalam kegiatan bisnis sehari hari”.

Menurut Atmaja (2002 : 115),

“Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada di sisi kanan suatu neraca, yaitu utang, saham biasa, saham preferen dan laba ditahan”.

Berdasarkan beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa modal adalah item-item yang berada pada sisi kanan (kredit) neraca yang terdiri dari utang, saham biasa, saham preferen dan laba ditahan yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan sehari-hari.


(17)

2. Jenis modal

Menurut Prawirosentono (2002) secara umum jenis modal yang dapat diperoleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modalnya terdiri atas : a. Modal sendiri (Equity capital)

Modal sendiri adalah modal permanen, karena diinvestasikan dalam waktu yang lamanya tidak tentu, sepanjang perusahaannya masih beroperasi. Modal sendiri dalam suatu bisnis berbentuk :

1) Saham (stock)

Saham adalah surat berharga berupa tanda bukti penyertaan modal dalam perusahaan.

2) Cadangan penyusutan (depreciation allowance)

Cadangan penyusutan merupakan dana penyusutan yang harus dicadangkan dari nilai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.

3) Laba yang ditahan (retained earning)

FASB Statement mendefinisikan laba akuntansi sebagai perubahan dalam net asset dari suatu entitas selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik (Harahap, 1999:132). Secara umum, laba adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan atas usahanya. Laba yang dibagikan kepada para pemegang saham disebut deviden, sedangkan laba ditahan merupakan bagian dari


(18)

keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan sebagai deviden tetapi untuk ditanam kembali (reinvestment) dalam perusahaan. Riyanto (2001) menambahkan bahwa modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan secara yuridis modal inilah yang merupakan jaminan bagi para kreditur.

b. Modal pinjaman (Debt capital)

Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang merupakan utang (payable) yang harus dibayar kembali pada saat jatuh tempo nanti. Alasan perusahaan menggunakan modal pinjaman adalah karena modal sendiri yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh modal yang diperlukan. Berdasarkan periodenya, modal pinjaman dibagi dalam tiga golongan yaitu :

1) Modal utang jangka pendek (short term debt capital)

Modal utang jangka pendek merupakan utang berjangka kurang dari satu tahun. Umumnya sebagian utang jangka pendek merupakan kredit perdagangan (commercial credit).

2) Modal utang jangka menengah (intermediate term debt capital) Modal pinjaman jangka menengah merupakan modal utang yang jangka waktunya antara 1 sampai 10 tahun.

3) Modal utang jangka panjang (long term debt capital)

Modal utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari 10 tahun.


(19)

c. Pengertian Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari periode akuntansi. Hutang jangka panjang dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Hutang (pinjaman) jangka panjang hanya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan asset daerah dan dapat menghasilkan penerimaan (bai langsung maupun tidak langsung) untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat. Hutang (pinjaman) jangka panjang tidak dapat digunakan untuk membiayai belanja administrasi umum serta belanja operasional dan pemeliharaan.

Hutang jangka panjang terdiri dari: 1) Obligasi

Obligasi (bonds payable) merupakan salah satu instrumen utang jangka panjang. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan


(20)

jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik. Sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun. (Suwarno : 2003).

2) Wesel bayar hipotek (mortgage notes payable)

Wesel bayar hipotek (mortgage notes payable) adalah wesel yang dijamin oleh suatu dokumen yang disebut hipotek. Hipotek (mortgage) adalah hak yang diberikan kepada kreditor terhadap harta tidak bergerak atau properti sebagai jaminan. Pada perseroan, wesel bayar hipotek jarang digunakan daripada obligasi karena obligasi lebih memberikan keuntungan dalam mendapatkan pinjaman berjumlah besar.

3) Kredit investasi (long term loan)

Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank yang dapat digunakan untuk pembelian aktiva tetap.

a. Ekuitas pemegang saham

Ekuitas pemilik dalam perseroan didefinisikan sebagai ekuitas pemegang saham atau modal perseroan. Ada tiga kategori yang biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham :

1) Modal saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan. Saham pada dasarnya adalah bukti pemilikan atas


(21)

suatu perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Setiap unit usaha berbentuk PT wajib memiliki saham. Anggaran dasar sebuah PT menetapkan modal dasar (authorized capital) perusahaan dengan ketentuan tidak boleh lebih kecil dari Rp 20 juta. Pada saat pengesahan pendirian PT, sekurang-kurangya 25% dari modal dasar, yang ditetapkan dalam anggaran dasar tersebut, telah disetor penuh. Bukti penyetoran itulah yang disebut saham. (Suwarno : 2003). Adapun jenis dari saham adalah sebagai berikut:

a) Saham biasa (common stock)

Pemegang saham biasa akan mendapatkan deviden jika perusahaan mendapatkan keuntungan, namun jika perusahaan

mengalami kerugian, maka pemegang saham tidak

mendapatkan deviden. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. (Riyanto, 2001 : 241)

b) Saham preferen (preferred stock)

Pemegang saham preferen juga berhak mendapatkan deviden jika pada saat perusahaan mendapatkan keuntungan dan tidak mendapatkan deviden jika perusahaan mengalami kerugian. Pemegang saham preferen memiliki beberapa preferensi yaitu : (1) Deviden dari saham preferen dibagikan terlebih dahulu


(22)

(2) Apabila perusahaan dilikuidasi, maka dalam pembagian kekayaan saham preferen didahulukan daripada saham biasa. (Riyanto, 2001 : 241)

c) Saham kumulatif preferen (Cummulative preferred stock) Pemegang saham ini memiliki hak kumulatif atas deviden yang didapatkan. Artinya, jika perusahaan mengalami kerugian maka deviden yang didapat dikumulatifkan dengan deviden yang akan diterima jika perusahaan mendapatkan keuntungan. (Riyanto, 2001 : 242)

2) Tambahan modal disetor

Tambahan modal disetor berasal dari penerbitan modal saham. Nilai saham di dalam neraca selalu tercantum dalam nilai nominalnya. Jika pada saat emisi saham, nilai kurs di atas nilai pari, maka selisih nilai kurs dengan nilai nominal yang disebut agio saham ditambahkan sehingga akan memperbesar nilai saham dan dengan sendirinya akan memperbesar modal sendiri. Namun, jika pada saat emisi saham, nilai kurs di bawah nilai pari, maka selisih nilai kurs dengan nilai nominal yang disebut disagio saham dikurangkan sehingga akan memperkecil nilai saham dan dengan sendirinya akan memperkecil pula modal sendiri. (Riyanto, 2001 : 242)


(23)

3) Laba ditahan

Laba ditahan adalah modal yang dikembangkan jika bisnis berjalan dengan menguntungkan. Modal ini terdiri dari semua laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham (deviden) dan tetap diinvestasikan dalam perusahaan.

B. Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Dibawah ini ada beberapa definisi perpajakan yang diterangkan oleh beberapa orang ahli:

Menurut Soemitro dalam Resmi (2005:1),

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Definisi tersebut kemudian disempurnakan sehingga berbunyi, “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment”.

Menurut Feldmenn dalam Resmi (2005:1),

“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.

Sedangkan menurut UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan,


(24)

“Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Berdasarkan pada definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :

a. kontribusi dari rakyat kepada kas Negara b. Dipungut berdasarkan undang-undang

c. Tanpa ada kontraprestasi secara langsung dari Negara

d. Digunakan untuk membiayai pengeluaran rumah tangga Negara yakni pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2. Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak. Sedangkan subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan (Resmi, 2005:74).

Dan pengertian diatas telah berubah setelah dikeluarkannya UU No. 36 Tahun 2008 yang berbunyi:

Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Dalam pasal 2 ayat 1 UU No.36 Tahun 2008.


(25)

a. 1) Orang pribadi

(a) Dimulai sejak orang pribadi dilahirkan, berada, atau berniat tinggal di Indonesia. Terhadap orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, kewajiban pajak subyektifnya mulai timbul pada hari pertama berada di Indonesia.

(b) Berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.

2) Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak

b. Badan

c. Bentuk Usaha Tetap

d. Subyek pajak luar negeri dan dalam negeri

Sesuai dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 1, jenis penghasilan atau yang disebut objek pajak yaitu:

a. setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak.

b. baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.

c. yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak.

d. dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk:

1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,


(26)

honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalm bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.

2) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan. 3) Laba usaha.

4) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta.

5) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya.

6) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan lain karena jaminan pengembalian hutang.

7) Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

8) Royalti.

9) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. 10)Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

11)Keuntungan karena pembebasan utang kecuali sampai dengan. jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. 12)Keuntungan karena selisih kurs.

13)Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. 14)Premi asuransi.


(27)

15)Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalan usaha atau pekerjaan bebas.

16)Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

17)Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah.

18)Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

19)Surplus Bank Indonesia. 3. Pajak Penghasilan (PPh) Badan

Menurut Mardiasmo dalam Yuliafitri (2005:27), Badan terdiri dari perseroan terbatas, Commanditer, perseroan lainnya, Badan usaha milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi osial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya. Kewajiban pajak subjektif terhadap badan dimulai saat badan didirikan dan akan berakhir ketika badan dibubarkan.

Salah satu yang menjadi objek pajak penghasilan adalah laba usaha perusahaan. Dalam pasal 17 ayat 1 (b) UU No.36 Tahun 2008, tarif pajak untuk wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut :


(28)

Tabel 2.1

Tarif Pajak Wajib Pajak Badan dan Bentuk Usaha Tetap

2009 28%

2010 dan selanjutnya 25%

PT. yang 40% sahamnya diperdagangkan di BEI 5%

Lebih rendah

dari yang

seharusnya.

Dasar perhitungan pajak dilihat dari laba fiskal perusahaan. Ditinjau dari segi kepentingan, maka laporan keuangan yang dibuat perusahaan memiliki dua kepentingan yaitu kepentingan komersil dan kepentingan fiskal. Untuk kepentingan komersil, laporan keuangan dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sedangkan untuk kepentingan fiskal laporan keuangan dibuat berdasarkan peraturan perpajakan (Undang-undang PPh) yang berlaku. Oleh karena itu, wajib pajak badan harus melakukan rekonsiliasi fiskal untuk memperoleh nilai laba fiskal yang akan dijadikan dasar dalam perhitungan pajak penghasilan badan terutangnya (Resmi, 2005: 329).

4. Pajak penghasilan (PPh) pasal 6

Berdasarkan penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:

a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:


(29)

1) Biaya pembelian bahan

2) Biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium dsb.

3) Bunga, sewa dan royalti. 4) Biaya perjalanan.

5) Biaya pengolahan limbah. 6) Premi asuransi.

7) Biaya promosi dan penjualan yang berkaitan dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

c. Iuran kepada dana pension yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

e. Kerugian selisih kurs mata uang asing.

f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.

g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan. h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.


(30)

5. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 9

Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:

a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha Koperasi. b. Biaya yang dibebankan atau yang dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota.

c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan…!

6. Pajak Penghasilan (PPh) 25

Pajak Penghasilan (PPh) 25 merupakan pasal 25 dalam UU PPh No.17 Tahun 2000 yang mengatur tata cara pembayaran pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak dengan cara angsuran. Berdasarkan pasal 25 ayat (1) bahwa besarnya angsuran pajak yang dibayar setiap bulan oleh wajib pajak adalah sebagian pajak penghasilan terutang menurut Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak penghasilan yang dikurangi:

a. PPh yang dipotong yaitu PPh 21 dan 23 serta PPh yang dipungut yaitu PPh 22

b. PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan dalan hal ini PPh 24.

7. Pajak Penghasilan (PPh) 28A dan 29

Pada akhir tahun wajib pajak baik dalam negeri maupun luar negeri yang melakukan bentuk usaha tetap, diwajibkan melakukan penutupan


(31)

pembukuan. Dalam pembukuan akhir tahun ini, maka dapat dikenai PPh berupa pasal 28A dan 29

Berdasarkan pasal 28A UU PPh No.17 Tahun 2000, jika PPh terutang lebih kecil dari jumlah kredit pajak (terdiri dari PPh 21, 22, 23, 24, dan 25) sehingga menimbulkan lebih bayar. Atas kelebihan ini wajib pajak dapat mengajukan restitusi atau dikompensasi untuk tahun berikutnya setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan.

Sedangkan menurut pasal 29 UU PPh No.17 Tahun 2000, jika PPh terutang untuk suatu tahun takwim lebih besar dari jumlah kredit pajak sehingga menimbulkan kurang bayar. Atas kekurangan pembayaran tersebut maka harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir.

C. Konsep Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter. Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan (Kieso, 2002:3). Laporan keuangan juga merupakan sarana pertanggungjawaban (accountability) dan menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya (Harahap, 1999 : 121)


(32)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagaimana dikutip oleh Yuliafitri (2005) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Garisson (1988) sebagaimana dikutip oleh Suhardito (2000) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah membantu para pemakai potensial laporan keuangan untuk memprediksi masa depan melalui perbandingan atau analisis (Nurhayati :2005).

Gibson dan Bayer (1980), Gibson (1982), serta Lev dan Thiagarajan (1993) sebagaimana dikutip oleh Zainuddin dan Hartono (1999 : 66-90) mencatat bahwa untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis atas laporan keuangan sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan, analisis laporan keuangan sangat berguna dalam pemgambilan keputusan ekonomis antara lain, penetapan struktur modal dalam meningkatkan profitabilitas bagi kemakmuran pemilik perusahaan (Nurhayati : 2005).

Laporan Laba Rugi merupakan salah satu laporan keuangan yang wajib dibuat oleh perusahaan. Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi membantu para pemakai untuk mengevaluasi


(33)

kinerja masa lalu dan memberikan masukan tentang pencapaian tingkat arus kas tertentu di masa depan (Kieso, 2002:150-151)

Selain laporan laba rugi, Neraca juga merupakan salah satu laporan keuangan yang wajib dibuat oleh perusahaan. Neraca didefinisikan sebagai laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik atau pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan (Kieso, 2002:216-217). 2. Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan

IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (1994:24) sebagaimana dikutip oleh Farah (2005) menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang yang membuat informasi dapat berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu:

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis, dan akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Informasi harus relevan sehingga mampu memberikan manfaat bagi para pemakai.


(34)

c. Keandalan

Informasi dikatakan andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan. d. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas dapat digambarkan kerangka pemikiran model penelitian ini yaitu :

yx1 rx1x2

yx2

Gambar 4.12 Diagram Jalur Hutang Jangka

Panjang (X2)

Pajak Penghasilan (PPh) Badan

Terutang Modal Sendiri


(35)

E. Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Penulis mengambil judul penelitian tentang analisis pengaruh modal sendiri dan hutang jangka panjang dengan memperhatikan penelitian yang pernah dilakukan mengenai analisis struktur modal terhadap PPh badan. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan yaitu : 1. Penelitian mengenai pengaruh struktur modal terhadap harga saham oleh

Muhammad (2006). Penelitian tersebut mengambil sampel seluruh perusahaan farmasi dan obat-obatan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2001 sampai 2004 sebanyak 10 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur modal yang diukur melalui 4 variabel, yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Long Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Equity to Asset Ratio (EAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial DER dan EAR memiliki pengaruh positif terhadap harga saham sebesar 0,025% dan 0,379%. Koefisien determinasi sebesar 77,28% menerangkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Long Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Equity to Asset Ratio (EAR) mempengaruhi harga saham. 2. Penelitian mengenai struktur modal pernah dilakukan pula oleh Khodijah

(2006) dengan judul Analisis faktor-faktor Determinasi Srtuktur Modal dan Price Earning Ratio serta pengaruhnya terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Path Analysis, menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang mempunyai pengaruh baik


(36)

secara langsung maupun tidak terhadap struktur modal yaitu struktur aktiva dan profitabilitas dengan nilai 16,4% dan 2,7%.

3. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pendanaan pernah dilakukan oleh Nurhayati (2005) dalam skripsinya yang berjudul variabel-variabel yang mempengaruhi Struktur Pendanaan dan Rentabilitas Modal Sendiri. Adapun hasil penelitiannya adalah bahwa secara parsial ukuran perusahaan dan beban pajak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur pendanaan.

4. Penelitian mengenai pengaruh struktur modal terhadap pengungkapan informasi pajak penghasilan pernah dilakukan oleh Farah (2005) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Pajak Penghasilan. Dengan mengambil sampel perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEJ pada tahun 2004, disimpulkan bahwa struktur modal yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER), tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap informasi pengungkapan pajak penghasilan.

5. Penelitian mengenai pengaruh struktur modal terhadap PPh badan dengan mengambil sampel 5 perusahaan perdagangan eceran pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Nurwachidah (2008). Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio secara simultan berpengaruh terhadap PPh badan terutang pada perusahaan perdagangan eceran yang terdaftar di BEI.


(37)

F. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ha : Modal sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap PPh Badan Terutang

Ho : Modal sendiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PPh Badan Terutang.

2. Ha : Hutang jangka panjang berpengaruh secara signifikan terhadap PPh Badan Terutang.

Ho : Hutang jangka panjang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PPh Bdan Terutang.

3. Ha : Modal sendiri dan hutang jangka panjang berpengaruh secara signifikan terhadap PPh badan Terutang.

Ho : Modal sendiri dan hutang jangka panjang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PPh Badan Terutang.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini dengan mengambil lokasi penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena, peneliti menganggap BEI merupakan tempat yang tepat untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti yaitu berupa laporan keuangan perusahaan industri kimia. Data laporan keuangan yang digunakan adalah data dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian adalah semua perusahaan kimia yang terdaftar di BEI dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 sebanyak 12 perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti dapat mengambil 5 perusahaan sebagai sampel. Sampel tersebut diambil berdasarkan purposive sampling, yakni teknik yang dilakukan berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu. (Indriantoro dan Supomo : 2002)

Adapun kriteria dalam pemilihan sampel adalah :

1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian tahun 2003 sampai tahun 2007.

2. Kelengkapan laporan keuangan dari tahun 2003 sampai tahun 2007 3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember.


(39)

4. Pada tahun-tahun yang diteliti, perusahaan harus memiliki laba kena pajak (fiskal), sehingga memiliki beban pajak kini atau Pajak Penghasilan terutang.

Perusahaan kimia yang menjadi sampel dalam penelitian ini seperti terlihat dalam tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Daftar Sampel

Sumber: Perusahaan sector kimia yang terdaftar di BEI

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder, sementara teknik pengumpulan data guna melengkapi penelitian ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :

1. Penelitian laporan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data perusahaan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan tahun 2003 sampai 2007.

2. Metode Kepustakaan

Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan dengan melihat

annual report perusahaan sampel pada Pusat Referensi Pasar Modal No Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing

1 INCI PT. Intan Wijaya Internasional, Tbk 24 Juli 1990 2 EKAD PT. Ekadharma Internasional, Tbk 14 Agustus 1990 3 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 08 Agustus 1990 4 ETWA PT. Eterindo Wahanatama, Tbk 16 Mei 1997 5 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk 06 November 1989


(40)

(PRPM) serta dengan melihat referensi dari buku, jurnal, majalah, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian penulis. Selain itu penulis juga melakukan penelusuran melalui internet dalam website www.jsx.co.id yang sekarang berganti menjadi www.bei.co.id.

D. Pengujian Hipotesis

Analisis data menggunakan metode analisis jalur atau Path Analysis yang dimaksudkan untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dimana variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui satu atau lebih variabel perantara (Jonathan Sarwono, 2007:147). Pada dasarnya analisis jalur merupakan bagian dari analisis regresi linear berganda yang diperluas untuk menaksir secara eksplisit hubungan kausalitas diantara variabel-variabel yang akan diuji yang telah ditetapkan sebelumnya.

Didalam analisis jalur (Path Analysis), pada setiap variabel memiliki keterkaitan baik itu regresi maupun korelasi dan harus digambarkan dengan jelas. Dalam menggambarkan diagram jalur yang perlu diperhatikan adalah anak panah yang menggambarkan hubungan diantara variabel tersebut dimana anak panah berkepala satu merupakan hubungan regresi dan anak panah berkepala dua adalah hubungan korelasi (Ghozali 2001:161).

Disetiap anak panah terkandung nilai koefisien jalur yang menggambarkan seberapa besar hubungan ataupun pengaruh variabel-variabel yang dihubungkan oleh anak panah tersebut. Koefisisen jalur adalah besarnya


(41)

pengaruh langsung suatu variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam setiap penelitian yang menggunakan analisis jalur, penentuan model diagram jalur merupakan tahap pertama yang sangat penting dalam memulai analisis ini.

Analisis jalur bertujuan untuk menunjukkan akibat lagsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk diagram jalur ditentukan oleh proporsi teoritis yang berasal dari kerangka pemikiran atau empiris pada permasalahan yang dianalisis. Dalam hal ini dapat digambarkan dalam hubungan seperti ini :

Pyx1 rx1x2

Pyx2

Persamaan yang digunakan untuk analisis jalur adalah: Y = yx1 X1 + yx2 X2 + y 1

Dimana:

Y = Pajak Penghasilan (PPh) Badan Terutang

y1 = Derajat pengaruh relative langsung X1 ke Y

X1 = Modal Sendiri

Modal Sendiri (X1)

Hutang Jangka Panjang (X2)

Pajak Penghasilan (PPh) Badan


(42)

y2 = Derajat pengaruh relative langsung X2 ke Y

X2 = Hutang Jangka Panjang

= Variabel Error (Ketidaknormalan)

E. Operasional Variabel

! " #

"

$ % %

&

' !


(43)

BAB IV

!

" # $

! ,

" "

- " .

/ 0 ! /

/ 0 ! /

1 23 3 " 45

+ 6 / ) ! )*

1

-1 1 37 5 ( 457 / 1 5&4!

/ 1 587! / 1 58

-! 1 ,7 &

+ &777 ) 9 * ) ! )* /

/ 0

: $ / 0 /

( * ; 1 :;

& &,< */ 7 73 /* &777 &, ) &777 /


(44)

&77&

1 23 & &77& 1 = >

)*

) & !

" 6

6 ?

> 0 0 ,! +

+ = / / ! + =

+ / > @>- ! !

> )

45< *

1 ) ! -" ! * !

42 87A 8 <7A

9

!

&778 &77<


(45)

/ 3

/ 0 ! / 1 ( ) ! * +

/ / &778 &77<

Sumber : Data laporan keuangan BEI

PT. Intan Wijaya Internasional , Tbk memiliki nilai rata-rata modal sendiri dari tahun 2003 sampai tahun 2007 sebesar Rp.153.439 juta. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata modal yang digunakan oleh perusahaan bersumber dari modal sendiri yaitu sebesar Rp.153.439 dalam 5 tahun.

Nilai rata-rata hutang jangka panjang dari tahun 2003 sampai tahun 2007 sebesar Rp.1079,6. Sedangkan rata-rata PPh Badan yang terutang dari tahun 2003 sampai 2005 sebesar Rp.4.652,6 juta, karena pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan tidak mmbayar hutang jangka panjang karena perusahaan rugi.

& / ! /

Variabel Tahun Rata- Rata 2003 2004 2005 2006 2007

Modal Sendiri 144963 153417 160482 152231 156100 153439 Hutang Jangka P 956 1220 1144 1007 1071 1079,6 PPh Badan Terutang 3486 5024 5448 0 0 4652,6


(46)

/ ! /

45

/ 0 B "

458

453

1 :

@)-C1-)*@-C 452

!

9 - 447

/ /

)

" $ !

45 !

(


(47)

( ! . &7

!

! . /

? ! B ! ; ! )

$ $ !

9

!

&778 &77<

/ 3 &

/ ! /

1 ( ) ! * + /

/ &778 &77<

) . = >

/ ! / ;

&778 &77< ?

,, 725!2 ! &778 &77<

Variabel Tahun Rata- Rata 2003 2004 2005 2006 2007

Modal Sendiri 49787 52036 54805 57875 60840 55068,6

Hutang Jangka P 0 0 0 0 0 0


(48)

/

! / $

1 ; /

! / ? 4 7 &778

&77<

8 / 9 1 ! /

/ 9 1 ! /

+ !

45&

) !

> $

" / 9 1 1 / !

) !

>

; ! 1 $


(49)

$

" !E

@ 1! ) * 0 9 9 $

)* ; (

- F$ = - F= ! 1

/ >

! 27 1 37

- F=

9 ;

D +

$

!E !

9

! !

$ 9 + 9

9

!

&778 &77<


(50)

/ 9 1 ! /

1 ( ) ! * + /

/ &778 &77<

Sumber : Data laporan Keuangan BEI

PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk memiliki nilai rata-rata modal sendiri dari tahun 2003 sampai tahun 2007 sebesar Rp. 108.354,2 juta hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar biaya operasional perusahaan yang digunakan untuk pembelian aktiva dibiayai dari modal sendiri sedangkan hutang jangka panjang PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk hanya sebesar Rp. 1.317 juta dan hanya digunakan dari tahun 2003, 2006 dan 2007. PPh badan yang dikeluarkan oleh perusahaan dari tahun 2003 sampai dengan 2007 yaitu sebesar Rp. 2.063,4 juta.

3 / 0 ! /

/ 0 ! /

/ 2 ( 44& @ ;

( 1 1 2 425

@ ; 1 & 4<7

) 8 - !

Variabel Tahun Rata- Rata 2003 2004 2005 2006 2007

Modal Sendiri 103232 110051 111379 107855 109254 108354,2 Hutang Jangka P 2036 0 0 487 1590 1371 PPh Badan Terutang 108 4156 2387 1424 2242 2063,4


(51)

!

!

? @ ) /

& - &773

$ 1 ! ) * !

( : - ! ( : 1 & - &773

; ;

) &773!

$ - - ! $

! 6 -$ ( ;6-(

;

442 ( /1! = ,! +

B ( 1 +

/ " /

0 / /0- $

@(- !

* @ 6 !

" ! + ! ? &,#8#&774

! $


(52)

/0-/ ! !

/0-" 28!4, ? 52 ? 3

! !

" /0- 5 ( &774

-" $ !

&7 ( &774

! 9

/0-$

$ ? @ )

?@ )

9

!

&778 &77<

Tabel 4.4

PT. Eterindo Wahanatama, Tbk

Nilai Modal Sendiri, Hutang Jangka Panjang dan (PPh) Badan Terutang / &778 &77<

Variabel Tahun Rata- Rata 2003 2004 2005 2006 2007

Modal Sendiri 392306 353944 351846 361836 368530 365692,4 Hutang Jangka P 47237 52428 55980 95531 35992 57433,6


(53)

Sumber : Data laporan Keuangan BEI

PT. Eterindo Wahanatama, Tbk memiliki nilai rata-rata modal sendiri dari tahun 2003 sampai 2007 sebesar Rp.365.692,4 juta, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang bergerak di sector kimia mempunyai modal sendiri yang lebih besar dari pada hutang jangka panjang yaitu sebesar Rp.57.433,6 juta selama 5 tahun. Sedangkan PPh badan yang dikeluarkan perusahaan dari tahun 2004 sampai 2007 sebesar Rp.920,7 juta. PT. Eterindo Wahanatama, tbk pada tahun 2003 tidak dikenakan PPh badan terutang karena perusahaan pada tahun tersebut rugi.

, / @ : ! /

/ @ : ! /

? @ ;

( - 1 / 42<! @ ;

1 / 4<7!

)* 1 & / < 6 458!

1 88 / 8 ( 458

-1 :&;3 &4;*/ 7 7 / G58

/ 87 ( 458 1

? 1 38! 1 57 / &5 ( 45,

-! > ! ) *!


(54)

!

( * * - (

1 0<;*/ 7 73;&27<

/ 4 &772 1

? 1 73 / 1 83< / &4

&772

8 - !

$ H

! !

9 ) !

H !

+ !

( ! ) >

0 @ :! + + B ) ! > 2;<! +

$

1 45,

9

!

&778 &77<

Tabel 4.5


(55)

Nilai Modal Sendiri, Hutang Jangka Panjang dan (PPh) Badan Terutang Tahun 2003 s.d 2007 (disajikan dalam jutaan rupiah)

Sumber : Data laporan Keuangan BEI

PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk memiliki nilai rata-rata modal sendiri Rp.1.088.023,4 juta, pada tahun 2003 modal sendiri yang ada pada perusaan paling kecil dibandingkan dengan tahun-tahun yang lain, akan tetapi rata-rata nilai modal sendiri masih lebih besar dari pada hutang jangka panjang yaitu sebesar Rp.714.801,2 juta, sedangkan nilai rata-rata PPh badan terutang dari tahun 2003 sampai 2007 sebesar Rp.47.613,6 juta.

! % % %$ & '

( )

3 2 9

' ,

" " "

&778 &77<

/ 3 2

)

( )

Variabel Tahun Rata- Rata 2003 2004 2005 2006 2007

Modal Sendiri 844108 1088309 1193199 1110107 1204394 1088023,4 Hutang Jangka P 907738 886797 796155 771290 212026 714801,2


(56)

Tahun

No Nama

Perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-Rata

1. INCI 144.963 153.417 160.482 152.231 156.100 153.439

2. EKAD 49.787 52.036 54.805 57.875 60.840 55.068,6

3. DPNS 103.232 110.051 111.379 107.855 109.254 108.354,2

4. ETWA 392.306 353.944 351.846 361.836 368.530 365.692,4

5. UNIC 844.108 1.088.309 1.193.199 1.110.107 1.204.394 1.088.023,4

Rata-rata

industri 306.879 351.551,4 374.342,2 357.980,8 379.823,6

Nilai

Tertinggi 392.306 1.088.309 1.193.199 1.110.107 1.204.394

Nilai

terendah 49.787 52.036 54.805 57.875 60.840

Sumber : Data laporan Keuangan BEI

Berdasarkan tebel 4.6 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata modal sendiri pada industri yang bergerak di sector kimia yang terdaftar di BEI selalu berfluktuasi dari tahun 2003 sampai 2007 yaitu sebesar Rp.306.879 juta pada tahun 2003; Rp.351.551,4 juta pada tahun 2004; Rp.374.342,2 juta pada tahun 2005; Rp.357.980,8 juta pada tahun 2006; Rp.379823,6 juta pada tahun 2007. Nilai ini menunjukkan rata-rata modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan yang bergerak di sector kimia tergolong tinggi. Dengan kata lain, pada perusahaan yang bergerak di sektor kimia penggunaan modal sendiri lebih dominan.

Pada tahun 2003 PT. Eterindo Wahanatama, Tbk memiliki Modal sendiri yang tergolong tinggi di bandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain, akan tetapi pada tahun 2004 sampai 2007, PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk tercatat memiliki modal sendiri yang cukup besar dibandingkan dengan perusahaan lain. Sementara PT. Ekadharma Internasional, Tbk tercatat memiliki modal sendiri yang terendah akan tetapi nilainya dari tahun 2003 sampai 2007 terus bergerak naik.


(57)

9

'& ,

" &778

&77<

Tabel 4.7 Deskripsi Statistik

Hutang Jangka Panjang (dalam jutaan rupiah)

No Nama

Perusahaan Tahun Rata-Rata

2003 2004 2005 2006 2007

1. INCI 956 1220 1144 1007 1071 1079,6

2. EKAD 0 0 0 0 0 0

3. DPNS 2036 0 0 487 1590 1371

4. ETWA 47237 52428 55980 95531 35992 57433,6

5. UNIC 907738 886797 796155 771290 212026 714801,2

Rata-rata

industri 239491,8 313481,7 284426,3 217078,7 62669,7

Nilai

Tertinggi 907738 886797 796155 771290 212026

Nilai terendah 0 0 0 0 0

) .

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai industri hutang jangka panjang perusahaan kimia yang terdaftar di BEI dari tahun 2003 sampai 2007 adalah sebesar Rp.239.491,8 juta 2003; Rp.313481,7 juta 2004; Rp.284.426,7 juta 2005; Rp.217.078,7 juta 2006; Rp.62.669,7 juta 2007. Sedangkan PT. Ekadharma Internasional, Tbk tidak memiliki nilai rata-rata kerena PT. Ekadharma Internasional, Tbk tidak memiliki hutang jangka panjang.


(58)

1 ; / @ : ! / !

; ? << &47

8 /

9 3 5

, " &778

&77<

"" "

/ 3 5

) /

Tahun

N o Nama

Perusahaan 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-Rata

1. INCI 3.486 5.024 5.448 0 0 4.652,6

2. EKAD 1.577 1.787 1.328 2.397 2.461 62.669,7

3. DPNS 108 4.156 2.387 1. 424 2.242 2.063,4

4. ETWA 0 577 902 966 1.238 920,7

5. UNIC 50.691 74.767 57.420 29.779 25.411 47.613,6

Rata-rata

industri 13.965,5 17.262,2 13.497 8.641,5 7.838

Nilai

Tertinggi 50.691 74.767 57.420 29.779 25.411

Nilai

terendah 0 577 902 966 1.238


(59)

3 5 9 &778

&77< ; ,

"

( &778 ? 8 42,!,

? < &2&!& &773!

&77, ? 8 34< ! &772

$ " ? 5 23 !, &77<

? < 585

1 &773 /

@ : ! /

? 755 874 > $

/ 0 ! /

" $

$ F

/ @ : ! /

( ;(

> &772 9

"

/ @ : ! /

&773 ? &8& < / @


(60)

( ) % @

- #

$ $

* + % ,

a Predictors : (Constant), hutang jangka panjang, modal sendiri

) . F ) ))

Model

R R.Square Adjust R Std. Error Durbin Square of the Estimate Watson 1 ,947a ,897 ,888 6868397241 2,109


(61)

Besarnya angka R Square adalah 0,897. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan (PPh) badan. Dan hasil dari R Square yaitu sebesar 89,7%. Angka tersebut memiliki maksud bahwa pengaruh modal sendiri dan hutang jangka panjang secara bersamaan terhadap pajak penghasilan (PPh) badan hanya sebesar 10,3% (100% - 89,7%). Dengan kata lain variabel PPh badan terutang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel modal sendiri dan hutang jangka panjang sebesar 89,7%, sedangkan pengaruh 10,3% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar variabel modal sendiri dan hutang jangka panjang. Salah satunya yaitu hutang jangka pendek, dll. Salah satu faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi pajak penghasilan (PPh) badan terutang yaitu laba yang dihasilkan oleh perusahan yang didapatkan dari hasil penjualan.

Dengan demikian penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fajriah (2009) yang secara bersama-sama

mempengaruhi atau signifikan terhadap pajak penghasilan (PPh) badan terutang dilihat dari segi ROA dan ROE. Karena dalam hal ini perusahaan dalam menghasilkan laba menggunakan ROA dan ROE sehingga hasil penjualan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan menambah nilai pajak penghasilan (PPh) badan terutang bagi perusahaan.


(62)

Untuk mengetahui apakah model path diatas sudah benar atau masih salah, diperlukan uji hipotesis dengan menggunakan angka F (lihat tabel 4.9).

Tabel 4.9 Nilai Sig ANOVA

$ . : ! !

.

) . F ) ))

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan (PPh) badan terutang, yaitu dilihat dari besarnya angka signifikansi (sig) penelitian dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Jika sig penelitian < 0,05 maka ada hubungan linier antara modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan. Dalam penelitian ini nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 maka terdapat hubungan linier dari modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan (PPh) badan terutang. Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar. Dan dapat diambil Kesimpulan bahwa modal sendiri dan hutang jangka panjang secara bersama-sama mempengaruhi pajak penghasilan

Model Sum of Mean F Sig. Square Df Square

1 Regression 9,0E+021 2 4,517E+021 95,749 ,000a

Residual 1,0E+ 021 22 4,717E+019 Total 1,0E+022 24


(63)

(PPh) badan terutang. Yaitu sebesar 95,749%, maka dengan demikian Ha dapat diterima dan menolak Ho.

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara modal sendiri terhadap PPh badan terutang, dan hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan (PPh) badan terutang yaitu, dengan menggunakan uji T. Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh kedua variabel tersebut (X1 dan X2) dapat menggunakan angka beta atau standardized coefficient.

Tabel 4.10 Uji T Coefficient

a DependenvVariable: pajak penghasilan (PPh) badan

) . F ) ))

Dengan melihat tabel 4.10 diatas dapat diketahui pula 1) Pengaruh modal sendiri terhadap PPh badan terutang

Hasil uji coefficient pada tabel 4.10 untuk variabel modal sendiri, terhadap pajak penghasilan (PPh) badan terutang, yaitu dengan melihat

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients

Model

B Std.Error Beta t Sig

1 (Constant) 2,1E+008 2,0E+009 ,105 ,917 Modal S ,006 ,007 ,119 ,877 ,390 Hutang


(64)

besarnya angka T penelitian. Apabila T penelitian > T tabel maka hal itu dapat dihitung dengan mencari taraf signifikasi 0,05 dan derajat kebebasan (DK) n-2 atau 25-2 = 23.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh angka T penelitian sebesar 0,877 < T tabel sebesar 1,7139. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan linier antara modal sendiri terhadap pajak penghasilan (PPh) badan yaitu sebesar 0,119% atau 11,9.

Dimana modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan berasal dari modal saham, laba ditahan yang dalam hal ini tidak dikenakan biaya bunga yang mengakibatkan PPh badannya yang dikeluarkan relatif tetap atau tidak terdapat pengaruh.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Nur wachidah Yulianti (2008) yang menyatakan bahwa nilai Equity berpengaruh positif terhadap PPh badan terutang yang merupakan refleksi dari laba perusahaan, dimana dalam hal ini proporsi utang dan modal yang optimal dengan pengelolaan yang baik dapat meningkatkan laba perusahaan yang pada akhirnya dapat menambah besarnya nilai dari PPh badan terutang.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan Fajriah (2009) yang menyatakan bahwa Profitabilitas laba yang bersumber dari Equity berpengaruh secara signifikan terhadap PPh badan terutang dimana total Equity digunakan besar untuk menghasilkan laba yang besar sehingga PPh badan yang akan dikeluarkan juga besar. Jadi kesimpulannya adalah Ha ditolak sedangkan Ho diterima.


(65)

2) Pengaruh hutang jangka panjang terhadap PPh badan terutang

Hasil uji coefficient pada tabel 4.10 di atas, yaitu melihat apakah terdapat hubungan linier antara hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan (PPh) badan. Kriteria yang digunakan sama dengan pengujian pertama. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan angka T penelitian 6,233 > T tabel 1,7139 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier antara hutang jangka panjang terhadap pajak penghasilan (PPh) badan dengan pengaruhnya sebesar 0,843 atau 84,3%.

Menurut Resmi (2004 : 139) Hal ini disebabkan hutang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan laba usaha terdapat biaya atau beban bunga yang dapat menjadi pengurang pajak yang juga relatif besar. Maka tidak jarang pemilik perusahaan mengatasnamakan modal pribadi mereka sebagai hutang untuk memperkecil PPh badan terutangnya. Jadi kesimpulannya adalah Hadapat diterima dan Ho ditolak.

Fajriah (2009) dalam penelitiannya membuktikan bahwa nilai hutang terhadap profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PPh badan terutang, diman besarnya hutang yang digunakan juga akan mengurangi pajak yang akan dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

->


(66)

0 – 0,25 : korelasi sangat lemah (tidak ada) >0,25- 0,5 : korelasi cukup kuat

>0,5- 0,75 : korelasi kuat >0,75 – 1 : korelasi sangat kuat

Tabel 4.11 Analisis Korelasi Correlations

**

Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed).

) . F ) ))

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel modal sendiri dan hutang jangka panjang sebesar 0,862 berarti hubungan antara variabel modal sendiri dan hutang jangka panjang sangat kuat dan searah karena hasilnya positif. Searah artinya jika nilai modal sendiri dan

Modal Hutang Sendiri JangkaP Modal Sendiri Pearson C 1 ,862**

Sig. (2-tailed) . ,000 N 25 25 Hutang Jangka Pearson C ,862** 1 Panjang Sig. (2-tailed) ,000 . N 25 25


(67)

hutang jangka panjang naik maka nilai pajak penghasilan (PPh) badan juga akan naik. Korelasi kedua variabel ini bersifat signifikan karena angka signifikasi sebesar 0,000 < 0,005.

Berdasarkan hasil keseluruhan pengujian diatas dapat dibuat diagram jalurnya (4.12) dari persamaan struktural sebagai berikut:

Y = 0,119X1 + 0,843X2 + 0,103

= 0,103 yx1 = 0,119

rx1x2 = 0,862

yx2 =0,843

Gambar 4.1 Diagram Jalur Modal Sendiri

(X1)

Hutang Jangka Panjang (X2)

Pajak Penghasilan (PPh) Badan


(68)

$

9 $

; $

54!<A *

)

7! 4 !4A

7!538 53!8A ) *F

*

* 9

" )


(69)

> " "

" 7!777 I 7!7,

+ 9

3 & 9

*

> " + ! = !

( ) ' * +

'&

Variabel Koefisien Tidak Mempengaruhi Pengaruh Jalur Mempengaruhi Bersama X1 0,119 0,119 - -

X2 0,843 - 0,843 - 1 0,103 - 0,103 -


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

. % &

/

!

, $

" 9 , &778

&77< ( .

$ "

( 9

* *

&

$ " (

9 "


(71)

* * 8

$ ; $

"

*

* ( 9

! & $ %

.

* 9

*

9 !

$


(72)

& * 9

* 9

9

)

+ $

8 9 ;

* 9

3 !


(73)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. 2002. Manajemen Keuangan (edisi revisi). Andi : Yogyakarta

Brigham, F.Eugene dan F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku Dua. Erlangga : Jakarta

Farah, Wilda. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Pajak Penghasilan. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate Melalui Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro : Semarang

Harahap, Sofyan Syafri. 1999. Teori Akuntansi. Raja Grafindo Persada : Jakarta Indriantoro, Nur, dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. BPFE : Yogyakarta

Khodijah, Siti. 2006. Analisis faktor-faktor Determinasi Srtuktur Modal dan Price Earning Ratio serta pengaruhnya terhadap harga saham. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta

Kieso, E.Donald. 2002. Akuntansi Intermediate jilid I edisi kesepuluh. Erlangga : Jakarta

. 2002. Akuntansi Intermediate jilid II edisi kesepuluh. Erlangga : Jakarta

Nurhayati. 2005. Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi Struktur Pendanaan dan Rentabilitas Modal Sendiri. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta Pajak untuk Industri Retail, diakses tanggal 21 Juni 2007 dari

http://masalahpajak.blogspot.com

Prawirosentono, Suyadi. 2002. Pengantar Bisnis Modern Studi Kasus Indonesia dan Analisis Kuantitatif. Bumi Aksara : Jakarta


(74)

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Empat. BPFE : Yogyakarta

Yuliafitri. Indri. 2005. Analisa Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Dan Operating Asset Turnover Terhadap Tingkat Rentabilitas Sebelum Dan Sesudah Pajak. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta

Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan Memaknai

Analisis Jalur (Path Analysis), CV ALFABETA, Bandung, 2007.

Sarwono, Jonathan. “Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2007.

Santoso Singgih, “SPSS Mengolah Data Statistik secara professional”, Elek Media Komputindo, Jakarta, 2001.

Sekaran, Uma. “Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis Buku Satu”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Sekaran, Uma.”Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis Buku Dua”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Sugiono. “metodelogi Penelitian Bisnis”, CV ALFABETA, Bandung, 2004. www. idx.co.id

Yulianti, Nurwachidah. 2008. Analisis Struktur Modal Terhadap PPh badan terutang (Studi Kasus Pada Perusahaan Perdagangan Eceran Yang Terdaftar di BEI). UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.


(1)

> " " " 7!777 I 7!7,

+ 9

3 & 9

*

> " + ! = !

( ) ' * +

'&

Variabel Koefisien Tidak Mempengaruhi Pengaruh Jalur Mempengaruhi Bersama X1 0,119 0,119 - - X2 0,843 - 0,843 - 1 0,103 - 0,103 - X1 dan X2 - - - 0,897


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

. % &

/

!

, $

" 9 , &778

&77< ( .

$ "

( 9

* *

&

$ " (

9 "


(3)

* * 8

$ ; $

"

*

* ( 9

! & $ %

.

* 9

*

9 !

$


(4)

& * 9

* 9

9

)

+ $

8 9 ;

* 9

3 !


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. 2002. Manajemen Keuangan (edisi revisi). Andi : Yogyakarta

Brigham, F.Eugene dan F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku Dua. Erlangga : Jakarta

Farah, Wilda. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat

Pengungkapan Informasi Pajak Penghasilan. UIN Syarif Hidayatullah :

Jakarta

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate Melalui Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro : Semarang

Harahap, Sofyan Syafri. 1999. Teori Akuntansi. Raja Grafindo Persada : Jakarta Indriantoro, Nur, dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. BPFE : Yogyakarta

Khodijah, Siti. 2006. Analisis faktor-faktor Determinasi Srtuktur Modal dan Price

Earning Ratio serta pengaruhnya terhadap harga saham. UIN Syarif

Hidayatullah : Jakarta

Kieso, E.Donald. 2002. Akuntansi Intermediate jilid I edisi kesepuluh. Erlangga : Jakarta

. 2002. Akuntansi Intermediate jilid II edisi kesepuluh. Erlangga : Jakarta

Nurhayati. 2005. Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi Struktur

Pendanaan dan Rentabilitas Modal Sendiri. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta

Pajak untuk Industri Retail, diakses tanggal 21 Juni 2007 dari http://masalahpajak.blogspot.com

Prawirosentono, Suyadi. 2002. Pengantar Bisnis Modern Studi Kasus Indonesia

dan Analisis Kuantitatif. Bumi Aksara : Jakarta


(6)

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Empat. BPFE : Yogyakarta

Yuliafitri. Indri. 2005. Analisa Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Dan Operating

Asset Turnover Terhadap Tingkat Rentabilitas Sebelum Dan Sesudah Pajak.

UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta

Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan Memaknai

Analisis Jalur (Path Analysis), CV ALFABETA, Bandung, 2007.

Sarwono, Jonathan. “Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2007.

Santoso Singgih, “SPSS Mengolah Data Statistik secara professional”, Elek Media Komputindo, Jakarta, 2001.

Sekaran, Uma. “Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis Buku Satu”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Sekaran, Uma.”Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis Buku Dua”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Sugiono. “metodelogi Penelitian Bisnis”, CV ALFABETA, Bandung, 2004. www. idx.co.id

Yulianti, Nurwachidah. 2008. Analisis Struktur Modal Terhadap PPh badan

terutang (Studi Kasus Pada Perusahaan Perdagangan Eceran Yang